Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI

MANUSIA SISTEM ENDOKRIN

DISUSUN OLEH:
1. AGUNG ZAELANI
2. AKBAR JULIANSYAH
3. ATIKA
4. DYAH AYU RAHMAWATI
5. GLADIS
6. MONICA SYAFITRI
7. QUANITA
8. SUCI INDAH
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Sistem Endokrin” tepat pada waktunya. Makalah ini penulis susun untuk
melengkapi tugas Pendidikan Sains, selain itu untuk mengetahui dan memahami
Sistem Endokrin Manusia. Penulis mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak
yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu setiap pihak diharapkan dapat
memberikan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... 1
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang.......................................................................................... 3
1.2. Rumusan masalah .................................................................................... 3
1.3. Tujuan Penulisan...................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
1. Anatomi dan Fisisologi Sistem Endokrin ................................................ 4
2. Fungsi Sistem Endokrin........................................................................... 21
3. Klasifikasi dalam hal Struktur Kiminya .................................................. 21
BAB III PENUTUP
A . Simpulan .................................................................................................. 28
B . Saran ........................................................................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 29
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi substans untuk
digunanakan di dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi yang tetap
beredar dan bekerja didalam tubuh. Hormon merupakan senyawa kimia khsus
diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu. Terdapat hormon setempat dan hormon
umum. contoh dari hormon setempat adalah: Asetilkolin yang dilepaskan oleh
bagian ujung-ujung syaraf parasimpatis dan syaraf rangka. Sekretin yang
dilepaskan oleh dinding duedenum dan diangkut dalam darah menuju penkreas
untuk menimbulkan sekresi pankreas dan kolesistokinin yang dilepaskan diusus
halus, diangkut kekandung empedu sehingga timbul kontraksi kandung empedu
dan pankreas sehingga timbul sekresi enzim.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Anatomi dan Fisisologi Sistem Endokrin ?
2. Apa fungsi Sistem Endokrin ?
3. Bagaimana Karakteristik Sistem Endokrin ?
4. Bagaimana pengendalian hormon secara umum?
5. Apa saja Klasifikasi hormon?

1.3 Tujuan Penulis


Tujuan penelitian ini secara umum adalah agar mahasiswa dapat memahami
Anatomi & Fisiologi dari Sistem Endokrin sehingga mempermudah dalam
mempelajari patofisiologi dari sistem endokrin. Dan mahasiswa mampu
memahami Anatomi & Fisiologi dari Sistem Endokrin
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem Endokrin
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Sistem endokrin disusun oleh kelenjar-kelenjar
endokrin. Kelenjar endokrin mensekresikan senyawa kimia yang disebut hormon.
Hormon merupakan senyawa protein atau senyawa steroid yang mengatur kerja
proses fisiologis tubuh.
Kelenjar endokrin dalam tubuh terdiri dari kelenjar hipofisis, kelenjar adrenal,
kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar pineal, dan pulau langerhans pada
pankreas. Kelenjar tersebut memiliki struktur yang berbeda satu sama lain. Selain
struktur, yang membedakan setiap kelenjar adalah sekresi yang dihasilkan dan
fungsinya. Untuk mengetahui tentang struktur histologis dan fungsi kelenjar
endokrin dari sistem endokrin, maka disusun makalah yang berjudul “Sistem
Endokrin”.
Sifat Umum dan Kelenjar Penyusun Sistem Endokrin
Menurut Tenzer (1998), kelenjar endokrin pada vertebrata (termasuk manusia)
memiliki sifat umum sebagai berikut:

 Seluruh kelenjar endokrin berukuran kecil dan mengandung banyak


pembuluh darah
 Berdasarkan susunan sel sekretorinya, kelenjar hormon dibedakan menjadi
dua tipe:
o Tipe sinusoid. Tersusun atas sel-sel sekretori berbentuk kubus atau
pipih yang terletak diantara sinusoid-sinusoid dan dilengkapi dengan
matriks jaringan ikat.
o Tipe folikel. Sel sekretori tersusun dalam kantung bulat (folikel).
Folikel tersebut menimbun sekretnya dalam lumen sebelum
dilepaskan dalam aliran darah. Tipe ini terdapat pada kelenjar tiroid.
o Kelenjar pada sistem endokrin hanya berhubungan secara fungsional
tanpa ada hubungan secara struktural.
o Jumlah sekret yang disekresikan tergantung kebutuhan tubuh.
Kelenjar endokrin yang terdapat pada vertebrata (termasuk manusia) antara lain,
hipofisis, tiroid, paratiroid, adrenal, pineal, dan organ-organ tubuh yang
mengandung kelenjar endokrin misalnya, pankreas, gonad, ginjal, lambung, dan
usus halus (Tenzer, 1998).

