Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Disusun oleh :

- NABILLA EKA WIJAYA


- WINDA ANANDA
- AMINATUSSAADAH
- UCI FATONAH
- FARRADILLA HANDAYANI
- ELLA JULI ASTUTI
- CLAUDYA MELLINIA
- INDO UNGA
- Kelas Reguler B 2018

Dosen Pengampu : Eva Iryani S.Pdi, M.Pdi

PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN 2018/2019
PENGERTIAN IBADAH DAN AMAL SOLEH

1. Ibadah

   Menurut bahasa ibadah adalah pengabdian, penyembahan,keataatan.   Menurut istilah ibadah


adalah budi pekerti dan segala suatu aktifitas yang dilakukan manusia yang disenangi Allah
SWT dan diridhai-nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik bersifat lahiriah maupun
batiniah.

Ibadat atau Ibadah adalah sebuah kata yang mempunyai Arti :

1. perbuatan atau penyataan bakti terhadap Allah atau Tuhan yang didasari oleh  peraturan
agama.

2. segala usaha lahir dan batin yang sesuai perintah agama yang harus dituruti  pemeluknya.

3. upacara yang berhubungan dengan agama.

2.Amal Soleh

Amal saleh adalah segala bentuk perbuatan baik manusia yang mengitukuti ajaran-ajaran dan
petunjuk agama.Manusia Diperintahkan Beribadah Karena

Kehendak Tuhan, Allah SWT menciptakan manusia dengan kewenangan  Nya supaya
manusia dapat mengenal Penciptanya.

Tujuan hidup manusia, Manusia diciptakan bukanlah untuk kesia-siaan, tetapi memiliki
tujuan hidup yang harus diraih

Jasmani dan Rohani, ibadah yang sempurna yaitu meniru sifat-sifat Allah dan merendahkan
diri serendah-rendahnya baik secara lahir maupun batin.

Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :

ُ ْ‫ك تَ ُمو‬
)‫ت َغدًا (ابن عساكر‬ َ ِ‫ َوا ْع َملْ أِل ّ ِخ َرت‬.‫ك تَ ِعيْشُ أَبَدًا‬
َ َّ‫ك َكأَن‬ َ ّ‫ك َكأَن‬
َ ‫إِ ْع َملْ لِ ُد ْنيَا‬

Artinya:

Beramallah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya dan beramallah untuk
akhiratmu seakan-akan engkau mati besok pagi. (H.R. Ibnu ‘Asakir)

RUANG LINGKUP IBADAH

1. ibadah mahdhah
Ialah ibadah yang mengandung dan mengatur hubungan vertikal antara manusia dengan Allah
SWT semata-mata.Bentuk-bentuk atau jenis mahdhah

1. bersuci(Thaharah)

bersuci merupakan salah sati syarat keabsahan suatu ibadah

1. shalat

shalat merupakan tindakan atau perbuatan khusus seorang muslim dalam rangka mengabdi dan
memuliakan Allah.

1. Puasa

Puasa berarti menahan diri dari segala sesuatu.

1. Zakat

Zakat merupakan memberikan sebagian harta kepada orang yang berhak menerimanya.

1. ibadah haji

memenuhi panggilan Allah ketanah suc iMakkah Al-Mukarromah.

1. ibadah ghairu mahdhah

Ialah ibadah yang menyangkut hubungan manusia dengan Allah SWT, manusia dengan manusia
dan makhluk Allah lainnya.

1. HIKMAH IBADAH DAN AMAL SALEH

1. Tidak Syirik

َ‫َوا ْس ُج ُدوْ ا ِهللِ الَّ ِذىْ خَ لَقَه َُّن اِ ْن ُك ْنتُ ْم اِيَّاهُ تَ ْعبُ ُدوْ ن‬

dan melainkan bersujudlah kepada Allah, yang telah menciptakan mereka, jika benar-benar
hanya kepada Nya kamu menyembah (beribadah) [Ha Mim As Sajdah 41:38]

  2. Memiliki ketakwaan

Hai manusia, sembahlah Tuhan mu yang telah menjadikan kamu dan juga orang-orang
sebelummu supaya kamu bertakwa [Al Baqarah 2:22]

3. Terhindar dari kemaksiatan

‫ان الصلوة تنهى عن الفحشاء والمنكر‬


Sesungguhnya shalat mencegah orang dari kekejian dan kejahatan yang nyata [Al Ankabut
29:46]

4. Berjiwa social

ibadah menjadikan seorang hamba menjadi lebih peka dengan keadaan lingkungan disekitarnya

5. Tidak kikir

dan karena cinta kepada Nya memberikan harta benda kepada ahli kerabat, dan anak-anak
yatim, dan orang-orang miskin, dan kaum musafir, dan mereka yang meminta sedekah dan
untuk memerdekakan sahaya. [Al Baqarah 2:178]

6. Merasakan keberadaan Allah SWT

ِ ‫ك ِح ْينَ تَقُوْ ُم َوتَقَلُّبَكَ فِى الس‬


َ‫َّاج ِد ْين‬ َ ‫اَلَّ ِذى يَ َرا‬

Yang Dia melihatmu sewaktu kamu berdiri (shalat) dan bolak balik dalam sujud Ketika seorang
hamba beribadah, Allah SWT benar-benar berada berada dihadapannya, maka harus dapat
merasakan/melihat kehadiran Nya atau setidaknya dia tahu bahwa Allah SWT sedang
memperhatikannya.

1.  Terkabul Doa-doanya
2. 8.   Banyak saudara
3.  Memiliki kejujuran

10. Berhati ikhlas

11. Sehat jasmani dan rohani

12. Memiliki kedisiplinan

Surah al baqarah ayat 5 menurut tafsir al jalalain


ٓ ٓ
َ ‫ك َعلَ ٰى ه ًُدى مِّن رَّ ب ِِّه ْم ۖ َوأ ُ ۟و ٰلَ ِئ‬
‫ك ُه ُم ْٱل ُم ْفلِحُون‬ َ ‫أ ُ ۟و ٰلَ ِئ‬

«‫أولئك» الموصوفون بما ذكر «على هدىّ من ربِّهم وأولئك هم المفلحون» الفائزون بالجنة الناجون من النار‬.
(Merekalah), yakni orang-orang yang memenuhi sifat-sifat yang disebutkan di atas (yang
beroleh petunjuk dari Tuhan mereka dan merekalah orang-orang yang beruntung) yang akan
berhasil meraih surga dan terlepas dari siksa neraka. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Baqarah 2:5)

Pengertian Iman, Islam dan Ihsan


1.      Iman
         Kita tidak mungkin menjadi mukmin yang hakikitanpa mengenal profil nabi kita
Muhammad S.A.W.. sebab, hanya dengan itu kita tahu bagaimana seharusnya mengamalkan
agama islam ini
         Membahas tentang prihal iman maka pembahasan tersebut menjurus kepada ilmu tauhid.
Ilmu tauhid tidak dapat dipisahkan dengan permasalahan keimanan. Dengan demikian,
membahas ilmu tauhid berarti juga menerangkan segala sesuatu tentang keimanan serta rukun-
rukunnya sebab yang diisyaratkan dengan tauhid ialah al-iman.
     Iman berasal dari kata: " ‫ايمان‬ "  merupakan bentuk masdar yang fi’il madhinya adalah " ‫امن‬ "
Yang menurut lughah (bahasa) artinya adalah :
‫صد قه ووثق به‬                                                            
                 (Membenarkan serta mempercayakan).
Secara etimologi berarti:
‫اِ ْي َمانًا‬ -  ُ‫ي ُْؤ ِمن‬ -  َ‫ ٰا َمن‬ -aamana-yu minu-iimaanan = Mengamankan.
‫ب‬ِ   َ‫ ٰا َمن‬ -aamana bi = Percaya.
     Menurut para ahli kalam yang termaktub (tercantum) dalam kitab al-a’lamah as-syayid husein
affandi al-jisri at-tharabilisi yang berjudul al husunul hamidiyyah, pengertian iman adalah
sebagai berikut :
     “membenarkan apa-apa yang dibawa Rasulullah SAW. Yang diketahui kedatangannya secara
pasti, maksudnya tekad membenarkan apa-apa yang dibawa nabi itu dari sisi Allah SWT, yang
diketahui secara yakin kedatangannya disertai ketundukan hati.
     Menurut imam bukhari sendiri, iman adalah:‫االيمان قول وعمل يزيد وينقص‬   
ucapan dan amalan (pekerjaan), bertambah dan berkurang.
           Menanggapi pernyataan beliau tersebut tentang bertambah serta berkurangnya
iman di jawab berbeda oleh ulama yang masuk dalam pembahasan ilmu kalam.
Apakah benar iman itu bisa bertambah serta bisa pula berkurang?
           Senada dengan pernyataan tersebut imam al-asy’ari menyatakan bahwa iman itu bisa naik
serta bisa pula turun. Dapat  bertambah akan tetapi dapat pula berkurang.
           Pernyataan beliau tersebut menyatakan bahwa bukan pengertian iman secara esensi yang
dapat bertambah serta berkurang akan tetapi yang disebutkan beliau itu adalah pengertian iman
secara sifat.
           Kemudian menurut al-bazdawi iman tidak bisa naik maupun turun atau tidak dapat
bertambah maupun berkurang. Hanya saja beliau mencontohkan bahwa iman tersebut adalah
suatu benda yang terkena cahaya yang mana cahaya tersebut akan membuat bayangan, bayangan
benda tersebut dapat berupa bayangan yang sedikit bisa pula berupa bayangan yang banyak
sesuai dengan cahaya yang di berikan kepada benda tersebut. Nah jika benda tersebut dimisalkan
dengan iman, apakah benda tadi dengan sendirinya bisa bertambah serta bisa berkurang? Tentu
tidak bukan, karena yang dapat bertambah serta berkurang adalah bayangan dari benda tersebut
dan bayangan itulah yang dimaksudkan sebagai iman yang bisa bertambah dan berkurang.
           Seseorang yang telah beriman wajib menjaga keimanannya dari segala perbuatan buruk
yang akan mengakibatkan rusaknya iman tersebut.
           Iman itu belumlah cukup apabila hanya diucapkan dengan lidah saja, tetapi harus disertai
dengan amal saleh, yaitu melaksanakan semua perintah syari’ah agama. Hal ini sesuai dengan
sabda Nabi Muhammad SAW.:
           “Iman ialah kepercayaan (diyakini) di dalam hati, ditetapkan (diucapkan) dengan lidah,
dan dilaksanakan dengan anggota badan (perbuatan).”
Rasulullah Saw bersabda :

