Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INTEGRASI ANTARA IMAN ,ISLAM DAN IHSAN

DOSEN PENGAMPU :

Disusun oleh :
Kelompok 1

Shella Maryani ( A1C318065 )


Tiara Sandari M ( A1C318068 )

Kelas : Reguler B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI
2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas taufik dan hidayah-
Nya Tugas Makalah Pendidikan Agama Islam yang berjudul ”INTEGRASI ANTARA IMAN
, ISLAM DAN IHSAN ” dapat diselesaikan. Dalam tugas yang kami buat ini tentu kiranya
masih terjadi banyak kekurangan terhadap pernyataan yang kami sampaikan. Kami selaku
yang menjalankan tugas memohon maaf yang sebesarnya, jika masih ada kekurangan dari
apa yang kami sampaikan, karena mengingat kami masih dalam tahap pembelajaran. Dan
kami harap Ibu dosen pembimbing mata kuliah “Pendidikan Agama islam” akan selalu
memberikan masukan dan arahan demi kebaikan kami kedepannya.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari
segi penulisan, isi dan lain sebagainya. Maka kami sangat mengharapkan kritikkan dan saran
guna perbaikan untuk pembuatan makalah di hari yang akan datang. 
           Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan
sederhana ini semoga dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pembaca. Khususnya bagi
mahasiswa-mahasisiwi Fakultas Keguruaan dan Ilmu Pendidikan untuk meningkatkan
pengetahuan dan pengembangan keterampilan kependidikan demi terciptanya pendidik
professional.
           Atas semua ini kami mengucapkan terimakasih bagi segala pihak yang telah ikut
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

                                                                                       Jambi, 27 oktober 2018 


                                                                                         Penyusun

                                                                                        Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang........................................................................................................................1
B.Rumusan Masalah..................................................................................................................2
 C.Tujuan ...................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sumber Teologis , historis ,dan Filosofis tentang Iman........................................................3
B. Sumber Teologis, historis dan filosofis Konsep Islam Kamil............................................11
C. Argumen Tentang Karakteristik insan Kamil Dan Metode Pencapaiannya.......................12

BAB III PENUTUP


A.Kesimpulan...........................................................................................................................14
B.Saran.....................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
   Iman, islam, ihsan adalah tiga kata yang saling berkaitan, sebagaimana yang
diterangkan dari Umar radhiyallahu `anhu, dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi
Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang
mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-
bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun di antara kami yang mengenalnya. Hingga
kemudian dia duduk di hadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada
lututnya (Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam) seraya berkata, “ Ya Muhammad, beritahukan
aku tentang Islam ?”, Maka bersabdalah Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam: “ Islam
adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada ilah (tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa
Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa
Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata, “ anda benar “. Kami semua
heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “
Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda, “ Engkau beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasulrasul- Nya dan hari akhir dan engkau beriman
kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudia dia berkata, “ anda benar“.
Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda, “ Ihsan
adalah engkau beribadah kepada Allah seakanakan engkau melihatnya, jika engkau tidak
melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata, “ Beritahukan aku tentang
hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda,“ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang
bertanya ". Dia berkata,“ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda, “ Jika
seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan
dada, miskin lagi penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan
bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau
(Rasulullah shallahu`alaihi wasallam) bertanya,“ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”.
Aku berkata,“ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda,“ Dia adalah Jibril
yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (Riwayat Muslim).

Atas dasar tersebut di atas, maka seseorang yang hanya menganut Islam sebagai agama
belumlah cukup tanpa dibarengi dengan iman. Sebaliknya, iman tidaklah berarti apa-apa jika
tidak didasari dengan Islam. Selanjutnya, kebermaknaan Islam dan iman akan mencapai
kesempurnaan jika dibarengi dengan ihsan, sebab ihsan mengandung konsep keikhlasan

1
tanpa pamrih dalam ibadah.  Keterkaitan antara ketiga konsep di atas (Islam,
iman,  dan ihsan) dengan hari kiamat karena karena hari kiamat (baca: akhirat) merupakan
terminal tujuan dari segala perjalanan manusia tempat menerima ganjaran dari segala aktifitas
manusia yang kepastaian kedatangannya menjadi rahasia Allah swt.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Sumber Teologis , historis ,dan Filosofis tentang Iman?.
2. Apa yang dimaksud dengan Sumber Teologis, historis dan filosofis Konsep Islam
Kamil?.
3. Apa yang dimaksud dengan Argumen Tentang Karakteristik insan Kamil Dan
Metode Pencapaiannya?.