Sistem endokrin. Kelenjar endokrin dan hormon utama yang disekresikan


disebutkan beserta lokasinya. Organ lain diperlihatkan dalam tanda kurung,
termasuk jantung, ginjal, timus, usus, dan gonad yang mengandung sel endokrin
dan memiliki fungsi endokrin penting.
Selain itu, sejumlah besar jaringan yang tersebar luas dan sel di seluruh tubuh
memilki fungsi endokrin tetapi tidak diperlihatkan pada gambar ini. Sel tersebut
mencakup sel adiposa yang menyekresi hormon leptin dan sel endotel vascular
yang menghasilkan polipeptida yang disebut endotelin yang meningkatkan
vasokontriksi. Sumber: Junqueira et al, 2012.
Pengertian Sistem Endokrin

Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai
saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin
dinamakan hormon. Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas
dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi,
pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh. Sistem endokrin hamper selalu
bekerja sama dengan sistem saraf, namun cara kerjanya dalam mengendalikan
aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada dua perbedaaan cara kerja antara
kedua sistem tersebut. Kedua perbedaan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih nanyak bekerja


melalui transmisi kimia.
2. Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada sistem
saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam
waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja endokrin melalui hormon baru akan
sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi, berkisar antara beberapa
menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu
singkat, namun hormon pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat
lama. Di bawah kendali sistem endokrin (menggunakan hormon
pertumbuhan), proses pertumbuhan memerlukan waktu hingga puluhan
tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang sempurna.

Dasar dari sistem endokrin adalah hormin dan kelenjar (glandula), sebagai
senyawa kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari
sel satu ke sel lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah,
tetapi masing-masing tipe hormon tersebut bekerja dan memberikan pengaruhnya
hanya untuk sel tertentu.
Sel-sel Penyusun Organ Endokrin
Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut.

1. Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi
sebagai penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada
hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat
juga disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya, semua sel yang
dapat menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel
saraf seperti yang terdapat pada hipotalamus disebut sel neusekretori.
2. Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin yang
benar-benar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk
seperti sel saraf. Kelenjat endokrin sejati melepaskan hormon yang
dihasilkannya secara langsung ke dalam darah (cairan tubuh). Kelenjar
endokrin sejati dapat ditemukan pada hewan yang memepunyai sistem
sirkulasi, baik vertebrata maupun invertebrata. Hewan invertebrata yang
sering menjadi objek studi sistem endokrin yaitu Insekta, Crustaceae,
Cephalopoda, dan Moluska. Kelenjar ensokrin dapat berupa sel tunggal atau
berupa organ multisel.

Klasifikasi, Fungsi, dan Sifat Hormon


Berdasarkan hakekat kimianya, hormon dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
hormon peptide dan protein, steroid, dan turunan tirosin.

Steroid Peptida Protein Besar Turunan Tirosin

Hormon
Hipotalamus
Angiotensin
Somatostatin Katekolamin, meliputi :
Testosteron Noradrenalin
Hormon Pertumbuhan
Gastrin Prolaktin
Esterogen Adrenalin
LH Hormon Tiroid,
Progesteron
Sekretin meliputi :
FSH
Kortikosteroid
Glukagon Tiroksin (T4)
TSH
Vitamin D-3
Kalsitonin Triiodotironin (T3)
Insulin
Parathormon
Selain berbagai hormon yang telah disebutkan di atas, terdapat sejumlah zat kimia
yang menyerupai hormon, antara lain :
Hormon Thymic : Hormon dari kelenjar timus (thymus), berperan untuk
mempengaruhi perkembangan sel limfosit B menjadi sel plasma, yaitu sel
penghasin antibodi.
Hormon Brakidin : Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang sedang aktif,
bekerja sebagai vasodilator (yang menyebabkan pembuluh darah membesar)
sehingga dapat meningkatkan aliran darah dan merangsang pengeluaran keringat
dan air ludah dalam jumlah lebih banyak.
Hormon Eritropuitin : Merupakan glikoprotein yang proses sintesisnya melibatkan
hati dan ginjal, hormon ini dapat merangsang pusat pembentukan sal darah di
sumsum tulang sehingga tubuh akan menghasilkan sel darah merah dalam jumlah
yang lebih banayak. Hal ini bermanfaat dalam meningkatkan jumlah oksigen yang
dapat diangkut oleh darah.
Hormon Prostaglin, Eritropuitin, Histamin, Kinin, dan Renin dapat disintesis
secara luas oleh berbagai jaringan tau organ yang sebenarnya tidak berfungsi
sebagai organ endokrin.
Hormon Feromon : suatu senyawa kimia spesifik yang dilepaskan oleh hewan ke
lingkunganya.dan dpapat menimbulkan respons prilaku, perkembangan,
reproduktif. Dan untuk membereikan daya tarik seksual, menandai daerah
kekuasaan, mengenali individu lain dalam spesies yang sama dan berperan penting
dalam sinkronisasi siklus seksual

