Anda di halaman 1dari 3

RESUME FARMAKOLOGI KARDIOVASKULAR

Hipertensi bekerja dengan cara menurunkan curah jantungnya dan lebih suka
jika menurunkan resistensi perifernya juga menurunkan volume darah. Selain tekanan
darah diturunkan melalui curah jantung dan resistensi perifer ada juga yang
mempengaruhi tekanan darah yakni sistem simpatis dan parasimpatis juga RAA
sistem Renin, Angiotensin, dan Aldosteron. Simpatis akan meningkatkan tekanan
darah atau meningkatkan curah jantung Parasimpatis sebaliknya, akan menurunkan
denyut jantung dan curah jantung akan turun sehingga tekanan darah juga akan turun.
1. 3 Cara menurunkan tekanan darah dan juga dengan obatnya :
1. Menurunkan curah jantung:
 Beta Bloker
 Metildopa
2. Menurunkan resistensi perifer (ungu)
 ALFA BLOKER
 BETA BLOKER
 Ca Bloker
 ACE inhibitor
 ARB ( Angiotensin Reseptor Blocker)
3. Menurunkan volume darah (merah)
 Diuretik
2. Klasifikasi Obat Anti-Hipertensi
A. Strategi pengobatan hipertensi :
o Menurunkan volume darah : Diuretik
o Menghambat Efek simpatis (simpatoplegik)
o Menurunkan tonus otot polos vascular (vasodilator)
o Menghambat efek angiotensin (Angiotensin antagonis)
B. Terapi Farmakologi Hipertensi
o dimulai bila pada pasien hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami
penurunan tekanan darah setelah > 6 bulan menjalani pola hidup sehat
dan pada pasien dengan hipertensi derajat ≥ 2.
o Bila memungkinkan, berikan obat dosis tunggal
o Berikan obat generic (non-paten) bila sesuai dan dapat mengurangi biaya
o Berikan obat pada pasien usia lanjut seperti pada usia 55 – 80 tahun,
dengan memperhatikan faktor komorbid
o Jangan mengkombinasikan angiotensin converting enzyme inhibitor
(ACE-i) dengan angiotensin II receptor blockers (ARBs)
o Berikan edukasi yang menyeluruh kepada pasien mengenai terapi
farmakologi
o Lakukan pemantauan efek samping obat secara teratur.
C. Alfa blocker
o Selektif menghambat reseptor Alfa 1 di pembuluh darah
o Menurunkan RP
o Indikasi : hipertensi sedang, BPH
o Contoh obat : Prazosin, tera zosin
o E/S hipotensi ortostatik terutama pada 90 menit dosis awal
o Alfa bloker meningkatkan risiko gagal jantung, karena akibat efeknya
pada RP  peningkatan reflex HR dan aktivitas renin
o jarang digunakan sebagai monoterapi
3. ANGIOTENSIN ANTAGONIS
A. ACE Inhibitor
ACE Inhibitor : captopril, Ramipril,enalapril, Lisinopril.
Efek samping : dry cough, dysgeusia, rashes
Kontra indikasi : pada kehamilan , penurunan GFR, peningkatan serum
kreatinin
B. Angiotensin receptor blocker (ARB)
Valsartan, losartan, candesartan  E/S hyperkalemia
4. Beta Blocker
 Mekanisme kerja: ikatan dengan reseptor beta mencegah akumulasi cAMP
↓ PKA  ↓ masuknya Ca ke dalam sel miokard  ↓ HR  ↓ kontraksi
miokard
 Di ginjal : antagonis reseptor β di ginjal  ↓ release renin  ↓ Resistensi
perifer
 reduce mortality after a myocardial infarction and some also reduce
mortality in patients with heart failure;
 Selective β1 dipilih untuk px hipertensi dg riwayat asma misal : atenolol,
metoprolol
 Propranolol  tidak selective
 Nebivolol  newer β1 blocker  memiliki efek ↑ NO  efek vasodilatasi
(untuk kasus angina)
 Labetalol dan carvedilol  both α dan β blocker  efek di vascular juga 
kasus krisis hipertensi
 E/S : hipotensi, BBB, bradikardi, sexual dysfunction, malaise, mask symptom
hipoglikemia (tremor, palpitasi), ↑ kadar kolesterol, ↑ risiko diabetes
5. CCB (Calcium Channel Blocker)
o Dihidropiridin ( amlodipine, felodipine, isradipine, nicardipine, nifedipine)
o No cardiac effects (“Vasoselective Ca++ antagonists”)
o Vascular acting dihydropyridine  hambat influx Ca ke dalam sel otot polos
vascular  ↓ resistensi perifer
o Non dihidropiridin ( verapamil dan diltiazem)
o Myocardial specific : verapamil dan diltiazem, menghambat influx Ca ke
dalam sel miokard  bradikardia, ↓ kontraksi miokard, ↓ konduksi, ↓CO
o E/S : bradikardi, cardiodepressan, konstipasi
6. DIURETIK
• Contoh obat : Thiazide dan loop diuretic (furosemide)
• MOA : thiazide  di TC distal, me ↑ ekskresi Na  ↓ blood volume, ↓
rigiditas tonus otot polos vascular  vasodilatasi
• Menurunkan TD dengan cara menurunkan volume darah
• Thiazide First line antihypertensive for most patient,
• Tidak boleh pada px hipertensi dengan gagal ginjal, diabetes,
hiperlipidemia
 Pada kondisi tersebut bisa dipilih furosemide
• Efek samping :
• hypokalemia (takikardi ventricular) hati2 pada kombinasi dg
digitalis  aritmia kronis
• disfungsi ereksi, gout, hypercalcemia, toleransi glukosa.
• Lazim dikombinasi dengan OAH lain karena meminimalkan retensi Na dan air
pada pemakaian vasodilator lain dan obat simpatolitik

Anda mungkin juga menyukai