Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH PENERAPAN TERAPI TAWA TERHADAP

PENURUNAN TINGKAT STRES KERJA PADA PEGAWAI KERETA API

Anggun Resdasari Prasetyo, Harlina Nurtjahjanti

Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro


Jl. Prof Sudharto. SH, Kampus Tembalang, Semarang, 50275

anggun.resdasari@gmail.com; harlina_nc@yahoo.com

Abstrak

Kesuksesan secara psikologis seperti merasakan kepuasan, kenyamanan dan kebahagiaan dalam bekerja
dibutuhkan oleh setiap pekerja, akan tetapi dalam kenyataan banyak pekerja yang mengalami stres kerja. Salah satunya
pegawai PT. Kereta Api bagian SDM DAOP IV Semarang yang memiliki tuntutan harus menangani masalah-masalah
pengembangan sistem dan tata kelola ketenagakerjaan di perusahaan. Penanganan stres dapat menggunakan terapi
tawa, yaitu metode terapi dengan humor dan tawa untuk membantu individu menyelesaikan masalah dan gangguan fisik
maupun mental. Sampling yang digunakan adalah sampling jenuh, yang melibatkan 36 orang karyawan.
Analisis data penelitian menggunakan statistik nonparametrik Mann-Whitney U-Test. Terlihat bahwa nilai p
hitung berdasarkan statistik z adalah 0,000 yang lebih kecil dari taraf nyata (p<0,05). Hal ini menunjukkan data
posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki perbedaan yang signifikan, dengan demikian
hipotesis penelitian dapat diterima.

Kata Kunci: stress kerja, terapi tawa, karyawan

Kesuksesan dalam pekerjaan pasti dibutuhkan menunjukkan ciri-ciri kepribadian yang tidak
oleh setiap pekerja, bukan hanya secara materi sesuai dengan tuntutan tersebut. Hal ini
ataupun hasil pekerjaan tetapi juga kesuksesan terutama disebabkan oleh benturan-benturan,
psikologis. Kesuksesan psikologis adalah ketegangan, tekanan atau penyesuaian dirinya
pekerja merasakan kepuasan, kenyamanan, yang kurang harmonis dengan lingkungan
dan kebahagiaan di dalam pekerjaan. Tetapi yang pada akhirnya menimbulkan stres dan
kenyataan yang dihadapi adalah banyak mempengaruhi efektivitas organisasi
pekerja yang berdasarkan berbagai macam (Setiawan, 2009).
hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja
mengalami stres kerja. Stres kerja dapat terjadi PT. Kereta Api Indonesia (KAI), menuntut
ketika individu-individu tersebut dituntut lebih karyawannya untuk mengutamakan pelayanan
banyak menciptakan keunggulan kompetitif dan keselamatan pada konsumen (Yuhans,
melalui peningkatan pengetahuan, 2010). Di sisi lain, kinerja karyawan PT. KAI
pengalaman, keahlian dan komitmen serta sering disorot karena dalam satu dekade
hubungan dengan rekan sekerja maupun pihak terakhir ini sering terjadi kecelakaan yang
lain di luar perusahaan (Stranks, 2005). merenggut nyawa manusia hingga ratusan
Namun dalam kenyataannya, seringkali jiwa.
dijumpai individu atau kelompok individu

Akar persoalan human factor tersebut adalah manajemen yang masih kurang terhadap beban
masalah sistem dan tata kelola ketenagakerjaan kerja dan hak-hak normatif karyawan PT KAI
di PT KAI yang masih amburadul (Yuhans, seperti masalah pembagian shift, tekanan
2010). Kondisi ini terlihat dari perhatian waktu, kesejahteraan pegawai, S teknologi dan
115
19 Jurnal Psikologi Undip Vol. 10, No.2, Oktober 2011

informasi yang masih terbatas seperti sistem 3. Lapis ketiga ~ Tertiary prevention,
informasi dan komunikasi untuk pegawai menangani dampak stres yang terlanjur ada,
kereta api front liner (masinis, PPKA, teknisi kalau diperlukan meminta bantuan jaringan
lokomotif dan gerbong, serta teknisi suportif dan terapis.
persinyalan dan emplasemen stasiun).
Masalah-masalah pengembangan sistem dan Penanganan stres yang akan diberikan adalah
tata kelola ketenagakerjaan tersebut merupakan pada Lapis ketiga ~ Tertiary prevention, yaitu
tugas kerja yang harus diselesaikan oleh strategi untuk menurunkan tingkat stress
pegawai bagian SDM. Beban atau tuntutan dengan menerapkan terapi tawa. Firmanto
pekerjaan yang tinggi pada pegawai bagian (2006), membuktikan bahwa terapi tawa
SDM PT. KAI itulah yang dapat menyebabkan efektif menurunkan stres keja pada Pegawai
stres kerja. Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Surabaya di
Desa Kebon Agung Kecamatan Porong.
Tingkat stres kerja berlebihan dapat
berdampak negatif terhadap prestasi kerja Terapi Tawa merupakan metode terapi dengan
karyawan PT. KAI yang pada akhirnya dapat menggunakan humor dan tawa, yang
merugikan perusahaan. Apalagi jika stres kerja dikombinasikan dengan yoga dan meditasi,
tersebut berada dalam taraf tinggi tentu akan untuk membantu individu mengurangi
memberikan dampak negatif. gangguan fisik maupun gangguan mental.
Penggunaan tawa dalam terapi akan
Dampak negatif tersebut dapat berupa menghasilkan perasan lega pada individu
rendahnya tingkat produktivitas, minimnya karena tawa secara alami menghasilkan pereda
kreativitas, kurangnya motivasi, pengambilan stres dan rasa sakit (psikologizone, 2010).
keputusan yang tidak efektif, kualitas
komunikasi antar karyawan yang rendah, Stres Kerja
tingkat absensi atau ketidakhadiran pegawai
yang tinggi, bahkan munculnya tindakan Maramis (2004) menjelaskan bahwa stres
kekerasan dalam lingkungan kerja (Stranks, dapat didefinisikan sebagai semua jenis
2005). Untuk itu, agar pekerja bisa perubahan yang menyebabkan fisik, emosi atau
menemukan kebahagiaan dan kesuksesan di tekanan psikologis. Riggio (2003) mengatakan
dalam pekerjaannya yaitu dapat bahwa stres adalah suatu reaksi fisiologis
mengembangkan kondisi psikologisnya terhadap kejadian-kejadian yang terjadi di
sehingga kinerjanya bisa optimal, maka lingkungan yang dirasakan mengancam.
pekerja perlu dibekali ketrampilan manajemen Reaksi fisiologis seperti meningkatnya kerja
stres (Mindtools, 2008). Secara umum, ada 3 jantung, tekanan darah dan meningkatnya
macam manajemen stres (Budiningwati & pengeluaran keringat dari tubuh. Reaksi
Meuraksa, 2010), yaitu: psikologis meliputi kecemasan, ketakutan,
1. Lapis pertama ~ primary prevention, yaitu frustrasi.
dengan mengubah atau melakukan
perbaikan manajemen diri. Dengan Aamodt (2004) menyebutkan stres kerja
memiliki ketrampilan yang relevan. sebagai reaksi psikologis dan fisik terhadap
Misalnya: manajemen waktu, ketrampilan kejadian-kejadian atau situasi-situasi (stressor)
mendelegasikan, ketrampilan yang berasal dari lingkungan kerja. Sedangkan
mengorganisasikan, menata. Stranks (2005) menjelaskan bahwa stres kerja
2. Lapis kedua ~ Secondary prevention, adalah keadaan psikologis yang dapat
menyiapkan diri menghadapi stressor, menyebabkan seseorang menjadi disfungsional
dengan cara exercise, diet, rekreasi, di dalam pekerjaan, merupakan respon
istirahat, meditasi, dan lain-lain. individu karena ketidakseimbangan antara
Prasetyo, Nurtjahjanti, Pengaruh Penerapan Terapi Tawa 20
terhadap Penurunan Tingkat Stres Kerja pada Pegawai Kereta Api

beban kerja dengan kemampuannya untuk 1. Ancaman


menyelesaikan pekerjaan. Persepsi tentang adanya ancaman
seperti fisik, sosial dan finansial akan
Sekecil apapun gejala stres kerja yang muncul membuat seseorang menjadi stres.
tidak perlu menunggu hingga menjadi besar maupun ancaman lainnya. Keadaan
dan parah, yang pada akhirnya akan merugikan akan menjadi buruk bila individu yang
tenaga kerja dan juga perusahaan yang mempersepsikan tentang adanya
bersangkutan karena sangat berpengaruh ancaman tidak dapat melakukan
terhadap produktivitas kerja atau performansi tindakan apapun yang dapat
pekerja yang dihasilkan (Stranks, 2005). mengurangi ancaman tersebut.
2. Ketakutan
Budiningwati & Meuraksa (2010) menjelaskan Ancaman bisa menimbulkan ketakutan.
lebih lanjut bahwa bila manusia mendapatkan Ketakutan membuat individu
stresor, tubuh manusia akan berusaha membayangkan akan terjadinya akibat
mengadakan perlawanan dengan mencari yang tidak menyenangkan sehingga
keseimbangan. Stres dapat memicu respon menyebabkan stres
tubuh terhadap ancaman atau bahaya yang 3. Ketidakpastian
dirasakan, yang fight atau flight respon. Saat individu merasa tidak yakin
tentang sesuatu, maka akan sulit
Tubuh manusia merespon stres dengan membuat prediksi. Akibatnya individu
mengaktifkan sistem saraf dan hormon merasa tidak akan dapat mengendalikan
tertentu. Hipotalamus memberikan sinyal pada situasi. Perasaan tidak mampu
kelenjar adrenal untuk memproduksi lebih mengendalikan situasi akan
banyak hormon adrenalin dan kortisol serta menimbulkan ketakutan. Rasa takut
melepaskan ke dalam aliran darah. Pembuluh menyebabkan stres
darah terbuka lebih lebar untuk membiarkan 4. Disonansi Kognitif
lebih banyak darah mengalir ke otot besar. Disonansi kognitif terjadi bila ada
Pupil melebar untuk memperbaiki penglihatan. kesenjangan antara apa yang dilakukan
Kemudian keringat dihasilkan untuk dengan yang dipikirkan. Hal ini akan
mendinginkan tubuh. Awalnya kemampuan ini dirasakan sebagai stres.
berfungsi normal namun bila individu Budiningwati dan Meuraksa (2010).
mengalami situasi berbahaya terus menerus
maka tubuh akan mengalami banyak Stranks (2005) menjelaskan bahwa stres kerja
perubahan seperti meningkatnya tekanan darah dapat mempengaruhi setiap aspek kehidupan
dan peningkatan hormon stres hingga pegawai. Salah satu penyebab stres kerja
mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan adalah masalah pekerjaan seperti. Penyebab
meningkatkan risiko terjadinya infeksi. stres kerja secara spesifik dapat disebabkan
karena faktor lingkungan fisik, organisasi atau
Stres kerja dapat muncul ketika individu perusahaan dan masalah personal serta sosial.
mencoba mengatasi atau menyelesaikan tugas- (Stranks, 2005):
tugasnya dan tanggung jawab yang terkait 1. Lingkungan fisik, seperti kurangnya ruang
dengan pekerjaan tetapi mengalami kesulitan untuk mengoperasikan peralatan secara
dalam penyelesaiannya sehingga mengalami aman dan nyaman, ruangan yang terlalu
kecemasan, ketakutan dan kekhawatiran. bising, peralatan yang masih harus
dikerjakan secara manual, sirkulasi udara
yang kurang, kurangnya ruang privasi, dan
kurangnya pencahayaan.
Penyebab stres secara umum meliputi:
21 Jurnal Psikologi Undip Vol. 10, No.2, Oktober 2011

2. Organisasi seperti kebijakan, budaya Manuaba (2005) menyebutkan bahwa stres


organisasi, dan manajemen. Secara lebih yang berkaitan dengan pekerjaan, dapat
spesifik penyebab stres kerja dari disebabkan oleh:
organisasi, adalah sebagai berikut: 1. Tuntutan pekerjaan terlalu berat atau terlalu
a. Ketidakseimbangan jumlah pegawai rendah.
dengan jumlah pekerjaan yang harus 2. Pekerja tidak punya hak atau tidak
diselesaikan. diikutkan dalam mengorganisir kerja
b. Adanya beberapa unit kerja yang tidak mereka.
terisi oleh pegawai sehingga pegawai 3. Dukungan rendah dari manajemen dan
harus menjalankan beberapa tugas teman sekerja.
sekaligus. 4. Konflik karena tuntutan yang tinggi seperti
c. Kurangnya koordinasi antar departemen. tercapainya kualitas dan produktivitas.
d. Kurangnya pelatihan yang tepat bagi
pegawai. Tanda-tanda Stres Kerja
e. Kurangnya informasi pada pegawai
tentang apa yang harus mereka lakukan. Aamodt (2004) melihat tanda-tanda stres kerja
f. Prosedur kerja yang sangat ketat. sebagai respon individu terhadap adanya stres
g. Tidak ada waktu bagi pegawai untuk kerja yang meliputi respon psikologis,
rekreasi atau melakukan perubahan. fisiologis dan perilaku. Respon psikologis
h. Inkonsistensi antar manajer. meliputi adanya perasaan tertekan, kecemasan,
i. Kompetisi kerja yang sangat ketat. kemarahan dan gangguan tidur. Respon
j. Prosedur kerja yang tidak jelas dan fisiologis terlihat dari tanda-tanda kesehatan
sering berubah. yang menurun, masalah jantung, sakit kepala
3. Peran pegawai di dalam organisasi, seperti dan tulang sendi nyeri. Respon perilaku dapat
ambiguitas peran, konflik peran, tanggung terlihat dari perilaku merokok, perilaku
jawab yang terlalu sedikit, kurangnya meminum minuman keras, penyalahgunaan
dukungan dari manajer senior. obat, meningkatnya absen, turnover,
4. Hubungan di dalam organisasi: kurangnya produktivitas rendah dan kekerasan di tempat
hubungan yang baik dengan atasan dapat kerja.
menyebabkan pegawai kurang mengerti
tanggung jawab dan tugas-tugas yang harus Cooper dan Straw (dalam Retnaningtyas,
dikerjakan, konflik pribadi dengan rekan 2005) membagi gejala stres kerja menjadi tiga
kerja, perbedaan bahasa, kepribadian, jenis yaitu:
kelamin, pengetahuan, tingkat pendidikan, 1. Gejala fisik: Gejala stres menyangkut fisik
serta ras, dan tidak adanya umpan balik dari bisa mencakup: nafas memburu, mulut dan
manajer senior atau atasan sehingga kerongkongan kering, tangan lembab,
menyebabkan perasaan isolasi dan putus merasa panas, otot tegang, pencernaan
asa. terganggu, mencret-mencret, sembelit, letih
5. Pengembangan karir, promosi yang terlalu yang tak beralasan, sakit kepala, salah urat,
berlebihan sehingga pegawai tidak bisa gelisah.
berfungsi secara efektif atau promosi yang 2. Gejala-gejala dalam wujud perilaku berupa:
kurang. a. Perasaan, seperti bingung, cemas, dan
6. Masalah personal dan sosial: pelecehan sedih, jengkel, salah paham, tak berdaya,
seksual, rasisme, konflik keluarga, dan tak mampu berbuat apa-apa, gelisah,
masalah keuangan. gagal, tak menarik, kehilangan semangat.
b. Kesulitan dalam: berkonsentrasi, berfikir
jernih, membuat keputusan.
Prasetyo, Nurtjahjanti, Pengaruh Penerapan Terapi Tawa 22
terhadap Penurunan Tingkat Stres Kerja pada Pegawai Kereta Api

c. Hilangnya: kreatifitas, gairah dalam Individu yang sedang stres akan lebih
penampilan, minat terhadap orang lain. sensitif dibandingkan dengan yang tidak,
3. Gejala-gejala di tempat kerja, antara lain: seperti menyalahartikan suatu keadaan,
a. Kepuasan kerja rendah. pendapat dan penilaian, kritik, nasehat,
b. Kinerja yang menurun. bahkan perilaku orang lain sehingga
c. Semangat dan energi hilang. memunculkan depresi, kehilangan rasa
d. Komunikasi tidak lancar. percaya diri dan harga diri.
e. Pengambilan keputusan jelek.
f. Kreatifitas dan inovasi berkurang. Coping atau proses adaptasi terhadap stres
g. Bergulat pada tugas-tugas yang tidak yang tepat akan membuat individu semakin
produktif. berkembang, merasa bahagia, dan merasa
aman sehingga kemungkinan mereka untuk
Gejala-gejala stres kerja selain itu dapat berupa bertahan di dalam pekerjaan semakin besar.
letih dan lelah, kecewa, perasaan tidak Jika potensi stres kerja tersebut tidak dicegah
berdaya, gangguan tidur, kegelisahan, atau segera ditangani maka akan berdampak
ketegangan, kecemasan, cepat marah, bagi keadaan psikologis, perilaku dan kognitif,
kehilangan rasa percaya diri, perasaan kesepian (Stranks, 2005).
atau keterasingan, makan terlalu sedikit,
mudah tersinggung, berdebar-debar dan sulit Dampak psikologis antara lain merasa
berkonsentrasi (Tarupolo, 2002). kelelahan, berkurangnya motivasi dan
kecemasan. Dampak perilaku akibat stres kerja
Dampak Stres Kerja seperti ketidakmampuan beradaptasi, hambatan
dalam hubungan dengan orang lain dan rekan
Menurut Jacinta (2002), stres kerja dapat juga kerja, lebih sering absen, merokok, makan
mengakibatkan hal-hal atau memiliki dampak yang berlebihan dan konsumsi alkohol.
sebagai berikut: Sedangkan dampak kognitif adalah pekerja
1. Dampak terhadap perusahaan yaitu menjadi kurang berkonsentrasi sehingga
a. Terjadinya kekacauan, hambatan baik memperbesar kemungkinan untuk melakukan
dalam manajemen maupun operasional kesalahan dalam menyelesaikan pekerjaan.
kerja Selain dampak-dampak yang dijelaskan diatas,
b. Mengganggu kenormalan aktivitas kerja stres kerja bisa mengakibatkan beberapa
c. Menurunnya tingkat produktivitas penyakit fisik pada pekerja (Stranks, 2005).
d. Menurunkan pemasukan dan keuntungan Laporan dari The HSE (200, dalam Stranks,
perusahaan. 2005) yaitu Work Environment, Alcohol
2. Dampak terhadap individu. Consumption and Ill Health, The Whitehall II
a. Kesehatan Study CRR 422/2002 menjelaskan bahwa
Seperti penyakit jantung, gangguan situasi dan beban pekerjaan yang penuh
pencernaan, darah tinggi, maag, alergi, tekanan akan menyebabkan penyakit jantung
dan beberapa penyakit lainnya. koroner.
b. Psikologis
Stres berkepanjangan akan menyebabkan Penanganan Stres Kerja
ketegangan dan kekuatiran yang terus
menerus yang disebut stres kronis. Stres Stranks (2005) menjelaskan ada beberapa
kronis bersifat menggerogoti dan strategi manajemen stres kerja. Strategi
menghancurkan tubuh, pikiran dan pertama, mengidentifikasi faktor-faktor
seluruh kehidupan penderita secara penyebab stres seperti budaya kerja, jadwal
perlahan-lahan. kerja, proses komunikasi, inkompetensi
c. Interaksi interpersonal manajer, dan lain-lain. penyebab stres kerja,
23 Jurnal Psikologi Undip Vol. 10, No.2, Oktober 2011

Kemudian dilakukan pengukuran dan evaluasi Terapi Tawa


tingkat stres yag dialami oleh pekerja tersebut.
Hasil pengukuran dan evaluasi tersebut Tertawa adalah ekspresi jiwa atau emosional
kemudian dapat digunakan unuk menentukan yang diperlihatkan melalui raut wajah dan
penanganan stres yang tepat bagi pekerja. bunyi-bunyian tertentu. Oleh karena itu,
tertawa secara fisiologis dapat dibagi menjadi
Suprihanto dkk (2003) mengatakan bahwa dari dua, yaitu satu set gerakan dan produk suara
sudut pandang organisasi, manajemen (Muhammad, 2011). Tertawa merupakan
mungkin tidak khawatir jika karyawannya tindakan yang sehat dan memberi tambahan
mengalami stres yang ringan. Alasannya oksigen bagi sel dan jaringan. Sebaliknya,
karena pada tingkat stres tertentu akan merasa dan berperilaku murung
memberikan akibat positif, karena hal ini akan mengakibatkan pengurangan oksigen dalam
mendesak mereka untuk melakukan tugas darah. Sel-sel darah menjadi lapar dan kosong,
dengan lebih baik. Maka manajemen mungkin menghasilkan depresi, kecemasan, dan
akan berpikir untuk memberikan tugas yang kemarahan (Plutchik, 2002). Otak yang dialiri
menyertakan stres ringan untuk memberikan darah beroksigen tinggi akan bekerja lebih baik
dorongan bagi karyawan, namun, oleh daripada saat kekurangan oksigen.
karyawan dorongan ini dapat diartikan sebagai
tekanan. Oleh karena itu diperlukan Otak mengingat sesuatu untuk kurun waktu
pendekatan yang tepat dalam mengelola stres,. sehingga seseorang lupa sepenuhnya terhadap
Ada dua pendekatan yaitu pendekatan individu kejadian yang pernah dialami merupakan
dan pendekatan organisasi. kondisi yang agak mustahil. Jika individu
1. Pendekatan Individual tersenyum atau merasa senang, otak akan
Seorang karyawan dapat berusaha sendiri mengingat bahwa di masa lalu ekpresi ini
untuk mengurangi level stresnya. Strategi berkaitan dengan kebahagiaan, dan akan segera
individual yang cukup efektif yaitu; menanggapinya dengan cara melepaskan
pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan neurotransmiter-neurotransmiter yang tepat.
relaksasi, dan dukungan sosial. Hasilnya kita akan menjadi lebih berbahagia
2. Pendekatan Organisasional dan merasa lebih positif (Plutchik, 2002).
Beberapa penyebab stres adalah tuntutan
dari tugas dan peran serta struktur Aspek-aspek emosi, termasuk tertawa, “diatur”
organisasi yang dikendalikan manajemen, oleh pusat emosi di dalam struktur otak yang
sehingga faktor-faktor itu dapat diubah. dinamakan sistem limbik (limbic system).
Strategi yang dapat digunakan seperti Sistem limbik berasal dari kata “limbus” yang
seleksi dan penempatan, penetapan tujuan, berarti “batas”. Limbik dibentuk oleh beberapa
redesain pekerjaan, pengambilan keputusan komponen otak, antara lain hippocampus,
partisipatif, komunikasi organisasional, dan gyrus limbic, dan amiygdale. Sistem limbik ini
program kesejahteraan. Melalui strategi- memainkan peranan dalam mengatur emosi
strategi tersebut akan menyebabkan manusia baik itu emosi positif ataupun negatif
karyawan memperoleh pekerjaan yang (Aswin, 2005; & Pasiak, 2004).
sesuai dengan kemampuannya dan mereka
bekerja untuk tujuan yang mereka inginkan Sistem limbik yang berbentuk seperti
serta adanya hubungan interpersonal yang lingkaran, berkaitan dengan perilaku tertentu.
sehat serta perawatan terhadap kondisi fisik Ketika inti dari lingkaran dirusak, individu
dan mental. yang bersangkutan menunjukkan suatu emosi
yang tidak tepat atau kacau. Artinya, secara
tidak sengaja orang ini bisa mudah marah,
tetapi gampang pula tertawa terbahak-bahak
Prasetyo, Nurtjahjanti, Pengaruh Penerapan Terapi Tawa 24
terhadap Penurunan Tingkat Stres Kerja pada Pegawai Kereta Api

meskipun tidak lucu. Itu karena lingkaran yang ekspresi yang berkaitan dengan kesukacitaan
juga merupakan pusat emosi manusia itu dapat menghasilkan efek positif yang
terputus. Kalau salah satu bagian dari berdampak pada sistem saraf. Paul Ekman
lingkaran ini rusak, maka memori dapat hilang. (Terapi Tawa, 2010), peneliti utama dalam
Hal ini terjadi pada orang yang sudah pikun bidang ini, meyakini bahwa mekanika gerakan
(Terapi Tawa, 2010). otot-otot wajah sangat berkaitan dengan sistem
saraf otonom, yang mengatur denyut jantung,
Menurut Dr. Lee Berk (Terapi Tawa, 2010), pernapasan, dan fungsi-fungsi yang tidak bisa
seorang imunolog dari Loma Linda University dikendalikan secara sadar (Terapi Tawa,2010).
di California USA, tertawa bisa mengurangi
peredaran dua hormon dalam tubuh, yaitu Terapi Tawa merupakan metode terapi dengan
efinefrin dan kortisol (hormon yang menggunakan humor dan tawa dalam rangka
dikeluarkan ketika stres) yang dikeluarkan oleh membantu individu menyelesaikan masalah
hipotalamus. jika kedua hormon tersebut mereka, baik dalam bentuk gangguan fisik
dikeluarkan maka bisa menghalangi proses maupun gangguan mental. Penggunaan tawa
penyembuhan penyakit. Jadi dalam keadaan dalam terapi akan menghasilkan perasan lega
bahagia ataupun tertawa, maka hipotalamus pada individu. Ini disebabkan tawa secara
akan mengeluarkan hormon endorpine, yang alami menghasilkan pereda stres dan rasa sakit
berfungsi mengurangi rasa sakit dan (Terapi Tawa, 2010).
meningkatkan kekebalan tubuh.
Pemberian stimulasi humor dalam pelaksanaan
Zajonc (Terapi Tawa, 2010) menyatakan terapi diperlukan untuk membantu beberapa
bahwa terapi ini dapat digunakan untuk orang yang mengalami kesulitan memulai
membantu merawat pasien yang mengalami tertawa tanpa adanya alasan yang jelas.
gangguan psikosomatis dan kondisi-kondisi Stimulasi humor yang dimaksud dapat
negatif seperti depresi dan kecemasan. Jika diberikan dalam bentuk berbagai media, seperti
pasien yang cemas dan depresi dapat diajari VCD, notes, badut, dan komik. Apabila
untuk mengendalikan otot-otot wajah yang stimulasi humor tersebut diberikan sebagai
tepat sehingga terlihat bahagia, maka individu satu-satunya stimulus untuk menghasilkan
menyadari bahwa perasaan individu benar- tawa dalam setting terapi, maka terapi yang
benar berubah lebih baik, tanpa harus diberikan akan disebut sebagai terapi humor,
mengubah apapun. namun jika dikombinasikan dengan hal-hal
lain dalam rangka menciptakan tawa alami
Terapi tawa atau humor adalah cara alami (misalnya dengan yoga atau meditasi) akan
untuk menghadapi sakit mental dan perasaan disebut sebagai terapi tawa (Kataria, 2004).
tertekan. Meskipun cara ini tidak dijamin Jadi dalam pelaksanaannya, terapi tawa
berhasil untuk semua kasus, dan melibatkan proses humor, tawa, yoga tawa,
keberhasilannya tergantung pada seberapa relaksasi, dan meditasi.
lama gangguan itu telah dialami dan seberapa
besar, akan tetapi setidak-tidaknya tersenyum Terapi tawa modern terjadi sekitar tahun 1930-
akan membuat penderita lebih riang dan dan an. Beberapa rumah sakit mengundang badut
secara sementara terbebas dari masalah. untuk menghibur anak-anak penderita polio.
Tahun 1964, Norman Cousins menerbitkan
Hasil-hasil penelitian ilmiah terbaru Anatomy of an Illness (Terapi Tawa, 2010; &
memperlihatkan bahwa kebahagiaan bukan Muhammad, 2011) yang mendokumentasikan
hanya terletak dalam pikiran, tetapi terkandung kasus nyata tentang dampak positif
dalam otot-otot dan hormon. Tindakan penggunaan humor terhadap penyakit. Pada
menggerakkan otot-otot wajah membentuk waktu itu, Norman Cousins didiagnosa
25 Jurnal Psikologi Undip Vol. 10, No.2, Oktober 2011

menderita Cousins Ankylosing Spondylitis,


yaitu penyakit mematikan yang meyebabkan 1. Breathing (Pernafasan).
disintegrasi pada jaringan spinalis. Para dokter Pernafasan penting untuk kehidupan.
memberikan prognosis kesembuhan pada Pernafasan yang tepat merupakan penawar
Cousin sebesar 1:500 kasus. Menghadapi stres. Dalam bernafas, diafragma ikut
tipisnya angka peluang untuk sembuh, Cousins mengambil peranan yang cukup penting.
memutuskan untuk melakukan terapi humor Diafragma memisahkan dada dan perut
untuk menghibur dirinya sendiri. Dalam manusia. Sekalipun manusia dapat
pelaksanaannya, Cousins menemukan bahwa mengembangkan dan mengerutkan
15 menit tertawa terbahak-bahak dapat diafragma secara disadari, umumnya hal ini
menghasilkan tidur tanpa rasa sakit selama ± 2 berjalan dengan otomatis. Ketika manusia
jam. Sampel darah juga menunjukkan bahwa mengalami stres mengakibatkan proses
tingkat penyebaran penyakit telah menurun bernafas yang cepat dan terburu-buru, untuk
setelah menjalani terapi humor. Pada akhirnya, melepaskan kondisi stres tersebut bisa
Cousins benar-benar sembuh dari penyakitnya. dilakukan dengan cara menghirup udara
sebanyak-banyaknya dan menghembuskan
Dasar Teori Terapi Tawa secara perlahan. Di dalam sesi klub tawa,
pernafasan ini disebut sebagai pranayama.
Terapi tawa terdiri dari tiga tahap utama yang Pranayama adalah teknik-teknik pernafasan
disusun berdasarkan prinsip-prinsip psikologi yang pelan dan berirama dengan gerakan
yang dapat berfungsi menurunkan gejala-gejala lengan yang membantu terciptanya relaksasi
stres. fisik dan mental (Kataria, 2004: 28).
Pranayama mempunyai dampak
Tabel 1.1. Pembagian Tiga Tahap Utama menenangkan pikiran dan memberikan
Model Sesi Tawa 15 Langkah lebih banyak oksigen untuk jaringan tubuh,
MODEL SESI PRINSIP serta meningkatkan kapasitas vital paru-
TAHAP TAWA PSIKOLOGI paru sehingga meningkatkan kapasitas
15 LANGKAH (PATEL, 1996)
untuk tertawa.
Breathing
Langkah 1
(Pernafasan)
PERSIAPAN Langkah 2 Physical 2. Phsycal Relaxation
Langkah 3 Relaxation Physical Relaxation merupakan bagian
Langkah 4 terpenting dari beberapa gerakan tawa yoga,
Langkah 5 yaitu pada gerakan tepuk tangan berirama
Langkah 6 dan teknik-teknik tawa yoga. Gerakan tepuk
INTI Langkah 7 tangan berirama dilakukan di awal sebelum
Tawa Milk  Physical
Shake Relaxation masuk ke sesi utama tawa yoga. Gerakan
Langkah 8  Mengembangkan ini merupakan latihan pemanasan yang
Langkah 9 Kemampuan merangsang titik-titik acupressure (pijat ala
Langkah 10 Komunikasi akupunktur) di telapak tangan dan
Langkah 11  Mencari Social membantu menciptakan rasa nyaman serta
Langkah 12 Support
meningkatkan energi. Pada langkah ketiga
Langkah 13A
dari model sesi tawa 15 langkah yaitu
Langkah 13B
Langkah 14
latihan bahu, leher dan peregangan juga
Langkah 15 merupakan salah satu bentuk relaksasi fisik
“Ayo Ngguyu” yang dilakukan sebelum melakukan
PENUTUP Meneriakkan 2 Mental Relaxation gerakan tawa. Latihan ini dapat
Slogan memberikan penyegaran fisik dan stamina
Saat Teduh tambahan. Pada teknik-teknik tawa yoga
Prasetyo, Nurtjahjanti, Pengaruh Penerapan Terapi Tawa 26
terhadap Penurunan Tingkat Stres Kerja pada Pegawai Kereta Api

lainnya yang menggunakan Physical menciptakan rasa aman dan meningkatkan


Relaxation sebagai bagian dari energi dalam tubuh.
penyelarasan tubuh dan pikiran adalah 2. Langkah Kedua.
gerakan tawa pada langkah 3 sampai Pernapasan dilakukan seperti pernapasan
dengan 15. biasa yang dilakukan semua cabang-
3. Mengembangkan Kemampuan Komunikasi. cabang olahraga pada awal latihan yaitu:
Tawa menyatukan orang dan memperbaiki melakukan pernapasan dengan mengambil
hubungan interpersonal napas melaui hidung, lalu napas ditahan
4. Mencari Social Support selama 15 detik dengan pernapasan perut.
Social support merupakan salah satu teknik Kemudian keluarkan perlahan-lahan
melakukan coping terhadap stres. Seluruh melalui mulut. Hal ini dilakukan lima kali
gerakan tawa melibatkan interaksi dari berturut-turut.
orang lain. Gerakan yang khusus mencari 3. Langkah Ketiga.
Social Support muncul pada beberapa Menutar engsel bahu ke depan dan ke arah
langkah yaitu tawa sapaan, tawa belakang. Kemudian menganggukkan
penghargaan, tawa hening tanpa suara, tawa kepala ke bawah sampai dagu hampir
bersenandung dengan mulut tertutup, tawa menyentuh dada, lalu mendongakkan
mengayun, tawa singa, tawa ponsel, tawa kepala ke atas belakang. Lalu menoleh ke
memaafkan dan keakraban. kiri dan ke kanan. Lakukan secara
5. Mental Relaxation perlahan. Tidak dianjurkan untuk
Mental relaxation ini terdapat pada melakukan gerakan memutar leher, karena
penutupan akhir sesi tawa yaitu bisa terjadi cidera pada otot leher.
meneriakkan 2 slogan dan saat teduh Peregangan dilakukan dengan memutar
dengan mengangkat kedua tangan ke atas pingang ke arah kanan kemudian ditahan
dan memejamkan mata dalam beberapa beberapa saat, lalu kembali ke posisi
menit. Gerakan pada teknik penutupan ini semula. Peregangan ini juga dapat
mendasarkan kepada prinsip dasar Hasya dilakukan dengan otot-otot bagian tubuh
Yoga dimana mental relaxation ini lainnya. Semua gerakan ini dilakukan
dilakukan untuk menyelaraskan antara masing-masing lima kali.
tubuh, pikiran dan jiwa sehingga dapat 4. Langkah Keempat: Tawa Bersemangat.
menekan kecemasan atau stres. Tutor memberikan aba-aba untuk memulai
(Kataria, 2004) tawa, 1, 2, 3.... semua orang tertawa
serempak. Jangan ada yang tertawa lebih
Tahapan Terapi Tawa dulu atau belakangan, harus kompak
seperti nyanyian koor. Dalam tawa ini
Masing-masing sesi dalam terapi adalah tangan diangkat ke atas beberapa saat lalu
kombinasi antara latihan pernapasan, diturunkan dan diangkat kembali,
peregangan dan berbagai teknik tawa stimulus. sedangkan kepala agak mendongak ke
Satu sesi tawa memakan waktu antara 20-30 belakang. Melakukan tawa ini harus
menit. Sedangkan satu putaran tawa memakan bersemangat. Jika tawa bersemangat akan
waktu antara 30- 40 detik (Firmanto, 2006). berakhir maka sang tutor mengeluarkan
1. Langkah Pertama. kata, ho ho ho..... ha ha ha..... beberapa
Pemanasan dengan tepuk tangan serentak kali sambil bertepuk tangan.
semua peserta, sambil mengucapkan ho ho Setiap selesai melakukan satu tahap
ho... Ha ha ha ... dianjurkan menarik napas secara pelan dan
Tepuk tangan di sini sangat bermanfaat dalam.
bagi peserta karena saraf-saraf di telapak
tangan akan ikut terangsang sehingga
27 Jurnal Psikologi Undip Vol. 10, No.2, Oktober 2011

5. Langkah Kelima: Tawa Sapaan. dituang ke gelas yang awal sambil


Tutor memberikan aba-aba agar peserta mengucapkan aeeee..... Setelah selesai
tawa tertawa dengan suara-suara sambil melakukan gerakan itu, para anggota klub
mendekat dan bertegur sapa satu sama tertawa sambil melakukan gerakan seperti
lainnya. Dalam melakukan sesi ini mata minum susu. Hal serupa dilakukan
peserta diharapkan saling memandang satu sebanyak empat kali, lalu bertepuk tangan
sama lain. Peserta dianjurkan menyapa seraya mengucapkan, ho ho ho ..... ha ha ha
sambil tertawa pelan. Cara menyapa ini ......Kembali lakukan tarik nafas pelan dan
sesuai dengan kebiasaan masing-masing. dalam.
Setelah itu peserta menarik napas secara 9. Langkah Kesembilan: Tawa Hening
pelan dan dalam. tanpa Suara.
6. Langkah Keenam: Tawa Penghargaan. Harus dilakukan hati-hati, sebab tawa ini
Peserta membuat lingkaran kecil dengan tidak bisa dilakukan dengan tenaga
menghubungkan ujung jari telunjuk dengan berlebihan, dapat berbahaya jika beban di
ujung ibu jari. Kemudian tangan dalam perut mendapat tekanan secara
digerakkan ke depan dan ke belakang berlebihan. Perasaan lebih banyak berperan
sekaligus memandang anggota lainnya dari pada penggunaan tenaga berlebihan.
dengan melayangkan tawa yang manis Pada tawa ini mulut di buka selebar-
sehingga seperti memberikan penghargaan lebarnya seolah-olah tertawa lepas tetapi
kepada yang dituju. Kemudian bersama- tanpa suara, sekaligus saling memandang
sama tutor mengucapkan, ho ho ho... ha ha satu sama lainnya dan membuat berbagai
ha ... sekaligus bertepuk tangan. Setelah gerakan dengan telapak tangan serta
melakukan tawa ini kembali menarik napas menggerak-gerakkan kepala dengan
secara pelan dan dalam agar kembali mimik-mimik lucu. Dalam melakukan tawa
tenang. hening ini otot-otot perut bergerak cepat
7. Langkah Ketujuh: Tawa Satu Meter. seperti melakukan gerak tawa lepas.
Tangan kiri dijulurkan ke samping tegak Kemudian kembali menarik napas pelan
lurus dengan badan, sementara tangan dan dalam.
kanan melakukan gerakan seperti 10. Langkah Kesepuluh: Tawa Bersenandung
melepaskan anak panah, lalu tangan di dengan Bibir Tertutup.
tarik ke belakang seperti menarik anak Ini adalah gerakan tawa yang harus hati-
panah dan dilakukan dalam tiga gerakan hati dilakukan sebab tertawa tanpa suara,
pendek, seraya mengucapkan ae...... sekaligus mengatupkan mulut yang
ae.......aeee.... lalu tertawa lepas seraya dipaksakan akan berdampak buruk karena
merentangkan kedua tangan dan kepala menambah tekanan yang tidak baik dalam
agak mendongak serta tertawa dari perut. rongga perut. Dalam pelaksanaan gerak ini
Gerakan seperti ini dilakukan ke arah kiri peserta dianjurkan bersenandung
lalu ke arah kanan. Ulangi hal serupa hmmmmmm...... dengan mulut tetap
antara 2 hingga 4 kali. Setelah selesai tertutup, sehingga akan terasa bergema di
kembali menarik napas secara pelan dan dalam kepala. Dalam melakukan
dalam. senandung ini diharapkan semua peserta
8. Langkah Kedelapan: Tawa Milk Shake. saling berpandangan dan saling membuat
Peserta seolah-olah memegang dua gelas gerakan-gerakan yang lucu sehingga
berisi susu, yang satu di tangan kiri dan memacu peserta lain semakin tertawa.
satu di tangan kanan. Saat tutor Kemudian kembali menarik napas dalam
memberikan instruksi lalu susu dituang dan pelan.
dari gelas yang satu ke gelas yang satunya
sambil mengucapkan Aeee.... dan kembali
Prasetyo, Nurtjahjanti, Pengaruh Penerapan Terapi Tawa 28
terhadap Penurunan Tingkat Stres Kerja pada Pegawai Kereta Api

11. Langkah Kesebelas: Tawa Ayunan. tertawa dan saling menuding dengan jari
Peserta berada dalam formasi melingkar telunjuk kepada kelompok yang
dan harus mendengar aba-aba tutor. dihadapannya. Gerakan ini sangat menarik
Kemudian peserta mundur dua meter para peserta karena mereka akan bisa
sambil tertawa, untuk memperbesar tertawa lepas. Setelah selesai tarik napas
lingkaran dan kembali maju sekaligus dalam dan pelan agar kembali segar dan
mengeluarkan ucapan, ae ae aeeeeeeee....... tenang.
Seluruh peserta mengangkat tangan dan 15. Langkah Kelimabelas: Tawa Memaafkan.
serempak tertawa lepas dan pada saat yang Perserta klub memegang cuping telinga
sama semua bertemu di tengah-tengah dan masing-masing sekaligus menyilangkan
melambaikan tangan masing-masing. lengan dan berlutut diikuti dengan tawa.
Tahap berikutnya, peserta kembali pada Muatan dari tawa ini adalah saling
posisi semula, dan melanjutkan gerakan memaafkan jika ada perselisihan. Setelah
maju ke tengah dan mengeluarkan ucapan, selesai tarik napas dalam dan pelan.
Aee..... Oooo.... Ee-Uu...... dan sekaligus 16. Langkah Keenambelas: Tawa Bertahap.
tertawa lepas dan serupa dilakukan bisa Di sini tutor menginstruksikan agar peserta
sampai emapat kali. Setelah selesai mendekatinya. Tutor mengajak peserta
kembali menarik napas dalam dan pelan. untuk tersenyum kemudian secara bertahap
12. Langkah Keduabelas: Tawa Singa. menjadi tertawa ringan, berlanjut menjadi
Ini merupakan tawa yang sangat tawa sedang dan terakhir menjadi tertawa
bermanfaat buat otot-otot wajah, lidah, dan lepas penuh semngat. Tawa ini dilakukan
memperkuat kerongkongan serta selama satu menit. Setelah selesai tarik
memperbaiki saluran dan kelenjar tiroid napas dalam pelan.
sekaligus peserta dapat menghilangkan rasa 17. Langkah Ketujuhbelas: Tawa dari Hati ke
malu dan takut. Dalam gerakan ini mulut Hati
dibuka lebar-lebar dan lidah dijulurkan ke Tawa ini merupakan sesi terakhir dari
luar semaksimal mungkin, mata dibuka tahapan terapi. Semua peserta terapi saling
lebar seperti melotot, seolah-olah seperti berpegangan tangan sambil berdekatan
singa mau mencakar mangsanya. Pada saat sekaligus bersama-sama tertawa dengan
itula peserta tertawa dari perut. Setelah saling bertatapan dengan perasaan lega.
selesai lakukan kembali gerakan menarik Peserta juga bisa saling bersalaman atau
napas secara dalam dan pelan. berpelukan sehingga terjalin rasa
13. Langkah Ketigabelas: Tawa Ponsel. keakraban yang mendalam.
Peserta dibagi dalam dua kelompok yang
saling berhadapan dan masing-masing Hipotesis
seolah-olah memegang handphone. Tutor
meminta peserta saling menyeberang Hipotesis yang diajukan adalah adanya
sambil memegang handphone. Pada saat penurunan tingkat stres kerja pegawai Kereta
itulah peserta tertawa sambil saling Api DAOP IV semarang, setelah diberi
berpandangan dan setelah itu kembali lagi perlakuan terapi tawa.
ke posisi semula. Setelah selesai tarik
napas dalam dan pelan. METODE
14. Langkah Keempatbelas: Tawa Bantahan.
Anggota kelompok dibagi dalam dua Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
bagian yang bersaing dengan dibatasi jarak. penerapan terapi tawa. Sedangkan variabel
Biasanya mereka dibagi dengan kelompok tergantung dalam penelitian ini adalah stres
pria dan wanita. Dalam kelompok itu kerja.
mereka saling berpandangan sekaligus
29 Jurnal Psikologi Undip Vol. 10, No.2, Oktober 2011

Penelitian ini menggunakan 36 orang yang terganggu,letih yang tak beralasan, sakit
terbagi atas kelompok eksperimen dan kepala, gelisah.
kelompok kontrol yang berjumlah sama. Gejala perilaku: yaitu gejala stres dalam wujud
Penentuan subjek penelitian menggunakan perilaku yang mencakup: perasaan negatif,
sampling jenuh. Untuk menyamakan kesulitan dalam berkonsentrasi, sulit berfikir
karakteristik kelompok eksperimen dan jernih, sukar membuat keputusan,
kelompok kontrol menggunakan dasar bahwa berkurangnya kreatifitas, berkurangnya gairah
subjek berasal dari divisi yang memiliki beban dalam penampilan, kepuasan kerja minat
kerja sama. terhadap orang lain, kepuasan kerja rendah,
kinerja yang menurun, semangat dan energi
Alat ukur yang digunakan adalah skala stres hilang, dan komunikasi tidak lancar.
kerja berdasarkan indikator-indikator atau
gejala- gejala stres sebagai berikut: Perlakuan yang diberikan berupa terapi tawa
Gejala fisik: yaitu gejala stres yang dialami dengan tutor yang berkompeten di bidangnya
oleh pekerja yang berdampak pada fisik berupa dengan dibantu asisten yang telah dilatih
otot tegang, nafas menjadi lebih cepat, merasa sebelumnya.
panas, nafsu makan dan pencernaan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji coba skala stres kerja adalah dengan Teknik statistik yang digunakan dalam
menggunakan uji coba terpakai. Skala stres penelitian ini statistik nonparametrik, yaitu
kerja yang sudah diujicobakan tersebut Mann-Whitney U-Test. Perhitungan U-Test
kemudian dilakukan pengukuran dengan dalam penelitian ini menggunakan SPSS versi
menggunakan pendekatan alpha cronbach. 16.00, yaitu dengan membandingkan (1) nilai
Item-item yang dipilih untuk dipergunakan pretest antara kelompok eksperimen dan
sebagai ala ukur pretes dan postes adalah yang kontrol, dan (2) nilai posttest antara kelompok
memiliki koefisien daya beda minimal 0,28. eksperimen dan kontrol.
Dari 40 item berdasarkan hasil seleksi daya
beda item menunjukkan ada 12 item yang Perhitungan U-Test pada data posttest antara
gugur. kelompok eksperimen dan kelompok, terlihat
bahwa nilai p hitung berdasarkan statistik z
adalah 0,000. Nilai p hitung lebih kecil dari
taraf nyata (p) sebesar 0,05 hipotesis penelitian
dapat diterima yaitu ada pengaruh penerapan
terapi tawa terhadap penurunan stres kerja.

Tabel 1.2 . Tabulasi data pretest dan posttest kelompok kontrol dan eksperimen

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol


Skor pretest Skor posttest Skor pretest Skor posttest
65 43 53 52
61 54 52 52
64 50 50 49
66 41 39 42
73 48 72 73
61 39 56 55
69 56 61 64
Prasetyo, Nurtjahjanti, Pengaruh Penerapan Terapi Tawa 30
terhadap Penurunan Tingkat Stres Kerja pada Pegawai Kereta Api

60 42 61 61
71 46 54 56
50 40 88 85
60 39 85 86
55 51 81 84
68 47 67 71
64 56 73 75
64 38 52 56
46 59 76 74
79 55 53 55
51 47 57 60

Tabel 1.3 Perhitungan U-Test


Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
pretest KE 18 18.89 340.00
KK 18 18.11 326.00
Total 36
posttest KE 18 11.75 211.50
KK 18 25.25 454.50
Total 36

Test Statisticsb
pretest posttest
Mann-Whitney U 155.000 40.500
Wilcoxon W 326.000 211.500
Z -.222 -3.849
Asymp. Sig. (2-tailed) .825 .000
a
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .839 .000a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
dan kesediaan subyek penelitian dalam
menerapkan terapi tawa. Terapi tawa juga
KESIMPULAN DAN SARAN akan lebih efektif memberikan manfaat jika
diterapkan sebagai program yang kontinu.
Simpulan
Saran
Berdasarkan hasil analisis data peneliti dan
evaluasi pelaksanaan terapi tawa, dapat Berdasarkan keterbatasan-keterbatasan
disimpulkan bahwa terapi tawa dapat penelitian, maka saran yang diajukan adalah
diberikan untuk menurunkan stres kerja yang sebagai berikut:
dialami oleh pegawai PT. KAI. Penurunan
stres kerja tersebut dipengaruhi oleh komitmen 1. Subyek penelitian
31 Jurnal Psikologi Undip Vol. 10, No.2, Oktober 2011

a. Subyek penelitian harus berlatih secara 1) Tahap awal perlu memberikan


kontinu untuk menerapkan terapi tawa rapport atau ice breaking agar
sehingga bisa benar-benar memberikan peserta lebih nyaman dan santai
manfaat bagi kesehatan fisik dan jiwa. untuk menerapkan terapi tawa.
Diharapkan dengan penerapan secara 2) Peneliti selanjutnya bisa lebih
kontinu maka mereka bisa menangani fleksibel untuk memberikan lagu
stres kerja yang muncul. selain “ayo ngguyu” yaitu lagu-lagu
b. Subyek tersebut diharapkan membuat jenaka lainnya yang mungkin lebih
klub terapi tawa sehingga dapat diinginkan oleh subyek.
mengajak para pegawai bagian lain 3) Pada tahap akhir terapi tawa, perlu
untuk bersama-sama menerapkan terapi diberikan tahap relaksasi dan
tawa. perenungan diiringi oleh lagu
brainwave.
2. Manajemen SDM PT. KAI DAOP IV
Semarang
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan DAFTAR PUSTAKA
masukan bagi Manajemen SDM bahwa
stres kerja rentan dialami oleh pegawai Aamodt, M. G. (2004). Applied industrial /
kereta api karena tuntutan pekerjaan organizational psychology. 4th ed.
yang tinggi Belmont, CA: Thomson Wadsworth.
b. Dapat dijadikan bahan masukan bagi
Manajemen SDM untuk memberikan Budiningwati, T. D & Meuraksa, RD. (2010).
secara kontinu program-program
Manajemen stres. Diunduh dari
pengembangan kesehatan jiwa bagi
pegawai PT. KAI, sehingga dapat www.kodamjayaonline.com.
meningkatan kesehatan mental dan
produktivitas pegawai secara Aswin, S. (2006). Diktat kuliah psikologi faal.
keseluruhan. Yogyakarta: UGM.

3. Peneliti selanjutnya Firmanto, M. (2006). Pengaruh terapi tawa


Peneliti selanjutnya perlu mencermati untuk menurunkan stres kerja pada
kelemahan dalam proses penerapan terapi pegawai lembaga pemasyarakatan
tawa yaitu: kelas I Surabaya di Desa Kebon Agung
a. Pelaksanaan terapi tawa sebaiknya perlu Kecamatan Porong. Skripsi. Tidak
diberikan lebih dari satu kali Diterbitkan. Surabaya: Universitas
pelaksanaan sehingga efektifitas terapi Airlangga.
tawa benar-benar dirasakan manfaatnya
bagi kesehatan fisik dan jiwa. Jacinta F. (2002). Stres kerja. Diunduh dari
b. Analisa data yang dipakai sebaiknya www.epsikologi.com/masalah/stres.
menggunakan parametrik dengan
menguji normalitas data terlebih dahulu. Kataria, M. (2004). Laugh For No Reason
c. Peneliti selanjutnya diharapkan bisa (Terapi Tawa). Jakarta: PT Gramedia
mengembangkan langkah-langkah dalam Pustaka Utama.
terapi tawa sehingga langkah-langkah
dalam terapi tawa bisa membuat semua Manuaba, A. (2005). Ergonomi dalam
subyek penelitian lebih mudah untuk industri. Denpasar: Universitas
tertawa dan rileks. Yaitu: Udayana.
Prasetyo, Nurtjahjanti, Pengaruh Penerapan Terapi Tawa 32
terhadap Penurunan Tingkat Stres Kerja pada Pegawai Kereta Api

Maramis, W.F. (2004). Catatan Ilmu Riggio, R. E. (2003). Introduction to


Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga industrial/ organizational psychology
University Press. (4th edition). New Jersey: Prentice Hall.

Mindtools. (2008). Career Skills and Setiawan, Imam. (2009). Analisis Pengaruh
workplace happiness. Retrieved from Faktor-Faktor Pemicu Stres (Stressors)
www.mindtools.com/whitepapers/JobH Terhadap Stres Kerja Internal Auditor
appiness-MindToolsWhitePaper. PT Bank Negara Indonesia
(PERSERO) TBK. Tesis. Tidak
Muhammad, A. (2011). Tertawalah biar diterbitkan. Semarang: Program
Sehat. Jakarta: Diva Press. Magister Akuntansi Program
Pascasarjana Univesitas Diponegoro.
Pasiak, T. 2004. Membangunkan raksasa tidur
optimalkan kemampuan otak anda Stranks, J. (2005). Stress at work, management
dengan metode alissa. Jakarta: and prevention. Elsevier: Burlington.
Gramedia.
Suprihanto, J. M. Agung, T.H, Prakoso H, H.
Plutchik, R. (2002). Emotions and Life 2003. Perilaku organisasional.
perspective from psychology, biology, Yogyakarta : STIE YKPN Yayasan
and evolution. Washington, DC:
Keluarga Pahlawan Negara
American Psychological Association.
Tarupolo, B. (2002). Warta Kesehatan Kerja
Psikologizone. (2010). Terapi tawa hilangkan Media Komunikasi Kesehatan Kerja
stres cegah penyakit. Diunduh dari edisi 2.
http://www.psikologizone.com/terapi-
tertawa-hilangkan-stres-cegah- Terapi Tawa. (2010). Terapi Tawa. Diunduh
penyakit. dari http://www.holistic-
online.com/Humor_Therapy/humor_th
Retnaningtyas, D. (2005). Hubungan antara erapy_introduction.htm.
stres kerja Dengan produktivitas kerja
di bagian linting rokok PT Gentong Yuhans. 2010. Beban kerja Pegawai Front
Gotri Semarang. Skripsi. Tidak Liner Kereta Api. Diunduh pada
Diterbitkan. Semarang: Ilmu Kesehatan tanggal 11 Maret 2011 dari
Masyarakat S1, Fakultas Ilmu http://fpks.or.id/2010/10/beban-kerja-
Keolahragaan Universitas Negeri front-liner-kereta-api/.
Semarang.

Anda mungkin juga menyukai