Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelas Sarjana (Strata-1)
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelas Sarjana (Strata-1)
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
APRIL 2020
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 21110116120035
JUDUL SKRIPSI :
Menyetujui :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Mengetahui :
Ketua Departemen Teknik Geodesi
ii
ABSTRAK
Kata Kunci: Atlas BMKG, Banjir Kota, Kerentanan, Perka BNPB, Tanah
Longsor
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
ABSTRAK..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................I-1
I.3.2 Manfaat............................................................................................I-2
II.6 Kerentanan...........................................................................................II-12
II.7 Pemetaan Rawan Banjir Metode Atlas BMKG...................................II-13
II.8 Pemetaan Tanah Longsor Metode Perka BNPB.................................II-14
II.9 Sistem Informasi Geografis.................................................................II-16
II.9.1 Definisi Sistem Informasi Geografis............................................II-16
II.9.2 Analisis Spasial............................................................................II-17
II.6 Kerentanan
Kerentanan (vulnerability) merupakan meningkatnya kecenderungan
(susceptibility) sebuah komunitas terhadap dampak bahaya yang ditentukan
berdasarkan faktor-faktor maupun proses-proses baik secara fisik, sosial,
ekonomi, dan lingkungan (ISDR, 2004 dalam MPBI, 2007). Menurut Perka
BNPB No 2 Tahun 2012, kerentanan merupakan ketidakmampuan komunitas
ataupun masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana.
Kerentanan sendiri lebih menekankan pada aspek manusia pada tingkat
komunitas yang secara langsung berhadapan dengan ancaman (bahaya). Maka
dari itu kerentanan merupakan salah satu faktor utama dalam suatu tatanan sosial
yang mempunyai resiko bencana lebih tinggi apabila tidak didukung oleh
kemampuan (capacity) yaitu seperti kurangnya pendidikan dan pengetahuan,
kemiskinan, kondisi sosial, dan kelompok rentan yang terdiri dari lansia, balita,
ibu hamil, dan cacat fisik atau mental. Kapasitas (capacity) suatu tindakan
kombinasi kekuatan dan sumber daya untuk mengurangi tingkat risiko yang tinggi
terhadap dampak suatu bencana yang dilakukan oleh suatu komunitas,
masyarakat, maupun lembaga (ISDR, 2004 dalam MPBI, 2007).
Kerentanan memiliki beberapa faktor yang digunakan dalam pengkajian
risiko bencana. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor lingkungan, sosial budaya,
kondisi sosial seperti kemiskinan, tekanan sosial dan lingkungan yang tidak
strategis, yang menurunkan daya tangkal masyarakat dalam menerima ancaman.
II.7 Pemetaan Rawan Banjir Metode Atlas BMKG
Untuk mengetahui dan mengantisipasi kejadian banjir, Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyusun Buku Atlas Rawan Bencana
Banjir yang bekerjasama dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) dan
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Atlas BMKG ini dapat
digunakan untuk keperluan mitigasi bencana dan dapat juga digunakan sebagai
perencanaan kegiatan pembangunan di berbagai sektor.
Adapun metode yang digunakan untuk menganalisis data parameter dalam
pembuatan peta rawan banjir adalah metode overlay yang dapat dilihat pada
Gambar II-2.
Nilai
No Data Parameter Pengkelasan Skor Bobot
Kelas
1. DEM 1. Kemiringan Lereng 15-30% 1 0.250 0.3
30-15% 2 0.500
50-70% 3 0.750
>70% 4 1.000
2. Arah Lereng Datar 0 0.000 0.05
Utara 1 0.125
(Aspect)
Barat Laut 2 0.250
Barat 3 0.375
Timur Laut 4 0.500
Barat Daya 5 0.625
Timur 6 0.750
Tenggara 7 0.875
Selatan 8 1.000
3. Panjang/Bentuk <200 m 1 0.250 0.05
200-500 m 2 0.500
Lereng
500-1000 m 3 0.750
>1000 m 4 1.000
2. Geologi 1. Tipe Batuan Batuan 1 0.333 0.2
Alluvial
Batuan 2 0.667
Sedimen
Batuan 3 1.000
Vulkanik
2. Jarak dari >400 m 1 0.200 0.05
300-400 m 2 0.400
patahan/sesar
200-300 m 3 0.600
100-200 m 4 0.800
0-100 m 5 1.000
3. Tanah 1. Tipe tanah (tekstur Berpasir 1 0.333 0.1
Berliat- 2 0.667
tanah)
Berpasir
Berliat 3 1.000
2. Kedalaman Tanah <30 cm 1 0.250 0.05
Nilai
No Data Parameter Pengkelasan Skor Bobot
Kelas
(Solum) 30-60 cm 2 0.500
60-90 cm 3 0.750
>90 cm 4 1.000
4. Hidrologi 1. Komponen <2000 mm 1 0.333 0.2
2000-3000 2 0.667
Hidrologi (Curah
mm
Hujan Tahunan)
>3000 mm 3 1.000
Zona Kerentanan
Nilai Kelas Indeks bahaya
Gerakan Tanah
Sangat Rendah 1 Nilai Kelas/ Nilai Kelas Maks
Rendah 2
Sedang 3
Tinggi 4
Sangat Tinggi 5
No Tahapan Bulan Ke-1 Bulan Ke-2 Bulan Ke-3 Bulan Ke-4 Bulan ke-5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pendefinisian
Masalah
2. Studi Literatur
3. Seminar
Proposal
4. Survei
lapangan dan
pengumpulan
data
5. Pengolahan
data dan
asistensi
6. Penarikan
Kesimpulan
7. Seminar Hasil
8. Sidang Akhir
DAFTAR PUSTAKA
BMKG. 2012. Atlas Rawan Banjir Kabupaten Jepara. Semarang. BMKG.
BNPB. 2012. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No.2
Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana. BNPB.
Jakarta.
International Strategy for Disaster Reduction (ISDR), 2004 Dalam Masyarakat
Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI), 2007.
Kodoatie Robert J. dan Sugiyanto. 2007. Banjir. Beberapa Penyebab dan Metode.
Nurjanah,dkk. 2012. Manajemen Bencana. Bandung: ALFABETA.
Rahayu. Dkk. (2009). Banjir dan Upaya Penanggulangannya. Bandung: Pusat
Mitigasi Bencana (PMB-ITB)
Republik Indonesia. 2007. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2007 tentang penanggulangan Bencana. Lembaran Negara RI Tahun 2007
Nomor 66. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI. Jakarta.
Peraturan Menteri PU No 2/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Penataan Ruang
Kawasan Rawan Bencana Longsor.
Prahasta, Eddy. 2002. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis.
Informatika: Bandung
Puturuhu, Ferad. 2015. Mitigasi Bencana dan Pengindraan Jauh. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Pustaka dari internet:
Jawa Pos. 2020. Belum Sebulan 61 Bencana Landa Jepara, Lima Orang Tewas.
https://radarkudus.jawapos.com/read/2020/01/27/176596/belum-sebulan-
61-bencana-landa-jepara-lima-orang-tewas. Diakses pada 1 April 2020.