Anda di halaman 1dari 9

NAMA : ALIA LESTARI

NIM : 1915301002
SEMESTER :2
TUGAS : Tugas Resume tentang praktik pemberian obat melalui
oral, mata, hidung, telinga, kulit, vagina dan rectal
DOSEN PENGAMPU : DHINI ANGGRAINI DHILON, M.keb

1. Praktik pemberian obat melalui oral

Pemberian obat per oral adalah memberikan obat yang dimasukkan melalui mulut.
Memberikan obat oral adalah suatu tindakan untuk membantu proses penyembuhan
dengan cara memberikan obat-obatan melalui mulut sesuai dengan program pengobatan
dari dokter.

Berbagai bentuk obat dapat di berikan secara oral baik dalam bentuk tablet, sirup,
kapsul atau puyer. Untuk membantu absorbsi , maka pemberian obat per oral dapat di
sertai dengan pemberian setengah gelas air atau cairan yang lain.

     Persiapan alat

a. Baki berisi obat


b. Kartu atau buku berisi rencana pengobatan
c. Pemotong obat (bila diperlukan)
d. Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan)
e. Gelas pengukur (bila diperlukan)
f. Gelas dan air minum
g. Sedotan
h. Sendok
i. Pipet
j. Spuit sesuai ukuran untuk mulut anak-anak

Prosedur kerja

a. Siapkan peralatan dan cuci tangan.


b. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual,
muntah, adanya  program tahan       makan atau minum, akan dilakukan
pengisapan lambung dll).
c. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat,
waktu dan cara pemberian)          periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada
kerugian pada perintah pengobatan laporkan pada perawat/bidan yang
berwenang atau dokter yang meminta.
d. Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil obat
yang diperlukan).
e. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai
dengan dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik
aseptik untuk menjaga kebersihan obat).

2. Praktik pemberian obat melalui mata.

Pengertian :
Pemberian obat-obat/ cairan tertentu ke dalam mata dengan cara meneteskan/
mengoleskan pada mata.
 Tujuan :

1. Melaksanakan tindakan pengobatan mata, sesuai dengan program terapi.


2. Mempercepat proses penyembuhan pada mata yang sakit.

Persiapan alat dan obat :


o Salep mata/ tetes
o Kapas steril/ gauze.
o Gunting dan plester (prn).
o Pinset steril/sarung
o Kom Setril
o Bengkok
Prosedur kerja :
A. Cocokkan kartu obat dengan status
B. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
C. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi pasien).
D. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan dan jenis obat yang akan
diberikan pada
E. Siapkan obat yang
F. Atur posisi pasien sesuai
G. Pakai sarung
H. Bersihkan mata dengan kapas
I. Usap ujung tube dengan kapas steril kemudian tuang salep sedikit pada kapas
J. Buka conjungtiva kelopak mata bawah dengan ibu jari/ dua jari dengan melakukan
tekanan ke arah bawah terhadap bagian pipi yang bertulang menonjol, anjurkan
pasien untuk melihat ke-atas
K. Oleskan sepanjang sisi dalam dari kelopak mata bawah, pada conjungtiva bagian
bawah dan anjurkan pasien untuk menutup dan mengedipkan kelopak
L. Bersihkan sisa obat salep/ tetes yang ada di sekitar mata dengan
M. Bila perlu tutup mata dengan kasa steril dan
N. Lepas sarung
O. Bereskan alat-alat dan cuci tangan.
P. Bereskan alat-alat dan cuci
Q. Catat ke Rekam Medis Pasien, bubuhkan tanda tangan.
R. Tulisan / paraf hanya dibuat oleh perawat yang sudah menyiapkan dan memberikan
obat
S. Sesudah dicek, kembalikan kartu obat ke kotak obat, sesuai jam pemberian obat
berikutnya

3. Praktik pemberian obat melalui hidung.

     Pengertian : Hidung merupakan organ penciuman dan jalan utama keluar-masuknya


udara dari dan ke paru-paru. Hidung juga memberikan tambahan resonansi pada suara dan
merupakan tempat bermuaranya sinus paranasalis dan saluran air mata.

Pemberian obat melalui hidung adalah cara memberikan obat pada hidung dengan tetes
hidung yang dapat dilakukan pada seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau
nasofaring.