 C.Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah :

1. Dapat memahami apa yg dimaksud dengan Sumber Teologis , historis ,dan Filosofis
tentang Iman
2. Dapat memahami apa yg dimaksud dengan Sumber Teologis, historis dan filosofis
Konsep Islam Kamil?.
3. Dapat memahami apa yg dimaksud dengan Argumen Tentang Karakteristik insan
Kamil Dan Metode Pencapaiannya?.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A . Sumber Teologis , Historis , dan Filosofis Tentang Iman ,Islam dan Ihsan
Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Umar bin Khattab, kaum muslimin
menetapakan adanya tiga unsur penting dalam agama islam ,yakni iman , islam, dan ihsan
sebagai satu kesatuan yang utuh .Pada periode berikutnya , para ulama mengembangkan
ilmu-ilmu islam untuk memahami ketiga unsur tersebut .

Kaum muslimin Indonesia lebih familier dengan istilah akidah , syariat , dan akhlak
sebagai tiga unsur atau komponen pokok ajaran islam. Akidah merupakan cabang ilmu
agama untuk memahami pilar iman , syariat merupakan cabang ilmu agama untuk
memahami pilar islam dan akhlak merupakan cabang ilmu agama untuk memahami pilar
ihsan.

Hubungan islam, Iman , dan Ihsan dengan ilmu-ilmu islam

No Unsur Ilmu Objek kajian


1 islam syariat Lima rukun islam
2 Iman Akidah Enam rukun iman
3 Ihsan akhlak Bagusnya akhlak sebagai buah dari
keimanan dan peribadatan

Masalah keimanan adalah masalah fundamental dalam islam. Jangan sampai manusia
merasa sudah beriman , padahal imannya keliru karena tidak sejalan dengan kehendak Allah.

1 .  iman
a.    Pengertian iman
Secara bahasa iman berarti membenarkan, sementara menurut istilah ialah
“membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan
perbuatannya”. Sedang menurut istilah yang sesungguhnya ialah kepercayaan yang meresap
kedalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur dengan syak dan ragu, serta
memberi pengaruh terhadap pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari. Kata
iman dalam Al-quran digunakan untuk arti yang bermacam-macam. Ar- Raghib al-Ashfahani
(ahli kamus Al-quran) mengatakan, iman didalam Al-quran terkadang digunakan untuk arti
iman yang hanya sebatas dibibir saja padahal dalam hati dan perbuatannya tidak beriman,

3
terkadang digunakan untuk arti iman yang hanya terbatas pada perbuatannya saja, sedang hati
dan ucapannya tidak beriman dan ketiga kata iman terkadang digunakan untuk arti iman yang
diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan di amalkan dalam perbuatan sehari-hari.

b.    Rukun iman dalam islam


            Sesuai dengan hadits Rasulullah saw, diatas sudah dijelaskan ada enam rukun iman
yang harus diyakini untk menjadi seorang islam yang sempurna dan menjadi seorang hamba
Allah yang ihsan nantinya, enam rukun iman tersebut nadalah:
a)    Beriman kepada Allah Swt
            beriman kepada Allah Swt, maksudnya : Allah adalah Tuhan, Pencipta, Pemilik
semesta, dan Pengatur segala urusan, Allah sajalah tuhan yang berhak di sembah, dan semua
sesembahan selain-Nya adalah batil, iman kepada Nama-Nama dan Sifat-Sifat-Nya
maksudnya: bahwasanya Allah Swt, memiliki nama-nama yang mulia, dan sifat-sifat-Nya
yang sempurna serta agung sesuai yang ada dalam Al-quran dan Sunnah Rasul-Nya.
b)   Beriman kepada malaikat
Tanpa iman semua amal perbuatan baik kita akan sia-sia. Tidak ada pahalanya di
akhirat nanti:

”Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar,
yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak
mendapatinya sesuatu apapun…” [An Nuur:39]

4
”Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang
ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat
mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang
demikian itu adalah kesesatan yang jauh.” [Ibrahim:18]

Iman ini harus dilandasi ilmu yang mantap sehingga kita bisa menjelaskannya kepada
orang lain. Bukan sekedar taqlid atau ikut-ikutan. Kita yakin bahwa Malaikat adalah hamba
Allah yang selalu patuh pada perintah Allah.

c)    beriman kepada Kitab-kitabNya

Kita yakin bahwa Allah telah menurunkan Taurat kepada Musa, Zabur kepada Daud,
Injil kepada Isa, dan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad. Namun kita harus yakin juga
bahwa semua kitab-kitab suci di atas telah dirubah oleh manusia sehingga Allah kembali

menurunkan Al Qur’an yang dijaga kesuciannya sebagai pedoman hingga hari kiamat nanti.

”Maka kecelakaan yang besar bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan
mereka sendiri, lalu dikatakannya; “Ini dari Allah”, dengan maksud untuk memperoleh
keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka,
akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi
mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.” [Al Baqarah:79]

5
Kita harus meyakini kebenaran Al Qur’an dan mengamalkannya

d)   beriman kepada Rasul-rasul (Utusan) Allah.

Rasul/Nabi merupakan manusia yang terbaik yang pantas dijadikan suri teladan yang
diutus Allah untuk menyeru manusia ke jalan Allah. Ada 25 Nabi yang disebut dalam Al
Qur’an yang wajib kita imani di antaranya Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad.

Karena ajaran Nabi-Nabi sebelumnya telah dirubah ummatnya, kita harus meyakini bahwa
Nabi Muhammad adalah Nabi terakhir yang harus kita ikuti ajarannya.

”Muhammad bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah
Rasulullah dan penutup nabi-nabi…” [Al Ahzab:40]

e)   beriman kepada Hari Akhir (Kiamat/Akhirat).

Kita harus yakin bahwa dunia ini fana. Suatu saat akan tiba hari Kiamat. Pada saat itu
manusia akan dihisab. Orang yang beriman dan beramal saleh masuk ke surga. Orang yang
kafir masuk neraka.

Selain kiamat besar kita juga harus yakin akan kiamat kecil yaitu mati. Setiap orang
pasti mati. Untuk itu kita harus selalu hati-hati dalam bertindak.

f)    Rukun Iman yang keenam adalah percaya kepada Takdir/qadar yang baik atau
pun yang buruk.

Meski manusia wajib berusaha dan berdoa, namun apa pun hasilnya kita harus
menerima dan mensyukurinya sebagai takdir dari Allah.

2.  Islam
A.Pengertian islam

6
  kata islam merupakan pernyataan kata nama yang berasal dari bahasa
arab aslama, yaitu bermaksud “untuk menerima, menyerah, atau tunduk” Dengan demikian
islam berarti penerimaan dari dan penundukan kepada tuhan, dan penganutnya harus
menunjukkan ini dengan menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya dan menghindari
politheisme. Perkataan ini memberikan beberapa maksud dari Al-qur,an. Dalam beberapa
ayat, kualitas islam sebagai kepercayaan ditegaskan: “ Barangsiapa yang Allah menghendaki
akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya untuk (memeluk
agama islam)” . Ayat lain menghubungkan islam dan din(lazimnya diterjemahkan sebagai
“Agama”) .” Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu,  dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai islam jadi agama bagimu”.
Secara etimologis kata islam diturunkan dari akar kata yang sama dengan kata salam
yang berarti “Damai”. Kata muslim (sebutan bagi pemeluk agama islam) juga berhubungan
dengan kata islam, kata tersebut berarti ”Orang yang berserah diri kepada Allah”.
Islam memberikan banyak amalan keagamaan kepada Para penganut memegang lima
rukun islam, Allah tidak menerima agama dari siapapun selainnya. Dia telah menjadikannya
sebagai agama yang mudah, tidak ada kesulitan dan kesusahan didalamnya, Allah tidak
mewajibkan dan tidak pula membebankan kepada para pemeluknya apa-apa yang mereka
tidak sanggup melakukunnya. Islam adalah agama yang dasarnya tauhid, syi’arnya kejujuran,
parosnya keadilan, tiangnya kebeenaran, ruhnya kasih sayang.ia merupakan agama agung
yang mengarahkan manusia kepada seluruh hal yang bermanfaat, serta melarang dari segala
hal yang membahayakan bagi agama dan kehidupan mereka didunia .

B. Rukun islam
   Islam memiliki lima rukun. Seseorang tidak akan menjadi muslim yang sebenarnya
hingga dia mengimani dan melaksanakannya yaitu:

Rukun Islam pertama yaitu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah. Asyhaadu alla ilaaha illallaahu wa asyhaadu anna
muhammadar rasuulullaah. Artinya kita meyakini hanya Allah Tuhan yang wajib kita patuhi
perintah dan larangannya. Jika ada perintah dan larangan dari selain Allah, misalnya manusia,
yang bertentangan dengan perintah dan larangan Allah, maka Allah yang harus kita patuhi.
Ada pun Muhammad adalah utusan Allah yang menjelaskan ajaran Islam. Untuk mengetahui
ajaran Islam yang benar, kita berkewajiban mempelajari dan mengikuti ajaran Nabi
Muhammad.

7
Konsekwensi dari 2 kalimat syahadat adalah kita harus mempelajari dan memahami
Al Qur’an dan Hadits yang sahih (minimal Kutuubus sittah: Bukhari, Muslim, Abu Daud,
Tirmidzi, An Nasaa’i, dan Ibnu Majah) dan mengamalkannya.

Rukun Islam kedua adalah shalat 5 waktu, yaitu: Subuh 2 rakaat, Dzuhur dan Ashar 4
raka’at, Maghrib 3 rakaat, dan Isya 4 raka’at. Shalat adalah tiang agama barang siapa
meninggalkannya berarti merusak agamanya.

Rukun Islam ketiga adalah membayar zakat bagi para muzakki (orang yang wajib
pajak/mampu). Ada pun orang yang mustahiq (berhak menerima zakat seperti fakir, miskin,
amil, mualaf, orang budak, berhutang, Sabilillah, dan ibnu Sabil) berhak menerima zakat.
Zakat merupakan hak orang miskin agar harta tidak hanya beredar di antara orang kaya saja.

Rukun Islam keempat adalah puasa di Bulan Ramadhan.Yaitu menahan diri dari makan,
minum, hubungan seks, bertengkar, marah, dan segala perbuatan negatif lainnya dari subuh
hingga maghrib.

Rukun Islam yang kelima adalah berhaji ke Mekkah jika mampu. Mampu di sini dalam
arti mampu secara fisik dan juga secara keuangan. Sebelum berhaji, hutang yang jatuh tempo
harus dibayar dan keluarga yang ditinggalkan harus diberi bekal yang cukup. Nabi berkata
barang siapa yang mati tapi tidak berhaji padahal dia mampu, maka dia mati dalam keadaan
munafik.

3.  Ihsan
A.   pengertian
  Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh hamba
Allah swt. Sebab ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan darin-Nya.
Sebaliknya, seorang hamba yang tidak mampu mencapai target ini akan kehilangan
kesempatan yang sangat mahal untuk menduduki posisi terhormat dimata Allah swt.
Rasulullah Saw. Pun sangat menaruh perhatian akan hal ini, sehingga seluruh ajaran-
ajarannya mengarah kepada satu hal, yaitu mencapai ibadah yang sempurna dan akhlak yang
mulia. Oleh karenanya, seorang muslim hendaknya tidak memandang ihsan itu hanya sebatas
akhlak yang utama saja, melainkan harus dipandang sebagai bagian dari aqidah dan bagian
terbesar dari keislamannya karena, islam di bangun atas tiga landasan utama, yaitu iman,

