Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Iskandar Alhakim

NIM : 2020312007P
Mata Kuliah : Pengantar Energi
Dosen Pengampuh : Husnah, S.T., M.T

TUGAS MANDIRI KE – 1

Buatlah resume singkat mengenai permasalahan energi saat ini, baik yang terjadi di Indonesia
maupun dunia secara global. Beri alasan ataupun pendapat mengapa ini menjadi hal yang penting
dan beri beberapa solusi pemecahan masalah energi tersebut!

Sektor energi mempunyai peranan penting bagi peningkatan kegiatan ekonomi dan
ketahanan nasional, sehingga pengelolaan energi yang meliputi penyediaan, pemanfaatan dan
pengusahaan harus dilaksanakan secara berkelanjutan. Dalam mengelola sektor energi untuk
jangka panjang perlu dilakukan perencanaan yang terintegrasi pada pengembangan sumber daya
energi agar dapat menjamin ketersediaaan energi jangka panjang. Berdasarkan perencanaan
tersebut perlu dukungan dari sisi kebijakan untuk dapat merealisasikan penerapan teknologi
energi untuk memenuhi kebutuhan energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan
harga yang terjangkau.
Peranan sektor industri dalam penggunaan energi selalu mendominasi dan diprakirakan
terus meningkat pangsanya dari 37% pada tahun 2012 menjadi 41% pada tahun 2015 kemudian
meningkat sedikit menjadi 42% pada tahun 2025.
Ditinjau dari penggunaan jenis bahan bakar final, BBM masih terus mendominasi
kebutuhan energi secara nasional. Pemanfaatan BBM meningkat dengan laju pertumbuhan 6,1%
per tahun. Penggunaan batubara dan gas juga meningkat cukup tinggi terutama digunakan di
sektor industri. Teknologi berbasis listrik juga berkembang pesat dan dominan digunakan di
hampir setiap sektor, terutama di sektor rumah tangga dan komersial. Dalam kaitan dengan
pertumbuhan kebutuhan dan pasokan tersebut, perlu disusun strategi dalam pengelolaan energi.
Berbagai masalah dapat muncul dalam menjaga keberlanjutan pasokan energi dalam memenuhi
kebutuhan energi untuk jangka panjang. Pengelolaan energi diprakirakan akan menghadapi
banyak tantangan baik secara global maupun dalam lingkup nasional.
Pada tahun 2012 pasokan energi primer di Indonesia masih didominasi oleh sumber
energi fosil seperti minyak, batubara, dan gas (20,6%). Mengingat cadangan energi fosil
Indonesia terbatas yang bila dibandingkan dengan cadangan dunia minyak hanya 0,20%, gas
1,60% dan batubara 1,10%, maka perlu segera mengoptimalkan pemanfaatan sumber EBT.
Indonesia memiliki berbagai jenis energi terbarukan seperti hidro, panas bumi, angin, surya,
kelautan dan biomasa yang belum dimanfaatkan secara optimal. Pengembangan energi untuk
jangka panjang perlu mengoptimalkan pemanfaatan EBT untuk mengurangi pangsa penggunaan
energi fosil.
Beberapa hal yang menghambat pengembangan EBT antara lain adalah biaya investasi
yang masih tinggi, belum ada insentif yang memadai, harga jual energi terbarukan masih lebih
tinggi dibandingkan dengan energi fosil, kurangnya pengetahuan dalam mengadaptasi fasilitas
energi bersih, serta potensi sumberdaya EBT pada umumnya kecil dan tersebar. Dari sisi
disparitas wilayah, permasalahan yang muncul adalah kebutuhan energi yang sangat besar di
wilayah Jawa sedangkan potensi sumber energi yang dimiliki sangat terbatas. Sementara itu luar
Jawa yang memiliki potensi sumberdaya energi yang besar hanya membutuhkan energi yang
relatif kecil. Disamping itu infrastruktur energi di wilayah luar Jawa masih sangat kurang, baik
secara kualitas maupun kuantitas. Infrastruktur yang masih sangat kurang ini menjadi
penghambat utama dalam pengembangan wilayah serta pemerataan akses masyarakat terhadap
energi. Dari sisi pasokan energi fosil, produksi minyak terus menurun sedangkan kebutuhan
