Anda di halaman 1dari 6

NAMA : YOHANES EMANUEL NONG

NIM :042020025

HYPEREMESIS GRAVIDARUM

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG PENULISAN


Kehamilan merupakan hal yang fisiologis, meskipun selama kehamilan banyak hal yang berubah
dalam tubuh. Kehamilan yang menyangkut nyawa ibu dan anak harus diperhatikan, sebab
kehamilan bukanlah sekedar menyimpan anak dalam jangka waktu 9 bulan kemudian siap
dilahirkan. Namun kehamilan harus memperhatikan kesehatan ibu dan anak. Selama masa
kehamilan banyak hal patologis juga yang dialami ibu sesuai dengan situasi dan kondisi. Salah
satu hal patologis ialah hyperemesis gravidarum dan Abortus.

 Hyperemesis Gravidarum merupakan mual dan muntah yang berlebihan disaat kehamilan, yang
menyebabkan dehidrasi, defisiensi nutrisi, penurunan berat badan dan mengganggu pekerjaan
sehari-hari. Ibu hamil membutuhkan nutrisi yang baik agar pertumbuhan dan perkembangan bayi
secara sempurna, namun bila ibu hamil mengalami Hyperemesis Gravidarum, nutrisi ibu
berkurang sehingga mengancam pertumbuhan dan perkembangan bayi. Masalah ini perlu diatasi
dan ditanggulangi, dalam menangani ibu hamil yang mengalami hal ini harus sesuai dengan
keadaan ibu.
TINJAUAN TEORITIS

PENGERTIAN
Hiperemesis Gravidarum ialah :

1. Mual-muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai menganggu pekerjaan sehari-
hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. ( Obstetri patologi.
1984 : 84 )
2. Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama masa hamil ( Helen
verney. Asuhan Kebidanan .2007,hal:608)
3. Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan
sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono Prawirohardjo,
Ilmu Kebidanan, 1999).
4. Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah dengan intensitas sedang sering terjadi
sampai gestasi sekitar 16 minggu.(Obstetri Willson.2006.hal:1424)
5. Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu,
begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga
mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi,
terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan
sebagainya (http://zerich150105.wordpress.com/.
6. Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan
muntah-muntah yang berlebihan (muntah berat) dan terus-menerus pada minggu kelima
sampai dengan minggu kedua belas Penyuluhan Gizi Rumah Sakit A. Wahab Sjahranie
Samarinda
7. Jadi mual-muntah yang berlebihan disaat kehamilan yang mengganggu aktivitas sehari-
hari

ETIOLOGI
Penyebab Hiperemesisi Gravidarum secara pasti belum diketahui. Menurut Chin dkk,1990;
Goodwin mentero, Mostman, 19920) Mengemukakan Hiperemesis Gravidarum dapat
disebabkan oleh kadar estrogen yang tinggi dan hipertiroidisme, yang mungkin disebabkan
peningkatan kadar gonadotropin korionik manusia. Beberapa faktor predisposisi sbb :

1. Primigravida, mola hidotidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar
HCG.
2. Faktor organik, karena masuknya villi khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik.
3. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab.
4. Faktor Endokrin : Hipertiroid, diabetes, dan lain-lain.

Mual muntah disebabkan oleh masuknya bagian vilus ke dalam peredaran darah ibu, perubahan
endokrin misalnya hipofungsi cortex gi suprarenalis, perubahan metabolik
dan kurangnya pergerakan lambung.

TANDA DAN GEJALA

1. Muntah yang berat


2. Haus
3. Dehidrasi
4. Berat badan turun
5. Keadaan umum mundur
6. Kenaikan suhu
7. Icterus
8. Gangguan cerebral (kesadaran menurun delirium)
9. Laboratorium : protein, aseton, urobilinogen,  dalam urine bertambah,    silinder +

PEMBAGIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM


Menurut berat ringannya gejala, hiperemesis dapat dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu :

1. Tingkatan I = Ringan
Mual muntah terus sehingga penderita lemah, tidak mau makan, nadi meningkat sampai sekitar
100 denyut permenit, tekanan darh sistolik menurun, BB menurun, nyeri di epigastrium, turgor
menurun, lidah kering, mata cekung.

2. Tingkat II = Sedang
Mual dan muntah yang hebat sehingga keadaan umum penderita lebih parah : lemah, apatis,
turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, gejala dehidrasi semakin jelas, nadi kecil an
cepat, suhu badan naik, tensi semakin menurun, mata cekung, icterus ringan, BB menurun,
hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapt tercium dalam hawa pernapasan, dan
dapat terjadi asetonuria.

