Anda di halaman 1dari 7

Nama : Nanang Samsul Marup

NIM : 18.01.1.0031

Prodi : Ekonomi Syariah

Tema : Petani Porang

Masalah : Kontribusi Porang Terhadap Nilai Ekspor Komoditi Indonesia

No
Peneliti Judul Metode Hasil Perbedaan
.
1. Andi MOTIVASI Studi Tanaman porang Penelitian
Nurifani PETANI Kasus. sebagai komoditas yang akan
1059611198 DALAM baru yang ditanam saya teliti
16 PEMASARAN oleh petani di desa terkait
2020 UMBI PORANG Anrihua harga umbi Kontribusi
yang mahal sehingga Porang
membuat petani untuk Terhadap
mulai Nilai
tertarik menanam Ekspor
porang selain itu Komoditi
terdapat beberapa Indonesia
faktor sehingga
memotivasi petani
menanam porang
yaitu faktor internal
berupa
umur,pendidikan,peng
alaman usahatani dan
modal luas lahan
sedangkan
faktor eksternal
berupa peluang pasar
dan penggunaan
teknologi.
2. Suroso.SP STRATEGI Studi 1. Permodalan Penelitian
PENGEMBANG Kasus, Pada umumnya petani yang akan
AN KOMODITI porang di Kabupaten saya teliti
TANAMAN Kulon Progo terkait
PORANG masih menggunakan Kontribusi
(Amorphophalus modal yang bersifat Porang
Oncophyllus) swadaya, sehingga Terhadap
untuk Nilai
mengembangkan Ekspor
usahanya masih Komoditi
kesulitan, karena Indonesia
untuk
mengembangkan
usaha membutuhkan
modal yang tidak
sedikit.
2. Pencurian umbi dan
katak porang
Lahan yang ditanami
porang masih sedikit,
sehingga pada saat
musim panen porang
banyak terjadi
pencurian umbi dan
katak
porang yang nantinya
digunakan sebagai
bibit.
3. Anisrum TINJAUAN Field Dari hasil penelitian Penelitian
Rumainingsi HUKUM ISLAM Resear ini dapat disimpulkan yang akan
h TERHADAP ch bahwa menurut saya teliti
NIM: KERJASAMA Pendek analisis hukum Islam terkait
210215099 TANAMAN atan terhadap objek akad Kontribusi
COBLOK Kualita kerjasama muza>ra’ah Porang
2019 ANTARA tif dalam penanaman Terhadap
PEMILIK coblok yang dilakukan Nilai
LAHAN oleh pihak pemilik Ekspor
DENGAN lahan dengan Komoditi
PENGGARAP DI penggarap di Desa Indonesia
DESA Selur Kecamatan
Ngrayun Kabupaten
Ponorogo tidak sesuai
dengan hukum Islam,
karena tidak adanya
penyebutan jenis
benih yang akan
ditanam sedangkan
mengenai bagi
hasilnya sudah sesuai
dengan hukum Islam,
hal ini dibuktikan
dengan teori
muza>ra’ah apabila
bibit, sapi dan bajak
dari pemilik lahan,
maka 2/3 bagian
untuk pemilik lahan
dan 1/3 bagian untuk
penggarap.
4. Widianti ANALISIS Metode Hasil penelitian yang Penelitian
Luthfi KONTRIBUSI Analisi di proleh adalah (1) yang akan
Ritonga PENDAPATAN s Pendapatan rata-rata saya teliti
NPM : IBU RUMAH Deskrip ibu rumah tangga terkait
1604300117 TANGGA tif penjemur keladi Model
PENJEMUR porang sebesar Rp. pembiayaan
2020 KELADI Rp.818.611 pebulan, Mudhoroba
PORANG (2) Kontribusi h untuk para
(Amorphophallus pendapatan ibu rumah petani
oncophyllus P.) tangga penjemur porang
TERHADAP keladi porang
PENDAPATAN terhadap pendapatan
KELUARGA keluarga adalah 32%
yang artinya
kontribusi tersebut
dinyatakan kecil
karena dibawah 50%.
LATAR BELAKANG

Indonesia dikenal sebagai Negara agraris yang berarti suatu negara yang
mengandalkan sektor pertanian baik dalam mata pencarian maupun penopang
pembangunan. Pertanian merupakan salah satu sektor yang sagat dominan dalam
pendapatan masyarakat di indonesia, karena mayoritas penduduk Indonesia
bekerja sebagai petani. Maka dari itu sektor pertanian merupakan sektor yang
mempunyai peran penting dalam perekonomian Indonesia. Adapun bidang usaha
sektor pertanian yaitu penjemuran keladi porang.

Sektor pertanian merupakan sumber pendapatan utama beberapa keluarga,


khususnya di perdesaan. Pada umumnya petani mengusahakan berbagai jenis
komoditas pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pendapatan rumah tangga
petani (house hold income) yang dapat berasal dari dua sektor utama, yaitu :
pertanian (farm) dan non pertanian (off farm). Usaha pertanian yang dilakukan
dapat berasal dari tanaman semusim, tanaman sayuran, tanaman tahunan, usaha
ternak dan usaha perikanan.

Adanya kerjasama antara sektor pertanian dan industri menciptakan suatu


bentuk kegiatan usaha pengolahan hasil pertanian yang merupakan konsep dari
agribisnis. Konsep agribisnis yang sebenarnya adalah suatu kesatuan kegiatan
usaha yang di dalam nya terdapat salah satu atau keseluruhan dari mata rantai
produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang hubungannya dengan pertanian
dalam arti luas, yaitu : kegiatan-kegiatan usaha yang menunjang kegiatan
pertanian dan kegiatan-kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian
(Widianti Lutfi Ritonga, 2020).

Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari pabean. Menurut


rekomendasi yang tercantum dalam manual International Merchandise Trade
Statistics (IMTS) 2010, statistik perdagangan internasional mencatat semua
barang yang menambah atau mengurangi stok sumber daya suatu negara dengan
cara masuk (impor) atau keluar (ekspor) ke/dari wilayah teritorial ekonominya.
Bisa juga dikatakan bahwa ekspor adalah seluruh barang yang dibawa keluar dari
wilayah suatu negara, baik bersifat komersial maupun bukan komersial (barang
hibah, sumbangan, hadiah), serta barang yang akan diolah di luar negeri dan
hasilnya dimasukkan kembali ke negara tersebut secara legal. Seiring dengan
perkembangan globalisasi, kegiatan ekspor menjadi semakin penting karena
merupakan salah satu penggerak perekonomian bagi suatu negara. Era globalisasi
dan perdagangan bebas telah mendorong persaingan antarnegara menjadi semakin
ketat. Setiap negara, termasuk Indonesia, berusaha terus meningkatkan kuantitas
dan juga kualitas ekspornya. Setiap negara terus meningkatkan daya saing
produknya agar lebih efisien dan laku di pasar internasional. Dilihat dari
perkembangan ekspor Indonesia, produk ekspor Indonesia didominasi oleh ekspor
nonmigas. Selama periode 2012−2019, peranan ekspor nonmigas Indonesia
berada pada kisaran angka 81 persen hingga 93 persen, sedangkan peranan ekspor
migas berkisar antara 7 persen hingga 19 persen.

Menurunnya peranan ekspor migas dari tahun ke tahun, scara otomatis


meningkatkan peranan ekspor nonmigas di Indonesia menjadi semakin besar.
Pada tahun 2012-2015 peranan ekspor nonmigas masih dibawah 90 persen,
dengan share terendah pada tahun 2012 yaitu sebesar 80,54 persen. Pada tahun
2016-2019 share ekspor nonmigas semakin meningkat sehingga mencapai lebih
dari 92 persen pada tahun 2019.

Secara garis besar ekspor nonmigas bisa dikelompokkan menjadi tiga


sektor yaitu ekspor hasil pertanian, ekspor hasil industri pengolahan, serta ekspor
hasil pertambangan dan lainnya. Perkembangan ekspor nonmigas selama periode
2012–2019, nampak berfluktuatif. Selama periode 2012-2015, ekspor nonmigas
mengalami penurunan yang berkisar antara 2,04 persen sampai 9,71 persen.
Penurunan terbesar terjadi pada tahun 2015, yang disebabkan oleh penurunan
sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan yang cukup tinggi masing-
masing sebesar 9,31 persen dan 14,77 persen.

Komoditas ekspor hasil pertanian dibagi menjadi tiga kelompok


komoditas, yaitu kelompok komoditas tanaman semusim, tanaman tahunan,
tanaman hias dan pengembangbiakan tanaman; komoditas perikanan tangkap,
perikanan budidaya dan peternakan; dan komoditas pertanian lainnya. Total
barang yang diekspor dari komoditas ini sebanyak 49 kelompok barang. Adapun
kelompok komoditas yang memiliki kontribusi terbesar terhadap ekspor hasil
pertanian pada tahun 2019 berasal dari komoditas pertanian tanaman tahunan
yaitu sebesar 59,14 persen. (Badan Pusat Statistik).

Dengan adanya fenomena dari hasil penelitian terdahulu mengenai ekspor


komoditi di Indonesia, maka dalam hal ini penulis ingin meneliti bagaimana
kontribusi porang terhadap nilai ekspor komoditi di Indonesia. Apakah
memberikan kontribusi yang cukup besar.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis dalam hal ini terdorong untuk
mengkaji dan meneliti yang dituangkan dalam bentuk proposal dengan judul
“ANALISIS KONTRIBUSI PORANG TERHADAP NILAI EKSPOR
KOMODITI DI INDONESIA”

Anda mungkin juga menyukai