Anda di halaman 1dari 8

BAB II

ISI

A. Pengertian Kelembaban
Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat
diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan
relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Perubahan tekanan
sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di
udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak
melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F). Kandungan uap air dalam udara hangat lebih
banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Jika udara banyak
mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan
lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah menjadi titik-titik air. Udara yang
mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh.
Kelembaban udara pada ketinggian lebih dari 2 meter dari permukaan menunjukkan
perbedaan yang nyata antara malam dan siang hari. Pada lapisan udara yang lebih
tinggi tersebut, pengaruh angin terjadi lebih besar. Udara lembab dan udara kering
dapat tercampur lebih cepat (Benjamin, 1994).
Kelembaban udara disuatu tempat berbeda-beda, tergantung pada tempatnya.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya: Jumlah
radiasi yang dipancatkan matahari yang diterima bumi, pengaruh daratan atau lautan,
pengaruh ketinggian dan pengaruh angin (Handoko, 1994).
Kelembaban udara yang lebih tinggi pada udara dekat permukaan pada siang
hari disebabkan karena penambahan uap air hasil evapotranspirasi dari permukaan.
Proses ini berlangsung karena permukaan tanah menyerap radiasi matahari selama
siang hari tersebut. Pada malam hari, akan berlangsung proses kondensasi atau
pengembunan yang memanfaatkan uap air yang berasal dari udara. Oleh sebab itu,
kandungan uap air di udara dekat permukaan tersebut akan berkurang (Benjamin,
1994).

3
4

Dalam kelembaban ini kita mengenal beberapa istilah yaitu kelembaban


mutlak, kelembaban spesifik dan kelembaban relatif. Kelembaban mutlak adalah
massa uap air yang berada dalam satu satuan udara yang dinyatakkan dalam gram/ m,
kelembaban specifik merupakan perbandingan massa uap air di udara dengan satuan
massa udara yang dinyatakkan dalam gram/ kilogram, sedangkan kelembaban relatif
merupakan perbandingan jumlah uap air di udara dengan jumlah maksimum uap air
yang kandung panas dan temperatur tertentu yang dinyatakkan dalam persen ( % )
(Kartasapoetra, 1990).
1. Macam – macam kelembaban
a. Kelembaban absolut
Kelembaban absolut mendefinisikan massa dari uap air pada volume tertentu
campuran udara atau gas, dan umumnya dilaporkan dalam gram per meter kubik
(g/m3).
b. Kelembaban spesifik
Kelembaban spesifik adalah metode untuk mengukur jumlah uap air di udara
dengan rasio terhadap uap air di udara kering. Kelembaban spesifik diekspresikan
dalam rasio kilogram uap air, mw, per kilogram udara, ma .
c. Kelembaban relatif / Nisbi
Kelembaban Relatif / Nisbi yaitu perbandingan jumlah uap air di udara
dengan yang terkandung di udara pada suhu yang sama. Kelembaban nisbi
membandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya
atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Satuan kelembaban nisbi
dinyatakan dalam bentuk % dengan persamaan:
RH = Pair x 100%
P0air
2. Prinsip Kelembaban
Beberapa prinsip yang umum digunakan dalam pengukuran kelembaban udara
yaitu metode pertambahan berat pada zat-zat yang higroskopis, serta metode
termodinamika. Alat pengukur kelembaban udara secara umum disebut higrometer
5

sedangkan yang menggunakan metode termodinamika disebut psikrometer


(Kartasapoetra, 1990).
3. Alat – alat pengukur kelembaban
a. Psychrometer Bola Basah Dan Bola Kering
Psychrometer ini terdiri dari dua buah thermometer air raksa, yaitu
1) Termometer Bola Kering : tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan
mengukur suhu udara sebenarnya.
2) Termometer Bola Basah : tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur
adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air
dapat berkondensasi.
Suhu udara didapat dari suhu pada termometer bola kering, sedangkan
RH (kelembaban udara) didapat dengan perhitungan:
b. Psychrometer Assmann
Psychrometer assmann terdiri dari 2 buah thermometer air raksa dengan
pelindung logam mengkilat.Kedua bola thermometer terpasang dalam tabung logam
mengkilat.Kipas angin terletak diatas tabung pada tengah alat.Gunanya untuk
mengalirkan (menghisap) udara dari bawah melalui kedua bola.Thermometer
langsung menuju keatas.Alat dipasang menghadap angin dan sedemikian sehingga
logam mengkilat mencegah sinar matahari langsung ke Thermometer, terutama pada
angin lemah dan sinar matahari yang kuat.

