Anda di halaman 1dari 14

RINGKASAN

Keberhasilan dalam proses belajar peserta didik sangat ditentukan oleh


kemampuan belajarnya. Keberhasilan belajar yang baik akan dapat diraih apabila
ada keinginan untuk belajar. Keinginan itu akan muncul dengan adanya
dorongan (motivasi) baik dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa
tersebut. Motivasi belajar bagi siswa adalah salah satu faktor yang diduga
sebagai penentu dalam mencapai tujuan pembelajaran, sehingga semakin besar
motivasinya kemungkinan akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Pernyataan
tersebut juga disampaikan Uno (2011:23), bahwa motivasi belajar adalah
dorongan baik dari diri maupun dari luar siswa yang sedang belajar untuk
mengadakan perubahan tingkah laku. Motivasi merupakan salah satu komponen
yang amat penting dalam pembelajaran dan merupakan sesuatu yang sulit diukur.
Kemauan untuk belajar merupakan hasil dari berbagai faktor, yaitu kepribadian,
kebiasaan, dan karak-teristik belajar siswa. Untuk membantu menarik minat dan
perhatian siswa, guru dapat menggunakan berbagai cara seperti cara belajar yang
baik, alat peraga yang cukup, intonasi yang tepat dan humor mungkin juga
menggunakan contoh yang tepat dan sebagainya. Jadi jelaslah bahwa sebagai guru
harus memotivasi siswa dan harus banyak mencari cara dan alternatif-alternatif
yang dapat menarik minat siswa dalam mengikuti pelajaran. Oleh karena itu, akan
sangat efektif jika guru dan segenap yang mempengaruhi motivasi dan minat
belajar siswa bekerja sama dengan baik agar tercapainya tujuan belajar yang
efektif dan efisien. Dalam melaksanakan pembelajaran aktif pada mata pelajaran
bahasa Indonesia, siswa sebaiknya lebih banyak mengalami dan mencari
sendiri pengetahuannya. Pengetahuan tersebut didapatkan dengan membaca atau
bertanya pada guru. Oleh karena itu, siswa harus memiliki motivasi belajar yang
tinggi untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang diharapkan.

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Mengingat pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan
bangsa maka sudah seyogyanya aspek ini menjadi perhatian pemerintah dalam
rangka peningkatan sumberdaya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, perlu
disadari bahwa untuk menjadikan pendidikan sebagai motor penggerak dan
penopang proses pembangunan sangat di tentukan oleh relevan tidaknya program
yang sedang diupayakan. Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku
dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik.
Faktor-faktor penting yang sangat erat hubungannya dengan proses belajar ialah
kematangan, penyesuaian diri, menghafal atau mengingat, pengertian, berfikir,
dan latihan. Masalah belajar menggambarkan kualitas pendidikan di negara kita
secara umum. Faktor di sekolah dan dedikasi guru terhadap hasil belajar anak,
lingkungan keluarga, dan dorongan orangtua merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa. Akan tetapi, yang lebih penting ialah faktor
yang ada dalam diri anak itu sendiri yakni dorongan yang kuat yang disertai
dengan adanya perasaan, kemauan keras, serta keinginan, untuk meningkatkan
hasil belajar maka kita sering mengenalnya dengan istilah minat. Secara psikologi,
minat dan motivasi sangat berpengaruh sekali dalam diri seorang siswa untuk
mencapai sesuatu yang diinginkan oleh siswa itu sendiri. Dengan adanya minat
serta motivasi seorang siswa akan mempunyai semangat yang kuat pula agar
segala yang diinginkan dapat terwujud.
Di lapangan, masih ada siswa yang tidak naik kelas dan tidak mengikuti
program remedial yang diselenggarakan pihak sekolah pada pelajaran bahasa
Indonesia. Kondisi ini berpengaruh terhadap sikap dan motivasi belajar siswa,
khususnya pada pelajaran bahasa Indonesia bahkan. Oleh karena itu, perlu
dianalisis kontribusi sikap dan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran bahasa
Indonesia yang berkaitan dengan hasil belajar. Sikap dan motivasi belajar siswa
terhadap pelajaran bahasa Indonesia perlu diketahui, mengingat pelajaran bahasa
Indonesia merupa-kan salah satu pelajaran yang diuji pada Ujian Nasional (UN)

2
maupun ketika mengikuti berbagai tes seperti tes masuk perguruan tinggi maupun
berbagai instansi pemerintah dan swasta. Jika sikap dan motivasi belajar siswa
terhadap pelajaran bahasa Indonesia rendah, maka perlu dilakukan pembinaan dan
peningka-tan sikap dan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran bahasa
Indonesia. Iskandar (2009:180) menjelas-kan bahwa motivasi belajar memberi-
kan rangsangan dan semangat dalam belajar sehingga dapat memengaruhi
kegiatan dan ketercapaian belajar siswa. Seseorang bisa bersemangat dalam
belajar karena ada motivasi atau dorongan untuk belajar. Doro-ngan tersebut
membangkitkan sema-ngat seseorang atau siswa untuk melakukan aktivitas
belajar yang lebih optimal sehingga dapat mencapai maupun mempertahankan
hasil belajarnya. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil belajar yang optimal,
maka motivasi belajar harus dijaga. Berkaitan dengan bahasa Indonesia, motivasi
belajar adalah suatu dorongan (motif) dan harapan yang mengarahkan siswa
belajar untuk memeroleh hasil belajar bahasa Indonesia yang diharapkan. Selain
motivasi, adanya minat siswa dalam mengolah dan mengerjakan soal bahasa
Indonesia menjadi penyebab rendahnya hasil belajar bahasa Indonesia. Banyak
siswa merasa jenuh, bosan dan bahkan menganggap pelajaran bahasa Indonesia
pelajaran yang gampang jadi tidak terlalu mendapat perhatian khusus bagi siswa
dalam pengerjaannya. Mereka cenderung merasa malas untuk membaca soal yang
lebih banyak informasi dan bacaan tersebut. Siswa juga beranggapan bahwa
bahasa Indonesia merupakan bahasa mereka dari kecil jadi mereka merasa mampu
dan kurang motivasi untuk mengikuti pelajaran bahasa Indonesia yang tanpa
mereka sadari akhirnya membawa mereka mendapatkan nilai yang tidak
maksimal. Dalam mengerjakan atau mengikuti pelajaran bahasa Indonesia, siswa
kurang motivasi hingga kurang juga mempergunakan intelegensi dan kreativitas
yang mereka miliki untuk memahami bentuk pelajaran bahasa Indonesian yang
beragam. Penelitian ini meninjau sudah sejauh mana seorang guru terutama dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia mampu memotivasi siswa sehingga
meningkatkan kualitas belajar siswa tersebut.

3
B. Tujuan dan Manfaat
Penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Kutalimbaru bertujuan untuk
melihat serta mengamati minat belajar siswa terkhusus pada mata pelajaran
bahasa Indonesia, mengetahui kendala atau kesulitan yang dialami siswa pada
mata pelajaran bahasa Indonesia, dan untuk mengetahui seberapa besar motivasi
serta minat siswa terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini juga
bermanfaat untuk orangtua sebagai bahan acuan dalam memberikan arahan
kepada anaknya agar terus memiliki minat serta motivasi dalam belajar, untuk
pihak sekolah diharapkan mampu memperbaiki sarana dan prasarana dalam
menunjang proses pembelajaran sehingga akan timbul minat dalam diri siswa
dalam belajar, untuk guru dapat dijadikan refleksi bahwa dalam memberikan
pembelajaran bukan hanya sebatas memberikan materi penting saja namun guru
juga harus menjadi suri tauladan agar siswa tetap memiliki minat dan termotivasi
dalam belajar,.

4
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN/GAMBARAN UMUM

Salah satu faktor yang mempengaruhi belajar adalah perilaku non-kognitif.


