NIM : P07124218005
Prodi : Sarjana Terapan/semester V
Tugas Individu Askeb Nifas dan Menyusui
A. 5 Pemaparan tentang Mitos yang dikenal di masyarakat dan kemukaan apa fakta
dibalik mitos tersebut !
1. Setelah bayi lahir ibu pasti akan mengalami depresi
Faktanya, benar bahwa banyak perempuan yang memiliki suasana hati yang buruk
atau tertekan beberapahari sesudah proses melahirkan. Hal ini dikenal dengan
postnatal blues dimana terjadinya perubahan hormone pasca melahirkan.
Namun hal ini tidak pasti terjadi pada semua perempuan. Diagnosa depresi pasca
melahirkan hanya pada sebagian kecil wanita.
2. Ibu tidak diijinkan mandi atau menyentuh air karena akan masuk ke tubuh
Faktanya, tidak ada dasar penelitian untuk kepercayaan ini. mandi secara teratur
justru bisa memastikan kebersihan dan kenyamanan tubuh ibu. Selain itu juga mandi
dapat mengurnagi kemungkinan infeksi pada kulit dan luka.
3. Ibu harus mengonsumsi anggur, minyak wijen dan ramuan tradisional untuk
mengeluarkan angin
Faktanya, tidak ada alasan medis dari rekomendasi ini. Tidak ada salahnya
mengonsumsi zat ini dalam jumlah sedang, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan
dapat mempengaruhi ibu dan bayi karena segala hal yang dikonsumsi ibu, akan
dirasakan oleh bayi melalui ASI yang diberikan oleh ibu.
4. Ibu dan bayi tidak boleh terkena angina tau AC
Faktanya, selama membuat ibu dan bayi nyaman, tidak ada salahnya untuk
menyalakan AC atau kipas angin. Ini juga akan membantu mencegah ruam pada ibu
dan bayi.
5. Harus pakai stagen atau korset supaya bentuk perut kembali ke bentuk semula
Di Indonesia, pemakaian stagen atau korset adalah praktik yang popular dan
dijalankan berdasarkan tradisi turun temurun. Namun sebenarnya tidak ditemukan
bukti ilmiah bahwa penggunaan stagen atau korset akan mengembalikan bentuk perut
seperti sebelum hamil. Sebaliknya penggunaan stagen atau korset ini dapat membuat
anda tidak nyaman, atau bahkan menimbulkan nyeri memicu rasa gatal dan ruam
kemerahan pada kulit, menekan rahim sehingga muncul perdarahan yang berlebihan
serta memicu komplikasi pada ibu yang menjalani operasi Caesar.
B. Jelaskan evidence dari jurnal penelitian mengenai salah satu faktor yang dapat
mepengaruhi masa nifas !
Faktor internal
Faktor internal adalah segala sesuatu yang berasal dari dalam diri sendiri. Aktivitas
merawat diri akan berbeda pada setiap individu. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh: usia,
pendidikan, karakter, keadaan kesehatan,tempat lahir, budi pekerti, dan kebudayaan.
Selain itu juga fakto internal yang mempengaruhi masa nifas ini memiliki beberapa
contoh salah satunya Riwayat Persalinan dan Kesehatan ibu. Beberapa hal yang menjadi
perhatian yaitu : jenis persalinan, obat-obatan yang digunakan, lama persalinan yang
berhubungan dengan psikologis saat bersalin, pemberian menyusu dini. Kondisi kesehatan ibu
seperti ibu yang menderita penyakit menular melalui ASI : HIV/AIDS dan obat-obatan tertentu
seperti antibiotic dan probiotik.
Riwayat Persalinan dan Kesehatan ibu sangat mempengaruhi pada masa nifas, apabila
riwayat persalinan yang dilalui oleh ibu nyaman, penuh dengan sukacita, penuh dukungan,
kesiapan psikologis, serta pemeriksaan ANC yang optimal maka ibu akan merasa aman dan
nyaman saat masa nifas serta melahirkan bayi yang sehat. Berikut pengaruh Riwayat Persalinan
dan Kesehatan Ibu berdasarkan evidence :
Jurnal 1 Pengaruh Jenis Persalinan Terhadap Resiko Depresi Postpartum Pada Ibu
Nifas. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 12, No. 2, Desember 2016: 123-128
Hasil uji statistik menunjukan ibu dengan persalinan bedah sesar memiliki peluang risiko
depresi postpartum 3,7 kali lebih besar dibandingkan ibu yang persalinan pervaginam. Angka
kejadian risiko depresi postpartum pada ibu nifas di RSUD Sleman adalah 36,3%, jenis
persalinan berpengaruh secara signifikan terhadap risiko depresi postpartum dengan nilai OR =
3,7 Artinya ibu dengan persalinan bedah sesar memiliki peluang risiko depresi postpartum 3,7
kali lebih besar dibandingkan ibu yang persalinan pervaginam.
Ibu dengan persalinan bedah sesar penyembuhannya lebih lama dibandingkan dengan
persalinan pervaginam. Hal ini akan menghambat ibu untuk menjalani peran barunya sebagai
seorang ibu sehingga membuat ibu dengan persalinan bedah sesar lebih berisiko depresi
postpartum, sehingga perlu dilakukan deteksi dini untuk melihat risiko depresi postpartum pada
ibu nifas dan ibu nifas yang berisiko depresi postpartum akan segera mendapatkan penanganan.
Namun hal ini belum dilakukan di Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD Sleman Yogyakarta.
Jurnal 3 Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Involusi Uterus Pada Ibu
Postpartum. Jurnal Kebidanan Kestra Vol. 2 No.2 Edisi November 2019-April 2020
Inisiasi menyusu dini atau (IMD) merupakan proses bayi menyusu segerah setelah
dilahirkan selama 1 jam, IMD merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi involusi uterus
karena saat menyusui terjadinya rangsangan dan dikeluarkan olah hormone antar lain oksitosin
yang berpungsi selain merangsang kontraksi otot-otot polos payudara, juga menyebabkan
terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterus. Hal ini akan menekan pembuluh darah yang
mengakibatkan berkurangnya sublai darah ke uterus. Peroses ini membantu untuk menguranggi
situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan.
Berdasarkan hasil penelitian ini di dapat kan bahwa adanya perbedaan yang signifikan
antara involusi uterus pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi, yang tidak dilakukan
Inisiasi Menyusu Dini diketahui nilai Mean atau rata-rata 11,30 dan nilai median 11,00. Sedang
kan involusi uterus intervensi dilakukannya Inisiasi Menyusu Dini diketahui nilai Men atau rata-
rata 9,30 nilai median 9,00 Hal ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah involusi uterus
setelah di lakukan Inisiasi Menyusu Dini dimana Inisiasi Menyusu Dini merupakan satu tindakan
untuk terjadinya involusi uterus, hal ini di karenakan Inisiasi Menyusu Dini satu –satu terjadinya
involusi uterus yang dilakukan sedini mungkin sesuai teori.
Ibu yang menderita HIV bisa mengalami kecemasan yang lebih tinggi dalam masa nifas
nya. Kecemasan yang ada bisa meliputi kesehatan fisiknya, kondisi bayi dan juga rasa sakit yang
dialami setelah melahirkan. Selain respon psikologi cemas, ibu yang terinveksi HIV juga
menunjukkan respon spiritual dalam menghadapi masa setelah melahirkan dengan tetap berdoa
terhadap kesehatan diri dan bayinya dan menyerahkan kepada Allah. Keyakinan terhadap agama
memberikan perasaan tenang dan damai serta harapan. Seseorang menjadi lebih tenang
menghadapi suatu peristiwa dengan memasrahkannya kepada Allah. Bentuk dukungan yang
diterima ibu nifas berupa dukungan emosional yaitu pendampingan dan pemberian motivasi
yang ditunjukkan dengan memberi semangat dan menguatkan.