Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

“Prosedur Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir”

Dosen Pengampu: Ns. Surtikanti.,M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 7

Salimah :S19128003

Serlla Tri Annasha :S19128016

Salia :S19128019

Rizal Wahyudi :S19128027

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2020/2001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Keperawatan
Maternitas, dengan judul : “Prosedur Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir” dan tidak
lupa pula kami haturkan sholawat serta salam kepada junjungan nabi besar kita Nabi
Muhammad SAW. Seorang rasul yang membawa petunjuk bagi manusia yang tersesat.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah Keperawatan Maternitas ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Orang tua yang telah mendukung kami dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Ns. Surtikanti.,M.Kep yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah.
3. Teman-teman kelompok yang bekerja sama dalam membuat makalah Keperawatan
Maternitas. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah
dan menyadari pula bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini karena
kemampuan dan pengalaman kami yang masih ada dalam keterbatasan. Maka dari itu
kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan di masa yang
akan datang. Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir
kata kami mengucapkan terima kasih semoga Allah Swt senantiasa meridhai segala usaha
kita.

Pontianak,18 Oktober 2021

Kelompok 7
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
Latar Belakang........................................................................................................................1
Rumusan Masalah..................................................................................................................2
Tujuan.....................................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................3
Defenisi Bayi Baru Lahir........................................................................................................3
Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir..........................................................................................3
Tujuan pengkajian..................................................................................................................3
Prosedur Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir........................................................................4
Aspek Yang Akan Dikaji........................................................................................................4
Apgar Score............................................................................................................................6
Penampilan Dan Perilaku Bayi Baru Lahir............................................................................7
Rencana Asuhan Yang Diberikan Pada Bayi Usia 2-6 Hari................................................10
BAB III.....................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................15
Kesimpulan...........................................................................................................................15
Saran.....................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemeriksaan fisik pada bayi dapat dilakukan oleh bidan, perawat, atau dokter
untuk menilai status kesehatan bayi dan untuk mengenal/ menemukan kelainan
yang perlu mendapat tindakan segera. Waktu pemeriksaan fisik pada bayi dapat
dilakukan sesudah sesaat bayi baru lahir, saat kondisi atau suhu tubuh bayi sudah
stabil, dan setelah dilakukan pembersihan jalan napas/resusitasi, pembersihan
badan bayi, perawatan tali pusat, 24 jam setelah bayi lahir, dan akan pulang dari
rumah sakit.

Bayi baru lahir mengalami beberapa perubahan sebagai bentuk adaptasi dari
kehidupan intra-uterin ke kehidupan ekstra-uterin. Perubahan yang cepat dan
kompleks itu dimulai sejak terpotongnya tali umbilikus. Ada beberapa perubahan
fisiologis pada bayi baru lahir yang dapat diketahui dari ciri-ciri umum bayi baru
lahir normal. Untuk mengetahui ciri-ciri tersebut kita melakukan suatu
pemeriksaan fisik terhadap bayi baru lahir.

Pemeriksaan fisik bayi baru lahir adalah pemeriksaan awal yang dilakukan
pada bayi setelah berada di dunia luar dengan tujuan untuk mengetahui apakah
bayi dalam keadaan normal dan adanya penyimpangan/kelainan pada fisik, serta
ada atau tidaknya refleks primitif. Pemeriksaan fisik dilakukan setelah kondisi
stabil, biasanya 6 jam setelah lahir.

Pemeriksaan fisik bayi baru lahir memerlukan pengetahuan dan


keterampilan yang adekuat, sehingga tidak akan menimbulkan resiko yang dapat
membahayakan bayi. Pada pemeriksaan ini yang paling penting adalah cara
menjaga agar bayi tidak mengalami hipotermia dan trauma dari tindakan yang
kita lakukan. Selalu lengkapi semua tindakan dengan inform consent terlebih
dahulu kepada ibu/ orang tua bayi, apabila bayi telah dirawat gabung bersama
ibunya.
Pemahaman dasar ,mengenai cara melakukan pengkajian pada bayi baru
lahir adalah dengan menggunakan pemeriksaan terhadap bayi dan menilai
penampilan serta perilaku bayi, dengan demikian, kita tidak dapat menentukan
keadaan bayi jika tida dilakukan pemeriksaan untuk merencanakan asuhan yang
akan diberikan kepada bayi. Oleh karena bayi belum dapat berkomunikasi seperti
orang dewasa, kita menilai dari penampilan dan perilakunya.