Jenis Kelenjar Endokrin


1. Kelenjar Pituitari
Kelenjar pituitari ini dikenal sebagai master of glands (raja dari semua kelenjar)
karena pituitari itu dapat mengkontrol kelenjar endokrin lainnya. Sekresi hormon
dari kelenjar pituitari ini dipengaruhi oleh faktor emosi dan perubahan iklim.
Pituitari dibagi 2 bagian, yaitu anterior dan posterior
 Hipofisis anterior:

 Hormon Somatotropin(untuk pembelahan sel,pertumbuhan)


 Hormon tirotropin(sintesis hormon tiroksin dan pengambilan unsur yodium)
 Hormon Adrenokortikotropin(merangsang kelenjar korteks membentuk
hormon)
 Hormon Laktogenik(sekresi ASI)
 Hormon Gonadotropin( FSH pada wanita pemasakan folikel, pada pria
pembentukan spermatogonium; LH pada wanita pembentukan korpus
luteum,pada pria merangsang sel interstitial membentuk hormon testosteron)

Hipofisis Medula(membentuk hormon pengatur melanosit)


 Hipofisis posterior

 Hormon oksitosin(merangsang kontraksi kelahiran)


 Hormon Vasopresin( merangsang reabsorpsi air ginjal)

2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh
manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di leher. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur
kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein dan mengatur kesensitifan
tubuh terhadap hormon lainnya.
Kelenjar tiroid dapat distimulasi dan menjadi lebih besar oleh epoprostenol. Fungsi
tiroid diatur oleh hormon perangsang tiroid (TSH) hipofisis, dibawah kendali
hormon pelepas tirotropin (TRH) hipotalamus melalui sistem umpan balik
hipofisis-hipotalamus. Faktor utama yang mempengaruhi laju sekresi TRH dan
TSH adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi dan laju metabolik tubuh.
Kelenjar tiroid berada pada regio servikal di sebelah anterior laring yang terdiri
dari dua lobus yang disatukan oleh isthmus (gambar 6). Pada masa awal
embrionik, tiroid berkembang dari endoderm saluran cerna di dekat dasar bakal
lidah. Kelenjar tiroid berfungsi untuk membuat hormon tiroid yaitu tiroksin
(tetraiodotironin atau T4) dan triiodotironin (T3) yang penting untuk pertumbuhan,
diferensiasi sel, pengaturan laju metabolisme basal dan konsumsi oksigen sel di
seluruh tubuh.
Junqueira et al, et al (2012) menjelaskan bahwa parenkim tiroid terdiri dari jutaan
epitel kubus yang disebut folikel tiroid. Folikel tiroid ini dilapisi oleh selapis epitel
kubus dengan lumen sentral yang terisi dengan suatu substansi gelatinosa yang
disebut koloid (gambar 7) yang mengandung glikoprotein besar yaitu tiroglobulin.
Tiroid adalah satu-satunya kelenjar dengan jumlah besar simpanan produk
sekretorisnya.
Kelenjar tiroid dilapisi oleh suatu capsula fibrosa, dari capsula ini septa terjulur ke
dalam parenkim dan membaginya menjadi lobulus dan membawa pembuluh darah,
saraf, dan pembuluh limfe. Folikel terkemas secara rapat yang terpisah satu sama
lain dan tersebar pada jaringan ikat retikuler. Sel folikel memiliki bentuk yang
berfariasi sesuai aktivitas fungsional, yaitu kerika kelenjar aktif memiliki lebih
banyak folikel yang terdiri atas epitel kolumnar rendah sedangkan kelenjar dengan
sebagian besar sel folikular skuamosa dianggap hipoaktif.
Jenis sel lain yaitu sel parafolikel atau sel C yang juga terdapat pada lamina basal
epitel folikel membentuk kelompok sendiri diantara folikel-folikel (gambar 8). Sel
C ini menyintesis dan mensekresi kalsitonin yang berfungsi menekan reabsopsi
tulang oleh osteoklas (Junqueira et al 2012).
Hampir semua kedua hormon tiroid dibawa dalam darah dengan berikatan erat
dengan protein plasma. Tiroksin (tetraiodotironin atau T 4) adalah senyawa yang
lebih banyak dijumpai, dan membentuk 90% hormon tiroid yang beredar.

