Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Urolitiasis adalah batu ginjal yang ditemukan didalam ginjal, yang merupakan
pengkristalan mineral yang mengelilingi zat organik, misalnya nanah, darah, atau sel yang sudah
mati. Biasanya batu kalkuli terdiri atas garam kalsium (oksalat dan fosfat) atau magnesium fosfat
dan asam urat (Baradero, Dayrit, & Siswadi, 2009).
Kasus batu ginjal semakin sering didapati, di Amerika Serikat 5-10% penduduknya
menderita penyakit batu ginjal. Penyakit urolitiasis merupakan tiga penyakit terbanyak dibidang
urologi disamping infeksi saluran kemih dan pembesaran prostat (Purnomo, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia
(Pernefri) 2013, angka kejadian batu ginjal di Indonesia adalah 37.636 kasus baru dengan jumlah
kunjungan 58.959 orang. Sebanyak 10% masyarakat di negara Indonesia memiliki risiko untuk
menderita batu ginjal dan 50% pada mereka yang pernah menderita, batu ginjal akan timbul
kembali di kemudian hari. Di Indonesia sendiri dicurigai adanya fenomena gunung es dimana
jumlah kasus yang tidak terdeteksi jauh lebih banyak dari pada yang terdeteksi akibat kurangnya
pengetahuan masyarakat dan jangkauan pelayanan kesehatan yang masih rendah (RISKESDAS,
2013).
Beberapa rumah sakit di Indonesia juga pernah dilaporkan jumlah pasien dengan batu
ginjal. Di rumah sakit Dr. Kariadi Semarang tahun 2013 telah dirawat 166 pasien batu saluran
kemih dan hampir keseluruhan pasien (99%) datang dengan masalah medis batu ginjal yang
dilaporkan sebesar 35% (RISKESDAS, 2013).
Gejala awal pada penderita batu ginjal biasanya berupa nyeri di bagian perut bagian belakang,
pendarahan pada urin, mual atau muntah, kehilangan nafsu makan, hingga pembengkakan di perut. Batu
ginjal cenderung terjadi pada pria. Namun wanita pun memiliki kemungkinan mengalami gangguan
ginjal, yaitu infeksi saluran kemih yang diawali dengan gejala meningkatnya hasrat untuk buang air kecil
hingga pendarahan pada urin (Brooker, 2009).
Urolitiasis dapat terjadi pada pelvis ginjal, ureter, kandung kemih, prostat dan uretra yang
menimbulkan atau memperlihatkan gejala yang agak berbeda. Serta juga dapat mengakibatkan kelainan
patologik yang menunjukkan gejala dan tanda akut, batu mungkin terbentuk tanpa menimbulkan gejala
atau kerusakan ginjal yang bermakna, hal ini terutama terjadi pada batu besar yang tersangkut di pelvis
ginjal. Makna klinisnya batu terletak pada kapasitasnya menghambat aliran urin, obstruksi aliran urin,
atau menimbulkan dampak trauma yang menyebabkan ulserasi dan perdarahan, pada kasus ini terjadi
peningkatan predisposisi infeksi bakteri. Jika disertai dengan infeksi dapat menimbulkan pionefrosis,
urosepsis, abses ginjal, abses perinefrik, abses paranefrik, ataupun pielonefritis. Pada keadaan yang lanjut
dapat terjadi kerusakan ginjal, dan jika mengenai kedua sisi mengakibatkan gagal ginjal permanen
(Purnomo, 2011).
Tujuan dari manajemen urolitiasis adalah untuk meringankan gejala dari penderita, untuk
meningkatkan status fungsional. Penanganan untuk penderita batu ginjal (urolitiasis) adalah dengan cara
simptomatik (obatobatan) dan pembedahan dilakukan jika ukuran batu besar yang tidak memungkinkan
untuk dikeluarkan dengan tindakan simptomatik maupun litotripsi. Rekomendasi gaya hidup menghindari
berlebihan asupan cairan alkohol, merokok dan olah raga teratur (Britto, 2005).
Kehamilan merupakan sebuah impian dan cara untuk mencapai prestasi sebagai seorang ibu.
Kehamilan dimulai dari pembuahan dan berakhir dengan kelahiran seorang bayi melalui proses yang
menakjubkan. Pada umumnya kehamilan akan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran
bayi yang sehat. Namun kadang terjadi hal yang tidak sesuai dengan harapan bagi ibu hamil (Maesaroh
dan Fatmala, 2011). Maka dari itu ibu hamil merupakan salah satu kelompok masyarakat yang menjadi
perhatian dalam pelayanan kesehatan dimana salah satu masalah yang sering berhubungan dengan ibu
hamil adalah Infeksi Saluran Kemih (ISK). Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan masalah klinis
umum, yang dapat melibatkan saluran kencing, kandung kemih, dan ginjal (Haider et. al., 2010).
Infeksi Saluran Kemih (ISK) dapat mempengaruhi semua kelompok umur, tetapi perempuan
lebih rentan daripada laki-laki, karena bentuk uretra pendek, tidak adanya sekresi prostat, dan pada
kehamilan saluran kemih mudah terkontaminasi dengan flora fekal. Kehamilan adalah salah satu faktor
yang meningkatkan risiko infeksi saluran kemih karena tekanan dari uterus gravid pada ureter
menyebabkan stasis aliran urin dan juga berkaitan dengan perubahan humoral dan imunologi selama
kehamilan normal (Jalali et. al., 2014).
Oleh karena itu, pencegahan perlu dilakukan supaya insidensi infeksi saluran kemih ini tidak
terus bertambah dikalangan ibu hamil dan komplikasi dalam kehamilan juga dapat diatasi. Maka dari itu
penelitian perlu dilakukan untuk mengetahui adakah hubungan faktor risiko ibu hamil khususnya paritas
dan umur gestasional terhadap penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK)

