Anda di halaman 1dari 3

1 MENGAPA HARUS DAKWAH SECARA SANTUN?

2 Oleh: Faridhatun Nasika Sajidan


3
4Suatu hari seseorang menemui khalifah Hârûn ar-Rasyîd rahimahullâh seraya berkata,
5“Wahai Hârûn, aku hendak berbicara kepadamu dengan keras, karena aku ingin
6menasehatimu!”. Maka Hârûn ar-Rasyîd pun menjawab, “Wahai fulan, aku tidak sudi
7mendengar perkataanmu; sebab aku tidaklah lebih jahat daripada Fir’aun, dan engkaupun
8tidak lebih baik dari Mûsâ as. Sedangkan Allah ta’âlâ telah memerintahkan Mûsâ untuk
9bertutur dengan lemah lembut kepada Fir’aun!”.
10
11Sebagai umat muslim, salah satu kewajiban kita adalah berdakwah. Syaikhul ibnu
12Taimiyyah mengatakan: “Da’wah dalam mengajak seseorang agara beriman kepada Allah
13dan kepada apa yang dibawa oleh para Rasul-Nya dengan cara membenarkan apa yang
14mereka beritakan dan mentaati apa yang mereka perintahkan. Sedangkan meurut Syaikh
15Jum’ah Amin Abdul Aziz, “Da’wah adalah mengajak manusia –melalui perkataan dan
16perbuatan da’I kepada islam, menerapakan manhajnya, memeluk aqidahnya, dan
17melaksanakan syari’atnya.”
18
19Rasulullah SAW selalu mengajarkan agar seorang muslim menyeru pada jalan kebaikan
20dengan cara-cara yang baik, yang santun dan lemah lembut. Karena sikap lemah lembut
21memiliki dampak yang begitu besar dalam meluluhkan hati orang yang kita dakwahi,
22sehingga mudah menerima apa yang kita sampaikan. Sebaliknya, sikap kasar dan keras
23akan menjadikan orang lari dari kita dan enggan menerima nasehat yang disampaikan.
24
25Allah Ta’ala berfirman yang artinya:
26“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
27bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
28mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
29orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. An Nahl : 125).
30
31Banyak hal dari Rasulullah SAW yang dapat menjadi contoh bagaimana lembutnya beliau
32dalam berdakwah. Di antaranya adalah kisah seorang Arab Badui, yang datang dari
33sahabat Abu Hurairah RA:
34“Bahwa Abu Hurairah berkata, “Seorang ‘Arab badui berdiri dan kencing di masjid, lalu
35orang-orang ingin mengusirnya. Maka Nabi SAW pun bersabda kepada mereka:
36“Biarkanlah dia dan siramlah bekas kencingnya dengan setimba air, atau dengan
37seember air, sesungguhnya kalian diutus untuk memberi kemudahan dan tidak diutus
38untuk membuat kesulitan” (HR. Bukhari dan Muslim).
39
40Lihatlah kelembutan beliau, Nabi SAW tetap membiarkan Arab Badui tersebut
41menyelesaikan hajatnya, kemudian barulah beliau menyuruh para sahabat RA untuk
42membersihkan bekas air kencingnya. Kelembutan Nabi SAW ini bukan tanpa alas an. Jika
43Nabi SAW membiarkan orang-orang mengusirnya maka bisa jadi air kencing akan lebih
44banyak menyebar di lantai masjid dan Nabi memberikan uzur kepada Arab Badui tadi
45dikarenakan ketidak tahuannya. Islam adalah agama yang datang dengan berbagai
46kemudahan bukan kesulitan.
47
48Contoh lain dari sikap lembutnya Nabi SAW dalam berdakwah adalah menempatkan
49manusia sesuai kedudukannya, memberikan gelar atau julukan yang sesuai, ini sangatlah
50diperhatikan Rasulullah SAW. Ketika Rasulullah SAW menulis surat kepada Heraklius
51(Raja Romawi) beliau mengatakan ”kepada Heraklius pembesar negeri Rum”.
52
53Dua contoh di atas telah menjadi bukti bahwa kesuksesan dakwah dapat diperoleh dengan
54kelemah lembutan kepada objek dakwah. Kelembutan tidak akan menimbulkan
55permusuhan antara yang mendakwahkan dan yang didakwahkan. Permusuhan antara
56seseorang dengan musuhnya, akan berakibat orang tersebut tidak mau mengikuti
57kebenaran seperti musuhnya. Manusia apabila berselisih, maka dia akan selalu merasa
58berada di pihak yang benar dan lawannya berada di pihak yang salah. Padahal tidak
59mustahil bahwa di samping ada kesalahan pada musuhnya dia juga memiliki kebenaran.
60
61Selain itu kelembutan dalam berdakwah amat diperlukan dikarenakan tabiat manusia tidak
62ada yang pernah senang dan menginginkan kekerasan. Bahkan orang yang berdakwah
63dengan cara yang kasar, gegabah juga tak ingin jika diperlakukan dengan perilaku yang
64tidak menyenangkan. Maka hendaknya seseorang mendakwahi saudaranya dengan penuh
65kelembutan sebagaimana dirinya senang diperlakukan dengan lembut. Rasulullah SAW
66bersabda:
67“Hendaknya ia memberi kepada orang lain apa yang ia suka untuk diberikan padanya”
68(HR. Muslim).
69Praktek dari hadits ini, jika seseorang ingin berdakwah maka sepatutnya ia membayangkan
70bahwa dirinyalah yang akan menjadi objek dakwah. Tentunya ia akan senang jika
71mendapatkan nasihat dengan cara yang santun dan penuh kelembutan. Jika demikian maka
72berdakwalah dengan lembut.
73
74Selain itu pula, kondisi masyarakat kita banyak mengedepankan perasaan dibanding ilmu
75dan dalil. Maka ketika kondisi seperti ini, kelemah lembutan menjadi senjata ampuh dalam
76berdakwah agar apa yang disampaikan memberikan pengaruh kepada manusia. Syaikh
77Abdul Aziz bin Baz rahimahullah mengatakan: “Zaman ini adalah zaman lemah lembut,
78kesabaran dan hikmah, bukan masanya kekerasan, sebab kebanyakan manusia berada
79dalam kebodohan, dalam kelalaian, lebih banyak mengedepankan urusan dunia, maka
80diharuskan untuk banyak bersabar dan lemah lembut sehingga dakwah bisa tersebar dan
81sampai kepada manusia dan mereka menjadi mengerti, mudah-mudahan Allah
82memberikan hidayah-Nya kepada semua”.
83
84Dari pemaparan singkat ini, tak diragukan lagi bahwa kelembutan menjadikan dakwah
85Islam lebih mudah diterima. Ketika kelembutan telah menghiasi dakwah, maka dakwah
86Islam akan memberikan pengaruh pada hati kaum muslimin dan menghasilkan perubahan
87yang besar di masyarakat. Sungguh kelembutan tampak begitu remeh, namun pengaruhnya
88begitu besar. Jangan sampai dakwah yang mulia ini dikotori dengan kekerasan, ketergesa-
89gesaan yang akan berakibat penolakan atas sebuah kebenaran yang disampaikan.
90
91Sumber:
92https://muslim.or.id/27535-indahnya-kelembutan-dalam-dakwah.html
93http://tunasilmu.com/berlemah-lembutlah-dalam-berdakwah/
94Majmu’ Fatawa Syaikh Bin Baz, 8/376 dan 10/91

Anda mungkin juga menyukai