0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan5 halaman
Artikel ini membahas metode penelitian kualitatif yang digunakan untuk meneliti kerjasama dan jaringan informasi antar perpustakaan. Penelitian ini mengumpulkan data secara online melalui studi dokumen, kemudian menganalisis data tersebut untuk mengetahui dasar dan tujuan pembentukan jaringan informasi antar lembaga perpustakaan.
Artikel ini membahas metode penelitian kualitatif yang digunakan untuk meneliti kerjasama dan jaringan informasi antar perpustakaan. Penelitian ini mengumpulkan data secara online melalui studi dokumen, kemudian menganalisis data tersebut untuk mengetahui dasar dan tujuan pembentukan jaringan informasi antar lembaga perpustakaan.
Artikel ini membahas metode penelitian kualitatif yang digunakan untuk meneliti kerjasama dan jaringan informasi antar perpustakaan. Penelitian ini mengumpulkan data secara online melalui studi dokumen, kemudian menganalisis data tersebut untuk mengetahui dasar dan tujuan pembentukan jaringan informasi antar lembaga perpustakaan.
Artikel ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah proses mengamati objek penelitian dalam lingkungan sekitarnya berinteraksi dengan mereka, berusaha mendekati atau berinteraksi dengan orang-orang yang berhubungan dengan tujuan untuk mencoba memahami, menggali pandangan, dan pengalaman mereka untuk mendapat informasi atau data yang diperlukan. Penelitian kualitatif memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan penelitian kuantitatif yaitu bersifat deskriptif analitis yang dapat dilihat dari cara mengumpulkan dan merangkum data yang dicatat bukan dalam bentuk angka namun penjelasan, bersifat induktif karena dimulai dari data atau fenomena yang ada di lapangan lalu kemudian akan memunculkan teori, menggunakan teori yang sudah ada sebagai pedoman dan pedukung karena meskipun berangkat dari data tetapi tetap menggunakan teori sebagai pembatas dari objek penelitian, berfokus pada makna yang terdapat dalam suatu fenomena yang diteliti yang dapat digali dan dijelaskan dari persepsi objek penelitan, dan mengutamakan pentingnya proses penelitian yang berjalan bukan hanya terfokus pada hasil yang ingin dicapai. B. Sumber Data Sesuai dengan pengertian dan ciri-ciri penelitian kualitatif, penelitian ini menggunakan sumber data yang berasal dari internet seperti e-book,e-journal, blog, website, dan video yang membahas tentang kerjasama dan jaringan perpustakaan terutama perpustakaan umum juga melalui pengamatan terhadap subjek penelitian yaitu perpustakaan umum. Data-data tersebut sudah dipastikan tercatat dalam bentuk bukan angka dan hanya berbentuk teori dan penjelasan terkait objek yang diteliti. C. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat yang dibutuhkan atau dipergunakan untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Instrument utama pada penelitian kualitatif adalah manusia atau peneliti itu sendiri dan orang yang membantu peneliti dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian kualitatif, peneliti bisa berperan sebagai instrument sekaligus pengumpul data. Instrument lainnya seperti angket, pedoman wawancara, obeservasi dan sebagainya dapat pula digunakan tetapi fungsinya hanya sebagai pendukung tugas peneliti yang menjadi instrument kunci. Maka dari itu, peneliti dalam penelitian kualitatif sangatlah mutlak keberadaannya, karena peneliti harus berinteraksi dengan lingkungan baik itu manusia maupun yang bukan manusia selama mereka berada di lingkup wilayah yang diteliti. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara bagaimana peneliti dan/atau orang yang membantu peneliti dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan.Teknik pengumpulan data dapat berupa wawancara mendalam dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber terkait topik penelitian secara langsung, observasi yaitu mengumpulkan data dengan cara mengamati kondisi dan lingkungan subjek penelitian berada, Focus Group Discussion (FGD) yaitu dengan cara berdiskusi kelompok dengan beberapa responden mengenai topik penelitian untuk mengetahui pandangan dan pemahaman mereka, dan studi dokumen yang dilakukan dengan cara mengkaji dokumen-dokumen yang terkait topik penelitian.dokumen tersebut dapat berupa surat, arsip, foto, notulen rapat, jurnal, buku harian, dan lain-lain. Dalam artikel ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi dokumen dimana mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan topik artikel yaitu kerjasama dan jaringan informasi di perpustakaan umum. Dokumen yang dikumpulkan berupa video, e-jurnal, e-book, dan postingan blog serta website dari internet. Artikel ini juga mengambil contoh salah satu perpustakaan umum yaitu perpustakaan Bung Karno. Dalam teknik pengumpulannya pun sama, yaitu studi dokumen yang berasal dari website perpustakaan umum Bung Karno dan juga melalui pengamatan. PEMBAHASAN Jaringan Informasi Jaringan informasi atau sistem jaringan informasi memiliki banyak definisi dari berbagai sudut pandang ahli. Jika mengambil sudut pandang dari ahli ilmu perpustakaan dan informasi, maka jaringan informasi memiliki definisi sebagai berikut,yaitu: Kerjasama yang dilakukan oleh unit-unit perpustakaan/informasi atau unit yang menangani informasi yang bergabung bersama karena mereka memiliki materi informasi yang sama atau berada di wilayah yang sama atau didasarkan pada kesamaan-kesamaan lainnya, unit-unit tersebut secara bersama memanfaatkan dan mendayagunakan sumber- sumber informasi yang ada pada mereka, termasuk juga memanfaatkan keahlian yang mereka miliki, peralatan teknologi, serta hal-hal lainnya yang diperlukan untuk memberi layanan informasi yang efektif. (K.E Miller dalam Perpustakaan Nasional RI (1992:61) Dapat disimpulkan bahwa jaringan informasi adalah sistem yang berbentuk komunitas dari badan pengelola informasi, tidak hanya perpustakaan tetapi juga lembaga informasi lainnya, yang bergabung untuk bekerjasama sebagai suatu totalitas sistem. Dengan bergabung, maka badan pengelola informasi tersebut dapat lebih memberdayakan pelaksaan tugasnya dalam melayani masyarakat melalui resource sharing. Bergabungnya badan-badan pengelola informasi disebabkan oleh kesadaran bahwa setiap badan pengelola informasi tidak bisa berdiri sendiri tanpa badan pengelola informasi lainnya, serta banyaknya kesamaan tugas, tujuan dan masalah yang dihadapi pada setiap badan pengelola informasi, seperti kurangnya sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, daerah, terbatasnya sumberdaya informasi, koleksi, anggaran, teknologi, dan lain sebagainya. Maka dari itu dengan membentuk jaringan dan kerjasama, badan pengelola informasi dapat bersinergi menambah kekuatan dan meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan dan kebutuhan informasi pemakai. Sebuah kerjasama jaringan dapat terbentuk karena ada dasar dan tujuannya. Berikut adalah dasar dan tujuan terbentuknya kerjasama jaringan: 1. Pengingkatan kebutuhan masyarakat akan informasi. Pada era 4.0 ini, mengakses internet sudah seperti kegiatan sehari-hari. Informasi yang disediakan oleh dunia maya sangatlah banyak dan beragam. Informasi-informasi tersebut dapat berasal dari berbagai tempat dan negara dan juga dalam berbagai bahasa. Dengan adanya internet, teknologi yang canggih serta akses informasi yang cepat, masyarakat menjadi lebih mudah dalam mencari informasi, tetapi terkadang ada beberapa informasi yang terbatas karena masyarakat tidak tahu bagaimana cara mencari informasi tersebut. Maka dari itu badan pengelola dapat bekerjasama agar dapat memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. 2. Perkembangan karya cipta manusia. Dengan banyaknya informasi yang dapat diakses, masyarakat menjadi lebih kreatif dalam menciptakan sebuah karya dalam berbagai bentuk dikarenakan mereka mendapatkan ide dari informasi yang didapat. Maka dari itu, terbentuknya jaringan badan pengelola informasi diharapkan dapat membantu dan mendorong masyarakat dalam menemukan ide kreatif untuk menciptakan suatu karya, serta jika badan pengelola informasi membentuk jaringan, mereka dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi badan-badan pengelola informasi kedepannya. 3. Peningkatan aktivitas pengelola informasi. Dengan terbentuknya jaringan kerjasama antar badan pengelola informasi, maka dapat terjadi peningkatan dalam pengelolaan informasi yang masuk dan informasi dapat diolah dan disebarkan ke masyarakat dengan waktu yang lebih singkat karena dalam proses pengelolaannya dilakukan oleh banyak pihak. 4. Keterbatasan sumber dana. Dana adalah hal yang paling penting dan krusial dalam hidup ini. Meskipun beberapa lembaga informasi berjalan secara non- profit, tetapi dalam menjalankan lembaga tersebut tetap membutuhkan dana seperti untuk pengadaan koleksi-koleksinya. Maka, dengan terbentuknya jaringan kerjasama, diharapkan dapat mengurangi dana yang keluar dan mengalokasikannya ke hal yang lain. Contoh, perpustakaan umum melakukan kerjasama dengan perpustakaan sekolah dalam hal pengadaan, maka perpustakaan sekolah dapat mengeluarkan dana yang lebih sedikit dari pada sebelumnya pada proses pengadaan karena sudah dibantu oleh perpustakaan sekolah. 5. Keterbatasan sumber daya informasi. Meskipun informasi jumlahnya sangat banyak, tetapi oleh lembaga informasi akan disaring satu persatu, juga sebuah lembaga tidak bisa menampung seluruh informasi yang ada. Setiap lembaga informasi pasti memiliki sumber daya informasi yang berbeda-beda, meskipun isi koleksi hampir sama, tetapi pasti ada beberapa koleksi yang berbeda dengan lembaga informasi lainnya. Maka dari itu jika terbentuk sebuah jaringan kerjasama, maka setiap lembaga informasi dapat melengkapi koleksi satu sama lain. 6. Keterbatasan SDM. SDM atau sumber daya manusia sangatlah terbatas karena masyarakat lebih banyak mencari pekerjaan yang lebih bergengsi seperti dokter, arsitek, dan lain sebagainya, selain itu masyarakat masih skeptis tentang lembaga informasi. Banyak orang yang menganggap bekerja di lembaga informasi adalah sesuatu yang mudah dan bayarannya hanya sedikit, sehingga orang-orang yang melamar kerja di lembaga informasi sangatlah sedikit. Maka, dengan adanya jaringan kerjasama, diharapkan setiap lembaga informasi dapat membantu satu sama lain. 7. Keterbatasan akses. Dalam akses informasi, sering sekali lembaga informasi mengalami kesulitan karena terbatasnya akses entah itu karena koneksi internet atau pun karena informasi yang akan diakses berasal luar negeri dan lembaga informasi tersebut tidak memiliki akses tersebut. Dengan adanya jaringan kerjasama diharapkan dapat membantu lembaga-lembaga yang mengalami keterbatasan akses. Jaringan Perpustakaan Jaringan perpustakaan adalah kumpulan perpustakaan yang beranggotakan dua perpustakaan atau lebih yang mempunyai tujuan atau visi yang sama dimana nantinya perpustakaan-perpustakaan tersebut akan bekerjasama dan berintegrasi satu sama lain sehingga teciptalah sebuah sistem hubungan antar perpustakaan. Kerjasama perpustakaan yang dilakukan dalam bentuk jaringan sangatlah penting karena semua informasi yang tersedia dapat digunakan dan dimanfaatkan secara maksimal oleh pengguna perpustakaan. Jaringan perpustakaan memiliki fungsi memberikan akses koleksi yang lebih luas kepada pengguna, memperbaiki layanan teknis dan layanan pengguna, meningkatkan aktivitas dalam berbagai jenis sumber daya seperti sumber daya informasi dan sumber daya manusia, mengurangi terjadinya duplikasi, dan menciptakan pelayanan yang lebih efisien. Setiap perpustakaan tidak bisa berdiri sendiri, karena setiap perpustakaan pasti memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. Maka dari itu, jika sebuah perpustakaan bergabung dengan sebuah komunitas, perpustakaan tersebut dapat membagi kelebihannya dan perpustakaan lain akan menutupi kekurangannya. Contoh perpustakaan A memliki kelebihan pada sumberdaya manusia dan kekurangan pada sumberdaya informasi, sedangkan perpustakaan B memiliki kelebihan dalam sumberdaya informasi dan kekurangan pada sumber daya manusianya, sehingga jika perpustakaan A dan perpustakaan B bergabung dalam sebuah jaringan, kedua perpustakaan tersebut dapat men-support satu sama lain.