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi nyeri kolik.
2. Untuk mengetahui kemungkinan etiologi nyeri perut atau panggul kolik serta organ yang
mungkin terlibat.
3. Untuk mengetahui karakteristik dari nyeri kolik berasal dari saluran kemih.
4. Untuk mengetahui batu pada saluran kemih menimbulkan rasa non kolik
5. Untuk mengetahui patofisiologi gejala-gejala yang ditemukan pada pasien.
6. Unuk mengetahui apakah batu kemih dapat menyebabkan infeksi saluran kemih atas dan
bawah.
7. Untuk mengetahui definisi ISK.
8. Untuk mengetahui klasifikasi ISK.
9. Untuk mengetahui mikroba yang paling umum yang diketahui yang dapat menyebabkan
ISK.
10. Untuk mengetahui bagaimana pathogenesis dan patofisiologi ISK.
11. Untuk mengetahui prinsip dasar penegak diagnosis dan diagnosis banding pada kasus
ISK dan batu ginjal.
12. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnosis laboratorium.
13. Untuk mempengaruhi factor apa saja yang harus diperhatikan sebelum meminta
pemeriksaan pencintraan modalitas tambahan.
14. Untuk mengetahui kemungkinan komplikasi obstruksi saluran kemih dan ISK.
15. Untuk mengetahui bagaimana prinsip dasar terapi ISK
16. Untuk mengetahui bagaimana prognosis penyakit ISK dan batu ginjal.
17. Untuk mengetahui bagaimana pencegahan penyakit ISK dan batu ginjal.

1.3 Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat mengetahui dan menambah pengetahuan tentang batu ginjal.
2. Bagi Profesi keperawatan dan kedokteran
Memberikan masukan kepada perawat dalam memberikan promosi kesehatan terutama
tentang batu ginjal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi

Infeksi saluran kemih (ISK) secara luas didefinisikan sebagai infeksi pada bagian atas atau
bawah saluran kemih, maupun keduanya (Rowe dan Mehta, 2013). Pada wanita hamil dikenal
dua keadaan infeksi saluran kemih yakni : (Anonim, 2013)

2.1.1 Infeksi saluran kemih tanpa gejala (Bakteria asimptomatik)

Dimana terdapat bakteri dalam urin porsi tengah lebih dari 100.000 per ml urin. Urin
diambil porsi tengah dengan cara vulva dan meatus urethra eksternus dibersihkan terlebih dahulu
dengan bahan antiseptik. Pada urinalisis dapat dijumpai adanya leukosit (Anonim, 2013)

