Disusun oleh :
1. Gunawan wibisono A1C318056
2. Farradilla Handayani A1C318057
3. Uci Fatonah A1C318063
Dosen pembimbing :
Robi Hendra S.Pd. MPd.
Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS JAMBI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT. atas rahmat dan karunianya sehingga
makalah berjudul “PERKEMBANGAN KURIOKULUM DIINDONESIA” dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Makalah ini mungkin jauh dari kata sempurna akantetapi makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas Pengantar Kependidikan. Kritik dan Saran pembaca kami terima demi
perbaikan masalah selanjutnya.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Kurikulum di indonesia..............................................................................................
2.2 kurikulum yang dipakai pada sekolah dasar...........................................................................
Daftar pustaka...............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak lahir seorang manusia sudah langsung terlibat di dalam kegiatan pendidikan dan
pembelajaran. Dia dirawat, dilatih, dijaga, dan dididik oleh orang tua, keluarga dan
masyarakatnya menuju tingkat kematangan, sampai kemudian terbentuk potensi kemandirian
dalam mengelola kelangsungan hidupnya.
Pendidikan yang diterima dan diajarkan ke setiap orang itu berbeda-beda tergantung sifat
dan kebutuhan. Oleh karena itu, setiap pendidikan yang diterima oleh orang yang satu dengan
orang yang lainnya tidak selalu sama. Pendidikan sangat diperlukan agar setiap generasi penerus
bangsa menjadi manusia yang memiliki bekal masa depan yang cerah. Hal ini dikarenakan
pendidikan yang dimiliki setiap orang bisa mengarahkan bagaimana masa depan orang itu
nantinya.
Karena manusia pendidikan mutlak ada dan karena pendidikan, manusia semakin menjadi
diri sendiri sebagai manusia yang manusiawi. Didalam konteks pendidikan, manusia adalah
makhluk yang selalu mencoba memerankan diri sebagai subjek dan objek. Sebagai subjek, selalu
berusaha mendidik dirinya (sebagai objek) untuk perbaikan perilakunya.
Jelaslah bahwa pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, baik
pendidikan yang berlangsung secara alami oleh orang tua atau masyarakat terlebih pendidikan
tersistem yang diselenggarakan oleh sekolah. Jadi kesimpulannya adalah manusia memiliki
beberapa potensi yang ada pada dirinya.
1.3 Tujuan
1. Dapat menyikapi Perubahan Kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kurikulum 1947
2. Kurikulum 1952
Setelah Rencana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia
mengalami penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini diberi nama Rencana Pelajaran Terurai
1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling
menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Di
penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964.
Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana).
Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan,
emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih
menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
3. Kurikulum 1964
4. Kurikulum 1968
5. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan
efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO
(management by objective) yang terkenal saat itu. Metode, materi, dan tujuan pengajaran
dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal
istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan
pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran,
alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik.
Guru dibikin sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan
pembelajaran.
7. Kurikulum 1994
Kurikukum 2004 ini lebih dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk
melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar performance yang telah
ditetapkan. Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan mengacu pada upaya penyiapan
individu yang mampu melakukan perangkat kompetensi yang telah ditentukan.
Implikasinya adalah perlu dikembangkan suatu kurikulum berbasis kompetensi sebagai
pedoman pembelajaran. Kurikulum Berbasis Kompetensi berorientasi pada: 1. Hasil dan
dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman
belajar yang bermakna. 2. Keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan
kebutuhannya. Tujuan yang ingin dicapai menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa
baik secara individual maupun klasikal. Tahun 2004 pemerintah mengeluarkan kurikulum
baru dengan nama kurikulum berbasis kompetensi.
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-
integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi 4 Taqwim Islami, Sejarah
Perkembangan Kurikulum di Indonesia yang siap di dalam menghadapi masa depan.
Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Titik
beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam
melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa
yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun
obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013
menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Melalui pendekatan itu
diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih
baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka
bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki
masa depan yang lebih baik. Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari
melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis
pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar
nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum
2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat.
a. Kurikulum KBK
Kurikulum Berbasis Kompatansi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum
yang menekankan pada pengembangkan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas
dengan standar performans tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa
penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. (Mulyasa, 2002: 39). Dalam dokumen
kurikulum 2004 dirumuskan bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat
rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil balajar yang harus dicapai oleh siswa,
penilaian kegiatan belajar mengajar, dan penberdayaan sumberdaya pendidikan. (Depdiknas,
2002) Kurikulum berbasis kompetensi berorientasi pada :
1. hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian
penglaman belajar yang bermakna
2. keberagaman yang dapat di infestasikan sesuai dengan kebutuhannya. Terdapat tiga
landasan teoritis yang mendasari KBK. Pertama, adanya pergesaran dari pembelajaran
kelompok, kearah pembelajaran individual. Kedua, pengembangan konsep belajar tuntas
(Mastery Learning) atau belajar sebagai penguasaan (Learning for Mastery) adalah suatu
falsafah pembelajaran yang mengatakan bahwa dalam sistem pembelajaran yang tepat
semua peserta didik dapat mempelajari semua bahan yang diberikan dengan hasil yang
baik. Ketiga, pendefinisian kembali kepada bakat.