Anda di halaman 1dari 7

PERSEDIAAN

Pengertian Persediaan
Aktiva yang ditujukan untuk dijual atau diproses lebih lanjut agar menjadi barang jadi yang siap
dijual, yang menjadi kegiatan utama perusahaan.

Pengelompokan Persediaan
Pengelompokan persediaan didasarkan pada jenis perusahaannya, Pada perusahaan dagang,
persediaannya disebut Persediaan barang dagangan (Metrchandise Inventory) dimana
persediaan barang langsung siap dijual tanpa melalui proses pengolahan lebih lanjut, sedangkan
pada perusahaan industri persediaan dikelompokkan sebagai berikut :
1. Persediaan bahan baku
2. Persediaan barang dalam proses
3. Persediaan barang jadi
4. Persediaan Bahan pembamtu

Sistem Pengelolaan Persediaan


Alasan mengapa persediaan perlu dikelola dengan baik :
- Pengelolaan yang tidak baik mengakibatkan penyajian data persediaan dalam Laporan
Keuangan (Laporan Posisi Keuangan) atau perhitungan laba rugi mempengaruhi seseorang
dalam pengambilan keputusan
- Dana yang tertanam dalam persediaan seringkali dalam jumlah yang besar
- Tidak tersedianya produk yang dipesan dapat mengakibatkan pelanggan mencari penjual lain
Sehingga kesempatan memperoleh laba hilang,
- Prosedur pembelian yang tidak efisien, kesalahan teknis dalam proses produksi dapat
mengakibatkan kerugian perusahaan dan lain-lain

Untuk menghindari pengelolaan persediaan yang tidak baik maka perusahaan dapat melakukan
sistem pencatatan dan penilaian persediaan yang tepat sesuai dengan kebutuhan.

a. Sistem Pencatatan
Sistem pencatatan persediaan dapat dilakukan dengan 2 cara :
1. Sistem persediaan periodik/fisik (periodical inventory system)
Suatu sistem pencatatan pengelolaan persediaan dimana dalam penentuan persediaan
dilakukan dengan cara perhitungan secara fisik (Physical counting) yang lazim dilakukan
pada setiap akhir periode akuntansi.

Harga pokok barang yang dijual dalam metode ini ditetpkan sebagai berikut :
Persediaan awal .......……………………………………………… Rp ………
Pembelian bersih ………………………………………………….. ………
HP. Barang yang tersedia untuk dijual .……………………. Rp ……….
Dikurangi: Persediaan akhir …………………………………….. ………
HP. Barang yang dijual …………………………………… . Rp ………
Keberatan dalam metode ini
- Nilai persediaan tidak bisa diketahui setiap saat sehingga sulit untuk membuat laporan
keuangan jangkapendek karena tidak memungkinkan untuk menghitung persediaan setiap
saat.
- Bila terdapat nilai persediaan yang hilang akan termasuk kedalam perhitungan harga pokok
barang yang , sehingga harga pokok dihitung terlalu tinggi.
2. Sistem persediaan terus menerus (perpetual inventory system)
Suatu sistem pengelolaan persediaan dimana pencatatan mutasi persediaan dilakukan secara
terus menerus, sehingga setiap saat jumlah dan nilai persediaan dapat diketahui tanpa
melakukan perhitungan secara fisik,

Transaksi Sistem Periodik Sistem perpetual

Pembelian Kredit Purchases …. Inventory ….


Acc. Payable … Acc. Payable …
Retur pembelian Acc. Payable … Acc. Payable …
Purchases Return … Inventory …
Penjualan kredit Account Receivable … Account Receivable …
Sales … Sales …

Cost of good sold ….


Inventory …
Retur penjualan Sales return ….. Sales return …..
Account Receivable …. Account Receivable ….

Inventory …..
Cost of good sold ….
Adjusment Ending Inventory ….
Income Summary ….
Atau
Ending Inventory ….
Purrchases return ….
Purchases Discount
Cost of good sold ….
Beginning Inv …..
Purchases …..
Freight in …..

Ilustrasi Akuntansi untuk transaksi barang Dagangan oleh PT A


Transaksi Perpetual Periodik
1/7 Dijual barang dagangan harga $ Acc. Receivable (PT B) 7500 Acc. Receivable (PT B) 7500
7.500 kepada PT B . Harga pokok Sales 7500 Sales 7500
barang yang dijual $ 4.500. Syarat
pembayaran n/45. Biaya angkut di Cost of Good Sold 4500
tanggung PT B Inventory 4500

5/7 Dijual barang dagangan harga $ Acc. Receivable (PT B) 5000 Acc. Receivable (PT B) 5000
5.000 kepada PT B . Harga pokok Sales 5000 Sales 5000
barang yang dijual $ 3500. Syarat
pembayaran n/45 Biaya angkut di Cost of Good Sold 3500 Transportation out 250
tanggung PT A $ 250 Inventory 3500 Cash 250
15/7 Menerima retur/pengembalian Sales Return 1000 Sales Return 1000
barang dagangan yg dibeli tgl 5/7 dari Acc. Receivable 1000 Acc. Receivable 1000
PT B dg harga $ 1000. Harga pokoknya
$ 700 Inventory 700
Cost of Good Sold 700
16/7 menerima pembayaran dari PT B cash 4000 cash 4000
atas pembeliAN TG 5/7 Acc. Receivable PT B 4000 Acc. Receivable PT B 4000

18/7 Dijual barang dagangan harga $ Acc. Receivable PT B 12000 Acc. Receivable PT B 12000
12000 kepada PT B . Harga pokok Sales 12000 Sales 12000
barang yang dijual $ 7200. Syarat
pembayaran 2/10 - n/eom. Biaya Cost of Good Sold 7200
angkut di tanggung PT B Inventory 7200
25/7 menerima pembayaran dari PT cash 11760 cash 11760
B atas pembelian 18/7.dikurangi Sales Discount 240 Sales Discount 240
diskon 2% Acc. Receivable PTB 12000 Acc. Receivable PTB 12000

Ilustrasi Akuntansi untuk transaksi barang Dagangan oleh PT B


Transaksi Perpetual Periodik

1/7 Dibeli barang dagangan harga $ Inventory 7500 Purchases 7500


7500 dari PT A . Harga pokok barang Account payable 7500 Account payable 7500
yang dijual $ 4500. Syarat pembayaran
n/45. Biaya angkut di tanggung PT B
2/7 PT B membayar biaya Inventory 150 Freight in 150
angkut/transportasi $ 150 cash 150 cash 150

5/7 Dibeli barang dagangan harga $


5000 dari PT A. Harga pokok barang Inventory 5000 Purchases 5000
yang dijual $ 3500. Syarat pembayaran Account payable 5000 Account payable 5000
n/45 Biaya angkut di tanggung PT A

15/7 Retur pembelian barang Account payable 1000 Account payable 1000
dagangan yg dibeli tgl 5/7 dari PT A dg Inventory 1000 Purchases return 1000
harga $ 1000. Harga pokoknya $ 700
16/7 membayar kepada PT A atas Account payable 1000 Account payable 1000
pembelian tgl. 5/7 cash 1000 cash 1000

18/7 Dibeli barang dagangan harga $


12000 Dari PT A . Harga pokok barang Inventory 12000 Purchases 12000
yang dijual $ 7200. Syarat pembayaran Account payable 12000 Account payable 12000
2/10 - n/eom.
25/7 menerima pembayaran dari PT B Account payable 12000 Account payable 12000
atas pembelian 18/7.dikurangi diskon Inventory 240 Purchases discount 240
2% cash 11760 cash 11760

b. Penilaian Persediaan
Dalam menentukan berapakah nilai persediaan yang harus dilaporkan dalam Neraca dibutuhkan
informasi Kuantitas dan Harga pokok persediaan ( Jumlah/nilai persediaan = Kuantitas x harga
pokok barang )
- Kuantitas Persediaan
Berapakah kuantitas persediaan barang yang dimiliki perusahaan pada akhir periode jika
perusahaan memiliki barang dalam perjalanan (Good in transit), barang konsinyasi
(consignment goods), barang dng penjualan khusus ([enjualan angsuran / cicilan) dan barang-
barang yang dipisahkan.
Barang dalam perjalanan : jumlah barang dalam pejalanan dapat diakui atau tidak
tergantung pada perjanjian antara pembeli dan penjual (FOB Shipping point atau FOB
destination).
Barang konsinyasi : penjualan konsinyasi adalah penjualan melalui pihak lain secara komisi
(barang dititipkan)
Penjualan Khusus (angsuran) : Penjualan barang yang cara pembayarannya diangsur,
walaupun barangnya secara fisik sdh tidak ada tapi masih harus diakui sebagai persediaan
selama barang tsesebut belum lunas.

