Anda di halaman 1dari 5

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian


Artikel ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah proses mengamati objek penelitian dalam lingkungan sekitarnya berinteraksi
dengan mereka, berusaha mendekati atau berinteraksi dengan orang-orang yang
berhubungan dengan tujuan untuk mencoba memahami, menggali pandangan, dan
pengalaman mereka untuk mendapat informasi atau data yang diperlukan.
Penelitian kualitatif memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan penelitian
kuantitatif yaitu bersifat deskriptif analitis yang dapat dilihat dari cara mengumpulkan
dan merangkum data yang dicatat bukan dalam bentuk angka namun penjelasan, bersifat
induktif karena dimulai dari data atau fenomena yang ada di lapangan lalu kemudian
akan memunculkan teori, menggunakan teori yang sudah ada sebagai pedoman dan
pedukung karena meskipun berangkat dari data tetapi tetap menggunakan teori sebagai
pembatas dari objek penelitian, berfokus pada makna yang terdapat dalam suatu
fenomena yang diteliti yang dapat digali dan dijelaskan dari persepsi objek penelitan,
dan mengutamakan pentingnya proses penelitian yang berjalan bukan hanya terfokus
pada hasil yang ingin dicapai.
B. Sumber Data
Sesuai dengan pengertian dan ciri-ciri penelitian kualitatif, penelitian ini
menggunakan sumber data yang berasal dari internet seperti e-book,e-journal, blog,
website, dan video yang membahas tentang kerjasama dan jaringan perpustakaan
terutama perpustakaan umum juga melalui pengamatan terhadap subjek penelitian yaitu
perpustakaan umum. Data-data tersebut sudah dipastikan tercatat dalam bentuk bukan
angka dan hanya berbentuk teori dan penjelasan terkait objek yang diteliti.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang dibutuhkan atau dipergunakan untuk
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Instrument utama pada penelitian kualitatif
adalah manusia atau peneliti itu sendiri dan orang yang membantu peneliti dalam
mengumpulkan data. Dalam penelitian kualitatif, peneliti bisa berperan sebagai
instrument sekaligus pengumpul data. Instrument lainnya seperti angket, pedoman
wawancara, obeservasi dan sebagainya dapat pula digunakan tetapi fungsinya hanya
sebagai pendukung tugas peneliti yang menjadi instrument kunci. Maka dari itu, peneliti
dalam penelitian kualitatif sangatlah mutlak keberadaannya, karena peneliti harus
berinteraksi dengan lingkungan baik itu manusia maupun yang bukan manusia selama
mereka berada di lingkup wilayah yang diteliti.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara bagaimana peneliti dan/atau orang yang
membantu peneliti dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan.Teknik pengumpulan
data dapat berupa wawancara mendalam dengan mengajukan pertanyaan kepada
narasumber terkait topik penelitian secara langsung, observasi yaitu mengumpulkan data
dengan cara mengamati kondisi dan lingkungan subjek penelitian berada, Focus Group
Discussion (FGD) yaitu dengan cara berdiskusi kelompok dengan beberapa responden
mengenai topik penelitian untuk mengetahui pandangan dan pemahaman mereka, dan
studi dokumen yang dilakukan dengan cara mengkaji dokumen-dokumen yang terkait
topik penelitian.dokumen tersebut dapat berupa surat, arsip, foto, notulen rapat, jurnal,
buku harian, dan lain-lain.
Dalam artikel ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi dokumen
dimana mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan topik artikel yaitu
kerjasama dan jaringan informasi di perpustakaan umum. Dokumen yang dikumpulkan
berupa video, e-jurnal, e-book, dan postingan blog serta website dari internet. Artikel ini
juga mengambil contoh salah satu perpustakaan umum yaitu perpustakaan Bung Karno.
Dalam teknik pengumpulannya pun sama, yaitu studi dokumen yang berasal dari
website perpustakaan umum Bung Karno dan juga melalui pengamatan.
PEMBAHASAN
Jaringan Informasi
Jaringan informasi atau sistem jaringan informasi memiliki banyak definisi dari
berbagai sudut pandang ahli. Jika mengambil sudut pandang dari ahli ilmu perpustakaan
dan informasi, maka jaringan informasi memiliki definisi sebagai berikut,yaitu:
Kerjasama yang dilakukan oleh unit-unit perpustakaan/informasi atau unit yang
menangani informasi yang bergabung bersama karena mereka memiliki materi informasi
yang sama atau berada di wilayah yang sama atau didasarkan pada kesamaan-kesamaan
lainnya, unit-unit tersebut secara bersama memanfaatkan dan mendayagunakan sumber-
sumber informasi yang ada pada mereka, termasuk juga memanfaatkan keahlian yang
mereka miliki, peralatan teknologi, serta hal-hal lainnya yang diperlukan untuk memberi
layanan informasi yang efektif. (K.E Miller dalam Perpustakaan Nasional RI (1992:61)
Dapat disimpulkan bahwa jaringan informasi adalah sistem yang berbentuk
komunitas dari badan pengelola informasi, tidak hanya perpustakaan tetapi juga lembaga
informasi lainnya, yang bergabung untuk bekerjasama sebagai suatu totalitas sistem.
Dengan bergabung, maka badan pengelola informasi tersebut dapat lebih
memberdayakan pelaksaan tugasnya dalam melayani masyarakat melalui resource
sharing. Bergabungnya badan-badan pengelola informasi disebabkan oleh kesadaran
bahwa setiap badan pengelola informasi tidak bisa berdiri sendiri tanpa badan pengelola
informasi lainnya, serta banyaknya kesamaan tugas, tujuan dan masalah yang dihadapi
pada setiap badan pengelola informasi, seperti kurangnya sumberdaya manusia, sarana
dan prasarana, daerah, terbatasnya sumberdaya informasi, koleksi, anggaran, teknologi,
dan lain sebagainya. Maka dari itu dengan membentuk jaringan dan kerjasama, badan
pengelola informasi dapat bersinergi menambah kekuatan dan meningkatkan kuantitas
dan kualitas pelayanan dan kebutuhan informasi pemakai.
Sebuah kerjasama jaringan dapat terbentuk karena ada dasar dan tujuannya. Berikut
adalah dasar dan tujuan terbentuknya kerjasama jaringan:
1. Pengingkatan kebutuhan masyarakat akan informasi. Pada era 4.0 ini, mengakses
internet sudah seperti kegiatan sehari-hari. Informasi yang disediakan oleh dunia
maya sangatlah banyak dan beragam. Informasi-informasi tersebut dapat berasal
dari berbagai tempat dan negara dan juga dalam berbagai bahasa. Dengan adanya
internet, teknologi yang canggih serta akses informasi yang cepat, masyarakat
menjadi lebih mudah dalam mencari informasi, tetapi terkadang ada beberapa
informasi yang terbatas karena masyarakat tidak tahu bagaimana cara mencari
informasi tersebut. Maka dari itu badan pengelola dapat bekerjasama agar dapat
memenuhi kebutuhan informasi masyarakat.
2. Perkembangan karya cipta manusia. Dengan banyaknya informasi yang dapat
diakses, masyarakat menjadi lebih kreatif dalam menciptakan sebuah karya
dalam berbagai bentuk dikarenakan mereka mendapatkan ide dari informasi yang
didapat. Maka dari itu, terbentuknya jaringan badan pengelola informasi
diharapkan dapat membantu dan mendorong masyarakat dalam menemukan ide
kreatif untuk menciptakan suatu karya, serta jika badan pengelola informasi
membentuk jaringan, mereka dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi
badan-badan pengelola informasi kedepannya.
3. Peningkatan aktivitas pengelola informasi. Dengan terbentuknya jaringan
kerjasama antar badan pengelola informasi, maka dapat terjadi peningkatan
dalam pengelolaan informasi yang masuk dan informasi dapat diolah dan
disebarkan ke masyarakat dengan waktu yang lebih singkat karena dalam proses
pengelolaannya dilakukan oleh banyak pihak.
4. Keterbatasan sumber dana. Dana adalah hal yang paling penting dan krusial
dalam hidup ini. Meskipun beberapa lembaga informasi berjalan secara non-
profit, tetapi dalam menjalankan lembaga tersebut tetap membutuhkan dana
seperti untuk pengadaan koleksi-koleksinya. Maka, dengan terbentuknya
jaringan kerjasama, diharapkan dapat mengurangi dana yang keluar dan
mengalokasikannya ke hal yang lain. Contoh, perpustakaan umum melakukan
kerjasama dengan perpustakaan sekolah dalam hal pengadaan, maka
perpustakaan sekolah dapat mengeluarkan dana yang lebih sedikit dari pada
sebelumnya pada proses pengadaan karena sudah dibantu oleh perpustakaan
sekolah.
5. Keterbatasan sumber daya informasi. Meskipun informasi jumlahnya sangat
banyak, tetapi oleh lembaga informasi akan disaring satu persatu, juga sebuah
lembaga tidak bisa menampung seluruh informasi yang ada. Setiap lembaga
informasi pasti memiliki sumber daya informasi yang berbeda-beda, meskipun
isi koleksi hampir sama, tetapi pasti ada beberapa koleksi yang berbeda dengan
lembaga informasi lainnya. Maka dari itu jika terbentuk sebuah jaringan
kerjasama, maka setiap lembaga informasi dapat melengkapi koleksi satu sama
lain.
6. Keterbatasan SDM. SDM atau sumber daya manusia sangatlah terbatas karena
masyarakat lebih banyak mencari pekerjaan yang lebih bergengsi seperti dokter,
arsitek, dan lain sebagainya, selain itu masyarakat masih skeptis tentang lembaga
informasi. Banyak orang yang menganggap bekerja di lembaga informasi adalah
sesuatu yang mudah dan bayarannya hanya sedikit, sehingga orang-orang yang
melamar kerja di lembaga informasi sangatlah sedikit. Maka, dengan adanya
jaringan kerjasama, diharapkan setiap lembaga informasi dapat membantu satu
sama lain.
7. Keterbatasan akses. Dalam akses informasi, sering sekali lembaga informasi
mengalami kesulitan karena terbatasnya akses entah itu karena koneksi internet
atau pun karena informasi yang akan diakses berasal luar negeri dan lembaga
informasi tersebut tidak memiliki akses tersebut. Dengan adanya jaringan
kerjasama diharapkan dapat membantu lembaga-lembaga yang mengalami
keterbatasan akses.
Jaringan Perpustakaan
Jaringan perpustakaan adalah kumpulan perpustakaan yang beranggotakan dua
perpustakaan atau lebih yang mempunyai tujuan atau visi yang sama dimana nantinya
perpustakaan-perpustakaan tersebut akan bekerjasama dan berintegrasi satu sama lain sehingga
teciptalah sebuah sistem hubungan antar perpustakaan. Kerjasama perpustakaan yang dilakukan
dalam bentuk jaringan sangatlah penting karena semua informasi yang tersedia dapat digunakan
dan dimanfaatkan secara maksimal oleh pengguna perpustakaan.
Jaringan perpustakaan memiliki fungsi memberikan akses koleksi yang lebih luas
kepada pengguna, memperbaiki layanan teknis dan layanan pengguna, meningkatkan aktivitas
dalam berbagai jenis sumber daya seperti sumber daya informasi dan sumber daya manusia,
mengurangi terjadinya duplikasi, dan menciptakan pelayanan yang lebih efisien.
Setiap perpustakaan tidak bisa berdiri sendiri, karena setiap perpustakaan pasti memiliki
kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. Maka dari itu, jika sebuah perpustakaan
bergabung dengan sebuah komunitas, perpustakaan tersebut dapat membagi kelebihannya dan
perpustakaan lain akan menutupi kekurangannya. Contoh perpustakaan A memliki kelebihan
pada sumberdaya manusia dan kekurangan pada sumberdaya informasi, sedangkan
perpustakaan B memiliki kelebihan dalam sumberdaya informasi dan kekurangan pada sumber
daya manusianya, sehingga jika perpustakaan A dan perpustakaan B bergabung dalam sebuah
jaringan, kedua perpustakaan tersebut dapat men-support satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai