Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JOURNAL REVIEW

“STRATEGI PEMBELAJARAN IPA”

Jurnal I : Perbedaan Model Pembelajaran Konstruktivisme dan Model Pembelajaran


Langsung
Jurnal II : Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa Dan Peningkatan Mutu Lulusan Alumni
Fasilkom Unsri Berbasis E-Learning

NAMA : Dinda Amalia Lubis


NIM : 4191151002
Kelas : Pendidikan IPA B 2019
DOSEN PENGAMPU : Lastama Sinaga, S.Pd.,M.Ed.
MATA KULIAH : STRATEGI PEMBELAJARAN IPA

JURUSAN BIOLOGI
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
Kata Pengantar
Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya Critical Journal Review
Ini dapat diselesaikan sesuai dengan deadline yang sudah ditentukan. Adapun Journal yang
saya pilih dalam Critical Journal ini adalah Jurnal I : Perbedaan Model Pembelajaran
Konstruktivisme dan Model Pembelajaran Langsung dan Jurnal II : Pengembangan Model
Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Mahasiswa Dan Peningkatan Mutu Lulusan Alumni Fasilkom Unsri Berbasis E-Learning
Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih semua pihak yang telah memberi kesempatan
kepada saya untuk membuat dan menyelesaikan Critical Journal Review ini. Sehingga saya
memperoleh banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama membuat dan menyelesaikan
Critical Journal Review ini.
Saya berharap semoga Critical Journal Review ini berguna bagi pembaca meskipun
terdapat banyak kekurangsempurnaan di dalamnya. Akhir kata saya meminta maaf sebesar-
besarnya kepada pihak pembaca maupun pengoreksi jika terdapat kesalahan dalam
penulisan, penyusunan maupun kesalahan lain yang tidak berkenan di hati pembaca
maupun pengoreksi, karena hingga saat ini saya masih dalam proses belajar. Oleh karena itu
saya memohon kritik dan sarannya demi kemajauan bersama.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR .................................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan CJR .................................................................................................................. 1
C. Manfaat CJR ..................................................................................................................................... 2
D. Identitas Journal Yang Direview ............................................................................................ 2
BAB II RINGKASAN ISI ARTIKEL...................................................................................... 3
A. Deskripsi isi ............................................................................................................................................ 3

BAB III PEMBAHASAN ANALISIS ..................................................................................... 8


A. Pembahasan Isi Journal............................................................................................................... 8
B. Kelebihan Dan Kekurangan Buku ........................................................................................... 10
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 11
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 11
B. Rekomendasi .................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A . Rasionalisasi Pentingnya CJR


Critical Jurnal Review merupakan suatu metode terbaru yang memiliki banyak
manfaat terutama di kalangan mahasiswa dan masyarakat umum. Di latar belakangi oleh
kurangnya minat mahasiswa dalam membaca maka dengan adanya Critial Jurnal Review
ini akan memudahkan pembaca dalam menganalisis materi yang sama dalam satu review
akan tetapi dengan sumber yang berbeda-beda sehingga secara tidak langsung
menguatkan pemahaman pembaca mengenai materi yang di bahas.
Selain itu dengan adanya Critical Jurnal Review ini mahasiswa akan dilatih untuk
berfikir dan bertindak secara sistematis dan bebas mengutarakan pendapat. Sebab opini
yang berdasarkan sumber akan lebih baik dibandingkan dengan opini sendiri. Oleh
karena itu mahasiswa terutama pada jurusan kependidikan yang sudah memiliki
kecakapan dalam Critical Jurnal Review ini akan mampu berfikir analisis sesuai perannya
sebagai guru dimana nanti akan menghadapi banyak pertanyaan dari siswa maupun
perencanaan dalam kegiatannya.

B. Tujuan penulisan CJR


• Penyelesaian tugas perencanaan pembelajaran
• Dapat dengan lebih mudah memahami suatu proses pembelajaran dengan
mengulas isi jurnal tersebut
• Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh
setiap pembahasan dalam jurna tersebut.
• Membandingkan isi jurnal pada keadaan nyata dan lingkungan sekitar.
• Mengetahui kelebihan dan kekurangan jurnal tersebut, sekaligus memberikan
masukan pada jurnal tersebut

1
C . Manfaat CJR
1. Manfaat secara Teoritis, yaitu dapat menambah wawasan bagi jurusan
kependidikan terutama yang berkaitan dengan profesi keguruan dan dapat
menambah minat pembaca.
2. Manfaat secara Praktek, yaitu dapat menerapkan berbagai pengetahuan dasar
mengenai perencanaan pembelajaran bagi jurusan kependidikan, serta
memudahkan pembaca untuk melihat, memahami dan mengerti isi dari jurnal
tersebut.
3. Dapat dengan lebih mudah memahami suatu proses pembelajaran dengan
mengulas isi jurnal tersebut

D. Identitas Artikel Dan Journal Yang di Review


Jurnal I :
1. Judul : Perbedaan Model Pembelajaran Konstruktivisme dan Model
Pembelajaran Langsung
2. Pengarang : Mohammad Dadan Sundawan
3. Download : www.e-journal.unswagati-crb.ac.id
4. Volume dan No : Volume XVI, No 1
5. Tahun terbit : Maret 2016
6. Jurnal : Logika
7. ISSN : 1978-2560

Jurnal II :
1. Judul : Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning
dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa Dan Peningkatan Mutu Lulusan
Alumni Fasilkom Unsri Berbasis E-Learning
2. Nama Journal : Jurnal Sistem Informasi
3. Edisi Terbit : 2014
4. Pengarang : Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya
5. Penerbit : Rizka Dhini Kurnia, Endang Lestari Ruskan, Ali Ibrahim
6. Kota Terbit : Sriwijaya
7. Nomor ISSN : 2355-4614
8. Alamat Situs : http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/inde

2
BAB 2
RINGKASAN ISI JURNAL

A. DESKRIPSI ISI
Jurnal I :
- Model Pembelajaran Konstruktivisme
Menurut Ruseffendi, E.T. (1991:240) “Model pembelajaran adalah suatu jalan,
cara atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian
tujuan pengajaran dilihat dari sudut bagaimana proses pengajaran atau materi
pengajaran itu, umum atau khusus dikelola”.
Teori belajar konstruktivisme beranjak dari psikologi perkembangan intelektual
Piaget yang memandang belajar sebagai proses pengaturan sendiri (self
regulation) yang dilakukan seseorang dalam mengatasi konflik kognitif. Piaget
dan para konstruktivis (Dahar, Ratna Willis 1991:167) mengemukakan ”Dalam
mengajar, seharusnya diperhatikan pengetahuan yang telah diperoleh siswa
sebelumnya”. Menurut teori belajar konstruktivisme, pengetahuan fisik dan
pengetahuan logika matematika dibangun sendiri oleh anak melalui pengalaman
dimana terjadi interaksi antara struktur kognisi (pengetahuan) awal yang telah
dimiliknya dengan informasi dari lingkungan.
Menurut Hosley (Hamzah 2001:8) teori belajar konstruktivisme yang secara
umum meliputi empat tahap teori belajar sebagai berikut :
a. Tahap apersepsi (mengungkapakan konsepsi awal dan membangkitkan
motivasi belajar siswa).
b. Tahap eksplorasi.
c. Tahap diskusi dan penjelasan konsep.
d. Tahap pengembangan dan aplikasi konsep.
Yager (Hamzah 2001:29) mengajukan penahapan belajar dengan
konstruktivisme lebih lengkap lagi, hal ini dapat menjadi pedoman dalam
pembelajaran secara umum dalam pembelajaran matematika sebagai berikut:
a. Tahap pertama, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya
tentang konsep yang akan dibahas. Bila perlu guru memancing tentang
pertanyaan problematis tentang fenomena yang sering dijumpai sehari-hari oleh
3
siswa dan mengaitkannya dengan konsep yang akan dibahas. Selanjutnya siswa
diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan dan mengilustrasikan
pemahamannya tentang konsep tersebut.
b. Tahap kedua, siswa diberi kesempatan pengumpulan, pengorganisasian, dan
menginterprestasikan data dalam suatu kegiatan yang telah dirancang oleh guru.
Secara keseluruhan pada tahap ini akan terpenuhi rasa keingintahuan siswa
tentang fenomena dalam lingkungannya.
c. Tahap ketiga, siswa memikirkan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada
hasil observasi siswa, ditambah dengan pengetahuan guru. Selanjutnya siswa
membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari.
d. Tahap keempat, guru berusaha mencipatakan iklim pembelajaran yang
memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman konseptualnya, baik
melalui kegiatan maupun melalui pemunculan masalah-masalah yang berkaitan
dengan isu-isu dalam lingkungan siswa tersebut.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
yang mengacu pada pembelajaran konstruktivisme lebih memfokuskan pada
kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman, dengan kata lain siswa
lebih diutamakan untuk
mengkonstruksi sendiri pengalaman mereka.

- Model Pembelajaran Langsung


Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk
mengembangkan minat belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan
pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari
selangkah demi selangkah. Depdiknas (Widaningsih, Dedeh 2005:7)
mengemukakan ciri-ciri model pembelajaran langsung sebagai berikut :
a. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar.
b. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.
c. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlangsung dan
berhasilnya pengajaran.
Di dalam penerapan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran langsung terdapat fase-fase yang harus ditempuh sebagai berikut :
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

4
2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
3. Membimbing pelatihan
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5. Memberikan latihan dan penerapan konsep

- Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran Konstruktivisme


Teori-teori yang mendukung pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran konstruktivisme antara lain, sbb :
a. Teori Ausubel
Teori Ausubel terkenal dengan belajar bermaknanya dan pentingnya pengulangan
sebelum belajar dimulai. Ausubel membedakan antara belajar menemukan
dengan belajar menerima. Kaitan antara belajar Ausubel dengan model
pembelajaran konstruktivisme adalah belajar bermakna. Belajar bermakna yang
dikemukakan oleh Ausubel sesuai dengan model pembelajaran konstruktivisme
karena siswa secara aktif mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dengan cara
mengemukakan kembali.
b. Teori Plaget
Kaitan antara teori belajar Piaget dengan model pembelajaran konstruktivisme
yaitu pada pembelajaran konstruktivisme siswa secara aktif mengkonstruksi
sendiri pemahaman dengan cara interaksi dengan lingkungan melalui proses
asimilasi dan akomodasi. Begitu juga dengan teori belajar Piaget, seorang individu
dapat memberikan respon terhadap stimulus disebabkan karena bekerjanya
skema.
c. Teori Burner
Teori belajar yang dikemukakan oleh Bruner sejalan dengan model pembelajaran
konstruktivisme. Bruner memandang proses belajar akan berjalan dengan baik
dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan
suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia
jumpai dalam kehidupannya. Begitu juga pembelajaran matematika menurut
pandangan konstruktivisme adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengonstruksi pengetahuan dengan membandingkan pengetahuan baru dengan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya.

5
- Teori Belajar yang Mendukung Pembelajaran Langsung
Salah satu teori yang mendukung pembelajaran langsung adalah teori belajar
bermaknanya Ausubel. Teori Ausubel terkenal dengan belajar bermaknanya dan
pentingnya pengulangan belajar sebelum belajar dimulai. Sesuai dengan pendapat
Ausubel diatas, cocok diterapkan dalam menggunakan model pembelajaran
langsung karena dalam pelaksanaanya guru hanya memberikan konsep-konsep
dan setiap konsep diberikan guru dengan memberikan contoh-contoh dalam
penerapannya. Selain itu, dalam model pembelajaran langsung pengaturan awal
mengarahkan siswa ke materi yang akan mereka pelajari, dan mendorong mereka
untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan yang dapat digunakan
dalam membantu menanamkan pengetahuan baru, dalam pelaksanaan
pembelajaran hal ini disebut apersepsi. Apersepsi dilaksanakan oleh guru pada
model pembelajaran langsung.

Jurnal II :

Dari hasil wawancara terhadap mahasiswa yang sedang mengambil tugas


akhir bahwa mereka mengalami kesulitan menyelesaikan tugas karena mereka
belum menguasai bahasa pemrograman sebagai pendukung tugas akhir. selain itu
juga mahasiswa mengalami kesulitan untuk menentukan bahasa program apa
yang harus di pakai untuk membuat tugas akhir. Seharusnya kondisi seperti ini
tidak perlu terjadi, karena dari semester satu mahasiswa sudah diajarkan bahasa
pemrograman, bahkan setiap semester ada matakuliah pemrograman. Dari
kondisi seperti ini sangat perlu untuk teliti, dimana letak kesalahannya. Apakah
terletak pada kurikulum, atau metode pembelajaran yang kurang sesuai sehingga
mahasiswa tidak menguasai materi pemrograman. Dari hasil diskusi dengen
beberapa mahasiswa yang sedang mengambil tugas akhir tersebut, didapat
kesimpulan bahwa pembelajaran di laboraturium masih dominan metode
ceramah satu arah. Dimana mahasiswa hanya mengetik ulang apa yang ada pada
modul. Tentunya dengan metode itu tidak membuat mahasiswa kreatif dalam
berpikir, sehingga pada saat menyelesaikan study kasus yang lain, mahasiswa
tidak mampu berpikir cara penyelesaiannya.

6
Untuk mencapai keberhasilan bersama yaitu dosen, mahasiswa dan
tercipta alumni yang berkualitas, maka peneliti mencoba melakukan perubahan
dalam hal metode pembelajaran. Dalam hal ini peneliti menerapkan model
pembelajaran Cooperative Learning pada mata kuliah pemrograman web.
Cooperative Learning merupakan strategi pengajaran yang dirancang untuk
mendidik mahasiswa dalam bekerja sama kelompok dan interaksi antar
mahasiswa. Metode pembelajaran Cooperative Learning dapat:
(a). Mengajarkan mahasiswa menjadi percaya kepada dosen;
(b) Kemampuan berpikir;
(c) Mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari mahasiswa lain;
(d) Mendorong mahasiswa untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan
menbandingkan dengan ide temannya;
(e) Membantu mahasiswa untuk belajar saling menghormati mahasiswa yang
pintar dan mahasiswa yang kurang serta dapat menerima perbedaan tersebut.
Sehingga mampu memberikan solusi pembuatan web site dinamis, mengetahui
teknologi web terbaru, mampu merilis web yang telah dibuat.
Dari hasil kegiatan pembelajaran dengan model Cooperative Learning
didapatkan hasil, bahwa dapat meningkatkan proses pemahaman dan penguasan
materi, bahkan mahasiswa dapat langsung menerapkan materi tersebut untuk
membuat aplikasi berbasis web (bukti terlampir). Selain itu mahasiswa
memahami cara menganalisa proyek yang akan diselesaikan dengan
pemrograman web, sehingga apa yang sudah dirancang dapat diimplementasikan.
Berikut hasil pengamatan peneliti selama kegiatan pembelajaran sekitar 80 %
mahasiswa dapat:
(a) Melakukan instalasi web server, PHP dan MySQL;
(b) Membuat program berbasis web yang interaktif untuk menyediakan dokumen
dengan content statik, dengan memanfaatkan HTML, CSS dan layout dokumen,
dan Java Script sebagai Client Side Scripting;
(c) Membuat program database web yang interaktif untuk menyediakan informasi
dengan content dinamis, dengan memanfaatkan PHP sebagai Server Side Scripting
dan database MySQL sebagai DBMS

7
BAB 3
PEMBAHASAN ANALISIS
A. PEMBAHASAN ISI JOURNAL
Jurnal I :

Jurnal ini secara umum membahas mengenai perbedaan model pembelajaran


konstruktivisme dan model pembelajaran langsung serta teori yang mendukung kedua
model pembelajaran tersebut. Dalam jurnal ini dijelaskan bahwa model pembelajaran
konstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang
menyatakan bahwa dalam proses belajar (perolehan pengetahuan) diawali dengan
terjadinya konflik kognitif. Model pembelajaran konstruktivisme juga merupakan salah
satu metode pembelajaran yang efektif jika diterapkan dalam pelajaran matematika.
Dalam jurnal ini juga dijelaskan mengenai model pembelajaran langsung. Model
pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang dirancang khusus untuk
menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan deklaratif yang
terstruktur dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Model pembelajaran
langsung adalah pembelajaran menggunakan lima fase, yaitu menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa, mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan,
membimbing pelatihan, mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik,
memberikan latihan dan penerapan konsep.

Jurnal II :
Pelaksanaan model pembelajaran dengan model Cooperative Learning
dilaksanakan sesuai dengan jadwal kegiatan pembelajaran praktikum pemrograman
web. pelaksanaan model Cooperative Learning dilakukan pada pertemuan ke-5 sampai
dengan perteuan ke-11. Pada pertemuan ke-5 ini mahasiswa sudah di bagi perkelompok
dan diberi proyek untuk diselesaikan secara berkelompok. Setiap minggu di mulai dari
minggu ke-6 masing-masing kelompok melaporan kemajuan kerja kelompok dengan
presentasi di depan kelas. Sedangkan kelompok lain memperhatikan hasil kerja
kelompok yang sedang presentasi dan melakukan diskusi sekitar tentang tugas
kelompok. Dengan pelaksanaan model seperti, menurut diskusi dengan para mahasiswa,

8
model seperti ini sangat menarik sekali. karena masing-masing individu dapat berkreasi,
saling diskusi dengan sesama tim dan proses pembelajaran akan semakin interaktif.
Secara detail pelaksanaan model pembelajaran adalah:
(a) mulai dari perencaan yaitu penyiapan administrasi seperti data mahasiswa,
silabus, SAP dan Modul praktikum;
(b) penetapan kelompok mahasiswa;
(c) Perencaan bobot nilai;
(d) menyususn instrument tindakan (lembar observasi, tes hasil belajar, angket
tentang respon mahasiswa terhadap tindakan yang diberikan. Pelaksanaan model
pembelajaran ini dilakukan secara berkelanjutan dan setiap pertemuan selalu diadakan
evaluasi hasil kegiatan kerja kelompok. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang telah dicapai
oleh masing-masing kelompok. Dengan cara model ini, dari hasil diskusi dengan
mahasiswa, didapat hasil bahwa membuat website ternyata tidaklah sulit seperti yang
mereka bayangkan. Hal ini bukti bahwa mereka sudah dapat menguasai dan menerapkan
ilmu yang didapat.

Berdasarkan hasil diskusi dan hasil pengamatan langsung dengan memperhatikan


proses kerja kelompok dan hasil kerja kelompok, maka peneili dapat menyimpulkan
sekitar 80 % kegiatan pembelajaran perkuliahan pratikum pemrograman dengan
menerapkan model Cooperative Learning berhasil. Sedangkan 20 % bukan berarti gagal,
namun mereka belum begitu memahami logika pemrogramn, dari hasil diskusi
didapatkan informasi bahwa selama mereka belajar di SMA belum pernah belajar
komputer. Dari hasil analisis selama mereka mengikuti kegiatan pembelajaran, maka
peneliti dapat menyimpulkan mereka tergolong berhasil, namun aplikasi yang mereka
buat masih ada kekurangan dibandingkan dengan kelompok lain. Selain itu mahasiswa
juga dapat menggunakan tuturial berbasis multimedia yang dibuat oleh peneliti sebagai
penunjang pemberlajaran penyelesaikan tugas kelompok. Berdasarkan analisa diatas
maka target peneliti dalam pencapaian keberhasilan dapat disimpulkan berhasil, jika
dibandingkan dengan pola-pola pembelajaran semester sebelumnya, jauh sangat
berbeda hasilnya. Penerapan model ini dapat diteruskan pada semester selanjutnya,
walaupun dosen yang mengajarnya berbeda.

9
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL

Jurnal I :
Kelebihan jurnal :
1. Bahasanya mudah dimengerti.
2. Pembahasannya sangat menarik
3. Memiliki issn
4. Memiliki Kajian Teori

Kekurangan jurnal :
1. Dalam jurnal tersebut tidak dijelaskan secara langsung mengenai perbedaan model
pembelajaran konstruktivisme dan model pembelajaran langsung..
2. Data yang digunakan penulis untuk mendukung gagasan teorinya hanya berupa data
sekunder ( data yang bersumber dari buku sejenis dan teori para ahli ).
3. Kalimat yang digunakan kurang padu atau jelas.

Jurnal II :
Kelebihan jurnal :
1. Memiliki kelebihan seperti pada penjelasan yang menjelaskan konsep dasar
penelitian dilakukan.
2. Metode yang digunakan penelitian menggunakan model kausalitas atau hubungan
pengaruh, metode tersebut sesuai dengan masalah yang akan diteliti
3. Selain itu jurnal ini menjelaskan secara rinci tentang konsep pengembangan
program pembelajaran. Hal itu membuat pembaca lebih mudah memahami
tentang masalah yang dibahas di jurnal tersebut.
Kekurangan jurnal :
1. Memiliki kelemahan tersendiri yaitu tidak menjelaskan secara rinci tentang penyebab
masalah yang terjadi.
2. Pada pembahasan tidak menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan oleh objek masalah
dan tidak ada penjelasan mengenai apa yang harus dilakukan untuk pengembangan
program pembelajaran.

10
BAB 4
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jurnal I :

Model pembelajaran konstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang proses


pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar (perolehan pengetahuan) di
awali dengan terjadinya konflik kognitif. Pada akhir proses belajar pengetahuan akan di
bangun sendiri oleh anak melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan
lingkungannya. Model pembelajaran konstruktivisme juga merupakan salah satu model
pembelajaran yang cukup efektif jika diterapkan dalam pembelajaran matematika. Bagi
guru matematika disarankan mencoba menerapkan model pembelajaran
konstruktivisme pada materi dalam menyampaikan materi pelajaran lainnya dengan
persiapan yang lebih baik, demi tercapainya tujuan pengajaran matematika terutama
pada kemampuan siswa dalam pemecahan masalah.
Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang dirancang khusus
untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan deklaratif yang
terstruktur dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.

Jurnal II :
Dari hasil analisis selama kegiatan pembelajaran perkuliahan praktikum
pemrograman web maka dapat disimpulkan bahwa:
1. 80 % mahasiswa berhasil memahami materi pemrograman web dan dapat
mengimplemntasikan pada website dinamis;
2. Kegiatan pembeljaran dengan model Cooperative Learning dapat meningkatkan
nilai akademik mata kuliah praktikum pemrograman web;
3. Kegiatan pembelajaran dengan model Cooperative Learning dapat meningkatkan
proses percaya diri mahasiswa, karena belajar dengan berkelompok dan saling
sharing pengetahuan antar sesama mahasiswa;
4. Kegiatan pembeljaran dengan model Cooperative Learning dapat mengajarkan
kepada mahasiswa bagaimana cara bekerja kelompok dan presentasi didepan
kelas.

11
5. Kegiatan pembeljaran dengan model Cooperative Learning dapat membuat proses
pembelajaran menjadi lebih interaktif dan semangat diskusi.

B. REKOMENDASI

Adapun yang menjadi Rekomendasi dalam penulisan Critical Journal Riview (CJR))
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi reviewer : untuk reviewer setidaknya memberikan komentar dan saran
maupun kritik yang membangun guna menyempunakan pembuatan Critical
Journal Riview (CJR) berikutnya
2. Bagi penulis : bisa dijadikan sebagai rujukan untuk memperbaiki isi jurnal dalam
pencetakan selanjutnya, alangkah baiknya memberitahukan kepada penulis apa
yang menjadi kekurangan dalam jurnal tersebut dan apa yang sebaiknya penulis
lakukan terhadap isi jurnal tersebut.
3. Bagi pembaca : untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang
tahap strategi belajar mengajar alangkah baiknya diberikan suatu masukan yang
membangun guna penyempurnaan serta perbaikan yang harus dilakukan dimasa
dewasa ini, dan untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca dimasa
yang akan datang dalam pembuatan Critical Journal Riview (CJR)) yang baik dan
benar.

DAFTAR PUSTAKA
Dadan,Sudawan,M.2016. Perbedaan Model Pembelajaran Konstruktivisme dan Model
Pembelajaran Langsung.Cirebon: Jurnal LOGIKA.Vol XVI.No1.ISSN 1978-2560

Dhini Kurni, R,Dkk. (2014). Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Cooperative


Learning dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa dan Peningkatan Mutu
Lulusan Alumni Fasilkom Unsri Berbasis E-Learning (studi kasus: matakuliah
pemrograman web). Jurnal Sistem Informasi. Vol.6. no.1. hal.645-654. ISSN 2355-4614

12

Anda mungkin juga menyukai