Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM “PE

NGENALAN BAHAN KIMIA DALAM LABORATORIUM”

Dosen Pengampu : Anif Rizqiyanti Haris, S.T.,M.Si

Nama : Naila Rachmania Ainillah Khan


NIM : 2008086039
Asisten Laboratorium : Ema Nur Wahyuningsih

LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN


WALISONGO SEMARANG

2020
ACARA 3

PENGENALAN BAHAN KIMIA DALAM LABORATORIUM

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mampu menjelaskan sifat-sifat fisika dan kimia dari bahan-bahan
kimia yang ada di laboratorium.
B. DASAR TEORI

aboratorium adalah suatu banguanan berupa ruang tertutup atau terbuka,


bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis di dalamnya dilengkapi
dengan peralatan dan bahan-bahan sesuai dengan bidang keilmuan tertentu untuk
melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, kegiatan pengujian,
kalibrasi dan atau produksi bahan tertentu. Sedang laboratorium kimia adaalah suatu
ruangan pengujian zat kimia baik secara kuantitatif atau kualitatif (Wardiyah, 2008).

Ilmu kimia merupakan ilmu pengetahuan tentang komposisi, struktur, sifat dan
reaksi-reaksi bahan, terutama dalam sistem atomik dan molekuler. Kehidupan penuh
dengan ilmu kimia, misal; kehidupan merupakan gambaran serangkaian proses
biokimia. Semua makhluk hidup tersusun atas berbagai senyawa organik. Kehidupan
manusia secara fisik dibangun oleh senyawa-senyawa kimia, hidup dengan banyak
senyawa kimia, dan kualitas kehidupan manusia modern tergantung pada bahan-bahan
kimia (Satyajit, 2007).

Pengenalan terhadap zat merupakan hal yang sangat penting dan suatu
keharusan bagi siapa saja yang berada dalam lingkungan zat (terutama di laboratorium
atau gudang kimia) atau yang akan mengemas, menggunakan atau memperlakukan zat
itu dalam pekerjaan tertentu. Kemampuan ini sangat penting dan sangat membantu
bagaimana orang itu seharusnya dan sebaiknya berbuat sehingga diri dan
lingkungannya tetap bersih, sehat dan aman di samping pekerjaannya menjadi lebih
lancar dan cermat (Mulyono, 2005).

Sebelum bekerja di laboratorium kimia maka pengetahuan tentang jenis-jenis


bahan kimia harus dikuasai. Bahan kimia dibedakan menajdi tiga jenis yaitu, padat,
cair dan gas. Padatan Bekerja di laboratorium kimia akan berhadapan dengan bahan
kimia setiap saat. Setiap bahan kimia memiliki sifat yang berbeda yang membutuhkan
penanganan tertentu. Sifat bahan kimia umumnya berbahya, mengiritasi, toksik dan
mudah terbakar. Sedapat mungkin kontak bahan kimia dengan kulit, pencernaan,
pernafasan harus dihindari (Wardiyah, 2008).

Sumber-sumber bahaya yang perlu diwaspadai selama di laboratorium kimia


meliputi; bahan kimia yang mudah terbakar, beracun, korosif, mudah meledak dan
kersinogenik. Kemudian alat-alat sumber panas yang rentan terhadap kebakaran dan
sengatan listrik seperti kompor, alat pemanasan, oven, lampu dan sebagainya. Dan
alat-alat gelas yang mudah pecah yang berpotensial melukai tubuh serta pemanas air
atau minyak yang dapat memercik (Wardiyah, 2008).

Sifat zat meliputi sifat fisis dan sifar kimia. Sifat-sifat ini meliputi anatara lain
wujud, bau, titik didih, titik bakar, higroskopis, daya larut, daya cemar, daya rusak,
daya racun, rumus molekul, rumus kristal dan kereaktifan. Sebagian besar zat kimia
merupakan pencemar bagi lingkungannya, dan sekelompok zat ada yang bersifat
mudah terbakar, mudah meledak, korosif (terutama asam-asam), merusak organ tubuh
atau meracuni organisme. Pereaktifan zat dapat diartikan sebagai kemudahan zat itu
bereaksi dengan zat tertentu, udara, cahaya atau benda lain di sekitarnya (Mulyono
2005).

Zat yang diperdagangkan sering disertai dengan lambang tertentu pada


label atau etiket kemasannya, terutama dimaksudkan pada bahaya atau akibat yang
dapat ditimbulakan oleh zat yang bersangkutan (Mulyono 2005).

Kemasan suatu zat dapat mengandung satu bahkan lebih lambang yang
menandakan bahaya bukanlah berarti bahwa zat yang bersangkutan aman atau bebas
bahaya; setiap bahan atau reagen kimia harus berhati-hati didalam
memperlakukannya. Umumnya bahan kimia bersifat racun bagi tubuh bila masuk
kedalam tubuh melalui oral (lewat tangan tidak bersih atau luka). Megenal dulu
sebelum berhubungan langsung dengan zat yang bersangkutan akan memberikan rasa
aman bekerja; dan rasa takut atau sikap hati-hati yang berlebihan dalam
memperlakukan suatu zat merupakan tindakan yang tidak perlu (Mulyono 2005).

Pada etiket kemasan bahan-bahan kimia yang memiliki kemurnian sangat


tinggi, yaitu bahan-bahan kimia yang bermutu pereaksi (reagent grade), yang dalam
bahasa inggris dikenal sebagai bahan kimia Pro Analyse (PA), Analytical
Reagent (AR), atau Guaranted Reagen (GR), pesen kemurnian dan persen kotoran
kotoran yang terdapat di dalamnya harus dicantumkan. Pada etiket kemasan
bahanbahan kimia bermutu komersial atau berderajat teknis (technical grade), yaitu
bahanbahan kimia yang memiliki derajat kemurnian yang paling rendah dan banyak
digunakan dalam industri dalam skala besar, persentase kotoran-kotoran yang
terkandung tidak dicantumkan (Damin, 2007)

Simbol-simbol bahan kimia berlaku universal untuk seluruh dunia dan


dirancang oleh sekelompok ahli bahan-bahan kimia berbahaya. Simbol-simbol ini
digunakan oleh ILO (International Labour Organization) pada tahun 1956 untuk
menarik perhatian atas resiko dari bahan-bahan kimia tersebut. Beberapa simbol atau
lambang berupa gambar dapat diganti dengan satu atau dua buah huruf. Lambang
huruf ini juga berlaku universal. Lambang huruf untuk beberapa bahan kimia yang
berbahaya yaitu simbol bahan kimia yang mudah meledak atau bahan eksplosif
(exposive substance) disingkat dengan huruf E, simbol bahan kimia pengoksidasi atau
bahan kimia oksidator (oxidizing substance) disingkat dengan huruf O, simbol bahan
kimia yang mudah menyala atau mudah terbakar (flammable substance) disingkat
dengan huruf F, simbol bahan kimia yang bersifat racun atau bahan kimia toksik
(toxic substance) disingkat dengan huruf T, simbol bahan kimia yang dapat merusak
atau bahan kimia korosif (corrosive substance) disingkat dengan huruf C, simbol
bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi pada jaringan tubuh (irritant
substance) disingkat dengan huruf Xi dan simbol bahan kimia yang dapat
menimbulkan kerusakan kecil atau merugikan tubuh (harmful substance) disingkat
dengan huruf Xn (Damin, 2007).

Bahan bahan kimia berbahaya dapat dikelompokan menjadi beberapa kelompok


berikut (Imam Khasani, 1983) :

1) Eksplosif merupakan bahan kimia yang mudah meledak. Contohnya:


kalium klorat, Trinitrotaluen (TNT), natrium nitrat, gas bertekanan
tinggi, campuran belerang, karbon dan kalium klorat.
2) Flammable merupakan bahan kimia yang mudah terbakar. Contohnya:
methanol, aseton, eter, heksena dan benzene. Uap-uap ini dapat bergerak
mendekati api sejauh 3 meter.
3) Oxidazing agent merupakan bahan oksidator atau bahan yang tidak
mudah terbakar tetapi dapat menyebabkan bahan lain terbakar.
Contohnya: kaporit, alkena, kalium klorat, alkilbenzena dan sebagainya.
Walaupun tidak terdapat oksigen atau O2 di luar tetapi tetap dapat
menyebabkan kebakaran.
4) Bahan mudah terbakar oleh air contohnya: logam Na, K dan asam sulfat
pekat.
5) Bahan mudah terbakar oleh asam contohnya: logam paduan Na dan K,
senyawa hidrida dan sebagainya.
6) Bahan bahan yang mengandung racun contohnya: CO2, Cl2, benzena,
kloroform dan sebagainya.
7) Bahan korosif merupakan bahan yang dapat menyebabkan kerusakan
jika terjadi kontak dengan tubuh atau bahan lainnya. Contohnya:
anhidrida asam, alkali, asam sulfat, fenol dan sebagainya.

Simbol-simbol bahan kimia berbahaya (Muhamad Hasan Yudianto,2015) :

No Simbol Keterangan
1 Nama : Explosive
Lambang : E
Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya
panas atau percikan bunga api, gesekan atau benturan.
Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan,
api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT).
2 Nama : Oxidizing
Lambang : O
Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat
menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas saat
kontak dengan bahan organik dan bahan pereduksi.
Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor.
Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.
3 Nama : Flammable
Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah,
mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas
atau loncatan bunga api.
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi
mengeluarkan api.
Contoh : Minyak terpentin.
4 Nama : Highly Flammable
Lambang : F
Arti : Mudah terbakar di bawah kondisi atmosferik biasa
atau mempunyai titik nyala rendah (di bawah 21°C) dan
mudah terbakar di bawah pengaruh kelembapan.
Tindakan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan loncatan
api, serta hindari pengaruh pada kelembaban tertentu.
Contoh : Aseton dan Logam natrium.

5 Nama : Extremely Flammable


Lambang : F+
Arti : Bahan yang amat sangat mudah terbakar. Berupa gas
dan udara yang membentuk suatu campuran yang bersifat
mudah meledak di bawah kondisi normal.
Tindakan : Jauhkan dari campuran udara dan sumber api.
Contoh : Dietil eter (cairan) dan Propane (gas).
6 Nama : Very Toxic
Lambang : T+
Arti : Bahan yang bersifat sangat beracun dan lebih sangat
berbahaya bagi kesehatan yang juga dapat menyebabkan
sakit kronis bahkan kematian.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan tubuh dan
sistem pernapasan.
Contoh : Kalium sianida, Hydrogen sulfida, Nitrobenzene
dan Atripin.
7 Nama : Toxic
Lambang : T
Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan sakit
serius bahkan kematian bila tertelan atau terhirup.
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari kontak
langsung dengan kulit.
Contoh : Metanol, Benzena.
8 Nama : Corrosive
Lambang : C
Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan
hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal dan
dapat membuat kulit mengelupas.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan
hindari dari benda-benda yang bersifat logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)
9 Nama : Irritant
Lambang : Xi
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan
dapat menyebabkan luka bakar pada kulit.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2
10 Nama : Dengerous For the Environment
Lambang : N
Arti : Bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau beberapa
komponen lingkungan. Dapat menyebabkan kerusakan
ekosistem.
Tindakan : Hindari kontak atau bercampur dengan
lingkungan yang dapat membahayakan makhluk hidup.
Contoh : Tributil timah klorida, Tetraklorometan, Petroleum
bensin.
11 Nama : Harmful
Lambang : Xn
Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh bila
kontak langsung dengan tubuh atau melalui inhalasi.
Tindakan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan hindari
kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Etilen glikol, Diklorometan.

C. METODE
a. Alat:
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Gelas kimia, Gelas ukur,
Spatula.
b. Bahan:
Adapun bahan yang dibuat untuk praktikum ini adalah Alkohol (etanol),
Formalin, Amilum, Glukosa, Amonium dikromat, Kristal iodin, Amonium klorida,
Asam salisilat, Asam sulfat, Phenolphthalein, Aseton , Kloroform, Ammonia,
Asam klorida, Asam asetat , Natrium hidroksida,, Asam oksalat, Kalium
hidroksida, Kalium permanganate, Metilen blue.
c. Cara kerja
Menyiapkan gambar visual bahan kimia beserta wadahnya, kemudian
mendiskusikannya di media pembelajaran visual untuk pengamatan. Mencatat hal
yang perlu dicatat dalam buku seperti halnya nama bahan, rumus kimia, dan sifat
bahaya yang dimiliki oleh bahan kimia. Mengidentifikasi simbol-simbol yang
tertera pada label. Membuat laporan pembelajaran praktikum bahan kimia dan
diserahkan pada dosen pengampu.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN

• HASIL
NO BAHAN RUMUS SIFAT BAHAYA DARI BAHAN
KIMIA KIMIA KIMIA
1. Alkohol (etanol) C2H5OH Etanol pada minuman beralkohol telah
dikonsumsi manusia sejak zaman
prasejarah dengan berbagai tujuan
kegunaan yang berbeda-beda. Konsumsi
alkohol dalam jumlah besar akan
menyebabkan seseorang teler atau mabuk.
Jika minuman beralkohol dikonsumsi
terus-menerus dalam jumlah berlebihan,
maka dapat menyebabkan kegagalan
pernapasan akut dan kematian. Karena
etanol dapat menghilangkan kesadaran,
manusia yang mengkonsumsinya dapat
melakukan perbuatan buruk yang tidak
disadari
2. Amilum (C6H10O5)n -
3. Amonium (NH4)2Cr2O7 Oksidator yang dapat menyala atau
dikromat meledak jika kontak dengan bahan mudah
terbakar. Jangan menggunakan bahan
kimia kering, karbon dioksida atau
pemadam api yang mengandung halogen.
Bila terjadi kebakaran besar : alirkan air
yang banyak.
4. Amonium NH4Cl Efek samping yang mungkin terjadi
Klorida biasanya bersifat ringan, seperti pusing,
mual, muntah, dan mengantuk. Namun jika
amonium klorida dikonsumsi dalam dosis
yang tinggi, maka dapat meningkatkan
risiko terjadinya asidosis dan hipokalemia,
sehingga menimbulkan gangguan
pernapasan, sakit kepala, dan rasa kantuk.
Efek samping yang umumnya muncul
ketika menggunakan amonium klorida
dalam bentuk suntikan adalah nyeri dan
iritasi di area injeksi atau sepanjang
pembuluh darah jika laju infus terlalu
cepat. Efek samping lain yang mungkin
muncul, antara lain:

Mengantuk
Mual
Muntah
Nyeri lambung
Hipokalemia
Kekurangan kalsium
Asidosis metabolik
Kejang
Gangguan kesadaran atau mental
5. Asam Sulfat H2SO4 Sifat-sifat asam sulfat yang korosif
diperburuk oleh reaksi
eksotermiknya dengan air. Luka bakar
akibat asam sulfat berpotensi lebih buruk
daripada luka bakar akibat asam kuat
lainnya. Hal ini dikarenakan adanya
tambahan kerusakan jaringan karena
dehidrasi dan kerusakan termal sekunder
akibat pelepasan panas oleh reaksi asam
sulfat dengan air.

Bahaya akan semakin meningkat seiring


dengan meningkatnya konsentrasi asam
sulfat. Bahkan, asam sulfat encer (sekitar
1 M, 10%) dapat mendehidrasi kertas
apabila tetesan asam sulfat tersebut
dibiarkan dalam waktu yang lama. Oleh
karena itu, larutan asam sulfat yang sama
atau lebih dari 1,5 M diberi label
“CORROSIVE” (korosif), manakala
larutan lebih besar dari 0,5 M dan lebih
kecil dari 1,5 M diberi label “IRRITANT”
(iritan). Asam sulfat berasap (oleum) tidak
dianjurkan untuk digunakan dalam sekolah
karena bahaya keselamatannya yang
sangat tinggi.

