Anda di halaman 1dari 5

Nama : Anggun Qonia Sabili Ahsin

NIM : 1801009
Kelas : G

Pelayanan Informasi Obat ( PIO ) Pada Apoteker di Apotik

Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker dalam
pemberian informasi mengenai Obat yang tidak memihak, dievaluasi dengan kritis dan
dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan Obat kepada profesi kesehatan lain,
pasien atau masyarakat. Informasi mengenai Obat termasuk Obat Resep, Obat bebas dan
herbal. Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute dan metoda
pemberian, farmakokinetik, farmakologi, terapeutik dan alternatif, efikasi, keamanan
penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping, interaksi, stabilitas, ketersediaan,
harga, sifat fisika atau kimia dari Obat dan lain-lain.

Tahapan – tahapan Pelayanan Informasi Obat :

 Permintaan Informasi Obat, meliputi :


(a) mencatat data permintaan informasi
(b) mengkategorikan permasalahan, misalnya:

(1) aspek farmasetika meliputi: (identifikasi obat, perhitungan farmasi, stabilitas, dan
toksisitas obat)
(2) ketersediaan obat
(3) harga obat
(4) efek samping obat
(5) dosis obat
(6) interaksi obat
(7) farmakokinetik
(8) farmakodinamik
(9) aspek farmakoterapi
 Mengumpulkan latar belakang masalah yaitu:
(a) Menanyakan lebih dalam terkait karakteristik pasien
(b) Menanyakan tentang informasi yang diperoleh pasien sebelumnya

 Melakukan penelusuran data:

(a) Rujukan umum


(b) Rujukan sekunder
(c) Rujukan primer

 Menyusun jawaban sesuai dengan permintaan:

(a) Jawaban harus jelas, lengkap dan benar


(b) Jawaban dapat diperoleh kembali pada rujukan asal
(c) Jawaban tidak boleh memasukkan pendapat pribadi.

 Melakukan pemantauan dan tindak lanjut, yaitu menanyakan kembali kepada penanya
manfaat informasi yang telah diberikan baik lisan maupun tertulis.
* Alur Pelayanan Informasi obat

Pada Pelayanan Informasi Obat, saat terjadi komunikasi dua arah antara penanya dan pemberi
jawaban, maka kegiatan tersebut harus didokumentasikan. Pendokumentasian berguna dalam
mempermudah penelusuran kembali data informasi yang dibutuhkan dalam waktu yang
relatif lebih singkat.

 Manfaat dokumentasi antara lain :

• Mengingatkan apoteker tentang informasi pendukung yang diperlukan dalam menjawab


pertanyaan dengan lengkap.
• Sumber informasi apabila ada pertanyaan serupa.
• Catatan yang mungkin akan diperlukan kembali oleh penanya.
• Media pelatihan tenaga farmasi.
• Basis data penelitian, analisis, evaluasi, dan perencanaan layanan.

 Dokumentasi berisi terkait :

• Tanggal dan waktu pertanyaan dimasukkan.


• Tanggal dan waktu jawaban diberikan.
• Metode penyampaian jawaban.
• Pertanyaan yang diajukan.
• Orang yang meminta jawaban.
• Orang yang menjawab.
• Kontak personal untuk tambahan informasi.
• Lama penelusuran informasi.
• Referensi sumber informasi yang digunakan.
 kegiatan pelayanan informasi obat meliputi :

• Menjawab pertanyaan
• Menerbitkan bulletin, leaflet, poster, dan newsletter
• Menyediakan informasi bagi Tim Farmasi dan Terapi sehubungan dengan penyusunan
Formularium Rumah Sakit
• Bersama dengan Tim Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) melakukan kegiatan
penyuluhan bagi pasien rawat inap dan rawat jalan
• Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya
• Melakukan penelitian

 Sarana ideal untuk pelayanan informasi obat, sebaiknya disediakan sarana fisik,
seperti :

• Ruang kantor
• Ruang rapat
• Perpustakaan
• Komputer
• Telepon dan faksimili
•Jaringan internet dan lain-lain
•In house dan data base

Apabila tidak ada sarana khusus, pelaksanaan pelayanan informasi obat dapat menggunakan
ruangan instalasi farmasi beserta perangkat pendukungnya.

Anda mungkin juga menyukai