Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

Dosen Pembimbing:

Ns. Aty Nurillawaty Rahayu, M.Kep., Sp.Kep.J

Disusun Oleh:

Qodrika Lestari, S.Kep


201560311077

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA

BEKASI

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. HALUSINASI
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa pada individu yang ditandai
dengan perubahan sensori persepsi; halusinasi mersakan sensasi palusi berupa suara,
penglihatan, penciuman, perabaan atau penghidungan. Klien merasakan stimulus yang
sebenarnya ada(Keliat, 2010)
Tahapan halusinasi menurut Depkes RI(2000, dalam Dermawan & Rusdi,
2013) adalah sebagi berikut:
1. Tahap I (Comforting)
2. Tahap II (Condeming)
3. Tahap III (Controlling)
4. Tahap IV (Conquering)
Rentang respon neurobiologis menurut stuart 2006 adalah sebagai berikut:

Keterangan rentang respon menurut Farida (2010):


1. Pikiran logis yaitu ide yang berjalan secara logis dan koheren.
2. Persepsi akurat yaitu proses diterimanya rangsangan melalui panca indra yang
didahului oleh perhatian (attention) sehingga individu sadar tentang sesuatu
yanga da di dalam maupun diluar dirinya.
3. Emosi konsisten adalah manifestasi perasaan yang konsisten atau efek keluar
disertai banyak komponen fisiologik dan biasanya berlangsung lama.
4. Perilaku sesuai yaitu perilaku individu berupa tindakan nayat dalam
menyelesaikan masalah masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan
budaya umumnya berlaku.
5. Hubungan sosial yaitu hubungan yang dinamis menyangkut antara indivdu dan
individu, individu dan kelompok dalam bentuk kerja sama.
6. Proses pikiran kadang terganggu (ilusi) yaitu intrepetasi salah atau menyimpang
tentang penyerapan (persepsi) yang sebenarnya sungguh-sungguh terjadi karena
adanya rangsang panca indra.
7. Menarik diri yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,
menghindari orang lain.
8. Emosi berlebihan atau kurang yaitu manfestasi perasaan atau efek keluar
berlebihan atau kurang.
9. Perilaku tidak sesuai atau tidak biasa yaitu perilaku individu berupa tindakan
nyata dalam menyelesaikan masalahnya tidak diterima oleh norma-norma sosial
atau budaya umum yang berlaku.
10. Waham adalah suatu keyakinan yang salah dipertahankan secara kuat atau terus-
menerus namun tidak sesuai dengan kebenaran
11. Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau
rangsangan yang nyata.
12. Isolasi sosial yaitu menghindari dan dihindari oleh lingkungan sosial dan
berinteraksi.

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


Halusinasi terjadi karena klien tersebut pada dasarnya memiliki koping yang
tidak efektif terhdap berbagai stressor yang menimpanya. Kondisi yang timbul karena
kondisi diatas adalah klien cenderung akan menarik diri dan lingkungan dan terjadilah
isolasi sosial. Kesendirian tersebut jika berlangsung lama akan menimbulkan
halusinasi dan semakin lama klien akan semakin menikmati dan asik dengan
halusinasinya itu. Karena adanya hal yang tidak nyata akan muncul perintah yang bisa
menyuruh klien merusak diri sendiri dan lingkungan di sekitarnya (Keliat dkk, 2005)
C. POHON MASALAH
Resiko Perilaku Kekerasan

Gangguan persepsi sensori: halusinasi ggn pemeliharaan kesehatan

isolasi sosial : menarik diri defisit perawatan diri

gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis


(Keliat, 2006)

DATA YANG PERLU DIKAJI

1. Faktor Predisposisi :
a. Faktor perkembangan terlambat
b. Faktor psikologis
c. Faktor sosial budaya
d. Faktor biologis
e. Faktor genetik
2. Perilaku
a. Bibir komat-kamit, tertawa sendiri, bicara sendiri
b. Kepala mengangguk-ngangguk seperti mendengarkan sesuatu, tiba-tiba
menutup telinga
c. Gelisah, bergerak seperti mengambil atau membuang sesuatu
d. Tiba-tiba marah dan menyerang
e. Duduk terpaku, memandang satu arah, menarik diri
3. Fisik
4. Fungsi sistem tubuh
5. Status emosi
6. Status intelektual
7. Status sosial

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko Perilaku Kekerasan
2. Halusinasi
3. Harga diri rendah
4. Gangguan hubungan sosial

E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Tujuan asuhan keperawatan:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien mengenal halusinasi yang dialaminya
3. Klien dapat mengontrol halusinasinya
4. Klien dapat mendukukung keluarga untuk mengontrol halusinasi
5. Klien ndapat memanfaatkan obat untuk halusinasinya (Stuart, Laraia, 2005)

CARA MENGONTROL HALUSINASI (Keliat, 2009)

1. Menghardik halusinasi
2. Minum obat secara teratur
a. Jelaskan kegunaan obat.
b. Jelaskan akibat jika putus obat
c. Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat.
d. Jelaskan cara minum obat dengan prinsip 5 benar (benar obat,benar
pasien, benar cara, benar waktu ,dan benar dosis).
3. Bercakap-cakap dengan orang lain
4. Melakukan aktivitas yang terjadwal
a. Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi
halusinasi.
b. Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan pasien.
c. Melatih pasien melakukan aktivitas.
b. Menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang
telah dilatih. Upayakan pasien mempunyai aktivitas mulai dari bangun
pagi sampai tidur malam.
c. Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan; memberikan Penguatan
terhadap prilaku pasien yang positif
DAFTAR PUSTAKA

Ilham, T. V. 2017. Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Halusinasi Di Kelurahan


Surau Gadang. Padang: POLTEKKES KEMENKES Padang

Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Penerbit ANDI

Anda mungkin juga menyukai