Perawatan pertama yang standar dalam


menangani tumpahnya asam sulfat ke kulit
adalah dengan membilas kulit tersebut
dengan air sebanyak-banyaknya.
Pembilasan dilanjutkan selama 10 sampai
15 menit untuk mendinginkan jaringan di
sekitar luka bakar asam dan untuk
menghindari kerusakan sekunder. Pakaian
yang terkontaminasi oleh asam sulfat
haruslah dilepaskan dengan segera dan
segera bilas kulit yang berkontak dengan
pakaian tersebut.

Pembuatan asam sulfat encer juga


berbahaya karena pelepasan panas selama
proses pengenceran. Asam sulfat pekat
haruslah selalu ditambahkan ke air, bukan
sebaliknya. Penambahan air ke asam sulfat
pekat dapat menyebabkan
tersebarnya aerosol asam sulfat, bahkan
dapat menyebabkan ledakan. Pembuatan
larutan lebih dari 6 M (35%) adalah yang
paling berbahaya karena panas yang
dihasilkan cukup panas untuk
mendidihkan asam encer tersebut.

Bahaya industri

Walaupun asam sulfat tidak mudah


terbakar, kontak dengan logam dalam
kasus tumpahan asam dapat menyebabkan
pelepasan gas hidrogen. Penyebaran
aerosol asam dan gas sulfur
dioksida menambah bahaya kebakaran
yang melibatkan asam sulfat.

Asam sulfat dianggap tidak beracun selain


bahaya korosifnya. Risiko utama asam
sulfat adalah kontak dengan kulit yang
menyebabkan luka bakar dan penghirupan
aerosol asap. Paparan dengan aerosol asam
pada konsentrasi tinggi akan menyebabkan
iritasi mata, saluran pernapasan, dan
membran mukosa yang parah. Iritasi akan
mereda dengan cepat setelah paparan,
walaupun terdapat risiko edema
paru apabila kerusakan jaringan lebih
parah. Pada konsentrasi rendah, simtom-
simtom akibat paparan kronis aerosol asam
sulfat yang paling umumnya dilaporkan
adalah pengikisan gigi. Indikasi kerusakan
kronis saluran pernapasan masih belum
jelas. Di Amerika Serikat, batasan paparan
yang diperbolehkan ditetapkan sebagai
1 mg/m³. Terdapat pula laporan bahwa
penelanan asam sulfat
menyebabkan defisiensi vitamin
B12 dengan degenarasi gabungan subakut.
Pembatasan hukum

Perdagangan internasional asam sulfat


dikontrol oleh Konvensi Perserikatan
Bangsa-Bangsa Tentang Pemberantasan
Peredaran Gelap Narkotika dan
Psikotropika tahun 1988, yang meletakkan
asam sulfat di Tabel II konvensi tersebut
sebagai bahan kimia yang sering diguakan
dalam produksi gelap narkotika ataupun
psikotropika. Di Indonesia, konvensi ini
disahkan oleh Undang-Undang Dasar
Nomor 7 Tahun 1997.

6. Aseton CH3COCH3 Aseton juga memiliki sisi berbahaya yang


wajib kamu waspadai. Sebagai pembersih
kuteks, ternyata aseton dapat mengangkat
kelembapan kuku dan membuat kuku
menjadi lebih kering. Bahaya lainnya
adalah ketika kamu terlalu sering
menggunakannya dan menghirupnya
sehingga tubuh kamu bisa keracunan.
Selain itu aseton adalah bahan yang mudah
terbakar.

7. Ammonia NH3 13,27% gas amonia adalah


bahan kimia peledak. Korosif terhadap
logam tembaga dan aluminium. Pada kulit
akan melepuh, iritasi mata dan sesak
napas.

8. Asam Asetat C2H4O2 Asam asetat pekat


bersifat korosif terhadap kulit dan karena
itu harus digunakan dengan hati-hati,
karena dapat menyebabkan luka bakar,
kerusakan mata permanen, serta iritasi
pada membran mukosa. Luka bakar atau
lepuhan bisa jadi tidak terlihat hingga
beberapa jam setelah kontak. Sarung
tangan lateks tidak melindungi dari asam
asetat, sehingga dalam menangani
senyawa ini perlu digunakan sarung tangan
berbahan karet nitril. Asam asetat sulit
terbakar di laboratorium. Ia menjadi
mudah terbakar jika suhu ruang melebihi
39 °C (102 °F), dan dapat membentuk
campuran yang mudah meledak dengan
udara di atas suhu ini (ambang ledakan:
5,4%–16%).

Asam asetat adalah senyawa korosif

Asam asetat adalah iritan keras untuk


mata, kulit, dan membran mukosa. Kontak
kulit yang berkepanjangan dengan asam
asetat glasial dapat mengakibatkan
kerusakan jaringan. Paparan inhalasi
(delapan jam) dengan uap asam asetat pada
10 ppm bisa mengakibatkan iritasi mata,
hidung, dan tenggorokan; pada 100 ppm
ditandai iritasi paru-paru dan kemungkinan
kerusakan paru-paru, mata, dan kulit.
Konsentrasi uap 1.000 ppm menyebabkan
iritasi mata, hidung dan saluran pernapasan
bagian atas dan tidak dapat ditoleransi.
Prediksi ini didasarkan pada hewan
percobaan dan paparan industri. Sensitisasi
kulit terhadap asam asetat adalah jarang,
tetapi telah terjadi.

Telah dilaporkan bahwa, untuk 12 pekerja


yang terpapar selama dua tahun atau lebih
pada rata-rata asam asetat di udara dengan
konsentrasi 51 ppm, ada gejala iritasi mata,
iritasi saluran pernapasan bagian atas, dan
dermatitis hiperkeratosis. Paparan 50 ppm
atau lebih tak dapat ditoleransi bagi
kebanyakan orang dan menghasilkan
lakrimasi intensif dan iritasi mata, hidung,
serta tenggorokan, disertai edema faring
dan bronkitis kronis. Iritasi mata dan
hidung yang hebat pada konsentrasi lebih
dari 25 ppm, dan konjungtivitis dari
konsentrasi di bawah 10 ppm telah
dilaporkan. Dalam sebuah studi dari lima
pekerja yang terpapar selama 7 sampai 12
tahun untuk konsentrasi puncak 80-200
ppm, temuan utama adalah penghitaman
dan hiperkeratosis kulit tangan,
konjungtivitis (tapi tidak ada kerusakan
kornea), bronkitis dan faringitis, dan erosi
gigi yang terpapar (gigi seri dan taring).[57]

Bahaya larutan asam asetat tergantung


pada konsentrasi

9. Asam Oksalat H2C2O4 Asam oksalat bersama-sama dengan


kalsium dalam tubuh manusia membentuk
senyawa yang tak larut dan tak dapat
diserap tubuh, hal ini tak hanya mencegah
penggunaan kalsium yang juga terdapat
dalam produk-produk yang mengandung
oksalat, tetapi menurunkan CDU dari
kalsium yang diberikan oleh bahan pangan
lain. Hal tersebut menekan mineralisasi
kerangka dan mengurangi pertambahan
berat badan. Asam oksalat dan garamnya
yang larut air dapat membahayakan,
karena senyawa tersebut bersifat toksis.
Pada dosis 4-5 gram asam oksalat atau
kalium oksalat dapat menyebabkan
kematian pada orang dewasa, tetapi
biasanya jumlah yang menyebabkan
pengaruh fatal adalah antara 10 dan 15
gram. Gejala pada pencernaan (pyrosis,
abdominal kram, dan muntah-muntah)
dengan cepat diikuti kegagalan peredaran
darah dan pecahnya pembuluh darah inilah
yang dapat menyebabkan kematian.

Identifikasi Bahaya

• Potensi Efek Kesehatan Akut

Sangat berbahaya dalam kasus kontak kulit


(iritan), kontak mata (iritan), tertelan,
terhirup. Berbahaya dalam kasus kontak
kulit (permeator), dari kontak mata
(korosif). Sedikit berbahaya dalam kasus
kontak kulit (korosif). Jumlah kerusakan
jaringan tergantung pada lamanya kontak.
Kontak mata dapat mengakibatkan
kerusakan kornea atau kebutaan. Kontak
dengan kulit dapat menyebabkan
peradangan dan lepuhan. Menghirup debu
akan menghasilkan iritasi pada saluran
gastro-usus atau pernafasan, ditandai
dengan rasa terbakar, bersin dan batuk.
Parah over-eksposur dapat merusak paru-
paru, sesak nafas, pingsan atau kematian.
Peradangan mata ditandai dengan
kemerahan, gatal dan penyiraman.
Peradangan kulit ditandai dengan gatal,
scaling, memerah, atau, kadang-kadang,
terik.

10. Kalium KMnO4 Efek samping Kalium permanganat (PK)


Permanganat
Kalium permanganat umumnya ditoleransi
dengan baik. Namun ada beberapa efek
samping yang mungkin muncul, antara lain
sebagai berikut:

Iritasi, nyeri, rasa terbakar dan kemerahan


pada kulit.

Jika terjadi kontak dengan mata dapat


menyebabkan efek seperti terbakar dan
kemerahan.
Jika terjadi kontak pada area kewanitaan
dapat menyebabkan efek seperti terbakar
dan pendarahan.

Menimbulkan perubahan warna pada


pakaian.

Efek Overdosis Kalium permanganat (PK)

Penggunaan berlebihan atau pada


konsentrasi yang terlalu tinggi atau tertelan
dapat menyebabkan perubahan warna pada
selaput lendir, iritasi pada mata, batuk,
perdarahan pada saluran cerna dan muntah.
Segera hubungi tenaga medis untuk
mendapatkan pertolongan.

11. Formalin CH2O

Dampak Formalin Bagi Kesehatan

Selain yang telah disebutkan di awal,


masih ada berbagai dampak negatif dari zat
ini. Di antaranya adalah:

• Saluran pernapasan

Formalin yang terhirup dapat


menyebabkan iritasi pada saluran
pernapasan. Penderita masalah
pernapasan, seperti bronkitis dan asma,
dapat mengalami perburukan gejala jika
menghirup formalin. Penderita penyakit
pernapasan kronis lainnya juga lebih
rentan terhadap paparan formalin. Radang
tenggorokan, batuk, dan mimisan adalah
gejala-gejala yang mungkin timbul jika
Anda terpapar senyawa kimia ini.

• Kanker

Formalin juga diketahui sebagai salah satu


zat pemicu kanker, terutama kanker
tenggorokan, kanker hidung,
dan leukemia. Sejauh ini, penelitian
memang belum membuktikan berapa batas
kadar formalin yang dapat dikatakan
sebagai pemicu kanker. Namun makin
tinggi kadar kadar formalin yang masuk ke
tubuh, maka makin tinggi pula risiko
terkena penyakit ini.

