NIM : 1915301002
SEMESTER :2
TUGAS : Tugas Resume tentang praktik pemberian obat melalui
oral, mata, hidung, telinga, kulit, vagina dan rectal
DOSEN PENGAMPU : DHINI ANGGRAINI DHILON, M.keb
Pemberian obat per oral adalah memberikan obat yang dimasukkan melalui mulut.
Memberikan obat oral adalah suatu tindakan untuk membantu proses penyembuhan
dengan cara memberikan obat-obatan melalui mulut sesuai dengan program pengobatan
dari dokter.
Berbagai bentuk obat dapat di berikan secara oral baik dalam bentuk tablet, sirup,
kapsul atau puyer. Untuk membantu absorbsi , maka pemberian obat per oral dapat di
sertai dengan pemberian setengah gelas air atau cairan yang lain.
Persiapan alat
Prosedur kerja
Pengertian :
Pemberian obat-obat/ cairan tertentu ke dalam mata dengan cara meneteskan/
mengoleskan pada mata.
Tujuan :
Pemberian obat melalui hidung adalah cara memberikan obat pada hidung dengan tetes
hidung yang dapat dilakukan pada seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau
nasofaring.
Tujuan
2. Pipet
3. Spekulum hidung
7. Plester
8. Kain kasa
9. Kertas tisu
10. Balutan
Prosedur kerja :
1. Cuci tangan
4. Berikan tetesan obat pada tiap lubang hidung (sesuai dengan Pertahankan posisi
kepala tetap tengadah ke belakang selama obat di teteskan ).
5. Cuci tangan
Obat tetes telinga adalah sediaan yang ditujukan untuk pengobatan telinga, dengan
meneteskan kedalam telinga, pembawanya buka air, ditujukan untuk membersihkan
telinga, mengobati radang atau rasa sakit.
Menurut Guttae Auriculares, tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan untuk
telinga dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga. Kecuali dinyatakan lain, tetes
telinga dibuat menggunakan cairan pembawa bukan air.
Menurut Ansel, Tetes telinga adalah bentuk larutan, suspensi atau salep yang digunakan
pada telinga dengan cara diteteskan atau dimasukkan dalam jumlah kecil ke dalam
saluran telinga untuk melepaskan kotoran telinga (lilin telinga) atau untuk mengobati
infeksi, peradangan atau rasa sakit.
Alat – alat dan bahan yang harus dipersiapkan untuk tindakan pemberian obat tetes
telinga adalah sebagai berikut:
2. Penetes
3. Spekulum telinga
6. Plester
7. Kain kassa
8. Kertass tisu
9. Balutan
1. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan atau ke kiri sesuai dengan daerah yang
akan diobati, usahakan agar lubang telinga pasien ke atas.
4. Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke atas / ke belakang pada orang
dewasa, sedangkan penarikan dilakukan ke bawah pada anak.
5. Teteskan obat dengan jumlah tetesan sesuai dengan dosis. Penetesan dilakukan pada
dinding saluran untuk mencegah terhalang oleh gelembung udara.
Pengertian :
Pemberian obat melalui kulit adalah cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan
yang bertujuan untuk mempertahankan hidrasi. Melindungi permukaan kulit, atau
mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat berbagai macam seperti : krim, lotion, aerosol
dan sprei.
Adapun alat dan bahan untuk memberikan obat pada kulit adalah sebagai berikut :
Prosedur tindakan :
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Pasang pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat (apabila ada kulit yang
mengeras) dan gunakan pinset anatomis.
6. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian sepeti mengoleskan,
mengompres.
7. Kalau perlu tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah yang di obati.
8. Cuci tangan.
Sediaan: cream, jelly, foam, supositoria (contoh: nistatin supositoria, albotil, tricostatis
supositoria, neogiknosa supositoria).
Indikasi: klien dengan vagina yang kotor, radang, infeksi, dan persiapan tindakan bedah jalan
lahir (diberikan pada pasien dengan hymen yang sudah tidak utuh, dan tidak kontak seksual
selama pengobatan).
Persiapan:
7. Menutup dengan selimut mandi dan ekpose hanya pada area perineal saja
Prosedur kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Gunakan sarung tangan
4. Siapkan obat yang akan digunakan: buka pembungkus obat
5. Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat
6. Inspeksi kondisi genetalia eksterna dan saluran vagina
7. Apabila jenis obat suppositoria maka berikan pelumas pada obat
8. Regangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat sepanjang dinding
kanal vaginal posterior sampai 7,5-10 cm
9. Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisium dan labia dengan tisu
10. Anjurkan untuk tetap dalam posisi kurang lebih 10 menit agar obat bereaksi.
11. Lepaskan sarung tangan
12. Cuci tangan
13. Kaji respon klien
14. Dokumentasi: catat identitas, waktu, obat, dosisi/jumlah, dan cara pemberian
15. Catatan: apabila obat jenis krim, isi aplikator krim atau ikuti petunjuk penggunaan
krim yang ada di kemasan, masukkan aplikator, dan lanjutkan sesuai langkah 8 s.d. 11.
cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum, yang melewati
spinkter ani eksterna.
1. Obat sesuai yang diperlukan: suppositoria, krim, jelly,atau foam dalam tempatnya
2. Aplikator (untuk sediaan bukan supositoria)
3. Pelumas/vaselin/ jelly
4. Sarung tangan
5. Kain kasa
6. Kertas tisyu
7. Bak instrumen
8. Bengkok
9. Pengalas
Persiapan:
Prosedur kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Gunakan sarung tangan
4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa (apabila obat dalam bentuk
selain supositoria, maka masukkan obat dalam aplikator sesuai dosis)
5. Oleskan ujung pada aplikator/obat suppositoria dengan pelicin
6. Minta klien untuk menarik nafas dalam untuk merelaksasikan sfingter ani
7. Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan aplikator/suppositoria
dengan perlahan melalui anus, sfingter anal interna dan mengenai dinding rektal kurang
lebih 10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak.
8. Setelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisyu
9. Anjurkan klien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama kurang lebih 5
menit.
10. Jika supositoria mengandung laktosit (pelunak faeces), maka siapkan pispot dan atau
bantuan untuk ke kamar mandi jika efek laksatifnya mulai bekerja
11. Setelah selesai lepaskan sarung tangan
12. Cuci tangan
13. Kaji respon klien
14. Dokumentasi: catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian.