Anda di halaman 1dari 7

Analisis artikel

Artikel 1 : Impact of yoga on blood pressure and quality of life in patients with hypertension- a controlled trail in primary care,
matched for systolic blood pressure
Artikel 2 : Impact of Structured Yoga Program on Blood Pressure Reduction among hypertensive patients: study protocol for a
pragmatic randomized multicenter trial in primary health cvare settings in Nepal
Artikel 3 : Effectivenes of Yoga for Hypertension : Systematic Review and Meta-Analysis

No. Komponen Hasil Analisis Komentar


Artikel 1 Artikel 2 Artikel 3
Analisis
1. Latar Belakang Pengobatan hipertensi tidak Hipertensi merupakan Lebih dari 76 juta Dari latar
cukup untuk mencapai masalah kesehatan orang dewasa di AS belakang ketiga
tekanan darah yang masyarakat yang masih menderita hipertensi. jurnal tersebut
dikontrol. Hipertensi utama diseluruh dunia. Hipertensi yang tidak dapat
merupakan salah satu Hipertensi merupakan salah terkontrol dianggap disimpulkan
penyakit yang paling umum satu faktor resiko untuk bertanggung jawab bahwa ada
di dunia, yang stroke, infark miokard, gagal untuk 62% pernyakit hubungan antara
mempengaruhi sekitar 26% jantung kongestif, aneurisma serrebrovaskular dan terapi Yoga
dari populasi orang dewasa. arterial dan kronis gagal 49% penyakit jantung terhadap
Hipertensi adalah diagnosa ginjal. Pencegahan dan iskemik. Yoga adalah penurunan
umum dalam perawatan pengelolaan hipertensi salah satu praktik tekanan darah
kesehatan primer dan biaya merupakan tantangan keperawatan yang pada penderita
pemeriksaan, pengobatan masyarakat global. Terlepas dianggap dapat hipertensi
hipertensi dan dari obat-obat anti hipertensi, mengkontrol tekanan
konsukuensinya modifikasi gaya hidup telah darah pada penderita
pengobatannya cukup besar. diperbaiki sebagai hipertensi. Yoga
Meskipun banyak obat pendekatan utama untuk semakin sering
antihipertensi yang tersedia, mengendalikan hipertensi. disarankan oleh
kurang dari sepertiga Gaya hidup yang sehat petugas kesehatan
individu-individu di Eropa seperti penurunan berat Amerika sebagai
yang menerima pengobatan badaan, diet sodium dan sarana untuk
untuk mencapai tekanan pengurangan lemak total, meningkankan
darah ditargetkan. Dengn mmbatasi konsumsi alkohol, kesehatan. Beberapa
demikian, strategi tambahan peningkatan asuan sayur dan artikel mengatakan
untuk menormalkan tekanan buah, berhenti merokok, dan bahwa manfaat
darah yang telah dievaluasi, latihan fisik secara teratur potensial yoga adalah
misalnya gaya hidup seperti dapa menurunkan tekanan untuk mengurangi
peningkatan aktivitas fisik, darah. Penggunaan tekanan darah dan
penurunan berat badan, pengobatan komplementer factor resiko penyakit
perbaikan diet, manajemen dan alternatif (CAM) untuk kardiovaskuler.
stress, dan mengurangi mengobati tekanan darah
tembakau dan asupan tinggi menjadi semakin
alkohol. populer.
2. Hasil Hasil penelitian ini hasil utama dari uji coba ini Hasil penelitian ini Terapi Yoga
menunjukkan penurunan menunjukan perubahan menunjukkan bahwa dapat
signifikan tekanan darah tekanan darah sistol pada dari semua 17 menurunkan
pada pasien yang berlatih pasien yang dilakuakn penelitian (22 tekanan darah.
yoga di rumah dibandingkan latihan yoga di rumah. Ini perobaan) terdapat Pada artikel 1 dan
kelompok kontrol (p <0,05). akan di tetap diukur penurunan kecil tetapi artikel 2 Yoga
Hasil menyiratkan bahwa sebelumnya, pada setiap signifikan pada dapat
latihan yoga yang sederhana interval bulan dan setelah tekanan darah sistolik menurunkan
beguna sebagai terapi selesai intervensi di 90 hari) dan diastolic. tekanan darah
tambahan penurunan pada pengukuran klinis rawat sistol. Dan
tekanan darah. jalan dengan artikel 3 terapi
sphymomanometer aneroid yoga dapat
(BP set) menurunkan
tekanan darah
sistol dan
diastole.
Kesimpulan:

Dari ketiga artikel yang dianalisis diatas dapat disimpulkan bahwa terapi yoga
dapat menurunkan tekanan darah. Artikel 1 dapat menurunkan tekanan darah
sistole sedangkan artikel ke 2 dan ke 3 dapat menurunkan tekanan darah sistol
dan diastole. Terdapat perbedaan hasil antara artikel 1 dengan artikel 2 dan 3. Ini
disebabkan karena desain penelitian yang berbeda:

Artikel 1:

Yoga di praktekkan dalam penelitian ini adalah bentuk Kundalini Yoga yang
dikembangkan di Institusi Yoga Medis (IMY) dalam kebanyakan latihan
gerakan yoga dikombinasikan dengan pernapsan dalam yang kuat. Sebuah
Kundakini kelas yoga yang khas menggabungkan enam unsur-unsur berikut 1)
ture in dengan mantra, 2) pemanasan atau latihan pernapasan, 3) latihan fisik
atau postur dan latihan pernapasan, 4) relaksasi yang mendalam, 5) meditasi, 6)
tune dengan mantra. Kelompok intervensi 1 (Kelas yoga dengan intruktur) para
peserta didorong untuk berlatih yoga selama 30 menit sehari di rumah.
Intervensi kelompok 2 (Yoga di rumah) para peserta menerima instruksi
(selama 20 menit) untuk melakukan latihan yoga dua kali yang mereka lakukan
di rumah dan di gabungkan dengan 15 menit di rumah. Kelompok 3
(terkontrol) tidak ada prubahan yang dilakukan untuk peserta alam kelompok
kontrol (perlakuan seperti biasa: pengobatan dengan obat mereka, mengambil
dan melakukan pemeriksaan tahunan oleh dokter umum)

Artikel ke 2::

Pada penelitian ini, pelaksanaan terapi Yoga terdiri dari 3 komponen: a. Lima
hari pelatihan yoga (dua jam per hari), b. Dua jam sesi pendidikan kesehatan
hidup yang sehat, c. Praktik yoga sehari-hari di rumah selama 90 hari (dengan
sesi harian yang berlangsung selama 30 menit). Para peserta kelompok
pengobatan akan menerima semua komponen intervensi sedangkan kelompok
kontrol hanya akan diberikan program pendidikan kesehatan selama dua jam
dan perawatan klinis standar. Kombinasi dari latihan yoga dikaitkan dengan
penurunan yang signifikan pada tekanan darah sedangkan intervensi yoga
menggunkan dua atau lebih sedikit unsur latihan yoga yang dikombinasikan
dengan intervensi tambahan. Sesi yoga membutuhkan waktu 30 menit. Ini
berisikan pendidikan perilaku dan gaya hidup modifikasi yang di rancang untuk
mengurangi eksposur terhadap faktor resiko hipertensi seperti konsumsi
alkohol, merokok, aktivitas fisik, dan lemak dana pengurangan garam dalam
diet.

Artikel ke 3:

Pada penelitian ini, pelaksanaan terapi yoga dibagi menjadi 3 kategori : (1)
digabukan dengan postur, meditasi dan pernapasan (3-elemen yoga); (2) yang
termasuk kurang dari 3-elemen yoga ; (3) yoga menggunakan kombinasi dari 3
elemen ditambah satu atau lebih intervensi tambahan. Pelaksaan terapi yoga ini
juga mengkategorikan intervensi yoga dengan total waktu latihan,
membedakan Antara studi dimana total waktu latihan lebih pendek atau lebih
lama dari durasi rata-rata di semua penelitian. Sehingga peneliti melakukan
analisis subkelompok berdasarkan kelompok pembanding, karena peneliti
memperkirakan efek Antara kelompok bervariasi tergantung pada kondisi
subjek control. Untuk analisis subkelompok, peneliti menggunakan tiga
kategori kelompok pembanding : (1) perawatan biasa, tidak ada perawatan atau
daftar tunggu; (2) latihan; dan (3) subjek control aktif, yang tidak latihan.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:

Pada artikel 1 Kelompok intervensi 1 (Kelas yoga dengan intruktur) para


peserta didorong untuk berlatih yoga selama 30 menit sehari di rumah.
Intervensi kelompok 2 (Yoga di rumah) para peserta menerima instruksi
(selama 20 menit) untuk melakukan latihan yoga dua kali yang mereka lakukan
di rumah dan di gabungkan dengan 15 menit di rumah. Kelompok 3
(terkontrol) tidak ada prubahan yang dilakukan untuk peserta alam kelompok
kontrol (perlakuan seperti biasa: pengobatan dengan obat mereka, Artikel 2,
pelaksanaan terapi Yoga terdiri dari 3 komponen: a. Lima hari pelatihan yoga
(dua jam per hari), b. Dua jam sesi pendidikan kesehatan hidup yang sehat, c.
Praktik yoga sehari-hari di rumah selama 90 hari (dengan sesi harian yang
berlangsung selama 30 menit). Para peserta kelompok pengobatan akan
menerima semua komponen intervensi sedangkan kelompok kontrol hanya
akan diberikan program pendidikan kesehatan selama dua jam dan perawatan
klinis standar. Sedangkan pada artikel ke 3, pelaksaan terapi yoga ini juga
mengkategorikan intervensi yoga dengan total waktu latihan, membedakan
antara studi dimana total waktu latihan lebih pendek atau lebih lama dari durasi
rata-rata di semua penelitian. Sehingga peneliti melakukan analisis
subkelompok berdasarkan kelompok pembanding, karena peneliti
memperkirakan efek Antara kelompok bervariasi tergantung pada kondisi
subjek control. Untuk analisis subkelompok, peneliti menggunakan tiga
kategori kelompok pembanding : (1) perawatan biasa, tidak ada perawatan atau
daftar tunggu; (2) latihan; dan (3) subjek control aktif, yang tidak latihan.

Anda mungkin juga menyukai