Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia


A. Definisi
Kebutuhan dasar manusia (KDM) merupakan sesuatu yang dibutuhkan
oleh manusia untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun
psikologis. Kebtuhan dasar manusia adalah kebutuhan individu yang
menstimulasi respon untuk mempertahankan integritas (keutuhan) hidup.
Berikut ini beberapa pandangan para ahli tentang kebutuhan dasar
manusia.
Menurut Abraham Maslow, seorang individu memiliki motivasi akan
lima tingkat kebutuhan dasar, yakni kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa
aman dan nyaman, kebutuhan rasa cinta dan kasih sayang, kebutuhan
harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri (Aruma & Hanachor, 2017).
Tingkatan kebutuhan manusia ini disusun dalam bentuk piramida,
dimana kebutuhan fisiologis berada dibagian dasar piramida. Hierarki
kebutuhan ini lebih focus untuk mengeksplorasi keinginan manusia dalam
meningkatkan kondisi kehidupan mereka. Berdasarkan uraian tersebut,
maka kebutuhan dasar manusaia sangat penting untuk kelangsungan hidup
dan keberlangsungan individu di masyarakat
B. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia
1. Abraham Maslow
Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow meliputi lima kategori
kebutuhan dasar, yakni sebagai berikut :
Gambar 1: Abraham Maslow’s Hierarchy of Needs
a. Kebutuhan Fisiologis (Physiologic Needs)
Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki
Maslow. Seorang yang beberapa kebutuhannya tidak terpenuhi secara
umum akan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan
fisiologisnya terlebih dahulu.
Misalnya, seorang yang kekurangan makanan, keselamatan, dan
cinta biasanya akan mencari makanan terlebih dahulu daripada
mencari cinta.
Kebutuhan fisiologis hal yang penting untuk bertahan hidup.
Manusia memiliki delapan macam kebutuhan fisiologis, yaitu
kebutuhan akan oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan cairan dan
elektrolit, kebutuhan nutrisi, kebutuhan eliminasi urin dan fekal,
kebutuhan istirahat dan tidur, kebutuhan tempat tinggal, kebutuhan
temperatur, serta kebutuhan seksual. Penting untuk mempertahankan
kebutuhan tersebut guna kelangsungan umat manusia.
b. Kebutuhan Keselamatan dan Rasa Aman (Safety and Security
Needs)
Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah
keselamatan dan rasa aman dari berbagai aspek, baik fisiologis
maupun psikologis.Kebutuhan ini meliputi kebutuhan perlindungan
diri dari udara dingin, panas, kecelakaan dan infeksi, bebas dari rasa
takut dan cemas, serta bebas dari ancaman keselamatan dan psikologi
pada pengalaman yang baru atau tidak dikenal.
c. Kebutuhan Rasa Cinta, Memiliki, dan Dimiliki (Love and
Belonging Needs)
Kebutuhan ini meliputi memberi dan menerima kasih sayang,
perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain,
kehangatan, persahabatan, serta mendapat tempat atau diakui dalam
keluarga, kelompok dan lingkungan sosialnya.
d. Kebutuhan Harga Diri (Self Esteen Need)
Kebutuhan ini meliputi perasaan tidak bergantung pada orang lain,
kompeten, serta penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain.
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Need for Self Actualization)
Kebutuhan ini meliputi kemampuan untuk dapat mengenal diri
dengan baik (mengenal dan memahami potensi diri), belajar
memenuhi kebutuhan sendiri – sendiri, tidak emosional, mempunyai
dedikasi yang tinggi, kreatif, serta mempunyai kepercayaan diri yang
tinggi dan sebagainya.
Dengan mengetahui konsep kebutuhan dasar menurut Maslow, kita
perlu memahami bahwa :   
1) Manusia senantiasa berkembang, sehingga dapat mencapai potensi
diri yang maksimal. 
2) Kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi tidak akan terpenuhi
dengan baik sampai kebutuhan di bawahnya penuhi. 
3) Jika kebutuhan dasar pada tiap tingkatan tidak terpenuhi, pada
akhirnya akan muncul sesuatu kondisi patologis. 
4) Setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama dan setiap
kebutuhan tersebut dimodifikasi sesuai dengan budaya masing. 
5) Setiap orang memenuhi kebutuhan dasarnya menurut prioritas
6) Walaupun kebutuhan pada umumnya harus dipenuhi, tetapi
beberapa kebutuhan sifatnya dapat ditunda 
7) Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan menyebabkan
ketidakseimbangan homeostasis. Lebih lanjut kondisi ini dapat
menimbulkan penyakit. 
8) Kebutuhan dapat menyebabkan seseorang berpikir dan bergerak
memenuhinya. Ini disebabkan oleh  rangsangan yang berasal dari
faktor eksternal dan internal. 
9) Seseorang dapat merasakan adanya kebutuhan sehingga dapat
berespon melalui berbagai cara. 
10) Kebutuhan dasar sifatnya saling berkaitan, beberapa kebutuhan
yang tidak terpenuhi akan mempengaruhi   kebutuhan lainnya.
11) Untuk beralih ke tingkat kebutuhan yang lebih tinggi, kebutuhan
dasar di bawahnya harus terpenuhi dulu.Artinya, terdapat sesuatu
jenjang kebutuhan yang “lebih penting” yang harus dipenuhi
sebelum kebutuhan yang lain dipenuhi. Sebagai contoh, jika
kebutuhan fisiologis seseorang seperti makan, cairan, istirahat dan
lain sebagainya belum terpenuhi, tidak mungkin baginya untuk
memenuhi kebutuhan harga diri atau aktualisasi diri dengan
mengabaikan kebutuhan yang pertama.
2. Virginia Henderson
Teori keperawatan  Virginia Handerson (Hammer dan Henderson, 1955)
mengcangkup seluruh kebutuhan dasar seorang manusia. Handerson
(1964) mendefinisikan keperawatan sebagai :
Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan
aktivitas yang memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan
penyembuhannya. Dimana individu tersebut akan mampu
mengerjakannya tanpa bantuan bila ia memiliki kekuatan, kemauan, dan
pengetahuan yang di butuhkan. Dan hal ini dilakukan dengan cara
membantu mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin.
Kebutuhan berikut ini, sering kali disebut 14 kebutuhan dasar henderson ,
memberikan kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan
(Henderson, 1966):
a. Bernapas secara normal
b. Makan dan minum yang cukup
c. Eliminasi (buang air besar dan kecil)
d. Bergerak dan mempertahankan postur yang diinginkan
e. Tidur dan istirahat
f. Memilih pakaian yang tepat
g. Mempertahankan susu tubuh dalam kisaran normal dengan
menyesuaikan pakaian yang dikenakan dan modifikasi lingkungan
h. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
i. Menghindari bahaya dari lingkungan dan menghindari yang
membahayakan orang lain
j. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan emosi,
kebutuhan, kekhawatiran dan opini
k. Beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
l. Bekerja sedemikian rupa sebagai modal untuk membiayai kebutuhan
hidup
m. Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
n. Belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu yang mengarah
pada perkembangan yang normal, kesehatan, dan penggunaan fasilitas
kesehatan yang tersedia.
3. Watson
Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988)
berupaya untuk mendifinisikan hasil dari aktivitas keperawatan yang
berhubungan dengan aspek humanistik dari kehidupan ( Watson
1979;marriner-Tomey,1994). Tindakan keperawatan mengacu langsung
pada pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku
manusia.Keperawatan memperhatikan peningkatan dan mengembalikan
kesehatan serta pencegahan terjadinya penyakit.
Model Watson meliputi proses asuhan keperawatan, pemberian
bantuan bagi klien dalam mencapai atau mempertahankan kesehatan atau
mencapai kematian yang damai. Intervensi keperawatan berkaitan
dengan proses keperawatan manusia. Perawatan manusia membutuhkan
perawat yang memahami perilaku dan respon manusia terhadap
masalah  kesehatan yang aktual ataupun yang potensial, kebutuhan
manusia dan bagaimana merespon terhadap orang lain dan memahami
kekurangan  dan kelebihan klien dan keuarganya , sekaligus pemahaman
pada dirinya sendiri. Selain itu perawat memberikan kenyamanan  dan
perhatian serta empati pada klien dan keluargannya. Asuhan keperwatan
tergambar pada seluruh faktor-faktor yang digunakan oleh perawat dalam
pemberian pelayanan keperawatan pada klien ( Watson, 1987)
Jean Watson (dalam B Talento, 1995) membagi kebutuhan dasar manusia
kedalam dua perangkat utama, yaitu:
a. Kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs)
b. Kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher older needs)
Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu
membantu upaya kompleks manusia untuk mencapai aktualisasi diri, tiap
kebutuhan dipandang dalam konteksnya terhadap kebutuhan lain, dan
semuanya dianggap penting.
4. King
Manusia merupakan individu reaktifan yang dapat bereaksi terhadap
situasi, orang dan objek tertentu. Sebagai makhluk yang berorientasi pada
waktu, manusia tidak terlepas dari kejadian masa lalu dan masa sekarang
yang akan berpengaruh terhadap masa depannya. Sebagai makhluk
sosial, manusia hidup bersamaorang lain dan berinteraksi satu sama lain.
Berdasarkan hal tersebut, kebutuhan dasar manusiadi bagi menjadi tiga
yaitu:
a. Kebutuhan akan informasi kesehatan
b. Kebutuhan akan pencegahan penyakit
c. Kebutuhan akan perawat ketika sakit.
King (1987, dalam potter, 2015) mengatakan bahwa pemenuhan
kebutuhan dasar manusia berfokus pada tiga sistem, yaitu:
1) Sistem personal
2) Sistem interpersonal, dan
3) Sistem social
5. Martha E. Rogers
Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh serta memiliki sifat dan
karakter yang berbeda. Manusia selalu berinteraksi dengan limgkungan
dan memengaruhi satu sama lain. Dalam proses kehidupannya, manusia
diciptakan dengan karakteristik dan keunikannya masing- masing.
Dengan kata lain, setiap individu berbeda satu dengan yang lain. Konsep
Martha E. Rogers ini di kenal dengan konsep manusia  manusia sebagai
unit.
6. Dorothy E. Jhonson
Jhonson mengungkap pandangannya dengan menggunakan
pendekatan sistem perilaku.Dalam pendekatan ini, individu di pandang
sebagai sistem prilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan
stabilita, baik dalam lingkungan internalmaupun eksternal.Individu juga
memiliki keinginan untuk mengatur dan menyesuaikan dirinya terhadap
pengaruh yang timbul.
Jhonson mengkonseptualkan manusia sebagai sistem perilaku dimana
fungsi adalah observasi perilaku yang merupakan teori system biologi,
yang menyatakan bahwa manusia merupakan system biologi yang terdiri
dari bagian biologi dan penyakit adalah hasil dari gangguan sistem
biologi.
7. Sister Calista Roy
Menurut Roy, manusia sebagai individu dapat meningkatkan
kesehatannya dengan mempertahankan perilaku yang adaptif dan
mengubah perilaku maladaptif. Sebagai makhluk biopsikososial, manusia
selalu berinteraksi dengan lingkungannya.Untuk mencapai keseimbangn
atau homeostasis, manusia harus beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi.Adaptasi tersebut dilakukan dengan stimulasi fokal, stimulasi
konstektual dan stimulasi residual. Dalam proses penyesuaian diri,
individu harung meningkatkan energinya agar mampu mencapai tujuan
berupa kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi serta keunggulan.
Dengan demikian, individu memiliki tujuan untuk meningkatkan respon
adaptif. Oleh karena itu Roy secara ringkas berpendapat bahwa individu
sebagai makhluk biopsikososio-spiritual yang merupakan satu kesatuan
yang utuh, memiliki mekanisme untuk beradaptasi dengan perubahan
lingkungan yang terjadi melalui interaksi yang dilakukan terhadap
perubahan lingkungan tersebut.
8. Halbert Dunn
Halbert dunn (1958) membagi Kebutuhan Dasar Manusia (KDM)
menjadi dua belas (12) kebutuhan, diantaranya:
a. Adat istiadat atau kepercayaan
b. Komunikasi
c. Persahabatan
d. Kebutuhan untuk tmbuh
e. Kebutuhan berimajinasi
f. Kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang
g. Keseimbangan
h. Lingkungan fisik maupun sosial
i. Sosialisasi
j. Falsafah hidup
k. Dignity (kedudukan),
l. Kemerdekaan.

2.2 Persepektif Teori Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit


A. Definisi Dasar Cairan Dan Elektrolit
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat
tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikelpartikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke tubuh melalui makanan, minuman,
dan cairan intravena (IV) dan di distribusikan ke seluruh tubuh (Haswita,
Reni Sulistyowati, 2017).
Cairan dan elekteolit merupakan komponen tubuh yang berperan dalam
memelihara fungsi tubuh dan proses homeostatis. Tubuh kita terdiri atas
sekitar 60% air yang tersebar dalam sel maupun luar sel. Namun demikian,
besarnya kandungan air tergantung usia, jenis kelamin, dan kandungan
lemak.(Tarwoto dan Wartonah,2010).
Keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan salah satu faktor yang
diatur dalam homeostatis. Keseimbangan cairan sangat penting karena
diperlukan untuk kelangsungan hidup organisme. Keseimbangan
diperlukan oleh tubuh adalah dimana input=output. (Hidayat A.A, 2012).
Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan bagian dari kebutuhan dasar
manusia secara fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian
tubuh, hampir 90% dari total berat badan tubuh. (A. Aziz Alimul H.,2017).
Berdasarkan perhitungan energy expenditure rata-rata pada pasien yang
dirawat di rumah sakit didapatkan kebutuhan cairan perhari sebagai
berikut :
1. Bayi 1 hari = 50 ml H2O/kgBB/hari
2. Bayi 2 hari = 75 ml H2O/kgBB/hari
3. Bayi ≥ 3 hari = 100 ml H2O/kgBB/hari
4. Berat badan 10 kg pertama = 100 ml H2O/kgBB/hari
5. Berat badan 10 kg kedua =1000 ml H2O/kgBB/hari
6. Berat badan ≥ 20 kg = 1500 ml H2O/kgBB/hari
(Hari Kushartono, 2016)
B. Jenis – jenis Cairan dan Elektrolit
1. Jenis Cairan
a. Cairan zat gizi (Nutrien)
Pasien yang istirahat di tempat tidur memerlukan kalori 450 setiap
hari . cairan nutrien dapat diberikan melalui intravena dalam bentuk
karbohidrat, nitrogen, dan vitamin untuk metabolisme. Kalori yang
terdapat dalam cairan nutrien dapat berkisar antara 200-1500 kalori
per liter.
b. Blood volume expanders: jenis cairan yang berfungsi meningkatkan
volume darah sesudah kehilangan darah atau plasma. Hal ini terjadi
pada saat pasien mengalami perdarahan berat, maka pemberian
plasma akan mempertahankan jumlah volume darah. Jenis blood
volume expanders antara lain: human serum albumin dan dextran
dengan konsentrasi yang berbeda.
2. Jenis Elektrolit
Terdiri dari : cairan isotonik, hipotonik, hipertonik
Contohnya:
a. Cairan ringers, terdiri atas :Na⁺,K⁺, C1 dan, Ca²⁺.
b. Cairan ringers laktat, terdiri atas: Na⁺,K⁺,Mg²⁺, C1⁻, Ca²⁺, dan
HCO₃⁻.
c. Cairan buffer, terdiri atas: Na⁺,K⁺,Mg²⁺, C1⁻,dan HCO₃⁻.

(Hadaway L. 2017).
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan Dan
Elektrolit
1. Usia Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme
yang diperlukan dan berat badan.
2. Temperature lingkungan Panas yang berlebihan menyebabkan
berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui keringat
sebanyak 15-3- gram/hari.
3. Diet Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah
cadangan energy, proses ini menimbulkan pergerakan cairan dari
interstial ke intraseluler.
4. Stress Stress dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel,
konsentrasi darah dan glikosis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan
retensi sodium dan air.
5. Sakit Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal, dan
jantung, gangguan hormon akan mengganggu keseimbangan cairan.
(Tarwoto dan Wartonah,2010).
D. Dampak Perubahan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Dampak perubahan kebutuhan cairan dan elektrolik berpengaruh pada
homeostatis tubuh yang merupakan suatu keadaan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi kondisi yang dialami
individu. Proses homeostatis ini dapat terjadi apabila tubuh mengalami
stress maka tubuh akan melakukan mekanisme ilmiah pertahanan diri
untuk menjaga kondisi yang seimbang. Homeostatis yang terdapat dalam
tubuh manusia dapat dikendalikan oleh suatu sistem endokrin dan saraf
otonom. Dalam mempelajari cara tubuh melakukan proses homeostatis
dapat melalui empat cara, diantaranya :
1. Self regulation dimana sistem ini terjadi secara otomatis terjadi pada
orang yang sehat seperti dalam pengaturan proses sistem fisiologis tubuh
manusia
2.Berkompensasi yaitu tubuh akan cendrung bereaksi terhadap
ketidaknormalan dalam tubuh, contoh apabila lingkungan tiba-tiba dingin
maka tubuh khususnya pembuluh darah akan mengalami kontriksi
pembuluh darah perifer dalam merangsang pada bagian pembuluh darah
bagain dalam untuk meningkatkan pada otot yang menggigil yang dapat
menghasilkan panas sehingga suhu tetap stabil.
3. Sistem umpan balik negatif, proses ini merupakan penyimpangan dari
keadaan normal segera dirasakan dan diperbaiki.
4 Cara umpan balik untuk mengoreksi suatu ketidakseimbangan fisiologis,
hal ini dapat dicontohkan apabila seseorang mengalami hipoksia akan
terjadi proses peningkatan denyut jantung yang cepat untuk membawa
darah dan oksigen yang cukup ke sel tubuh.
E. Masalah Keperawatan Yang Berhubungan Dengan Kebutuhan
Cairan dan Elektrolit
Menurut Ribka (2015). SDKI (2016) :
1. Gangguan Cairan
a. Hipovolemi
Terjadi karena kekurangan pemasukan air atau pengeluaran
berlebihan.
Penyebab:
1) Muntah, diare berlebihan
2) Perdarahan
3) Demam
b. Hipervolemi
Terjadi saat air dan natrium dipertahankan dalam proporsi isotonik
sindrom ruang ke tiga berefek kekurangan vulume cairan ekstrasel.
Disebabkan karena infeksi trauma.
c. Dehidrasi
Terjadi jika ada kehilangan cairan tanpa di sertai kehilangan
elektrolit yang proporsional faktor resiko terjadinya dehidrasi.
Penyebab :
1) Macam dehidrasi (kurang volume cairan) berdasarkan derajatnya:
a) Dehidrasi berat
 Pengeluaran/kehilangan cairan 4-6 L.
 Serum natrium 159-166 mEq/ML.
 Turgor kulit buruk.
 Nadi dan pernafasan meningkat.
 Kehilangan cairan mencapai >10% berat badan.
b) Dehidrasi Sedang
 Kehilangan cairan 2-4 atau antara 5-10% berat badan
 Serum natrium 152-158 mEq/L.
 Mata cekung.
c) Dehidrasi ringan, dengan terjadinya kehilangan cairan
mencapai 5% berat badan atau 1,5-2L.