ِ َ‫ َو َم ْن َكانَ ي ُْؤ ِمنُ باهللِ َوالي‬، ُ‫ض ْيفَه‬


‫وم‬ َ ‫ فَ ْليُ ْك ِر ْم‬، ‫وم اآل ِخ ِر‬
ِ َ‫ َو َم ْن َكانَ ي ُْؤ ِمنُ باهللِ َوالي‬، ُ‫ فَالَ ي ُْؤ ِذ َجا َره‬، ‫اآلخر‬
ِ ِ َ‫َم ْن َكانَ ي ُْؤ ِمنُ باهلل َوالي‬
‫وم‬
ْ ‫ فَ ْليَقُلْ خَ يْراً أَوْ لِيَ ْس ُك‬، ‫اآل ِخ ِر‬
ٌ َ‫ت )) ُمتَّف‬
‫ق َعلَي ِه‬

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan kepada hari akhir, hendaknya ia tidak menyakiti
tetangganya, barangisiapa yang beriman kepada Allah dan kepada hari akhir, hendaknya ia
memuliakan tamunya, barangsiapa yang beriman kepada Allah dan kepada hari akhir,
hendaknya ia berkata baik atau diam.” (Muttafaq ‘alaih).
2.      Islam
     Islam berasal dari kata Arab Aslama-Yuslimu-Islaman yang secara kebahasaan berarti
'Menyelamatkan'. beberapa istilah terpenting dalam pemahaman mengenai keislaman, yaitu
Islam dan Muslim. Kesemuanya berakar dari kata Salam yang berarti kedamaian. Kata Islam
lebih spesifik lagi didapat dari bahasa Arab Aslama, yang bermakna "untuk menerima, menyerah
atau tunduk" dan dalam pengertian yang lebih jauh kepada Tuhan.
     Pengertian Islam bisa kita bedah dari dua aspek, yaitu aspek kebahasaan dan aspek
peristilahan. Dari segi kebahasaan, Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang
mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi
bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian. Oleh sebab itu orang yang
berserah diri, patuh, dan taat kepada Allah swt. disebut sebagai orang Muslim.
     Dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kata Islam dari segi kebahasaan
mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan berserah diri kepada Allah swt. dalam upaya mencari
keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Hal itu dilakukan atas kesadaran dan
kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura, melainkan sebagai panggilan dari fitrah
dirinya sebagai makhluk yang sejak dalam kandungan telah menyatakan patuh dan tunduk
kepada Allah.
     Adapun pengertian Islam dari segi istilah, banyak para ahli yang mendefinisikannya di
antaranya Prof. Dr. Harun Nasution. Ia mengatakan bahwa Islam menurut istilah (Islam sebagai
agama) adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia
melalui Nabi Muhammad saw. sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran
yang bukan hanya mengenal satu segi, tetapi menganal berbagai segi dari kehidupan manusia.
     Sementara itu Maulana Muhammad Ali mengatakan bahwa Islam adalah agama perdamaian;
dan dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah dan kesatuan atau persaudaraan umat manusia
menjadi bukti nyata bahwa agama Islam selaras benar dengan namanya. Islam bukan saja
dikatakan sebagai agama seluruh Nabi Allah, sebagaimana tersebut dalam Al Qur’an, melainkan
pula pada segala sesuatu yang secara tak sadar tunduk sepenuhnya pada undang-undang Allah.
     Kemudian menurut Hamka setelah manusia menerawang, berfikir, merenung, membanding,
mengukur, menjangka, pendeknya memfilosof, akhirnya sampailah dia di ujung perjalanan. Di
dinding yang tidak tersebrangi itu. Segala macam telah dicobanya. Akhirnya yakinlah dia bahwa
