Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ASBABUN NUZUL QURAN

Disusun Oleh:
Khairul Umam MN (19204010037 )

Dosen:
Prof. Dr. H. Muhammad Chirzim, M.Ag.

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan atas Kehadirat Allah Subhanahuwata’ala,
atas limpahan rahmah serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
tugas mata kuliah Filsafat Ilmu ini dengan lancar dan tanpa ada halangan yang
berarti.
Sholawat serta salam, senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad shallallahu’alaihiwasallam. Berkat beliaulah agama Islam menjadi
rohmatallil’alamin dan ilmu pengetahuan dapat kita peroleh.
Makalah ini penyusun selesaikan dan presentasikan, guna memenuhi tugas
mata kuliah Studi Al-Quran dan Hadist Perrspektif Pendidikan Islam. Atas segala
kemudahan dan bantuannya penyusun ucapkan terimakasih.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnan, oleh karena itu penyusun
memohon maaf, apabila dalam penyajian makalah ini kurang berkenan atau
bahkan menyinggung pembaca sekalian. Semoga makalah ini memberikan
informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Yogyakarta, 9 Maret 2015

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

BAB I...................................................................................................................................4

PENDAHULUAN..................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG...................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................5

C. TUJUAN PENULISAN...............................................................................................5

BAB II..................................................................................................................................6

PEMBAHASAN....................................................................................................................6

A. DEFINISI NUZUL AL-QURAN....................................................................................6

1. Secara Bahasa.....................................................................................................6

2. Menurut Ahli Tafsir............................................................................................6

B. PROSES DITURUNKANYA AL-QURAN......................................................................7

1. Al-Qur’an diturunkan ke lauh mahfuzh..............................................................7

2. Nuzul al-Qur’an ke baitul izzah fi as-sama’ ad-dunya.........................................8

3. Nuzul al-qur’an kepada nabi muhammad..........................................................9

C. HIKMAH DITURUNKANNYA AL-QURAN SECARA BERANGSUR-ANGSUR.................9

BAB III...............................................................................................................................12

PENUTUP..........................................................................................................................12

KESIMPULAN................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Allah menurunkan Al-Qur’an untuk menjadi pedoman hidup bagi
para hambanya kearah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan
menegakkan asas kehidupan yang didasarkan pada keimanan kepada Allah
SWT dan risalah-Nya. Apa yang Allah ciptakan, tentukan maupun turunkan
semua pasti mempunyai sebab dan alasannya masing-masing. Nah, begitu
juga dengan Al-Qur’an. Dimana setiap ayat-ayatnya diturunkan Allah ke
muka bumi ini dilandasi dengan alasan dan sebab-sebab tertentu.
Asbab An-Nuzul merupakan ilmu yang menjadi wadah untuk
mengkaji dan menganalisis sejarah Al-Qur’an sebagai upaya untuk
memahami penafsiran Al-Qur’an yang benar dengan berpacu pada
peristiwa maupun pertanyaan yang menjadi latar belakang turunnya ayat
dengan berbagai macam ragamnya. Sesungguhnya, penafsiran terhadap ayat
(menyimpulkan makna dan inti utama dari ayat dimana didalamnya
terkandung rahasia-rahasia) dapat dipecahkan/diketahui dengan syarat harus
mengetahui nuzul (sebab-sebab turunnya ayat) tersebut. Dengan
mempelajari, memahami, serta mendalami ilmu Asbab An-Nuzul maka
akan mempertegas dan mempermudah dalam proses penafsiran ayat-ayat
Al-Qur’an serta dapat memperkecil maupun menghilangkan skala
keraguannya.
Dengan mempelajari al-Qur’an, akan menambah perbendaharaan ilmu
pengetahuan, memperluas wawasan dan pandangan, menemukan perspektif
dan paradigma baru, serta menemukan hal-hal yang baru pula. Lebih dalam
lagi mempelajari kandungan al-Qiur’an dapat mendorong lebih meyakini
kebenaran dan keunikan kandungannya, ini semua menunjukkan kebesaran
Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Perkasa atas segala ciptaanNya. Al
Qur’an memiliki keunikan/kekhasan dalam penyampaian pesan-pesan yang