Penetapan pembebanan Harga Pokok Persediaan terhadap HP.barang yang dijual.


Dasar yang digunakan dalam akuntansi persediaan adalah harga pokok atau harga beli (at cost)
yaitu jumlah semua pengeluaran-pengeluaran langsung dan tidak langsung yang berhubungan
dengan perolehan persediaan agar dapat dijual. Hal tersebut dalam prakteknya sulit dilaksankan
sehingga biasanya harga pokok hanya meliputi harga faktur ditambah biaya angkut masuk.
Harga pokok persediaan dalam suatu periode akuntansi umumnya tidak sama, dan harga pokok
persediaan yang mana yang akan dibebankan sebagai HP. Barang yang dijual tergantung dari
metode yang digunakan apakah :

1. Masuk pertama, Keluar pertama / FIFO (First in first out)


2. Masuk terakhir, Keluar pertama / LIFO )Last in first out)
3. Ratat-rata tertimbang (Weight average)
4. Rata-rata sederhana (Simple average)
5. Identifikasi khusus.(Specific identification)
6. Dll

1. Masuk pertama, Keluar pertama / FIFO (First in first out)


Cara ini mengangap bahwa harga pokok barang yang pertama masuk, pertama dikeluarkan
sesuai urutannya sehingga harga pokok persediaan yang masih ada adalah harga pokok yang
terakhir masuk
Data mengenai barang A untuk bulan Pebruari sbb. :
01/2 Saldo 200 kg @ Rp 400,- = Rp 80.000,-
08/2 Pembelian 400 kg @ Rp 430,- = Rp 172.000,-
12/2 Penjualan 500 kg @ Rp 600,- = Rp 300.000,-
16/2 Pembelian 600 kg @ Rp 441,- = Rp 264.600,-
22/2 Penjualan 500 kg @ Rp 600,- = Rp 300.000,-
27/2 Pembelian 00 kg @ Rp 462,- = Rp 92.400,-
Sistem periodical :
Dari data tersebut maka HP.Barang yang tersedia untuk dijual
01/ 2 Saldo awal 200 kg@ Rp 400,- =Rp 80.000,-
08/2 Pembelian 400 kg @ Rp 430,- = Rp 172.000,-
16/2 Pembelian 600 kg @ Rp 441,- = Rp 264.600,-
27/2 Pembelian 200 kg @ Rp 462,- = Rp 92.400,-= Rp529.000,-
Jumlah ............. 1.400 kg = Rp 609.000 (HP Brg yg siap untuk dijual)
12/2 Penjualan 500 kg
22/2 Penjualan 500 kg
Jumlah ............ 1.000 kg
28/2 Saldo Akhir 400 kg yaitu : 200 kg @ Rp 462,- = Rp 92.400,-
200 kg @ Rp 441,- = 88.200,-
Jumlah Persediaan Akhi = Rp 180.600,-
Laporan laba Rugi
Penjualan (sales) 1000 kg x Rp 600 = Rp 600.000,-
HPP/COGS :
HP Barang yg siap dijual (good available for sale) = Rp 609.000
Persediaan akhir = Rp.180.600
Harga pokok penjualan (COGS) = Rp 428.400,-
Laba kotor (Gross Profit) = Rp 171.600,-
Sistem perpetual.
Dalam metode ini mutasi persediaan barang A dicatat dalam Kartu persediaan untuk barang A sbb.:

Tgl Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo


unit. Hg/kg Jumlah unit. Hg/kg Jumlah unit. Hg/kg Jumlah
Pb 2 Saldo - - - - - - 200 400 80.000
- 8 Pembelian 400 430 172.000 - - - 200 400 80.000
- - - - - - 400 430 172.000
- 12 Penjualan - - - 200 400 80.000
- - - 300 430 129.000 100 430 43.000
- 16 Pembelian 600 441 264.600 - - - 100 430 43.000
- - - - - - 600 441 264.600
- 22 Penjualan - - - 100 430 43.000
- - - 400 441 176.400 200 441 88.200
- 27 Pembelian 200 462 92.400 - - - 200 441 88.200
- - - - - - 200 462 92.400

Dari Kartu persediaan tersebut ternyata :


Persediaan yang masih ada 400 kg terdiri dari : Dibebankan sebagai HP yang dijual terdiri dari :
200 kg @ Rp 441,- = Rp 88.200,- 200 kg @ Rp 400,- = Rp 80.000,-
200 kg @ Rp 462,- = Rp 92.400,- 300 kg @ Rp 430,- = Rp 129.000,-
Jumlah ............. Rp 180.600,- 100 kg @ Rp 430,- = Rp 43.000,-
400 kg @ Rp 441,- = Rp 176.400,-
Jumlah ....... Rp 428.400

2. Masuk terakhir, Keluar pertama / LIFO (Last in first out)


Cara ini mengangap bahwa harga pokok barang yang terakhir masuk, pertama dikeluarkan sesuai
urutannya sehingga harga pokok persediaan yang masih ada adalah harga pokok yang pertama masuk

Sistem periodical :
Harga pokok barang yang tersedia untuk dijual :
01/ 2 Saldo awal 200 kg@ Rp 400,- =Rp 80.000,-
08/2 Pembelian 400 kg @ Rp 430,- = Rp 172.000,-
16/2 Pembelian 600 kg @ Rp 441,- = Rp 264.600,-
27/2 Pembelian 200 kg @ Rp 462,- = Rp 92.400,- = Rp529.000,-
Jumlah ............. 1.400 kg = Rp 609.000 (HP Barang yg siap untuk dijual)
12/2 Penjualan 500 kg
22/2 Penjualan 500 kg
Jumlah ............ 1.000 kg
Saldo akhir 400 kg yaitu : 200 kg @ Rp 400,- = Rp 80.000,-
200 kg @ Rp 430,- = 86.000,-
Jumlah ............................ = Rp 176.000,-
Laporan laba Rugi
Penjualan (sales) 1000 kg x Rp 600 = Rp 600.000,-
HPP/COGS :
HP Barang yg siap dijual (good available for sale) = Rp 609.000
Persediaan akhir = Rp 176.000,-
Harga pokok penjualan (COGS) = Rp 433.000,-
Laba kotor (Gross Profit) = Rp 167.000,-

Sistem perpetual.
Kartu persediaan Barang A akan tampak sebagai berikut :
Tgl Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
unit. Hg/kg Jumlah unit. Hg/kg Jumlah unit. Hg/kg Jumlah
Pb 2 Saldo - - - - - - 200 400 80.000
- 8 Pembelian 400 430 172.000 - - - 200 400 80.000
- - - - - - 400 430 172.000
- 12 Penjualan - - - 400 430 172.000 200 400 80.000
- - - 100 400 40.000 100 400 40.000
- 16 Pembelian 600 441 264.600 - - - 100 400 40.000
- - - - - - 600 441 264.600
- 22 Penjualan - - - 500 441 220.500 100 400 40.000
- - - - - - 100 441 44.100
- 27 Pembelian 200 462 92.400 - - - 100 400 40.000
- - - - - - 100 441 44.100
- - - - - - 200 462 92.400
Dari Kartu persediaan tersebut ternyata :
Persediaan yang masih ada 400 kg terdiri dari : Dibebankan sebagai HP yang dijual terdiri dari :
100 kg @ Rp 400,- = Rp 40.000,- 400 kg @ Rp 430,- = Rp 172.000,-
100 kg @ Rp 441,- = Rp 44.100,- 100 kg @ Rp 400,- = Rp 40.000,-
200 kg @ Rp 462,- = Rp 92.400,- 500 kg @ Rp 441,- = Rp 220.500,-
Jumlah ......... Rp 176.500,- Jumlah ....... Rp 432.500

Laporan laba Rugi


Penjualan (sales) 1000 kg x Rp 600 = Rp 600.000,-
HPP/COGS :
HP Barang yg siap dijual (good available for sale) = Rp 609.000
Persediaan akhir = Rp 176.500,-
Harga pokok penjualan (COGS) = Rp 432.500,-
Laba kotor (Gross Profit) = Rp 167.500,-

3. Rata-rata tertimbang (Weight average)


Dalam cara ini terlebih dahulu ditetapkan HP.rata-rata dari barang yang tersedia untuk dijual, dan
pengeluaran barang dihitung berdasarkan HP, rata-rata tersebut.