3. Kelenjar Paratiroid
Ada 2 jenis sel dalam kelejar paratiroid, ada sel utama yang mensekresi hormon
paratiroid (PTH) yang berfungsi sebagai pengendali keseimbangan kalsium dan
fosfat dalam tubuh melalui peningkatan kadar kalsium darah dan penuurunan kadar
fosfat darah dan sel oksifilik yang merupakan tahap perkembangan sel chief.
 Sruktur Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid terdiri atas empat massa oval kecil, terletak di belakang
kelenjar tiroid, satu pada masing-masing kutub atas dan bawah, umumnya
terbenam dalam simpai kelenjar yang besar. Setiap kelenjar terdapat dalam simpai
yang menjulurkan septa ke dalam kelenjar yang berbaur dengan serat retikular
yang menyangga kelompok sel sekretoris yang berderet memanjang.
Kelenjar ini memiliki jenis sel prinsipal (utama/chief cell) dan sel oksifil. Sel
utama merupakan sel poligonal kecil dengan inti bulat dan sitoplasma sedikit
asidofilik dan bergranula sekretoris yang di dalamnya terdapat polipeptida hormon
paratiroid (PTH) yaitu suatu regulator utama kadar kalsium darah. Sel oksifil
berukuran lebih besar dan berjumlah lebih sedikit daripada sel utama. Sel ini
merupakan derivat transisional dari sel utama.
Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroid dan kalsitonin yang memiliki
efek yang berlawanan yang menciptakan mekanisme ganda pengaturan kadar
Ca2+  darah yang merupakan faktor penting dalam homeostatis. Hormon paratiroid
menargetkan osteoblas yang merespon dengan menghasilkan suatu faktor
penstimulasi-osteoklas untuk meningkatkan jumlah dan aktivitas osteoklas.
Hal ini meningkatkan resorpsi matriks tulang berkapur dan pelepasan
Ca2+  sehingga meningkatkan kadar Ca2+  dalam darah yang mengakibatkan
produksi hormon paratiroid menurun. Kalsitonin dari kelenjar tiroid menghambat
aktivitas osteoklas sehingga menurunkan kadar Ca2+ darah dan meningkatkan
osteogenesis.
Hormon paratiroid juga meningkatkan penyerapan Ca2+  dari saluran cerna dengan
menstimulasi sintesis vitamin D. Hormon ini juga berperan dalam menurunkan
kadar fosfat darah ysng merupakan efek dari sel tubulus ginjal yang mengurangi
penyerapan fosfatnya dan memungkinkan lebih banyak ekskresi fosfat dalam urin.
Kekurangan hormon ini menyebabkan ketidaknormalan tulang dan gigi. Adapun
aktivitas partiroid dikendalikan oleh kadar kalsium darah dan tidak dipengaruhi
langsung oleh kelnjar endokrin lain maupun sistem saraf (Tenzer, 1998).
4. Kelenjar Adrenalin
Kelenjar adrenal merupakan sepasang organ yang terletak dekat kutub atas ginjal
(gambar 1), dan terbenam dalam dalam jaringan adiposa perirenal. Kelenjar
adrenal dibungkus oleh simpai jaringan ikat padat yang mengirimkan septa tipis ke
bagian dalam kelenjar sebagai trabekula. Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapisan
konsentris, yaitu korteks adrenal dan medula adrenalis

Korteks dan medula dapat dibedakan berdasarkan asal, fungsi, dan ciri morfologi
selama masa perkembangan embrional. Kedua struktur tersebut berasal dari lapisan
germinal yang berbeda, korteks berasal dari mesoderm dan medula terdiri dari sel-
sel yang berasal dari krista neuralis. Secara morfologi korteks adrenal berada pada
lapisan perifer dan berwarna kekuningan, sedangkan medula adrenalis berada di
tengah dan berwarna coklat-kemerahan (Junqueira et al 2012).
Junqueira et al, et al (2012) menyebutkan bahwa kelenjar adrenal disuplai oleh
sejumlah arteri yang masuk di berbagai tempat di sekitar tepinya. Sel medula
adrenalis menerima darah arteri dan arteri medula serta darah vena yang berasal
dari kapiler korteks. Kapiler korteks dan medula membentuk vena medularis di
sentral yang bergabung dan meninggalkan kelenjar sebagai vena adrenalis.
Pada korteks adrenal, memiliki sel-sel khas yaitu sel penyekresi steroid. Sel
penyekresi hormon tersebut tidak menyimpan produknya di dalam granul, namun
steroid berdifusi bebas melalui membran plasma dan tidak memerlukan eksositosis
yang akan dilepaskan dari sel. Korteks adrenal memiliki tiga zona konsentris
dengan seretan sel epitel yang tersusun agak berbeda.

 Zona glomerulosa

Lapisan ini berada tepat di dalam simpai jaringan ikat dengan deretan sel-sel
kolumnar atau piramidal yang berhimpitan dan membentuk deretan bundar atau
melengkung, yang dikelilingi kapiler. Sel-sel zona glomerulosa
mensekresikan mineralocorticoids, senyawa yang berfungsi dalam pengaturan
natrium, kalium, dan air. Produk utama adalah aldosteron, bekerja pada tubulus
kontortus distal nefron dalam ginjal, mukosa lambung, dan ludah dan kelenjar
keringat untuk merangsang reabsorpsi natrium (Ross, 2011).

 Zona fasciculata

Zona ini terdiri dari deretan panjang setebal satu atau dua sel polihedral panjang
yang dipisahkan oleh kapiler sinusoid. Sel pada zona ini mensekresikan
glukokortilois, terutama kortisol yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat.
Kortisol menginduksi mobilisasi lemak di jaringan adiposa subkutan dan
pemecahan protein di otot.

 Zona retikularis

Lapisan ini merupakan lapisan yang berbatasan dengan medula dan terdiri dari sel
kecil yang tersebar disuatu jalinan korda irregular dengan kapiler yang lebar. Sel
zona ini juga mensekresi kortisol, tetapi yang utama adalah mensekresi androgen
lemah yaitu dehidroepiandrosteron (DHEA) yang diubah menjadi testosteron
pada beberapa jaringan lain
Medula adrenalis terdiri dari sel-sel polihedral besar, tersusun berupa deretan atau
kelompok dan ditunjang oleh serabut retikuler. Sebagian besar kapiler sinusoid
berada bersebelahan dan terdapat juga sejumlah sel ganglion parasimpatis. Sel
parenkim medula yang dikenal sebagai sel kromafin memiliki banyak granula
untuk sekresi dan penyimpanan hormon. Granula tersebut mengandung salah satu
dari dua katekolamin, epinefrin atau norepinefrin.
Sel kromafin medula dipersyarafi oleh ujung syaraf kolinergik dari neuron simpatis
praganglionik yang memicu pelepasan hormon melalui eksositosis.  Epinefrin dan
norepinefrin dilepaskan ke darah dalam jumlah besar selama reaksi emosional
yang intens (Junqueira et al 2012).
5. Kelenjar Pineal
Ross (2011) menjelaskan bahwa kelenjar pineal merupakan kelenjar endokrin atau
neuroendokrin yang mengatur irama harian aktivitas tubuh. Pada manusia, kelenjar
ini terletak di dinding posterior ventrikel ketiga yang melekat pada otak dan
berbentuk kerucut yang sangat kecil.
Kelenjar pineal dibungkus oleh jaringan ikat pia meter dan terjulur septa yang
mengandung pembuluh darah kecil membagi berbagai kelompok sel sekretoris
yang mencolok dan berjumlah banyak yaitu pinealosit. Sel-sel ini menghasilkan
melatonin yang merupakan suatu derivat triptofan.
Serabut saraf simpatis tidak bermielin memasuki kelenjar pineal dan berakhir di
antara pinealosit. Selain sel pinealosit juga terdapat sel glia interstisial yang
menyerupai astrosit. Sel tersebut memiliki inti panjang yang terpulas lebih kuat
daripada inti pinealosit. Jumlah atrosit pineal ini hanya sekitar 5% (Junqueira, et al,
2012).

Melatonin yang dilepaskan dari pinealosit bertambah pada kegelapan dan menurun
selama terang. Pada manusia perubahan jumlah sekresi melatonin ini berperan
penting dalam pengaturan irama harian aktivitas tubuh. Melatonin yang dilepaskan
saat kegelapan mengatur fungsi reproduksi untuk menghalangi aktivitas
steroidogenik pada gonad (Ross, 2011).
6. Pankreas
Pankreas : Kelenjar ini menghasilkan hormon insulin
7. Testis
Testis      : Menghasilkan hormon testosteron
8. Ovum
Ovum     :Menghasilkan hormon estrogen yang berfungsi untuk menebalkan
dinding rahim dan progesteron yang berfungsi untuk menjaga ketebalan dinding
rahim.

Struktur Kelenjar Hipofisis


Kelenjar ini terletak di bawah diencephalon otak, di dalam lekukan kecil tulang
sphenoid yang disebut sella tursika (sella turcica). Kelenjar ini menyekresikan
bermacam-macam hormon yang mengatur dan mngendalikan aktivitas kelenjar
hormon dan bagian tubuh lainnya. Meskipun demikian kelenjar ini bekerja di
bawah kendali sistem saraf pusat (terutama hipotalamus) dan kelenjar endokrin
yang lain (Junqueira et al, 2012).
Berdasarkan asal perkembangannya, Junqueira et al (2012) menjelaskan bahwa
kelenjar hipofisis memiliki 2 bagian yaitu neurohipofisis berasal dari penonjolan
bagian dasar diencephalon ke arah kaudal, sedangkan adenohipofisis berasal dari
kantung Rathke, suatu penonjolan atap mulut ke arah dorsal. Pembentukan 
kelenjar hipofisis terangkum dalam gambar di bawah ini.
Pembentukan kelenjar hipofisis. Kelenjar hipofisis terbentuk oleh 2 struktur
embrionik yang terpisah. (a) selama minggu ke 3 perkembangan kantong hipofisis 
(kantong Ratkhe) tumbuh dari dasar faring. Bakal neurohipofisis terbentuk dari
diencephalon. (b) menjelang akhir bulan kedua kantong hipofisis terlepas dari
dasar faring dan bersatu dengan bakal neurohipofisis. (c) saat periode janin
pembentukan adenohipofisis dan neurohipofisis terselesaikan (Junqueira et
al, 2012).

