Anda di halaman 1dari 261

-1-

PERATURAN BADAN KEPENDUDUKAN


DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 10 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS
FISIK SUBBIDANG KELUARGA BERENCANA DAN SUBBIDANG PENURUNAN
STUNTING KELUARGA BERENCANA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL


REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (3)


Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2019 tentang Petunjuk
Teknis Dana Alokasi Khusus Fisik Tahun Anggaran 2020, perlu
menetapkan Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional tentang Petunjuk Operasional Penggunaan
Dana Alokasi Khusus Fisik Subbidang Keluarga Berencana dan
Subbidang Penurunan Stunting Keluarga Berencana;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang


Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5080);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
-2-

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-


Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2019 tentang
Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Fisik Tahun
Anggaran 2020 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 257);
4. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 145 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan
Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan
Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
322);
5. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Nomor 72/PER/B5/2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional Nomor 273/PER/B4/2014
tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor
72/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional;
6. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Nomor 82/PER/B5/2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Provinsi;
-3-

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA
BERENCANA NASIONAL TENTANG PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS FISIK SUBBIDANG
KELUARGA BERENCANA DAN SUBBIDANG PENURUNAN
STUNTING KELUARGA BERENCANA.

Pasal 1
(1) Dana Alokasi Khusus Fisik Subbidang Keluarga
Berencana dan Subbidang Penurunan Stunting Keluarga
Berencana yang selanjutnya disebut DAK Fisik Subbidang
KB dan Subbidang Penurunan Stunting KB adalah dana
yang dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan
belanja negara kepada daerah tertentu dengan tujuan
untuk membantu mendanai kegiatan khusus fisik.
(2) DAK Fisik Subbidang KB dan Subbidang Penurunan
Stunting KB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota
untuk membantu mendanai kegiatan fisik dalam
penyelenggaraan urusan pengendalian penduduk dan
keluarga berencana sesuai dengan prioritas pembangunan
nasional.
Pasal 2
(1) Peraturan Badan ini merupakan pedoman dalam
pelaksanaan kegiatan DAK Fisik Subbidang KB dan
Subbidang Penurunan Stunting KB sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1.
(2) Peraturan Badan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk:
a. meningkatkan dukungan sarana prasarana
pelayanan keluarga berencana;
b. meningkatkan dukungan sarana prasarana
penyuluhan keluarga berencana;
c. menjamin tertib pemanfaatan, pelaksanaan,
pengelolaan, dan pelaporan;
-4-

d. meningkatkan efektivitas dan efisiensi; dan


e. menurunkan prevalensi stunting.
Pasal 3
(1) Pengelolaan DAK Fisik Subbidang KB dan Subbidang
Penurunan Stunting KB sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 diarahkan untuk menu kegiatan, meliputi:
a. dana alokasi khusus fisik reguler; dan
b. dana alokasi khusus fisik penugasan.
(2) Kegiatan dana alokasi khusus fisik reguler sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. pengadaan sarana prasarana klinik pelayanan
keluarga berencana;
b. pembangunan, alih fungsi, atau pengembangan
gudang alat dan obat kontrasepsi;
c. pengadaan sarana transportasi pelayanan keluarga
berencana;
d. pengadaan mobil unit penerangan keluarga
berencana;
e. pengadaan sarana komunikasi informasi dan edukasi
kit, dan media lini lapangan;
f. pengadaan media atau alat pengolah data;
g. pembangunan, alih fungsi, atau pengembangan balai
penyuluhan keluarga berencana;
h. pengadaan sarana petugas lapangan keluarga
berencana; dan
i. pengadaan sarana dan prasarana rumah data
kependudukan di kampung keluarga berencana
percontohan.
(3) Dana alokasi khusus fisik reguler sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diberikan berdasarkan usulan dari
pemerintah daerah kabupaten/kota.
(4) Dana alokasi khusus fisik penugasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b melalui penyediaan bina
keluarga balita kit stunting.
(5) Dana alokasi khusus fisik penugasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) berdasarkan usulan dari
pemerintah daerah kabupaten/kota dengan wilayah atau
-5-

lokus stunting yang telah ditetapkan pemerintah dan/atau


pemerintah daerah.
Pasal 4
DAK Fisik Subbidang KB dan Subbidang Penurunan Stunting
KB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dilaksanakan sesuai
dengan petunjuk operasional sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Badan ini.

