Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Tugas Praktik Kerja Lapangan Bidang
Penyelenggaraan Makanan Institusi di RSUD Doris Sylvanus
Palangka Raya
Disusun Oleh :
Rusnida Shopia
PO.62.31.3.18.229
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan industri jasa kesehatan yang melaksanakan pelayanan
kesehatan untuk diberikan kepada masyarakat mencakup pelayanan medik, pelayanan
penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan keperawatan. Pelayanan-pelayanan
tersebut dilaksanakan bagi pasien yang akan menjalani pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit baik melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan, dan unit rawat inap (Wardani,
2017).
Berdasarkan pedoman pelayanan gizi rumah sakit atau disingkat PGRS tahun
2013, pelayanan gizi rumah sakit meliputi 4 bagian yaitu asuhan gizi pasien rawat jalan,
asuhan gizi pasien rawat inap, penyelenggaraan makanan, penelitian dan pengembangan
gizi. Keempat kegiatan tersebut mencerminkan mutu pelayanan kesehatan pada rumah
sakit. Kesuksesan dari pelayanan gizi yang dilaksanakan tesebut tidak terlepas dari
berbagai faktor salah satunya adalah faktor petugas gizi dalam memberikan pelayanan
(Depkes RI, 2013).
Penyelenggaraan makanan sebagai salah satu sarana penunjang dalam pelayanan
kesehatan yang bertujuan untuk mencukupi kebutuhan pasien terhadap gizi seimbang.
Keberhasilan suatu penyelenggaraan makanan dapat digunakan sebagai indikator untuk
mengevaluasi kegiatan penyelenggaraan makanan di rumah sakit. Proses
penyelenggaraan makanan harus memperhatikan berbagai aspek antara lain perencanaan
menu, pengorganisasian pelayanan makanan, higienitas makanan dan peralatan sebagai
satu kesatuan bentuk pelayanan sehingga menghasilkan produk yang berkualitas (Depkes,
2013).
Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan yang di
mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen,
dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diit yang
tepat (Depkes RI, 2003). Penyelenggaraan makanan rumah sakit dilaksanakan agar
penderita yang dirawat dapat memperoleh makanan yang sesuai dengan kebutuhan
gizinya dan dapat mempercepat penyembuhan penyakit (Moehyi, 2002).
Daya terima makanan adalah kesanggupan seseorang untuk menghabiskan
makanan yang disajikan sesuai dengan kebutuhan (kurniah, 2010). Tolak ukur
keberhasilan penyelenggaraan makanan adalah makanan yang disajikan dapat diterima
dan makanan tersebut habis termakan tanpa meninggalkan sisa makanan. Daya terima
sendiri sebagai tolak ukur kepuasan pasien (Agustina F, 2016).
Pengembangan resep merupakan kegiatan untuk meningkatkan menu sehingga
lebih berkualitas dalam aspek rasa, aroma,penampilan dan nilai gizi dengan tetap
memperhatikan prinsip dasar dari resep awalnya. Selain itu, pengembangan resep
merupakan cara untuk menambah variasi menu bertujuan untuk meningkatkan daya
terima pasien terhadap menu yang disajikan (Irawati,2012).
Menurut Almatsier (2004) karakteristik dari diet jantung yaitu energi cukup,
protein cukup, lemak sedang dan rendah garam. Karakteristik tersebut sangat
mempengaruhi cita rasa dari makanan dengan diet jantung, Karakteristik diet jantung
menjadikan makanaan dengan diet jantung mempunyai cita rasa yang kurang baik.
Ikan patin merupakan salah satu menu untuk makanan untuk pasien diet jantung
di RSUD dr.Doris.Sylvanus Palangka Raya. Modifikasi dapat berupa menambah atau
mengubah teknik pengolahan, bumbu, maupun bahan dasar resep awal. Oleh karena itu,
dengan adanya pengembangan resep diharapkan dapat meningkatkan penampilam, rasa,
aroma, dan kandungan gizi terhadap resep awal sesuai dengan syarat dan prinsip diet.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memodifikasi resep ikan patin yang variatif untuk diet jantung
2. Tujuan Umum
a. Meningkatkan keanekaragaman masakan di Instalasi Gizi RSUD dr. Doris
Sylvanus
b. Mendapatkan data uji cita rasa dari menu yang telah di modifikasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Modifikasi Menu
1. Pengertian Modifikasi Menu
Mukrie dkk. (1990) menyatakan bahwa pada suatu institusi penyelenggaraan
makanan banyak, menu berarti rangkaian dari beberapa macam hidangan atau
masalah yang disajikan atau dihidangkan untuk seseorang atau kelompok setiap kali
makan, yaitu berupa hidangan makan pagi, siang dan malam hari. Selain itu menu
juga dapat diartikan sebagai daftar makanan yang umumnya diikuti dengan daftar
harganya Untuk menciptakan makanan yang bercitarasa tinggi, memenuhi syarat
kesehatan dan sanitasi diperlukan modifikasi terhadap menu yang telah ada.
Modifikasi menu bisa melalui pembuatan masakan (makanan) baru, yang masih
menggunakan bahan makanan yang sama sehingga tercipta menu yang lebih
bervariasi. Variasi dalam modifikasi menu merupakan upaya dalam penggunaan
bahan makanan atau bumbu suatu resep masakan. Selain tu, modifikasi bentuk dan
cara pengolahannya.
Bakri dkk (2018) menyatakan bahwa modifikasi menu dilakukan untuk
meningkatkan nilai gizi masakan, meningkatkan cita rasa dan mengurangi rasa bosan
atau jenuh konsumen yang dilayani sehingga akan berpengaruh pada daya terima.
Pada dasarnya modifikasi menu dan modifikasi resep antar daerah berbeda, sehingga
apabila diberikan untuk konsumen yang berbeda perlu dilakukan penyesuaian untuk
dapat diterima oleh konsumen yang mengonsumsinya
2. Daya Terima
Bakri dkk (2018) menyatakan bahwa modifikasi menu dilakukan untuk
meningkatkan nilai gizi masakan, meningkatkan cita rasa dan mengurangi rasa
bosan atau jenuh konsumen yang dilayani sehingga akan berpengaruh pada daya
terima. Pada dasarnya modifikasi menu dan modifikasi resep antar daerah
berbeda, sehingga apabila diberikan untuk konsumen yang berbeda perlu
dilakukan penyesuaian untuk dapat diterima oleh konsumen yang
mengonsumsinya.
Cara penentuan daya terima :
a. Uji hedonik
Uji hedonik merupakan suatu kegiatan pengujian yang dillakukan oleh
seorang atau beberapa orang panelis yang mana memiliki tujuan untuk
mengetahui tingkat kesukaan atau ketidaksukaan konsumen tersebut terhadap
suatu produk tentu. Panelis diminta tanggapan pribadinya tentang kesukaan
atau ketidaksukaan. Tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik contoh tingkat
tersebut adalah :
Sangat suka
Suka
Agak suka
Tidak suka
Uji hedonik paling sering digunakan untuk menilai komoditi sejenis
atau produk pengembangan secara 46 organoleptik. Jenis panelis yang
bisa digunakan untuk melakukan uji hedonik adalah panelis yang tidak
terlatih (Kartika, 1988)
2. Tujuan Diet
3. Syarat Diet
4. Prinsip Diet
5. Jenis Diet
6. Indikasi Pemberian
7. Makanan Yang Dianjurkan
8. Makanan Yang Tidak Dianjurkan
D. Ikan Patin
1. Definisi Ikan Patin
2. Kandungan Zat Gizi Ikan Patin
3. Manfaat Ikan Patin
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Nama Masakan
“ Nugget Ikan Patin Panggang”
B. Deskripsi
C. Pelaksanaan Penelitian
D. Sampel
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
A. Hasil
B. Pembahasan