Anda di halaman 1dari 5

BAB 6 BELA NEGARA DALAM KONTEKS NEGARA KESATUAN

REPUBLIK INDONESIA
1. HAKIKAT BELA NEGARA
1.1. MAKNA BELA NEGARA
1.1.1. ARTI BELA NEGARA
Arti bela negara yang sebenarnya adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari segala bentuk ancaman.
1.1.2. PEMBINAAN KESADARAN BELA NEGARA
Pembinaan kesadaran bela negara adalah segala usaha, tindakan dan kegiatan yang dilaksanakan dalam
rangka memberikan pengetahuan dan menumbuhkembangkan sikap dan perilaku warga negara yang
memiliki kecintaan kepada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila sebagai
ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta mempunyai kemampuan awal bela
negara baik psikis maupun fisik dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
1.1.3. TATA CARA PENYELENGGARAAN PERTAHANAN NEGARA OLEH TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI)
DAN KOMPONEN BANGSA LAINNYA
Tata cara tersebut diatur oleh UU No. 3 Tahun 2002 sebagai berikut :
1.1.3.1. Bangsa Indonesia berhak dan wajib membela serta mempertahankan kemerdekaan dan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan
1.1.3.2. Pembelaan negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya pertahanan negara
merupakan tanggung jawab dan kehormatan bagi setiap warga negara
1.1.3.3. Bangsa Indonesia cinta perdamaian, tetapi lebih cinta pada kemerdekaan dan kedaulatannya
1.1.3.4. Bangsa Indonesia menentang segala bentuk penjajahan dan menganut politik luar negeri yang
bebas aktif
1.1.3.5. Bentuk pertahanan negara bersifat semesta dalam arti melibatkan seluruh rakyat dan segenap
sumber daya nasional, sarana dan prasarana, serta seluruh wilayah negara sebagai satu
kesatuan pertahanan
1.1.3.6. Pertahanan negara disusun berdasarkan prinsip demokrasi, hak asasi manusia, kesejahteraan
umum, lingkungan hidup, kententuan hukum nasional, hukum internasional, kebiasaan
internasional, dan prinsip hidup berdampingan secara damai dengan memperhatikan kondisi
geografis Indonesia sebagai negara kepulauan
1.2. PERUNDANG-UNDANGAN YANG MENGATUR BELA NEGARA
Perundang-undangan yang mengatur bela negara terdapat dalam :
1.2.1. UUD NKRI TAHUN 1945
1.2.1.1. Pasal 27 ayat (3), yaitu “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”
1.2.1.2. Pasal 30 ayat (1), yaitu “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara”
1.2.1.3. Pasal 30 ayat (2), yaitu “Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”
1.2.2. KETETAPAN MPR
1.2.2.1. Ketetapan MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional
1.2.2.2. Ketetapan MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dengan
Kepolisian Negara Republik Indonesia
1.2.2.3. Ketetapan MPR No. VII Tahun 2000 tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan Peran
Kepolisian Negara Republik Indonesia
1.2.3. UNDANG-UNDANG
1.2.3.1. Undang-Undang No. 29 Tahun 1954 tentang Pertahanan Negara Republik Indonesia
1.2.3.2. Undang-Undang No. 1 Tahun 1988 tentang (1) Perubahan atas Undang-Undang Nomor 20 Tahun
1982 dan (2) tentang Ketentuan-Kententuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik
Indonesia
1.2.3.3. Undabg-Undang No. 56 Tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih
1.2.3.4. Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
1.2.3.5. Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisan Negara Republik Indonesia
1.2.3.6. Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia
1.3. BENTUK-BENTUK BELA NEGARA
Menurut Pasal 9 ayat (2) UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, keikutsertaan warga negara dalam
usaha pembelaan negara diselenggarakan melalui :
1.3.1. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air.
Kewajiban memuat pendidikan kewarganegaraan dalam kurikulum pendidikan dasar, menengah dan
tinggi merupakan wujud dari keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara dalam rangka
penyelenggaraan pertahanan negara
1.3.2. PELATIHAN DASAR KEMILITERAN
Salah contoh komponen warga negara yang mendapat pelatihan dasar militer adalah unsur mahasiswa
yang tersusun dalam organisasi resimen mahasiswa (menwa).
Dalam pelatihan dasar kemiliteran ini melatih/mendidik untuk memiliki dasar-dasar kemiliteran dan bisa
didayagunakan dalam kegiatan pembelaan terhadap negara
1.3.3. PENGABDIAN SEBAGAI PRAJURIT TNI
TNI merupakan komponen utama dalam kegiatan bela negara berdasarkan Pasal 10 ayat 3 UU Nomor 3
Tahun 2002. Dalam hal ini TNI berperan sebagai alat pertahanan negara adalah sangat penting dan
strategis karena TNI memiliki tugas untuk mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah,
melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa, melaksanakan operasi militer selain perang dan ikut
serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional
1.3.4. PENGABDIAN SESUAI DENGAN PROFESI MASING-MASING
Pengabdian sesuai profesi adalah pengabdian warga negara yang mempunyai profesi tertentu untuk
kepentingan pertahanan negara termasuk dalam menanggulangi dan/atau memperkecil akibat yang
ditimbulkan oleh perang, bencana alam, atau bencana lainnya, seperti polisi, tenaga medis, tim SAR,
petugas Palang Merah Indonesia (PMI), relawan, dan Pramuka

2. PERJUANGAN MEMPERTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA


Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Untuk mempertahankan kemerdekaan
tersebut maka Indonesia perlu melakukan bela negara dalam bentuk perjuangan secara fisik dan secara diplomasi.
2.1. PERJUANGAN FISIK
Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu maka Belanda muali menyerang Indonesia dengan membonceng
Sekutu yang datang ke Indonesia untuk mengurusi penyerahan Jepang kepada Sekutu. Dengan demikian
Indonesia perlu berjuang mempertahankan kemerdekaannya secara fisik sebagai berikut.
2.1.1. Pertempuran Lima Hari di Semarang
2.1.2. Pertempuran Surabaya 10 November 1945
2.1.3. Pertempuran Ambarawa
2.1.4. Pertempuran Medan Area
2.1.5. Bandung Lautan Api
2.1.6. Peristiwa Merah Putih di Manado
2.1.7. Puputan Margarana
2.2. PERJUANGAN DIPLOMASI
Perjuangan diplomasi dilakukan untuk meraih dukungan internasional terhadap kedaulatan Indonesia
sekaligus menarik dukungan internasional agar mendesak Belanda meninggalkan Indonesia.
Beberapa cara diplomasi dilakukan sebagai berikut :
2.2.1. Perjanjian Linggarjati
2.2.2. Perjanjian Renville
2.2.3. Perundingan Roem-Royen
2.2.4. Konferensi Meja Bundar

