LAPORAN
Untuk memenuhi tugas Matakuliah
Perkembangan Formula Makanan
Yang dibina oleh Ibu Dr. Ir. Rr. Endang Sutjiati, M. Kes
Oleh Kelompok 5 :
Salsabila Fauziah Rahayu (P17111181026)
Afinnadia Navaginita I.P (P17111181027)
Rahma Rani Wulan F. (P17111181028)
Putri Yulia Agustin (P17111181029)
Deva Okty Siswanto (P17111181031)
2. PENGEMBANGAN FORMULA
a. Nama produk
Smothies Labu Kuning
e. Teknik/Metode Pengolahan
1. Cuci bersih Labu Kuning kemudian kupas kulit dan buang
bijinya hingga bersih
2. Potong Menjadi beberapa bagian kemudian kukus labu sekitar
10-15 menit
3. Dinginkan sebentar, lalu masukkan kedalam blender, kemudian
tambahkan gula dan susu
4. Nyalakan blender, tunggu hingga semua bahan tercampur rata
5. Sajikan dalam gelas, Smothies Labu Kuning Siap untuk
dinikmati
f. Penyajian
Penyajian makanan berbentuk makanan saring dengan rute
pemberian oral yakni pemberian makanan atau minuman langsung
melalui mulut.
Makanan saring adalah makanan semi padat yang mempunyai
tekstur lebih halus dibandingkan dengan makanan lunak, tetapi lebih
kental dari makanan cair sehingga lebih mudah ditelan dan dicerna.
Menurut keadaan penyakit, makanan saring diberikan langsung pada
pasien atau merupakan perpindahan dari makanan cair kental ke
makanan lunak. Makanan saring diberikan ke pada pasien pasca
operasi tertentu, pada infeksi akut termasuk infeksi saluran cerna, serta
kepada pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan, atau sebagai
perpindahan dari maanan cair kental ke makanan lunak.
Tujuan Pemberian
1. Memberikan makanan semi padat yang mengandung nilai gizi
mendekati kebutuhan gizi pasien
2. Sebagai proses adaptasi dari makanan cair menjadi makanan
dengan tekstur yang lebih padat atau makanan lunak
Prinsip Makanan Saring
1. Hanya diberikan untuk jangka waktu yang singkat, terutama untuk
pasien dengan kebutuhan gizi lebih dari 1500 kkal
2. Tidak merangsang saluran cerna
3. Pengolahan dengan diblender atau disaring
Syarat Makanan Saring
1. Diberikan dalam waktu 1 – 3 hari, karena tidak dapat memenuhi
kebutuhan gizi terutama energo dan tiamin
2. Diberikan dalam porsi kecil dan frekuensi sering, yaitu 6 – 7 kali
sehari
3. Rendah serat, tidak menimbulkan gas
4. Bumbu tidak merangsang
[ CITATION ASD19 \l 1057 ]
3. PEMBAHASAN
Labu kuning atau waluh (Cucurbita moschata), merupakan salah
satu bahan pangan lokal Indonesia yang memiliki potensi gizi dan
komponen bioaktif yang baik. Buah labu kuning memiliki senyawa beta
karoten yang dapat berperan sebagai antioksidan dan antifotooksidaso.
Beta karoten yang dimiliki oleh labu kuning merupakan provitamin A
yang merupakan sumber penting dari vitamin A [ CITATION Gum13 \l
14345 ]. Menurut Mutchler (1991) penyembuhan tukak lambung pada
gastritis dapat dilakukan dengan pemberian Jus Buah Labu Kuning
kemungkinan disebabkan adanya kandungan provitamin A dan
betakaroten dalam Buah Labu Kuning. Vitamin A berfungsi untuk
pertumbuhan sel epitel, melindungi mukosa dari keratinisasi, dan
meningkatkan daya tahan mukosa terhadap infeksi. Dengan adanya asam
retinoat maka akan mempercepat pertumbuhan sel epitel dan
mempertahankannya serta retinol berperan penting pada struktur sel epitel
untuk memproduksi mucus. Sesuai dengan penelitian oleh Zuniarto (2019)
bahwa jus Buah Labu Kuning (Cucurbita moschata) efektif terhadap tukak
lambung tikus putih jantan yang diinduksi etanol absolut. Penurunan pH
rata – rata cairan lambung tampak terjadi seiring dengan kenaikan dosis
dengan tikus kontrol normal.
Kontribusi Energi
Makan Pagi (25%) = E (464 kkal); P (17,4 g); L (7,7 g); KH (81,2 g)
Snack Pagi (10%) = E (185,6 kkal); P (6,9 g); L (3,09 g); KH (32,4 g)
Makan siang (30%) = E (556,8 kkal); P (20,8 g); L (9,2 g); KH (97,4 g)
Snack Siang (10%) = E (185,6 kkal); P (6,9 g); L (3,09 g); KH (32,4 g)
Makan Malam (25%) = E (464 kkal); P (17,4 g); L (7,7 g); KH (81,2 g)