TINJAUAN PUSTAKA
(Hadaway L. 2017).
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan Dan
Elektrolit
1. Usia Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme
yang diperlukan dan berat badan.
2. Temperature lingkungan Panas yang berlebihan menyebabkan
berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui keringat
sebanyak 15-3- gram/hari.
3. Diet Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah
cadangan energy, proses ini menimbulkan pergerakan cairan dari
interstial ke intraseluler.
4. Stress Stress dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel,
konsentrasi darah dan glikosis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan
retensi sodium dan air.
5. Sakit Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal, dan
jantung, gangguan hormon akan mengganggu keseimbangan cairan.
(Tarwoto dan Wartonah,2010).
D. Dampak Perubahan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Dampak perubahan kebutuhan cairan dan elektrolik berpengaruh pada
homeostatis tubuh yang merupakan suatu keadaan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi kondisi yang dialami
individu. Proses homeostatis ini dapat terjadi apabila tubuh mengalami
stress maka tubuh akan melakukan mekanisme ilmiah pertahanan diri
untuk menjaga kondisi yang seimbang. Homeostatis yang terdapat dalam
tubuh manusia dapat dikendalikan oleh suatu sistem endokrin dan saraf
otonom. Dalam mempelajari cara tubuh melakukan proses homeostatis
dapat melalui empat cara, diantaranya :
1. Self regulation dimana sistem ini terjadi secara otomatis terjadi pada
orang yang sehat seperti dalam pengaturan proses sistem fisiologis tubuh
manusia
2.Berkompensasi yaitu tubuh akan cendrung bereaksi terhadap
ketidaknormalan dalam tubuh, contoh apabila lingkungan tiba-tiba dingin
maka tubuh khususnya pembuluh darah akan mengalami kontriksi
pembuluh darah perifer dalam merangsang pada bagian pembuluh darah
bagain dalam untuk meningkatkan pada otot yang menggigil yang dapat
menghasilkan panas sehingga suhu tetap stabil.
3. Sistem umpan balik negatif, proses ini merupakan penyimpangan dari
keadaan normal segera dirasakan dan diperbaiki.
4 Cara umpan balik untuk mengoreksi suatu ketidakseimbangan fisiologis,
hal ini dapat dicontohkan apabila seseorang mengalami hipoksia akan
terjadi proses peningkatan denyut jantung yang cepat untuk membawa
darah dan oksigen yang cukup ke sel tubuh.
E. Masalah Keperawatan Yang Berhubungan Dengan Kebutuhan
Cairan dan Elektrolit
Menurut Ribka (2015). SDKI (2016) :
1. Gangguan Cairan
a. Hipovolemi
Terjadi karena kekurangan pemasukan air atau pengeluaran
berlebihan.
Penyebab:
1) Muntah, diare berlebihan
2) Perdarahan
3) Demam
b. Hipervolemi
Terjadi saat air dan natrium dipertahankan dalam proporsi isotonik
sindrom ruang ke tiga berefek kekurangan vulume cairan ekstrasel.
Disebabkan karena infeksi trauma.
c. Dehidrasi
Terjadi jika ada kehilangan cairan tanpa di sertai kehilangan
elektrolit yang proporsional faktor resiko terjadinya dehidrasi.
Penyebab :
1) Macam dehidrasi (kurang volume cairan) berdasarkan derajatnya:
a) Dehidrasi berat
Pengeluaran/kehilangan cairan 4-6 L.
Serum natrium 159-166 mEq/ML.
Turgor kulit buruk.
Nadi dan pernafasan meningkat.
Kehilangan cairan mencapai >10% berat badan.
b) Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 2-4 atau antara 5-10% berat badan
Serum natrium 152-158 mEq/L.
Mata cekung.
c) Dehidrasi ringan, dengan terjadinya kehilangan cairan
mencapai 5% berat badan atau 1,5-2L.
2) Penurunan sekresi ADH.
3) Penurunan fungsi neurologis.
d. Edema
Akumulasi cairan abnormal di jaringan infertital atau rongga tubuh.
Penyebab :
1) Peningkatan tekanan hidostatik.
2) Penurunan tekanan asmotik plasma.
3) Sumbatan imfalik.
4) Refensi urine.
5) Kerusakan pembuluh darah kapiler.
2. Gangguan Elektrolit
a. Hiponatremia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma
darah yang di tandai dengan mual,muntah dan diare.
b. Hipernatremia
Merupakan suatu keadaan di mana kadar natrium dalam plasma
tinggi yang di tandai dengan mukosa kering. Oliguria/anuria, turgor
kulir buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit
kemerahan,lidah kering dan kemerahan ,suhu badan naik.
c. Hipokalemia
Suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Di tandai
dengan lemahnya denyut nadi, turunnya tekanan darah, tidak nafsu
makan, muntah-muntah,perutnya kembung, denyut jantungnya tidak
beraturan.
d. Hiperkalemia
Merupakan suatu keadaan di mana kadar kalium dalam darah tinggi,
ditandai dengan adanya mual,hiperaktivitas sistem pencernaan,
aritmia kelemahan, jumlah urine sedikit sekali, diare, adanya
kecemasan dan iritabilitas.
e. Hipokalsemia
Merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah ditandai
dengan adanya kram otot, kram perut, kejang, bingung, kesemutan
pada jaridan sekitar mulut.
f. Hiperkalsemia
Merupakan suatu keadaan kelebihab kadar kalsium dalam darah di
tandai dengan adanya nyeri pada tulang,relaksasi otot, batu
ginjal,mual-mual, koma, dan kadar kalsium dalam plasma lebih dari
4,3mEq/L.
g. Hipomagnesia
Merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah ditandai
dengan adanya iritabilitas,tremor,kram pada kaki dan tangan,
lakikardi, hipertensi,kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,3
mEq/L.
h. Hipermagnesia
Merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah
ditandai dengan adanya koma,gangguan pernafasan,dan kadar
magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.