Sistem Portal Hipothalamo-Hipofisis dan Pelepasan Hormon di Hipofisis

Suplai darah hipofisis berasal dari dua kelompok pembuluh darah yang berasal dari
arteri carotis interna. arteri hypophysealis superior mendarahi eminentia mediana
dan tangkai infundibulum. Arteri hypophysealis inferior mendarahi neurohypofisis
dengan sejumlah kecil mendarahi tangkai. Arteri hypophysealis superior
membentuk jalinan kapiler primer. Kapiler ini kemudian bergabung menjadi
venula yang bercabang lagi menjadi jalinan kapiler sekunder di adenohipofisis.
Kapiler kedua jalinan bertingkap. Sistem ini sangat penting karena sistem tersebut
membawa neuropeptida dari eminentia mediana dalam jarak tertentu ke
adenohipofisis tempat peptida tersebut menstimulasi atau menghambat pelepasan
hormon oleh sel endokrin (Junqueira et al, 2012).

sistem portal hipotalamo-hipofisis dan pelepasan hormon di hipofisis. Sistem


portal hipotalamo-hipofisis dengan darah dari a. Hypophysealis superior dan
inferior terdiri dari dua jalinan kapiler yang berurutan: satu di pars nervosa di
sekitar infundibulum dan eminentia mediana dan yang kedua ujung di seluruh pars
distalis yang bermuara ke dalam v.

Hypophysealis pengumpul. Gambar ini juga memperlihatkan neuron (kuning) yang


menjulurkan akson ke eminentia mediana dan mensekresikan peptida yang terbawa
dalam kapiler ke pars distalis untuk mengatur pelepasan hormon dari sel di tempat
tersebut dan neuron (hijau) dari nucleus supraopticus dan paraventricularis di
hipotalamus yang menjulurkan akson ke pars nervosa untuk mensekresikan peptida
yang diambil kapiler dan dibawa sel target di distal. (sumber: Junqueira et al,
2012).
Adenohipofisis
Adenohipofisis memiliki tiga bagian, yaitu pars distalis, pars tuberalis, pars
intermedia. Pars tuberalis merupakan daerah berbentuk corong yang mengelilingi
infundibulum neurohipofisis (kelenjar posterior). Pars tuberalis berfungsi untuk
menyekresikan follikel stymulating hormon (FSH) dan hormon luteinisasi (LH).
Pars intermedia merupakan  suatu zona tipis sel basofilik di antara pars distalis dan
pars nervosa neurohipofisis yang berperan untuk menyekresikan hormon
penstimulasi melanin (MSH), γ- LPH dan β- endorfin.
MSH meningkatkan aktivitas melanosit dan sel pars intermedia dianggap sebagai
sel melanotropik. Pars distalis merupakan bagian yang membentuk 75%
adenohipofisis dan dilapisi oleh capsula fibrosa tipis. Komponen utamanya terdiri
dari deretan sel epitel yang saling berselingan dengan kapiler bertingkap, terdapat
fibroblas yang menghasilkan serat retikular yang menopang deretan sel yang
menyekresikan hormon
Bagian ini bertugas mengatur hampir seluruh kelenjar endokrin lain, sekresi air
susu, aktivitas melanosit, dan metabolisme otot, tulang, dan jaringan adiposa
(Junqueira et al, 2012).
Tabel 1 Sel-Sel Sekretoris Pars Distalis

Hormon
Jenis Sel yang Aktivitas Fisiologis Utama
Dihasilkan

Sel Somatotropin Pertumbuhan tulang panjang mealui faktor


somatotrop (GH) pertumbuhan.

Sel
mammatropi Prolaktin
Membantu sekresi air susu
k (sel (PRL)
akrotropik)

Sel FSH dan LH FSH meningkatkan perkembangan folikel


gonadotropik ovarium, sekresi esterogen dan
spermatogenesis. LH membantu pematangan
folikel ovarium, sekresi progesteron dan
sekresi androgen sel interestisial

Tirotropin Menstimulus sintesis, penyimpanan, sekresi


Sel tirotropik
(TSH) hormon tiroid

Kortikotropin
Sel adrenal
(ACTH) Menstimulus sekresi hormon korteks adrenal.
kortikotropik
Pengaturan metabolisme lipid.
Lipotrofin

Aktivitas adenohipofisis diatur oleh hormon peptida yang dihasilkan oleh neuron
khusus di nukleus hypothalami tertentu di akson yang berjalan ke eminentia
mediana.

