Anda di halaman 1dari 6

Kita Semua Sama

Tokoh dan penokohan :


1. Ekky (pendiam)
2. Hari (boss, suka mengatur, sok keras, dan sedikit humoris)
3. Alan (polos, siswa pindahan luar provinsi)
4. Adnan (jail)
5. Ryan (siswa perfect, sholeh, pintar, bijak,dst)
6. Hayul (teman Ryan, heboh, lengket dengan handphone)
7. Ammang (Guru jadul, garing)
8. Akmal ( guru bk, tegas)
Perkenalan Karakter
Berlatar Di sebuah sekolah menengah atas, ekky, salah seorang siswa yang sangat
pendiam. Sifatnya tersebut membuatnya sering kali menjadi bahan candaan siswa lainnya.
ada pula Hari, Adnan, dan Alan, tiga sahabat yang menjadi berandal sekolah. Hari, sosok
yang menjadi boss besar yang ditakuti disekolah itu. Juga Adnan yang cukup terkenal
dipenjuru sekolah dengan tingahnya yang suka menjahili siswa lainnya. serta Alan, siswa
pindahan yang memiliki sifat polos bahkan boleh dikata sangat polos. Hanya karena
badannya yanng besar dan berotot, sehingga Hari dan Adnan merekrutnya ke dalam gengnya.
Ketiganya sangat bertolak belakang dengan Ryan, siswa yang amat tersohor di sekolah itu, ia
menjadi primadona para siswi. Boleh dikata, dimata orang-orang, ia sangatlah perfect,
(sholeh, tanpan, mapan, dan berprestasi), ia berteman dengan Hayul, siswa yang sangat
lengket dengan smartphonenya. Apapun pasti selalunya menjadi bahan story media sosialnya.
Scene 1
Kelas dimulai seperti rutinitas yang telah ada. Pak Ammang menjelaskan materi, dan siswa
mendengarkan. Sebelumnya Pak Ammang sangat dikenal dengan humornya yang begitu
jadul, sehingga kadang membuat siswa merasa tidak mendapat poin comedinya. Seperti
biasanya, ia pun mulai bercerita kepada siswanya mengenai masa mudanya, sekali-kali ia
menyisipkan unsur humor di ceritanya, namun masih saja terasa aneh di telinga siswa.
Pak Ammang : “eee anak-anak,(sambil ngangguk-ngangguk) waktuku dulu muda, pernahka
tembak cewe cuman sekali, itupun langsung diterima langsung, mauko tau kenapa, io? Karna
langsung kubilang “I cant life without you!, dehhh, langsung ka na terima, (ketawa khas
bapak-bapak)”
Seperti biasanya, suasana mejadi sangat canggung dan hening sejenak karena candaan dari si
bapak.
Hari : (sambil menggeprakk meja) “ AAAA… lucu skali pak….., lanjutkan!!”
Semua siswa pun ikut tertawa dengan aksi dari Berandal sekolah itu. Sekejap pak Ammang
langsung melihat siswa-siswa yang tertawa terbahak-bahak. Ia pun bertannya perihal
siapakah yang berteriak barusan. Namun Hari dan Adnan justru kembali menuduh Ekky.
Ekky pun yang sudah biasa dengan perilaku mereka juga seakan sudah paham tentang apa
yang akan ia lakukan. Ia pun langsung berdiri dengn gugup.
Pak Ammang : “Ehhh, Siapa tadi itu?? “(Dengan raut wajah sedikit kesal)
(ekky berdiri dengan gugup sembari menunduk)
Hari : (menunjuk Ekky sambil berdiri) “ekky pak, biasalah…. Pembuat masalah”
Adnan : “ iye, pak. Ekky …. Hukum saja pak”
Pak Ammang yang juga sudah tau tentang pelaku sebenarnya kemudian menyudahi
permasalahan tersebut.
Pak Ammang : “Sudah, sudah, ketong nda ku tau siapa, HEH….(dengan muka nyeloteh),
betul kau itu ekky ??”
Ekky : (dengan suara kecil) ”iye pak”
Pak Ammang pun hanya menggelengkan kepalanya…