2.1.2 Infeksi saluran kemih dengan gejala (Bakteri simptomatik)

Dapat dibagi menjadi dua yaitu Infeksi saluran kemih bagian bawah (sistitis akut) dan
Infeksi saluran kemih bagian atas (pielonefritis). Infeksi saluran kemih bagian bawah (sistitis
akut) disertai gejala berupa disuria, terkadang didapatkan hematuria, nyeri daerah suprasimpisis,
terdesak kencing (urgency), stranguria, tenesmus dan nokturia. Tetapi jarang sampai
menyebabkan demam dan menggigil. Pada urinalisis dapat dijumpai leukosit dan eritrosit.
Infeksi saluran kemih bagian atas (pielonefritis) disertai gejala berupa nyeri dan tegang pada
daerah sudut “costovertebral” atau daerah pinggang, demam, mual dan muntah. Dapat juga
disertai keluhan seperti pada infeksi saluran kemih bagian bawah seperti disuria, urgensi dan
polakisuria, stranguria, tenesmus, nokturia. Pada pemeriksaan darah dapat dijumpai kadar ureum
dan kreatinin yang meningkat dan pada pemeriksaan urinalisis ditemukan leukosit. Atau pada
pemeriksaan imunologi didapatkan bakteriuria yang diselubungi antibody (Anonim, 2013).

2.2 Epidemiologi

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah masalah umum yang didiagnosis dan diobati dalam
praktek medis pelayanan darurat. Sebuah laporan pada tahun 2010 menunjukkan bahwa 3,1%
dari kunjungan pelayanan darurat merupakan pasien dengan ISK. Diperkirakan delapan juta
pasien dengan ISK terjadi di AS setiap tahunnya (Gibson dan Toscano, 2012). Perempuan
cenderung mengalami ISK lebih sering dari laki- laki karena bakteri dapat mencapai kantung
kemih lebih mudah pada wanita. Hal ini sebagian disebabkan oleh uretra wanita pendek dan
lebih luas dan dekat dengan anus. Bakteri dari rektum dapat dengan mudah menuju ke uretra dan
menyebabkan infeksi (Okonko et. al., 2010).

2.3 Ginjal

Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal bagian
atas. Secara makroskopis, ginjal berbentuk menyerupai kacang dengan sisi cekungnya
menghadap ke medial. Cekungan ini disebut sebagai hilus renalis, yang di dalamnya terdapat
apeks pelvis renalis dan struktur lain yang merawat ginjal, yaitu pembuluh darah, sistem limfatik,
dan sistem saraf (Purnomo, 2011). Pada umumnya, ginjal memiliki berat 150 g pada laki-laki
dan 135 g pada wanita. Ukuran ginjal rata-rata 10 – 12 cm (panjang), 5 – 7 cm (lebar), dan 3 cm
(tebal) (Anderson et al, 2012).

Batu saluran kemih atau dikenal dengan istilah urolithiasis telah lama mempengaruhi
hidup manusia. Sejarahnya bisa dilacak dari awal peradaban manusia. Palepatologi mencatat
kejadian urolithiasis pada mumi yang berusia 7000 tahun. Bukti-bukti sejarah mencatat tingginya
kejadian batu buli-buli di masa lalu. Akan tetapi, dalam satu abad terakhir ditemukan
peningkatan kejadian batu ginjal disertai penurunan kejadian batu buli-buli. Perjalanan terapi
operasi dicatat secara terperinci dalam literatur urologi, dimulai dengan karya dari Ernest Desnos
(1852-1925) berjudul Histoire de l’Urologie (1914) yang menjadi dasar dari sejarah urologi
(Eknoyan, 2016).
BAB III

Pembahasan

3.1 Nyeri Kolik


Nyeri kholik merupakan nyeri visceral akibat spasme otot polos organ berongga
dan biasanya disebabkan oleh hambatan pasase dalam organ tersebut seperti obstruksi
usus, batu ureter. Nyeri kolik merupakan nyeri visceral akibat spasme otot polos organ
berongga dan biasanya disebabkan oleh hambatan pasase dalam organ tersebut (onstruksi
usus, baatu ureter, batu empedu, peningkatan tekanan intraluminar). Nyeri ini timbul
karena hipoksia yang dialami oleh jaringan dinding saluran. Karena kontraksi ini berjeda,
kolik dirasakan hilang timbul batu empedu dan peningkatan intraluminer (Sja’bani,
2009).
3.2 Kemungkinan Etiologi Nyeri Perut Atau Panggul Kolik Serta Organ Yang
Mungkin Terlibat.
a. Nyeri nosiseptif: rangsang timbul oleh mediator nyeri, seperti pada pasca trauma
operasi dan luka bakar.
b. Nyeri neuropatik: rangsang oleh kerusakan saraf atau disfungsi saraf, seperti pada
diabetes mellitus, herpes zooster
3.3 Karakteristik Dari Nyeri Kolik Berasal Dari Saluran Kemih.