8
islam, dan ihsan, seperti yang telah diterangkan oleh Rasulullah Saw.dalam haditsnya yang
sahih . Hadits ini menceritakan saat Rasulullah Saw. Menjawab pertanyaan malikat jibril –
yang menyamar sebagai seorang manusia – mengenai islam, iman, dan ihsan. Setelah jibril
pergi, Rasulullah Saw. Bersabda kepada sahabatnya, “ inilah jibril yang datang mengajarkan
kepada kalian urusan agama kalian.” Beliau menyebutbut ketiga hal diatas sebagai agama,
dan bahkan Allah Swt. Memerintahkan untuk berbuat ihsan pada banyak tempat dalam Al-
qur’an

.” Dan berbuat baiklah kalian, karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang
berbuat baik. “ (Qs Al-baqarah:195)

“ Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk berbuat adil dan kebaikan . . . .”(Qs. An-nahl
: 90 )
Orang yang ihsannya kuat akan rajin berbuat kebaikan karena dia berusaha membuat
senang Allah yang selalu melihatnya. Sebaliknya dia malu berbuat kejahatan karena dia
selalu yakin Allah melihat perbuatannya.
Ihsan tidak hanya membuat hubungan baik dengan Allah. Tapi juga dengan manusia.
Keliru s ekali jika ada orang yang hubungannya dengan Allah “baik”, tapi dengan manusia
amat buruk. Misalnya pemarah, dengki, gemar berburuk sangka, mengadu-domba, dan

9
sebagainya. Oleh karena itu dalam Islam ada Hablum Minallahu (Hubungan dengan Allah)
dan Hablum Minannas (Hubungan dengan manusia):

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan
zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang
benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” [Al Baqarah 177]

Orang yang belas kasihan akan dikasihi Arrahman (Yang Maha Pengasih), karena itu
kasih sayangilah yang di muka bumi, niscaya kamu dikasih-sayangi mereka yang di langit.
(HR. Bukhari)

Hadis riwayat Jarir bin Abdullah ra. dia berkata:


Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa tidak menyayangi manusia, maka Allah tidak akan
menyayanginya. (Shahih Muslim No.4283)

Demi yang jiwaku dalam genggamanNya. Kamu tidak dapat masuk surga kecuali
harus beriman dan tidak beriman kecuali harus saling menyayangi. Maukah aku tunjukkan
sesuatu bila kamu lakukan niscaya kamu saling berkasih sayang? Sebarkan salam di antara
kamu. (HR. Muslim)

10
B. Sumber Teologis, historis dan filosofis Konsep Islam Kamil,

Istilah insan kamil (manusia sempurna ) pertama kali diperkenalkan oleh Syekh Ibn
Araby (abad ke-14 ) . Ia menyebutkan ada dua jenis manusia. Yakni insan kamil dan monster
setengah manusia. Insan kamil adalah manusia yang telah menanggalkan ke-monster-annya.

1 . Konsep Manusia dalam Al-qur’an

Berbicara tentang konsep “manusia” begitu kompleks dan rumit , sekompleks dan
serumit dimensi-dimensi dan misteri-misteri yang ada pada manusia itu sendiri.Ringkasnya ,
secara umum pembicaraan tentang konsep manusia selalu berkisar dalam dua dimensi ,
yakni dimensi jasmani dan rohani atau dimensi lahir dan batin. Tentang konsep dimensi
jasmani atau dimensi lahir mungkin tidak terdapat perbedaan karena dimensi ini paling
tampak di depan mata dan mudah diobservasi. Namun dimensi rohani (atau dengan sebutan
lain : dimensi jiwa, batin atau hati) merupakan yang paling rumit sehingga dalam pandangan
filsuf dan sufi muslim pun terdapat perbedaan- perbedaan yang kadang-kadang kontrakdiktif.

Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan term “ manusia” dalam al-quran. Ada tiga
term yang biasa diterjemahkan sebagai “manusia” dalam al-quran , yakni basyar , al-insan
dan an-nas . kalau dikaji secara seksama ketiga term itu tidak bisa diartikan secara tekstual,
tetapi harus dipertautkan dengan konteks keberagaman. Dengan menggunakan metode Al-
Qarafi .

a. Term basyar lebih memperingatkan manusia yang cenderung mempertuhankan hawa


nafsunya (yang berwujud jiwa-raga). Manusia cenderung memandang rendah para
nabi atau rasul dan pengikut-pengikutnya, karena yang dilihat jiwa-raganya
b. Term al-insan merupakan peringatan dari Allah bahwa manusia cenderung kafir.
Ketika al-insan menerima amanat , padahal amanat itu ditawarkan Allah kepada
langit , bumi, dan gunung-gunung , Allah sama sekali tidak memujinya , malah
memvonis bahwa al-insan itu zhaluman jahula (sangat zalim dan sangat bodoh).
c. Term an-nas pun memperingatkan manusia yang cenderung mengikuti agama leluhur
, agama mayoritas dan agama yang menarik perhatiannya, atau mengikuti
pendapatnya sendiri , bukannya mengikuti man anaba ilayya (wakil tuhan di bumi ).
Jarang sekali manusia meneladani malaikat yang rela sujud kepada adam (wakil tuhan
di bumi).

11
2 . Unsur-unsur Manusia Pembentuk Insan kamil

Al-Ghazali menyebutkan adanya unsur luar (tubuh) dan unsur dalam (batin). Unsur
tubuh menyangkut anggota tubuh dan pancaindra, sedangkan unsur batin berupa hati , akal ,
nafsu dan hasrat. Al-Ghazali menekankan pentingnya (qalb ) , yang diibaratkan sebagai
“raja” setelah itu akal (‘aql) yang diibaratkan sebagai “perdana menteri” sementar unsur-
unsur lainnya hanya sebagai pelayan dan pengikut. Namun ada juga unsur yang sangat
rawan , yaitu nafsu dan hasrat. Kedua unsur ini seharusnya tunduk dikendalikan oleh akal
atas perintah hati. Akan tetapi , jika kedua unsur ini malah mengendalikan akal , maka
terjadilah kudeta terhadap “raja”.

Secara ringkas Al-Ghazali menyebut beberapa instrumen untuk mencari “pengetahuan


yang benar” serta kapasitas untuk mencapainya.

a. Pancaindra memiliki keterbatasan , dan tidak bisa mencapai “pengetahun yang benar”
setelah dinilai oleh akal. Contoh bintang-bintang terlihat lebih kecil dibanding
matahari , hanya sebesar bola pingpong dan kelereng, padahal menurut perhitungan
akal , bintang-bintang itu sangat besar dan jauh melebihi matahari.
b. Akal , seharusnya orang menggunakan cara yang sama dengan cara yang digunakan
akal ketika menilai kekeliruan pancaindra artinya , orang beriman harus mencari
kebenaran yang dibenarkan oleh kesadararan saat kematian.
c. Nur ilahi, untuk dapat mengenal Allah dengan diperolehnya nur ilahi Al-Ghazali
menekankan kebenaran harus dicari dan didapat. Tidak boleh bersandar pada taklid
dan pandangan mayoritas.

C. Argumen Tentang Karakteristik insan Kamil Dan Metode Pencapaiannya

1. Karakteristik Insan kamil

Insan kamil bukanlah manusia pada umumnya. Ibnu araby menyebutkan adanya dua
jenis manusia , yaitu insan kamil dan monster bertubuh manusia. Dengan merujuk kepada
seluruh ayat Al-Qur’an tentang term “manusia’ ternyata untuk dapat selamat kembali kepada
Tuhan (masuk surga-Nya ) kita harus melepaskan kemanusiaan (dalam arti basyar , al-insan ,
dan an-nas). Kita harus mencapai derajat Insan Kamil.

