JURUSAN BIOLOGI
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
Kata Pengantar
Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya Critical Journal Review
Ini dapat diselesaikan sesuai dengan deadline yang sudah ditentukan. Adapun Journal yang
saya pilih dalam Critical Journal ini adalah Jurnal I : Perbedaan Model Pembelajaran
Konstruktivisme dan Model Pembelajaran Langsung dan Jurnal II : Pengembangan Model
Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Mahasiswa Dan Peningkatan Mutu Lulusan Alumni Fasilkom Unsri Berbasis E-Learning
Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih semua pihak yang telah memberi kesempatan
kepada saya untuk membuat dan menyelesaikan Critical Journal Review ini. Sehingga saya
memperoleh banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama membuat dan menyelesaikan
Critical Journal Review ini.
Saya berharap semoga Critical Journal Review ini berguna bagi pembaca meskipun
terdapat banyak kekurangsempurnaan di dalamnya. Akhir kata saya meminta maaf sebesar-
besarnya kepada pihak pembaca maupun pengoreksi jika terdapat kesalahan dalam
penulisan, penyusunan maupun kesalahan lain yang tidak berkenan di hati pembaca
maupun pengoreksi, karena hingga saat ini saya masih dalam proses belajar. Oleh karena itu
saya memohon kritik dan sarannya demi kemajauan bersama.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
C . Manfaat CJR
1. Manfaat secara Teoritis, yaitu dapat menambah wawasan bagi jurusan
kependidikan terutama yang berkaitan dengan profesi keguruan dan dapat
menambah minat pembaca.
2. Manfaat secara Praktek, yaitu dapat menerapkan berbagai pengetahuan dasar
mengenai perencanaan pembelajaran bagi jurusan kependidikan, serta
memudahkan pembaca untuk melihat, memahami dan mengerti isi dari jurnal
tersebut.
3. Dapat dengan lebih mudah memahami suatu proses pembelajaran dengan
mengulas isi jurnal tersebut
Jurnal II :
1. Judul : Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning
dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa Dan Peningkatan Mutu Lulusan
Alumni Fasilkom Unsri Berbasis E-Learning
2. Nama Journal : Jurnal Sistem Informasi
3. Edisi Terbit : 2014
4. Pengarang : Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya
5. Penerbit : Rizka Dhini Kurnia, Endang Lestari Ruskan, Ali Ibrahim
6. Kota Terbit : Sriwijaya
7. Nomor ISSN : 2355-4614
8. Alamat Situs : http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/inde
2
BAB 2
RINGKASAN ISI JURNAL
A. DESKRIPSI ISI
Jurnal I :
- Model Pembelajaran Konstruktivisme
Menurut Ruseffendi, E.T. (1991:240) “Model pembelajaran adalah suatu jalan,
cara atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian
tujuan pengajaran dilihat dari sudut bagaimana proses pengajaran atau materi
pengajaran itu, umum atau khusus dikelola”.
Teori belajar konstruktivisme beranjak dari psikologi perkembangan intelektual
Piaget yang memandang belajar sebagai proses pengaturan sendiri (self
regulation) yang dilakukan seseorang dalam mengatasi konflik kognitif. Piaget
dan para konstruktivis (Dahar, Ratna Willis 1991:167) mengemukakan ”Dalam
mengajar, seharusnya diperhatikan pengetahuan yang telah diperoleh siswa
sebelumnya”. Menurut teori belajar konstruktivisme, pengetahuan fisik dan
pengetahuan logika matematika dibangun sendiri oleh anak melalui pengalaman
dimana terjadi interaksi antara struktur kognisi (pengetahuan) awal yang telah
dimiliknya dengan informasi dari lingkungan.
Menurut Hosley (Hamzah 2001:8) teori belajar konstruktivisme yang secara
umum meliputi empat tahap teori belajar sebagai berikut :
a. Tahap apersepsi (mengungkapakan konsepsi awal dan membangkitkan
motivasi belajar siswa).
b. Tahap eksplorasi.
c. Tahap diskusi dan penjelasan konsep.
d. Tahap pengembangan dan aplikasi konsep.
Yager (Hamzah 2001:29) mengajukan penahapan belajar dengan
konstruktivisme lebih lengkap lagi, hal ini dapat menjadi pedoman dalam
pembelajaran secara umum dalam pembelajaran matematika sebagai berikut:
a. Tahap pertama, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya
tentang konsep yang akan dibahas. Bila perlu guru memancing tentang
pertanyaan problematis tentang fenomena yang sering dijumpai sehari-hari oleh
3
siswa dan mengaitkannya dengan konsep yang akan dibahas. Selanjutnya siswa
diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan dan mengilustrasikan
pemahamannya tentang konsep tersebut.
b. Tahap kedua, siswa diberi kesempatan pengumpulan, pengorganisasian, dan
menginterprestasikan data dalam suatu kegiatan yang telah dirancang oleh guru.
Secara keseluruhan pada tahap ini akan terpenuhi rasa keingintahuan siswa
tentang fenomena dalam lingkungannya.
c. Tahap ketiga, siswa memikirkan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada
hasil observasi siswa, ditambah dengan pengetahuan guru. Selanjutnya siswa
membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari.
d. Tahap keempat, guru berusaha mencipatakan iklim pembelajaran yang
memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman konseptualnya, baik
melalui kegiatan maupun melalui pemunculan masalah-masalah yang berkaitan
dengan isu-isu dalam lingkungan siswa tersebut.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
yang mengacu pada pembelajaran konstruktivisme lebih memfokuskan pada
kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman, dengan kata lain siswa
lebih diutamakan untuk
mengkonstruksi sendiri pengalaman mereka.
4
2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
3. Membimbing pelatihan
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5. Memberikan latihan dan penerapan konsep
5
- Teori Belajar yang Mendukung Pembelajaran Langsung
Salah satu teori yang mendukung pembelajaran langsung adalah teori belajar
bermaknanya Ausubel. Teori Ausubel terkenal dengan belajar bermaknanya dan
pentingnya pengulangan belajar sebelum belajar dimulai. Sesuai dengan pendapat
Ausubel diatas, cocok diterapkan dalam menggunakan model pembelajaran
langsung karena dalam pelaksanaanya guru hanya memberikan konsep-konsep
dan setiap konsep diberikan guru dengan memberikan contoh-contoh dalam
penerapannya. Selain itu, dalam model pembelajaran langsung pengaturan awal
mengarahkan siswa ke materi yang akan mereka pelajari, dan mendorong mereka
untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan yang dapat digunakan
dalam membantu menanamkan pengetahuan baru, dalam pelaksanaan
pembelajaran hal ini disebut apersepsi. Apersepsi dilaksanakan oleh guru pada
model pembelajaran langsung.
Jurnal II :
6
Untuk mencapai keberhasilan bersama yaitu dosen, mahasiswa dan
tercipta alumni yang berkualitas, maka peneliti mencoba melakukan perubahan
dalam hal metode pembelajaran. Dalam hal ini peneliti menerapkan model
pembelajaran Cooperative Learning pada mata kuliah pemrograman web.
Cooperative Learning merupakan strategi pengajaran yang dirancang untuk
mendidik mahasiswa dalam bekerja sama kelompok dan interaksi antar
mahasiswa. Metode pembelajaran Cooperative Learning dapat:
(a). Mengajarkan mahasiswa menjadi percaya kepada dosen;
(b) Kemampuan berpikir;
(c) Mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari mahasiswa lain;
(d) Mendorong mahasiswa untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan
menbandingkan dengan ide temannya;
(e) Membantu mahasiswa untuk belajar saling menghormati mahasiswa yang
pintar dan mahasiswa yang kurang serta dapat menerima perbedaan tersebut.
Sehingga mampu memberikan solusi pembuatan web site dinamis, mengetahui
teknologi web terbaru, mampu merilis web yang telah dibuat.
Dari hasil kegiatan pembelajaran dengan model Cooperative Learning
didapatkan hasil, bahwa dapat meningkatkan proses pemahaman dan penguasan
materi, bahkan mahasiswa dapat langsung menerapkan materi tersebut untuk
membuat aplikasi berbasis web (bukti terlampir). Selain itu mahasiswa
memahami cara menganalisa proyek yang akan diselesaikan dengan
pemrograman web, sehingga apa yang sudah dirancang dapat diimplementasikan.
Berikut hasil pengamatan peneliti selama kegiatan pembelajaran sekitar 80 %
mahasiswa dapat:
(a) Melakukan instalasi web server, PHP dan MySQL;
(b) Membuat program berbasis web yang interaktif untuk menyediakan dokumen
dengan content statik, dengan memanfaatkan HTML, CSS dan layout dokumen,
dan Java Script sebagai Client Side Scripting;
(c) Membuat program database web yang interaktif untuk menyediakan informasi
dengan content dinamis, dengan memanfaatkan PHP sebagai Server Side Scripting
dan database MySQL sebagai DBMS
7
BAB 3
PEMBAHASAN ANALISIS
A. PEMBAHASAN ISI JOURNAL
Jurnal I :
Jurnal II :
Pelaksanaan model pembelajaran dengan model Cooperative Learning
dilaksanakan sesuai dengan jadwal kegiatan pembelajaran praktikum pemrograman
web. pelaksanaan model Cooperative Learning dilakukan pada pertemuan ke-5 sampai
dengan perteuan ke-11. Pada pertemuan ke-5 ini mahasiswa sudah di bagi perkelompok
dan diberi proyek untuk diselesaikan secara berkelompok. Setiap minggu di mulai dari
minggu ke-6 masing-masing kelompok melaporan kemajuan kerja kelompok dengan
presentasi di depan kelas. Sedangkan kelompok lain memperhatikan hasil kerja
kelompok yang sedang presentasi dan melakukan diskusi sekitar tentang tugas
kelompok. Dengan pelaksanaan model seperti, menurut diskusi dengan para mahasiswa,
8
model seperti ini sangat menarik sekali. karena masing-masing individu dapat berkreasi,
saling diskusi dengan sesama tim dan proses pembelajaran akan semakin interaktif.
Secara detail pelaksanaan model pembelajaran adalah:
(a) mulai dari perencaan yaitu penyiapan administrasi seperti data mahasiswa,
silabus, SAP dan Modul praktikum;
(b) penetapan kelompok mahasiswa;
(c) Perencaan bobot nilai;
(d) menyususn instrument tindakan (lembar observasi, tes hasil belajar, angket
tentang respon mahasiswa terhadap tindakan yang diberikan. Pelaksanaan model
pembelajaran ini dilakukan secara berkelanjutan dan setiap pertemuan selalu diadakan
evaluasi hasil kegiatan kerja kelompok. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang telah dicapai
oleh masing-masing kelompok. Dengan cara model ini, dari hasil diskusi dengan
mahasiswa, didapat hasil bahwa membuat website ternyata tidaklah sulit seperti yang
mereka bayangkan. Hal ini bukti bahwa mereka sudah dapat menguasai dan menerapkan
ilmu yang didapat.
9
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL
Jurnal I :
Kelebihan jurnal :
1. Bahasanya mudah dimengerti.
2. Pembahasannya sangat menarik
3. Memiliki issn
4. Memiliki Kajian Teori
Kekurangan jurnal :
1. Dalam jurnal tersebut tidak dijelaskan secara langsung mengenai perbedaan model
pembelajaran konstruktivisme dan model pembelajaran langsung..
2. Data yang digunakan penulis untuk mendukung gagasan teorinya hanya berupa data
sekunder ( data yang bersumber dari buku sejenis dan teori para ahli ).
3. Kalimat yang digunakan kurang padu atau jelas.
Jurnal II :
Kelebihan jurnal :
1. Memiliki kelebihan seperti pada penjelasan yang menjelaskan konsep dasar
penelitian dilakukan.
2. Metode yang digunakan penelitian menggunakan model kausalitas atau hubungan
pengaruh, metode tersebut sesuai dengan masalah yang akan diteliti
3. Selain itu jurnal ini menjelaskan secara rinci tentang konsep pengembangan
program pembelajaran. Hal itu membuat pembaca lebih mudah memahami
tentang masalah yang dibahas di jurnal tersebut.
Kekurangan jurnal :
1. Memiliki kelemahan tersendiri yaitu tidak menjelaskan secara rinci tentang penyebab
masalah yang terjadi.
2. Pada pembahasan tidak menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan oleh objek masalah
dan tidak ada penjelasan mengenai apa yang harus dilakukan untuk pengembangan
program pembelajaran.
10
BAB 4
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jurnal I :
Jurnal II :
Dari hasil analisis selama kegiatan pembelajaran perkuliahan praktikum
pemrograman web maka dapat disimpulkan bahwa:
1. 80 % mahasiswa berhasil memahami materi pemrograman web dan dapat
mengimplemntasikan pada website dinamis;
2. Kegiatan pembeljaran dengan model Cooperative Learning dapat meningkatkan
nilai akademik mata kuliah praktikum pemrograman web;
3. Kegiatan pembelajaran dengan model Cooperative Learning dapat meningkatkan
proses percaya diri mahasiswa, karena belajar dengan berkelompok dan saling
sharing pengetahuan antar sesama mahasiswa;
4. Kegiatan pembeljaran dengan model Cooperative Learning dapat mengajarkan
kepada mahasiswa bagaimana cara bekerja kelompok dan presentasi didepan
kelas.
11
5. Kegiatan pembeljaran dengan model Cooperative Learning dapat membuat proses
pembelajaran menjadi lebih interaktif dan semangat diskusi.
B. REKOMENDASI
Adapun yang menjadi Rekomendasi dalam penulisan Critical Journal Riview (CJR))
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi reviewer : untuk reviewer setidaknya memberikan komentar dan saran
maupun kritik yang membangun guna menyempunakan pembuatan Critical
Journal Riview (CJR) berikutnya
2. Bagi penulis : bisa dijadikan sebagai rujukan untuk memperbaiki isi jurnal dalam
pencetakan selanjutnya, alangkah baiknya memberitahukan kepada penulis apa
yang menjadi kekurangan dalam jurnal tersebut dan apa yang sebaiknya penulis
lakukan terhadap isi jurnal tersebut.
3. Bagi pembaca : untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang
tahap strategi belajar mengajar alangkah baiknya diberikan suatu masukan yang
membangun guna penyempurnaan serta perbaikan yang harus dilakukan dimasa
dewasa ini, dan untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca dimasa
yang akan datang dalam pembuatan Critical Journal Riview (CJR)) yang baik dan
benar.
DAFTAR PUSTAKA
Dadan,Sudawan,M.2016. Perbedaan Model Pembelajaran Konstruktivisme dan Model
Pembelajaran Langsung.Cirebon: Jurnal LOGIKA.Vol XVI.No1.ISSN 1978-2560
12