Perilaku nonkognitif yang dimaksudkan itu adalah minat. Selain itu, minat juga
merupakan salah satu aspek psikis manusia yang dapat mendorongnya untuk
mencapai tujuan. Menurut Arthur (1963), minat sebagai perasaan suka yang
berhubungan dengan suatu reaksi terhadap suatu yang khusus atau situasi tertentu.
Thorndike dan Elizabeth, (1977), merumuskan minat sebagai kecenderungan yang
berkenaan dengan partisipan dan mencari pilihan yang disukai dalam aktivitas-
aktivitasnya.Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu objek, cenderung
untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap objek tersebut. Jadi, jika
dikaitkan dengan pembelajaran, faktor minat mungkin dapat mempengaruhi hasil
belajar seseorang. Seiring dengan pengalaman belajar yang menimbulkan
kebahagiaan, minat anak akan terus tumbuh. Apabila anak memperoleh
keterikatan kepada kegiatan-kegiatan dari pelajaran yang dialaminya, ia akan
merasa senang. Oleh karena itu, minat terhadap mata pelajaran harus ditimbulkan
di dalam diri anak, sehingga anak terdorong untuk mempelajari berbagai ilmu
yang ada di kurikulum sekolah. Menurut Gagne dan Berliner (1984), anak dengan
minat dalam suatu mata pelajaran cenderung untuk memberikan perhatiannya.
Mereka merasakan adanya perbedaan antara pelajaran satu dengan pelajaran
lainnya. Perbedaan yang dirasakan adalah belajar dengan penuh kesadaran, belajar
dengan gembira, perhatian tinggi, belajar dengan keras dan memperoleh kepuasan
yang tinggi.
Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan untuk mengerjakan tugas dengan
sebaik-baiknya dengan mengacu kepada standar keunggulan. (Djaali, 2008).
Untuk itu motivasi perlu dimiliki oleh setiap siswa. Siswa yang motivasi tinggi;
memiliki inisiatif untuk melakukan kegiatan berprestasi, bekerja dengan intensitas
tinggi, sabar dalam menghadapi kegagalan dan memilih tugas yang taraf
kesulitannya sedang. Siswa yang mengandalkan usaha dan kemampuan untuk
mencapai tujuan maka dia akan bangga dengan keberhasilannya. Rasa
penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri ini meningkatkan keinginan mereka

5
berinisiatif pada langkah-langkah berprestasi berikutnya, dan cenderung ingin
melanjutkan hal yang berharga ini, sedangkan siswa yang memiliki motivasi
rendah karena mengandalkan faktor eksternal daripada internal maka harga diri
mereka tidak tinggi dan tidak memiliki inisiatif untuk berprestasi. Siswa dengan
motivasi tinggi dapat mengatasi kemungkinan lebih berhasil pada tugas
berikutnya dengan merencanakan usaha yang lebih keras, sedangkan siswa yang
motivasi rendah karena menganggap sukses berasal dari keberuntungan dan gagal
karena ketidakmampuan, maka mereka hanya berpandangan bahwa kegagalan
demi kegagalan yang akan diperolehnya pada tugas berikutnya. Hal ini
mengakibatkan usaha mereka untuk berprestasi semakin menurun.
Dalam proses pendidikan, prestasi dapat diartikan sebagai hasil proses belajar
mengajar yakni penguasaan, perubahan emosional atau perubahan tingkah laku.
Dalam penelitian ini, istilah prestasi yang dimaksud adalah hasil belajar yang
dicapai siswa yang merupakan hasil dari proses pembelajaran dan dapat diukur
dengan alat atau tes tertentu. Belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat
luas yakni untuk bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah tercapai oleh
siswa, misalnya tugas-tugas pekerjaan rumah, ulangan harian, tes lisan yang
dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir semester dan sebagainya.
Dalam penelitian ini, disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah tingkat
kemampuan aktual yang dapat diukur, berupa penguasaan ilmu pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang dicapai oleh siswa sebagai hasil dari apa yang
dipelajarinya.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penlitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field ressearch) yakni
pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti guna mendapatkan data yang
relevan. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode penelitian teknik observasi menggunakan instrumen angket
tertutup disertai dengan 22 butir pertanyaan tentang motivasi siswa terhadap
pelajaran dan 23 butir pertanyaan tentang monat siswa terhadap pelajaran
berbentuk skala Likert mengenai persepsi 30 orang siswa sebagai responden.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kutalimbaru, tepatnya di
ruang X IPA 1. Sekolah ini berada di Jalan Pendidikan Pasar IV Desa Sukarende,
Kecamatan Kutalimbaru. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 April 2017.

C. Proses/Langkah penelitian
Proses yang kami jalani dalam melakukan penelitian ini ,sebagai berikut:
a. Menentukan tema
b. Membuat angket
c. Menentukan sekolah menengah pertama yang akan menjadi tempat
penelittian.
d. Mendatangi sekolah yang telah ditentukan dan membagikan angket
kepada siswa kelas X IPA 1 disekolah itu.
e. Menghitung persentasi suara dari angket yang telah dibagikan.
f. Membuat makalah hasil penelitian yang telah dilakukan.

