Anda di halaman 1dari 13

STUDI KASUS 1

Seorang wanita (52 tahun, berat badan 90kg, tinggi badan 160cm) datang ke Dokter dengan
keluhan buang air kecil berbusa, lemas, kesemutan pada ujung jari, dan volume BAK menurun.
Hasil pemeriksaan pasien terbaru: TD (150/90), HR (80x/ menit), RR (18x/ menit), HbA1C
(9,5%), GDP (200mg/dl), Urin lengkap (Leukosit -, Albumin +3), Serum kreatinin 1,2mg/dl.
RPD Pasien: DM 3 tahun dan Hipertensi 2 tahun. RPO Pasien: Amlodipin 5mg 1-0-0,
Metformin 500mg 3dd1, Glimepiride 2mg 2dd1, dan Dapagliflozin 10mg 1dd1. Diagnosa: CKD
Nefropati.
Stadium 1 : penurunan cadangan ginjal, pada stadium kadar kreatinin serum normal dan
penderita asimptomatik.
a. Tentukan faktor risiko DM yang dimiliki oleh pasien.
Jawab :
- Hipertensi, Hiperglikemi, Obesitas, CKD

b. Pahami mengenai kemungkinan komplikasi yang dialami pasien dan patofisiologi hingga
tata laksana terapi.
Jawab :
- Komplikasi : gagal ginjal
- Patofisiologi :- CKD karena diabetes militus
- Tata laksana :
1. Kontrol glukosa untuk menurunkan progresi nefropati
2. Kontrol hipertensi mengurangi resiko atau menurunkan progresi nefropati
3. Hindari diet protein karena tidak meruba kadar glikemik, resiko kardiovaskular,
penurunan GFR.
4. Terapi ACE-I atau ARB pada pasien tanpa kehamilan dengan albuminuria
sedang (30-229mg/24jam) dan albuminuria berat (>300mg/24jam)
c. Buatlah asuhan kefarmasian dalam bentuk S-O-A-P
Subjek : Pasien mengeluh buang air kecil berbusa, lemas, kesemutan pada ujung jari, dan
volume BAK menurun
Objek :
Jenis pemeriksaan Normal Hasil pemeriksaan
HR 60-100xmenit 80x/menit
RR 12-24x/menit 18x/menit
TD 120/80 mmHg 150/90 mmHg
HbA1C <5,7% 9,5%
GDP <100 mg/dl 200 mg/dl
Laboratorium
Leukosit 3.200-10.000 sel/m3 -
Albumin 3,5-5,0 g/dl +3
SrCr 0,6-1,3 mg/dl 1,2 mg/dl
Assesment :
- Penggunaan obat HT yang tidak sesuai yakni amlodipine, dimana terapi HT yang
sesuai adalah ACE-I atau ARB (nefroprotector, ada hubungannya dngan tekanan
glomerular)
- Pasien terindikasikan mengalami nefropati diabetic
- Terjadi albuminuria dilihat dari keluhan pasien kencing yang berbusa
- Perlu dilakukan pemeriksaan GFR
- Dosis Metformin di turunkan

Plan :
- Terapi HT dengan menggunakan golongan ACE-I atau ARB
- Monitoring serum potassium untuk penggunaan obat HT ACE-I dan ARB karena
dapat menyebabkan hyperkalemia atau hypokalemia.
- Terapi obat golongan SGLT-2

d. Apa obat yang dapat Anda rekomendasikan?


Jawab :
Obat golongan SGLT-2 karena menurunkan reabsorpsi glukosa tubular di ginjal, berat
badan, tekanan darah sistemik, tekanan intraglomerular, dan albuminuria.
STUDI KASUS 2

Tn. L L (52 tahun, berat badan 50kg, tinggi badan 160cm) datang ke Dokter dengan keluhan
sesak saat berjalan maupun istirahat dan bengkak di kaki. Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien
didiagnosa gagal jantung. Data TTV dan Lab terbaru: TD (155/90mmHg), HR (80x/ menit). RR
(18x/ menit), HbA1C (8,5%), GDP (180mg/dl), Echocardiogram (LVEF 40%), SrCr 0,9 mg/dl,
LDL (185mg/dl). RPD Pasien: DM tidak terkontrol, Hipertensi, Dislipidemia. RPO Pasien:
Pionix M 15/500 2dd1, Atorvastatin 10mg 1dd1, dan Amlodipin 10mg 1dd1.

a. Mengapa pasien mengalami bengkak di kaki?

Jawaban : karena kemungkinan adanya dislipidemia akibat HT yang tinggi, Diabetes


Militus yang tidak terkontrol (dilihat dari HbA1C yang tinggi)

Nb : HbA1C normal <5,7

b. Berapa GFR pasien?

(140−umur ) x kgBB
Jawaban : GFR¿
72 x SrCl

(140−52 ) x 50 kg
GFR¿
72 x 0.9

GFR = 67.9 (CKD stage 2)

c. Buatlah asuhan kefarmasian dalam bentuk S-O-A-P

Jawaban

S = Sesak saat berjalan maupun istirahat dan bengkak di kaki.

O = TD (155/90mmHg), HR (80x/ menit). RR (18x/ menit), HbA1C (8,5%), GDP (180mg/dl),


Echocardiogram (LVEF 40%), SrCr 0,9 mg/dl, LDL (185mg/dl)

A = Gagal Jantung, Diabetes Militus tidak terkontrol, Hipertensi, Dislipidemia

P = Pionix M 15/500 2dd1 (kandungannya metformin 500 mg sama pioglitazine 15 mg)


diganti karena pioglitazine memiliki ES edema, obat diganti menjadi golongan SGLT 2
menghambat reabsorpsi glukosa di glomelural dan tidak terjadi risiko edema.
Atorvastatin 10mg 1dd1 sudah tepat untuk meningkatkan HDL, atorvastatin dapat menjaga
elastisitas pembuluh darah.

Amlodipin 10mg 1dd1 diganti Candesartan 4mg 1dd1 untuk meminimalkan risiko gagal
jantung dan dapat menjadi nefroprotektor
d. Apa OAD yang dapat Anda rekomendasikan?

Jawaban : OAD golongan SGLT2 (Dapaglifozin)

STUDI KASUS 3

Ny. S W (62 tahun, berat badan 53kg, tinggi badan 163cm) dibawa ke IGD dengan keluhan
lemas, keringat dingin, tangan gemetar, dan sempat pingsan di rumah. Menurut keterangan
keluarga pasien hanya makan sedikit karena merasa sebah sudah 2 minggu terakhir. Tidak mual,
muntah, dan diare. Data TTV dan Lab terbaru: TD (110/70mmHg), HR (85x/ menit). RR (22x/
menit), HbA1C (8,5%), GDA (45mg/dl), dan data lab lain normal. RPD Pasien: diabetes
mellitus tipe 2. RPO Pasien: Novorapid 3x8 IU, Lantus 0-0-8 IU, Metformin 850mg 3dd1 (3
tahun), dan Eclid 100mg 2dd1 (1 bulan). Diagnosa: Hipoglikemia.
a. Apakah pasien mengalami efek samping obat?

Jawaban : ya, pasien mengalami efek samping obat

b. Obat manakah yang berpotensi memicu efek samping tsb?

Jawaban : pasien merasa sebah atau abdominal bloating (penumpukan gas dalam usus)
akibat pemberian acarbose. Efek samping utama acarbose adalah abdominal bloating (

c. Apakah terapi yang dapat diberikan untuk mengatasi kondisi pasien?

Jawaban : Berikan infus dextrose 40% 25ml atau 10% 150ml dan adjustment (turunkan)
dosis terhadap insulin novorapid
notes:
NOVORAPID merupakan sediaan yang mengandung Insulin Aspart yang termasuk dalam
golongan insulin analog kerja cepat (Rapid-Acting).
LANTUS merupakan sediaan yang mengandung Insulin Glargine yang termasuk dalam
golongan insulin analog kerja panjang (Long-Acting).

STUDI KASUS 4
Seorang wanita (36 tahun) datang ke Dokter dengan keluhan nyeri pada kaki, terasa kebas dan
kadang hampir mati rasa, sudah 2 bulan ini sangat sakit jika digunakan berjalan jauh. Hasil lab
terbaru pasien adalah GDA (189 mg/dl) dan HbA1C (8%). Dokter hendak meresepkan obat yang
dapat mengurangi nyeri pasien. Apakah obat yang dimaksud?
a. Apakah obat yang Anda rekomendasikan?
b. Berapa dosis obat yang Anda rekomendasikan?
c. Bagaimana cara penggunaan obat tersebut?
d. Apakah efek samping obat yang Anda rekomendasikan?
e. Berapa lama pasien harus mengkonsumsi obat tersebut?
Jawab:
- Problem:
 Keluhan pasien: nyeri pada kaki, terasa bebas, dan kadang hampir mati rasa
 Hasil lab: GDA (189 mg/dl) dan HbA1C (8%)
- Dari hasil ini dapat dikategorikan sebagai “neuropathy complication”.
- Berdasarkan buku DiPiro Pharmacotherapy 9th Ed. page 173 tentang “Diabetes” dijelaskan:

- Berdasarkan buku DiPiro Pharmacotherapy 9th Ed. page 575 tentang “Pain Management”
Salah satu jenis analgesik opioid yaitu “central analgesic” seperti tramadol dan tapentadol
direkomendasikan untuk terapi neuropathy.
- Berdasarkan Guideline Standar ADA (2021):
- Sehingga dari hasil tersebut, jawaban dari soal pertanyaan :
a. Obat-obat apa sajakah yang direkomendasikan?
- Pregabalin -> 150 mg/day selama 3-7 hari, dilihat respon membaik/memburuk ,
apabila memburuk ditingkatkan dosis 300 mg/hari dilihat respon dan tingkatkan 600
mg/hari (uses for neuropathy pain) Md 36th p.502
u/ pregabalin dosis yg spesifik untuk Neuropathy DM tidak ada
- Duloxetine -> 60 dan 120 mg/day (ADA Guidelines)
Duloxetine termasuk gol. obat Serotonin and Noradrenaline Reuptake Inhibitor (SSRI)
SSRI is less effective than TCA in the treatment of neuropathy diabetes.

MD 36th p. 6
- Gabapentin ->
- Tapentadol
- Venlafaxine -> tidak ada yang spesifik untuk DM neuropati, adanya dosis untuk
depresi
- Topical capsaicin -> 3-4 kali sehari, dosis krim 0,025% atau 0,075% atau 0,25% lama
terapi 2-4 minggu. Topical capsaicin is used for management of diabetic neuropathy.
(Md 36th p.33)
- Tramadol
b. Dosis yang direkomendasikan?
c. Cara penggunaan?
d. Efek samping?
e. Lama Penggunaan?
JAWABAN FIX:
Obat yg paling direkomendasikan ialah lower dose TCA.
Obat-obat TCA untuk diabetes neuropati:
(1) Pregabalin

(2) Gabapentin

STUDI KASUS 5
Seorang laki-laki datang ke Apotek untuk menebus resep sbb:
R/ Apidra No. VI
S 2dd10 unit (iter 3x)
R/ Glucophage XR 500mg No. XC
S 3dd1 (iter 3x)
Pro: Tn. Andi (48 tahun)
Pasien tersebut hendak membeli Insulin untuk kebutuhan 30 hari terlebih dahulu dan sisanya
diberikan kopi resep.
a. Berapa jumlah insulin yang akan Anda layani?
1 pen = 300 unit
 Apidra = Sehari 2 x 10 unit = 20 unit
1 pen untuk 30 hari  30x20 = 600 unit
Untuk 30 hari = 30 hari = 2 insulin pen Apidra
 iter 3x = 1 resep asli (ORI), 3 copy resep

b. Berapa sisa insulin yang masih bisa ditebus oleh pasien?


 Apidra yang masih bisa diambil 8 pen

STUDI KASUS NO 6
Tn. Y A (62 tahun, berat badan 60kg, tinggi badan 163cm) dibawa ke IGD dengan kondisi
lemas. Hasil lab pasien: GDA: 500mg/dl, HbA1C 8,9%. RPD Pasien: diabetes mellitus tipe 2
selama 5 tahun. RPO Pasien: Lantus 0-0-8 IU, Metformin 850mg 3dd1, dan Glibenklamid 5mg
2dd1. Dokter hendak memberikan rumatan cepat insulin dan meminta Apoteker menghitung
kebutuhan insulin pasien. Diagnosa: Krisis hiperglikemia.
a. Apa yang dimaksud dengan rumatan cepat insulin? Insulin jenis apa yang akan Anda
pilih?
b. Bagaimana rumus RCI (Rumatan/Regulasi Cepat Insulin)?
c. Hitung kebutuhan dan cara pemberian insulin untuk pasien tersebut!
d. Hitunglah dosis pemeliharaan untuk pasien.
Jawab:
a. Menurunkan kadar gula darah secara cepat dengan menggunakan insulin, insulin kerja
cepat untuk metode pengobatan ?????

b. RCI = (N-1) x 4 unit, Subkutan = 3x2N


N = nilai depan GDA

c. Insulin yang digunakan: (N-1) x 4 unit


Dosis insulin: (5-1) x 4 unit: 4 x 4 unit, pasien diberikan 4 unit sampai 4 kali setiap jam,
pemberian 4 unit disertai dengan monitoring apabila sebelum 4 kali pemberian kadar gula
darah normal maka RCI dihentikan

d. Dosis pemeliharaan: 3 x 2n = 3 x 10 unit

STUDI KASUS NO (7)


Seorang pasien datang ke Apotek untuk menebus resep yang berisi Apidra sebanyak 5 pen. Saat sesi
konseling buatlah rancangan informasi yang akan Anda berikan ke pasien, meliputi:
a. Bagaimana cara menggunakan insulin pen?
 Insulin umumnya diberikan dengan suntikan di bawah kulit yang merupakan jaringan lemak
(subkutan), dengan arah alat suntik tegak lurus terhadap cubitan permukaan kulit.
 Pada keadaan khusus diberikan intramuscular atau drip.
 Insulin campuran (mixed insulin) merupakan kombinasi antara insulin kerja pendek dan
insulin kerja menengah, dengan perbandingan dosis yang tertentu, namun bila tidak terdapat
sediaan insulin campuran tersebut atau diperlukan perbandingan dosis yang lain, dapat
dilakukan pencampuran sendiri antara kedua jenis insulin tersebut.
 Lokasi penyuntikan, cara penyuntikan maupun cara insulin harus dilakukan dengan benar,
demikian pula mengenai rotasi tempat suntik.
 Penyuntikan insulin dengan menggunakan semprit insulin dan jarumnya sebaiknya hanya
dipergunakan sekali, meskipun dapat dipakai 2-3 kali oleh penyandang diabetes yang sama,
sejauh sterilitas penyimpanan terjamin.
 Penyuntikan insulin dengan menggunakan pen, perlu pergantian jarum suntik setiap kali
dipakai, meskipun dapat dipakai 2-3 kali oleh penyandang diabetes yang sama asal sterilitas
dapat dijaga.
 Kesesuaian konsentrasi insulin dalam kemasan (jumlah unit/ml) dengan semprit yang dipakai
(jumlah unit/mL dari semprit) harus diperhatikan, dan dianjurkan memakai konsentrasi yang
tetap. Saat ini yang tersedia hanya U100 (artinya 100 unit/mL)
 Penyuntikan dilakukan pada daerah : perut sekitar pusat sampai ke samping, kedua lengan
atas bagian luar, kedua paha bagian luar.
(Sumber Perkeni, 2019)
Contoh dosis insulin yang dianjurkan
 Insulin kerja singkat dikombinasi dengan insulin kerja sedang: dua kali sehari (sebelum
makan);
 Insulin kerja singkat dikombinasi dengan insulin kerja sedang: sebelum makan pagi Insulin
kerja singkat: sebelum makan malam Insulin kerja sedang: malam sebelum tidur;
 Insulin kerja singkat: 3 kali sehari (sebelum makan pagi, makan siang dan makan malam)
dikombinasi dengan insulin kerja sedang: pada waktu sebelum tidur malam;
 Insulin kerja sedang dengan atau tanpa insulin kerja singkat: cukup sekali sehari sebelum
makan pagi atau sebelum tidur malam untuk beberapa pasien dengan diabetes tipe 2 yang
memerlukan insulin, kadang-kadang dikombinasi dengan obat hipoglikemik oral.

b. Berapa lama pasien perlu mengganti needle insulin?


 Penyuntikan insulin dengan menggunakan semprit insulin dan jarumnya sebaiknya hanya
dipergunakan sekali, meskipun dapat dipakai 2-3 kali oleh penyandang diabetes yang sama,
sejauh sterilitas penyimpanan terjamin.

c. Bagaimana cara penanganan limbah jarum insulin?


 Hilangkan etiket atau semua informasi yang menempel pada kemasan insulin pen untuk
melindungi identitas kesehatan diri.
 Jarum suntik pada insulin pen dibengkokkan sampai tumpul atau dirusak sampai tidak dapat
digunakan kembali kemudian masukkan jarum insulin tersebut ke dalam wadah tertutup dan
aman seperti kaleng kosong dan buang ke tempat sampah.
 Insulin pen yang sudah habis, dipisahkan dengan sampah lainnya lalu buang ke tempat
sampah

d. Bagaimana cara penyimpanan insulin?


 Simpan insulin pen baru (belum pernah dipakai) pada suhu 2-8 oC (dalam lemari es), tetapi
jangan dibekukan dalam freezer. Menyimpan dalam lemari es bertujuan untuk menjaga kestabilan
insulin pen yang stabil jika di simpan pada suhu dingin dan dapat bertahan lebih lama sampai
masa kadaluarsa jika di simpan pada suhu dingin. Tidak disarankan menyimpan dalam freezer
karena jika insulin menjadi beku maka terdapat perubahan bentuk partikel insulin menjadi kristal
atau gumpalan sehingga insulin menjadi rusak dan tidak bisa digunakan lagi.
 Simpan insulin pen yang sedang dipakai pada suhu sejuk ruangan yang terlindung dari cahaya
matahari (15-20oC) dan sebaiknya tidak di simpan dalam lemari es. Penyimpanan insulin pen
yang sudah / sedang dipakai, baik di simpan pada suhu sejuk ruangan atau di simpan didalam
kulkas, insulin pen tetap hanya bisa digunakan 30 hari sejak insulin tersebut dipakai. Insulin pen
yang awalnya disimpan di dalam kulkas dalam kondisi stabil kemudian dikeluarkan dalam kulkas
untuk dipakai maka akan mengalami perubahan stabilitas sehingga akan percuma apabila
disimpan kembali kedalam lemari es.
 Insulin pen yang sedang dipakai, dapat digunakan sampai 4 minggu / 1 bulan.
 Insulin pen tidak boleh digunakan setelah melewati tanggal kadaluarsa seperti yang tercetak pada
label dan karton.

e. Apakah efek samping yang potensial dapat terjadi pada pasien?


 Efek samping utama : Hipoglikemia
 Efek samping yang lain (jarang) berupa reaksi alergi terhadap insulin

EFEK SAMPING YANG TIDAK DIHARAPKAN DARI INSULIN PEN


1. Hipoglikemik (Penurunan kadar gula dalam darah)
 Terapi insulin pen intensif untuk mencapai sasaran kendali gula darah yang normal atau
mendekati normal cenderung meningkatkan risiko hipoglikemik. Adapun tanda-tanda
terjadinya hipoglikemik yaitu badan terasa lemas, pusing dan kepala terasa ringan,
pandangan berkunang-kunang, kadang kadang pandangan menjadi gelap (pitam),
mengantuk bukan pada jam tidur, keluar keringat dingin, berkeringat berlebihan, merasa
lapar, gemetar, serta penderita tampak gugup dan bingung. Apabila terjadi efek samping
tersebut dan mengganggu aktivitas maka segera konsultasikan dengan dokter.
2. Reaksi lokal terhadap suntikan insulin
 Reaksi lokal terhadap suntikan insulin mengakibatkan terjadinya memar atau luka pada
lokasi penyuntikan. Hal itu dapat muncul pada pasien yang menjalani beberapa kali
penyuntikan dalam sehari dan tidak melakukan perpindahan lokasi tempat penyuntikan.
Apabila terjadi efek samping tersebut dan mengganggu aktivitas maka segera
konsultasikan dengan dokter.
3. Edema insulin
 Edema (bengkak) dapat muncul karena adanya penimbunan cairan di dalam jaringan
pada anggota tubuh. Edema (bengkak) dapat menghilang secara spontan dalam beberapa
hari. Apabila edema (bengkak) mengganggu aktivitas, maka segera konsultasikan ke
dokter
f. Bagaimana cara penanganan apabila efek samping tersebut terjadi?
g. Bagaimana cara pencegahan agar efek samping tersebut tidak terjadi pada pasien?
 Penggunaan insulin selama puasa dapat mengakibatkan hipoglikemia. Insulin analog lebih
direkomendasikan daripada human insulin, karena risiko kejadian hipoglikemia lebih rendah.
 Glukosa darah terkontrol (cek mandiri dan pengaturan makanan)

8. Jika untuk pasien yang berpuasa


- metformin : 1 tab sahur, 2 tab saat buka puasa
- hindari glibenklamid (efek hipoglikemi besar)
- insulin yg analog kerja panjang, 1 x sehari saat bka puasa
- insulin 2x sehari, dosisi turun 50%

Anda mungkin juga menyukai