2) Penurunan sekresi ADH.
3) Penurunan fungsi neurologis.
d. Edema
Akumulasi cairan abnormal di jaringan infertital atau rongga tubuh.
Penyebab :
1) Peningkatan tekanan hidostatik.
2) Penurunan tekanan asmotik plasma.
3) Sumbatan imfalik.
4) Refensi urine.
5) Kerusakan pembuluh darah kapiler.

2. Gangguan Elektrolit
a. Hiponatremia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma
darah yang di tandai dengan mual,muntah dan diare.
b. Hipernatremia
Merupakan suatu keadaan di mana kadar natrium dalam plasma
tinggi yang di tandai dengan mukosa kering. Oliguria/anuria, turgor
kulir buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit
kemerahan,lidah kering dan kemerahan ,suhu badan naik.
c. Hipokalemia
Suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Di tandai
dengan lemahnya denyut nadi, turunnya tekanan darah, tidak nafsu
makan, muntah-muntah,perutnya kembung, denyut jantungnya tidak
beraturan.
d. Hiperkalemia
Merupakan suatu keadaan di mana kadar kalium dalam darah tinggi,
ditandai dengan adanya mual,hiperaktivitas sistem pencernaan,
aritmia kelemahan, jumlah urine sedikit sekali, diare, adanya
kecemasan dan iritabilitas.
e. Hipokalsemia
Merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah ditandai
dengan adanya kram otot, kram perut, kejang, bingung, kesemutan
pada jaridan sekitar mulut.
f. Hiperkalsemia
Merupakan suatu keadaan kelebihab kadar kalsium dalam darah di
tandai dengan adanya nyeri pada tulang,relaksasi otot, batu
ginjal,mual-mual, koma, dan kadar kalsium dalam plasma lebih dari
4,3mEq/L.
g. Hipomagnesia
Merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah  ditandai
dengan adanya iritabilitas,tremor,kram pada kaki dan tangan,
lakikardi, hipertensi,kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,3
mEq/L.
h. Hipermagnesia
Merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah
ditandai dengan adanya koma,gangguan pernafasan,dan kadar
magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.

2.3 Intervensi Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit


Menurut SIKI, PPNI 2018 :
A. Atur intake cairan dan elektrolit.
B. Berikan therapi intravena (IVFD) sesuai kondisi pasien dan intruksi dokter
dengan memperhatikan : jenis cairan, jumlah/dosis pemberian, komplikasi
dari tindakan.
C. Tranfusi darah
Merupakan tindakan memasukkan darah melalui vena dengan
menggunakan seperangkat alat tranfusi pada pasien yang membutuhkan
darah.
D. Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti :deuretik, kayexalate.
E. Provide care seperti : perawatan kulit, safe environment.
DAFTAR PUSTAKA

Hadaway, L. (2017). CAIRAN DAN OBAT-OBATAN INTRAVENA. Sheehy's


Emergency and Disaster Nursing-1st Indonesian Edition, 83.
Haswita dan Sulistyowati, Reni, 2017. Kebutuhan Dasar Manusia Untuk
Mahasiswa Keperawatan dan Kebidanan. Jakarta: Selemba Medika.
Hidayat, A, A. (2012). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Surabaya : Health
Books
Kushartono, H. (2016). Terapi Cairan dan Elektrolit Pada Anak.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
Putera, U. P., Hidayat, A. A. A., Festi, P., & SKM, M. K. (2017). ASUHAN
KEPERAWATAN ANAK DENGAN MASALAH HIPOVOLEMIA PADA KASUS
GASTROENTERITIS DI RS. MUHAMMADIYAH SURABAYA (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surabaya).
Ribka, (2015), Aplikasi Asuhan Keperawatan Diagnosa Medis NANDA NIC-
NOC, Yogyakarta:Medication Yogyakarta
Tarwoto, Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba.

Anda mungkin juga menyukai