7
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah
Metode Angket (Kuesioner). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada
responden untuk di jawabnya. Kuesioner yang digunakan oleh peneliti sebagai
instrumen penelitian, metode yang digunakan adalah dengan kuesioner tertutup.
Instrument kuesioner harus diukur validitas dan reabilitas datanya sehingga
penelitian tersebut menghasilkan data yang valid dan reliable. Instrumen yang
valid berarti instrument tersebut dapat dipergunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur, sedangkan instrument yang reliable adalah instrumen yang
apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan
menghasilkan data yang sama pula. Jawaban responden berupa empat pilihan
alternatif yang ada, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, ragu-ragu, setuju,
sangat setuju.

8
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Pengaruh Minat Belajar Siswa dan Persepsi Atas Upaya Guru dalam Memotivasi
Belajar Siswa secara Bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia.
Minat belajar siswa dan persepsi atas upaya guru dalam memotivasi belajar siswa
secara bersama-sama terhadap prestasi belajar bahasa Indonesia tergolong sedang.
Tingkat minat belajar siswa dan persepsi atas upaya guru dalam memotivasi
belajar siswa terhadap prestasi belajar bahasa Indonesia siswa signifikan. Kondisi
pengaruh minat belajar siswa dan persepsi atas upaya guru dalam memotivasi
belajar siswa terhadap prestasi belajar bahasa Indonesia siswa tercermin melalui
adanya kecenderungan minat belajar siswa yang berbanding lurus dalam
memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar bahasa Indonesia siswa. Hal ini
menandakan bahwa minat dan motivasi belajar dalam kegiatan belajar
memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar yang dimiliki siswa kelas X IPA
1 SMA Negeri 1 Kutalimbaru. Hal tersebut terjadi dapat disebabkan oleh proses
pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas telah
menekankan pada aspek motivasi siswa dan minat belajar. Dalam pembelajaran
bahasa Indonesia dibutuhkan adanya minat siswa sendiri hingga mereka dengan
sendirinya menyukai dan mengikuti pelajaran dengan senang dan mendapatkan
prestasi belajar yang baik. Hasil penelitian ini menyiratkan peran guru bahasa
Indonesia untuk memberikan perhatian pada minat dan motivasi belajar siswa
karena guru merupakan ujung tombak dalam proses siswa mendapatkan prestasi
belajar yang baik.

9
Pengaruh Minat Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia

Minat belajar siswa yang dimiliki siswa dalam kegiatan belajar memberikan
pengaruh yang cukup terhadap prestasi belajar bahasa Indonesia yang dimiliki
siswa. Tingkat pengaruh minat belajar siswa terhadap prestasi belajar bahasa
Indonesia tergolong signifikan. Kondisi ini terjadi karena siswa memiliki minat
yang baik terhadap pelajaran bahasa Indonesia maka prestasi belajarnya juga akan
baik. Peran gurulah yang diharapkan agar siswa terus memiliki minat yang baik
terhadap pelajaran bahasa Indonesia yang masih sering dipandang mudah oleh
sebagian siswa karena mereka menganggap menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa sehari–harinya, karena itu guru harus terus menumbuhkan minat
siswa dengan berbagai metode belajar yang bervariatif sehingga siswa memiliki
minat yang baik dan akhirnya memperoleh prestasi belajar yang baik. Persepsi
atas upaya guru dalam memotivasi belajar siswa memberikan pengaruh yang
cukup baik terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini terjadi karena semakin baik
upaya guru dalam memotivasi siswa, maka akan semakin baik pula prestasi
belajarnya. Untuk memperoleh prestasi belajar yanga baik dalam pendidikan,
maka siswa yang ingin memperoleh prestasi belajar yang baik akan berusaha
untuk meningkatkan kemampuannya dengan sungguhsungguh sebagai rasa
tanggung jawabnya. Namun bila menemukan kesulitan dalam belajar, maka
mereka akan berusaha dengan segala kemampuan yang dimiliki untuk mengatasi
kesulitan tersebut. Tugas guru sebagai motivatorlah yang dapat membangkitkan
motivasi siswa sehingga siswa menjadi bersemangat mengikuti pelajaran dan
akhirnya mendapatkan prestasi belajar yang baik juga.

10
B. Kekuatan penelitian:
1. Angket apat dibagikan secara serentak kepada responden.
2. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing
menurut waktu senggang responden.
3. Angket yang diberikan tidak memerlukan identitas responden (anonim)
sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab.
4. Butir pertanyaan dalam angket dapat disesuaikan dan memiliki standar yang
sama sehingga semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar
sama.
5. Penelitian yang menggunakan teknik pengumpulan data (angket) memiliki
empat alternatif jawaban sehingga responden memiliki kerangka berpikir
yang lebih luas dalam memberikan jawabannya.

C. Kelemahan penelitian:
1. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang
terlewati tidak terjawab, padahal sukar diulangi diberikan kembali padanya.
2. Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden sengaja memberikan
jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
3. Saat pengisian angket, ada beberapa responden yang malas untuk membaca
butir pertanyaan sehingga memilih untuk melihat jawaban temannya.
4. Ada beberapa responden menjawab tidak berdasarkan pemikirannya, hanya
asal menjawab saja.
5. Responden tidak dengan serentak dalam pengembalian angket.

11
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Minat dan motivasi belajar berkontribusi dengan hasil belajar bahasa
Indonesia, namun demikian masih ada variabel-veriabel lain yang dapat
memengaruhi hasil belajar siswa yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut, ditemukan beberapa fakta
yang terjadi di dalam kelas saat proses belajar mengajar berlangsung. Pertama,
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar terhadap hasil
belajar bahasa Indonesia. Kedua terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara motivasi belajar terhadap hasil belajar bahasa Indonesia. Ketiga, terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dan motivasi belajar
terhadap hasil belajar bahasa Indonesia. Variabel minat dan motivasi belajar baik
secara bersama-sama maupun antar masing-masing variabel tetap memberikan
kontribusi yang positif terhadap hasil belajar bahasa Indonesia. Oleh karena itu,
untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan
meningkatkan minat dan motivasi belajar. Berdasarkan penelitian yang
dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kutalimbaru, Kecamatan Pancur Batu,
menggunakan 30 responden dengan teknik angket, bahwasanya guru Bahasa
Inonesia bernama Elprida Sembiring mampu memberikan motivasi belajar yang
baik sehingga semakin bertambahnya minat peserta didik dalam belajar khususnya
pada mata pelajaran bahasa Indonesia dan setelah itu terciptalah suasana belajar
sesuai dengan yang diinginkan. Menurut data berbentuk angket yang sudah
diolah, persentasi belum mencapai 100% tapi sudah merujuk pada angka yang
signifikan. Dari hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa guru bernama Elprida
Sembiring yang berstatus guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Kutalimbaru
sudah memiliki kinerja yang sebagai seorang pendidik karna dalam proses belajar
yang tercipta di dalam kelas menunjukkan hubungan timbal balik antara minat dan
motivasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran bahasa Indonesia yang sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran bahasa
Indonesia.

12
B. SARAN
Guru bahasa Indonsia hendaknya terus memotivasi siswa agar menyenangi
pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode yang beragam, dapat
menarik minat siswa dan memberikan sikap yang baik terhadap pelajaran bahasa
Indonesia. Selanjutnya dalam proses pembelajaran, guru harus menyampaikan
materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran, mem-bimbing,
mengarahkan, dan berusaha membantu siswa dalam belajar, serta berusaha
menciptakan hubungan so-sial yang baik antara anak dengan anak, antara anak
dengan guru dan yang lainnya. Guru juga hendaknya bekerja sama dengan guru
seprofesi atau guru BK untuk mengamati sikap dan motivasi belajar siswa, baik
se-cara langsung maupun melalui instru-men pengamatan (angket). Siswa
hendaknya lebih menumbuhkan minat dan rasa ketertarikan terhadap pelajaran
bahasa Indonesia. Civitas akademika sebagai pembelajar tingkat tinggi hendaknya
selalu memberikan minat dan motivasi agar para pelajar senang dan berminat
mengikuti pelajaran bahasa Indonesia dan mendapatkan prestasi belajar yang baik.
Rasa bangga berbahasa Indonesia hendaknya ditanamkan kepada siswa melalui
kegiatan yang mendidik serta menghibur. Para siswa diharapkan untuk dapat
menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar yang berasal dari dalam diri
dengan cara mengemas materi pelajaran ke dalam dunia yang disenangi, sehingga
belajar menjadi hal yang menyenangkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arthur. (1963). Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Pusaka Kemajuan Studi.

Barbirin, Raminah. (1990). Psikologi Belajar. Bandung: Tarsito.

Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Djamarah.

Gagne dan Berliner. (1984). Strategi Belajar. Jakarta: Wijaya.

Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan: Sebuah Orientasi Baru. Ciputat: GP Press.

Slameto. (2003). Belajar dan Fakta yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Thorndike dan Elizabeth. (1997). Bimbingan dan Konseling Individu. Jakarta: Gramedia.

Winkel, WS. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar.

Jakarta: Gramedia.

14

Anda mungkin juga menyukai