Hormon ini merupakan hormon pelepas hipotalamik, setelah dilepaskan dari akson
hormon diangkut kapiler menuju pars distalis tempat hormon ini merangsang
sintesis dan atau pelepasan hormon (Junqueira et al, 2012).
Tabel 2 Hormon Hipotalamus yang Mengatur Hipofisis Anterior

Hormon Bentuk kimiawi Fungsi

Hormon pelepas Peptida dengan 3 Menstimulasi sintesis dan sekresi


tirotropin (TRH) asam amino Tirotropin (TSH) dan prolaktin

Hormon pelepas Peptida dengan Menstimulasi sekresi LH dan


gonadotropin (GnRH) 10 asam amino FSH

Menghambat pelepas
Somatostatin 14 asam amino somatotropin (GH) dan
Tirotropin (TSH)

Hormon pelepas Polipeptida Menstimulasi sintesis dan sekresi


hormon pertumbuhan dengan 40
sampai 44 asam
(GHRH) somatotropin (GH)
amino (2 bentuk)

Asam amino
Hormon penghambat
yang Menghambat pelepasan prolaktin
prolaktin  (Dopamin)
termodifikasi

Menstimulasi sintesis
Polipeptida
Hormon pelepas proopiomelanokortin (POMC)
dengan 41 asam
kortikotropin (CRH) dan adrenokortikotropin (ACTH)
amino
dan  β-lipotropin (β-LPH)

Neurohipofisis (Hipofisis Posterior)


Neurohipofisis terdiri dari pars nervosa dan tangkai infundibulum. Pars nervosa
tidak memiliki sel sekretori, bagian ini hanya terdiri dari jaringan saraf yang
mengandung sekitar 100.000 akson tak bermielin dari neuron sekretori di nucleus
supraopticus dan nucleus paraventricularis hypothalami. Pars nervosa terdiri dari
jaringan saraf termodifikasi yang mengandung akson tak bermielin yang
diselubungi sel glia yang disebut pituisit.
Akson berjalan dari nucleus supraopticus dan paraventricularis dan memiliki
pelebaran yang disebut badan neurosekretori. Dari badan ini, oksitosin dan
vasopresin dilepaskan oleh rangsangan saraf. Hormon yang disekresikan memasuki
kapiler dan di sebarkan ke sel target. Berikut ini tabel hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar neurohipofisis beserta fungsinya (Junqueira et al, 2012).
Tabel 3 Hormon Kelenjar Hipofisis Posterior

Hormon Fungsi

Vassopresin (antidiuretik Meningkatkan permeabilitas ductus colligentes


hormon/ADH) renis

Merangsang kontraksi sel mioepitel kelenjar


Oksitosin
mammae dan otot polos uterus

Fungsi Utama Dari Sistem Endokrin


Sistem endokrin ini berfungsi untuk membantu mengatur dan menjaga berbagai
fungsi tubuh dengan melepaskan hormon yang sering disebut sebagai pesan kimia.
Hormon-hormon ini diproduksi dan disekresi oleh apa yang dikenal sebagai
kelenjar endokrin.

Kelenjar endokrin ini membentuk sistem endokrin. Hormon yang mereka hasilkan
dan membantu mensekresikan untuk mengatur perkembangan generatif,
pencernaan, pertumbuhan, reproduksi dan fungsi jaringan. Kelenjar ini termasuk
tiroid, pankreas, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal, badan pineal dan kelenjar
reproduksi.
Sistem endokrin tidak bekerja sendiri, bekerja sama dengan sistem saraf dan sistem
kekebalan tubuh untuk dapat membentu fungsi tubuh dengan cara yang benar.
Kelenjar ialah sekelompok sel yang memproduksi dan mengeluarkan atau
melepaskan bahan kimia. Menyeleksi kelenjar dan menghilangkan bahan dari
darah ialah proses yang mereka lakukan dan mengeluarkan produk kimia untuk
digunakan di suatu tempat di tubuh.
Beberapa jenis kelenjar yang melepaskan sekresinya di daerah tertentu, misalnya
kelenjar eksokrin seperti kelenjar keringat dan ludah, melepaskan sekresi pada
kulit atau di dalam mulut. Kelenjar endokrin di sisi lain, melepaskan lebih dari 20
hormon utama langsung ke dalam aliran darah dimana mereka dapat diangkut ke
sel-sel di bagian lain dari tubuh.

Penyakit Sistem Endokrin


Penyakit atau Gangguan system endokrin terutama menimbulkan keadaan
kelebihan atau defisiensi dari hormone akibat dari hiperfungsi atau hipofungsi dari
kelenjar. Namun, ahli endokrinologi juga dihadapkan dengan tumor spesifik dan
masalah lain dengan kelenjar endokrin yang kemungkinan tidak berkaitan dengan
kelebihan atau defisiensi, kelainan primer atau sekunder dalam kepekaan terhadap
hormone, dan sindroma iatrogenik.

