Anda di halaman 1dari 6

Nama : Mila Amalia

Tema :UMKM Batik di kabupaten Cirebon

Masalah : Terjadi Penurunan Pendapatan Pada UMKM Batik Di Kabupaten Cirebon


Akibat Covid 19

No Peneliti Judul Metode Hasil Perbedaan


1. Rosa Hindia Dampak Kualitatif Pandemi Covid 19 Subjek yang di
Sari pandemi Covid Lapangan berdampak Pada teliti dan
(Universitas 19 terhadap Penurunan bahan strategi yang di
Wirajaya UMKM Batik baku dan lakukan
Madura,2020) di Kabupaten berpengaruh
Sumenep terhadap
penurunan hasil
penjualan Batik di
Kabupaten
Sumenep

2. Evi Suryani Analisis Kualitatif Dampak Covid 19 Subjek dan


(UIN Sunan Dampak lapangan berpengaruh objek penelitian
Ampel Covid-19 terhadap
Surabaya) Terhadap pendapatan
Umkm mencapai 60%.
Dalam mengatasi
(Studi Kasus : hal ini, peneiti
Home Industri meningkatkan
Klepon Di pemasaran nya
Kota Baru melalui media
Driyorejo) sosial
3. Muhammad Strategi Kualitatif Covid 19 sangat Subjek
Rosyada ( IAIN Survival berpengaruh penelitian dan
Pekalongan, UMKM Batik terhada[ uaaha Strategi yang
2020) Tulis yang dijalaninya digunakan
Pekalongan di dan menjadi
tengah tantangan untuk
pandemi Covid tetap bertahan di
19 masa pandemi
yakni dengan
menggunakan
Strategi Survival

4. Laila Analisis Kualitatif Pandemi Covid 19 Objek dan


Murningsih Dampak membawa dampak tempat
Novrian ekonomi terhadap penelitian
Wakhidah pandemi covid pendapatan yang
(Universitas 19 terhadap didapatkan
Muhammadiyah pengrajin batik mengalami
Malang, 2020) tulis Gedog di penurunan
kecamatan
Kerek
Kabupaten
Tuban
5. Nurmadi Harsa Pendampingan Kualitatif Pandemi Covid-19 Subjek dan
Sumarta, Edy Pengajuan Deskriptif berdampak pada pembahasannya
Supriyono Relaksasi UMKM di
(2021) Kredit pada Kelurahan
UMKM Kauman. Hal ini
terdampak karena kawasan
Covid 19 di tersebut merupakan
Kelurahan tempat yang
Kauman, menjadi destinasi
Surakarta wisata. Semua
UMKM terus
berupaya dalam
memulihkan
kembali
perekonomiannya.
Meskipun situasi
pandemi Covid-19
yang tidak kunjung
selesai. Namun,
munculnykebijaka
n pemerintah
melalui Otoritas
Jasa Keuangan
(POJK) dengan
mengeluarkan
relaksasi kredit
membawa harapan
baru pada pelaku
UMKM.
Pemberian
restrukturasi
pembiayaan
kepada debitur
memberikan
jawaban atas
kebutuhan pelaku
UMKM terhadap
keuangan
A. Latar belakang

Di Indonesia, kasus positif covid-19 pertama kali diumumkan oleh


Presiden Indonesia, Ir. H. Joko Widodo pada Senin, 2 Maret 2020. Berbagai
strategi dilakukan pemerintah Indonesia dalam rangka menekan penyebaran
Covid-19 di Indonesia. Namun, hingga 4 Juli 2020 tercatat sebanyak 60.695
kasus terkonfirmasi positif Covid-19, terdapat 27.658 pasien positif dan 3.036
pasien meninggal. Sebagai suatu pandemi nasional bahkan pandemi global,
penyebaran Covid-19 ini sangat cepat sehingga menjadi pembicaraan utama di
setiap wilayah, tidak hanya dari sudut pandang kesehatan namun juga dari sudut
pandang ekonomi. (Detik News, april 2020).
Penyebaran Covid 19 di Indonesia, salah satunya terjadi di provinsi Jawa
Barat, dengan adanya wabah ini berdampak terhadap beberapa sektor tertinggi
dan terendah. Sektor tertinggi yang terdampak Covid 19 diantaranya jasa
transportasi dan pergudangan, jasa perusahaan, akomodasi dan makan minum,
konstruksi dan industri pengolahan. Adapun dampak Covid 19 di Jawa Barat
dalam sektor terendah diantaranya informasi dan komunikasi, jasa keuangan
dan asuransi, pengadaan listrik dan gas, air dan pengelolaan sampah, dan real
estate. (BPS Jawa Barat, 2020)
Kementerian keuangan mengkaji bahwa pandemi Covid-19 memberikan
dampak negatif bagi perekonomian domestik seperti penurunan konsumsi dan
daya beli masyarakat, eksistensi UMKM, ancaman pada sektor Perbankan dan
Keuangan dan penurunan kinerja perusahaan (Santoso, 2020). Peran UMKM
tidak hanya dirasakan di negara-negara berkembang melainkan juga di negara-
negara maju dimana UMKM berkontribusi terhadap pembentukan atau
pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) paling besar dibandingkan
kontribusi dari usaha besar. Peran UMKM terhadap perekonomian Indonesia
yaitu sebagai sarana memeratakan tingkat perekonomian rakyat kecil, UMKM
juga dapat menjangkau daerah- daerah pelosok sehingga masyarakat tidak perlu
ke kota untuk memperoleh penghidupan yang layak, sebagai sarana untuk
mengentaskan kemiskinan sebab angka penyerapan tenaga kerja terhitung
tinggi, serta sebagai sarana pemasukan bagi devisa negara sebab pasarnya tidak
hanya menjangkau nasional melainkan hingga ke luar negeri. (Departemen
koperasi, 2008).
Pada masa pandemi ini terdapat 75% UMKM mengalami penurunan dari
penjualan dan keuntungan turun bisa lebih dari 50%. Kemudian dari 58,76%
UMKM memutuskan untuk menurunkan harga untuk mempertahankan
usahanya. UMKM dari kelompok mikro dan ultramikro yang mengandalkan
penjualan secara fisik atau toko cenderung mengalami penurunan penjualan
lebih dari 75% (Ananda, 2020). Seperti halnya dengan nasib para UMKM yang
berada di Kabupaten Cirebon menurut Kepala Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupaten Cirebon bahwa penurunan omzet yang dialami oleh para pelaku
usaha itu sebesar 80 sampai dengan 100%.
Salah satu UMKM yang berada di kabupaten cirebon, yaitu UMKM Batik
yang merupakan penghasil batik terbesar di daerah Jawa Barat, tepatnya berada
di desa Trusmi Wetan dan Trusmi Kulon Kecamatan Plered. Sebagian besar
masyarakatnya bermata pencaharian sebagai pengrajin batik, sehingga daerah
ini terkenal dengan industri batik dan wisata batiknya. Industri batik disini
terdiri dari golongan industri mikro kecil hingga menengah. Banyak
diantaranya yang kurang mampu memasarkan sendiri produknya dikarenakan
tidak memiliki showroom pribadi dan letak industri batik yang jangkauan nya
jauh dilalui oleh pengunjung (Listiyani, 2015). Dengan adanya pandemi Covid-
19 UMKM batik juga sangat berpengaruh terhadap pendapatan yang didapatkan
oleh para pengrajin batik di Kabupaten Cirebon, hal ini terjadi karena
kurangnya daya beli dari masyarakat baik wisatawan lokal maupun
mancanegara. Maka berdampak terhadap perekonomian para pelaku UMKM
batik, selain itu juga berdampak terhadap karyawan yang bekerja di kios kios
batik. Maka yang di harapkan oleh para pelaku UMKM Batik yaitu adanya
bantuan dari pemerintah untuk membantu dalam mempertahankan
kelangsungan usahanya. (Kompasiana, 2020)
Menurut Rosa Nindia Sari (2020) dalam risetnya bahwa masuk nya Covid-
19 berdampak terhadap keberlangsungan usahanya hal ini terjadi karena kurang
nya bahan baku yang di dapatkan sehingga terjadi dalam penurunan pendapatan
nya. Menurut Evi Suryani (2020) Covid-19 berpengaruh terhadap pendapatan
nya yang menurun sebesar 60% dan pengurangan tenaga kerja. Penelitian lain
yang dikemukakan oleh Laila Murningsih Novrian Wakhidah (2020)
mengungkapkan bahwa dengan adanya wabah Covid-19 berdampak terhadap
penurunan pendapatan dan menurut Edy Supriyono, Nurmadi Harsa Sumarta
(2020) bahwa dengan adanya wabah Covid-19 sangat berdampak pada
pendapatan omzet yang menurun drastis.
Hal ini dapat dilakukan suatu strategi untuk mengatasi masalah UMKM
dikabupaten Cirebon yang terdampak covid 19 agar tetap bertahan dan terus
berkesistensi dimasa pandemi ini yakni dengan menggunakan strategi porter.
Menurut porter (1980) , kelima faktor tersebut antara lain: persaingan di antara
perusahaan yang ada ancaman produk atau jasa substitusi, daya tawar menawar
pembeli, daya tawar menawar pemasok dan ancaman pendatang baru. Suatu
perusahaan harus memperhatikan kelima faktor tersebut dalam menciptakan
strategi bersaing dalam persaingan pasar yang ada. Hal ini juga sesuai dengan
penelitian yang di lakukan oleh Rukmana dan Sukanta (2020) yang
menyebutkan bahwa strategi pada usaha mikro kecil Kripik Kemasan di kota
Bandung agar dapat terus bertahan adalah dengan melakukan pendekatan Lima
Persaingan dari Porter. Menurut Porter (1980) dalam (Abdillah et al. 2017) jika
suatu industri usaha ingin bertahan dalam persaingan yang semakin ketat, maka
harus mengungguli pesaing dalam industri usahanya. Selanjutnya fokus
penelitian yang diambil berdasarkan Porter dalam (Tanwar 2013) yang
membagi strategi kompetitif ke dalam tiga strategi, meliputi: (1) Kepemimpinan
Biaya, strategi ini meliputi pengendalian yang ketat atas biaya pengeluaran
seperti kepada bahan baku komponen usaha, tenaga kerja ataupun masukan
lainnya untuk mendapatkan keunggulan biaya yang rendah dibandingkan
pesaing. (2) Diferensiasi, strategi yang dikaitkan dengan produk, desain, brand
image, pelayanan, saluran pemasaran, ataupun teknologi yang berbeda dengan
pesaing dan banyak digunakan untuk mendapatkan laba diatas rata-rata dalam
bisnis yang dapat melampaui biaya penyajian strategi tersebut. (3) Fokus,
Strategi ini memusatkan pada segmen pasar yang lebih kecil dengan berbagai
pemasaran yang dikhususkan untuk pasar tersebut sehingga ditemukan
kebutuhan segmen pasar yang lebih baik.
Dalam penelitian ini, penulis akan memfokuskan pada upaya untuk
mengatasi dampak covid 19 terhadap UMKM batik dengan menggunakan
Strategi Porter yang di harapkan dapat mengatasi permasalahan UMKM batik
di masa pandemi Covid 19. Berdasarkan latar belakang diatas penulis
bermaksud melakukan penelitian dengan judul " Upaya Mengatasi Dampak
covid 19 terhadap UMKM Batik di Kabupaten Cirebon melalui
pendekatan Strategi Porter"

Anda mungkin juga menyukai