Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Pengenalan Alat dan Bahan

Kelas/Hari : A/ Senin, 9 November 2020

Nama (NIM) : Nabila Widadudari (205061101111023)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2020
Percobaan 1

Pengenalan Alat dan Bahan

Hari/tanggal : Senin, 9 November 2020

Nama (NIM) : Nabila Widadudari (205061101111023)

I. Tujuan

Pengenalan fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan yang akan digunakan
dalam praktikum Kimia Analisis.

II. Alat

1. Lemari Asam

Gambar 1.2 Lemari Asam (Tim Laboratorium USU,2018)

 Fungsi : .

1. untuk melakukan percobaan menggunakan zat kimia tertentu dalam


sebuah penelitian tentang reaksi kimia.

2. lemari asam di desain dengan ventilasi khusus yang dapat meredam


reaksi kimia berupa gas atau lainnya agar tidak menyebar ke udara
dan membahayakan lingkungan. (Tim Laboratorium USU,2018 )
 Prinsip kerja:

1. Pertama, udara dihisap dari depan pintu lemari asam.

2. Setelah itu, dikeluarkan oleh blower hisap.

3. Kemudian menuju keluar dari gudang atau bahan penyaring.

4. Lemari asam memiliki desain dan prinsip kerja yang difokuskan untuk
menghindari bahaya dari terjadinya percampuran udara di lemari asam
dengan yang ada di ruang laboratorium itu sendiri. (Tim Laboratorium
USU,2018 )

 Cara kerja lemari asam:

1. Disambungkan steker pada lemari asam ke stop kontak.


2. Dinyalakan blower dan lampu pada lemari asam.
3. Penutup lemari asam dinaikkan pada saat menuang zat kimia.
4. Setelah zat kimia selesai dituang, penutup lemari asam
diturunkan.
5. Setelah percobaan selesai, blower dan lampu pada lemari asam
dimatikan. (Tim Laboratorium USU,2018 )

 Cara pembersihan dan perawatan:

1. Yang pertama, jika yang terkena merupakan zat asam maka gunakanlah
larutan penetral natrium karbonat (Na2CO3) yang bersifat basa yang akan
menyatu dengan ion OH- saat dilarutkan dengan air.

2. Yang kedua, jika yang terkena merupakan zat basa maka gunakanlah
larutan penetral ammonium klorida (NH4Cl). Larutan yang demikian
merupakan kristal putih garam yang akan larut dalam air. Kemudian
larutkan dengan air lalu segera bersihkan dengan menggunakan kain lap.
(Tim Laboratorium USU,2018 )
2.Oven

Gambar 1.2 Oven

 Fungsi

1. untuk memanaskan atau juga bisa mengeringkan alat-alat


laboratorium dan objek-objek lainnya.

2. Umumnya pemakaian oven digunakan untuk mengeringkan gelas


laboratorium, zat-zat kimia dan pelarut organik, serta dapat juga
digunakan untuk mengukur kadar air. (Tim Laboratorium
USU,2018 )

 Prinsip Kerja:

1. Pertama, sampel organik, zat-zat kimia atau alat yang akan dikeringkan
atau dikurangi kadar airnya dimasukkan kedalam oven.

2. Setelah itu, sampel organik, zat-zat kimia atau alat yang akan dikeringkan
atau dikurangi kadar air nya dipanaskan sehingga gelombang panas
merambat dan menembus permukaan objek yang dipanaskan tersebut.

3. Oven dirancang untuk menjaga panas yang ada didalam sehingga proses
pemanasan objek lebih efektif daripada pemanas konvensional. ( Tim
Laboratorium USU,2018 )
 Cara kerja oven:

1. Disambungkan steker oven ke stop kontak.


2. Dimasukkan objek yang akan dikeringkan.
3. Dihidupkan oven dengan mengatur sumber panas.
4. Diatur suhu dan waktu pemanasan.
5. Setelah pemanasan selesai, objek dikeluarkan dari dalam oven.
6. Setelah percobaan selesai, oven dimatikan dengan mematikan pada
tombol sumber panas menjadi mati.
7. Steker dicabut dari stop kontak. (Tim Laboratorium USU,2018 )

 Cara Pembersihan dan Perawatan:

1. Sebelum oven digunakan bersihkan semua aksesori dan rak tatakan.

2. Selalu pastikan steker oven sudah dicabut dan oven sudah dingin sebelum
dibersihkan.

3. Buka pintu oven dan bagian dalam dibersihkan dengan lap lembut dalam
air panas atau detergen.

4. Zat abarsif jangan digunakan untuk membersihkan oven.

5. Jangan mengelap elemen pemanas.

6. Bagian luar dapat dibersihkan dengan lap basah.

7. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tidak diperbolehkan


menggunakan alat gelas untuk dimasukkan kedalam oven.

8. Jagalah agar selalu ada jarak minimal 1” antara bagian atas dan bagian
elemen pemanas.

9. Jangan sekali-sekali menggunakan oven dalam keadaan pintu terbuka.

10. Hindari seringnya membuka pintu oven saat sedang digunakan, hal ini
menimbulkan panas dalam oven berkurang.

11. Selalu gunakan gegep untuk mengambil peralatan dari dalam oven.

12. Hentikan pemakaian oven bila terlihat asap pada kabel listrik. Segera
cabut steker dari stopkontak. (Tim Laboratorium USU,2018)
3.Neraca Analitik

Gambar 1.3 Neraca Analitik (Widyastuti,2016))

 Fungsi

Instrumen ini digunakan untuk mengukur berat suatu bahan dengan


ketelitian tinggi.

 Prinsip Kerja

1. Prinsip kerja neraca ini adalah membanding massa benda yang akan
dikur dengan anak timbangan.

2. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diubah dengan menggeser


posisi anak timbangan sepanjang lengan.

3. Anak timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca.

4. Massa benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi


anak timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan
setimbang. (Widyastuti,2016)

 Cara Kerja
(1) Hubungkan neraca analitik dengan arus listrik.,

(2) Nyalakan neraca analitik digital dengan menekan tombol ON,

(3) Memasukkan gelas erlenmeyer yang akan digunakan untuk menimbang


terlebih dahulu ke dalam neraca dan ditutup,

(4) Menekan tombol RE ZERO untuk mengembalikan neraca analitik digital


pada posisi angka nol,

(5) Masukkan larutan yang akan ditimbang pada gelas erlenmeyer tersebut
dan tutuplah penutup kaca pada sisi kanan dan kiri neraca analitik digital,

(6) Mengeluarkan gelas erlenmeyer dan penimbangan selesai. (Feby,


Hairida, Feby,2014)

4.Buret

Gambar 1.4 Buret(Tim Laboratorium UNIMED,2019)

 Fungsi

Digunakan untuk proses titrasi dalam menghantarkan volume yang dapat


diubah-ubah.

 Prinsip kerja

Saat suatu larutan telah dimasukkan ke dalam buret dengan volume


tertentu, maka buret siap digunakan. Di bawah buret akan ada larutan
yang dititrasi. Larutan itu biasanya diletakkan di labu Erlenmeyer.
Sambil di aduk sementara titrannya ditambahkan dengan cara
menggerakkan kran pada buret untuk mengendalikan titran yang ada di
buret. Saat kran dibuka, titran akan keluar dan jika kran ditutup titran
akan berhenti keluar. Dilakukan hingga mencapai titik ekuivalen (pada
titrasi).

 Cara Kerja
1. Tempatkan buret pada standar buret dan kepit dengan penjepitnya
2. Pastikan posisi buret tegak lurus dengan meja kerja. Sesuaikan tinggi buret
dengan jarak pandang mata kita. Berikan ruang dibawah buret untuk
tempat erlenmeyer.
3. Untuk keran buret yang terbuat dari kaca, olesi terlebih dahulu kerannya
dengan sedikit vaselin. Pastikan vaselinnya tidak menutupi lubang yang
terdapat pada keran buret.
4. Tutup keran buretnya. Isi larutan dengan aquadest dengan menyemprotkan
dari botol aquadest. Kemudian buang aquadestnya dengan membuka keran
buret, tampung air bilasan dengan erlenmeyer atau beaker glass.
5. Bilas buret dengan larutan yang akan digunakan sebanyak 3 kali.
6. Isi buret dengan larutan yang akan digunakan. Pastikan ruang di bawah
keran juga terisi penuh dan tidak ada gelembung udara lagi.
7. Isi larutan sampai batas angka 0. Untuk larutan yang berwarna gunakan
miniskus atas sebagai tanda sedangkan untuk larutan bening, gunakan
miniskus bawah sebagai tanda.
8. Gunakan tangan kiri untuk membuka dan menutup keran dengan cara
melingkarkan jari tangan pada buret dan memegang keran dengan
menggunakan jari jempol dan jari telunjuk serta jari tengah. Sedangkan
tangan kanan untuk memegang erlenmeyer tempat sampel sambil
menggoyangkannya selama proses titrasi.
9. Lakukan titrasi dengan meneteskan larutan dari buret secara perlahan
sambil erlenmeyer terus digoyang-goyang sampai terjadi perubahan warna
pada analit (menandakan titik akhir titrasi). Segera tutup keran buretnya.
10. Bila telah selesai, lihat berapa volume yang telah terpakai pada buret.
Luruskan pembacaan garis pada buret dengan mata anda. Catat hasilnya.
11. Titrasi biasanya dilakukan dengan sebanyak tiga kali (dua kali
perulangan). Pembacaan buret pada titrasi yang kedua dan ketiga dengan
mengurangi pembacaan pada buret setelah titrasi dengan pembacaan
sebelum titrasi dilakukan.
12. Setelah titrasi selesai dilakukan, keluarkan sisa larutan yang terdapat
dalam buret dari keran dan tampung dalam botol penyimpanan.
13. Lepas buret dari Klem buret dan cuci dengan mengalirkan air dari keran
air. Lakukan sampai buret benar-benar bersih.
14. Keringkan buret yang telah dicuci kemudian simpan di kotak
penyimpanan atau lekatkan kembali pada klem buret tetapi dalam posisi
yang terbalik.
15. Untuk keran buret yang terbuat dari kaca, sebaiknya selama penyimpanan
keran dibuka dan disimpan secara terpisah untuk menghindari keran yang
lengket pada buret apalagi kalau habis digunakan untuk larutan NaOH.
(Tim Laboratorium UNIMED,2019)
 Cara Membersihkan.
1. Larutan dalam buret harus dibuang
2. Buret dibilas dengan air suling.
3. Digunakan larutan detergen encer panas, terutama jika digunakan
bersama-sama dengan sikat buret bertangkai panjang.
4. Jika tidak digunakan sebaiknya diisi air suling dan ditudungi untuk
mencegah masuknya debu.
5. Larutan alkali tidak boleh lama pada buret agar tidak menyebabkan kran
macet dan merusak buret. (Day dan Underwood,2002)

5..Desikator

Gambar 1.5 Desikator (Tim Laboratorium USU 2016)

 Fungsi : Menyetimbangkan objek dengan atmosfer terkontrol (Day dan


Underwood,2002)

Untuk mengeringkan alat dan bahan kimia serta melindungin sampel


yang higroskopis atau bereaksi dengan air.

 Prinsip Kerja : Membuat sampel tidak bisa menyerap uap air dari
lingkungan karena terdapat silica gel yang menyerap kelembaban udara
dan juga mengeringkan.

 Cara kerja

1. Pastikan desikator dalam kondisi bersih dan pastikan silika gel belum
jenuh dan masih bisa menyerap air.
2. Untuk membuka - geser tutup secara horizontal di bagian atas ke satu
sisi hingga terlepas. Gunakan satu tangan untuk memegang bagian
bawah desikator sambil menggunakan tangan yang lain untuk
memegang kenop.
3. Masukkan sampel ke dalam desikator dan ditutup selama waktu yang
telah ditentukan.
4. Untuk menutup- tutup tempat sebagian di atas dan geser ke seberang
sampai desikator benar-benar tertutup dan kemudian putar tutup
perlahan di kedua arah.
5. Setelah selesai digunakan desikator dibersihkan menggunakan kain lap
kering. (Tim Laboratorium USU 2016)

 Cara Membersihkan
1. Membersihkan dengan aquades atau air suling serta harus berhati-hati
2. Ditempatkan pada tempat dengan suhu kamar dan bebas debu

6..Hotplate-Magnetic Stirrer

Gambar 1.6 Hotplate Magnetic Strirrer (Endah,Ari,2014)

 Fungsi : Untuk mengaduk sampel dengan menggunakan pengaduk


magnet dan dibant dengan suhu tertentu.

 Prinsip Kerja : Mengubah energy listrik menjadi energy panas yang


menyebabkan Hotplate dipengaruhi suhu untuk melarutkan sampel, dan
juga terdapat magnetic stirrer untuk mengaduk sampe yang ada di
dalamnya(beaker glass)

 Cara Kerja

1. Pastikan bahwa instrumen bersih dan bebas dari partikel debu apa pun.
2. Hubungkan catu daya.
3. Mengaktifkan „ON‟ instrumen.
4. Jika diperlukan, sesuaikan suhu yang dibutuhkan pada “Kontrol Suhu”.
5. Letakkan beaker glass (Memiliki Sampel) dan tunggu pemanas.
6. Masukkan pengaduk magnet ke dalam gelas dan mulailah mengaduk
dengan menghidupkan stirr pada bagian “Kontrol Pengadukan”.
7. Kecepatan Pengadukan dapat dikontrol dengan memutar bagian
“Kontrol Pengadukan” ke lambat, tengah dan tinggi.
8. Aktifkan „OFF‟ instrumen (ditunjukkan oleh LED) setelah pekerjaan
selesai.
9. Lepaskan catu daya.

7.Filtering Flask

Gambar 1.7 Fitering Flask (Day dan Underwood,2002)

 Fungsi : Menjadi alat untuk filtrasi sampel, dengan bagia leher Labu ini
seperti labu Erlemenyer tapi terdapat pipa yang dapat dihubungkan ke
pompa vakum menggunakan pipa fleksibel seperti selang.
 Prinsip Kerja :
Bagian atas labu diberi corong Buchner sehingga menutupi bagian atas
labu serta terdapat pipa dibagian leher labu untuk menghubungkannyya ke
pompa vakum. Ketika proses filtrasi berlangsung, padatan akan di dapat di
corong Buchner yang terdapa kertas saring di atasnya. Dan Labu Filtrasi
akan menampunng air serta sebagai penyalur pompa vakumnya.
 Cara Kerja
1. Bersihkan terlebih dahulu Labu Filtrasi dari bahan yang tidak
diinginkan,
2. Pasang corong Buchner di atas leher labu filtrasi
3. Di atas corong Buchner diletakkan kertas saring
4. Lalu bagian pipa di leher Labu Filtrasi dihubungkan dengan selang
tebal unntuk dihubungkan pada pompa vakum
5. Lalu melakukan proses filtrasi
6. Jika sudah, ambil padatan yang ada di corong Buchner
7. Lepaskkan corong Buchner dan selang pompa vakum dari Labu
Filtrasi,.
8. Jika sudah digunakan, Labu Filtrasi segera dicuci.

 Cara Membersihkan
1. Mencuci Labu Filtrasi dengan air kran hingga bersih
2. Jika sudah , membilas kembali dengan air suling(aquades)

8.Corong Buchner.
Gambar 1. 8 Corong Buchner (Anita, 2015)

 Fungsi : Untuk menyaring atau memisahkan larutan dengan padatan hasil


filtrasi.
 Prinsip Kerja : Corong Buchner akan memisahkan endapan dari
larutannya dengan hasil filtrasi. Lebih menekankan pada tekanan udara.
Di mana pompa vakum akan menyedot udara dengan selang yang
dihbungkan ke Labu Filtrasi. Sehingga tekanan di luar akan lebih kecil
dari pada tekanan di dalam.
 Cara Kerja :
1. Meletakkan Corong Buchner ke atas Labu Filtrasi
2. kemudian meletakkan kertas saring di atas Corong Buchner
3. Menyalakan pompa vakum yang sudah di hubungkan ke Labu Filtrasi
4. Menuangkan larutan yang akan difiltrasi
5. Cairan dan padatan akan terpisah, padatan atau endapan akan berada di
Corong Buchner.
6. Mematikan pompa vakum
7. Mengambil padatan atau endapan dari Corong Buchner
8. Memisahkan rangkain alat dan mencuci alat yang bisa dicuci.
9.Pompa Vakum

Gambar 1. 9 Pompa Vakum


 Fungsi : Untuk menyedot udara atau gas yang ada pada Labu Filtrasi agar
tercipta tekanan tertentu sehinggan bisa membantu proses filtrasi.
 Prinsip Kerja : Menghilangkan udara agar tercipta kepadatan udara
sehinga bisa membuat Labu Filtrasi hampa udara.
 Cara Kerja :
1. Menyambungkan kabel ke stop kontak
2. Menyambungkan selang ke Labu Filtrasi
3. Menekan tombol ON
4. Proses akan berlangsung, menunggu hingga proses selesai.
5. Jika sudah tekan tombol OFF
6. Lalu mencabut selang pompa vakum dari Labu Filtrasi
7. Mencabut kabel dari stop konntak
10.Pipet Volume

Gambar 1.10 Pipet Volume (Ratih, Daniel,dkk,2015)


 Fungsi : Untuk mengukur dan memindahkan larutan tertentu dengan
volume tertentu dengan ketelitian yang tinggi.
 Prinsip Kerja : Mengambil cairan dengan dibantu oleh bul karet untuk
menyedot larutan atau cairan dengan volume tertentu dan ketelitian yang
tinggi karena bentuk pipet volume yang menggembung di bagian tengah.
 Cara Kerja :
1. Membilas pipet volum terlebih dahulu dengan cairan yang akan
dipindahan.
2. Memasang bulb karet
3. Menekan bulb karet
4. Memasukkan pipet volume ke cairan yang akan dipindahkan dan diukur
5. Melepas Bulb karet dan dengan cepat menekan bagian atas pipet volume
6. Jika ingin dipindahkan, maka melepas jari yang menutup pipet volume
tersebut.
7. Segera membersihkan pipet volume setelah digunakan.
 Cara Membersihkan :
1. Membersihkan pipet volume deengan pencuci dan air kran (bisa
menggunakan sabun)
2. Kemudia dibilas dengan air suling (aquades)
11..Pipet Ukur

Gambar 1.11 Pipet Ukur (Endah,Ari,2014)

 Fungsi : Untuk memindahkan larutan dengan ukuran tertentu sesuai


dengan volume.

 Prinsip Kerja : Memindah larutan dengan volume yang diinginkan


menggunakan bantuan bulb karet untuk menyedot larutan.

 Cara Kerja

(1) memasang bulb pada pipet ukur,

(2) menyedot larutan menggunakan pipet ukur dengan bantuan bulb sampai
volume yang diinginkan dengan menekan katub S pada bulb,

(3) mengeluarkan larutan di dalam pipet ukur mengikuti skala yang tersedia
dengan menekan katup E pada bulb. (Feby, Hairida, Feby,2014)

 Cara Membersihkan :
1. Membersihkan pipet volume deengan pencuci dan air kran (bisa
menggunakan sabun)
2. Kemudia dibilas dengan air suling (aquades)

12.Bola Hisap
Gambar 1.12 Bola Hisap(Ratih, Daniel,dkk,2015)

 Fungsi : Untuk menyedot larutan dengan pipet tetes, mengambil larutan,


dan juga mendorog larutan keluar dari pipet.

 Prinsip Kerja : Saat Bulb karet ditekan maka, tekanan didalam pipet
lebih kecil dari pada di luar pipet sehingga larutan masuk ke dalam pipet
untuk mengambil larutan. Dan ketika tekanan di dalam pipet lebih besar
dari pada di luar pipet maka, larutan atau cairan akan keluar.

 Cara Kerja :

1. Menghubungkan Bulb karet atau bola hisap dengan pipet.

2. Menekan A lalu memasukkan pipet ke larutan yang akan diambil

3. Menekan S pada bola hisap untuk mengambil larutan

4. Menekan E untuk mengeluarkan larutan yang sudah ada di pipet.

5. Mencabut bola hisap dengan pipet setelah digunakan.

III. Bahan

1. Natrium Dioksida (NaOH)

 Sifat Fisika dan Sifat Kimia :

Pelet atau serpihan putih. Menyerap CO2 dan air dari udara. Tidak berbau.
Larut: Air dan alkohol .Titik didih: 1388 °C. Titik lebur: 323 °C. pH: dasar
.Berat jenis: 2.13 (Flinn Scientific,2020)

 Handling Product :

Simpan dengan hidroksida, oksida, silikat, dan karbonat. Menyerap CO2 dan air
dari udara. Simpan wadah tertutup rapat. Simpan hanya dalam wadah
asli.Kenakan sarung tangan pelindung, pakaian pelindung, dan pelindung
mata.Cuci tangan dengan seksama setelah memegang. (Flinn

Scientific,2020)

 Bahaya bagi Manusia dan Lingkungan :


Efek akut: Mata dan kulit terbakar. Iritan membran mukosa. Pneumonitis.Korosi
atau iritasi kulit (Kategori 1). Menyebabkan luka bakar kulit yang parah dan
kerusakan mata.Kelas bahaya: Korosif terhadap logam . Dapat merusak
logam.Padatan tidak mudah terbakar. Natrium hidroksida cair panas dapat
bereaksi dengan air. Kontak dengan aluminium, timah, dan seng membebaskan
gas hidrogen. Saat dipanaskan hingga terurai, dapat mengeluarkan asap beracun.
(Flinn Scientific,2020)

 Cara Penanganan :

Sapu, tempatkan dalam kantong atau wadah tertutup dan buang. Ventilasikan
area dan cucilah situs tumpahan setelah pengambilan material selesai. Serap
tumpahan untuk mencegah kerusakan material.Jika terhirup: Pindahkan korban
ke udara segar dalam posisi yang nyaman untuk bernafas .Jika di mata: Bilas
secara hati-hati dengan air selama beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika
ada dan mudah dilakukan. Lanjutkan pembilasan.Jika pada kulit atau rambut:
Segera lepaskan semua pakaian yang terkontaminasi. Bilas kulit dengan air .Cuci
pakaian yang terkontaminasi sebelum digunakan kembali.Jika tertelan: Bilas
mulut. Jangan memaksakan muntah. (Flinn Scientific,2020)

2. Asam Sulfat (H2SO4)

 Sifat Fisika dan Sifat Kimia

Cairan tidak berwarna, padat, berminyak. Bau belerang. Larut: Larut dengan air,
berevolusi banyak panas. Suhu penguraian: 340 °C .Titik didih: 290 °C .Titik
lebur: 10.4 °C .pH: <1>.Berat jenis: 1,84 .Kepadatan uap: 3.38 . (Flinn
Scientific,2020)

 Handling Product

Simpan dengan asam, kecuali asam nitrat. Simpan di lemari asam khusus dan
jauh dari sumber air apa pun; jika lemari asam tidak tersedia, simpan di Flinn
Saf-Cube ™. Gunakan hanya di kap atau area yang berventilasi baik.Kenakan
sarung tangan pelindung, pakaian pelindung, dan pelindung mata.Cuci tangan
dengan seksama setelah memegang .Gunakan hanya di kap atau area yang
berventilasi baik. (Flinn Scientific,2020)
 Bahaya bagi Manusia dan Lingkungan

Efek akut: Korosif terhadap semua jaringan tubuh, iritasi saluran pernapasan
berat.Efek kronis: Kerusakan paru-paru, hidung dan tenggorokan, kanker, erosi
gigi.Korosi atau iritasi kulit .Menyebabkan luka bakar kulit yang parah dan
kerusakan mata.Berbahaya bagi lingkungan air, toksisitas akut .Berbahaya bagi
kehidupan air. Panas yang cukup besar dihasilkan saat diencerkan dengan
air.Ketika dipanaskan hingga terdekomposisi, akan mengeluarkan asap beracun
sulfur oksida. (Flinn Scientific,2020)

 Cara Penanganan

Jika terhirup: Hubungi dokter jika Anda merasa tidak sehat.Lepaskan lensa
kontak jika ada dan mudah dilakukan. Lanjutkan pembilasan.Jika pada kulit
atau rambut: Segera lepaskan semua pakaian yang terkontaminasi. Bilas kulit
dengan air .Cuci pakaian yang terkontaminasi sebelum digunakan kembali Jika
tertelan: Bilas mulut. Jangan memaksakan muntah. Jika terjadi kebakaran:
Gunakan alat pemadam api kimia kering kelas tiga. Oksida belerang dapat
diproduksi dalam api.dinetralkan dengan natrium bikarbonat atau kalsium
hidroksida dan disimpan dalam kantong atau wadah tertutup. (Flinn

Scientific,2020)

3. Asam Klorida (HCl)

 Sifat Fisika dan Sifat Kimia

Tidak berwarna sampai kuning pucat, cairan berasap. Bau yang menyengat.Larut
dalam: Air dan alkohol .pH:<1 (Flinn Scientific,2020)

 Handling Product

Simpan dengan asam lainnya, kecuali asam nitrat. Simpan di lemari asam khusus
dan jauh dari sumber air apa pun; jika lemari asam tidak tersedia, simpan di
Flinn Saf-Cube ™. Simpan hanya dalam wadah asli.Kenakan sarung tangan
pelindung, pakaian pelindung, dan pelindung mata .Cuci tangan dengan seksama
setelah memegang .Gunakan hanya di kap tau area yang berventilasi baik.
(Flinn Scientific,2020)

 Bahaya bagi Manusia dan Lingkunga

Kelas bahaya: Kerusakan kulit dan mata, korosi atau iritasi.Menyebabkan luka
bakar pada kulit dan mata yang parah dan kerusakan.Saat dipanaskan hingga
terurai, mengeluarkan asap hidrogen klorida yang beracun.Terjadi kerusakan
material. (Flinn Scientific,2020)

 Cara Penanganan

Beri ventilasi pada area dan berisi tumpahan dengan pasir atau bahan penyerap
lembam lainnya, netralkan dengan natrium bikarbonat atau kalsium hidroksida,
dan simpan dalam kantung atau wadah tertutup. Serap tumpahan untuk
mencegah kerusakan material.Jika terhirup: Pindahkan korban ke udara segar
dan diamkan dalam posisi yang nyaman untuk bernafas.Jika di mata: Bilas
secara hati-hati dengan air selama beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika
ada dan mudah dilakukan. Lanjutkan pembilasan.Jika pada kulit atau rambut:
Segera lepaskan semua pakaian yang terkontaminasi. Bilas kulit dengan air .Cuci
pakaian yang terkontaminasi sebelum digunakan kembali.Jika terjadi kebakaran:
Gunakan alat pemadam api kimia kering kelas tiga. (Flinn Scientific,2020)

4. Kalsium Karbonat (CaCO3)

 Sifat Fisika dan Sifat Kimia


Bubuk putih. Tidak berbau.Larut: Asam tetapi menghasilkan karbon dioksida.
Sedikit di dalam air..Titik lebur: 825 ° C (terurai) .Gravitasi spesifik: 2.7.
(Flinn Scientific,2020)

 Handling Product :
Simpan dengan hidroksida, oksida, silikat dan karbonat. Simpan di tempat yang sejuk dan
kering.Kenakan sarung tangan pelindung, pakaian pelindung, dan pelindung mata.
Cuci tangan dengan bersih setelah penanganan.Hindari kontak dengan oksidator
kuat, asam, magnesium, dan aluminium.Umur simpan: Sangat baik, jika disimpan
dengan benar (Flinn Scientific,2020)

 Bahaya bagi Manusia dan Lingkungan :

Bahan kimia ini dianggap tidak berbahaya menurut klasifikasi GHS untuk
Standar Komunikasi Bahaya. Perlakukan semua bahan kimia laboratorium
dengan hati-hati.Tidak mudah terbakar, padatan tidak mudah terbakar.Saat
dipanaskan hingga terurai, dapat mengeluarkan asap beracun.Efek akut: Iritan.
(Flinn Scientific,2020)

 Cara Penanganan

Jika terhirup: Pindahkan korban ke tempat berudara segar dan baringkan


dengan posisi yang nyaman untuk bernafas.Jika terkena mata: Bilas secara hati-
hati dengan air selama beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika memakainya
dan mudah melakukannya. Lanjutkan membilas.Jika mengenai kulit: Cuci dengan
banyak air..Jika tertelan: Bilas mulut. Hubungi pusat beracun atau dokter jika
Anda merasa tidak sehat .(Flinn Scientific,2020)

5. NA3EDTA

 Sifat Kimia dan Fisika

Bubuk, berupa padatan, berwarna putih..Tidak berbau.pH : Larutan 4-5% pada


suhu 25° C.Massa Molekul : 372,23 g/mol.Titik lebur 252° C.Larut dalam
air.Densitas kira-kira1,02 g/cm³ pada 20 °C.Rumus Kimia :
C10H14N2Na2O8.2H2O (Smart-lab,2017)

 Handling Product :

Ganti pakaian yang terkontaminasi . Cuci tangan setelah bekerja dengan bahan
tersebut.Kondisi penyimpanan Tertutup sangat rapat. Kering. Suhu penyimpanan
yang direkomendasikan, Simpan pada +15°C hingga +30°C...Tidak mengandung
bahan-bahan yang mempunyai nilai eksposur pekerjaan. (Smart-lab,2017)

 Bahaya bagi Manusia dan Lingkungan

Dapat mengakibatkan iritasi yang signifikan.Preparat ini tidak diklasifikasikan


sebagai berbahaya menurut undang-undang Uni Eropa. (Smart-lab,2017)

 Cara Penanganan

Setelah menghirup: hirup udara segar. Setelah kontak pada kulit: cuci dengan air
yang banyak. Lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Setelah kontak pada mata :
bilaslah dengan air yang banyak. Setelah tertelan: beri air minum kepada korban
(paling banyak dua gelas). Konsultasi kepada dokter jika merasa tidak
sehat.Pelepasan ke lingkungan harus dihindarkan. (Smart-lab,2017)

6. Barium Klorida (BaCl)

 Sifat Fisika dan Sifat Kimia

Bentuk padat .Warna putih Tak berbau. pH 5,2 - 8,0 pada 50 g/l 25 °.Densitas
3,86 g/cm3 pada 20 °C. Suhu penguraian > 100 °C Peniadaan air
kristalisasi.Suhu menyala tidak mudah terbakar .Densitas curah kira-kira1.200 -
1.400 kg/m3 (Smart-lab,2017)

 Handling Product

Tertutup sangat rapat. Kering. Simpan di tempat yang berventilasi baik. Simpan
dalam tempat terkunci atau di tempat yang hanya bisa dimasuki oleh orang-
orang yang mempunyai kualifikasi atau berwenang. Suhu penyimpanan yang
direkomendasikan, simpan pada suhu 5 oC – 30 oC.Kenakan pakaian pelindung.
Jangan menghirup zat/campuran. (Smart-lab,2017)

 Bahaya bagi Manusia dan Lingkungan

setelah tertelan : iritasi mukosa, mual, mengeluarkan air liur, muntah, pusing,
nyeri, kolik dan diare. Efek sistemik termasuk : detak jantung tak beraturan,
bradycardia (aktivitas jantung berkurang), peningkatan tekanan darah, shock dan
sistem sirkulasi mengalami kolaps serta otot kaku. efek iritan, konjungtivitas,
Batuk, paralisa pernapasan, Napas tersengal, Dermatitis, pertahanan jantung,
kematian.Api ambient dapat melepaskan uap yang berbahaya. Kebakaran dapat
menyebabkan berevolusi: Gas hidrogen klorida.Dapat membentuk campuran
dengan air yang membahayakan kesehatan. Membahayakan persediaan air
minum jika dibiarkan memasuki tanah atau air. Pelepasan ke lingkungan harus
dihindarkan. (Smart-lab,2017)

 Cara Penanganan

perlindungan kulit , Menangani dengan sarung tangan. Sarung


tangan harus diperiksa sebelum digunakan. Gunakan teknik penghapusan
sarung tangan yang tepat (Tanpa menyentuh permukaan luar sarung tangan)
untuk menghindari kontak kulit dengan produk ini. Buang sarung tangan
yang terkontaminasi setelah digunakan sesuai dengan hukum yang berlaku
dan praktek laboratorium yang baik. Cuci dan keringkan tangan.Jangan
membuang ke saluran pembuangan.Limbah harus dibuang sesuai dengan
Petunjuk mengenai limbah 2008/98/EC serta peraturan nasional dan lokal
lainnya. Tinggalkan bahan kimia dalam wadah aslinya. Jangan dicampurkan
dengan limbah lain. Tangani wadah koto r seperti produknya sendiri..
(Smart-lab,2017)

7. Boraks ( Sodium Tetraborate Decahydrate, Na2B4O7,10H2O)

 Sifat Fisika dan Sifat Kimia

Bentuk kristal .Warna putih . Tak berbau .pH 9,2 pada 47 g/l 20 °C. Titik lebur
75 °C.Peniadaan air kristalisasi.T ekanan uap 0,213 hPa pada 20 °C .Densitas
1,72 g/cm3 pada 20 °C .Kelarutan dalam air 49,74 g/l pada 20 °C (Smart-
lab,2016)

 Handling Product

Kondisi yang harus dihindari Pemanasan dengan suhu tinggi Stabilitas


Kimia : Stabil di bawah kondisi penyimpanan yang disarankan. Melepaskan
air kristal jika di panaskan . Tutup saliran. Kumpulkan, ikat dan pompa
keluar tumpahan. Amati kemungkinan pembatasan bahan . Ambil dalam
keadaan kering. Teruskan ke pembuangan. .Bersihkan area yang terkena.
.Hindari pembentukan debu.. Simpan di tempat yang berventilasi baik.
Simpan dalam tempat terkunci atau di tempat yang hanya bisa dimasuki oleh
orang-orang yang mempunyai kualifikasi atau berwenang. (Smart-lab,2016)

 Bahaya bagi Manusia dan Lingkungan

Efek iritan.Hal berikut ini berlaku untuk senyawa boron secara umum :
penyerapan diikuti mual dan muntah, agitasi, sesak, gangguan CNS,
gangguan kardiovaskular.Dapat merusak kesuburan. Dapat merusak
janin.Menyebabkan iritasi mata yang serius. (Smart-lab,2016)

 Cara Penanganan

Dalam kasus kontak pada kulit Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Periksakan ke
dokter..Dalam kasus kontak dengan mata segera bilas/basuh mata dengan air
yang banyak dengan kelopak mata terbuka lebar sebagai tindakan pencegahan.
Hubungi dokter mata.

Jika tertelan Segera beri korban minum air putih (dua gelas paling banyak ),
Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak
sadar. Konsultasikan dengan dokter.Jangan biarkan produk masuk ke saluran
pembuangan (Smart-lab,2016)

8. KHP (Kalium Hidrogen Ftalat,KHC8H4O4)

 Sifat Fisika dan Sifat Kimia


Bentuk padat. tidak berwarna .Tak berbau .pH kira-kira 4,0 pada 50 g/l 20 °C
.Titik lebur 295 - 300 °C.Kerapatan relatif 1,636 g/cm³ Kelarutan dalam air 80
g/l pada 20 °C.Suhu penguraian kira-kira297 °C.Densitas curah kira-kira900
kg/m3. (Smart-lab,2017)
 Handling Product

Produk ini stabil secara kimiawi di bawah kondisi ruangan standar (suhu
kamar).Reaksi yang hebat dapat terjadi dengan : Oksidator kuat, Asam nitra .
Kondisi yang harus dihindari adalah Pemanasan kuat (penguraian). (Smart-
lab,2017)

 Bahaya bagi Manusia dan Lingkungan

Dapat menyebabkan iritasi mata,Menyebabkan iritasi kulit,Iritasi saluran


pernafasan. (Smart-lab,2017)

 Cara Penanganan

Dalam kasus kontak dengan mata segera bilas/basuh mata dengan air yang
banyak dengan kelopak mata terbuka lebar sebagai tindakan pencegahan.
Hubungi dokter mata. Menggukana alat pelindung diri.Fasillitas saat
menggunakan bahan KHP harus disertai dengan fasilitas pencuci mata atau
pancuran kesehatan. (Smart-lab,2017)

9.Indikator Phenolphtalein

 Sifat Kimia dan Sifat Fisika :

Bentuk cair . Tidak berwarna. Berbau etanol . Titik nyala 23 °C, Densitas 0,89
g/cm3 pada 20 °C, Kelarutan dalam air pada 20 °C larut, Sifat peledak Tidak
diklasifikasikan sebagai mudah meledak. Campuran uap/udara bersifat mudah-
meledak pada pemanasan yang menyengat. Produk ini stabil secara kimiawi di
bawah kondisi ruangan standar (suhu kamar). Beresiko meledak/reaksi
eksotermik dengan : hydrogen peroxide, perchlorates, perchloric acid, Asam
nitrat, mercury(II) nitrate, permanganic acid, Nitril, senyawa peroxi, Oksidator
kuat, senyawa nitrosyl, Peroksida, sodium, Kalium, halogen oxides, calcium
hypochlorite, nitrogen dioxide, logam oxides, uranium hexafluoride, iodides,
Chlorin, Logam basa, Logam alkali-tanah. (Merck,2017)
 Handling Product

Simpan wadah tertutup rapat di tempat yang kering dan berventilasi baik.
Jauhkan dari panas dan sumber api. Simpan dalam tempat terkunci atau di
tempat yang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang yang mempunyai kualifikasi
atau berwenang. (Merck,2017)

 Bahaya bagi Manusia dan Lingkungan

efek iritan paralisa pernapasan, Pening, narkosis, inebriation, eufhoria, Mual,


Muntah. Bahaya khusus yang muncul dari bahan atau campuran adalah Mudah
menyala. Uap lebih berat daripada udara dan bisa merebak di atas lantai.
Membentuk campuran yang dapat meledak dengan udara pada peningkatan suhu.
Perkembangan gas atau uap menyala yang berbahaya mungkin terjadi dalam
kejadian kebakaran. (Merck,2017)

 Cara penanganan

Hindari kontak dengan bahan. Pastikan ventilasi memadai. Jauhkan dari panas
dan sumber api. Evakuasi dari daerah bahaya, amati prosedur darurat, hubungi
ahli. Jangan biarkan produk masuk ke saluran pembuangan. Risiko ledakan.
(Merck,2017)
IV. Lampiran

(Smart-lab,2017) (Merck,2017)

(Flinn Scientific,2020) (Flinn Scientific,2020)


(Tim Laboratorium USU,2018)

(Feby, Hairida, Feby,2014) (Feby, Hairida, Feby,2014)

(Flinn Scientific,2020) (Tim Laboratorium USU,2018)

(Tim Laboratorium USU,2018)


V. Daftar Pustaka

Day, R A, dan Underwood, A L., (2002), Analsis Kimia Kuantitatif Edisi


Keenam,. Erlangga, Jakarta. (Halaman
Tim Laboratorium Proses Industri Kimia, 2018, Standard Operating Procedure.
Medan. (halaman 15-20)

Flinn Scientific,2020. Safety Data Sheet (SDS) – ASAM KLORIDA – HCl) 6m-
12m. Halaman 395
Flinn Scientific,2020. Safety Data Sheet (SDS) – Asam Sulfat – H2SO4 – 32%-
96%. Halaman 801

Flinn Scientific,2020. Safety Data Sheet (SDS) – Caustic Soda – NaOH. halaman
734

Flinn Scientific,2020. Safety Data Sheet (SDS) – Kalsium Karbonat – CaCO3


Halaman 195

Smart-lab, 2017. BARIUM CHLORIDE DIHYDRATE, Tangerang. Halaman 1-9

Smart-lab, 2016. MSDS Borax, Borax decahydrate, Sodium pyroborate


decahydrate. Halaman 1-9

Smart-lab, 2017. MSDS EDTA disodium salt dihydrate solution, Tangerang.


Halaman 1-9

Smart-lab,2017. MSDS PHENOLPHTHALEIN INDICATOR, Tangerang.


Halaman 1-9

Smart-lab, 2017. MSDS POTASSIUM HYDROGEN PHTHALATE AR, Tangerang.


Halman 1-9
Udiyana, Feby,Hairida, Rody Putra Sartika, 2014. ANALISIS KETERAMPILAN
MENGGUNAKAN DAN MERANGKAI ALAT PRAKTIKUM MELALUI SELF
DAN PEER ASSESSMENT PADA MAHASISWA, Pontianak. Halaman 4 dan 6

Merck,2017. MSDS Phenolphthalein solution 1% in ethanol indicator pH 8.2 -


9.8. Halaman 1, 3, 8

Anda mungkin juga menyukai