PENDAHULUAN
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul akibat terjadinya gangguan pada
peredaran darah otak yang menyebabkan kematian jaringan otak. Stroke terjadi
dari penyakit vaskuler, yang ditandai dengan gejala penurunan tekanan darah,
takikardia, pucat, dan pernapasan yang tidak teratur. Sementara stroke hemoragik
pada normotonik.
neurologis, dan terkadang pasien merasakan mual dan muntah atau nyeri kepala.
Biasanya gejala tersebut muncul setelah pasien lama beristirahat, bangun tidur
atau di pagi hari. Beberapa pasien akan mengalami pusing, sakit kepala secara
mendadak, kejang bahkan pingsan. Adapun gejala stroke hemoragik timbul pada
saat pasien sedang beraktivitas. Pasien akan mengalami nyeri kepala hebat,
Kondisi demikian membuat pasien stroke sulit untuk melakukan kegiatan sehari-
hari dan dapat mengakibatkan menurunnya aktifitas perawatan diri (self-care
deficit) seperti makan, berpakaian, kebersihan diri, dan lain-lain. Perubahan fisik
Self-care adalah bagian dari pelayanan kesehatan primer. Menurut Orem, self-
perawatan diri dan koping yang konstruktif dengan mengenali penyakitnya dapat
meningkatkan regulasi perawatan diri pasien stroke. Self-care deficit yang dialami
TINJAUAN TEORITIS
Kebutuhan adalah segala sesuatu yang mutlak dan penting bagi seseorang
terutama klien. Kebutuhan juga diartikan sebagai suatu keadaan yang ditandai
oleh perasaan kekurangan dan ingin diwujudkan melalui suatu usaha. Kebutuhan
sebagai makhluk yang unik dan holistik mempunyai kepuasan saat kebutuhan
dan kebutuhan spiritual (DeLaune & Ladner dalam Ineke Patrisia, et al., 2020).
unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam menjaga keseimbangan baik secara
(Maslow, 2013)
dan berada pada tingkat hierarki yang paling bawah, apabila tidak
Namun, jika kebutuhan ini sudah terpenuhi maka muncul kebutuhan yang
Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yaitu individu merasa aman dalam
Needs)
Kebutuhan ini akan timbul apabila kebutuhan keselamatan dan rasa aman
Kebutuhan akan harga diri dan perasaan dihargai oleh orang lain serta
pengakuan dari orang lain. Jika kebutuhan ini terpenuhi individu akan
menjadi individu yang percaya diri dan tidak bergantung pada orang lain.
Kebutuhan ini terdiri dari perasaan tidak bergantung pada orang lain,
lain dan seiring dengan proses pendewasaan individu belajar untuk mandiri dalam
perawat harus selalu mengakui bahwa KDM pasien harus dipenuhi dan perawat
n. Belajar, menemukan, atau memuaskan rasa ingin tau yang mengarah pada
manusia merupakan dasar dari proses perawatan yang dihasilkan dari kebutuhan
manusia (Yura and Walls). Ciri-ciri kebutuhan manusia (Tyas, Nurwening, dkk,
2017) :
c. Semua kebutuhan pada dasarnya harus terpenuhi, tetapi ada yang dapat
memenuhinya.
g. Pada dasarnya, kebutuhan dasar yang satu dengan lainnya saling berkaitan
dan mempengaruhi
Kebutuhan dasar manusia pada setiap individu dapat berbeda, hal ini
a. Penyakit
Adanya penyakit dalam tubuh, menyebabkan perubahan pemenuhan
kebutuhan.
b. Hubungan keluarga
dasar karena dukungan keluarga sangat berarti bagi orang yang sakit.
c. Konsep diri
Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan bagi seseorang.
d. Tahap perkembangan
2.2 Self-Care
Dorothea Orem merupakan salah satu ahli yang mengemukakan teori self-care. Ia
Bekel, 2001). Kebutuhan self-care adalah tindakan atau kegiatan yang bersifat
universal dengan tujuan untuk menyediakan kebutuhan dan merawat diri berkaitan
dengan proses kehidupan manusia, dan keinginan untuk memelihara fungsi tubuh
a. Teori Orem
perhatian khusus dan mengelola kebutuhan manusia akan sumber daya dan
kondisi untuk perawatan diri, berusaha memelihara kehidupan dan kesehatan, dan
manusia, baik itu laki-laki, perempuan dan anak-anak. Ketika perawatan diri tidak
menerus bagi mereka yang tidak mampu melakukannya. Dalam situasi lain,
dan memberikan instruksi dan bimbingan individu sehingga klien dapat secara
bertahap melakukannya. sendiri. Jadi tujuan dari teori Orem adalah membantu
Teori deficit self-care atau defisit perawatan diri Orem dibentuk menjadi 3
teori yang saling berkaitan adalah sebagai berikut (Denyes, Orem, & Bekel,
2001).
perawatan diri secara total dalam jangka waktu tertentu untuk memenuhi
Teori ini menjelaskan keadaan individu yang tidak mampu atau terbatas dalam
melakukan perawatan diri, dan membutuhkan bantuan salah satunya dari tenaga
e. Memberikan pendidikan
seorang perawat untuk melakukan sesuatu secara produktif. Teori ini terbagi
dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien yang tidak mampu
diri hanya sebagian saja pada pasien yang memerlukan bantuan secara
minimal.
c. Supportif-education system
dilakukan pembelajaran.
disebut sebagai self-care requisite, yaitu sebagai berikut (Denyes, Orem, & Bekel,
2001).
bantuan oksigen
tertentu, sehingga bagi setiap orang dapat berupa tahapan yang berbeda-
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor penting pada self-care, seiring
2) Jenis Kelamin
3) Status Perkembangan
care.
4) Status kesehatan
(supportif-education system).
5) Sosiokultural
dapat berpengaruh.
terjadi akibat adanya gangguan sirkulasi darah ke otak. Tanda dan gejala yang
muncul dapat berbeda sesuai bagian otak yang terkena, dapat sembuh atau
sembuh dengan cacat, dan atau meninggal (Junaidi, 2011). Penelitian terdahulu
defisit motorik berupa hemiprase atau hemiplegia yang berdampak pada kondisi
memenuhi kebutuhannya.
berpindah tempat, dan eliminasi. Orang terdekat yaitu keluarga dan perawat dapat
terawat, rapih dan bersih, meskipun mengalami keterbatasan fisik yang dialami.
Namun, bantuan secara terus menerus dapat berdampak pada perilaku self-care
pasien. Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan memiliki peran dalam
secara mandiri. Peran perawat dalam menerapkan teori self-care Orem adalah
masalah pada kebutuhan dasar perawatan diri menurut (Potter & Perry, 2005)
yaitu:
d. Defisit pengetahuan
tentang penyakit diderita, sehingga menyadari tentang apa yang sedang diderita
terapi cermin yang berfokus pada ektremitas atas dan self-care pada pasien stroke.
Terapi cermin untuk pasien stroke merupakan penanganan sederhana, murah dan
yang lebih baik sehingga meningkatkan kemampuan pasien untuk melakukan self-
care. Terapi cermin dengan tugas terdiri dari beberapa langkah gerakan yaitu
cangkir, memasukkan koin ke dalam lubang kotak uang, dan mengambil batu
motivasi pasien stroke untuk sembuh dan mampu melakukan perawatan diri.
- Peserta diberikan buku kerja untuk merekam tujuan mereka selama pemulihan
dan diberikan 2 DVD tentang pengalaman survivor yang sukses dan berdiskusi
yaitu:
2) berdiri di depan cermin dan didorong oleh terapis dari yang berbeda arah
kin dan umpan balik visual, pasien diminta memindahkan center of pressure,
mereka melewati area yang ditentukan ke berbagai arah, Para pasien juga
suatu rumah sakit. Latihan activity daily living (ADL) yang diberikan
menunjukkan terjadinya peningkatan kemandirian pada pasien. Latihan yang
rentang gerak terhadap peningkatan kekuatan otot dan aktifitas perawatan diri
latihan Range of Motion (ROM)/ rentang gerak yang telah diajarkan dan
dilakukan sebanyak 4 kali sehari selama 7 hari sebelum pasien pulang dari rumah
sakit.
BAB III
PEMBAHASAN
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul akibat terjadinya gangguan pada
peredaran darah otak yang menyebabkan kematian jaringan otak. Stroke terjadi
muntah atau nyeri kepala. Kondisi demikian membuat pasien stroke sulit untuk
perawatan diri (self care deficit) seperti makan, berpakaian, kebersihan diri, dan
kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan (Denyes, Orem, & Bekel, 2001). Perawat
Aktifitas Perawatan Diri Pasien Stroke di RSUD Kota Depok” bertujuan untuk
menganalisis pengaruh latihan rentang gerak terhadap peningkatan kekuatan otot
dan aktifitas perawatan diri pasien stroke. Hasil uji Wiloxon menunjukkan
peningkatan kekuatan otot 0,74 (22,9%) dan aktifitas perawatan diri 0,53 (25,2%),
uji chi square menunjukkan perubahan kekuatan otot 57,7% dan uji Regresi
Intervensi LGR dapat meningkatkan 28,9 kali kekatan otot, sehingga aktifitas
Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad pada tahun 2018 mengenai Inovasi
latihan ADL dengan menggunakan indeks ADL Bharthel sebagai indicator tingkat
Penelitian yang dilakukan oleh Suzanne H.S dkk dengan judul “Stroke
self-management.
Penelitian yang dilakukan oleh Min Zhang dkk dengan judul “Effects of
visual feedback balance training with the Pro-kin system on walking and self-care
abilities in stroke patients” dengan tujuan untuk melihat efek dari umpan balik
stroke.
Self-Care Regulation Model. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji
peningkatan tersebut dari agen perawatan diri pasien dengan stroke iskemik
Penelitian yang dilakukan oleh Youngju Park dkk 2015 dengan judul “The
effects of mirror therapy with tasks on upper extremity function and self-care in
stroke patients” dengan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
terapi cermin dengan tugas-tugas pada penyucian ekstremitas atas dan perawatan
Dari 6 jurnal diatas mengenai aktifitas maupun latihan pada pasien stroke
dapat dijadikan sebagai intervensi pada pasien stroke untuk memenuhi kebutuhan
self care. Peran perawat dalam menangani atau menghadapi masalah kesehatan
tersebuta adalah:
di tetapkan
asuhan keperawatan.
BAB IV
4.1 Simpulan
otak yang dapat menyebabkan matinya jaringan otak. Pasien dengan kondisi ini
sangat memerlukan perawatan yang sangat serius dikarenakan pasien stroke sulit
aktifitas perawatan diri maka dari itu perawat di harapkan untuk meningkatkan
bagi keluarga tentang stroke, pengobatan, dan perawatan pasien pasca stroke di
4.2 Saran
Critical review intervensi self-care pada pasien stroke ini dapat digunakan
sebagai referensi dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien stroke. Dan
juga dapat mengetahui perubah pasien menjadi lebih interaktif lagi dalam