memang ada sesuatu itu, dialah yang Mutlak, Dialah Yang Maha Kuasa, Dialah puncak (kata
plato). Dialah Tao, yang tak dapat diberi nama (kata Lao Tze). Maka insyaflah manusia akan
kelemahan dirinya, dan insyaf  akan kemaha besarnya yang ada itu. Maka menyerahlah dia
dengan segala rela hati. Penyerahan yang demikian dalam bahasa arab dinamaiIslam.[10]
Dari pengertian Islam tersebut, adanya 3 aspek, yaitu:
a.       Aspek vertikal
Mengatur antara makhluk dengan kholiknya (manusia dengan Tuhannya).Dalam hal ini
manusia bersikap berserah diri pada Allah.
b.       Aspek horizontal
Mengatur hubungan antara manusia dengan manusia. Islam menghendaki agar manusia
yang satu menyelamatkan, menentramkan dan mengamankan manusia yang lain.
c.       Aspek batiniah
Mengatur ke dalam orang itu sendiri, yaitu supaya dapat menimbulkan kedamaian,
ketenangan batin maupun kemantapan rohani dan mental.
           Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetian islam adalah sebuah agama yang tidak
membebani tidak pula memanjakan pemeluknya ( agama pertengahan) yang mana tanpa ada
paksaan untuk pemeluknya  menyerah atau tunduk sesuai dengan fitrahnya dan selamatlah
mereka yang taat serta benar-benar memegangnya.
3.      Ihsan
     Ihsan  ( ‫ناسح‬I ) adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti “kesempurnaan” atau “terbaik.”
Dalam terminologi agama Islam, Ihsan berarti seseorang yang menyembah Allah seolah-olah ia
melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut
membayangkan bahwa sesungguhnya Allah melihat perbuatannya.[11]
     Ihsan ialah melaksanakan ibadah dengan sepenuh hati karena menyadari bahwa Allah selalu
melihatnya, hingga ia merasakan berhadapan langsung dengan Allah dan bahkan ia melihat
Allah SWT. dengan hati nurani. Semua itu dilakukannya dengan ikhlas.[12]
     Seseorang tidak akan merasakan nikmatnya ibadah apabila dia tidak merasa melihat dengan
tuhannya. Bila kita ingkar kepada Allah, maka akan mengalami kesesatan yang nyata. Orang
yang sesat tidak akan merasakan kebahagiaan dalam hidup. Oleh karena itu, beriman kepada
Allah sesungguhnya adalah untuk kebaikan manusia.
     Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, disebutkan bahwa Nabi
Muhammad SAW bersabda:
     “sesungguhnya Allah mewajibkan al-Ihsan dalam segala masalah, oleh karena itu jika kalian
berperang harus dengan satria, dan jika menyembelih binatang pun harus dengan cara yang
baik (tidak sadis)”.[13]
     Syaikh ‘Abdurrahman as Sa’di Rahimahullah menjelaskan bahwa ihsan mencakup dua
macam, yakni ihsan dalam beribadah kepada Allah dan ihsan dalam menunaikan hak sesama
makhluk. Ihsan dalam beribadah kepada Allah maknanya beribadah kepada Allah seolah-olah
melihat-Nya atau merasa diawasi oleh-Nya.
     Sedangkan ihsan dalam hak makhluk adalah dengan menunaikan hak-hak mereka.
Ihsan kepada makhluk ini terbagi dua, yaitu:
a.    Wajib
       Yang hukumnya wajib, misalnya berbakti kepada orang tua dan bersikap adil dalam
bermuamalah.
b.   Sunnah
      Yang hukumnya sunnah, misalnya memberikan bantuan tenaga atau harta yang melebihi
batas kadar kewajiban seseorang.