Anak-anak dan lansia adalah kelompok


usia yang dianggap lebih sensitif terhadap
formalin. Mereka akan lebih mudah sakit
bila terpapar zat ini.

12. Glukosa C₆H₁₂O₆ Jantung


Sebuah penelitian baru-baru ini
menyebutkan bahwa konsumsi gula
berlebih mampu mengganggu mekanisme
jantung dalam memompa darah. Sehingga
jika hal itu dibiarkan, gula sama saja
dengan meningkatkan risiko gagal jantung.

Lemak di perut
Kasus obesitas semakin meningkat karena
banyak orang menjalani gaya hidup yang
tidak sehat, salah satunya adalah konsumsi
gula berlebihan. Gula memang berperan
sebagai salah satu penyebab utama lemak
tertimbun di lingkar pinggang dan perut.

Pembunuh diam-diam
Bukan cuma garam dan tekanan darah
tinggi yang bisa membunuh diam-diam,
gula juga sama. Sebab ketika orang
mengalami kegemukan akibat gula,
sebagian besar dari mereka
menganggapnya wajar. Padahal jika
dibiarkan, ada banyak penyakit yang
mengancam.

Kanker
Konsumsi gula dalam jumlah tinggi sama
dengan kesempatan bertahan hidup yang
relatif rendah bagi para penderita kanker,
khususnya kanker payudara dan kanker
usus besar.
Kecanduan
Sifat gula begitu buruk, hampir sama
dengan alkohol yang bisa membuat
seseorang kecanduan. Ketika gula
ditinggalkan, 'pecandu' akan terus merasa
lapar dan ingin makan gula lagi.

Hati
Penelitian lain tahun lalu juga
membuktikan bahwa gula dan alkohol
punya efek yang sama bagi hati, yaitu
bersifat racun. Fungsi hati bahkan bisa
mengalami gangguan dan kerusakan akibat
konsumsi gula berlebihan.

Otak
Bahaya lain dari gula bagi kesehatan tubuh
bisa dilihat dari kondisi otak. Sebuah
penelitian pada tahun 2009 pun
membuktikan kalau konsumsi gula
berlebih berkaitan erat penuaan sel-sel
dalam otak.

Tersembunyi
Beberapa makanan memang tidak punya
rasa manis, seperti saus tomat sampai roti.
Namun ternyata gula bisa saja
bersembunyi di dalamnya. Oleh sebab itu
konsumsi makanan harus selalu
diperhatikan.

Usia
Sekitar 180.000 kematian di dunia diduga
dikarenakan oleh konsumsi berpemanis,
demikian menurut penelitian terbaru.
Tidak heran, sebab gula memang
berhubungan dengan risiko penyakit
jantung, kanker, dan diabetes.

Diabetes
Inilah bahaya gula yang paling sering
disebutkan oleh para ahli, diabetes. Gula
berlebih mengganggu sistem insulin,
sehingga konsumsinya yang tidak
dikontrol mampu meningkatkan diabetes
tipe 2.

Itulah berbagai bahaya gula bagi kesehatan


tubuh. Meski gula dibutuhkan, namun
jangan sampai mengonsumsinya secara
berlebihan.

13. Asam Salisilat C7H6O3


Asam salisilat umumnya aman untuk
digunakan jika disesuaikan dengan kondisi
kulit dan ajuran penggunaaan. Namun, ada
beberapa efek samping yang bisa saja
terjadi setelah menggunakan obat ini,
antara lain:

• Iritasi, kering, atau nyeri pada kulit.


• Gatal-gatal.
• Kulit terasa panas, memerah, dan
mengelupas.
• Keluar nanah atau darah yang
menandakan terjadinya infeksi.

14. Phenolphthalein C₂₀H₁₄O₄


Efek samping dari fenolftalein adalah
menimbulkan gangguan bagi ginjal.
Fenolftalein sebanyak 10 hingga 15 %
akan diserap oleh tubuh dan bersifat sedikit
beracun bagi tubuh. Pemakaian
fenolftalein dapat menyebabkan urine
menjadi berwarna kemerahan karena
fenolftalein juga merupakan indikator pH
yang bersifat basa.

15. Kloroform CHCl3 Saat ini para ilmuwan tahu bahwa


kloroform bukanlah bahan kimia ajaib
yang pertama kali muncul. Ketika terhirup,
itu dapat menyebabkan penyimpangan
detak jantung yang mungkin
mematikan. Ini juga dapat menyebabkan
kerusakan hati dan ginjal. Konsentrasi
kimia yang tinggi dapat menyebabkan
sakit kepala, pusing, dan masalah
pencernaan seperti mual dan
muntah. Selain itu, kloroform telah
diklasifikasikan sebagai kemungkinan
karsinogen -bahan kimia yang dapat
menyebabkan kanker. Anestesi yang lebih
baru telah menggantikan kloroform di
ruang operasi.

Kloroform cepat diserap melalui saluran


pernapasan dan saluran pencernaan, juga
bisa diserap melalui kulit. Begitu berada di
dalam tubuh, ia melakukan perjalanan
secara luas. Sebagian besar bahan kimia
tersebut akhirnya dipecah atau
meninggalkan tubuh melalui pernafasan
dan ekskresi, tetapi beberapa mungkin
terkumpul dalam lemak dan organ tubuh.

Pembentukan Fosgen
Kloroform bisa berbahaya tanpa
diserap. Radiasi ultraviolet dari sinar
matahari menyebabkan kloroform dan
oksigen di lingkungan bereaksi lambat,
membentuk gas yang disebut fosgen. Gas
ini lebih beracun daripada kloroform dan
sangat berbahaya jika terkumpul di ruang
tertutup dan terkonsentrasi. Fosgen
digunakan sebagai senjata kimia dalam
Perang Dunia Satu.

Menariknya, fosgen adalah bahan kimia


industri yang penting saat ini. Namun,
kehati-hatian harus diambil saat
menggunakannya. Ini adalah iritasi yang
kuat baik dalam bentuk gas maupun
cairannya. Ini merusak jaringan di hidung,
tenggorokan, dan paru-paru dan
menyebabkan tersedak. Ini juga
mengiritasi kulit dan mata

17. Asam Klorida HCl Asam klorida pekat (asam klorida berasap)
akan membentuk kabut asam. Baik kabut
dan larutan tersebut bersifat korosif
terhadap jaringan tubuh, dengan potensi
kerusakan pada organ pernapasan, mata,
kulit, dan usus. Seketika asam klorida
bercampur dengan bahan kimia oksidator
lainnya, seperti natrium
hipoklorit (pemutih NaClO) atau kalium
permanganat (KMnO4), gas
beracun klorin akan terbentuk.

NaClO + 2HCl → H2O + NaCl


+ Cl2
KMnO4 + 16HCl → 2MnCl2 +
8H2O + 2KCl + 5Cl2
PbO2 + 4HCl →
2H2O + PbCl2 + Cl2

18. Natrium NaOH Menyebabkan iritasi kulit dan luka bakar


Hidroksida parah. menyebabkan bisul penetrasi. Mata:
Menyebabkan iritasi dan luka bakar yang
parah, menyebabkan kerusakan kornea. -
Inhalasi: Menyebabkan iritasi parah pada
saluran pernafasan dan selaput lendir
dengan batuk, luka bakar, kesulitan
bernapas, dan koma.

19. Kalium KOH Kalium hidroksida dapat ditemukan dalam


Hidroksida bentuk murni dengan mereaksikan natrium
hidroksida dengan kalium tidak murni. Hal
ini biasanya dijual sebagai pelet tembus
pandang, yang akan menjadi lekat di udara
karena KOH merupakan higroskopis.
Akibatnya, KOH biasanya mengandung
berbagai jumlah air (serta karbonat, lihat di
bawah). Kelarutan dalam air merupakan
sangat eksotermik. larutan berair ini
terkadang disebut cairan alkali (lye)
kalium. Bahkan pada suhu tinggi, padatan
KOH tidak mengalami dehidrasi dengan
mudah.

Larutan kalium hidroksida dengan


konsentrasi sekitar 0.5 sampai 2.0%
tersebut mengiritasi ketika bersentuhan
dengan kulit, sedangkan konsentrasi yang
lebih tinggi dari 2% bersifat korosif.

20. Metilen Blue C16H18ClN3S Metilen biru secara konsisten


meningkatkan tekanan darah pada orang
dengan sindrom vasoplegik (syok
redistributif), tetapi belum terbukti
meningkatkan pengiriman oksigen ke
jaringan atau mengurangi kematian.

• PEMBAHASAN

Pada pengenalan bahan ada banyak sifat yang dimiliki bahan kimia. Setiap bahn kimia
memiliki sifat yang berbeda yang membutuhkan penanganan tertentu. Sifat bahan kimia
umumnya berbahaya, mengiritasi, toksik dan mudah terbakar. Sedapat mungkin kontak
bahan kimia dengan kulit, pencernaan dan pernafasan harus dihindari.

Demi keselamatan kerja di laboratorium perlu dipahami simbol yang menyertai setiap
bahan kimia yang terdapat pada wadahnya. Simbol-smbol tersebut diperlukan untuk
mengetaui sifat bahan sehingga memudahkan penanganannya. Berikut ini beberapa simbol
yang umum kita jumpai pada wadah bahan kimia (Wardiyah, 2008) :

a. Mudah Terbakar (Flammable)

Simbol untuk bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah, mudah terbkar dengan
api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga. Bahan mudah terbakar dapat
berwujud gas dan cairan yang mudah menguap atau bahan padat dalam bentuk debu dapat
meledak (meledak) jika tercampur atau terdispersi dengan udara. Contohnya, logam Na,
K, P. Penanganan bahan berbahaya dapat dilakukan dengan cara hindarkan dari api, nyala,
loncatan bunga api dan panas.

b. Bahan Mudah Teroksidasi (Oxidizing)

Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan kebakaran dengan


menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik dan bahan pereduksi. Contohnya
KClO4, H2O2. Penanganan bahan yang mudah teroksidasi dapat dilakukan dengan cara
hindarkan dari bahan organik yang mudah atau dapat terbakar, panas dan api.

c. Bahan Mudah Meledak (Explosive)

Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas atau percikan bunga atau
percikan bunga api, gesekan atau benturan. Contohnya KClO3 TNT, NH4NO3. Penaganan
bahan kimia yang mudah terbakar dapat dilakukan dengan cara hindarkan dari tumbukan,
benturan, gesekan, panas, loncatan api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen
atmosferik.