3. Tingkat III = Berat

 Keadaan umum wanita tersebut makin menurun, tanda dehidrasi makin tampak, muntah
berkurang, tekanan darh menurun, nadi makin kecil dan cepat, suhu badan meningkat.
 Gangguan faal hati termanifestasi dari gejala icterus.
 Keadaan menurun dari somnolen sampai koma, komplikasi pada susunan saraf
pusat (ensefalopati wernicke) dengan gejala : nistagmus, diplopia dan perubahan
 Mental. Keadaan ini akibat sangat kekurangan zat makanan termasuk vitamin B
kompleks.

Hiperemesis gravidarum ada yang kronik dan ada yang akut.


Hiperemesis gravidarum kronik yaitu kemunduran terjadi dengan lambat laun.
Hiperemesis gravidarum akut yaitu kemunduran terjadi dalam beberapa hari misalnya 1 minggu.

PENATALAKSANAAN
Pertama-tama, bila ada keluhan hiperemesis gravidarum disingkirkan adanya gangguan
sistematik lainnya, seperti ulkus peptikum, hepatitis, pielonefritis dan tumor otak yang dapat
menimbulkan gejala muntah. Langkah yang paling baik adalah pencegahan, sehingga emesis
gravidarum yang dijumpai pada wanita hamil tidak berkembang menjadi hiperemesis
gravidarum. Peran bidan dan perawat adalah memberi penyuluhan kepada calon ibu dalam
menghadapi gangguan mual dan muntah pada awal kehamilannya. Para calon ibu perlu
diyakinkan bahwa kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologis dan gangguan mual
muntah ini akan menghilang setelah kehamilan 4 bulan (16 minggu).

Ibu dianjurkan untuk makan lebih sering dengan porsi kecil dan menghindari makanan berlemak,
terlalu manis dan yang berbau serta berbumbu merangsang makanan yang mengandung
karbohidrat (biskuit kering, roti bakar) lebih baik dari pada gula-gula dan coklat sebagai sumber
energi. Untuk mengurangi keluhan mual muntah. Wanita hamil tersebut dianjurkan untuk makan
biskuit atau roti kering / bakar dengan teh hangat sebelum turun dari tempat tidur dan
melaksanakan aktivitas. Apabila muntah terus berlanjut dan menganggu kehidupan sehari-hari,
wanita tersebut perlu dirawat inap di RS, dengan penatalaksanaan sebagai berikut :

1. Wanita dirawat dikamar tersendiri yang tenang, tetapi terang dengan ventilasi udara yang
baik, membatasi pengunjung, dengan perubahan suasana, pendampingan oleh bidan /
perawat dan orang terdekat serta informasi dan komunikasi yang baik saja sering sengaja
muntah sudah berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
2. Pemberian cairan pengganti Perlu diberi cairan intravena bila ada gejala dehidrasi. Cairan
yang dipakai biasanya dextrose5 % dalan larutan fisiologik sebanyak 2-3 liter perhari
tergantung tingkat dehidrasi. Bila perlu diberi tambahan kalium dan vitamin B kompleks
dan C. Bila ada kekurangan protein juga dapat diberi asam amino secara intravena.
3. Pendekatan Psikologik Wanita perlu diyakinkan bahwa penyakitnya dapt disembuhkan,
hilangnya rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan. Dengan pendekatan konseling dan
dan mencoba menemukan konflik serta mencari jalan penyelesaian masalah psiko-sosial
yang menjadi beban dan pencetus adanya hiperemesis gravidarum. Kalau perlu dan
memungkinkan konsultasi dengan pekerja sosial, petugas pastoral dan psokolog.
4. Penghentian Kehamilan Pada beberapa kasus pengobatan hoperemesis gravidarum tidak
berhasil dan kondisi pasien menjadi makin memburuk. Perlu pemeriksaan medik dan
psikologis yang teliti untuk mengetahui gangguan sistemik dan beratnya komplikasi.
Adanya delirium, somnolen sampai koma, kebutaan, takikardi, ikterus, anuria dan
perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam kondisi demikian secara
medik perlu adanya pertimbangan untuk penghentian kehamilan. Keputusan ini tidak
mudah ditetapkan karena dengan pertimbangan moral tidak boleh terlalu cepat, tetapi
dilain pihak tidak menunggu sampai kondisi irreversible pada organ vital.

DAFTAR PUSTAKA
Padjajaran, FK. 1984. Obstetri Patologi. Bandung :Elstan offset
St. Carolus Komisi Keperawatan. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Hyperemesis
Gravidarum. Jakarta : Komisi Keperawatan St. Carolus
Susan M. Weiner. 1989. Clinical Manual of Maternity and Gynecologic Nursing
http://badry7.blogspot.com/2014/04/makalah-hyperemesis-gravidarum-dan.html Wiknjosastro,
Hanifa. 1992. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono     Prawiroharjo

Anda mungkin juga menyukai