B. Rumusan Masalah

Untuk Mengetahui tentang prosedur pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui tentang Prosedur Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir?

2. Tujuan Khusus

a. Untuk Mengetahui Defebisi bayi baru lahir.

b. Untuk mengetahui pengkajian bayi baru lahir.

c. Untuk mengetahui tujuan pengkajian.

d. Untuk mengetahi prosedur pemeriksaan fisik bayi baru lahir.

e. Untuk mengetahui aspek apa yang akan dikaji

f. Untuk mengetahui apgar score.

g. Untuk mengetahui penampilan dan perilaku bayi baru lahir.

h. Untuk mengetahui rencana asuhan yang diberikan pada bayi -6 hari.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram
(Kritianasari,2009).
Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja
mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari
kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dwi,2010).
B. Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir
Pengkajian fisik adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi tentang anak dan
keluarganya dengan menggunakan semua pancaindra baik subjektif maupun objektif.
Pengakajian fisik bayi baru lahir dan perkembangannya dilakukan bersamaan pada
waktu melakukan pemeriksaan secara inspeksi maupun observasi. (Sari Wahyuni
SST, 2002)
Pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat kelainan yang perlu mendapat tindakan segera serta
kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan kelahiran. Pemeriksaan
fisik BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin jika terdapat kelainan pada
bayi. Pengkajian fisik pada bayi dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah
pengkajian setelah bayi lahir. Tujuan pengkajian ini adalah mengkaji adaptasi bayi
baru lahir dari kehidupan didalam uterus ke kehidupan luar uterus, yaitu dengan
melakukan penilaian APGAR. Penilaian ini meliputi appearance (warna kulit), pulse
(denyut jantung), grimace ( refleks atau respon terhadap rangsang), activity ( tonus
otot), dan respiratory effort ( usaha bernapas). Tahap kedua adalah pengkajian
keadaan fisik bayi baru lahir. Pengkajian ini dilakukan untuk memastikan bayi dalam
keadaan normal atau tidak mengalami penyimpangan. (Lyndon Syaputra, 2014)
C. Tujuan pengkajian
1. Mendapatkan hasil yang valid
2. Mengetahui keadaan fisik secara umum
3. Mengetahui kondisi normal/abnormal
D. Prosedur Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Prosedur pemeriksaan fisik bayi baru lahir antara lain adalah sebagai berikut:
1. Menginformasikan prosedur dan meminta persetujuan orang tua
2. Mencuci tangan dan mengeringkannya, jika perlu, gunakan sarung tangan.
3. Memastikan penerangan cukup dan hangat untuk bayi
4. Memeriksa secara sistematis head to toe (dari kepala hingga jari kaki).
5. Mengidentifikasi warna kulit dan aktivitas bayi
6. Mencatat miksi dan mekonium bayi
7. Mengukur lingkar kepala (KL), lingkar dad (LD), lingkar perut (LP), lingkar
lengan atas (LILA) dan panjang badan (PB); serta menimbang berat badan bayi
(BB). h. Mendiskusikan hasil pemeriksaan kepada orang tua.
8. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
E. Aspek Yang Akan Dikaji
Adapun aspek yang perlu dikaji:
1. Riwayat, meliputi:
a. Persalinan ( lamanya?spontan?)
b. Neonatal(mekonium? Trauma saat lahir?)
2. Keadaan umum:
a. Secara keseluruhan (perbandingan tubuh bayi secara proporsional/tidak)

b. Bagian kepala, badan dan ekstremitas (pemeriksaan ada/tidaknya kelainan)

c. Tonus otot dan tingkat aktivitas (gerakan bayi aktif/tidak)

d. Warna kulit dan bibir (kemerahan/kebiruan)