3. ANCAMAN TERHADAP KEUTUHAN NKRI


3.1. HAKIKAT ANCAMAN
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia,
pengertian ancaman adalah setiap upaya dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai
mengancam atau membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap
bangsa.
Ancaman dapat dibedakan berdasarkan jenis, sumber dan bentuk.
3.1.1. Ancaman berdasarkan jenis, yaitu sebagai berikut :
3.1.1.1. Ancaman Militer, baik bersenjata maupun tidak bersenjata, merupakan ancaman terhadap
ketahanan nasional suatu negara yang dilakukan lewat tindakan fisik. Ancaman militer berupa
agresi dan nonagresi baik berasal dari dalam maupun luar negeri.
3.1.1.2. Ancaman Nonmiliter merupakan ancaman terhadap ketahanan nasional suatu negara yang
dilakukan dalam tataran pemikiran, seperti Ipoleksosbud (Ideologi, politik,ekonomi, dan sosial-
budaya), teknologi dan keselamatan umum yang berasal dari dalam dan luar negeri
3.1.1.3. Ancaman hibrida merupakan penggabungan antara ancaman militer dan nonmiliter
3.1.2. Ancaman berdasarkan sumber sebagai berikut :
3.1.2.1. Ancaman dari dalam adalah segala ancaman terhadap ketahanan nasional yang berasal dari
dalam negeri
3.1.2.2. Ancaman dari luar negeri adalah segala bentuk ancaman terhadap ketahanan nasional yang
berasal dari luar negeri
3.1.3. Ancaman berdasarkan bentuk, yaitu sebagai berikut :
3.1.3.1. Ancaman nyata merupakan ancaman yang sering terjadi dan dihadapi setiap saat, baik berasal
dari dalam negeri maupun luar negeri, yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman nyata merupakan bentuk ancaman yang
menjadi prioritas dalam penangannya, melalui terorisme dan radikalisme, separatisme dan
pemberontakan bersenjata, bencana alam, pelanggaran wilayah perbatasan, bencana alam,
pelanggaran wilayah perbatasan, perompakan dan pencurian kekayaan alam, wabah penyakit,
serangan siber dan spionase, serta peredaran dan penyalahgunaan narkoba
3.1.3.2. Ancaman belum nyata merupakan ancaman dalam bentuk konflik terbuka atau perang
konvensional. Pihak yang berhadapan adalah kekuatan angkatan bersenjata kedua negara. Saat
ini dan ke depan, kemungkinan ancaman tersebut masih kecil terjadi terhadap Indonesia.
3.1.4. Ancaman berdasarkan bagian Penjelasan UU No. 34 tahun 2004 disebutkan ancaman dan gangguan
terhadap keutuhan bangsa dan negara, adalah antara lain sebagai berikut :
3.1.4.1. Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap kedaulatan negara,
keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa atau dalam bentuk dan cara-cara, antara lain
sebagai berikut :
3.1.4.1.1. Invasi berupa penggunaan kekuatan senjata
3.1.4.1.2. Bombardemen berupa penggunaan senjata lainnya
3.1.4.1.3. Blokade pelabuhan, pantai, wilayah udara, atau seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia
3.1.4.1.4. Serangan bersenjata negara lain terhadap unsur satuan darat, laut dan udara
3.1.4.1.5. Keberadaan atau tindakan unsur kekuatan bersenjata asing dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang bertentangan dengan ketentuan atau perjanjian
yang telah disepakati
3.1.4.1.6. Tindakan suatu negara yang mengijinkan penggunaan wilayahnya oleh negara lain
untuk melakukan agresi atau invasi terhadap Negara Kesatuan Republik
3.1.4.1.7. Pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran untuk melakukan tindakan
kekerasan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
3.1.4.1.8. Ancaman lain yang ditetapkan oleh Presiden
3.1.4.2. Pelanggaran Wilayah yang dilakukan oleh negara lain
3.1.4.3. Pembrontakan bersenjata, yaitu suatu gerakan bersenjata yang melawan pemerintah yang sah
3.1.4.4. Sabotase dari pihak tertentu untuk merusak instalasi penting dan obyek vital nasional
3.1.4.5. Spionase yang dilakukan oleh negara lain untuk mencari dan mendapatkan rahasia militer
3.1.4.6. Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh teroris internasional atau bekerja sama dengan teroris
dalam negeri atau oleh teroris dalam negeri
3.1.4.7. Ancaman keamanan di laut atau udara yurisdiksi nasional Indonesia, yang dilakukan pihak-pihak
tertendu, dapat berupa :
3.1.4.7.1. Pembajakan atau perompakan
3.1.4.7.2. Penyelundupan senjata, amunisi dan bahan peledak atau bahan lain yang dapat
membahayakan keselamatan bangsa, dan
3.1.4.7.3. Penangkapan ikan secara ilegal atau pencurian kekayaan di laut
3.1.4.8. Konflik komunal yang terjadi antar kelompok masyarakat yang dapat membahayakan
keselamatan bangsa
3.2. Ancaman di Bidang Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan
(Ipoleksosbudhankam)
3.2.1. Ideologi
Ancaman ini berupa upaya dari berbagai unsur radikalisme yang mencoba mengganti ideologi Pancasila
dengan ideologi-ideologi lain
3.2.2. Politik
Dari luar negeri, ancaman yang berdimensi politik dapat berupa tekanan politik dari negara lain terhadap
Indonesia. Misalnya, dengan melakukan intimadasi, provokasi, atau blokade politik
Dari dalam negeri, ancaman dapat berupa mobilisasi massa untuk menumbangkan suatu pemerintahan
yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah. Misalnya,
gerakan separatisme
3.2.3. Ekonomi
Dalam dimensi ekonomi dapat dikelompokkan menjadi ancaman internal dan ancaman eksternal.
Hal-hal yang termasuk ancaman internal adalah : inflasi pengangguran yang tinggi, infrastruktur yang
tidak memadai, penetapan sistem ekonomi yang belum jelas, ketimpangan distribusi pendapatan dan
ekonomi biaya tinggi.
Ada pun ancaman eksternal antara lain adalah indikator kinerja ekonomi yang buruk, daya saing rendah,
ketidaksiapan menghadapi era globalisasi dan tingkat dependensi yang cukup tinggi terhadap asing
3.2.4. Sosial Budaya
Ancaman dari dalam negeri berupa isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan ketidakadilan
yang dapat menjadi titik pangkal timbulnya permasalahan, seperti separatisme dan terorisme.
Ancaman dari luar negeri datang bersamaan dengan era globalisasi dengan penetrasi nilai-nilai budaya
dari luar negeri yang dapat mempengaruhi nilai-nilai Indonesia.
3.2.5. Pertahanan dan Keamanan
Ancaman pertahanan keamanan adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang
terorganisir yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah negara dan keselamatan segenab bangsa.
Ancaman pertahanan keamanan antara lain dapat berbentuk agresi, invasi, bombardemen, blokadi
wilayah, spionase dan sabotase.
Untuk menghadapi ancaman pertahanan keamanan ini, sistem pertahanan negara menempatkan
Tentara Nasional Indonesia sebagai komponen utama dengan didukung oleh komponen cadangan dan
komponen pendudukung.
3.3. Ancaman Globalisasi
Arti kata globalisasi adalah dunia yang sedemikian luas kini seperti kertas yang dilipat atau dibuat seolah-olah
menjadi kecil. Dunia yang luas dan dihuni berbagai suku bangsa seolah-olah hanya dimiliki oleh satu bangsa
saja yaitu bangsa atau warga dunia.
3.3.1. Ancaman Globalisasi dari Sisi Ekonomi
3.3.2. Ancaman Globalisasi dari Sisi Sosial dan Budaya
3.4. Ancaman Bergesernya Nilai-nilai Etika dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Contoh ancaman ini, misalnya berkurangnya penghargaan terhadap nilai budaya dan bahasa, nilai solidaritas
sosial, musyawarah mufakat, kekeluargaan, sopan-santun, kejujuran, rasa malu dan rasa cinta tanah air.
Kepentingan kelompok lebih diutamakan daripada kepentingan bersama.

4. SEMANGAT DAN KOMITMEN PERSATUAN DAN KESATUAN NASIONAL DALAM MENGISI DAN MEMPERTAHANKAN
NKRI
4.1. SEMANGAT DAN KOMITMEN PERSATUAN DAN KESATUAN NASIONAL DALAM MENGISI KEMERDEKAAN
Untuk mengisi kemerdekaan, generasi muda harus memiliki semangat nasionalisme dan patriotisme.
Nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri.
Masyarakat Indonesia menganut paham Nasionalisme secara luas, artinya mengagung-agung atau mencintai
bangsa sendiri tanpa merendahkan bangsa lain.
Patriotisme adalah sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan, yaitu sikap yang berani, pantang menyerah dan
rela berkorban demi bangsa dan negara. Pengorbanan tersebut dapat menyangkut pengorbanan harta benda
maupun jiwa raga.
Setiap orang , baik secara sendiri maupun bersama-sama, harus mengisi dan mempertahankan kemerdekaan
sesuai dengan kemampuan dan profesi masing-masing.
Saat ini, tindakan yang dapat dilakukan untuk mewujudkan rasa patriotisme yang didasari oleh rasa
nasionalisme antara lain adalah sebagai berikut :
4.1.1. Mematuhi berbagai peraturan yang ditetapkan pemerintah
4.1.2. Menjaga nama baik bangsa dan tanah air Indonesia
4.1.3. Mengikuti kegiatan pemilihan umum dengan baik
4.1.4. Memberi masukan kepada pemerintah terkait permasalahan yang terjadi di wilayah sekitar atau negara
4.1.5. Membayar pajak
4.1.6. Menciptakan kerukunan antar umat beragama
4.2. SEMANGAT DAN KOMITMEN PERSATUAN DAN KESATUAN NASIONAL DALAM MEMPERTAHANKAN NKRI
Masyarakat harus ikut berperan aktif untuk menjaga persatuan dan kesatuan nasional guna :
o mempertahankan NKRI
o mengatasi berbagai ancaman yang dapat :
 mengganggu dan
 membahayakan
kelangsungan hidup bangsa dan negara
Peran aktif masyarakat tersebut, khususnya berperan aktif dalam membangun integrasi nasional.
Peran aktif yang dapat dilakukan tersebut antara lain adalah :
4.2.1. Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya
4.2.2. Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan, kedaulatan negara
dan mempererat persatuan bangsa
4.2.3. Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang ada akan menjadi indah
jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan
bangsa
4.2.4. Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa persatuan dan
tanah air Indonesia, serta memiliki Pancasila, UUD NKRI Tahun 1945 dan Saka Merah Putih. Kebersamaan
dapat diwujudkan dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan UUD NKRI Tahun 1945
4.2.5. Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat mewujudkan persatuan dan
kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek sosial, yang menyangkut
kehidupan masyarakat
4.2.6. Menaati peraturan agar kehidupan berbangsa dan bernegara berjalan dengan tertib dan aman. Apabila
peraturan dilanggar, dapat terjadi kekacauan yang dapat menimbulkan perpecahan

Anda mungkin juga menyukai