5 Langkah Mudah
hostinger.co.id/tutorial/cara-menggunakan-vps
10 Januari 2019
VPS
access_time
December 8, 2020
hourglass_empty
8min Read
person_outline
Ariata C.
Proses upgrade dari shared hosting ke Virtual Private Server (VPS) tidak sesulit yang
Anda bayangkan. Hanya saja, untuk cara menggunakan VPS, mungkin bagi sebagian
besar orang terasa rumit, terlebih jika Anda belum familiar dengan command line.
Di artikel ini, kami akan membahas cara setting VPS dalam 5 langkah mudah:
Sebelum sampai ke bagian teknisnya, kami akan menjelaskan mengapa Anda harus
mengonfigurasikan virtual server baru. Yuk, langsung saja kita cari tahu cara pakai VPS!
Di Hostinger, kami menyediakan paket VPS hosting murah untuk semua kebutuhan
Anda. Dapatkan performa virtual server terbaik dengan harga mulai dari
Rp57.699/bulan!
Mulai Sekarang
1/12
Di control panel hosting, Anda akan menemukan beragam opsi yang dibutuhkan untuk
mengonfigurasi akun. Sayangnya, Anda tidak punya hak atau bahkan kontrol penuh
terhadap pengaturan server. Hal ini dikarenakan Anda berbagi server atau mesin yang
sama dengan user lain.
Namun, penggunaan server secara bersama-sama seperti yang terjadi di shared hosting
tidak akan Anda temukan di VPS. Virtual Private Server memberikan Anda kebebasan
dalam mengelola dan manajemen server. Semuanya untuk Anda, tanpa harus berbagi
dengan user lain. Provider hosting hanya akan setup softaware dasar untuk server,
misalnya Apache atau Nginx, dan sisanya dikelola oleh Anda sendiri. Hal ini berarti ada
beberapa tahapan atau langkah yang harus Anda lakukan terlebih dulu sebelum VPS ‘siap’
digunakan:
Berbicara soal issue commands, maka akan tampak seperti pada gambar di bawah ini:
2/12
Alih-alih Graphical User Interface (GUI), untuk berinteraksi dengan VPS, umumnya Anda
akan menggunakan command line. Pada awalnya Anda akan merasa sulit ketika
menggunakan command line. Namun, lama-kelamaan, secara perlahan, Anda akan
terbiasa dengan penggunaan baris perintah tersebut, apalagi kalau Anda rajin mencari
informasi mengenai command yang benar dan tepat serta mengikuti berbagai tutorial
sederhana yang ditemukan di internet.
Sebenarnya, Anda juga bisa terhubung dengan server menggunakan GUI. Tinggal setup
saja di control panel hosting. Namun, metode ini tidak akan kami bahas di artikel ini.
Berdasarkan pengalaman kami, penggunaan command line sudah merupakan pilihan
yang tepat dan efisien. Di samping itu, menggunakan command sederhana akan
mengajarkan Anda banyak hal tentang manajemen server, yang tentu saja akan berguna
seiring dengan berkembangnya situs Anda.
Selain browser, ada beberapa alternatif yang bisa Anda gunakan agar terhubung ke
website. Sebagai contoh, dengan File Transfer Protocol (FTP), Anda bisa mengupload,
mendownload, dan mengedit file pada server:
3/12
Meskipun FTP bisa sangat berguna untuk membuat koneksi antara Anda dan website,
tetap saja aplikasi ini tidak memungkinkan Anda untuk membuat serta mengirimkan
command ke server. Karena itulah, dalam hal ini, Anda membutuhkan Secure Shell (SSH)
access, salah satu tipe protokol yang menyediakan akses bagi Anda untuk mengaktifkan
server.
Setelah berhasil terhubung ke server via SSH, maka Anda bisa membuat dan
mengirimkan command. SSH dikenal akan sistem keamanannya yang terjamin. Hal ini
dikarenakan SSH menawarkan enkripsi yang kuat serta protokol untuk otentikasi.
Mempelajari dan mengetahui cara menggunakan SSH merupakan langkah awal dalam
manajemen server.
Setelah berhasil membuat akun dan membeli paket VPS, maka Anda akan memperoleh
informasi berupa:
Alamat IP server
Username (biasanya root)
Password untuk akun root Anda
Akun root (atau superuser) adalah user yang memiliki hak (privilege) dan akses penuh
pada suatu sistem. Agar lebih mudah dipahami, anggap saja akun root sama seperti
administrator. Hanya saja, akun root memiliki power yang lebih banyak.
4/12
Untuk setup VPS, Anda membutuhkan satu akun root yang akan digunakan dalam
pembuatan koneksi awal. Jika Sistem Operasi yang digunakan di end berbasis Unix, maka
Anda dapat terhubung secara langsung ke server dari command line. Namun, apabila
Sistem Operasi yang digunakan adalah Windows, maka install-lah aplikasi SSH terlebih
dulu. Pada umumnya, ada dua jenis aplikasi SSH, dan yang pertama adalah Bitvise:
Bitvise merupakan pilihan paling tepat jika yang Anda cari adalah interface sederhana
yang menyerupai style Windows classic. Hanya saja, proses setup VPS lebih banyak
dilakukan di dalam command line, jadi style tidak begitu berpengaruh.
PuTTY adalah jenis aplikasi SSH berikutnya yang menampilkan interface yang jauh lebih
sederhana. Meski minimalis, PuTTY kaya akan opsi konfigurasi tambahan sehingga
aplikasi ini lebih sering dipilih dan digunakan ketika Anda ingin berkutat dalam
manajemen server.
Aplikasi SSH yang akan kami gunakan dalam tutorial ini adalah PuTTY. Oleh karena itu,
install dan aktifkan PuTTY terlebih dulu. Selanjutnya, Anda akan melihat sebuah layar
dengan tampilan seperti di bawah ini:
Ketikkan alamat IP server di kolom Host Name (atau alamat IP) dan atur pengaturan
Port ke default value, yakni 22:
5/12
Selain di koneksi SSH, port 22 juga digunakan untuk mengamankan informasi login dan
Secure File Transfer Protocol (SFTP).
Di bawah kolom IP, terdapat opsi untuk memilih tipe koneksi yang akan Anda gunakan.
Pilih SSH, kemudian klik opsi Open.
Layar command line akan muncul, dan di sinilah Anda bisa menyertakan informasi login.
Dalam hal ini, Anda diminta untuk memasukkan root dan password yang sesuai:
Apabila tidak ada kesalahan pada data yang dimasukkan, maka selanjutnya akan muncul
rangkuman singkat berisikan detail server, dan juga prompt untuk menambahkan
command:
Anda berhasil menyelesaikan langkah pertama dari cara setting VPS. Jangan close layar
command line karena masih banyak task yang akan kita lakukan.
6/12
Pada umumnya package adalah software atau perangkat lunak dalam bahasa Unix. Jika
software ini diaktifkan pada suatu sistem, penting bagi Anda untuk selalu mengupdate
komponennya, bahkan server.
Menggunakan software yang sudah usang atau outdated sama saja membuat server (dan
juga website) Anda rentan terhadap ancaman dan bahaya cyber. Bahkan Anda tidak bisa
menikmati keunggulan serta kelebihan dari berbagai fitur yang hanya bisa diaktifkan jika
software diupdate. Oleh sebab itu, update-lah package server tersebut, kemudian unduh
patch keamanan yang pending atau tertunda.
Untuk update software, ketik apt update di command line dan tekan Enter pada
keyboard. Server akan mengecek kembali package mana saja yang perlu diupgrade.
Setelah itu, ketik apt dist-upgrade untuk mengupdate package server:
Tunggu selama beberapa saat sampai proses update selesai dilakukan. Setelah semuanya
selesai, restart server dengan menggunakan command reboot. Close atau tutup layar
command line. Tunggu selama satu atau dua menit, kemudian login kembali dengan
menggunakan PuTTY (atau aplikasi yang jadi pilihan Anda).
Jika sudah tidak ada list software yang harus diupdate, maka kita bisa mempelajari
langkah selanjutnya dari cara menggunakan VPS.
7/12
Langkah 3: Buat User Baru dan Ubah Hak Aksesnya (Privilege)
User root adalah akun yang Anda gunakan dari awal setup VPS sampai pada tahap ini.
Kami sarankan untuk tidak mengandalkan satu akun user saja. Anda bisa membuat akun
user lainnya dengan keistimewaan superuser privilege.
Akun user privilege yang memiliki superuser privilege, di sisi lain, harus menambahkan
prefix sudo ke comamnd yang hendak diaktifkan dengan menggunakan administrative
privilege. Meskipun hanya perubahan kecil yang dilakukan, hasilnya bisa membawa
dampak yang begitu signifikan. Jika hendak mengaplikasikan cara ini, maka Anda harus
berpikir matang-matang sebelum mengaktifkan command dengan menggunakan prefix
sudo sehingga server dan juga website Anda terhindar dari masalah dan error.
Masukkan command di bawah ini untuk buat user baru. Ganti bagian kedua dengan
username apa pun yang ingin Anda gunakan:
adduser yournewusername
Masukkan command di bawah ini untuk menambahkan user ke grup sudo sehingga user
tersebut memiliki superuser privileges (ganti bagian yournewusername dengan
username baru Anda):
Terakhir dari langkah ini, buat password akun. Ada metode yang lebih aman daripada
sekadar membuat password biasa, dan hal itu akan kami jelaskan di bawah ini.
Server akan menyimpan public key dan menggunakannya untuk mengotentikasi private
key sehingga hanya Anda yang bisa mengaksesnya sebagai file di komputer. Setelah
membuat public key authentication, masukkan private key dan kata sandi agar bisa
login. Dengan begini, keamanan dapat ditingkatkan secara signifikan.
Untuk membuat SSH keys di Windows, gunakan PuTTYgen app yang akan terinstall
ketika Anda memasang aplikasi SSH (untuk informasi selengkapnya tentang cara
pembuatan SSH keys di sistem operasi Linux/Unix, silakan baca panduan ini). Cari
aplikasi PuTTYgen di antara sekian program yang terpasang, kemudian aktifkan.
Tampilannya akan seperti ini:
8/12
Anda tidak perlu mengubah pengaturan, biarkan tetap default ntuk kedua key tersebut.
Klik opsi Generate. Agar key lebih unik, program akan meminta Anda untuk
menggerak-gerakkan mouse di sekitar key sebagai suatu uji coba:
Program lalu akan menampilkan public key yang dibuat untuk Anda. Buat kata sandi
untuk public key yang akan bertindak sebagai password:
9/12
Klik Save private key dan simpan file yang berhasil dibuat di komputer. Jangan close
atau tutup layar karena Anda masih harus menyalin public key.
Gunakan original root user untuk kembali ke server, dan pindah ke direktori beranda
akun dengan mengetikkan # su – yournewusername. User baru akan ditampilkan di
command line:
Aktifkan seperangkat command secara berurutan untuk membuat folder baru bagi public
key, membatasi permission folder, dan menyimpan key:
mkdir ~/.ssh
nano ~/ssh/authorized_keys
Pada urutan command di atas, command yang paling akhir memberi perintah untuk
membuka Nano editor sehingga Anda bisa memodifikasi file authorized_keys baru
pada server. Salin public key yang ada di layar PuTTYgen dan tempel (paste) ke Nano
editor.
Setelah key sudah siap, tekan CTRL + X untuk tutup editor dan Y untuk mengonfirmasi
perubahan yang sudah Anda lakukan ke file. Masukkan dua command di bawah ini:
exit
Dua command di atas akan mengubah permission file yang baru saja Anda edit, dan
setelah itu mengembalikan Anda ke user root.
Agar private key dapat digunakan ketika hendak membuat koneksi ke server sehingga
server bisa mengenali Anda, maka konfigurasikanlah PuTTY terlebih dulu. Caranya,
kembali ke halaman utama aplikasi dan buka Connection > SSH > Auth. Di dalam
10/12
halaman tersebut, ada kolom yang disebut Private key file for authentication:
Klik Browser dan cari file private key yang tersimpan di komputer. Pilih file tersebut.
Dengan command di atas, file sshd_config akan terbuka di Nano editor. Cari baris atau
line yang bertuliskan PasswordAuthentication yang ada di dalam file tersebut,
kemudian hapus tanda # di depannya. Ubah value dari Yes ke No sehingga akan terbaca
seperti ini:
PasswordAuthentication no
Simpan perubahan yang dilakukan pada file, lalu reboot server. Untuk mengetesnya,
Anda bisa login kembali dengan menggunakan private key dan password atau kata sandi
yang sudah dibuat.
Untuk install firewall, gunakan program iptables agar Anda bisa setup rule yang
membatasi trafik dari dan ke server Anda. Prosesnya sedikit rumit, jadi kami sarankan
Anda untuk membaca panduan mengenai cara setup iptabels terlebih dulu sehingga bisa
mengonfigurasikan programnya dengan benar.
Di awalnya, proses ini pasti akan membuat Anda pusing tujuh keliling. Namun, dengan
Iptables, Anda bisa membatasi mana port yang memungkinkan trafik untuk mengakses
server Anda. Dengan begini, sejumlah serangan dalam jalurnya akan bisa dihentikan.
Selain itu, pengaktifan Iptables hanya satu kali proses sehingga Anda patut untuk
mencobanya.
Kesimpulan
11/12
Mempelajari cara menggunakan VPS setelah berhasil mengupgrade hosting dari shared
hosting ke VPS hosting seolah-olah berhenti berenang di kolam renang biasa dan
berpindah ke kolam renang besar seukuran Olympic. Anda jadinya punya lebih banyak
ruang serta fitur untuk digunakan. Namun tentu saja Anda harus mencari dan
menemukan dasarnya sebelum menggunakan VPS untuk berbagai website yang dimiliki.
Dengan mengikuti dari awal hingga akhir segala pembahasan di artikel ini, Anda tahu
cara setting VPS, pun terbiasa dengan command line sehingga segala sesuatunya menjadi
lebih mudah. Anda bahkan bisa mengatur server serta software sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan website.
Apakah Anda punya pertanyaan tentang cara menggunakan VPS? Silakan tuliskan
pertanyaan Anda pada kolom di bawah ini.
12/12