e. Tangis bayi (melengkung, merintih, normal)
3. Tanda-tanda vital
a. Periksa frekuensi napas dihitung selama satu menit penuh dengan mengamati
naik/turun perut bayi. Bayi dalam keadaan tenag, laju napas normalnya 40-60
kali permenit.
b. Periksa frekuensi jantung dengan menggunakan stetoskop dan dihitung selama
satu menit. Laju jantung normal 120-160 denyut per menit.
c. Suhu tubuh bayi baru lahir normalnya 36,5-37,2 ˚ Cdiukur menggunakan
termometer.
4. Berat badan dan pengukuran panjang badan
a. Berat badan. Berat badan bayi baru lahir yang normal, yaitu berkisar antara
2500-4000 gram. Diukur dengan keadaan tidak terbungkus, tetapi dalam
melakukan pemeriksaan berat badan bayi baru lahir tetap harus dibungkus dan
hasilnya dikurangkan dari berat bungkus bayi. Contoh: Berat bayi dengan
bungkus : 3,50 kg Berat bungkus : 0,25 kg Berat bayi : 3,25 kg
b. Panjang badan. Rentangkan bayi dengan lembut, dengan pita pengukur, ukurlah
dari ujung kepala sampai ujung tumitnya, normal panjang bayi baru lahir
berkisar antara 45-53 cm.
5. Kepala
a. Ubun-ubun. Ukuran bervariasi dan tidak ada standar. Ubun-ubun merupakan
titik lembut pada bagian atas kepala bayi ditempat tulang tengkorak yang belum
sepenuhnya bertemu.
b. Sutura, molase. Perubahan bentuk kepala janin (molding/molase)
0 : sutura terpisah
1 : Sutura (pertemuan dua tulang tengkorak) yang tepat/ bersesuaian.
2 : Sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki
3 : Sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki.
c. Penonjolan atau daerah cekung. Periksa adanya kelainan baik karena trauma
persalinan (kaput suksadaneum, sefalo hematom) atau adanya cacat kongenital
(hidrosefalus)
d. Ukur lingkar kepala untuk mengukur ukuran frontal oksipitalis kepala bayi.
6. Telinga. Untuk memeriksa telinga bayi, tatap wajah bayi. Bayangkan sebuah garis
melintasi kedua matanya, normalnya beberapa bagian telinga harus berada diatas
garis ini.
7. Mata. Lihat kedua mata bayi, perhatikan apakah kedua matanya tampak normal
dan apakah bergerak bersama, lakukan pemeriksaan dengan melakukan penyinaran
pada pupil bayi. Normlanya, jika disinari pupil akan mengecil.
8. Hidung dan mulut. Yang pertama kita lihat apakah bayi dapat bernapas dengan
mudah melalui hidung atau ada hambatan, kemudian lakukan pemeriksaan pada
bibir dan langit-langit, refleks isap, dinilai dengan mengamati pada saat bayi
menyusu atau dengan cara menekan sedikit pipi bayi untuk membuka mulut bayi
kemudian masukkan jari tangan Anda untuk merasakan isapan bayi. Perhatikan
adanya kelainan kongenital seperti labiopalatoskizis.
9. Leher. Periksa lehernya apakah pembengkakan dan benjolan. Pastikan untuk
melihat tiroid (gumpalan didepan tenggorok bengkak). Hal ini merupakan masalah
pada bayi baru lahir.
10. Dada. Pada daerah yang dipeiksa adalah bentuk dari dada, puting, bunyi napas,
bunyi napas, bunyi jantung (dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan
stetoskop)
11. Bahu, lengan dan tangan. Yang dilakukan adalah melihat gerakan bayi apakah
aktif atau tidak kemudian menghitung jumlah jari bayi.
12. Perut. Pada perut yang perlu dilakukan pemeriksaan, yaitu bentuk perut bayi,
lingkar perut, penonjolan sekitar tali pusat, kenudian saat bayi menangis,
perdarahan pada tali pusat, dinding perut lembek (pada saat bayi tidak menangis)
dan benjolan yang terdapat pada perut bayi.
13. Alat kelamin. Hal yang perlu diperhatikan:
a. Bayi laki-laki, normalnya ada dua testis dalam skrotum. Kemudian pada ujung
penis terdapat lubang.
b. Bayi perempuan, normalnya labia mayora menutupi labia minora, pada vagina
terdapat lubang, pada uretra terdapat lubang dan mempunyai klitoris.
14. Pinggul, tungkai dan kaki. Untuk memeriksa pinggul, pegang tungkai kaki bayi.
Tekan pangkal paha dengan lembut ke sisi luar, dengarkan atau rasakan adakah
bunyi “Klik” ketika anda menggerakkan kakinya. Jika mendengan bunyi “klik”
segera laporkan ke dokter anak untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan.
Selanjutnya, lakukan gerakan dengan lembut setiap kaki naik dan turun, kembali
dengarkan dan rasakan suara “klik” ketika anda menggerakkannya. Pada
pemeriksaan pinggul dan kaki yang perlu diperiksa adalah gerakan, bentuk
simetris, dan panjang kedua kaki harus sama, serta jumlah jari
15. Punggung dan anus. Pada bagian ini yang diperiksa adalah pembengkkan ataupu
ada cekungan pada punggung bayi dengan cara membalikkan badan bayi dan
melihat punggungnya, kemudian jari anda menuruni punggung bayi untuk
merasakan benjolan pada tulang punggungnya. Pada anus diperiksa lubangnya
apakah telah mengeluarkan mekonium/cairan.
16. Kulit. Pada kulit yang perlu diperhatikan verniks (cairan keputih-putihan, keabu-
abuan, kekuning-kuningan, berminyak, dan berlendir yang berfungsi melindungi
kulit bayi agar tidak tenggelam oleh air ketuban selama ia berada di dalam
rahim), warna, pembengkakan atau bercak hitam, dan tanda lahir.
F. Apgar Score
Apgar score adalah suatu metode sederhana yang digunakan untuk menilai
keadaan umum bayi sesaat setelah kelahiran (Prawirohardjo, 2002).
Tes apgar score atau penilaian apgar merupakan salah satu pemeriksaan fisik bayi
yang dilakukan pada menit pertama dan kelima setelah bayi lahir. Semakin tinggi
nilai apgarnya maka semakin baik. Nilai apgar yang tinggi dianggap dapat menjadi
patokan bahwa kondisi bayi baru lahir
1. Nilai Apgar
Parameter O 1 2
A:appearence Pucat Badan merah Seluruh tubuh
(Warna Kulit) muda, ekstremitas kemerah-
biru merahan
P: pulse Tidak ada Kurag dari 100 Lebih dari 100
(denyut
jantung)
G: grimace Tidak ada Sedikit gerakan Batuk/bersin
(reaksi terhadap mimik
rangsangan)
A: avtivity Lumpuh Sedikit fleksi pada Gerakan aktif
(tonus otot) ekstremitas
R: respiration Tidak ada Lemah/tidak teratur Tangisan yang
( usaha baik
bernapas)
2. Iterpretasi Apgar Score
Jumlah Score Interpretasi Catatan
7-10 Normal
4-6 Aspiksia Memerlukan tindakan medis segera seperti
ringan penyedotan lendir yang menyumbat jalan
napas, atau pemberian oksigen untuk
membantu bernapas.
0-3 Asfiksia berat Memerlukan tindakan medis yng intensif

G. Penampilan Dan Perilaku Bayi Baru Lahir


Pada waktu melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, hendaknya dilakukan
secara cermat, hati-hati dan perhatikan beberapa kondisi penampilan bayi secara
keseluruhan antara lain: keadaan umum bayi, penampilan fisik seperti warna kulit
pucat atau tidak.
1. Kulit bayi.
Perhatikan dengan baik kulit bayi beberapa bayi memiliki beberapa bintik
dikulit mereka. Contohnya, bayi mungkin memiliki bintik besar dan gelap di
punggung bagian bawah atau pantat. Bayi lain mungkin memiliki bintik merah di
wajah. Bintik-bintik ini tidak berbahaya, namun bintik yang seperti bisul merah
kecil kemungkinan besar merupakan tanda infeksi.
2. Warna kulit bayi
Warna kulit pada bayi baru lahir bisa sangat bervariasi - dari warna pink dan
warna putih atau kekuningan hingga kemerahan khas. Bahkan saat-saat tertentu,
warna kulit bisa bervariasi tergantung tingkat aktivitas bayinya. Tentu saja
karakteristik keluarga dan ras juga merupakan faktor yang mempengaruhi warna
kulit bayi. Saat lahir, kulit bayi normal yang baru lahir berwarna merah- keunguan
dan berubah menjadi merah terang saat bayi menangis. (pada waktu beberapa hari
kehidupan, warna kemerahan pada kulit bayi akan hilang secara bertahap). Selain
itu, tangan dan kaki bayi yang baru lahir mungkin terasa dingin dan biru. Pada hari
ketiga, ia mungkin juga tampak sedikit kuning. Kondisi ini disebut penyakit
kuning. Hal ini biasa terjadi pada bayi yang baru lahir, dan hanya kadang-kadang
membutuhkan perlakuan khusus.
Kulit lembut dan sensitif bayi biasanya beradaptasi dengan lingkungan
barunya. Biasanya seukuran kepala peniti, atau agak lebih besar Papula (jerawat)
yang dikelilingi oleh zona merah sering muncul di berbagai area tubuh saat bayi
yang berumur sekitar 2 hari. Ini akan hilang seiring berjalannya waktu.
Penyebabnya tidak diketahui, dan ruam tidak memerlukan pengobatan).
(IMC,2004) Bayi semestinya memiliki warna kulit kulit yang normal beberapa jam
setelah lahir. Karena itu bidan harus memperhatikan dengan seksama bila hal-hal
ini terjadi:
a. Warna kulit bayi masih kebiruan : jika tangan dan kaki bayi masih berwarna
kebiruan namun suhu tubuh bayi hangat, mungkin idak ada masalah yang serius.
Beberapa bayi bahkan masih memiliki tangan dan kaki kebiruan satu atau dua
hari setelah lahir. Bibir atau wajah bayi masih terlihat biru satu jam setelah
lahir, kemungkinan bayi mengalami masalah dengan jantung atau paru-parunya,
kemungkinan dia memerlukan oksigen.
b. Jika kulit bayi terlihat kekuningan kurang dari 24 jam setelah lahir bisa jadi dia
terkena penyakit kuning atau infeksi. Segera minta bantuan medis.
c. Kulit bayi terlihat pucat. Bayi terlihat pucat dan lemas kemungkinan bayi
mengalami anemia atau penyakit kesehatan lainnya. Segera minta bantuan
medis.
d. Kulit bayi sangat merah: bayi sangat merah mungkin tidak terjadi apa-apa. Coba
perhatikan dia selama satu minggu untuk mencari kemungkinan penyakit
kuning. Jika kulitnya mulai berubah menjadi kekuningan, napasnya mulai cepat
dan mengalami kesulitan saat menyusui segera minta bantuan medis.
e. Kebanyakan bayi baru lahir akan mengalami ruam pada kulit dalam minggu-
minggu pertama. Ruam biasanya muncul di tempat kulit bergesekan dengan
baju seperti lengan, tungkai, dan punggung. Tetapi juga bisa muncul di wajah.
Ruam ini cenderung menghilang sendiri tanpa pengobatan. Penggunaan lotion
atau bedak, sabun wangi, air panas untuk mandi dan celana plastik untuk bayi
akan memperburuk keadaan ini, terutama pada cuaca panas. Pengeringan dan
pengelupasan kulit sering terjadi beberapa hari, terutama di pergelangan tangan
dan pergelangan kaki.
f. Bayi yang sebetulnya normal akan tampak kuning pada hari kedua, yang harus
diperhatikan adalah kuning muncul sebelum bayi berusia 24 jam.
g. Bayi baru lahir memiliki beberapa benjolan keras dibawah kulitnya (nekrosis
lemak subkutaneus), dimana penekanan tulang merusak beberapa jaringan
lemak. Pada persalinan dengan pertolongan porsep, benjolan tertentu sering
ditemukan di kepala, pipi, dan leher. Benjolan bisa pecah menembus kulit,
mengeluarkan cairan kuning jernih, tetapi biasanya akan segera sembuh.
3. Refleks
Refleks adalah suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan tanpa
disadari pada bayi normal, di bawah ini akan dijelaskan beberapa penampilan dan
perilaku bayi, baik secara spontan karena adanya rangsangan atau bukan.
a. Tonik neek refleks, yaitu gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal, bila di
tengkurapkan akan secara spontan memiringkan kepalanya.
b. Rooting reflek, yaitu bila jarinya menyentuh daerah sekitar mulut bayi maka ia
akan membuka mulutnya dan memringkan kepalanya ke arah datangnya jari.
c. Grasping reflek, reflek yang timbul di luar kemauan? Kesadaran bayi. Contoh :
bila bayi di angkat atau di renggut secara kasar dari gendongan kemudian
seolah-olah bayi melakukan gerakan yang mengangkat tubuhnya pada orang
yang mendekapnya.
d. Startle reflek, reaksi emosional berupa hentakan dan gerakan seperti mengejang
pada lengan dan tangan dan sering di ikuti dengan tangis.
e. Stapping reflek, reflek kaki secara spontan bila bayi diangkat tegak dan kakinya
satu per satu di sentuhkan pada satu dasar maka bayi seolah-olah berjalan.
f. Refleks mencari puting (rooting), yaitu bayi menoleh ke arah sentuhan di
pipinya atau di dekat mulut, berusaha untuk menghisap.
g. Refleks menghisap (suckling), yaitu aerola puting susu tertekan gusi bayi, lidah,
dan langit-langit sehingga sinus latiferus tertekan dan mengeluarkan ASI.
h. Refleks menelan (swallowing), dimana ASI di mulut bayi mendesak otot di
daerah mulut dan faring sehingga mengaktifkan refleks menelan dan mendorong
ASI ke daerah lambung. (Rukiyah, dkk, 2013)
H. Rencana Asuhan Yang Diberikan Pada Bayi Usia 2-6 Hari
Rencana asuhan pada bayi 2-6 hari setelah lahir harus di buat secara menyeluruh
dan rasional sesuai dengan temuan pada langkah sebelumnya atau sesuai keadaan bayi
saat itu apakah dalam keadaan normal/ sehat atau mengalami gangguan/ sakit. Pada
bayi yang lahir dirumah sakit atau klinik bersalin, asuhan pada bayi 2-6 hari ini juga
di informasikan dan diajarkan kepada kedua orang tua bayi, sehingga saat kemali ke
rumah mereka sudah siap dan dapat melaksanakannya sendiri. Secara umum asuhan
yang diberikan pada bayi 2-6 hari meliputi hal-hal sebagai beikut:
1. Minum
Salah satu dan yang pokok minuman yang hanya boleh di konsumsi oleh bayi
baru lahir dan diberikan secara cepat/dini adalah air susu ibu (ASI), karena ASI
merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. ASI diketshui mengandung zat gizi
yang paling sesuai kualitas dan kuantitasnya untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan bayi (on
demand) atau sesuai keinginan ibu (jika payudara penuh) atau sesuai kebutuhan
bayi setiap 2-3 jam (paling sedikit 4 jam), berikan ASI dari salah satu payudara
sampai payudara benar-benar kosong, setelah kurang baru di ganti dengan
payudara sebelahnya. Berikan ASI saja (ASI eksklusif) sampai bayi berumur 6
bulan. Selanjutnya pemberian ASI diberikan hingga anak berusia 2 tahun, dengan
penambahan makanan lunak atau padat yang disebut MPASI (makanan
pendamping ASI). Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari ASI. Tidak saja
dalam keuntungan pertumbuhan dan perkembangan bayi, tapi juga hubungan asih
sayang antara ibu dan bayi memberikan dukungan yang sangat besar terhadap
terjadinya proses pembentukan emosi positif pada anak, dan berbagai keuntungan
bagi ibu.
2. BAB
Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama,
dan jumlah paling banyak adalah antara hari ketiga dan ke enam. Feses transisi
(kecil-kecil berwarna coklat sampai hijau karena adanya mekonium) di keluarkan
sejak hari ketiga dan ke enam. Bayi baru lahir yang diberi makan lebih awal akan
lebih cepat mengeluarkan tinja dari pada mereka yang diberi makan kemudian.
Tinja dari bayi yang disusui ibunya berbeda dengan tinja yang di beri susu botol.
Tinja dari bayi yang di susui lebih lunak berwarna kuning emas dan tidak
menyebabkan iritasi pada kulit bayi. Adalah normal bagi bayi untuk defekasi
setelah diberi makan atau defekasi 1x setiap 3 sampai 4 hari. Walaupun demikian
konsistensi tinja tetap lunak dan tidak berbentuk. Tinja dari bayi yang minum dari
botol susu berbentuk, namun tetap lunak, berwarna kuning pucat dan memiliki bau
yang khas. Tinja ini cenderung mengiritasi kulit bayi.
Tinja ini akan berkurang pada minggu ke dua dari 5 atau 6 , defekasi pada
minggu kedua kehidupannya. Dengan tambahan makanan padat tinja bayi akan
menyerupai tinja orang dewasa. Bayi biasanya dalam 3 hari pertama BAB, tinja
masih dalam bentuk mekonium dan normalnya bayi BAB paling tidak 1X sehari.
Setiap kali bayi BAB bersihkan bokong bayi agar tidak lecet dan mengganggu
kenyamanan bayi, karena jika daerah bokong lembab dan kotor mudah mengalami
lecet sehingga nantinya bayi akan rewel. Untuk membersihkan daerah bokong,
sebaiknya memakai air bersih hangat dan sabun, kemudian segera keringkan
dengan handuk secara lembut, ibu, keluarga atau bidan menolong bayi setelah
BAB segera cuci tangan di atas air mengalir dengan sabun.
3. BAK
Air seni di buang dengan cara menggosongkan kandung kemih secara refleks.
Bayi miksi sebanyak 6 kali sehari. Semakin banyak cairan yang masuk maka
semakin sering bayi miksi. ( Sari Wahyuni, 2012) 14 Berkemih 6-10 x dengan
warna urin pucat menunjukkan masukan cairan yang cukup atau berkemih > 8 x
pertanda ASI cukup. Umunya bayi cukup bulan mengeluarkan urine sebanyak 15-
16 ml/kg/hari. Untuk menjaga bayi agar tetap bersih, hangat, dan kering, maka
setelah BAK harus di ganti popoknya. (Rukiyah, 2013)
4. Istirahat
Menurut Inter Mountain Care (2004) (Sebagian besar -tapi tidak semua-bayi
yang baru lahir tidur nyenyak. Beberapa bayi tidur sebanyak 18-20 jam sehari,
sementara yang lain mungkin tidur hanya 8 jam sehari. Beberapa bayi lebih aktif
dan waspada, sementara yang lainnya lebih rewel dan menuntut - atau lebih tenang
dan diam). Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur.
Neonatus sampai usia 3 bulan rata-rata tidur 16 jam sehari. Pada umunya bayi
mengenal malam hari pada usia 3 bulan. Sediakan selimut dan ruangan yang
hangat pastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin (Rukiyah, 2013).
Jumlah total tidur bayi akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi.
Pola ini dapat terlihat pada tabel berikut ini:
Usia Lama tidur
1 Minggu 16,5 Jam
1 Tahun 14 Jam
2 Tahun 13 Jam
5 Tahun 11 Jam
9 Tahun 10 Jam
5. Kebersihan
Kulit dari bayi baru lahir secara struktur dasar hampir sama dengan kulit orang
dewas. Kulit bayi biasanya tipis, lembut dan sangat mudah terjadi trauma baik
akibat peregangan, tekanan atau bahan-bahan dengan pH yang berbeda.
Kulit fetus dalam uterus di tutupi oleh verniks kaseosa yang merupakan hasil
komposisi material lemak, berwarna putih/kuning serta terbentuk karena sekresi
kelenjar sebasea dan penumpukan sel mati.
Kulit bayi mempunyai peranan penting melindungi bayi dan sangat penting
untuk menjaga kesehatan kulit bayi agar tidak muncul komplikasi atau penyakit.
Salah satu cara untuk menjaga kebersihan kulit adalah dengan memandikan bayi.
Ruangan untuk memandikan bayi harus hangat dan tidak ada tiupan angin.
Mandinya bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat. Setelah bayi
dimandikan, segera keringkan dan selimuti kembali bayi, kemudian berika pada
ibu untuk di berikan ASI.
Prinsip memandikan bayi adalah cepat dan hati-hati, lembut pada saat
memandikan usahakan memandikan bagian-bagian tubuh tidak langsung sekaligus:
a. Bagian kepala: lap muka bayi dengan waslap lembut, tidak usah pakai sabun,
kemudian lap dengan handuk lalu basahi kepala bayi dengan air kemudian
pakaikan sampo kalau rambut kotor, kemudian di bilas lalu keringkan dengan
handuk.
b. Bagian tubuh: buka pembungkus bayi, pakaian dan popok, kalau bayi BAB,
bersihkan terlebih dahulu, kemudian lap tubuh bayi dengan cepat dan lembut
memakai waslap yang telah di beri air dan sabun mulai dari leher, dada, perut,
punggung, kaki dengan cepat, kemudian angkat tubuh bayi dan celupkan ke bak
mandi yang telah di isi dengan air hangat ± 37 derajat celcius.
c. Angkat tubuh bayi lalu keringkan dengan handuk, pakaikan minyak keringkan
dengan handuk, pakaikan minyak telon pada dad, perut, dan 16 punggung
jangan pakaikan bedak, lalu pakaikan baju, kemudian bayi dibungkus agar
hangat dan dekapkan pada tubuh ibu.
6. Keamanan
Semua anak-anak lahir dengan rasa ingin tahu yang alami tentang lingkungan
sekitar mereka. Mereka menjelajahi lingkungan dengan memasukkan semuanya ke
dalam mulut. Saat mereka mulai merangkak, berjalan, dan mendaki, keingintahuan
ini meningkat, dengan begitu resiko keracunan sering terjadi saat orang tua
menggunakan produk- seperti larutan pembersih atau cat. Anak mungkin mulai
bermain dengan ember pembersih atau kaleng cat (IMC,2004).
Jangan sesekali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Hindari
pemberian apapun pada mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak. Jangan
menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur bayi.
7. Tanda-tanda bahaya pada bayi
Dalam komunitas Sarojninagar dari Distrik Lucknow di Uttar Pradesh, India
utara, mayoritas (70,5%) kelahiran berlangsung di rumah, di tolong oleh tenaga
yang tidak terlatih. Sebagian besar neonatus dimandikan segera setelah lahir; Para
ibu membuang kolostrum dan mulai tidak menyusui sampai hari ketiga
pascapersalinan.
a. Kurang makan atau tidak menyusui sama sekali
1) Tidak mampu mengisap payudara Saat ibu mencoba untuk menempatkan
mulut bayi ke payudara beberapa beberapa kali lebih dari beberapa jam
2) Bayi sedang menyusui dengan baik Setelah bith tapi sudah berhenti makan
dengan baik sekarang
b. Ledakan
1) Lengan dan kaki bayi menjadi kaku
2) Bayi berhenti bernapas dan menjadi biru.
3) Pergerakan berulang di bagian tubuh seperti kedutan mulut atau kedipan
mata.
c. Tinggi atau sangat rendah suhu
1) Suhu di bawah 35,5 Celsius
2) Suhu di atas 37,5 Celsius
d. Infeksi Lokal
1) Infeksi yang paling umum terjadi di umbilikus, kulit, dan mata.
2) Pus keluar dari umbilikus dan mata, dan kulit bernanah.
3) Kulit merah.
e. Tidak ada pergerakan atau gerakan kurang
1) Bayi hanya bergerak saat dirangsang, atau tidak bergerak sama sekali dengan
rangsangan
f. Pernafasan sulit atau cepat
2) "bernafas cepat": Tingkat pernapasan adalah 60 per menit atau lebih.
3) "bernafas dalam ": dinding dada bagian bawah masuk Saat anak bernafas
dalam dan dada bagian atas dan perut bergerak keluar.
g. Kulit Kuning
1) Bayi menunjukkan kulit kuning di wajah dalam waktu 24 jam setelahnya
kelahiran.
2) Bayi mengembangkan telapak tangan dan telapak kuning (lebih dari 24 jam ).
( Jurnal Annex, 2015)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram
(Kritianasari,2009).
Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja
mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari
kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dwi,2010).
Pengkajian fisik adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi tentang anak dan
keluarganya dengan menggunakan semua pancaindra baik subjektif maupun objektif.
Pengakajian fisik bayi baru lahir dan perkembangannya dilakukan bersamaan pada
waktu melakukan pemeriksaan secara inspeksi maupun observasi. (Sari Wahyuni
SST, 2002).
B. Saran
Kami menyusun makalah keperawatan maternitas ini banyak sekali yang harus
diperbaiki dari segi kritik, saran yang bersifat membangun dan semoga penyusunan
makalah berikutnya lebih baik lagi dan menggunakan referensi-referensi yang terbaru.

DAFTAR PUSTAKA
Marbun,S.S.,& Umum, E. Pengkajian Pisik Bayi Baru Lahir, Nampilan dan Perilaku
Bayi Baru Lahir Serta Rencana Asuhan Bayi 2-6.
Kritianasari.(2009). Prosedur Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir.
Dwi.(2010). Prosedur Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir.
Sari Wahyunu SST. (2002). Prosedur Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir.
Lyndon Syaputra, (2014). Prosedur Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir.

Anda mungkin juga menyukai