Pasal 5
Petunjuk Operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
digunakan sebagai acuan bagi pemerintah daerah
kabupaten/kota dalam pengelolaan DAK Fisik Subbidang KB
dan Subbidang Penurunan Stunting KB.

Pasal 6
(1) Pemerintah daerah dapat menggunakan paling banyak 5%
(lima persen) dari alokasi DAK Fisik Subbidang KB dan
Subbidang Penurunan Stunting KB untuk mendanai
kegiatan penunjang yang berhubungan langsung dengan
kegiatan DAK Fisik Subbidang KB dan Subbidang
Penurunan Stunting KB.
(2) Kegiatan penunjang sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (1), meliputi:
a. desain perencanaan untuk kegiatan kontraktual;
b. biaya tender;
c. honorarium fasilitator kegiatan DAK Fisik Subbidang
KB dan Subbidang Penurunan Stunting KB yang
dilakukan secara swakelola;
d. jasa konsultan pengawas kegiatan kontraktual;
e. penyelenggaraan rapat koordinasi di pemerintah
daerah;
f. perjalanan dinas ke atau dari lokasi kegiatan dalam
rangka perencanaan, pengendalian, dan pengawasan;
dan
g. pelaksanaan reviu oleh inspektorat provinsi atau
kabupaten/kota, tidak termasuk honorarium reviu.
-6-

(3) Kegiatan penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


digunakan oleh pemerintah daerah untuk percepatan
pelaksanaan kegiatan DAK Fisik Subbidang KB dan
Subbidang Penurunan Stunting KB di kabupaten/kota
sesuai dengan target atau sasaran yang telah ditetapkan.
(4) Kegiatan penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat dibiayai oleh anggaran pendapatan dan belanja
daerah.
(5) Pelaksanaan kegiatan penunjang sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 7
(1) Pemerintah daerah kabupaten/kota wajib menyampaikan
laporan DAK Fisik Subbidang KB dan Subbidang
Penurunan Stunting KB yang terdiri atas laporan
pelaksanaan kegiatan dan penyerapan dana serta capaian
keluaran kegiatan secara berkala.
(2) Laporan sebagaimana disebut ayat (1) disampaikan oleh
Kepala Daerah kepada Kepala Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional, menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
keuangan, menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan
nasional, dan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang dalam negeri sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 8
(1) Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional melalui tim pengendali DAK Fisik Subbidang KB
dan Subbidang Penurunan Stunting KB melakukan
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan, pengelolaan, dan
penggunaan DAK Fisik Subbidang KB dan Subbidang
Penurunan Stunting KB terhadap target atau sasaran
keluaran yang telah ditetapkan dan dampak serta manfaat
pelaksanaan kegiatan.
-7-

(2) Tim pengendali DAK Fisik Subbidang KB dan Subbidang


Penurunan Stunting KB sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat melakukan pemantauan dan evaluasi secara
bersama-sama menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang keuangan, menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perencanaan pembangunan nasional, dan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang dalam
negeri.
(3) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengalokasian DAK Fisik Subbidang
KB dan Subbidang Penurunan Stunting KB pada tahun
berikutnya.

Pasal 9
Pada saat Peraturan Badan ini mulai berlaku:
a. Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nomor 21 Tahun 2018 tentang Petunjuk Operasional
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Subbidang Keluarga
Berencana; dan
b. Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional Nomor 2 Tahun 2019 tentang Petunjuk
Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus Fisik
Penugasan Penurunan Prevalensi Stunting Melalui
Penyediaan Bina Keluarga Balita Kit Tahun Anggaran
2019 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 1038),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
-8-

Pasal 10
Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Badan ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Desember 2019

KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN


DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,
TTD
HASTO WARDOYO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 31 Desember 2019

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
TTD
WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 NOMOR 1766

Salinan sesuai dengan aslinya


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Kepala Biro Hukum, Organisasi, dan Humas,

Komari, SH, MH
NIP. 19600920 198203 1 005
-9-

LAMPIRAN
PERATURAN BADAN KEPENDUDUKAN
DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 10 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN DANA
ALOKASI KHUSUS FISIK SUBBIDANG KELUARGA
BERENCANA DAN SUBBIDANG PENURUNAN
STUNTING KELUARGA BERENCANA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, penduduk
harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan di
Indonesia. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan terencana di
segala bidang untuk menciptakan perbandingan ideal antara
perkembangan kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus
mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi mendatang, sehingga
menunjang kehidupan bangsa. Dua hal pokok yang perlu diperhatikan
dalam membahas integrasi penduduk dan pembangunan, yaitu: 1)
penduduk tidak hanya diperlakukan sebagai obyek tetapi juga subyek
pembangunan. Paradigma penduduk sebagai obyek telah mengeliminir
partisipasi penduduk dalam pembangunan, 2) ketika penduduk memiliki
peran sebagai subyek pembangunan, maka diperlukan upaya
pemberdayaan untuk menyadarkan hak penduduk dan meningkatkan
kapasitas penduduk dalam pembangunan. Hal ini menyangkut
“pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas”.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
merupakan urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan
Pelayanan Dasar yang kewenangannya secara konkuren menjadi
- 10 -

kewenangan pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Dalam Undang-undang


ini secara tegas dijelaskan 4 (empat) Sub urusan yang menjadi kewenangan
bersama, yaitu; 1) Pengendalian Penduduk, 2) Keluarga Berencana (KB), 3)
Keluarga Sejahtera, sedangkan urusan pengelolaan penyuluh KB/PLKB,
Standarisasi Pelayanan KB dan Sertifikasi Tenaga Penyuluh KB
(PKB/PLKB) ditetapkan menjadi urusan pusat.
Berdasarkan ketentuan Pasal 298 ayat (7) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa
belanja DAK diprioritaskan untuk mendanai kegiatan fisik dan dapat
digunakan untuk kegiatan nonfisik. Kesemuanya ini untuk mewujudkan
tujuan nasional sebagaimana arah pembangunan Pemerintahan periode
2020-2024. Tahun 2020 merupakan tahun yang sangat strategis bagi
BKKBN sebagai tahun pertama penyelenggaraan RPJMN 2020-2024 dan
Renstra BKKBN 2020-2024, untuk itu diperlukan berbagai strategi
operasional yang dapat memberikan daya ungkit terhadap upaya
pencapaian target dan sasaran Program KKBPK. Berbagai kegiatan
prioritas telah disusun melalui alokasi APBN yang dapat dilaksanakan
sampai dengan level Perwakilan BKKBN Provinsi.untuk meningkatkan
peran keluarga dalam mewujudkan revolusi mental.
Kebijakan, strategi, dan upaya yang optimal melalui Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK),
terutama melalui upaya pencapaian target/sasaran Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 untuk
menurunkan angka kelahiran total (TFR), meningkatkan pemakaian
kontrasepsi (mCPR), menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi
(unmet need), menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun
(ASFR 15–19 tahun).
Menurut Tim Nasional Percepatan Penaggulangan Kemiskinan (TNP2K)
Sekretariat Wakil Presiden, terdapat beberapa kendala yang dihadapi
dalam rangka penanganan stunting, salah satunya yaitu masih minimnya
kampanye dan diseminasi terkait stunting dan berbagai upaya
pencegahannya. Oleh karena itu, Wakil Presiden Republik Indonesia telah
memberikan arahan bahwa pendekatan multi-sektor melalui konvergensi
program di semua tingkatan perlu dilakukan dalam upaya pencegahan
stunting. Oleh karena itu, BKKBN selain mendapatkan alokasi DAK Fisik
Reguler Subbidang Keluarga Berencana guna mendukung pelaksanaan
- 11 -

program KKBPK, juga mendapatkan DAK Fisik Penugasan Subbidang


Penurunan Stunting untuk mendukung upaya pencegahan stunting.
Agar penggunaan DAK Fisik Reguler Subbidang KB dan DAK Fisik
Penugasan Penurunan Stunting sesuai kebijakan dan tujuan yang telah
ditetapkan secara optimal dan akuntabel, maka Petunjuk Operasional
Penggunaan DAK Fisik Reguler Subbidang KB dan DAK Fisik Penugasan
Penurunan Stunting disusun sebagai acuan bagi Pemerintah Kabupaten
dan Kota dalam melaksanakan Program dan Kegiatan yang tertuang dalam
Petunjuk Operasional.

B. Maksud Dan Tujuan


1. Maksud
Secara umum maksud pemberian DAK Fisik Subbidang KB untuk
mendukung tercapainya sasaran prioritas pembangunan
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
(KKBPK) dalam mendukung tercapainya TFR sebesar 2,1 pada tahun
2024 dan mendukung tercapainya intervensi program penurunan
stunting berdasarkan lokus yang telah ditetapkan, baik oleh
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
2. Tujuan
A. Meningkatkan akses dan pelayanan KB yang merata dan
berkualitas;
B. Meningkatkan pemahaman remaja mengenai kesehatan
reproduksi dan penyiapan kehidupan berkeluarga;
C. Menguatkan advokasi dan KIE tentang KB dan Kesehatan
Reproduksi di seluruh wilayah;
D. Meningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan
anak dan perawatan lanjut usia;
E. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi
kependudukan yang memadai, akurat dan tepat waktu;
F. menyediakan media/sarana penyuluhan promosi dan KIE
Pengasuhan 1000 HPK
- 12 -

C. Sasaran Strategis
DAK Fisik Sub Bidang KB pada hakekatnya untuk mendukung upaya
pencapaian sasaran pembangunan prioritas dalam rangka pencapaian
sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) IV
tahun 2020-2024, dengan strategi :
1. Pengarusutamaan kependudukan;
2. Peningkatan akses dan kualitas Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi;
3. Pemberdayaan keluarga dan anggota keluarga;
4. Peningkatan kepedulian dan peran serta mitra kerja, keluarga dan
masyarakat;
5. Penyediaan data dan informasi kependudukan dan keluarga yang
berkualitas;
6. Peningkatan kapabilitas Sumber Daya Manusia.
- 13 -

BAB II
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. Kebijakan
1. Bupati dan Walikota wajib memprioritaskan pembangunan Balai
penyuluhan KB Tingkat Kecamatan sebagai pusat pengendali
operasional lini lapangan dan pengadaan Smartphone bagi petugas
lapangan sebagai sarana updating data, serta wajib memprioritaskan
pengadaan BKB Kit Stunting untuk lokus stunting yang telah
ditetapkan, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah;
2. Pemerintah daerah Kabupaten dan Kota yang mendapatkan alokasi
DAK Fisik Subbidang KB, agar tidak mengurangi dukungan anggaran
alokasi APBD pada OPD-KB tersebut;
3. Pemerintah Daerah cq. OPD-KB Kabupaten dan Kota mengelola
aset/barang sesuai Peraturan Perundangan yang berlaku;
4. Pemerintah daerah Kabupaten dan Kota menetapkan presentasi
alokasi pengaturan penggunaan menu DAK secara proporsional, ideal
mengacu kebutuhan prioritas daerah;
5. Bupati dan walikota dapat mengajukan perubahan/penyesuaian
distribusi menu DAK Fisik Subbidang KB dengan mengacu pada
Peraturan Presiden tentang Petunjuk Teknis DAK Fisik tahun berjalan
dan rencana kegiatan mendapatkan persetujuan dari BKKBN.
B. Strategi
1. Harmonisasi APBD Kabupaten dan Kota dengan dana transfer DAK
Subbidang KB dalam pembiayaan program KKBPK;
2. OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib menyusun Rencana Kerja DAK
Fisik Subbidang KB berkoordinasi dengan Perwakilan BKKBN Provinsi
masing-masing;
3. Penyusunan Rencana Kerja DAK Fisik Subbidang KB melibatkan
petugas lapangan (PKB/PLKB, PPKBD, SubPPKBD), Pengelola Balai
Penyuluh;
4. Peningkatan sinergitas pelaksanaan tugas Tim Pengendali DAK
Tingkat Pusat dan Tingkat Provinsi dalam perencanaan, pengendalian,
monitoring-evaluasi dan pelaporan DAK Subbidang KB;
5. OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib menyampaikan laporan realisasi
penyerapan anggaran dan laporan realisasi penggunaan DAK
Subbidang KB kepada BKKBN melalui Sistem Pelaporan Perencanaan
Monitoring dan Evaluasi DAK Subbidang KB (MORENA).
- 14 -

BAB III
PROGRAM, KEGIATAN DAN KRITERIA SASARAN
DAK SUBBIDANG KB

Program prioritas DAK Fisik Sub Bidang KB dirancang untuk dapat mendukung
pencapaian sasaran prioritas pembangunan KB jangka pendek yang ditetapkan
dalam RKP dan jangka menengah dalam RPJMN IV 2020-2024, ruang lingkup
kegiatan dan sasaran DAK Fisik Sub Bidang KB mencakup:
A. Meningkatnya dukungan sarana prasarana pelayanan KB, dengan
kegiatan:
1. Pengadaan Sarana Prasarana Klinik Pelayanan Keluarga Berencana:
a. Obgyn Bed (Kursi Ginekologi)
1) Pengertian
Obgyn Bed (Kursi Ginekologi) merupakan salah satu sarana
penunjang pelayanan kontrasepsi di fasilitas kesehatan yang
dibutuhkan oleh tenaga kesehatan (Dokter/Bidan) untuk
memposisikan calon atau akseptor IUD pada saat akan
melaksanakan pemasangan atau pencabutan alat
kontrasepsi IUD dan atau keperluan medis lainnya
2) Kriteria Sasaran
Fasilitas Kesehatan KB yang sudah memiliki nomor kode
Fasilitas Kesehatan KB (K/0/KB) serta jejaring atau jaringan
Fasilitas Kesehatan KB
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
a) Setiap Fasilitas Kesehatan KB serta jejaring atau
jaringan Fasilitas Kesehatan KB minimal mendapatkan
masing masing 1 (satu) set Obgyn Bed (Kursi Ginekologi)
b) Fasilitas Kesehatan KB serta jejaring atau jaringan
Fasilitas Kesehatan KB yang sudah memiliki tetapi
dalam kondisi rusak atau tidak layak pakai yang
dibuktikan dengan surat keterangan dari pimpinan
jaringan Fasilitas Kesehatan KB
- 15 -

b. IUD Kit
1) Pengertian
IUD Kit merupakan salah satu sarana penunjang pelayanan
kontrasepsi di fasilitas kesehatan yang dibutuhkan oleh
tenaga kesehatan (Dokter/Bidan) untuk memasang dan
mencabut alat kontrasepsi IUD/Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR)
2) Kriteria Sasaran
Fasilitas Kesehatan KB yang sudah memiliki nomor kode
Fasilitas Kesehatan KB (K/0/KB) serta jejaring atau jaringan
Fasilitas Kesehatan KB
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
a) IUD Kit di Fasilitas Kesehatan KB diperuntukkan bagi:
• Fasilitas Kesehatan KB Lengkap
• Fasilitas Kesehatan KB Sempurna atau Paripurna
• Jejaring atau jaringan Fasilitas Kesehatan KB
b) Fasilitas Kesehatan KB serta jejaring atau jaringan
Fasilitas Kesehatan KB yang belum menerima IUD Kit
atau sudah memiliki tetapi dalam kondisi rusak atau
tidak layak pakai yang dibuktikan dengan surat
keterangan dari pimpinan jaringan Fasilitas Kesehatan
KB
c. Implant Removal Kit
1) Pengertian
Implant removal Kit merupakan salah satu sarana
penunjang pelayanan kontrasepsi di fasilitas kesehatan yang
dibutuhkan oleh tenaga kesehatan (Dokter/Bidan) untuk
mencabut/melepas obat kontrasepsi implan/susuk KB/Alat
Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)
2) Kriteria Sasaran
Fasilitas Kesehatan KB yang sudah memiliki nomor kode
Fasilitas Kesehatan KB (K/0/KB) serta jejaring atau jaringan
Fasilitas Kesehatan KB
- 16 -

3) Standar Pemenuhan Kebutuhan


a) Implant Removal Kit di Fasilitas Kesehatan KB
diperuntukkan bagi:
• Fasilitas Kesehatan KB Lengkap
• Fasilitas Kesehatan KB Sempurna atau Paripurna
• Jejaring atau jaringan Fasilitas Kesehatan KB
b) Fasilitas Kesehatan KB serta jejaring atau jaringan
Fasilitas Kesehatan KB yang sudah memiliki tetapi
dalam kondisi rusak atau tidak layak pakai yang
dibuktikan dengan surat keterangan dari pimpinan
jaringan Fasilitas Kesehatan KB
d. Lemari Obat atau tempat penyimpanan alat dan obat kontrasepsi
serta IUD Kit dan Implant Removal Kit
1) Pengertian
Lemari penyimpanan kit/alat dan obat kontrasepsi (alokon)
adalah tempat penyimpanan alokon dan sarana penunjang
pelayanan kontrasepsi atau instrument set/kit/alat medis.
2) Kriteria Sasaran
Fasilitas Kesehatan KB yang sudah memiliki nomor kode
Fasilitas Kesehatan KB (K/0/KB) serta jejaring atau jaringan
Fasilitas Kesehatan KB.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
a) Setiap Fasilitas Kesehatan KB minimal mendapatkan
masing masing 1 (satu) buah lemari penyimpanan alat
dan obat kontrasepsi dan/atau sarana penunjang
pelayanan kontrasepsi atau instrument set/kit/alat
medis
b) Fasilitas Kesehatan KB serta jejaring atau jaringan
Fasilitas Kesehatan KB yang sudah memiliki tetapi
dalam kondisi rusak atau tidak layak pakai yang
dibuktikan dengan surat keterangan dari pimpinan
jaringan Fasilitas Kesehatan KB
- 17 -

2. Pembangunan/Alih Fungsi/Pengembangan tempat penyimpanan


gudang Alat Dan Obat Kontrasepsi (Alokon)
Pengadaan pembangunan/alih fungsi/pengembangan gudang alat
dan obat kontrasepsi diperuntukan bagi OPD-KB dalam rangka
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, dan pemeliharaan barang
persediaan berupa alat dan obat kontrasepsi dan pendukung lainnya.
a. Pengertian
Gudang Alat dan Obat Kontrasepsi adalah bangunan yang
digunakan untuk menyimpan alat dan obat kontrasepsi dan
sarana penunjang pelayanan kontrasepsi.
b. Kriteria Sasaran
1) Pemerintahan Kabupaten dan Kota menyediakan tanah
menyesuaikan ukuran bangunan gudang alokon
2) Status tanah jelas/ Sertifikat Hak Pakai atau Hak Guna
Bangunan atau hibah sesuai ketentuan masing-masing
daerah, tidak dalam sengketa atau tidak dalam proses
peradilan
3) Lokasi gudang alokon berada di dalam satu pagar kantor
OPD KB kabupaten/kota. Jika lokasi gudang alokon berada
di luar kantor OPD KB yang tidak dilengkapi dengan pagar
maka gudang alokon harus dilengkapi dengan pagar
4) OPD KB Kabupaten dan Kota wajib menyediakan biaya
operasional dan pemeliharaan rutin. Biaya operasional yang
dimaksud mencakup antara lain penambah daya tahan
tubuh penjaga gudang, operasional pencatatan dan
pelaporan, penggantian isi alat pemadam kebakaran yang
sudah kadaluarsa, obat anti hama sesuai kebutuhan. Biaya
pemeliharaan rutin yang dimaksud antara lain perbaikan
atap, langganan daya dan jasa sesuai kebutuhan
c. Standar Pemenuhan Kebutuhan
1) Setiap OPD KB Kabupaten dan Kota hanya membangun 1
(satu) unit gudang Alokon
2) Gudang Alokon dikelola oleh Bendahara Barang/petugas
yang ditunjuk, disarankan telah dilatih manajemen logistik
dan diawasi oleh apoteker atau tenaga teknis kefarmasian
3) Untuk pembangunan gudang alokon, spesifikasi teknis
sebagaimana terlampir
- 18 -

4) Alih fungsi gudang alokon tidak disarankan untuk


memanfaatkan bangunan di lantai 2 dan seterusnya
5) Apabila diperlukan untuk pengamanan, pendanaan DAK
dapat digunakan untuk penambahan pagar, teralis pintu
dan/atau jendela
d. Spesifikasi Umum
Standar minimal spesifikasi teknis gudang Alokon tingkat
Kabupaten dan Kota sebagaimana terlampir. OPD-KB dapat
mengembangkan spesifikasi teknis sesuai dengan kondisi daerah
masing-masing yang mendapat persetujuan/ rekomendasi dari
Dinas PU setempat.

3. Pengadaan Sarana Transportasi Pelayanan KB:


a. Kendaraan Distribusi Alat dan Obat Kontrasepsi
1) Pengertian
Kendaraan Distribusi Alat dan obat Kontrasepsi adalah
kendaraan untuk mendistribusikan alokon dan sarana
penunjang pelayanan kontrasepsi dari tempat penyimpanan
(gudang) alokon OPD-KB ke fasilitas kesehatan KB.
2) Kriteria Sasaran
OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib menyediakan biaya
operasional dan biaya pemeliharaan. Biaya pemeliharaan
yang dimaksud mencakup antara lain servis rutin dan
perbaikan kendaraan serta pajak kendaraan.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
Setiap OPD-KB memiliki 1 (satu) unit Kendaraan Distribusi
Alat dan obat Kontrasepsi.
4) Spesifikasi Umum
Kendaraan distribusi alat dan obat kontrasepsi memiliki
kapasitas mesin minimal 1.400 cc dengan box serta
dilengkapi dengan alat pendingin (AC).
b. Pengadaan Mobil Unit Pelayanan (MUYAN) KB
1) Pengertian
MUYAN KB adalah Fasilitas pelayanan KB bergerak yang
digunakan oleh tim pelayanan kesehatan/KB terlatih,
mencakup satu unit mobil guna mendekatkan akses
pelayanan kepada masyarakat khususnya masyarakat di
- 19 -

wilayah yang belum tersedia fasilitas kesehatan yang


memenuhi syarat dan tidak tersedia tenaga medis yang
kompeten ataupun daerah yang memerlukan bantuan
pelayanan KB bergerak seperti pelayanan dalam rangka
bakti sosial dan sejenisnya.
2) Kriteria Sasaran
Wilayah kerja OPD-KB penerima DAK Sub Bidang KB dengan
kendala akses masyarakat ke faskes dan jangkauan wilayah
yang luas. Bagi OPD-KB Kabupaten dan Kota yang memiliki
MUYAN KB wajib menyediakan biaya operasional dan biaya
pemeliharaan.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
a) Setiap OPD-KB Kabupaten dan Kota apabila telah
terpenuhi menu kegiatan sesuai urutan prioritas menu,
dapat memiliki maksimal 2 (unit) MUYAN KB dengan
mempertimbangkan akses masyarakat ke faskes KB
dan jangkauan wilayah yang luas;
b) Pengadaan dan/atau penggantian Sarana Pelayanan
KB yang terdapat di dalam MUYAN KB yang
rusak/hilang sebagian atau seluruhnya dapat dipenuhi
melalui DAK tahun berjalan yang dibuktikan dengan
surat keterangan dari pimpinan OPD-KB dan
pelaksanaannya mengacu pada petunjuk Operasional
DAK yang berlaku
c) Setiap OPD-KB Kabupaten dan Kota yang pernah
mendapatkan MUYAN KB tetapi kondisinya sudah tidak
layak pakai (rusak berat) dapat mengajukan kembali
sesuai ketentuan peraturan yang berlaku dengan
melampirkan bukti surat dari Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) setempat yang
menyatakan penghapusan MUYAN KB;
d) OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib menyediakan
bahan medis habis pakai/perbekalan kesehatan rumah
tangga/obat, pengisian ulang oksigen serta kebutuhan
lain yang diperlukan untuk pelayanan di MUYAN KB.
- 20 -

4) Spesifikasi Umum
MUYAN KB didukung oleh tim medis minimal terdiri dari
dokter yang sudah dilatih untuk pelayanan pasang cabut
Implan dan IUD dan/atau Medis Operasi Pria (MOP); bidan
yang sudah dilatih untuk pelayanan pasang cabut Implan
dan IUD.
c. Pengadaan Kendaraan jemput antar calon akseptor
Pengadaan Kendaraan Jemput-Antar Peserta KB diperuntukkan
bagi para Calon Peserta KB dan Peserta KB dalam rangka
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB, khususnya bagi
keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (keluarga miskin)
dan masyarakat di daerah terpencil dan jauh dari fasilitas
pelayanan KB statis (Fasilitas Kesehatan KB)
1) Pengertian
Kendaraan Jemput-Antar Peserta KB adalah Kendaraan
Bermotor roda 4 atau lebih atau kendaraan air (speedboat)
yang difungsikan sebagai alat transportasi untuk
mengangkut para Calon Peserta dan Peserta KB (Peserta
Baru dan Peserta Aktif) menuju lokasi tempat pelayanan KB.
2) Kriteria Sasaran
a) OPD-KB yang belum memiliki Kendaraan Jemput-Antar
Peserta KB;dan
b) OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib menyediakan dana
operasional dan pemeliharaan.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
Setiap OPD-KB Kabupaten dan Kota hanya mendapatkan 1
(satu) Unit Kendaraan Jemput-Antar Peserta KB dari DAK
Subbidang KB
4) Spesifikasi Umum
a) Kendaraan Jemput-Antar Peserta KB berupa Kendaraan
Bermotor roda 4 atau lebih terdiri dari satu cabin
dengan tempat duduk pengemudi dan penumpang;
b) Jenis Kendaraan Bermotor roda 4 atau lebih yang boleh
dipilih terdiri atas 2 (dua) jenis yaitu Micro Bus dengan
sistem penerus daya single gardan untuk jalan darat
beraspal dan rata, serta Micro Bus dengan sistem
- 21 -

penerus daya double gardan untuk kendaraan jalan


darat dengan medan yang berat.