a. rasa sakit yang hebat di sepanjang sisi tubuh Anda antara tulang rusuk dan pinggul,
atau di perut bagian bawah
b. rasa sakit yang menyebar ke punggung atau pangkal paha
c. mual atau muntah
d. Nyeri kolik ginjal sering hilang timbul.
e. rasa sakit saat Anda buang air kecil
f. adanya darah di dalam urin Anda, yang mungkin berwarna merah muda, merah, atau
cokelat urin keruh atau berbau
3.4 Batu Pada Saluran Kemih Menimbulkan Rasa Non Kolik
Batu saluran kemih merupakan terbentuknya massa keras seperti batu yang
disebabkan oleh adanya proses pengendapan substansi yang terdapat dalam air kemih
dalam jumlah yang berlebihan atau dapat juga disebabkan oleh faktor lain yang
mempengaruhi daya larut substansi tersebut (Purnomo, 2011). Pengendapan ini terjadi di
sepanjang saluran kemih dan dapat menyebabkan perdarahan, nyeri, infeksi atau bahkan
penyumbatan saluran kemih (Nova, 2013).
3.5 Patofisiologi Gejala-Gejala Yang Ditemukan Pada Pasien.
Batu saluran kemih dapat disebabkan oleh keadaan air kemih yang jenuh dengan
garam-garam yang dapat membentuk batu, atau akibat air kemih mengalami kekurangan
penghambat pembentukan batu yang normal (Sudoyo, 2014). Ukuran dari batu saluran
kemih bervariasi, mulai dari yang kecil dan bersifat tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang sampai dengan yang sebesar 2,5 cmatau bahkan lebih, batu yang ukurannya
besar disebut kalkulus staghorn (Nova, 2013)
3.6 Apakah Batu Kemih Dapat Menyebabkan Infeksi Saluran Kemih Atas Dan Bawah.
Terdapat 2 kemungkinan hipotesis awal dari terbentuknya batu saluran kemih ini,
yaitu: (Janice, 2013)
a. Awalnya batu terbentuk di ginjal, dan kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah.
Dimana batu ginjal merupakan batu yang terbentuk di 10 tubulus ginjal dan kemudian
berada di kaliks, infudibulum, pelvis ginjal, dan bahkan dapat mengisi pelvis dan seluruh
kaliks ginjal.
b. Batu memang terbentuk saluran kemih bagian bawah yang diakibatkan oleh adanya statis
urine seperti pada batu kandung kemih (vesicolithiasis) akibat terjadinya hiperplasia
prostat atau batu uretra (uretholithiasis) yang terbentuk di dalam divertikel uretra.
3.7 Definisi ISK
Infeksi saluran kemih (ISK) secara luas didefinisikan sebagai infeksi pada bagian atas
atau bawah saluran kemih, maupun keduanya (Rowe dan Mehta, 2013). Pada wanita
hamil dikenal dua keadaan infeksi saluran kemih yakni : (Anonim, 2013)
3.8 Klasifikasi ISK
a. Infeksi saluran kemih tanpa gejala (Bakteria asimptomatik) Dimana terdapat bakteri
dalam urin porsi tengah lebih dari 100.000 per ml urin. Urin diambil porsi tengah
dengan cara vulva dan meatus urethra eksternus dibersihkan terlebih dahulu dengan
bahan antiseptik. Pada urinalisis dapat dijumpai adanya leukosit (Anonim, 2013).
b. Infeksi saluran kemih dengan gejala (Bakteri simptomatik) Dapat dibagi menjadi dua
yaitu Infeksi saluran kemih bagian bawah (sistitis akut) dan Infeksi saluran kemih
bagian atas (pielonefritis). Infeksi saluran kemih bagian bawah (sistitis akut) disertai
gejala berupa disuria, terkadang didapatkan hematuria, nyeri daerah suprasimpisis,
terdesak kencing (urgency), stranguria, tenesmus dan nokturia. Tetapi jarang sampai