     Salah satu bentuk ihsan yang paling utama adalah berbuat baik kepada orang yang berbuat
jelek kepada kita, baik dengan ucapan atau perbuatannya.[14]
Surah al maidah ayat 5 menurut tafsir al misbah :

َ‫َات ِمنَ الَّ ِذين‬


ُ ‫صن‬َ ْ‫ت َو ْال ُمح‬
ِ ‫َات ِمنَ ْال ُم ْؤ ِمنَا‬ َ ‫ات ۖ َوطَ َعا ُم الَّ ِذينَ أُوتُوا ْال ِكت‬
َ ْ‫َاب ِحلٌّ لَ ُك ْم َوطَ َعا ُم ُك ْم ِح ٌّل لَهُ ْم ۖ َو ْال ُمح‬
¡ُ ‫صن‬ ُ َ‫ْاليَوْ َم أُ ِح َّل لَ ُك ُم الطَّيِّب‬

‫صنِينَ َغي َْر ُم َسافِ ِحينَ َواَل ُمتَّ ِخ ِذي أَ ْخدَا ٍن ۗ َو َم ْن يَ ْكفُرْ بِاإْل ِ ي َما ِن فَقَ ْد َحبِطَ َع َملُهُ َوهُ َو فِي‬ َ ‫َاب ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم إِ َذا آتَ ْيتُ ُموه َُّن أُج‬
ِ ْ‫ُوره َُّن ُمح‬ َ ‫أُوتُوا ْال ِكت‬

َ‫اآْل ِخ َر ِة ِمنَ ْالخَا ِس ِرين‬

Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al
Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi mereka. (Dan dihalalkan mangawini)
wanita yang menjaga kehormatan diantara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang
menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah
membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak
(pula) menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima
hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang merugi
(Tafsir Al-Misbah, Al-Maidah:5)

B.     Hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan


Islam, Iman dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya.
Iman adalah keyakinan yang menjadi dasar akidah. Keyakinan tersebut kemudian diwujudkan
melalui pelaksanaan kelima rukun Islam. Sedangkan pelaksanaan rukun Islam dilakukan dengan
cara ihsan, sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah.
Untuk mempelajari ketiga pokok ajaran agama tersebut, para ulama mengelompokkannya
lewat tiga cabang ilmu pengetahuan. Rukun Islam berupa praktek amal lahiriah disusun dalam
ilmu Fiqh, yaitu ilmu mengenai perbuatan amal lahiriah manusia sebagai hamba Allah. Iman
dipelajari melalui ilmu Tauhid (teologi) yang menjelaskan tentang pokok-pokok keyakinan.
Sedangkan untuk mempelajari ihsan sebagai tata cara beribadah adalah bagian dari
ilmu  Tasawuf.
QS Ali-Imran ayat 19 :

Artinya:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-
orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena
kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah
Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”
Di dalam ayat tersebut dijelaskan kata Islam dan selalu diikuti dengan kata addin yang
artinya agama. Addin terdiri atas 3 unsur yaitu, iman, Islam, dan ihsan. Dengan kata lain dapat
dinyatakan bahwa iman merupakan keyakinan yang membuat seseorang ber-Islam dan
menyerahkan sepenuh hati kepada Allah dengan menjalankan syareatnya dan meninggalkan
segala yang dilarang oleh syariat Islam.
Selain itu iman, islam, dan ihsan sering juga diibaratkan hubungan diantara ketiganya adalah
seperti segitiga sama sisi yang sisi satu dan sisi lainya berkaitan erat. Segitiga tersebut tidak akan
terbentuk kalau ketiga sisinya tidak saling mengait. Jadi manusia yang bertaqwa harus bisa
meraih dan menyeimbangkan antara iman, islam dan ihsan.

Anda mungkin juga menyukai