Tak lama kemudian bel istirahat pun berbunyi…. Kelas pun berakhir dan siswa keluar untuk
beristiahat….
Scene 2
Ketiga pembulli itu sedang bedarada di dalam toilet untuk sekedar buang air kecil. Tanpa
sengaja, si Ekky juga datang masuk ke dalam toilet tersebut, keduanya kembali membuli
ekky, serta Alan yang hanya ikut-ikutan sebab memang masih belum tau apa-apa karena
kepolosannya.
Adnan : (merangkul ekky dengan sedikir kasar) “Salah lorong ko bro…., mauko kemana??
Heh?? (sambil terus menampar pipinya dengan pelan),
Ekky : “eh…. Mauka ke…., eh,… ke,…….”(dengan wajah yang panik)
Hari : (sambil mendorong) “ apa kau bikin disini, bukan tempat kamu disini, tempat kamu
diseblah, sana…..”.
Ekky hanya terdiam
Hari : “ kalau mau ke toilet, ke sana, di toilet cewe. ….”
Adnan : “ issengi ini anak ee…..”
Alan dengan kepolosannya juga ikut-ikutan namun hanya sedikit mendorong ekky dengan
jari telunjuknya sambil berkata:
Alan : “kau bikin apa disini heh,..”(dengan wajah polos yang merunduk)
Ekky pun dengan sabar menerima perlakuan dari mereka. Tak lama kemudian, datangnlah
Ryan yang juga kebeltulan bertemu mereka di toilet. Ia pun melihat perlakuan ketiga berandal
itu kepada ekky. Melihat kedatangan Ryan, ketiganya serentak kaget dan langsung mengubah
sikapnya kepada ekky, yanng tadinya membullinya, menjadi penuh kasih sayang.
Hari : (sambil panik melihat kedatangan Ryan) “ eh ada Ryan, (sambil merangkul Ekky), mau
apa, mau dipijit?? Atau yg lain, “
Adnan : “atau mau ko kah digendong ke kelas (sambil mengelus kepala ekky)”
Ryan pun yang melihat kejadian itu hanya tersenyum dan keluar membawa Ekky keluar dari
toilet itu. Setelah keluar, pintu toilrt kembali tertutup, adnan dan Hari pun kemudian
mengejek-ejek lagi si ekky dalam toilet itu di ikuti Alan yang ikut-ikutan…..
Hari : “Awak ko nah, kudapat kau lagi….”(sambil menunjuk ke pintu toilet)
Adnan : “huuu dongo……..: (dengan muka kesal)
Alan : (dengan muka polos sambil menunjuk ke pintu) “huu dongo….. ehhh, dongo itu
apakah?”
Adnan : “dongo itu toh, keren… jadi kalau ada nu liat orang keren, bilangiki dongo, bangga
sekali itu” (disertai wajah yang sedikit licik)
Alan pun kemudian mengangguk tanpa ia sudah paham

Scene 3
Setelah ekky di bawa kelua dari toilet, Ryan kemudian mulia berbicara kepada ekky dalam
perjalanan mereka ke ruangan kelas. Ryan menasehati Ekky mengenai dirinya yang selalu
menjadi bahan bercandaan tiga berandal itu.
Ryan : “ kau ekky, kalau dikasih begitu ko, melawan ko, karna toh kalau nda nulawan ki, na
kasih begitu terusko”
Ekky : “ kah bagaiman mau dilawan, nuliat mi badannya mereka, besar-besar ki toh, ka habis
ka kodong kalau ku lawan ki”
Ryan : “Maksudku saya toh, kalau memnag nu tau nda bisa ko lawan ki dengan otot, lawan ki
dengan otakk. Buatki dirimu dikenal disini karena prestasimu. Otomatis toh pasti akan
disegani ko sama yang lain, kah kau bagimana ko juga, lemas terus, tunduk terus…..”
Ekky pun kembali hanya terdiam
Ryan : “ biasanya orang itu, akan dianggap sebagai orang penting melalui dua aspek, yang
pertama karena turunan dari keluarnganya, sama memang dari dirinya sendiri., paham jko
toh?”
Ekky : “heh….. heh…. Iyo..(dengan wajah yang sedih)
Ryan : “ Kalau memang ada niatmu untuk berubah, banyak sekali cara. Mulaimi dari
kebiasan mu, jangko sering tunduk tanpa alasan yang jelas, busungkan itu dadamu, jangko
letoy sekali…”
Setelah percakapan itu, mereka pun tiba diruangan kelas,….