HIPOFUNGSI
Destruksi Kelenjar
Penyebab yang paling lazim dari destruksi kelenjar endokrin adalah penyakit
autoimun. Hal ini ditemukan pada sebagian besar dari diabetes mellitus dependen-
insulin, hipotiroidisme, insufisiensi adrenal, dan kegagalan gonad. Pada kelenjar
hipofisis, suatu gangguan seperti tumor atau hipotensi sebagai akibat syok atau
perdarahan merupakan penyebab yang lebih khas.
Setiap kelenjar endokrin dapat mengalami kerusakan, dengan akibat hipofungsi,
oleh karena neoplasma, infeksi, atau perdarahan.
Gangguan Ekstraglanduler
Gangguan ini merupakan gangguan kerusakan terhadap kelenjar endokrin yang
merupakan organ dengan fungsi utama lain. Contoh pada penyakit ginjal,
menimbulkan konversi cacat akibat kelainan metabolik, kerusakan terhadap sel
juxtaglomeruler penghasil rennin yang menyebabkan hipoaldoteronisme
hiporeninemik, dan kerusakan terhadap sel-sel penghasil eritropoietin yang
menyebabkan anemia.
HIPERFUNGSI
Hiperrfungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin biasanya timbul sebagai akibat
tupmor. Adanya tumor menghasilkan kelebihan hormon. Contoh tumor pada
hipofisis dapat menyebabkan produksi kelebihan dari sebagian besar hormone
(ACTH, GH, PRL, TSH, LH, FSH, dll).
Cacat dalam kepekaan terhadap hormon
Resistensi primer terhadap sejumlah hormone telah diketahui; hal ini dapat
disebabkan oleh sejumlah tipe yangberbeda dari cacat pada reseptor hormone
ataupun akibat fungsi di distal reseptor. Cacat genetic pada reseptor yang
menimbulkan sindroma resistensi telah dilaporkan untuk glukokortikoid, hormone
tiroid, androgen, vitamin D, PTH, ADH, GH, insulin, dan TSH. Cacat
pascareseptor diketahui terjadi pada beberapa kasus pseudohipoparatiroidisme dan
juga pada diabetes mellitus non dependen-insulin.
SINDROMA KELENJAR ENDOKRIN MULTIPEL
Kelenjar-kelenjar yang paling sering terlibat adalah paratiroid, hipofisis, pancreas,
tiroid, dan adrenal. SIndroma ini biasanya ditemukan dalam pola pewarisan
autosomal dominan.
Terdapat tiga jenis MEN:

1. MEN I (Warner Syndome), ditandai tumor pada kelenjar paratiroid


( hiperparatiroidime primer multiglandular), hipofisis (adenoma kromofob),
dan pancreas (gastinoma).
2. MEN IIA (Sipple Syndrome), terjadi pada karsinoma medularis tiroid,
hiperparatiroidisme, feokromositoma.
3. MEN IIB (MEN III), terjadi pada habitus marfanoid, dan neuroma mucosal
multipel.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Sistem
endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membatu
mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan,
pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual
dan reproduksi.

B. Saran
Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan,
baik karena bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan
mengkonsumsi makanan. Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat
beraktivitas dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

J. H. Green. 2002. Fisiologi Kedokteran. Tangerang : Binarupa Aksara


Price & Wilson. 2006. Patofisiologi. Jakarta : EGC
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Kedokteran : dari Sel ke Sistem. Jakarta :
EGCogysogay.blogspot.com/.../sistem-endokrin-laporan-a...
http://4.bp.blogspot.com/_UrJKIId2Id8/Sdr5L37caPI/AAAAAAAAAGQ/BCeqQ
ATAR8/s1600-h/hipofisa+%28pituitary%292.JPG
http://www.bionet-skola.com/w/images/9/9c/Hipofiz.jpg
http://www.biol.pmf.hr/e-skola/odgovori/odg-slike/odg305-2.gif
http://3.bp.blogspot.com/_UrJKIId2Id8/SdNLhk_DWaI/AAAAAAAAAFo/ZkC5a
iuBVL4/s400/3.jpg www.scribd.com/doc/146434283/Anfisman-endokrin
http://www.tribunnews.com/foto/bank/images/Tiroid.jpg
http://www.biyolojiegitim.yyu.edu.tr/k/Parthrdm/images/paratiroid_jpg.jpgtr.wikip
edia.org/wiki/Endokrin_sistem
http://training.seer.cancer.gov/images/anatomy/endocrine/adrenal_gland.jpg
http://1.bp.blogspot.com/_UrJKIId2Id8/Se7JoxqVdTI/AAAAAAAAAHw/6WTU
XjehMms/s400/Sistem+hormon+BLOGimage_Image_8.jpg)
http://www.klikdokter.com/userfiles/fisio1.JPG

Anda mungkin juga menyukai