12
Keempat unsur manusia dapat di uraikan sebagai berikut.

a. jasad , keberadaannya di dunia dibatasi dengan umur. Wujud nafsu manusia tidak
lain adalah wujud jasad ini yang sengaja diciptakan Allah untuk di uji. Kewajiban
jasad adalah menjalankan syariat islam
b. Hati nurani , letaknya tepat ditengah-tengah dada. Hati nurani dijadikan Allah dari
cahaya, wataknya seperti malaikat yang rela sujud kepada wakil-Nya. Kewajiban hati
adalah menjalankan tarekat yakni mencintai Allah dengan jalan mengingat-ingatnya
(berzikir ) dan menaati rasul-Nya.
c. Roh , letaknya di dalam hati nurani. Roh adalah daya kekuatan Tuhan yang yang
dimasukkan ke dalam jasad manusia. Ciri adanya roh adalah kita dihidupkan didunia
ini. Kewajiban roh menjalankan hakikat yakni merasakan daya-kuat-Nya Tuhan.
d. Siir (rasa) , letaknya di tengah-tengah roh yang paling halus. Rasa ini yang kembali
ke akhirat. Rasa adalah jati diri manusia. Kewajiban siir (rasa) adalah merasa-rasakan
kehadiran tuhan

Akal bukanlah unsur manusia melainkan pembantu utama hati. Untuk dapat
mencapai derajat insan kamil, kita harus menundukkan nafsu dan syahwat hingga mencapai
tangga nafsu muthma’innah.

Tujuh macam nafsu dan tangga tersebut adalah :

1. Nafsu ammarah , dengan ciri :sombong , iri, dendam, suka marah , membenci
,akhirnya gelap tidak mengenali tuhan.
2. Nafsu Lawwamah, dengan ciri enggan ,cuek ,suka memuji diri, pamer, dusta,
mencari aib orang ,suka menyakiti , dan pura-pura tidak mengetahui kewajiban
3. Nafsu mulhimah dengan ciri suka bersedekah , sederhana ,menerima apa adanya
lemah lembut, tobat , sabar dan siap menanggung betapa beratnya menjalankan
kewajiban.
4. Nafsu muthma’innah dengan ciri suka beribadah ,suka bersedekah, bertawakal , rida
dengan ketentuan Allah.
5. Nafsu radhiyah dengan ciri pribadi yang mulia ,zuhud,ikhlas , dan menepati janji.
6. Nafsu mardhyiyyah dengan ciri bagusnya budi pekerti, bersih dari segala dosa
makhluk.
7. Nafsu kamilah dengan ciri dianugerahi : Iimul-yaqin, ainul-yaqin, dan haqqul-yaqin.

13
14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari penulisan ini ialah:
1. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Umar bin Khattab, kaum muslimin
menetapakan adanya tiga unsur penting dalam agama islam ,yakni iman , islam, dan
ihsan sebagai satu kesatuan yang utuh .
2. Istilah insan kamil (manusia sempurna ) pertama kali diperkenalkan oleh Syekh Ibn
Araby (abad ke-14 ) . Ia menyebutkan ada dua jenis manusia. Yakni insan kamil dan
monster setengah manusia. Insan kamil adalah manusia yang telah menanggalkan ke-
monster-annya.
3. Insan kamil bukanlah manusia pada umumnya. Ibnu araby menyebutkan adanya dua
jenis manusia , yaitu insan kamil dan monster bertubuh manusia. Dengan merujuk
kepada seluruh ayat Al-Qur’an tentang term “manusia’ ternyata untuk dapat selamat
kembali kepada Tuhan (masuk surga-Nya ) kita harus melepaskan kemanusiaan
(dalam arti basyar , al-insan , dan an-nas). Kita harus mencapai derajat Insan Kamil.

B. SARAN
Adapun saran dari penulisan ini ialah semoga para pembaca dapat
engamalkannya dan menerapkan isi dari makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainudin. 2007. Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara.

Suryana, A.Toto, 1996.Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, Bandung:Tiga


Mutiara.

Sopian,dkk.2018. Pendidikan Agama Islam Berbasis Karakter Dan Modernisasi Islam.


Jambi:Universitas Jambi.

15

Anda mungkin juga menyukai