Scene 4
Bel masuk pun telah berdering, para siswa sudah berada dikelas menunggu pak Ammang.
Seperti biasa, ketiga berandal itu kembali mengusik ekky. Mereka bertiga langsung
mendatangi meja ekky. Mereka melemparinya dengan kertas, meneriakinya, serta terus
menjahilinya.

Alan : “Haloo bossku…., apa kabareba, bajii-baji ji toh, bagaimana Adnan, betulmi??
Hari : “kenapa kau tanya kabarnya, (sambil mendorong kepala Alan). Tanya bagimana tugas
kita, apa sudah dikerjakan atau belum….”
Alan : “teman… apa sudah tugas yang kemarin sudah selesai?” (menanyai ekky sambil
tersenyum)
Adnan : (kembali mendorong kepala Alan) “tegasko…. Bagaimana kau itu, badan saja besar,
suara letoy”
Alan : (dengan suara lantang) “ WOIIII…. TUGAS KEMARIN SUDAH KAH?……”
Serentak Hari dan Adnan langsung mengacungi jempol alan dengan wajah bangga. Ternyata
ekky lupa membawa tugas yang kemarin disuruhkan berandal-berandal ini. Dia pun sangat
panik sembari mencari tugas itu didalam tasnya.
Ekky : “ehh…. Kulupai bawaiii, tapi tojengka, selesai mi….”
Hari : “bagaimana kamu itu, sama saja kalau belum itu” (sambil memukul keja)
Adnan : (memegang kepala ekky), “Woy….. apa maksudmu kah, mauko ini? (sambil
memperlihatkan kepalan tangannyaa”
Pintu kelas pun terbuka, Pak Ammang memasuki kelas, melanjutkan proses belajar mengajar
seperti biasanya.
Scene 5
Sebenarnya , hayul, teman dari Ryan, selama ini telah merekam semua perlakuan berandalan-
berandalan itu kepada Ekky. Ia sudah sangat tidak tahan dengan mereka. Sehingga ia
berencana akan melaporkan mereka ke guru Bk. Namun sebelum itu, ia mendiskusikannya
dengan Ryan dalam perjalanan ke ruang guru untuk mengumpulkan tugas.
Hayul : “Tidak tahan ma saya sama mereka. Seenaknya saja…”
Ryan : “nu kira tahan ka, tapoi mutau mi, bagaimana, sudahna diperingati kembali ji lagi,
apalagi kalau kita-kita ji yang peringati ki, kek angin lalu ji..” (sambil sedikit tertawa)
Hayul : “ iyo nah, tidak tahan betulan ma. Sebenarnya banyuak sekali mi bukti ini di saya.
bisaja langsung laporkan ki ke guru bk,,”
Ryan “ nda takut jko dibilangi tukang ngadu?”
Hayul : “Aiiii, biarmi, yang penting nda salah ja, sama yang penting nda begitu mi lagi
mereka,”
Ryan : “ Kau ji iyya, saya setuju-setuji ja…”
Hayul : “iyo di, langusung ma sebentar ke ruangannya pak Akmal, kau ke langsung balik ke
kelas mko nah,”
Ryan : “Oke pale…”

Scene 6
Setelah mengumpulkan tugas, Ryan kembali ke kelas, sedangkan Hayul beranjak ke ruangan
pak Akmal. Setibanya di sana ia langsung menceritakan permasalahan yang terjadi di dalam
kelasnya.
Hayul : “assalamu alaikum, pak”
Pak Akmal : “ waalaikum salam, iye nak, ada apa?”
Hayul : “ begini pak, ada apa mau kubilangi ki, buihh… hot news sekali…. Berita ter updet
sepanjang minggu ini… mau ki tau I apa?”
Pak Akmal : “ nda usah terlalu lama cepat mko, apaa,??”
Hayul : “ kita tau ekky toh pak, yang biasa itu lohh, yang sering sekali kenna bully sama tiga
berandal itu,…”
Pak Akmal : “ Oh, yang sering sekali tunduk itu?”
Hayul : : “iye pak, adami bukti ku pak, haruski tindak tegas ki mereka bertiga, itu ji pak, inie
videonya…”(sambil menunjukan video hasil rekamannya)
Pak Akmal : “ tidak boleh dibiarkan…. Iyo sudah mo kembali mko…”
Hayul : “ iye pak, makasih, assalamu alaikum”