Sistem periodical :
Harga pokok barang yang tersedia untuk dijual :
½ Saldo awal 200 kg.........................Rp 80.000,-
8/2 Pembelian 400 kg ...................... Rp 172.000,-
16/2 Pembelian 600 kg ....................... Rp 264.600,-
27/2 Pembelian 200 kg ....................... Rp 92.400,-
Jumlah ..............1400 kg ......... Rp 609.000,- HP. Rata-rata per kg : 609.000 / 1.400 = 435
12/2 Penjualan 500 kg
22/2 Penjualan 500 kg
Jumlah ............1.000 kg
Saldo akhir 400 kg @ Rp 435,- = Rp 174.000,-

Laporan laba Rugi


Penjualan (sales) 1000 kg x Rp 600 = Rp 600.000,-
HPP/COGS :
HP Barang yg siap dijual (good available for sale) = Rp 609.000
Persediaan akhir = Rp 174.000,-
Harga pokok penjualan (COGS) = Rp 435.000,-
Laba kotor (Gross Profit) = Rp 165.000,-

Sistem perpetual.
Tiap terjadi penerimaan barang dihitung harga pokok rata-ratanya sehingga disebut pula dengan
rata rata bergerak (moving average, dan pengeluaran didasarkan kepada harga pokok rata-rata
tersebut. Dalam metode ini kartu persediaan Barang A akan tampak sebagai berikut :

Tgl Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo


unit. Hg/kg Jumlah unit. Hg/kg Jumlah unit. Hg/kg Jumlah
Pb 2 Saldo - - - - - - 200 400 80.000
- 8 Pembelian 400 430 172.000 - - - 600 420 252.000
- 12 Penjualan - - - 500 420 210.000 100 420 42.000
- 16 Pembelian 600 441 264.600 - - - 700 438 306.600
- 22 Penjualan - - - 500 438 219.000 200 438 87.600
- 27 Pembelian 200 462 92.400 - - - 400 450 180.000

Dari Kartu persediaan tersebut ternyata :


Persediaan yang masih ada 400 kg terdiri dari : Dibebankan sebagai HP yang dijual terdiri dari :
400 kg @ Rp 450,- = Rp 180.000,- 500 kg @ Rp 420,- = Rp 210.000,-
500 kg @ Rp 438,- = Rp 219.000,-
Jumlah ....... Rp 429.000

4. Rata-rata sederhana (Simple average)


Cara ini menghitung harga rata-ratanya tanpa memperhatikan penimbangnya
(kuantitasnya), cara ini kurang representatip jika pembelian persediaan berfluktuasi dalam
kwantitas yang cukup besar.
Sistem periodik :
1/2 Saldo 200 kg @ Rp 400,-
8/2 Pembelian 400 kg @ Rp 430,-
16/2 Pembelian 600 kg @ Rp 441,-
27/2 Pembelian 200 kg @ Rp 462,- maka HP. Rata-ratanya : (400 + 430 + 441 + 462) : 4 = 433,25
Jumlah 1.400 kg
12/2 Penjualan 500 kg
22/2 Penjualan 500 kg
Jumlah ............ 1.000 kg
28/2 Saldo akhir 400 kg @ Rp 433,25 = Rp 173.300,-

Laporan laba Rugi


Penjualan (sales) 1000 kg x Rp 600 = Rp 600.000,-
HPP/COGS :
HP Barang yg siap dijual (good available for sale) = Rp 609.000
Persediaan akhir = Rp 173.300,-
Harga pokok penjualan (COGS) = Rp 435.700,-
Laba kotor (Gross Profit) = Rp 164.300,-

5. Identifikasi khusus.
Cara ini mengangap bahwa arus barang harus bergerak sama dengan arus biaya sehingga
untuk tiap jenis barang harus dipisahkan dan masing-masing diberi identifikasi tersendiri.
Untuk barang yang terjual maka harga pokok yang dibebankan adalah harga pokok barang
yang bersangkutan sesuai dengan yang tertera dalam kartu identifikasinya...Penerapan cara ini
hanya cocok untuk barang yang kwantitasnya tidak banyak dan nilai satuannya tinggi
sedangkan untuk barang yang kuantitasnya besar dan nilainya relative rendah jarang
digunakan karena menimbulkan tambahan pekerjaan dan tempat penyimpanan yang harus
luas. Kesulitan cara ini diatasi dengan metode FIFO, LIFO atau Average yang beranggapan
arus barang tidak harus bergerak sama dengan arus biaya.

Anda mungkin juga menyukai