Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

UJI COBA LAPANGAN


(UCOLAP)

Oleh:

WISNU BIRAHMA PUTRA, SP


NIP.19850123 201706 1 002

PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG


DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN
BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP) CARENANG
2020
I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Upaya-upaya dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas dilakukan
dengan berbagai cara salah satunya, adalah program intensifikasi, yaitu usahatani secara
intensif dengan penerapan teknologi budidaya melalui pendekatan kelompok tani.
Pemupukan merupakan salah satu unsur teknologi yang berpengaruh dalam peningkatan
produksi padi sawah. Untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil yang optimal maka
waktu, cara dan dosis pemupukan dari setiap jenis pupuk terutama unsur hara makro (N,
P, K, S) merupakan hal yang sangat penting.
Namun dalam pelaksanaannya di lapangan ditemukan berbagai kendala yang
salah satu diantaranya penggunaan pupuk yang dosis dan jenisnya kurang dari anjuran
yang telah ditetapkan antara lain penggunaan pupuk urea, SP-36 dan KCl, sehingga
produktivitas padi sawah di Kecamatan Tigaraksa pada tahun 2019 baru mencapai rata-
rata 6,8 ton GKP per hektar (Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan Tigaraksa
Tahun 2019).
Berdasarkan uraian tersebut di atas perlu dilakukan Uji Coba Lapangan untuk
mengetahui apakah paket pemupukan berimbang yang telah ditetapkan cocok/tepat
untuk pertumbuhan dan produktivitas padi sawah varietas Ciherang di Desa Pematang
Kecamatan Tigaraksa.

1.2. Tujuan UCOLAP


UCOLAP ini bertujuan untuk mencoba paket teknologi pemupukan berimbang
(waktu, cara dan dosis) terhadap produktivitas padi sawah varietas Ciherang di Desa
Pematang Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang.

1
II PELAKSANAAN UCOLAP

2.1. Waktu dan Tempat


Kegiatan ini dimulai pada bulan Januari 2020 sampai dengan bulan April
2020, selama kurang lebih 4 bulan, dilaksanakan di Lahan Kelompok Tani Sikluk
Desa Pematang Kecamatan Tigaraksa.

2.2. Bahan dan Alat Penelitian


Varietas padi yang digunakan dalam penelitian adalah varietas Ciherang,
sedangkan pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea, SP.36 dan KCl, Pestisida.
Alat yang digunakan adalah alat pengolah tanah (cangkul), caplak (pengatur jarak
tanam), parang, hand sprayer, sabit bergerigi, ampar terpal, ajir,
penggaris/meteran, karung, alat jemuran, plang dan timbangan.

2.3. Pelaksanaan Penelitian


a. Persemaian.
Persemaian disiapkan 20 hari sebelum tanam. Lahan pesemaian dicangkul kemudian
diratakan sampai menjadi lumpur dengan ukuran lebar 125 cm, panjang menurut
petakan dan jarak antar bedengan 30 cm.
b. Pengolahan lahan.
Pengolahan tanah dilakukan 30 hari sebelum tanam dengan cara dibajak, dan
digenangi air sedalam 10 cm selama 7 hari agar tanah menjadi lunak, dan
mempermudah penghancuran bahan organik yang ada dalam petakan sawah.
Kemudian dilakukan penggaruan dengan tujuan menghaluskan dan meratakan tanah
sampai siap tanam.
c. Penanaman.
Kegiatan penanaman didahului dengan pencabutan bibit di persemaian dan
pencaplakan lahan pertanaman dengan ukuran jarak tanam 25 x 25 cm. Banyak bibit
yang ditanam adalah 2 batang per lubang dengan kedalaman 3 cm.
d. Pemeliharaan Tanaman.
Menyulam dilakukan pada umur 7 hari setelah tanam, dengan tujuan mengganti
rumpun-rumpun yang mati. Sedangkan kegiatan penyiangan dilakukan pada umur 22
dan 35 hari setelah tanam, dengan tujuan menghilangkan gulma.

2
e. Pemupukan.

Kegiatan pemupukan dilakukan adalah sebagai berikut :

Pertama, pemupukan dasar, dilakukan pada umur padi 7 hari setelah tanam, dengan

jenis pupuk Urea sebanyak 65 kg/ha dan SP.36 sebanyak 100 kg/ha. Kedua,

pemupukan susulan, pada umur 21 HST dengan pupuk urea sebanyak 65 kg/ha dan

KCl sebanyak 25 kg/ha. Ketiga pemupukan susulan ke II pada umur 45 HST dengan

pupuk Urea sebanyak 70 kg/ha dan KCl sebanyak 25 kg/ha.

f. Pengendalian Hama Dan Penyakit.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan prinsip–prinsip

PHT yaitu budidaya tanaman sehat, pelestarian dan pendayagunaan musuh alami dan

pengamatan lahan secara mingguan.

g. Panen dan Pasca Panen.

Panen dilakukan dengan cara disabit, kemudian dilakukan perontokan dengan cara

diiles-iles. Kemudian dilakukan penimbangan, penjemuran dan penyimpanan.

3
III HASIL UJI COBA LAPANGAN

Pengamatan tanaman dilakukan sejak tanaman tumbuh sampai pada pemanenan,

hasil pengamatan tersebut adalah :

3.1. Gangguan Hama dan Penyakit.

Hama yang menyerang tanaman padi sawah selama penelitian berlangsung

adalah Wereng Batang Coklat (WBC) dan dikendalikan dengan memakai

insektisida Aplaud.

3.2. Tinggi Tanaman

Pengamatan tinggi tanaman dilakukan sebanyak 3 kali sampai dengan

tanaman padi berumur 60 HST. Rata-rata tinggi tanaman 95 – 110cm.

3.3. Produksi Ubinan dan Produksi per Hektar

Hasil produksi ubinan dari Padi varietas Ciherang adalah sebagai berikut.

Rata – rata Produksi


No. Ubinan
Per Ubinan (kg) Per Ha (ton)
1 5,50 8,80

2 4,40 7,11

3 4,80 7,81
Jumlah 14,70 23,72
Rata-Rata 4,90 7,90

Berdasarkan tabel di atas, produksi ubinan rata-rata 4,90 kg atau 7,90 ton per

hektar. Produktivitas ini termasuk tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata

produktivitas padi sawah di Kecamatan Tigaraksa yaitu 6,8 ton GKP/Ha.

4
IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji coba lapangan paket teknologi pemupukan berimbang

terhadap Padi sawah varietas Ciherang maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

Pertama Pemupukan berimbang (N, P dan K) dengan dosis urea sebanyak 200

kg/ha, SP.36 100/ha dan KCl sebanyak 50 kg/ha memberikan pertumbuhan dan

produksi yang baik terhadap padi sawah varietas Ciherang di Desa Pematang

Kecamatan Tigaraksa, tetapi perlu dicoba lagi pada tempat yang berbeda sehingga

hasil uji coba lapangan ini akan lebih beragam dan akurat.

Namun varietas Ciherang ini cukup rentan diserang hama Wereng Batang

Coklat (WBC) jika ditanam saat musim penghujan sehingga batang tanaman

cukup rapuh dan mudah rebah saat ada angin besar ketika musim penghujan. Dari

hasil ubinan yang diperoleh didapatkan kesimpulan bahwa dengan jumlah butir

gabah yang sama maka gabar dari padi varietas Ciherang memiliki massa yang

lebih berat dari varietas lain.

4.2. Saran

Berdasarkan hasil Ucolap yang telah dilaksanakan, perlu di

informasikan/dianjurkan terhadap petani di sekitar daerah percobaan, bahwa untuk

meningkatkan produksi padi sawah dapat digunakan pupuk urea sebanyak 200

kg/ha, SP.36 sebanyak 100 kg/ha dan KCl sebanyak 50 kg/ha. Namun bagi daerah

yang lain perlu adanya kajian lebih lanjut pada tempat dan waktu yang berbeda

untuk mengetahui dosis pupuk berimbang (N, P dan K) yang paling tepat terhadap

pertumbuhan dan produksi padi sawah yang lebih baik. Varietas Ciherang

disarankan ditanam pada musim akhir penghujan agar tidak rentan dengan

serangan hama Wereng Batang Coklat (WBC).

5
DOKUMENTASI

6
7

Anda mungkin juga menyukai