d. Bahan Korosif
Bahan korosif dilambangkan dengan C. Produk ini dapat merusak jaringan hidup,
menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas.
Contohnya, HCl, NaOH, H2SO4. Penanganan bahan kimia yang bersifat korosif dapat
dilakukan dengan cara hindarkan kontak dengan kulit, mata dan pernafasan.

e. Bahan Beracun (Toxic)

Bahan kimia yang bersifat beracun atau toxic dapat menyebabkan kematian atau sakit
yang serius bila terhirup, tertelan atau terabsorpsi melalui kulit. Contohnya, metanol dan
benzena. Penaganan bahan kimia yang bersifat beracun dapat dilakukan denagn cara
hindarkan kontak dengan tubuh lewat kulit, mulut dan pernafasan.

f. Bahan Bahaya Iritasi (Harmful Irritant)


Bahan kimia yang mudah mengiritasi belambang I. Bahan kimia ini dapat
menyebabkan gatal-gatal, peradangan saluran Contohnya, NaOH, Cl2 dan C6H5OH.
Penanganan bahan kimia iritasi dapat dilakukan dengan cara hindarkan kontak dengan
kulit dan mata, serta jangan menghirup uapnya.

Asam adalah spesi yang dapat membentuk ikatan kovalen dengan akseptor pasangan
elektron bebas dari spesi yang lain, sedangkan basa adalah spesi yang dapat membentuk
ikatan kovalen melalui donor pasangan elektron bebas kepada spesi yang lain (Syukri S,
1999).

Adapun cara penanganan bahan kimia berbahaya yaitu sebagai berikut (Soemanto,
2000) :

1. Mengenali bahan

Pelajari informasi sifat bahan, bahaya dan cara penanganannya (buku indeks MSDS
LDKB). Jangan mencicipi atau mencium uapnya untuk mengenali bahan.

2. Substitusi

Bila mungkin jangan menggunakan bahan kimia berbahaya. Usahakan mencari


gantinya (substitusi) yang lebih aman.

3. Menggunakan sesedikit mungkin bahan

Bila harus menggunakan bahan berbahaya, gunakan sesedikit mungkin, termasuk


pemesanannya.

4. Mencegah emisi

Usahakan mencegah emisi atau kebocoran bahan beracun dan korosif. Bila emisi tak
dapat dihindari, isolasi daerah emisi, dan hisap dengan local exhauster atau lakukan
pekerjaan dalam lemari asam.

5. Mengurangi keterpaan

Bila emisi tak terhindarkan, buka jendela dan pasang ventilasi agar pencemaran di
bawah nilai ambang batas (NAB). Bila tidak mungkin, kurangi waktu kerja atau waktu
keterpaan

6. Menggunakan APD
Gunakan APD (gloves, kacamata, masker, respirator) untuk melindungi diri dari
keterpaan.

7. Hati-hati dengan bahaya kebakaran

Hindari bahan mudah terbakar dari nyala api, bara, loncatan listrik dan logam panas

8. Wapadai bahan atau campuran eksplosif

Jauhkan bahan eksplosif dari panas, gesekan mekanik, goncangan dan udara panas
sinar matahari

9. Bahaya tersembunyi dari gudang

Jaga gudang agar tetap dingin, berventilasi, kering, jauh dari api, serta hindari
interaksi antara bahan inkopatibel. Jaga gudang agar tetap bersih, rapi dan periksa setiap
saat akan adanya kebocoran atau tumpahan

10. Mengendalikan limbahan bahan kimia

Usahakan setiap proses dengan limbah seminimal mungkin. Daun ulang disarankan.
Ikuti aturan pemusnahan atau pembuangan bahan dengan benar.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang di lakukan diperoleh kesimpulan, yaitu :

1. Bentuk-bentuk bahan kimia terdiri dari bentuk padatan, cairan dan gas

2. Bahan kimia digolongkan berdasarkan sifatnya yaitu mudah terbakar


(flammable), mudah teroksidasi (oxidizing), mudah meledak (explosive),
korosif, beracun (toxic) dan bahaya iritasi (harmfull irritant).

F. DAFTAR PUSTAKA

http://rekasafitriumar.blogspot.com/2019/01/laporan-lengkap-tentang-
pengenalan.html. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2020 jam 22.17 WIB.

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/semnasmipa/article/view/2697/2277.

Diakses pada tanggal 15 Oktober 2020 jam 23.00 WIB.

https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/32221761/ptek96-
19.pdf?1383463730=&response-content
disposition=inline%3B+filename%3DPENGENALAN_BEBERAPA_BAHAN_KIMIA_BE
RBAHAY.pdf&Expires=1602867182&Signature=dBdSdFCCZjXDwbdgjgSV8RWZlmbMx-
28wFLyI~z~SIDMe0qQ6nhZq7hDu7v744MoUXXllbDVJZZSDJttTx-
383m4VQwfJXwtwWveqrDy~5u3KEAK~wA0rbjwcc7h6OHcVeNaUEwlHhH~4HH01vm-
9UoLf6zREChMLGMqqsPQJLdNrgENF55MhpdAJuvqam7klY5PLlTth8ePcKgezfL-
WScW9MJph2MbVbzkps0ylkYso~T5-
G9O4MMRemkBScXp4rS7mN6av6gmw6yydSfR6y6h9VBzkW0BVnPHUtIbknex6N4wEO
EL-d~hlvgpMZwSkmk7Ko4COMJ-J7dNwt564A__&Key-Pair-
Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2020 jam 23.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai