REPUBLIK INDONESIA
1. HAKIKAT BELA NEGARA
1.1. MAKNA BELA NEGARA
1.1.1. ARTI BELA NEGARA
Arti bela negara yang sebenarnya adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari segala bentuk ancaman.
1.1.2. PEMBINAAN KESADARAN BELA NEGARA
Pembinaan kesadaran bela negara adalah segala usaha, tindakan dan kegiatan yang dilaksanakan dalam
rangka memberikan pengetahuan dan menumbuhkembangkan sikap dan perilaku warga negara yang
memiliki kecintaan kepada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila sebagai
ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta mempunyai kemampuan awal bela
negara baik psikis maupun fisik dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
1.1.3. TATA CARA PENYELENGGARAAN PERTAHANAN NEGARA OLEH TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI)
DAN KOMPONEN BANGSA LAINNYA
Tata cara tersebut diatur oleh UU No. 3 Tahun 2002 sebagai berikut :
1.1.3.1. Bangsa Indonesia berhak dan wajib membela serta mempertahankan kemerdekaan dan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan
1.1.3.2. Pembelaan negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya pertahanan negara
merupakan tanggung jawab dan kehormatan bagi setiap warga negara
1.1.3.3. Bangsa Indonesia cinta perdamaian, tetapi lebih cinta pada kemerdekaan dan kedaulatannya
1.1.3.4. Bangsa Indonesia menentang segala bentuk penjajahan dan menganut politik luar negeri yang
bebas aktif
1.1.3.5. Bentuk pertahanan negara bersifat semesta dalam arti melibatkan seluruh rakyat dan segenap
sumber daya nasional, sarana dan prasarana, serta seluruh wilayah negara sebagai satu
kesatuan pertahanan
1.1.3.6. Pertahanan negara disusun berdasarkan prinsip demokrasi, hak asasi manusia, kesejahteraan
umum, lingkungan hidup, kententuan hukum nasional, hukum internasional, kebiasaan
internasional, dan prinsip hidup berdampingan secara damai dengan memperhatikan kondisi
geografis Indonesia sebagai negara kepulauan
1.2. PERUNDANG-UNDANGAN YANG MENGATUR BELA NEGARA
Perundang-undangan yang mengatur bela negara terdapat dalam :
1.2.1. UUD NKRI TAHUN 1945
1.2.1.1. Pasal 27 ayat (3), yaitu “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”
1.2.1.2. Pasal 30 ayat (1), yaitu “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara”
1.2.1.3. Pasal 30 ayat (2), yaitu “Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”
1.2.2. KETETAPAN MPR
1.2.2.1. Ketetapan MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional
1.2.2.2. Ketetapan MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dengan
Kepolisian Negara Republik Indonesia
1.2.2.3. Ketetapan MPR No. VII Tahun 2000 tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan Peran
Kepolisian Negara Republik Indonesia
1.2.3. UNDANG-UNDANG
1.2.3.1. Undang-Undang No. 29 Tahun 1954 tentang Pertahanan Negara Republik Indonesia
1.2.3.2. Undang-Undang No. 1 Tahun 1988 tentang (1) Perubahan atas Undang-Undang Nomor 20 Tahun
1982 dan (2) tentang Ketentuan-Kententuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik
Indonesia
1.2.3.3. Undabg-Undang No. 56 Tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih
1.2.3.4. Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
1.2.3.5. Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisan Negara Republik Indonesia
1.2.3.6. Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia
1.3. BENTUK-BENTUK BELA NEGARA
Menurut Pasal 9 ayat (2) UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, keikutsertaan warga negara dalam
usaha pembelaan negara diselenggarakan melalui :
1.3.1. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air.
Kewajiban memuat pendidikan kewarganegaraan dalam kurikulum pendidikan dasar, menengah dan
tinggi merupakan wujud dari keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara dalam rangka
penyelenggaraan pertahanan negara
1.3.2. PELATIHAN DASAR KEMILITERAN
Salah contoh komponen warga negara yang mendapat pelatihan dasar militer adalah unsur mahasiswa
yang tersusun dalam organisasi resimen mahasiswa (menwa).
Dalam pelatihan dasar kemiliteran ini melatih/mendidik untuk memiliki dasar-dasar kemiliteran dan bisa
didayagunakan dalam kegiatan pembelaan terhadap negara
1.3.3. PENGABDIAN SEBAGAI PRAJURIT TNI
TNI merupakan komponen utama dalam kegiatan bela negara berdasarkan Pasal 10 ayat 3 UU Nomor 3
Tahun 2002. Dalam hal ini TNI berperan sebagai alat pertahanan negara adalah sangat penting dan
strategis karena TNI memiliki tugas untuk mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah,
melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa, melaksanakan operasi militer selain perang dan ikut
serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional
1.3.4. PENGABDIAN SESUAI DENGAN PROFESI MASING-MASING
Pengabdian sesuai profesi adalah pengabdian warga negara yang mempunyai profesi tertentu untuk
kepentingan pertahanan negara termasuk dalam menanggulangi dan/atau memperkecil akibat yang
ditimbulkan oleh perang, bencana alam, atau bencana lainnya, seperti polisi, tenaga medis, tim SAR,
petugas Palang Merah Indonesia (PMI), relawan, dan Pramuka
4. SEMANGAT DAN KOMITMEN PERSATUAN DAN KESATUAN NASIONAL DALAM MENGISI DAN MEMPERTAHANKAN
NKRI
4.1. SEMANGAT DAN KOMITMEN PERSATUAN DAN KESATUAN NASIONAL DALAM MENGISI KEMERDEKAAN
Untuk mengisi kemerdekaan, generasi muda harus memiliki semangat nasionalisme dan patriotisme.
Nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri.
Masyarakat Indonesia menganut paham Nasionalisme secara luas, artinya mengagung-agung atau mencintai
bangsa sendiri tanpa merendahkan bangsa lain.
Patriotisme adalah sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan, yaitu sikap yang berani, pantang menyerah dan
rela berkorban demi bangsa dan negara. Pengorbanan tersebut dapat menyangkut pengorbanan harta benda
maupun jiwa raga.
Setiap orang , baik secara sendiri maupun bersama-sama, harus mengisi dan mempertahankan kemerdekaan
sesuai dengan kemampuan dan profesi masing-masing.
Saat ini, tindakan yang dapat dilakukan untuk mewujudkan rasa patriotisme yang didasari oleh rasa
nasionalisme antara lain adalah sebagai berikut :
4.1.1. Mematuhi berbagai peraturan yang ditetapkan pemerintah
4.1.2. Menjaga nama baik bangsa dan tanah air Indonesia
4.1.3. Mengikuti kegiatan pemilihan umum dengan baik
4.1.4. Memberi masukan kepada pemerintah terkait permasalahan yang terjadi di wilayah sekitar atau negara
4.1.5. Membayar pajak
4.1.6. Menciptakan kerukunan antar umat beragama
4.2. SEMANGAT DAN KOMITMEN PERSATUAN DAN KESATUAN NASIONAL DALAM MEMPERTAHANKAN NKRI
Masyarakat harus ikut berperan aktif untuk menjaga persatuan dan kesatuan nasional guna :
o mempertahankan NKRI
o mengatasi berbagai ancaman yang dapat :
mengganggu dan
membahayakan
kelangsungan hidup bangsa dan negara
Peran aktif masyarakat tersebut, khususnya berperan aktif dalam membangun integrasi nasional.
Peran aktif yang dapat dilakukan tersebut antara lain adalah :
4.2.1. Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya
4.2.2. Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan, kedaulatan negara
dan mempererat persatuan bangsa
4.2.3. Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang ada akan menjadi indah
jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan
bangsa
4.2.4. Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa persatuan dan
tanah air Indonesia, serta memiliki Pancasila, UUD NKRI Tahun 1945 dan Saka Merah Putih. Kebersamaan
dapat diwujudkan dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan UUD NKRI Tahun 1945
4.2.5. Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat mewujudkan persatuan dan
kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek sosial, yang menyangkut
kehidupan masyarakat
4.2.6. Menaati peraturan agar kehidupan berbangsa dan bernegara berjalan dengan tertib dan aman. Apabila
peraturan dilanggar, dapat terjadi kekacauan yang dapat menimbulkan perpecahan