Tujuan

Tujuan dari pemberian obat melalui hidung adalah :

·      Untuk mengencerkan sekresi dan memfasilitasi drainase dari hidung

·      Mengobati infeksi dari rongga hidung dan sinus

Alat dan bahan :

1.         Obat dalam tempatnya

2.         Pipet

3.         Spekulum hidung

4.         Pinset anatomi dalam tempatnya

5.         Korentang dalam tempatnya


6.         Sarung tangan

7.         Plester

8.         Kain kasa

9.         Kertas tisu

10.     Balutan

Prosedur kerja :

1.         Cuci tangan

2.         Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

3.         Atur posisi pasien dengan cara:

a.         Duduk di kursi dengan kepala menengadah ke belakang.

b.        Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat tidur.

c.         Berbaring dengan bantal di bawah, bahu dan kepala belakang.

4.         Berikan tetesan obat pada tiap lubang hidung (sesuai dengan Pertahankan posisi
kepala tetap tengadah ke belakang selama  obat di teteskan ).

5.         Cuci tangan

6.         Catat cara, tanggal, dan dosis pemberian obat


 

4. Praktik pemberian obat melalui telinga.

Obat tetes telinga adalah sediaan yang ditujukan untuk pengobatan telinga, dengan
meneteskan kedalam telinga, pembawanya buka air, ditujukan untuk membersihkan
telinga, mengobati radang atau rasa sakit.

Menurut Guttae Auriculares, tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan untuk
telinga dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga. Kecuali dinyatakan lain, tetes
telinga dibuat menggunakan cairan pembawa bukan air.

Menurut Ansel, Tetes telinga adalah bentuk larutan, suspensi atau salep yang digunakan
pada telinga dengan cara diteteskan atau dimasukkan dalam jumlah kecil ke dalam
saluran telinga untuk melepaskan kotoran telinga (lilin telinga) atau untuk mengobati
infeksi, peradangan atau rasa sakit.

 Tempat pemberian obat


Pemberian obat yang dilakukan pada telinga dengan cara memberikan tetes telinga.
Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga,
khususnya pada telinga tengah (otitis eksterna). Obat yang diberikan dapat berupa
antibiotik (tetes atau salep).

   Persiapan alat dan bahan

Alat – alat dan bahan yang harus dipersiapkan untuk tindakan pemberian obat tetes
telinga adalah sebagai berikut:

1.      Obat dalam tempatnya.

2.      Penetes

3.      Spekulum telinga

4.      Pinset anatomi dalam tempatnya

5.      Korentang dalam tempatnya

6.      Plester

7.      Kain kassa

8.      Kertass tisu

9.      Balutan

Langkah/ prosedur tindakan :

Berikut ini adalah langkah dalam pemberian obat tetes teinga:

1.      Cuci tangan

2.      Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan

3.      Atur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan atau ke kiri sesuai dengan daerah yang
akan diobati, usahakan agar lubang telinga pasien ke atas.

4.      Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke atas / ke belakang pada orang
dewasa, sedangkan penarikan dilakukan ke bawah pada anak.

5.      Teteskan obat dengan jumlah tetesan sesuai dengan dosis. Penetesan dilakukan pada
dinding saluran untuk mencegah terhalang oleh gelembung udara.

6.      Pertahankan posisi kepalakurang lebih 2-3 menit

7.      Tutup telinga dengan pembalut dan plester kalau perlu


8.      Cuci tangan

9.      Catat jumlah, tanggal dan dosis pemberian

5. Praktik pemberian obat melalui kulit

Pengertian :

Pemberian obat melalui kulit adalah cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan
yang bertujuan untuk mempertahankan hidrasi. Melindungi permukaan kulit, atau
mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat berbagai macam seperti : krim, lotion, aerosol
dan sprei.

Alat dan bahan :

Adapun alat dan bahan untuk memberikan obat pada kulit adalah sebagai berikut :

1. Obat dalam tempatnya ( seperti losion, krim, aerosol dan sprei).


2. Pinset anatomis.
3. Kain kasa.
4. Kertas tisu.
5. Balutan.
6. Pengalas.
7. Air sabun, air hangat.
8. Sarung tangan.

Prosedur tindakan :

Prosedur kerja pemberian obat melalui kulit adalah sebagai berikut :

1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Pasang pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat (apabila ada kulit yang
mengeras) dan gunakan pinset anatomis.
6. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian sepeti mengoleskan,
mengompres.
7. Kalau perlu tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah yang di obati.
8. Cuci tangan.

6. Praktik pemberian obat melalui vagina.

Pengertian: cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui vagina.


Tujuan: mendapatkan efek terapi obat (mengurangi rasa nyeri, terbakar, ketidaknyamanan)
dan mengobati saluran vagina atau serviks (infeksi, peradangan).

