Nomor 7
Anggaplah permintaan pasar untuk kebab ditentukan oleh Q d = 300 – 20P dan
penawaran pasar atas Kebab ditentukan oleh Q s = 20P + 100, di mana P = harga per
Kebab (dalam ribuan rupiah).
Penyelesaian :
b. Qd = Qs
300 – 20P = 20P + 100
300 – 100 = 20P + 20P
200 = 4P
200 =P
4
P =5
Akan terjadi keseimbangan jika harga jual Rp 5.000, dan akan terjual sebanyak 200
unit.
c. Y terjadi jika pemasok menetapkan harga Rp 10.000 maka akan terjadi surplus
penawaran dimana permintaan hanya 100 sedangkan penawarannya 300.
Qd baru Qs baru
600 – 40P = 20P + 100
600 – 40 (8.33) = 20 (8.33) + 100
266.8 = 266.6
______________________________________________________________________
Nomor 17
Dimana :
Qdt = penjualan produk alat-alat kesehatan sejenis pada waktu t ( ratusan unit)
Pt = harga produk alat-alat kesehatan sejenis pada waktu t (US$ per unit)
At-1 = pengeluaran iklan pada waktu sebelum nya t-1 ( ratusan dollar)
Penyelesaian :
______________________________________________________________________
Essay (uraikan dalam 2 halaman hal-hal apa saja yang banyak ditawarkan produsen
disaat pandemi covid ini, dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penawaran
produsen disaat pandemi covid ini)
Pandemi corona (covid-19) yang mewabah telah mengubah gaya hidup masyarakat
dalam berbagai aspek kehidupan. Di tengah perubahan yang demikian, perusahaan
(produsen) selaku penyedia barang dan jasa dinilai perlu melakukan beberapa adaptasi
agar tidak ditinggalkan pasar. Sepanjang 2020 pola hidup masyarakat sudah banyak
berubah. Termasuk perubahan pola konsumsi. Sepanjang masa physical distancing,
masyarakat melakukan semua kegiatan/rutinitas dari rumah saja dan melakukan stock
up untuk bahan baku pangan.
Strategi ini perlu dilakukan dalam dua tingkatan, yakni melalui komunikasi intens
kepada konsumen via platform digital seperti sosial media dan lain-lain, serta melalui
pengalaman yang diberikan ketika konsumen mengonsumsi produk barang ataupun
jasa secara langsung. Meskipun komunikasi secara langsung jarang efektif dan kurang
ampuh di masa pandemi ini, namun berupaya semaksimal mungkin di peluang yang
sedang minimum tidak ada salahnya.
Sebelum menuju ke pembahasan, ada baiknya kita memahami dan mengingat kembali
apa pengertian dari penawaran. Penawaran dalam ilmu ekonomi adalah banyaknya
barang atau jasa yang tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen
pada setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu. Harga barang dianggap
sebagai faktor terpenting dan sering dijadikan acuan untuk melakukan analisis
penawaran. Harga berbanding lurus dengan jumlah penawaran. Jika harga tinggi, maka
produsen akan berlomba-lomba menjajakan barangnya sehingga penawaran
meningkat. Sementara itu, jika harga turun, maka produsen akan menunda penjualan
atau menyimpan produknya di gudang sehingga jumlah penawaran akan berkurang.
Selain faktor penawaran, ada juga faktor keberhasilan dari penawaran tersebut.
Diantaranya : pelanggan, promosi, lokasi, sumber daya manusia, hubungan dengan
pelanggan, dan juga fokus usaha. Sebab, di dalam ilmu ekonomi, ada harga
keseimbangan dimana konsumen dan produsen mencapai titik dimana tidak akan
menambah atau mengurangi jumlah produknya. Jika titik itu bergeser, maka akan ada
kelebihan penawaran atau permintaan. Sehingga, harus segera dilakukan langkah yang
tepat untuk menanganinya. Oleh karena itulah hubungan konsumen dan produsen
harus selalu intens dan harmonis.
Di tengah kondisi yang serba sulit (pandemi covid-19), konsumen akan cenderung
memilih produk berdasarkan aspek kegunaannya ketimbang aspek kebanggaan
(prestige). Dengan cara pandang ini, semisal konsumen ingin membeli kendaraan,
maka konsumen akan memilih kendaraan yang relatif murah, kapasitas cukup besar,
nyaman dikendarai, ada jaminan harga jual kembali alih-alih membeli kendaraan
premium. Menimbang kondisi pasar tersebut, produsen barang dan jasa perlu mengatur
ulang komposisi produk agar semakin di minati dan dijadikan primadona oleh
konsumen.
Berbicara soal apa yang kini menjadi barang dan jasa ‘hangat’ yang disediakan oleh
produsen dimasa pandemi ini, menurut kami ada beberapa yang akan dapat terus
‘hidup’ di masa pandemi ini. Diantaranya : produsen bahan makanan, produsen alat
kebersihan dan kesehatan, dan produsen obat-obatan. Ya, memang yang menjadi
prioritas dan kebutuhan masyarakat di saat ini hanyalah : kesehatan dan pangan.
Alhasil secara tidak langsung semua sektor terdorong harus memfokuskan sudut
pandang dan juga perhatian ke arah sana.