Gambar 1.1 Psychometer Assmann


6

c. Psychrometer Putar (Whirling)


Disebut juga sebagai Psychrometer Sling/ Whirling. Alat ini terdiri dari 2
Thermometer yang dipasang pada kerangka yang dapat diputar melalui sumbu yang
tegak lurus pada panjangnya.Sebelum pemutaran bola basah dibasahi dengan air
murni.Psychrometer diputar cepat-cepat (3 putaran/ detik).Selama + 2 menit,
dihentikan dan dibaca cepat-cepat.Kemudian diputar lagi, dihentikan dan dibaca
seterusnya sampai diperoleh 3 data.Data yang diambil adalah suhu bola basah
terendah.Jika ada 2 suhu bola basah terendah yang diambil suhu bola kering.

Gambar 1.2 Psychometer Putar ( Whirling )


d. Higrometer Rambut
Higrometer rambut adalah alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban
udara.Satuan meteorologi dari kelembaban udara adalah persen.Alat ini
menggunakan rambut manusia, karena perubahan panjang rabut mudah diukur.
Higrometer yang akan digunakan di pasang di dalam sangkar stevenson.

Gambar 1.3 Sangkar Stevenson


7

Cara kerja dan prinsip dari Higrometer rambut adalah bila udara lembap,
rambut akan mengembang, menggerakan engsel, kemudian diteruskan ke tangkai
pena. Akibatnya, tangkai pena naik. Begitu juga jika udara kering, rambut akan
munyusut, menggerakan engsel kemudian diteruskan ke tangkai pena. Akibatnya
tangkai pena turun.
e. Barometer
Barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara. Satuan
meteorologi dari tekanan udara adalah mbar (milibar), cmHg dan atm. Barometer ada
dua jenis yaitu barometer raksa dan barometer aneroid. Tetapi kegunaan mereka tetap
sama yaitu mengukur tekanan udara
Barometer termasuk peralatan meteorologi golongan non recording yang pada
waktu tertentu harus dibaca agar mendapat data yang diinginkan.Selain itu,
Barometer juga termasuk dalam alat metorologi yang dipakai di permukaan
bumi.Jenis alat ini umumnya terdapat pada stasiun meteorologi untuk peramalan
cuaca klimatologi dan maritim.

Gambar 1.4 Barometer


B. Pengertian Higroskopis
Higroskopis adalah kemampuan suatu zat untuk menyerap molekul air dari
lingkungannya baik melalui absorpsi atau adsorpsi. Suatu zat disebut higroskopis jika
zat itu mempunyai kemampuan menyerap molekul air yang baik. Bahan-bahan
higroskopis memiliki afinitas yang kuat terhadap kelembaban udara, biasanya
disimpan di wadah tertutup. Beberapa zat higroskopis juga ditambahkan pada
makanan atau bahan-bahan tertentu untuk menjaga kelembapannya. Zat-zat ini
8

disebut humektan. Zat yang higroskopis yaitu Jika zat tersebut menarik lembab di
ruang yang memiliki RH ≥ 50 % pada suhu 25oC . Tetapi definisi tersebut tidak resmi
dan dalam Compendia istilah tersebut dihindari.
Ada 2 faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan zat menarik lembab:
1. Luas permukaan zat
2. RH atmosfir atau RH ruang
Padatan dapat diklasifikasikan berdasarkan higroskopisitas, yaitu tendensi
peningkatan kandungan air secara adsorpsi
1. Non hygroscopic, yaitu tidak terjadi peningkatan kandungan air jika disimpan
pada ≤ 90% Rh
2. Agak higroskopik (slightly hygroscopic), yaitu tidak terjadi peningkatan kadar
air jika disimpan pada ≤ 80% Rh sesudah disimpan satu minggu atau kurang
dari 40% pada ≥ 80% Rh
3. Higroskopik moderat (moderately hygroscopic), yaitu peningkatan kadar air ≤
5% pada penyimpanan dibawah 60% Rh sesudah penyimpanan satu minggu
pada lebih dari 80% kurang dari 50% kelembaban.
4. Sangat higroskopik (very hygroscopic), yaitu terjadi peningkatan secara
substansil pada 40% Rh.
Tabel 1.1 Nilai RHo dari larutan jenuh berbagai macam garam pada suhu tertentu
No Garam Suhu Rho
1 H3PO4. ½ H2O 25o 9%
2 NaCl 20o 31 %
3 CaCl2.6 H2O 20o 32,3 %
4 Zn (NO3)2. ^ H2O 20o 42 %
5 KNO2 20o 45 %
6 NaHSO4.H2O 20o 52 %
7 NaBr. 2 H2O 20o 58 %
8 NaNO2 20o 66 %
9 NaClO3 20o 75 %
10 NH4Cl 20o 79,5 %
25o 79,3 %
9

30o 77,5 %
11 ( NH )2 SO4 20o 81 %
12 KBr 20o 84 %
13 ZnSO4 20o 90 %
14 Na2HPO4 20o 95 %

C. Hubungan Kelembaban dan Higroskopis pada Sediaan Farmasi


Suatu sediaan farmasi dikatakan layak edar apabila telah memenuhi beberapa
persyaratan yang salah satunya adalah sediaan harus stabil, baik stabil secara kimia,
fisika, toksikologis, terapeutis maupun mikrobiologis.
Lembab udara mempunyai pengaruh yang cukup berarti bagi bahan obat atau
sediaan farmasi dalam bentuk padat terutama yang bersifat higroskopis dan tidak
stabil dengan adanya air.
Banyak obat yang terpengaruh karena adanya air khususnya terhadap
stabilitas dalam penyimpanan, antara lain ;
1. Pada penyimpanan obat dengan adanya uap air akan menyebabkan terjadinya
reaksi, sehingga obat akan menjadi pecah-pecah. Contoh tablet effervesent,
dengan adanya uap air akan terjadi reaksi ;
NaHCO3 + H3-(SOO)3CHC(OH)CH → H2O + CO2 + Na-Citrat
ada gas CO2 menyebabkan tablet pecah
2. Banyak obat yang bersifat higrokopis mempunyai sifat deliquesence, sehingga
obat akan menjadi cair. Contoh tablet bergula atau capsul, dengan adanya uap air
akan menjadi cair atau rusak.
3. Banyak obat, dengan adanya uap air akan terurai yaitu obat-obat yang dibuat
dalam bentuk dry syrup, bila kena air, maka obat tersebut dalam 7 hari telah
terurai.
4. Banyak obat, dengan adanya uap air akan menjadi media tempat tumbuh mikroba
(jamur). Contoh tablet yang mengandung amylum, atau sirup yang mengandung
succus, akan menjadi media tempat tumbuh jamur sehingga obat akan rusak.
10

Untuk menjaga stabilitas zat agar tetap stabil dalam penyimpanan maka
bahan-bahan yang higroskopis disimpan di dalam wadah tertutup dan untuk
mengurangi kelembaban yaitu menggunakan zat pengering (drying agent). Drying
agent adalah zat yang dapat menarik uap air di udara.
Ada tiga macam drying agent, yaitu ;
1. Bahan kimia yang bereaksi dengan air yang terdapat diudara, yaitu Natrium,
Carbid, Kapur;
Natrium --- Na + H2O → NaOH + H2
Carbid ----- CaC2 + H2O → Ca(OH)2 + (CH)2 (Acetelin)
Kapur ----- CaO + H2O → Ca(OH)2
2. Bahan higroskopis yang bersifat deliquesence, yaitu bahan kimia yang menyerap
uap air dari udara sehingga bahan tersebut akan menjadi cair yaitu CaCl2 , NaCl,
NaOH, Na2SO4, MgSO4, dll
CaCl2 + H2O → CaCl2 X H2O (Cair)
NaCl + H2O → NaCl X H2O (Cair).
NaOH + H2O → NaOH X H2O (Cair)
3. Bahan higroskopis yang bersifat efloresence, yaitu bahan kimia yang dapat
menyerap uap air diudara, tapi sebagian dilepas kembali, dan tidak menjadi cair.
Contohnya adalah CuSO4 anhidrat, CaSO4 anhidrat.
Dari ketiga macam drying agent tersebut dapat dilihat bahwa:
1. Drying agent jenis bereaksi dengan air, kelemahannya adalah beracun.
2. Drying agent yang bersifat higrokopis deliquesence kelemahannya adalah zat
menjadi cair.
Maka dengan demikian yang dapat digunakan untuk drying agent adalah
drying agent higrokopis efloresence.

Anda mungkin juga menyukai