bahan bakar minyak (BBM) terus meningkat sehingga akan menyebabkan peningkatan impor
minyak mentah serta BBM. Potensi gas bumi yang cukup besar ternyata belum dapat
meningkatkan konsumsi gas dalam negeri karena infrastruktur yang ada belum memadai.
Disamping itu kontrak ekspor gas jangka panjang dalam jumlah besar juga menjadi kendala bagi
pasokan gas domestik. Ekspor batubara terus meningkat sedangkan konsumsi batubara domestik
pada tahun 2012 hanya dapat menyerap 23% produksi batubara. Ini berarti batubara belum
secara optimal dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Batubara
masih sebagai komoditas ekspor dan belum berorientasi pada peningkatan ketahanan energi
untuk jangka panjang. Ekspor batubara dalam jumlah yang jauh melebihi konsumsi domestik
bila tidak dikendalikan akan dapat menguras sumber daya sehingga pemanfaatannya hanya
dalam waktu yang pendek dan tidak bisa digunakan sebagai cadangan pasokan energi untuk
generasi mendatang.
Salah satu sumber energi terbarukan yang perkembangannya cukup pesat di dunia
termasuk Indonesia yaitu energi surya. Posisi Indonesia sebagai negara beriklim tropis yang
mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun dan kekayaan alam pasir silika merupakan
anugerah yang harus dioptimalkan. Potensi pengembangan energi surya sangat besar, tercatat
Indonesia memiliki potensi energi surya sebesar 207.898 MW (4,80 kWh/m2/hari).
Saat ini, pemanfaatan energi surya di Indonesia baru mencapai 0,05% dari potensi yang
ada, dan kapasitas terpasang untuk Pembangkit Tenaga Surya baru mencapai 100 MW, harus
mencapai peningkatan sekitar 900 MW sesuai target RUEN. Target Pemerintah membangun
PLTS sebesar 6,5 GW pada 2025 juga terus dikejar. PLTS merupakan bagian dari solusi energi
alternatif, sekaligus demi menciptakan kualitas udara yang lebih baik.
Oleh karena itu, Pemerintah terus berupaya mendorong pemanfaatan energi surya secara
optimal dengan melibatkan seluruh stakeholder. Penggunaan energi surya sebagai green
energy menggunakan clean technology harus menjadi pilihan dan prioritas bagi kita semua untuk
mendukung sustainability.
Pemerintah mendorong peran positif Asosiasi dalam mencapai target Rencana Umum
Energi Nasional (RUEN) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya sebesar 1 Giga Watt (GW).
Bahwa asosiasi merupakan mitra strategis Pemerintah. Di satu sisi menjalankan program
bersama dengan Pemerintah, dan di sisi lain menyampaikan aspirasi publik kepada Pemerintah,
apa yang menjadi tantangan dan hambatan publik untuk pelaksanaanya.
AESI atau Asosiasi Energi Surya Indonesia merupakan salah satu Asosiasi yang aktif
mendukung program dan kebijakan Pemerintah dalam bidang pengembangan energi terbarukan,
khususnya energi surya. Pada 27 Juli 2019 lalu, AESI menginisiasi penyelenggaraan Gerakan
Surya Sejuta Atap untuk mengkampanyekan pemanfaatan energi surya untuk kehidupan sehari-
hari. Inisiatif AESI ini patut diapresiasi karena turut mendorong pemanfaatan energi surya di
Indonesia.
Dukungan dari PT PLN juga tak kalah pentingnya dalam berbagai target dan upaya yang
dicanangkan. Khusus PLTS Atap, Peraturan Menteri ESDM yang mendukung pemanfaatan
energi surya ini telah diterbitkan berikut revisinya. Hal ini diharapkan dapat semakin
meningkatkan dan mempercepat pemanfaatan PLTS atap secara luas di Indonesia. Dengan
disusunnya Peraturan Menteri ini, diharapkan dapat membuka peluang bagi konsumen PT PLN
(Persero) baik dari sektor rumah tangga, bisnis, Pemerintah, sosial maupun industri untuk
berperan serta dalam pemanfaatan dan pengembangan energi terbarukan untuk mencapai
ketahanan dan kemandirian energi, khususnya energi surya.

Anda mungkin juga menyukai