Anda di halaman 1dari 2

Nama : Mashita Diaz Salim

Nim : 2018017130
Kelas : Akuntansi 6 A02
Mata Kuliah : Akuntansi UMKM dan Koperasi

LAPORAN KEUANGAN UMKM

A. Pengertian Laporan Keuangan UMKM


Laporan keuangan UMKM merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan
yang dibuat dalam satu periode akuntansi. Laporan keuangan UMKM ini digunakan
untuk menggambarkan kinerja dari suatu perusahaan, tolak ukur pengambilan kebijakan
jika ada hal-hal yang terjadi pada perusahaan, dan salah satu alat untuk mengurus
perpajakan perusahaan.

B. Jenis Laporan Keuangan UMKM yang Perlu Dimiliki


Beberapa pembukuan sederhana atau bentuk-bentuk laporan keuangan untuk UMKM
yang sedehana meliputi:
1. Neraca
Neraca keuangan dibuat dengan maksud untuk mengetahui posisi keuangan
perusahaan dalam periode tertentu. Melalui pencatatan neraca yang dibuat dalam
satu periode, perusahaan dapat mengetahui nilai perusahaan bertambah atau
sebaliknya setelah terjadinya berbagai transaksi.
2. Laporan posisi keuangan
Laporan posisi keungan ini berfungsi sebagai tempat mencatat informasi
tambahan atas laporan keuangan yang dimiliki keuangan, seperti laporan arus kas
atau laporan arus dana, dll.
3. Laporan laba rugi komprehensif
Laporan laba rugi komprehensif berisi laporan tentang selisish pendapatan setelah
dikurangi biaya-biaya atau beban.
4. Laporan perubahan ekuitas
Ekuitas berarti modal atau kekayaan entitas. Ekuitas didapatkan dari hasil selisih
aktiva (aset) dengan pasiva (kewajiban). Laporan ekuitas ini biasanya berlaku
untuk satu periode.
5. Laporan lainnya dan materi penjelasan
Laporan ini merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Laporan ini akan
sangat dibutuhkan terutama untuk calon investor agar bisa mendapatkan
gambaran tentang perusahaan secara garis besar dari sisi finansialnya. Biasanya,
laporan keuangan UMKM dibuat pembukuan secara terpisah, hal ini bertujuan
agar data lebih rapi dan tidak sulit ditemukan.

C. Dampak Jika Tidak Membuat Laporan Keuangan UMKM


Adapun dampak jika tidak membuat laporan keuangan UMKM antara lain:
1. Tidak mengetahui aset dan kewaiban yang dimiliki.
2. Tidak mengetahui kontribusi biaya yang dikeluarkan.
3. Tidak mengetahui kebocoran aset perusahaan.
4. Tidak memiliki proyeksi bisnis yang baik.
5. Tidak bisa mendapatkan kredit usaha dari bank.
6. Tidak mengetahui seberapa besar pajak yang harus disetor atau dibayar.

Anda mungkin juga menyukai