Hayul pun kembali ke ruangan kelas. Tak lama berselang, pak Akmal Pun datang ke kelas
itu. Pak akmal memang sangat terkenal akan gayanya yang super stylish, sehingga siswa pun
menjulukinya sebagai guru terkeren di sekolah itu. Dengan gagahnya ia masuk ke dalam
ruangan itu, menabur pesonanya dengan senyumnya yang lebar.
Pak Akmal : “ selamat siang anak-anak”
Semua siswa pun serontak menjawab salam dari pak Akmal.
Melihat gaya pak akmal yang begitu keren, Alan pun di buat kagum. Ia pun teringat kata-kata
Adnan mengenai bahasa keren pada daerah itu. Sontak ia pun mengangkat tangan dan
berteriak
Alan : “Pak Akmal, Dongo sekali anda hari ini…..”
Mendengar teriakan alan, semua siswa terkejut terheran-heran, utamanya Adnan yang telah
mengajarinya bahasa yang salah. Adnan pun langsung menarik alan kembali duduk sambil
memarahinya.
Adnan : “WE, … apa nubilang kau….nu tauji artinya?” (tanya Adnan dengan panik)
Alan : “ keren toh artinya?...”
Hari ; “ masssunu…” (sambil menatap alan dengan panik)
Adnan hanya bisa menepuk dahinya seraya sangat merasa panik. Sementara Pak Akmal,
hanya bersikap biasa saja, karena ia sudah tau kalau misalnya alan adalah anak baru yang
tidak tau apa-apa, serta bagaimana cara kedua berandal itu mendoktrinnya. Ia pun langsung
mencairkan suasana dengan memberika arti yang sesungguhnya kepada alan.
Pak Akmal : “ anakku alan yang tercinta. Arti dari kata yang kau katakan tadi itu adalah
lawan dari kata pintar, kau sudah tau kan bagaimana menempatkan kata-kata seperti itu, jadi
lain kali kalau hari sama adnan ajari kamu kata-kata yang tidak kamu pahami, konfirmasi
dulu ke Ryan atau yang lain, baik tidak kata itu, yah…!!!”
Alan : “ iya pak, maaf”(jawab alan sambil tertunduk malu”
Pak akmal : “ kalian bertiga, sini kedepan dulu”(sambil menunjuk Hari, Adnan, dan Alan)
Mereka bertiga pun langsung bergegas maju, kemudia pak Akmal pun juga memanggil Ekky
untuk maju juga kedepan.
Pak Akmal : “ Ekky juga, sini….”
Pak Akmal : “ kalian bertiga, minta maaf dulu ke ekky, cepat…”
Hari : “ salah kita apa pak, kita ga buat salah ke ekky, kenapa disuruh minta maaf”
Pak Akmal : “ kalian pikir saya tidak tau,.. cepat!!”
Adnan dan Alan yang mendengar kata pak Akmal langsung bergegas meminta maaf,
sedangkan hari masih saja bersikeras untuk tidak meminta maaf. Akhirnya pak Akmal pun
menghukum mereka bertiga sampai hari mau untuk meminta maaf…. Disuruhlah mereka
berdiri sambil memegang kedua telinga mereka, sambil mengangkat kakinya.
Alan : (berbisik) “ sebenaarnya kita memang salah, perlakukan ekky seperti itu tidak baik
sekali, minta maaf adalah solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah. Entah itu akan
diterima olehnya atau tidak, itu urusan belakang yang penting kau sudah utarakan!!”
Adnan : “minta maaf mko ,ri!! Daripada berdiri teruski di sini.”
Akhirnya hari pun meminta maaf kepada Ekky, dan ekk pun memaafkan mereka dengan
syarat mereka harus tetap berlaku baik kepada semua orang, tanpa adanya perintah dari
siapapun.

Anda mungkin juga menyukai