PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak selaku lembaga yang menyediakan jasa
keuangan bagi nasabahnya, dimana pada umumnya lembaga ini diatur oleh regulasi keuangan dari
pemerintah. Bentuk umum dari lembaga keuangan ini adalah termasuk perbankan, building society
(sejenis koperasi di Inggris), pialang saham, aset manajemen, modal ventura, koperasi, asuransi,
dana pensiun, dan bisnis serupa lainnya.
Di Indonesia lembaga keuangan ini dibagi kedalam 2 kelompok yaitu lembaga keuangan bank dan
lembaga keuangan non bank (asuransi, pegadaian, dana pensiun, reksa dana, dan bursa efek).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan lembaga keuangan bank dan non bank dan bagaimana
persamaannya?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui persamaan dan perbedaan antara lembaga keuangan bank dan non bank.
BAB II
PEMBAHASAN
Lembaga keuangan (financial institution) dapat didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang aset
utamanya berbentuk aset keuangan (financial assets) maupun tagihan (claims) yang dapat berupa
saham (stocks), obligasi (bonds) dan pinjaman (loans), daripada berupa aktiva riil misalnya
bangunan, perlengkapan dan bahan baku.
Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan, yang dimaksud
dengan lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan-kegiatan di bidang keuangan
menarik uang dari masyarakat dan menyalurkan uang tersebut kembali ke masyarakat.[1]
Lembaga keuangan menyalurkan kredit kepada nasabah atau menginvestasikan dananya dalam
surat berharga di pasar keuangan (financial market). lembaga keuangan juga menawarkan
bermacam–macam jasa keuangan mulai dan perlindungan asuransi, menjual program pensiun
sampai dengan penyimpanan barang-barang berharga dan penyediaan suatu mekanisme untuk
pemhayaran dana dan transfer dana.
a. Bank Sentral
Merupakan bank yang bertugas mengatur perbankan dan keuangan melalui kebijakan moneter.
Bank sentral merupakan bank pemerintah yang melaksanakan kebijakan perbankan yang ditetapkan
oleh pemerintah. Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan Undang-undang Nomor 13
tahun 1968. Bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh bank yang ada di Indonesia.
Bank sentral yang mempunyai kebijaksanaan moneter dalam arti luas bertujuan untuk melakukan
pengendalian atas jumlah uang yang beredar, pengendalian tingkat bunga dan tingkat inflasi serta
perbaikan pendapatan nasional.
b. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan
bank umum secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga fungsi utama yaitu:[2]
1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan produk-produk
pendanaan lainnya yang diperbolehkan.
Bank dapat menyalurkan dananya dalam bentuk kredit/pembiayaan serta dalam bentuk
penempatan dana lainnya.
Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud Bank Perkreditan
Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan
dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang
melayani masyarakat di wilayah pedesaan atau kecamatan. Pada dasarnya, BPR sama dengan bank
umum, namun aspek layanannya tidak seluas bank umum. Misalnya, BPR tidak boleh melayani giro
dan kliring.
Pasar modal merupakan pasar tempat pertemuan dan melakukan transaksi antara
para pencari dana(emiten) dan penanam modal (investor). Dalam pasar modal yang
diperjualbelikan adalah efek-efek seperti saham dan obligasi dimana jika diukur dari
waktunya modal yang diperjualbelikan merupakan modal jangka panjang.
b. Pasar uang
Pasar uang sama hal nya dengan pasar modal, yaitu tempat memperoleh dana dan
investasi dana. Hanya bedanya modal yang ditawarkan di pasar uang adalah jangka
waktu panjang. Dalam pasar uang transaksi lebih banyak dilakukan dengan media
elektronik sehingga nasabah tidak perlu datang secara langsung. Pasar uang syariah
juga telah hadir melalui kebijakan Operasi Moneter Syariah dengan instrumen antara lain
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Pasar Uang Antar bank Syariah (PUAS) dengan
instrumen antara lain Sertifikat Investasi Mudharabah Antar bank (IMA) yang
operasionalnya diatur oleh BI sedangkan pemenuhan prinsip syariahnya diatur oleh DSN
MUI.
c. Perusahaan asuransi
d. Dana pensiun
Merupakan badan usaha di luar bank dan lembaga keuangan bukan bank yang
khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha
lembaga pembiayaan yang mencakup usaha sewa guna usaha, anjak piutang, usaha
kartu kredit, dan pembiayaan konsumen. Yang termasuk ke dalam lembaga pembiayaan
antara lain:
Sewa Guna Usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
modal, baik secara sewa guna usaha hak opsi maupun tanpa hak opsi untuk digunakan
oleh penyewa guna usaha selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran
secara angsuran sesuai dengan prinsip syariah.
Anjak piutang syariah adalah pengalihan piutang dagang jangka pendek suatu
perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut sesuai dengan prinsip syariah.
anjak piutang dilakukan berdasarkan akad wakalah bil ujrah yitu pelimpahan kekuasaan
oleh satu pihak (al muwakkil) kepada pihak lain (al wakil) dalam hal-hal yang boleh
dilakukan dengan pemberian keuntungan (ujrah).
Salah satu kegiatan sistem pembayaran yang saat ini telah berkembang pesat
adalah alat pembayaran dengan menggunakan kartu (APMK) atau disebut pula dengan
kartu plastik. Belakangan ini alat pembayaran dengan menggunakan kartu baik
menggunakan kartu kredit, atm, kartu debet, kartu prabayar sebagai produk bank atau
lembaga keuangan non bank disebut juga dengan kartu plastik.
e) Perusahaan pegadaian
2. Lembaga Keuangan Bank dapat secara langsung menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk giro, tabungan, deposito berjangka. Sedangkan Lembaga Keuangan Non
Bank tidak dapat secara langsung menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
giro, tabungan dan deposito berjangka.
3. Bank Umum dapat menciptakan uang giral yang dapat mempengaruhi jumlah uang yang
beredar di masyarakat. Dari simpanan masyarakat yang berupa giro, di samping dapat
digunakan sebagai alat pembayaran dalam suatu transaksi dengan menggunakan cek
atau bilyet giro, bagi Bank Umum giro juga dapat dipergunakan untuk menciptakan uang
giral. Sedangkan Lembaga Keuangan Non Bank tidak dapat menciptakan uang giral.
Lembaga keuangan memiliki aset dalam bentuk janji-janji untuk membayra atau
dapat diartikan sebagai pinjaman kepada pihak lain dengan jangka waktu yang diatur
sesuai dengan kebutuhan peminjam.
2. Likuiditas (liquidity)
Likuiditas berkaitan dengan kemampuan untuk memperoleh uang tunai pada saat
dibutuhkan. Beberapa sekuritas sekunder dibeli sektor usaha dan rumah tangga
terutama dimaksudkan untuk tujuan likuiditas. Sekuritas sekunder seperti tabungan,
deposito, sertifikat deposito yang diterbitkan bank umum memberikan tingkat keamanan
dan likuiditas yang tinggi, di samping tambahan pendapatan.
4. Transaksi (transaction)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lembaga keuangan (financial institution) adalah suatu badan usaha yang aset
utamanya berbentuk aset keuangan (financial assets) maupun tagihan (claims) yang
dapat berupa saham (stocks), obligasi (bonds) dan pinjaman (loans). Di Indonesia
Lembaga Keuangan Bank ini dibagi dalam 3 kelompok yaitu Bank Sentral, Bank Umum
dan Bank Perkreditan Rakyat.
Lembaga Keuangan Non Bank adalah semua badan yang melakukan kegiatan di
bidang keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana
terutama dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkan dalam
masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Lembaga
keuangan non bank terdiri dari beberapa jenis, yaitu pasar modal, pasar
uang, perusahaan asuransi, dana pensiun, perusahaan modal ventura, lembaga
pembiayaan.