4
dikandungnya semenjak awal diturunkannya al Qu’an sampai ayat terakhir
turun.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Asbab Nuzul Al--Quran?
2. Bagaimana berlangsungnya proses penurunan Al-Quran?
3. Apa hikmah diturunkan Al-quran secara berangsu-angsur?
4. Apa faidah mengetahui Asbab Nuzul Al-Quran?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengerian Asbab Nuzul Al-Quran
2. Memahami bagaimana proses diturunkannya Al-Quran
3. Dapat mengetahui dengan jelas hikmah diturunkannya Al-Quran secara
berangsur-angsur
4. Mengetahuai faidah memahami Asbab Nuzul Al-Quran

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI ASBAB NUZUL AL-QURAN

1. Secara Bahasa
Menurut bahasa (etimologi), Asbab An-Nuzul berarti turunnya
ayat-ayat Al-Qur’an dari kata “asbab” jamak dari “sababa” yang artinya
sebab-sebab, nuzul yang artinya turun. Yang dimaksud turun disini adalah
ayat Al-Qur’an. Asbab An-Nuzul adalah suatu peristiwa atau apa saja
(pertanyaan) baik secara langsung maupun tidak langsung yang
menyebabkan turunnya ayat-ayat Al-Qur’an oleh Allah SWT kepada nabi
Muhammad SAW, secara berangsur-angsur lebih kurang 23 tahun dengan
tujuan untuk memperbaki akidah, ibadah, akhlaq dan pergaulan manusia,
yang sudah menyimpang dari kebenaran

Nuzullul Quran terdiri dari dua kata, yaitu nuzul dan Al-Quran.
Kata nazala dalam bahasa arab memiliki arti meluncur dari tempat yang
tinggi ke tempat yang rendah. Nuzul juga bisa diartikan dengan makna
singgah atau tiba ditempat tertentu.

Rupanya nuzul tak hanya memiliki dua makana. Dr. Ahmad


Asayid Al-Kumiy dab Dr. Muhammad Ahmad Yusuf Al-Qasim dalam
buku yang mereka tulis bersama, mengiventarisasi lima buah makana
nuzul, dua diantaranya yang sudah disebutkan diatas, sedangkan dua
makana yang lainnya adalah At-Tartib (tertib, teratur), dan Al-Ijtima
(pertemuan), makana yang terahir didefiniskan dengan makna turun secara
berangsur-angsur terkadang sekaligus.1

2. Menurut Ahli Tafsir


Menurut Abdul Adzim al-Zarqani dalam kitabnya Manahil Al-
Irfan fi Ulum Al-Quran, beliau mendefinisikan Asbab An-Nuzul sebagai

1
Acep Hermawan, Ulumul Quran. 2013. (bandung. PT Remaja Rosdakarya) hal :

6
suatu peristiwa khusus yang terjadi pada masa Rasulullah SAW dimana
setelah kejadian itu turun ayat Al-Qur’an yang membicarakan atau
menjelaskan ketentuan hukum tentang terjadinya peristiwa tersebut2.
Menurut Manna Al-Qahtan, Asbab An-Nuzul adalah sebagai
peristiwa yang menyebabkan ayat-ayat Al-Quran itu diturunkan waktu
kejadian peristiwa tersebut, baik berupa pertanyaan maupun kasusu-kasus
tertentu3.
Menurut Subhi Al-Shaleh, “Asbab An-Nuzul adalah sesuatu yang
menjadi sebab turunnya satu atau beberapa ayat Al-Qur’an yang terkadang
menyiratkan suatu peristiwa sebagai respon atasnya atau sebagai penjelas
terhadap hukum-hukum ketika peristiwa itu terjadi”4.
Menurut Dr. M. Quraish Shihab, pakar tafsir di Indonesia,
Asbabunnuzul bukanlah dalam artian hukum sebab akibat sehingga
seakan-akan tanpa adanya suatu peristiwa atau kasus yang terjadi maka
ayat itu tidak akan turun. Pemakaian kata asbab bukanlah dalam arti yang
sebenarnya. Tanpa adanya suatu peristiwa, Al-Qur’an tetap diturunkan
oleh Allah SWT sesuai dengan iradat-Nya. Demikian pula kata An-Nuzul,
bukan berarti turunnya ayat Al-Qur’an dari tempat yang tinggi ke tempat
yang rendah, karena Al-Qur’an tidak berbentuk fisik atau materi.
Pengertian turun menurut para mufassir, mengandung pengertian
penyampaian atau penginformasian dari Allah SWT kepada utusan-Nya,
Muhammad SAW, dari alam ghaib ke alam nyata melalui malaikat Jibril.

B. PROSES DITURUNKANYA AL-QURAN

1. Al-Qur’an diturunkan ke Lauh Mahfuzh


Keberadaan Al-Quran di lauhul mahfuz disebutkan secara jelas
dalam Al-Quran . Allah SWT befirman:

2
Muhammad Abdul ‘Adzim Al-Zarqani. Manahilul ‘Irfan Fi ‘Ulumil Qur’an. Darul Fikri. Bairut. Hal.
106.
3
Manna’ Al-Qhatthan. Mabahits Fi ‘Ulumil Qur’an. Mansyurat al-Ashri al-Hadits. Riyadl. 1973.
Hal. 77.
4
Shubhi Shaleh. Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Alih bahasa. Cetakan III.

7
ۭ ٍ ‫بَ ْل ُه َو ُق ْرءَا ٌن جَّمِ ي ٌدىِف لَ ْو ٍح حَّمْ ُف‬,
‫وظ‬
“bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Quran yang mulia. Yang
tersimpan dalam lauhul mahfuz “(Q.S. Al-Buruj 85:21-22)5

Menurut ibnu katsir, Al-Quran yang mulia berada di lauhul


mahfuz, artinya disuatu tempat yang tinggi, yang terpelihara dari segala
bentuk penambahan, pengurangan, pemalsuan, dan perubahan.

Kapan dan bagaimana Al-Quran diturunkan ke lauhul mahfuz


adalah masalah gaib, haya Allah yang mengetahuina. Yang jelas, kata
sayyid quthub dalam buku Prof. Yunahar, keberadaan Al-Quran di Lauhul
Mahfuz menunjukan bahwa Aal-Quran terpelihara, dan akan selalu
menjadi rrujukan ahir, yang mmencakup segala persoalan, dan
kepadanyalah dikembalikan semua perkataan.

Menurut Az-Zarqani dalam buku Prof. Yunahar, Al-Quran


diturunkan ke lauhul mahfuz sekaligus, tiidak bertahap seperrti ketika
diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Argument Az-Zarqani:
pertama: pertaman, teks ayat sendirimenunjukan hal itu. kedua tidak ada
alas an diturunkan secara bertahap pada fase ini, karena hikmah diturunkan
Al-Quran ssecara bertahap tidak akan terwujud dan juga ttidak
diperlukan.6

2. Nuzul al-Qur’an ke Baitul Izzah fi as-sama’ ad-dunya


Dari lauhul mahfuz, Al-quran diturunkan seklaigus ke baitul izzah
di langit dunia. Bedasarkan firman Allah beikut ini:

ِِ ٍِ ٍ ‫إِنَّا أ ىِف‬7
َ ‫َنزلْٰنَهُ لَْيلَة ُّمرَٰب َ َكة إنَّا ُكنَّا ُمنذر‬
‫ين‬ َ
“sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi
dan sesungguhnya kamilah yang memberi peringatan.” (QS. Ad-Duhan
44:3)

5
https://ibnothman.com/quran/surat-ad-dukhan-dengan-terjemahan-dan-tafsir/ tgl : 16 sept
6
Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an. 2015 (Yogyakarta, Itqan Fablising) hal: 35
7
https://ibnothman.com/quran/surat-ad-dukhan-dengan-terjemahan-dan-tafsir/. Tgl: 16 sept

8
 ‫َنزلْٰنَهُ ىِف لَْيلَ ِة ٱلْ َق ْد ِر‬
َ ‫إِنَّا أ‬
“sesungguhnya kami telah menrunkannya (Al-Quran) pada malam
kemuliaan.” (Q.S. Al-Qadarr 97:1)8
Dari ketiga ayat di atas menunjukan bahwa Al-Qurn diturunkan
pada malam yang diberkahi, yaitu malam kemuliaan, dan malam itu adalah
salah satu malam dari malam ramadhan. Menurut Az-Zarqani yang
dimaksud dengan turunnya Al-Quran dalam tiga ayat di atas bukanlah
turunnya kepada nabi Muhammad SAW, tetapi turun yang lain, karena
sebagaimana diketahui Al-Quran dituunkan kepada nabi Muhammad
SAW secara berangsur-angsur dalam kurun waktu 23 tahun, bukan haya
satu malam saja.

3. Nuzul al-qur’an kepada nabi muhammad


Dari baitul iizah di langit dunia, kemudian Al-Quran diturunkan
kepada nabi Muhammad SAW pertama kali pada malam qadar, malam
yang diberkati, yaitu pada salah satu malam bulan ramadhan. Setelah itu
Al-Quran dituunkan secara berangsurangsur selama lebihurang 23 tahun.

C. HIKMAH DITURUNKANNYA AL-QURAN SECARA BERANGSUR-


ANGSUR
kitab suci Al-Quran diturunkan kepada nabi Muhammad SAW secara
berangsur-angsu dalam dua periode Makkah dan Madinah. Perode makkah
dimulai saat nabi muhamad menginjak usia yang ke 41 tahun, peiode di
makkah berlangsung selama 13 tahun lamanya. Kemudia penerimaan wahyu
pada peiode madinah, belansung selama 10 tahun.
Tueunnya Al-Quran secara berangsur-angsur adalah bukti yang pasti
bahwa Alll-Quran al-karim diturunkan dari yang maha bijaksana dan maha
terpuji. Sekalipun Al-quran diturunkan sebagian demi sebagian, sedikit demi
sedikit dalam rentan waktu kurang lebihh 23 tahun, tetapi rangkaian ayat

8
https://ibnothman.com/quran/surat-al-qadr-dengan-terjemahan-dan-tafsir/ tgl: 16 sept

9
demi ayat , surat demi suratnyanya serasi, tanpa ada pertentangan sedikitpun
diantara ayat yang lain.
Hikmah diturunkannya al-Quran secara berangsur-angsur kepada nabi
Muhammad SAW:9
1. Untuk menguatkan hati nabi Muhammad SAW dalam menerima dan
menyampaikan kalam Allah kepada ummat manusia
2. Memudahkan nabi untuk membacakannya kepada ummat, menjelaskan
dan memberikan contoh pelaksanaannya.
3. Memudahkan ummat pada masa itu menghafal, mencatat, dan
memahami Al-Quran
4. Merupakan bukti yang pasti bahwa Al-Qur’an Al-karim diturunkan dari
sisi yang maha bijaksana dan maha terpuji.

Menurut qurais sihab sejarah dari ditutunkan Al-quran dapat diambil


kesimpulan bahwa Al-Quran memiliki tiga tujuan pokok:

1. Petunjuk aqidan dan kepecayaan yang harus dianut oleh manusia yang
tersimpul dalam keimanan akan keesaan tuhan dan keyakinan akan
adanya hari pembalasan.
2. Petnjuk mengenai akhlak yang murrni dengan jalan menerangkan norma-
norma keagamaan dan susia yang harus diikuti oleh manusia dalam
kehidupannya secata individual atau kolektif.
3. Petunjuk mengenai syariat dan hokum yang harus diikuti oleh manusia
dalam hubungannya dengan tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain
yang lebihh singkat, al quran adalah petunjuk bagi seluuhh manusia ke
jalan yang harus ditempuh demi kebahagian hidup di dunia dan di
akhirat.10
D. FAIDAH MENGETAHUI ASBABUN NUZUL
Bebeapa pakar ulumul quran misalnya l-zarqani dan Al-Suyuthy,
mesyinyalir adanya kalangan yang beranggapan bahwa mengetahui asbab
9
Yunahar Ilyas, hal: 44
10
M. Qurais Sihab, Membumikan Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan
Masyarakat, 1999, (Bandung, Mizan) hal: 40

10
nuzul tidak ada gunanya. Hal itu dianggapnya tidak lebih daripada sejarah
turunnnya ayat yang tidak ada kaitannya dengan pemahaman Al-Quran.
Anggapan secacam ini, oleh kebanyakan ulama termasuk diantaranya ibnu
taimiyah yang mendalami ilmu-ilmu Al-Quran, dinilai sebagai pandangan-
[andangan keliru karena banyak sekali yang dapat dibantu dari mengetahui
sababbun nuzul di dalam memahami Al-Quran. Faidah-faidah itu di
antaranya sebagai berikut:
1. Membantu dalam memahami sekaligus mengatasi ketidakpastian di dalam
menangkap ayat-ayat Al-Quran.
2. Membantu memahami maksud ayat dan menafsirkan dengan benar
3. Memudahkan dalam menghafal, memahami serta memantapkan kepastian
wahyu dalam ingatan.
4. Pengetahuan terhadap siapa yang dituju ayat menjadi jelas.
5. Bisa mengetahui bahwa sebab turunnya ayat tidak keluar dari hokum ayat,
apabila terdapat yang menghussuskannya.11

11
Fahd bin Abdurrahman , dirasah fi ulumm Al-Quran, 1997. (Yogyakarta, Titian Ilahi Pres) hal :
187-191

11
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Sejarah pewahyuan turunnnya al qur’an dimulai dari surat al-‘Alaq ayat


1-5, dengan mengajak kepada Nabi Muhammad Saw untuk membaca yang
dituntunkan bacaannya oleh Malaikat Jibril, karena dengan membaca berarti
sudah membuka pintu gerbang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang
datangnya dari Allah, yang mengajarkan kepada manusia apa saja yang
belum diketahuinya. Al-Qur’an turun dalam waktu kurang lebih 23 tahun,
yang berisi ajakan untuk bertauhid yang diturunkan ke Makkah, sedangkan
ayat-ayat yang turun di Madinah sebagai ajakan untuk membangun sosial
kemasyarakatan.

Al-Qur’an diturunkan secara bertahap, dimaksudkan sebagai pelajaran


bagi umat manusia yang penuh dengan nilai-nilai pendidikan, dimaksudkan
agar umat Islam bisa memahami latar belakang, kejadian atau fenomena
alam untuk dapat dijadikan kajian sebagai pelajaran yang sangat berharga
atas kebesaran dan kekuasaan di alam raya ini. Nilai-nilai psikologis yang
ada dalam al-Qur’an, karena manusia itu terdiri dari materi dan ruh.

Manusia dengan kematangan jiwanya dapat menyerap dan


mengimplementasikan nilai-nilai al-Qur’an dalam kehidupan bermasyarakat
hablum minanas, serta ketundukan dan kepatuhan kepada Allah dari sisi
psikologisnya, sehingga manusia dapat memilih dan memilah untuk bisa
menyeimbangkan antara kehidupan dunia sebagai bekal hidup untuk menuju
alam akherat, dunia bahagia dan akherat sejahtera karena mengikuti
tuntunan yang ada pada al-Qur’an seperti yang dipraktekkan dalam
kehidupan pribadi Rasul Muhammad Saw dalam bentuk sunnah-sunahnya.

12
DAFTAR PUSTAKA
Acep Hermawan, Ulumul Quran. 2013. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Ilyas Yunahar, Kuliah Ulumul Qur’an. 2015. Yogyakarta, Itqan Fablising
Muhammad Abdul ‘Adzim Al-Zarqani. Manahilul ‘Irfan Fi ‘Ulumil Qur’an.
Darul Fikri. Bairut
Manna’ Al-Qhatthan. Mabahits Fi ‘Ulumil Qur’an. 1973. Mansyurat al-Ashri al-
Hadits. Riyadl
Shubhi Shaleh. Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Alih bahasa. Cetakan III.
Fahd bin Abdurrahman , dirasah fi ulumm Al-Quran, 1997. Yogyakarta, Titian
Ilahi Pres

13

Anda mungkin juga menyukai