Sediaan: cream, jelly, foam, supositoria (contoh: nistatin supositoria, albotil, tricostatis
supositoria, neogiknosa supositoria).

Cara: irigasi, mengoleskan, supositoria.

Indikasi: klien dengan vagina yang kotor, radang, infeksi, dan persiapan tindakan bedah jalan
lahir (diberikan pada pasien dengan hymen yang sudah tidak utuh, dan tidak kontak seksual
selama pengobatan).

Kontra indikasi: menstruasi, perdarahan, KPD, placenta previa, partus preterm.

Alat dan Bahan:

1. Obat dalam tempatnya


2. Bak instrumen
3. Sarung tangan
4. Kain kasa
5. Kapas sublimat
6. Vaselin / jelly
7. Kertas tisyu
8. Kapas sublimat dalam tempatnya
9. Bengkok
10. Pengalas
11. Lampu sorot/ lampu leher angsa (gcoseneck)

Persiapan:

1. Mengindentifikasikan klien dengan tepat (klien, obat, waktu, dosis, cara)


2. Menjelaskan kepada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Meminta klien untuk berkemih terlebih dahulu
4. Menjaga privasi: menutup jendela, korden, dan memasang sampiran atau sketsel
apabila diperlukan
5. Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar ruangan
6. Mengatur posisi klien berbaring, posisi dorsal recumbent

7. Menutup dengan selimut mandi dan ekpose hanya pada area perineal saja

Prosedur kerja :

1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Gunakan sarung tangan
4. Siapkan obat yang akan digunakan: buka pembungkus obat
5. Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat
6. Inspeksi kondisi genetalia eksterna dan saluran vagina
7. Apabila jenis obat suppositoria maka berikan pelumas pada obat
8. Regangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat sepanjang dinding
kanal vaginal posterior sampai 7,5-10 cm
9. Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisium dan labia dengan tisu
10. Anjurkan untuk tetap dalam posisi kurang lebih 10 menit agar obat bereaksi.
11. Lepaskan sarung tangan
12. Cuci tangan
13. Kaji respon klien
14. Dokumentasi: catat identitas, waktu, obat, dosisi/jumlah, dan cara pemberian
15. Catatan: apabila obat jenis krim, isi aplikator krim atau ikuti petunjuk penggunaan
krim yang ada di kemasan, masukkan aplikator, dan lanjutkan sesuai langkah 8 s.d. 11.

7. Pemberian Obat malalui Rectal

cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum, yang melewati
spinkter ani eksterna.

Alat dan bahan

1. Obat sesuai yang diperlukan: suppositoria, krim, jelly,atau  foam dalam tempatnya
2. Aplikator (untuk sediaan bukan supositoria)
3. Pelumas/vaselin/ jelly
4. Sarung tangan
5. Kain kasa
6. Kertas tisyu
7. Bak instrumen
8. Bengkok
9. Pengalas

 Persiapan:

1. Mengindentifikasikan klien dengan tepat (klien, obat, waktu, dosis, cara)


2. Menjelaskan kepada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan.
3. Meminta klien untuk berkemih terlebih dahulu
4. Menjaga privasi: menutup jendela, korden, dan memasang sampiran atau sketsel
apabila diperlukan
5. Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar ruangan
6. Mengatur posisi klien berbaring, posisi sims dengan tungkai bagian atas fleksi ke
depan
7. Menutup dengan selimut mandi dan ekpose hanya pada area perineal saja

Prosedur kerja :

1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Gunakan sarung tangan
4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa (apabila obat dalam bentuk
selain supositoria, maka masukkan obat dalam aplikator sesuai dosis)
5. Oleskan ujung pada aplikator/obat suppositoria dengan pelicin
6. Minta klien untuk menarik nafas dalam untuk merelaksasikan sfingter ani
7. Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan aplikator/suppositoria
dengan perlahan melalui anus, sfingter anal interna dan mengenai dinding rektal kurang
lebih 10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak.
8. Setelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisyu
9. Anjurkan klien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama kurang lebih 5
menit.
10. Jika supositoria mengandung laktosit (pelunak faeces), maka siapkan pispot dan atau
bantuan untuk ke kamar mandi jika efek laksatifnya mulai bekerja
11. Setelah selesai lepaskan sarung tangan
12. Cuci tangan
13. Kaji respon klien
14. Dokumentasi: catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian.

Anda mungkin juga menyukai