BAB 9 Persediaan
BAB 9 Persediaan
Pengertian Persediaan
Aktiva yang ditujukan untuk dijual atau diproses lebih lanjut agar menjadi barang jadi yang siap
dijual, yang menjadi kegiatan utama perusahaan.
Pengelompokan Persediaan
Pengelompokan persediaan didasarkan pada jenis perusahaannya, Pada perusahaan dagang,
persediaannya disebut Persediaan barang dagangan (Metrchandise Inventory) dimana
persediaan barang langsung siap dijual tanpa melalui proses pengolahan lebih lanjut, sedangkan
pada perusahaan industri persediaan dikelompokkan sebagai berikut :
1. Persediaan bahan baku
2. Persediaan barang dalam proses
3. Persediaan barang jadi
4. Persediaan Bahan pembamtu
Untuk menghindari pengelolaan persediaan yang tidak baik maka perusahaan dapat melakukan
sistem pencatatan dan penilaian persediaan yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
a. Sistem Pencatatan
Sistem pencatatan persediaan dapat dilakukan dengan 2 cara :
1. Sistem persediaan periodik/fisik (periodical inventory system)
Suatu sistem pencatatan pengelolaan persediaan dimana dalam penentuan persediaan
dilakukan dengan cara perhitungan secara fisik (Physical counting) yang lazim dilakukan
pada setiap akhir periode akuntansi.
Harga pokok barang yang dijual dalam metode ini ditetpkan sebagai berikut :
Persediaan awal .......……………………………………………… Rp ………
Pembelian bersih ………………………………………………….. ………
HP. Barang yang tersedia untuk dijual .……………………. Rp ……….
Dikurangi: Persediaan akhir …………………………………….. ………
HP. Barang yang dijual …………………………………… . Rp ………
Keberatan dalam metode ini
- Nilai persediaan tidak bisa diketahui setiap saat sehingga sulit untuk membuat laporan
keuangan jangkapendek karena tidak memungkinkan untuk menghitung persediaan setiap
saat.
- Bila terdapat nilai persediaan yang hilang akan termasuk kedalam perhitungan harga pokok
barang yang , sehingga harga pokok dihitung terlalu tinggi.
2. Sistem persediaan terus menerus (perpetual inventory system)
Suatu sistem pengelolaan persediaan dimana pencatatan mutasi persediaan dilakukan secara
terus menerus, sehingga setiap saat jumlah dan nilai persediaan dapat diketahui tanpa
melakukan perhitungan secara fisik,
Inventory …..
Cost of good sold ….
Adjusment Ending Inventory ….
Income Summary ….
Atau
Ending Inventory ….
Purrchases return ….
Purchases Discount
Cost of good sold ….
Beginning Inv …..
Purchases …..
Freight in …..
5/7 Dijual barang dagangan harga $ Acc. Receivable (PT B) 5000 Acc. Receivable (PT B) 5000
5.000 kepada PT B . Harga pokok Sales 5000 Sales 5000
barang yang dijual $ 3500. Syarat
pembayaran n/45 Biaya angkut di Cost of Good Sold 3500 Transportation out 250
tanggung PT A $ 250 Inventory 3500 Cash 250
15/7 Menerima retur/pengembalian Sales Return 1000 Sales Return 1000
barang dagangan yg dibeli tgl 5/7 dari Acc. Receivable 1000 Acc. Receivable 1000
PT B dg harga $ 1000. Harga pokoknya
$ 700 Inventory 700
Cost of Good Sold 700
16/7 menerima pembayaran dari PT B cash 4000 cash 4000
atas pembeliAN TG 5/7 Acc. Receivable PT B 4000 Acc. Receivable PT B 4000
18/7 Dijual barang dagangan harga $ Acc. Receivable PT B 12000 Acc. Receivable PT B 12000
12000 kepada PT B . Harga pokok Sales 12000 Sales 12000
barang yang dijual $ 7200. Syarat
pembayaran 2/10 - n/eom. Biaya Cost of Good Sold 7200
angkut di tanggung PT B Inventory 7200
25/7 menerima pembayaran dari PT cash 11760 cash 11760
B atas pembelian 18/7.dikurangi Sales Discount 240 Sales Discount 240
diskon 2% Acc. Receivable PTB 12000 Acc. Receivable PTB 12000
15/7 Retur pembelian barang Account payable 1000 Account payable 1000
dagangan yg dibeli tgl 5/7 dari PT A dg Inventory 1000 Purchases return 1000
harga $ 1000. Harga pokoknya $ 700
16/7 membayar kepada PT A atas Account payable 1000 Account payable 1000
pembelian tgl. 5/7 cash 1000 cash 1000
b. Penilaian Persediaan
Dalam menentukan berapakah nilai persediaan yang harus dilaporkan dalam Neraca dibutuhkan
informasi Kuantitas dan Harga pokok persediaan ( Jumlah/nilai persediaan = Kuantitas x harga
pokok barang )
- Kuantitas Persediaan
Berapakah kuantitas persediaan barang yang dimiliki perusahaan pada akhir periode jika
perusahaan memiliki barang dalam perjalanan (Good in transit), barang konsinyasi
(consignment goods), barang dng penjualan khusus ([enjualan angsuran / cicilan) dan barang-
barang yang dipisahkan.
