Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KOMUNIKASI KEPERAWATAN

ANALISIS KESADARAN DIRIPERAWAT

DISUSUN OLEH:
AMELIA NURUL SHABRINA P07220218003
M.SYARWANI ABDAN P07220218018
NOVALINNA A. R. P06220218023
SYAHNA SEPTIARA Y.A. P07220218033

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TINGKAT 1


POLITEKNIKESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
KALIMANTAN TIMUR

TAHUN AJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas segala karunia


nikmatnya sehingga makalah yang berjudul “Analisis kesadaran diri perawat” ini
dapat diselesaikan dengan maksimal, tanpa ada halangan yang berarti.

Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak lepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Untuk
itu kami ucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah


ini, baik dari segi EYD, kosa kata, tata bahasa, etika maupun isi. Oleh karenanya
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sekalian untuk kami jadikan sebagai bahan evaluasi.

Demikian, semoga makalah ini dapat diterima sebagai ide atau gagasan yang
menambah kekayaan intelektual bangsa.

Samarinda, 26 Maret 2019

Penulis

DAFTAR ISI

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Komunikasi terapetik merupakan media dalam mengembangkan hubungan
perawat dengan klien dan kualitas komunikasi mempengaruhi kualitas hubungan
serta efektifitas dari asuhan keperawatan.

3
Keadaan stress dan cemas yang dialami klien sering tidak berhubungan
dengan fasilitas di rumah sakitnya, melainkan biasanya karena tidak
diberitahupenyakitnya, pertanyaan yang disepelekan, tidak mengetahui alasan dan
hasilprosedur yang dilakukan atau pengobatan. Situasi tersebut dapat diatasi
denagn meningkatkan komunikasi perawat-klien. Perawat perlu menyadari diri
sendiri termasuk sikap dan caranya berkomunikasi sebelummenggunakan dirinya
secara teurapeutik untuk membantu kerjasamadengan klien dalam memecahkan
dan mengatasi masalah kesehatan klien.
Perawat perlu menyadaribahwa semua tindakan keperawatan dilaksanakan
dalam bentuk komunikasi (nonverbal/verbal). oleh karena itu, perawat
mengetahui fungsi komunikasi dan sikap serta keterampilan yang perlu
dikembangkan dalam komunikasi dengan klien.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana dimensi respon dalam kesadaran diri perawat?
2. Bagaimana dimensi tindakan dalam kesadaran diri perawat?
3. Bagaimana dimensi nilai dan etik dalalm kesadaran diri perawat?

1.3. Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui bagaimana dimensi dari setiap analisis kesadaran diri perawat.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Dimensi respon dalam kesadaran diri perawat


Dimensi respon yang harus dimiliki oleh perawat ada 4 diantaranya, yaitu:
1. Kesejatian (kepercayaan diri, persepsi terhadap orang lain,lingkungan).

4
2. Empati (aspek mental,verbal, aspek non verbal).
3. Respect/hormat
4. Konkret (persoalan yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan sehari-hari)
2.2. Dimensi Tindakan dalam kesadaran diri perawat
Suatu usaha perawat untuk membuat klien sadar atas ketidaksesuaian
perasaan, perilaku, keyakinan dan perilaku klien. Terdiri dari 5 diantaranya,
yaitu:
1. Konfrontasi
Konfrontasi adalah ekspresi perawat untuk merasakan
ketidaksesuaian perilaku klien untuk meningkatkan kesadaran diri klien.
Tiga kategoeri konfrontasi menurut carkhoff,1967:
 Ketidaksesuaian antara ekspresi klien tentang dirinya (konsep
diri) dengan apa yang dia inginkan(ideal diri).
 Ketidaksesuaian antara eksprei diri secara verbal dan peilaku
klien.
 Ketidaksesuaian anatar pengalaman yang diekspresikan klien
sendiri dan pengalaman perawat tentang klien.
Bromley (1981) menyarankan sebelum perawat melakukan konfrontasi
perlu dikaji hal berikut:
 Tingkat trust (kepercayaan)
 Waktu yang tepat: orientasi tidak boleh berlebihan.
 Tingkat stress klien,
 Kekuatan mekanisme pertahanan klien
 Perasaan klien akan kebutuhan ruang pesoenal/kedekatan.
 Toleransi dan kemampuan klien mendengarkan pendapat yang
berbeda darinya.
Konfrontasi dilakukan pada saat:tingkah laku klien yang tidak produktif,
tingkah laku klien merusak, ketika klien melanggar hak orang lain. Cara-cara
berkonfrontasi yaitu:
1. Clarity: membuat sesuatu lebih jelas untuk dimengert.i
2. Articulate:mengekspresikan menggunakan perkataan sendiri
3. Request : permintaan.
4. Encourage : support, harapan dan kepercayaan.

5
2. Kesegeraan
Sensitifitas perawat terhadap perasaan klien dan kesediaan untuk
mengatasi perasaan daripada mengacuhkannya (stuart&sundeon, 1995).
terjadi jika interaksi perawat-klien difokuskan dan digunakan untuk
mempelajari fungsi klien dalam hubungan interpersonal yang lain.
Contoh:
K: saya todak mau hadir dipertemuan itu. Saya sibuk dan saya tidak
merasa ada kegunaan dari pertemuan itu.
P: apakah anda berusaha mengatakan bahwa anda merasa malu dan
pertemuan tersebut tidak menolong anda?

3. Membuka Diri
Membuat orang lain tahu tentang pikiran, perasaan, dan pengalaman
pribadi kita (Smith, 1992)
Secara subyektif benar,pernyataan personal tentang diri dan dengan
maksud diungkapkan orang lain(stuart dan sundeen,1995).
Rasional: pembukaan diri terapis meningkatkan perasaan bagi klien
untuk ikut membuka diri.Kriteria membuka diri antar lain:
1. Untuk menjjadi model dan mendidik
2. Untuk memvalidasi realita
3. Untuk mendorong otonomi klien.
Contoh membuka diri:
K: ketiak dia bilang bahwa dia tidak ingin bertemu saya lagi, saya merasa
ingin menamparnya dan memeluknya pada saat yang sama, tapi saya sadar
masalahnnya ada pada saya, tidak ada orang yang mencintai dan perduli pada
saya.
P: ketika saya putus cinta dengan pacar saya dulu, saya juga merasa marah,
terluka sama seperti yang anda ceritakan tadi (bahwa oerasaan tersebut wajar.

Cara membuka diri itu mendengar tapi bukan untuk menjawab,empati, membuka
diri, mengecek. Guidelines membuka diri:
 Kerjasama :apakah akan membuat klien kooperatif?
 Pembelajaran:apakah membantu klien untuk belajar tentang dirinya?
 Katarsis: apakah membantu klie untuk mengekspresikan perasaan yang

6
ditekannya?
 Support: apakah membuat klie merasa terbantu dengan support dan
reinfoorcement yang kita berikan?

4. Emosional Katarsis
Klien didorong untuk membicarakan hal-hal yang sangat mengganggunya
untuk mendapatkan efek yang terapeutik (Stuart dan Sundeen, 1995). sangat
bergantung pada kepercayaan diri klien dan trust klien terhadap perawat. Jika
klien sulit mengekspresikan perasaannya perawat dapat membantunya dengan
menceritakan bagaimana ia bersikap jika berada pada situasi klien.
Contoh Emotional Katarsis
P: bagaimana perasaan kamu saat suamimu memukul dan membentak?
K:dia memang orang yang pemarah, mungkin salah saya yang mau menikah
dengannya.
P: sepertinya ibu membela tindakannya pada ibu. Saya takjub dengan aoa
yang ibu rasakan saat itu.
K;Yah… begitu
P: tahukah ibu hak itu mungkin membuat syaa marah jika hal tersbut
menimpa saya.
K: sebenarnya saya juga marah, tapi mau bagaimana lagi. Saya sudah lama
muak dengan semua ini. Andai dia tahu betapa tersiksanya saya.

5. Bermain Peran
Kegiatan untuk membangkitkan situasi dalam upaya meningkatkan
pengkhayalan klien dalam hubungan manusia,& memperdalam kemampuannya
untuk melihat situasi dari sudut pandang lain dan membiarkan klien mencoba
situasi baru dalam lingkungan yang aman ( Stuart dan Sudeen, 1995).
Terdiri dari beberapa tahap yaitu:
1. Mendefinisikan masalah
2. Menciptakan kesiapan untuk bermain peran
3. Menciptakan situasi
4. Membuat karakter
5. Pejelasan dan pemanasan
6. Pelaksanaan memerankan suatu peran.

7
7. Berhenti
8. Analisis dan diskusi
9. Evaluasi
2.3. Dimensi nilai dan etika dalam kesadaran diri perawat
Nilai adalah keyakinan personal mengenai harga ats suatu ide, tingkah laku,
kebiasaan atau objek yang menyusun suatu standar yang mempengaruhi tingkah
laku.
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik maupun buruk
yang dilakukan seseorang dan merupakn sutau kewajiban dan tanggung jawab
moral.
SKEMA ETIKA

NILAI KEYAKINAN TINDAKAN

KEBIASAAN

ETIKA KARAKTER

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan.
Komunikasi terapetik merupakan media dalam mengembangkan hubungan
perawat dengan klien dan kualitas komunikasi mempengaruhi kualitas hubungan
serta efektifitas dari asuhan keperawatan. Terdapat dimensi dalam analisis
kesadaran diri perawat yaitu:
1. dimensi respons
2. Dimensi tindakan

8
3. Dimensi nilai dan etika
3.2. Saran.
Dalam mempelajari materi ini, mahasiswa dan pembaca dapat mencari
berbagai referensi dari buku maupun internet sebanyak mungkin agar isi tidak
menyimpang dari materi.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai