Anda di halaman 1dari 15

BIBLIOTIKA

Jurnal Kajian Perpustakaan Informasi

KERJASAMA DAN JARINGAN INFORMASI


DI PERPUSTAKAAN UMUM

Ginanjar Atma Wijaya


ginanjaratmawijaya@gmail.com
Universitas Negeri Malang

Mutia Nafsul Muthmainnah


mutianafs577@gmail.com
Universitas Negeri Malang

ABSTRAK: Artikel ini bertujuan untuk mengetahui apa itu kerjasama dan jaringan
informasi pada perpustakaan umum. Metode yang dipakai adalah pendekatan penelitian
kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu studi dokumen dan pengamatan subjek
penelitian, yang menghasilkan pemahaman tentang apa itu kerjasama, kerjasama
perpustakaan, jaringan informasi, jaringan perpustakaan, dan kerjasama dan jaringan di
perpustakaan umum.
KATA KUNCI: Kerjasama, Kerjasama Perpustakaan, Jaringan Informasi, Jaringan
Perpustkaan, Perpustakaan Umum
ABSTRACT: This article is purposed to know what is cooperation and information
network at public libraries. Using method of qualitative research approach with data
collection techniques are documents study and observation, which resulted in an
understanding of what cooperation is, library cooperation, information networks, library
networks, and cooperation and networks in public libraries.
KEYWORDS: Cooperation, Library Cooperation, Information Networks, Public
Libraries Networking.

PENDAHULUAN
Semakin melimpahnya informasi berbanding lurus dengan kebutuhan informasi yang juga
semakin meningkat membuat perpustakaan sebagai lembaga informasi dituntut harus bisa
memenuhi kebutuhan informasi pengguna dengan baik. Karena berbagai informasi dan
pengetahuan tidak dapat ditampung sepenuhnya oleh suatu perpustakaan maka kerjasama antar
perpustakaan sangat perlu dilakukan. Dengan adanya kerjasama maka akan membantu
perpustakaan dalam meningkatkan segala bentuk layanan kepada pengguna.
Menurut Sulistyo Basuki, kerjasama perpustakaan merupakan kegiatan yang melibatkan
dua atau lebih perpustakaan untuk mencapai satu tujuan yang sama. Kerjasama ini dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan pengguna, karena tidak satu pun perpustakaan yang mampu berdiri sendiri,
dalam hal koleksi perpustakaan juga tidak mampu memenuhinya sebagai kebutuhan informasi.
Menurut UU RI No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan, alasan perlunya melakukan kerjasama
perpustakaan adalah untuk meningkatkan layanan kepada pemustaka. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan jumlah pemustaka yang dapat dilayani dan meningkatkan mutu layanan dari
perpustakaan, kerjasama perpustakaan dapat dilakukan dengan memanfaatkan sistem jejaring
perpustakaan yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Perpustakaan umum menjadi salah satu lembaga yang aktif dalam menjalin kerjasama
dengan lembaga perpustakaan lain atau lembaga yang lainnya. Pepustakaan Umum menjadi tujuan
untuk bekerjasama karena perpustakaan umum berperan penting sebagai penyedia informasi dan
sebagai pelengkap pendidikan formal dengan menyediakan sumber referensi relevan yang dapat
menunjang informasi untuk pengguna.
Menurut Sulistyo Basuki (1996:12) Jaringan informasi adalah suatu sistem terpadu dari
badan-badan yang bergerak dalam bidang pengolahan informasi, seperti perpustakaan, pusat
dokumentasi, pusat analisis informasi, pusat referral, clearing house, dengan tujuan menyediakan
pemasukan data yang relevan tanpa memperhatikan bentuk maupun asal data untuk keperluan
masyarakat pemakai. Sedangkan jaringan perpustkaan sendiri dapat diartikan sebagai adalah
kumpulan perpustakaan yang beranggotakan dua perpustakaan atau lebih yang mempunyai tujuan
atau visi yang sama dimana nantinya perpustakaan-perpustakaan tersebut akan bekerjasama dan
berintegrasi satu sama lain sehingga teciptalah sebuah sistem hubungan antar perpustakaan.
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Artikel ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah proses mengamati objek penelitian dalam lingkungan sekitarnya berinteraksi
dengan mereka, berusaha mendekati atau berinteraksi dengan orang-orang yang
berhubungan dengan tujuan untuk mencoba memahami, menggali pandangan, dan
pengalaman mereka untuk mendapat informasi atau data yang diperlukan.
Penelitian kualitatif memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan penelitian
kuantitatif yaitu bersifat deskriptif analitis yang dapat dilihat dari cara mengumpulkan
dan merangkum data yang dicatat bukan dalam bentuk angka namun penjelasan, bersifat
induktif karena dimulai dari data atau fenomena yang ada di lapangan lalu kemudian
akan memunculkan teori, menggunakan teori yang sudah ada sebagai pedoman dan
pedukung karena meskipun berangkat dari data tetapi tetap menggunakan teori sebagai
pembatas dari objek penelitian, berfokus pada makna yang terdapat dalam suatu
fenomena yang diteliti yang dapat digali dan dijelaskan dari persepsi objek penelitan, dan
mengutamakan pentingnya proses penelitian yang berjalan bukan hanya terfokus pada
hasil yang ingin dicapai.
B. Sumber Data
Sesuai dengan pengertian dan ciri-ciri penelitian kualitatif, penelitian ini
menggunakan sumber data yang berasal dari internet seperti e-book,e-journal, blog,
website, dan video yang membahas tentang kerjasama dan jaringan perpustakaan
terutama perpustakaan umum juga melalui pengamatan terhadap subjek penelitian yaitu
perpustakaan umum. Data-data tersebut sudah dipastikan tercatat dalam bentuk bukan
angka dan hanya berbentuk teori dan penjelasan terkait objek yang diteliti.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang dibutuhkan atau dipergunakan untuk
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Instrument utama pada penelitian kualitatif
adalah manusia atau peneliti itu sendiri dan orang yang membantu peneliti dalam
mengumpulkan data. Dalam penelitian kualitatif, peneliti bisa berperan sebagai
instrument sekaligus pengumpul data. Instrument lainnya seperti angket, pedoman
wawancara, obeservasi dan sebagainya dapat pula digunakan tetapi fungsinya hanya
sebagai pendukung tugas peneliti yang menjadi instrument kunci. Maka dari itu, peneliti
dalam penelitian kualitatif sangatlah mutlak keberadaannya, karena peneliti harus
berinteraksi dengan lingkungan baik itu manusia maupun yang bukan manusia selama
mereka berada di lingkup wilayah yang diteliti.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara bagaimana peneliti dan/atau orang yang
membantu peneliti dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan.Teknik pengumpulan
data dapat berupa wawancara mendalam dengan mengajukan pertanyaan kepada
narasumber terkait topik penelitian secara langsung, observasi yaitu mengumpulkan data
dengan cara mengamati kondisi dan lingkungan subjek penelitian berada, Focus Group
Discussion (FGD) yaitu dengan cara berdiskusi kelompok dengan beberapa responden
mengenai topik penelitian untuk mengetahui pandangan dan pemahaman mereka, dan
studi dokumen yang dilakukan dengan cara mengkaji dokumen-dokumen yang terkait
topik penelitian.dokumen tersebut dapat berupa surat, arsip, foto, notulen rapat, jurnal,
buku harian, dan lain-lain.
Dalam artikel ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi dokumen
dimana mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan topik artikel yaitu
kerjasama dan jaringan informasi di perpustakaan umum. Dokumen yang dikumpulkan
berupa video, e-jurnal, e-book, dan postingan blog serta website dari internet. Artikel ini
juga mengambil contoh salah satu perpustakaan umum yaitu perpustakaan Bung Karno.
Dalam teknik pengumpulannya pun sama, yaitu studi dokumen yang berasal dari website
perpustakaan umum Bung Karno dan juga melalui pengamatan.

HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian berupa pemahaman dan penjelasan tentang apa itu kerjasama dan jaringan
informasi di perpustkaan umum, terutama kerjasama perpustkaan di perpustkaan Bung Karno,
mulai dari penjelasan kerjasama, kerjasama perpustakaan, kerjasama perpustakaan umum,
jaringan informasi, jaringan perpustakaan, jaringan perpustakaan umum.
PEMBAHASAN
A. Kerjasama
Kerjasama bisa diartikan sebagai sebuah tindakan-tindakan dalam pekerjaan yang
dilakukan oleh dua lembaga atau lebih supaya bisa mencapai tujuan sesuai kesepakatan bersama.
Kerjasama telah menjadi sebuah kebutuhan untuk dapat membantu mewujudkan keberhasilan
dengan lebih mudah, efektif, dan efisien dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan dan
disepakati oleh lembaga atau organisasi yang bekerjasama.
B. Kerjasama Perpustakaan
Kerjasama perpustakaan adalah kerjasama yang terjalin dengan melibatkan dua
perpustakaan atau lebih untuk saling memberi keuntungan bagi dua perpustakaan yang saling
bekerjasama. Latar belakang kerjasama perpustakaan adalah dikarenakan Informasi yang
angkanya terus naik dan kebutuhan akan informasi yang semakin meningkat di satu pihak,
kemudian dana yang semakin terbatas di pihak lain, membuat perpustakaan tak akan pernah dapat
mencukupi kebutuhan pengguna dengan hanya menyungguhkan koleksi pustaka yang dihimpun
masing-masing perpustakaan.
Oleh sebab itu, kerjasama antar perpustakaan sangat diperlukan karena bisa meningkatkan
aktifitas dalam berbagai hal yang berkaitan dengan pelayanan perpustakaan, meningkatkan
teknologi atau alat penunjang layanan untuk memenuhi kebutuhan pengguna, meningkatkan
koleksi agar dapat diakses lebih luas, dan menciptakan pelayanan kepada pengguna yang efisien.
Kerjasama antar perpustakaan dalam berbagai bentuk akan dapat memenuhi kebutuhan pengguna
akan informasi semaksimal mungkin dan akan memiliki berbagai manfaat dan keuntungan lainnya.
Dalam upaya mengembangkan perpustakaan baik dari segi koleksi dan sebagai penunjang
keefektifan dalam meningkatkan layanan perpustakaan, bentuk-bentuk kerjasama yang biasa
dilakukan perpustakaan antara lain adalah kerjasama pengadaan, kerjasama pengolahan, dan
kerjasama penyimpanan.
C. Kerjasama Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum merupakan sebuah tempat yang menyediakan akses dan layanan gratis
kepada pengguna atau masyarakat di daerah atau wilayah tertentu. Perpustakaan Umum sebagai
pusat informasi yang melayani seluruh lapisan masyarakat umum. Perpustakaan Umum berusaha
semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan pengguna dan memberikan kebebasan serta
kesempatan dalam mengembangkan pengetahuan pengguna yaitu dalam hal pemenuhan informasi
dan ilmu pengetahuan. Perpustakaan umum sangat berperan penting sebagai pelengkap
Pendidikan formal dengan menyediakan sumber referensi relevan yang dapat menunjang
informasi pengguna terutama para pelajar baik itu siswa, mahasiswa, sampai tenaga pendidik.
Sebagai contoh, Perpustakaan Umum Kota Blitar atau biasa dikenal dengan Perpustakaan
Proklamator Bung Karno menjadi tempat tujuan berbagai tingkatan pendidikan mulai dari tingkat
Sekolah dasar sampai tingkat Perguruan Tinggi dalam mencari sumber referensi. Tidak hanya
untuk keperluan Pendidikan formal saja, biasanya Perpustakaan Proklamator Bung Karno menjadi
tempat untuk mencari referensi untuk keperluan penelitian-penelitian dan lain sebagainya karena
di Perpustakaan Proklamator Bung Karno menyediakan sumber-sumber referensi yang relevan
untuk keperluan meningkatkan pengetahuan, baik itu pengetahuan umum maupun pengetahuan
berkaitan dengan sesuai kurikulum Pendidikan. Dalam hal kerjasama, Perpustakaan Proklamator
Bung Karno sangat aktif dalam menjalin kerjasama dengan sesama lembaga perpustakaan dan
lembaga-lembaga lainnya.

Beberapa kerjasama yang dilakukan perpustakaan Proklamator Bung Karno antara lain
bekerjasama dengan dengan beberapa dinas kearsipan dan perpustakaan di berbagai wilayah di
Indonesia dengan tujuan utama yaitu mengadakan sosialisasi perpustakaan. Beberapa kerjasama
tersebut antara lain kerjasama antara perpustakaan proklamator bung karno dengan dinas kearsipan
dan perpustakaan provinsi maluku utara, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Gorontalo,
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Sukabumi, Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Pemerintah Provinsi Sulawesi
Barat, dan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah.

Selain itu, Perpustakaan Proklamator Bung Karno juga bekerjasama dengan Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Badung dengan mengadakan kegiatan Sosialisasi
Perpustakaan Proklamator Bung Karno. Pada acara kerjasama ini terdapat sesi seminar yang di isi
oleh apra narasumber yang berkompeten dibidangnya seperti Sosialisasi Perpustakaan yang
membahas mengenai peran perpustakaan Bung Karno sebagai referensi kebangsaan yang
mengenalkan lebih mendalam tentang perpustakaan Bung Karno, tujuan dari pendirian serta
koleksi yang disimpan didalamnya. Kemudian ada pembahasan mengenai peran pemikiran Bung
Karno dalam rangka meningkatkan nasionalisme kepada generasi millenial. Selanjutnya ada
pembahsan mengenai generasi muda yang memegang peranan penting dalam pembangunan
bangsa ini. Sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan nasionalisme jika ditanamankan sikap
nasionalisme sejak dini melalui pendekatan seni dan budaya. Dengan adanya kegiatan kerjasama
ini dari kedua belah pihak yang bekerjasama diharapkan dapat mensosialisasikan Perpustakaan
Proklamator Bung Karno dan secara luas dapat menyegarkan ingatan akan nasionalisme Indonesia.
Tujuan dari kegiatan ini adalah secara keseluruhan untuk mensosialisasikan perpustakaan
proklamator Bung Karno sebagai sarana mencerdakan bangsa sekaligus melestarikan
nasionalisme Indonesia.

Kerjasama Perpustakaan tidak hanya dilakukan dengan sesama lembaga perpustakaan saja
tetapi bisa dilakukan dengan lembaga-lembaga lain seperti sekolah-sekolah dan komunitas-
komunitas. Hal tersebut bisa dilihat dari Perpustakaan Proklamator Bung Karno yang aktif
melakukan kegiatan-kegiatan bermanfaat selain di bidang Pendidikan juga bermanfaat di bidang
kemasyarakatan. Contoh kegiatannya yaitu, Perpustakaan Proklamator Bung Karno bekerjasama
dengan Forum Pembauran Kebangsaan Kota Blitar, Bakesbangpol, dan BPD Kota Blitar dengan
mengadakan dialog pembauran kebangsaan. Dialog pembauran ini merupakan cara untuk merawat
kerukunan antar etnis dan mempergegus kekuatan bangsa dengan dilandasi pemikiran Bung
Karno. Selain itu, Perpustakaan Proklamator Bung Karno pada kesempatan lain bekerjasama
kembali dengan Forum Pembauran Kebangsaan menyelenggarakan parade seni nusantara dalam
rangka menyambut sumpah pemuda dan hari ulang tahun ke-7 sanggar patria loka. Adanya forum
pembauran yang terdiri dari berbagai etnis, ras dan suku ini diharapkan mampu mengakrabkan dan
menghilangkan segala jenis perbedaan yang ada.

Selain bekerjasama dengan sesama lembaga perpustakaan dan bekerjasama dengan


komunitas-komunitas baik yang bergerak dibidang literasi maupun kesenian, tidak lupa
Perpustakaan Proklamator Bung Karno secara kontinu bekerjasama dengan lembaga pendidikan
seperti sekolah-sekolah. Hal tersebut biasanya dilakukan dengan kegiatan seperti Perpustakaan
Proklamator Bung Karno melakukan kerjasama dengan SMA Negeri 1 Talun dengan
mengadakan kegiatan FKPA dan Safari Literasi Bung Karno. Kegiatan ini ditekankan untuk
menyadari betapa pentingnya wawasan kebangsaan dan mengenal literasi kemerdekaan. Selain
itu, secara umum Perpustakaan Proklamator Bung Karno juga bekerjasama dengan sekolah-
sekolah lainnya yang ada di Kabupaten dan Kota di Blitar. Mulai dari PAUD, TK, SD, SMP,
sampai SMA. Kegiatannya pun beragam. Perpustakaan proklamator bung karno menerima
kunjungan kerjasama yang biasanya siswa Sekolah dasar yang berkunjung ke museum dan
Perpustakaan Proklamator Bung Karno yang mana biasanya siswa Sekolah Dasar yang
berkunjung akan mendapatkan bimbingan dari pemustaka mengenai literasi sejak dini dan juga
diberi cerita mengenai perjuangan Bung Karno.

D. Jaringan Informasi
Jaringan informasi atau sistem jaringan informasi memiliki banyak definisi dari berbagai
sudut pandang ahli. Jika mengambil sudut pandang dari ahli ilmu perpustakaan dan informasi,
maka jaringan informasi memiliki definisi sebagai berikut,yaitu: Kerjasama yang dilakukan oleh
unit-unit perpustakaan/informasi atau unit yang menangani informasi yang bergabung bersama
karena mereka memiliki materi informasi yang sama atau berada di wilayah yang sama atau
didasarkan pada kesamaan-kesamaan lainnya, unit-unit tersebut secara bersama memanfaatkan
dan mendayagunakan sumber-sumber informasi yang ada pada mereka, termasuk juga
memanfaatkan keahlian yang mereka miliki, peralatan teknologi, serta hal-hal lainnya yang
diperlukan untuk memberi layanan informasi yang efektif. (K.E Miller dalam Perpustakaan
Nasional RI (1992:61)

Dapat disimpulkan bahwa jaringan informasi adalah sistem yang berbentuk komunitas
dari badan pengelola informasi, tidak hanya perpustakaan tetapi juga lembaga informasi lainnya,
yang bergabung untuk bekerjasama sebagai suatu totalitas sistem. Dengan bergabung, maka
badan pengelola informasi tersebut dapat lebih memberdayakan pelaksaan tugasnya dalam
melayani masyarakat melalui resource sharing. Bergabungnya badan-badan pengelola informasi
disebabkan oleh kesadaran bahwa setiap badan pengelola informasi tidak bisa berdiri sendiri
tanpa badan pengelola informasi lainnya, serta banyaknya kesamaan tugas, tujuan dan masalah
yang dihadapi pada setiap badan pengelola informasi, seperti kurangnya sumberdaya manusia,
sarana dan prasarana, daerah, terbatasnya sumberdaya informasi, koleksi, anggaran, teknologi,
dan lain sebagainya. Maka dari itu dengan membentuk jaringan dan kerjasama, badan pengelola
informasi dapat bersinergi menambah kekuatan dan meningkatkan kuantitas dan kualitas
pelayanan dan kebutuhan informasi pemakai.

Sebuah kerjasama jaringan dapat terbentuk karena ada dasar dan tujuannya. Berikut adalah
dasar dan tujuan terbentuknya kerjasama jaringan:

1. Pengingkatan kebutuhan masyarakat akan informasi. Pada era 4.0 ini, mengakses
internet sudah seperti kegiatan sehari-hari. Informasi yang disediakan oleh dunia
maya sangatlah banyak dan beragam. Informasi-informasi tersebut dapat berasal
dari berbagai tempat dan negara dan juga dalam berbagai bahasa. Dengan adanya
internet, teknologi yang canggih serta akses informasi yang cepat, masyarakat
menjadi lebih mudah dalam mencari informasi, tetapi terkadang ada beberapa
informasi yang terbatas karena masyarakat tidak tahu bagaimana cara mencari
informasi tersebut. Maka dari itu badan pengelola dapat bekerjasama agar dapat
memenuhi kebutuhan informasi masyarakat.
2. Perkembangan karya cipta manusia. Dengan banyaknya informasi yang dapat
diakses, masyarakat menjadi lebih kreatif dalam menciptakan sebuah karya dalam
berbagai bentuk dikarenakan mereka mendapatkan ide dari informasi yang
didapat. Maka dari itu, terbentuknya jaringan badan pengelola informasi
diharapkan dapat membantu dan mendorong masyarakat dalam menemukan ide
kreatif untuk menciptakan suatu karya, serta jika badan pengelola informasi
membentuk jaringan, mereka dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi
badan-badan pengelola informasi kedepannya.
3. Peningkatan aktivitas pengelola informasi. Dengan terbentuknya jaringan
kerjasama antar badan pengelola informasi, maka dapat terjadi peningkatan dalam
pengelolaan informasi yang masuk dan informasi dapat diolah dan disebarkan ke
masyarakat dengan waktu yang lebih singkat karena dalam proses pengelolaannya
dilakukan oleh banyak pihak.
4. Keterbatasan sumber dana. Dana adalah hal yang paling penting dan krusial
dalam hidup ini. Meskipun beberapa lembaga informasi berjalan secara non-
profit, tetapi dalam menjalankan lembaga tersebut tetap membutuhkan dana
seperti untuk pengadaan koleksi-koleksinya. Maka, dengan terbentuknya jaringan
kerjasama, diharapkan dapat mengurangi dana yang keluar dan
mengalokasikannya ke hal yang lain. Contoh, perpustakaan umum melakukan
kerjasama dengan perpustakaan sekolah dalam hal pengadaan, maka perpustakaan
sekolah dapat mengeluarkan dana yang lebih sedikit dari pada sebelumnya pada
proses pengadaan karena sudah dibantu oleh perpustakaan sekolah.
5. Keterbatasan sumber daya informasi. Meskipun informasi jumlahnya sangat
banyak, tetapi oleh lembaga informasi akan disaring satu persatu, juga sebuah
lembaga tidak bisa menampung seluruh informasi yang ada. Setiap lembaga
informasi pasti memiliki sumber daya informasi yang berbeda-beda, meskipun isi
koleksi hampir sama, tetapi pasti ada beberapa koleksi yang berbeda dengan
lembaga informasi lainnya. Maka dari itu jika terbentuk sebuah jaringan
kerjasama, maka setiap lembaga informasi dapat melengkapi koleksi satu sama
lain.
6. Keterbatasan SDM. SDM atau sumber daya manusia sangatlah terbatas karena
masyarakat lebih banyak mencari pekerjaan yang lebih bergengsi seperti dokter,
arsitek, dan lain sebagainya, selain itu masyarakat masih skeptis tentang lembaga
informasi. Banyak orang yang menganggap bekerja di lembaga informasi adalah
sesuatu yang mudah dan bayarannya hanya sedikit, sehingga orang-orang yang
melamar kerja di lembaga informasi sangatlah sedikit. Maka, dengan adanya
jaringan kerjasama, diharapkan setiap lembaga informasi dapat membantu satu
sama lain.
7. Keterbatasan akses. Dalam akses informasi, sering sekali lembaga informasi
mengalami kesulitan karena terbatasnya akses entah itu karena koneksi internet
atau pun karena informasi yang akan diakses berasal luar negeri dan lembaga
informasi tersebut tidak memiliki akses tersebut. Dengan adanya jaringan
kerjasama diharapkan dapat membantu lembaga-lembaga yang mengalami
keterbatasan akses.

Jaringan informasi memiliki bentuk yang akan mempengaruhi bagaimana komunikasi


dan pola berita berjalan diantara peserta atau anggota jaringannya. Berikut adalah jernis-jenis
jaringan:

a. Jaringan Non-Terpimpin.

Dapat dilihat pada gambar, titik hitam merupakan unit informasi yang dapat seperti
pusat dokumentasi dan perpustakaan, sedangkan garis hitam merupakan alur atau
hubungan komunikasi.
b. Jaringan terpimpin
Dapat dilihat digambar, terdapat 6 titik hitam dan 1 titik hitam berada ditengah
sebagai koordinator sehingga hanya tercipta 6 alur komunikasi karena 5 titik lainnya
tidak ada hubungan komunikasi.
c. Jaringan Non-terpimpin dengan pusat khusus

Dapat dilihat dari gambar, 6 titik tersebut menggunakan jaringan non-terpimpin tetapi
mereka juga memiliki sebuah pusat khusus. Dimana mereka bisa berkomunikasi antar
titik (anggota jaringan) juga bisa berkomunikasi dengan pusat khusus seperti pusat
bibliografi atau pusat penelusuran data.
d. Jaringan terpimpin dengan pusat khusus
Dapat dilihat pada gambar, jaringan diatas adalah jaringan terpimpin dengan pusat
khusus. Jaringan tersebut tetap dalam koordinasi, tetapi memiliki pusat khusus yang
dapat menyambung dengan jaringan terpimpin lainnya.
E. Jaringan Perpustakaan

Jaringan perpustakaan adalah kumpulan perpustakaan yang beranggotakan dua


perpustakaan atau lebih yang mempunyai tujuan atau visi yang sama dimana nantinya
perpustakaan-perpustakaan tersebut akan bekerjasama dan berintegrasi satu sama lain sehingga
teciptalah sebuah sistem hubungan antar perpustakaan. Kerjasama perpustakaan yang dilakukan
dalam bentuk jaringan sangatlah penting karena semua informasi yang tersedia dapat digunakan
dan dimanfaatkan secara maksimal oleh pengguna perpustakaan.

Jaringan perpustakaan memiliki fungsi memberikan akses koleksi yang lebih luas kepada
pengguna, memperbaiki layanan teknis dan layanan pengguna, meningkatkan aktivitas dalam
berbagai jenis sumber daya seperti sumber daya informasi dan sumber daya manusia,
mengurangi terjadinya duplikasi, dan menciptakan pelayanan yang lebih efisien.

Setiap perpustakaan tidak bisa berdiri sendiri, karena setiap perpustakaan pasti memiliki
kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. Maka dari itu, jika sebuah perpustakaan
bergabung dengan sebuah komunitas, perpustakaan tersebut dapat membagi kelebihannya dan
perpustakaan lain akan menutupi kekurangannya. Contoh perpustakaan A memliki kelebihan
pada sumberdaya manusia dan kekurangan pada sumberdaya informasi, sedangkan perpustakaan
B memiliki kelebihan dalam sumberdaya informasi dan kekurangan pada sumber daya
manusianya, sehingga jika perpustakaan A dan perpustakaan B bergabung dalam sebuah
jaringan, kedua perpustakaan tersebut dapat men-support satu sama lain.

F. Jaringan Perpustakaan Umum


Jaringan perpustkaan umum adalah komunitas atau kumpulan perpustakaan yang
beranggotakan dua atau lebih perpustakaan umum. Anggota dari jaringan perpustakaan umum
dapat berupa perpustakaan umum antar kota atau perpustakaan umum dengan jenis perpustakaan
lainnya seperti perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan
desa/kabupaten, dan jenis perpustakaan lainnya.
Jika melihat dari penjelasan bentuk jaringan informasi diatas, perpustkaan umum
biasanya berada pada jaringan yang berbentuk non-terpimpin dan non-terpimpin dengan pusat
khusus. Contohnya pada perpustakaan Bung Karno, perpustakaan Bung Karno membuat jaringan
perpustakaan dengan perpustkaan-perpustakaan sekolah yang berada di wilayah sekitarnya atau
di kotanya. Perpustakaan Bung Karno bisa berkomunikasi dengan seluruh perpustakaan sekolah,
dan perpustakaan sekolah pun bisa berkomunikasi satu sama lain. Dengan itu, jika perpustakaan
Bung Karno ingin melakukan sebuah kegiatan dan membutuhkan SDM yang banyak, bisa
mengkomunikasikannya dengan perpustakaan yang berada dalam satu jaringan.

PENUTUP

Simpulan

Melalui pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kerjasama dan jaringan


perpustakaan adalah sebuah sistem dimana terdapat dua atau lebih perpustakaan yang memiliki
tujuan atau visi yang sama dan perpustakaan-perpustakaan tersebut bekerjasama dalam sebuah
jaringan serta berintegerasi satu sama lain untuk mewujudkan tujuan yang sama tersebut.

Kerjasama antar perpustakaan adalah sesuatu yang sangat harus dilakukan karena setiap
perpustakaan mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing sehingga jika dilakukan
kerjasama akan dapat memajukan perpustakaan itu sendiri dan perpustkaan lain yang diajak
kerjasama. Kerjasama perpustakaan lebih baik dilakukan dalam bentuk jaringan, karena semakin
luas jaringan yang dibentuk maka akan semakin banyak juga perpustakaan yang bisa diajak
kerjasama.

Saran

Setiap perpustakaan diharapkan untuk melakukan kerjasama meskipun itu hanya dengan
satu perpustakaan saja. Jika sebuah perpustakaan enggan melakukan kerjasama dan bersikeras
untuk berdiri sendiri, maka kemungkinan besar perpustakaan tersebut akan gagal berkembang
dan akan semakin mundur.
DAFTAR PUSTAKA

Siregar, A.R.2005. Kerjasama dan Sistem Jaringan Perpustakaan Umum. Pustaha: Jurnal Studi

Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.2. Dari


https://www.academia.edu/download/47580196/Pustaha-des2005-02-1.pdf

https://perpusbungkarno.perpusnas.go.id/index.php. Diakses tanggal 23 Oktober 2020.

Mutia, R.2017. Kerjasama Perpustakaan Sebagai Bentuk Pengembangan Koleksi. Tugas Akhir

tidak diterbitkan, Banda Aceh: Fakultas Adab Dan Humaniora Universitas Islam Negeri
Ar-Raniry.

Suwarno, W. Modul 1: Konsep Dasar Jaringan Kerja Sama Perpustakaan dan Informasi. Dari

http://repository.ut.ac.id/4203/1/PUST4316-M1.pdf . Diakses tanggal 22 Oktober 2020.

2020. Jenis-Jenis Teknik Pengumpulan Data Kualitatif. Dari


https://www.kelaspintar.id/blog/inspirasi/jenis-jenis-teknik-pengumpulan-data-kualitatif-
3181/ . Diakses tanggal 22 Oktober 2020.
Alhamid T dan Anufia B. 2019. Resume: Instrumen Pengumpulan Data. Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN). Sorong. Dari
https://osf.io/s3kr6/download#:~:text=Dalam%20penelitian%20kualitatif%2C%20atau%
20instrumen,meminta%2C%20mendengar%2C%20dan%20mengambil. Diakses tanggal
22 Oktober 2020.
BAB III: Metodologi Penelitian. Dari http://repository.uinsu.ac.id/590/6/BAB_III.pdf . Diakses
tanggal 22 Oktober 2020.
2017. 5 Jenis Metode Penelitian Kualitatif-Pendekatan dan Karakteristiknya. Dari
https://pakarkomunikasi.com/jenis-metode-penelitian-kualitatif . Diakses tanggal 22
Oktober 2020.
2013. Jaringan Informasi. Dari
http://perpusdig-emculopu.blogspot.com/2013/04/jaringaninformasi.html Diakses tanggal
21 Oktober 2020
BAB III: Metode Penelitian. Tesis tidak dipublikasikan. Dari
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/30514/10%20BAB%20III%20te
sis%20bu%20jaz%20ok.pdf?sequence=7&isAllowed=y. Diakses tanggal 22 Oktober
2020
BAB II: Tinjauan Umum Perpustakaan. Dari http://e-journal.uajy.ac.id/643/3/2TA12721.pdf
Diakses tanggal 21 Oktober 2020
Saleh, A.R. Kerjasama Perpustakaan. Dari
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/27268/1/Abdul%20Rahman%20Sa
leh_Kerjasama%20Perpustakaan%20%289%20hal%29.PDF. Diakses tanggal 21 Oktober
2020.
Puspitasari D, Mannan E.F, Anna N.E.V. 2014. Kerjasama dan Jaringan Perpustakaan Antara
Indonesia-Malaysia, Indonesia-Malaysia Library Cooperation and Networking, EduLib,
Vol. 1, No 2. Dari https://ejournal.upi.edu/index.php/edulib/article/download/1128/776
Diakses tanggal 21 Oktober 2020.

Anda mungkin juga menyukai