menyebabkan demam dan menggigil. Pada urinalisis dapat dijumpai leukosit dan
eritrosit. Infeksi saluran kemih bagian atas (pielonefritis) disertai gejala berupa nyeri
dan tegang pada daerah sudut “costovertebral” atau daerah pinggang, demam, mual dan
muntah. Dapat juga disertai keluhan seperti pada infeksi saluran kemih bagian bawah
seperti disuria, urgensi dan polakisuria, stranguria, tenesmus, nokturia. Pada
pemeriksaan darah dapat dijumpai kadar ureum dan kreatinin yang meningkat dan pada
pemeriksaan urinalisis ditemukan leukosit. Atau pada pemeriksaan imunologi
didapatkan bakteriuria yang diselubungi antibody (Anonim, 2013).
3.9 Mikroba Yang Paling Umum Yang Diketahui Yang Dapat Menyebabkan ISK.
Pada keadaan normal urin adalah steril. Umumnya ISK disebabkan oleh kuman
gram negative. Escherichia coli adalah penyebab paling umum dari infeksi saluran
kemih, terhitung sekitar 80-90% kasus. E coli bersumber dari flora fecal yang
berkolonisasi ke daerah periuretra sehingga menyebabkan infeksi menaik. Patogen lain
adalah sebagai berikut : Klebsiella pneumoniae (5%); Proteus mirabilis (5%);
Enterobacter species (3%); Staphylococcus saprophyticus (2%); Group B beta- hemolytic
Streptococcus (GBS; 1%); Proteus species (2%) (Johnson, 2014).
3.10 Bagaimana Pathogenesis Dan Patofisiologi ISK.
Patogenesis bakteriuria asimtomatik menjadi bakteriuria simtomatik dengan
presentasi klinis ISK tergantung dari patogenisitas bakteri dan status pasien sendiri (host).
Sejumlah flora saluran cerna termasuk E. coli diduga terkait dengan etiologi ISK.
Penelitian melaporkan lebih dari 170 serotipe 0 (antigen) E.coli yang patogen.
Patogenitas E. coli terkait dengan bagian permukaan sel polisakarida dari lipopolisakarin.
Bakterti patogen dari urin (urinary pathogen) dapat menyebabkan presentasi klinis ISK
tergantung juga dari faktor lainnya seperti perlengketan mukosa oleh bakteri, faktor
virulensi, dan variasi fase faktor virulensi.
Pada individu normal, laki-laki maupun perempuan urin selalu steril karena
dipertahankan jumlah dan frekuensi kencing. Uretro distal merupakan tempat kolonisasi
mikroorganisme non-pathogenic fastidious gram-positive dan gram negative.. Hampir
semua ISK disebabkan invasi mikroorganisme asending dari uretra ke dalam saluran
kemih yang lebih distal, misalnya kandung kemih. Pada beberapa pasien tertentu invasi
mikroorganisme dapat mencapai ginjal. Proses ini dipermudah refluks vesikoureter.
Proses invasi mikroorganisme hematogen sangat jarang ditemukan di klinik, mungkin
akibat lanjut dari bakteriemia. Ginjal diduga merupakan lokasi infeksi sebagai akibat
lanjut septikemi atau endokarditis akibat S. aureus
3.11 Prinsip Dasar Penegak Diagnosis Dan Diagnosis Banding Pada Kasus ISK Dan
Batu Ginjal.
3.12 Pemeriksaan Diagnosis Laboratorium.
3.13 Factor Apa Saja Yang Harus Diperhatikan Sebelum Meminta Pemeriksaan
Pencintraan Modalitas Tambahan.
3.14 Mengetahui Kemungkinan Komplikasi Obstruksi Saluran Kemih Dan ISK.
3.15 Bagaimana Prognosis Penyakit Isk Dan Batu Ginjal.
3.16 Bagaimana Pencegahan Penyakit Isk Dan Batu Ginjal.

Anda mungkin juga menyukai