Barang dalam perjalanan : jumlah barang dalam pejalanan dapat diakui atau tidak
tergantung pada perjanjian antara pembeli dan penjual (FOB Shipping point atau FOB
destination).
Barang konsinyasi : penjualan konsinyasi adalah penjualan melalui pihak lain secara komisi
(barang dititipkan)
Penjualan Khusus (angsuran) : Penjualan barang yang cara pembayarannya diangsur,
walaupun barangnya secara fisik sdh tidak ada tapi masih harus diakui sebagai persediaan
selama barang tsesebut belum lunas.
Sistem periodical :
Harga pokok barang yang tersedia untuk dijual :
01/ 2 Saldo awal 200 kg@ Rp 400,- =Rp 80.000,-
08/2 Pembelian 400 kg @ Rp 430,- = Rp 172.000,-
16/2 Pembelian 600 kg @ Rp 441,- = Rp 264.600,-
27/2 Pembelian 200 kg @ Rp 462,- = Rp 92.400,- = Rp529.000,-
Jumlah ............. 1.400 kg = Rp 609.000 (HP Barang yg siap untuk dijual)
12/2 Penjualan 500 kg
22/2 Penjualan 500 kg
Jumlah ............ 1.000 kg
Saldo akhir 400 kg yaitu : 200 kg @ Rp 400,- = Rp 80.000,-
200 kg @ Rp 430,- = 86.000,-
Jumlah ............................ = Rp 176.000,-
Laporan laba Rugi
Penjualan (sales) 1000 kg x Rp 600 = Rp 600.000,-
HPP/COGS :
HP Barang yg siap dijual (good available for sale) = Rp 609.000
Persediaan akhir = Rp 176.000,-
Harga pokok penjualan (COGS) = Rp 433.000,-
Laba kotor (Gross Profit) = Rp 167.000,-
Sistem perpetual.
Kartu persediaan Barang A akan tampak sebagai berikut :
Tgl Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
unit. Hg/kg Jumlah unit. Hg/kg Jumlah unit. Hg/kg Jumlah
Pb 2 Saldo - - - - - - 200 400 80.000
- 8 Pembelian 400 430 172.000 - - - 200 400 80.000
- - - - - - 400 430 172.000
- 12 Penjualan - - - 400 430 172.000 200 400 80.000
- - - 100 400 40.000 100 400 40.000
- 16 Pembelian 600 441 264.600 - - - 100 400 40.000
- - - - - - 600 441 264.600
- 22 Penjualan - - - 500 441 220.500 100 400 40.000
- - - - - - 100 441 44.100
- 27 Pembelian 200 462 92.400 - - - 100 400 40.000
- - - - - - 100 441 44.100
- - - - - - 200 462 92.400
Dari Kartu persediaan tersebut ternyata :
Persediaan yang masih ada 400 kg terdiri dari : Dibebankan sebagai HP yang dijual terdiri dari :
100 kg @ Rp 400,- = Rp 40.000,- 400 kg @ Rp 430,- = Rp 172.000,-
100 kg @ Rp 441,- = Rp 44.100,- 100 kg @ Rp 400,- = Rp 40.000,-
200 kg @ Rp 462,- = Rp 92.400,- 500 kg @ Rp 441,- = Rp 220.500,-
Jumlah ......... Rp 176.500,- Jumlah ....... Rp 432.500
Sistem periodical :
Harga pokok barang yang tersedia untuk dijual :
½ Saldo awal 200 kg.........................Rp 80.000,-
8/2 Pembelian 400 kg ...................... Rp 172.000,-
16/2 Pembelian 600 kg ....................... Rp 264.600,-
27/2 Pembelian 200 kg ....................... Rp 92.400,-
Jumlah ..............1400 kg ......... Rp 609.000,- HP. Rata-rata per kg : 609.000 / 1.400 = 435
12/2 Penjualan 500 kg
22/2 Penjualan 500 kg
Jumlah ............1.000 kg
Saldo akhir 400 kg @ Rp 435,- = Rp 174.000,-
Sistem perpetual.
Tiap terjadi penerimaan barang dihitung harga pokok rata-ratanya sehingga disebut pula dengan
rata rata bergerak (moving average, dan pengeluaran didasarkan kepada harga pokok rata-rata
tersebut. Dalam metode ini kartu persediaan Barang A akan tampak sebagai berikut :
5. Identifikasi khusus.
Cara ini mengangap bahwa arus barang harus bergerak sama dengan arus biaya sehingga
untuk tiap jenis barang harus dipisahkan dan masing-masing diberi identifikasi tersendiri.
Untuk barang yang terjual maka harga pokok yang dibebankan adalah harga pokok barang
yang bersangkutan sesuai dengan yang tertera dalam kartu identifikasinya...Penerapan cara ini
hanya cocok untuk barang yang kwantitasnya tidak banyak dan nilai satuannya tinggi
sedangkan untuk barang yang kuantitasnya besar dan nilainya relative rendah jarang
digunakan karena menimbulkan tambahan pekerjaan dan tempat penyimpanan yang harus
luas. Kesulitan cara ini diatasi dengan metode FIFO, LIFO atau Average yang beranggapan
arus barang tidak harus bergerak sama dengan arus biaya.