B. Meningkatnya dukungan sarana prasarana penyuluhan KB, dengan


kegiatan:
1. Pengadaan Mobil Unit Penerangan Keluarga Berencana (MUPEN KB)
a. Pengertian
MUPEN KB adalah kendaraan roda 4 (empat) yang berisi
peralatan elektronik (audio visual) dan berfungsi sebagai
kendaraan operasional penyuluhan dan KIE dalam menunjang
Program KKBPK.
b. Kriteria Sasaran
1) OPD-KB belum mendapatkan MUPEN KB dari DAK sub
Bidang KB;
2) Memiliki MUPEN KB tetapi kondisinya sudah tidak layak
pakai (rusak berat) dapat mengajukan kembali sesuai
ketentuan peraturan yang berlaku dengan melampirkan
bukti surat penghapusan dari Kantor Pelayanan Kekayaan
Negara dan Lelang (KPKNL) setempat;
3) OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib menyediakan biaya
operasional dan biaya pemeliharaan serta tidak
mengalihfungsikan menjadi kendaraan operasional lainnya.

c. Standar Pemenuhan Kebutuhan


1) Setiap OPD-KB Kabupaten dan Kota boleh memiliki lebih
dari 1 (satu) unit MUPEN KB, dengan memperhatikan luas
wilayah, jangkauan dan sebaran serta jumlah sasaran KIE;
2) Pengadaan dan/atau penggantian peralatan MUPEN KB
yang rusak/hilang sebagian atau seluruhnya dapat dipenuhi
melalui DAK tahun berjalan yang dibuktikan dengan surat
keterangan dari pimpinan OPD-KB dan mengacu pada
petunjuk operasional DAK yang berlaku serta
memperhatikan Peraturan tentang Pengelolaan Barang Milik
Daerah setempat.
- 22 -

2. Pengadaan Sarana KIE Kit dan Media Lini Lapangan


a. KIE Kit
1) Pengertian
Sarana KIE Kit adalah sarana/media penyuluhan dalam
rangka mendukung pelaksanaan Komunikasi, Informasi dan
Edukasi Program KKBPK, yang terdiri dari (urutan prioritas):
a) Alat peraga anatomi alat reproduksi (phantom)
b) Alat Bantu Konseling ber-KB;
c) Contoh alat dan obat kontrasepsi (IUD Copper T, pil KB
kombinasi, implan dua batang, kondom, suntik KB);
d) USB flashdisk on the go (otg) animasi proses pembuahan
(khusus untuk tenaga medis dan PLKB);
e) USB flashdisk on the go (otg) sosialisasi kontrasepsi
(khusus untuk tenaga medis dan PLKB);
f) Lembar balik (5 JUDUL+ JUDUL WAJIB PRO PN 2020);
g) Buku Seri Pengelolaan Keuangan Keluarga;
h) Tas KIE Kit;
2) Kriteria Sasaran
KIE Kit diperuntukkan bagi PKB/PLKB, PPKBD, Sub PPKBD,
Kader Poktan, Dokter/Bidan Praktik mandiri dan mitra
lainnya.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
Setiap PKB/PLKB, PPKBD, Sub PPKBD, Kader Poktan,
Dokter/Bidan Praktik mandiri dan mitra lainnya mendapat
1 (satu) set KIE Kit
b. BKB Kit
Pengadaan Bina Keluarga Balita (BKB) Kit diperuntukkan bagi
kelompok BKB yang berada di tingkat di desa/ kelurahan guna
meningkatkan upaya pengasuhan dan pembinaan tumbuh
kembang anak usia 0-5 tahun dalam upaya mendorong
terwujudnya kelompok BKB holistik-integratif
1) Pengertian
BKB Kit merupakan sarana penyuluhan/alat bantu
penyuluhan yang berupa seperangkat alat permainan
edukatif dan seperangkat media yang berisi materi yang
dipergunakan kader dalam memberikan penyuluhan kepada
- 23 -

keluarga/orangtua balita dalam upaya meningkatkan


pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak.
Berdasarkan Perpres Nomor 60 Tahun 2013 tentang
Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif, bahwa
kegiatan pelayanan holistik integratif dilakukan mencakup
semua kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling
terkait, yaitu : aspek perawatan, kesehatan dan gizi melalui
Posyandu; aspek pendidikan melalui PAUD (Pendidikan
Anak Usia Dini) dan aspek pengasuhan melalui Bina
Keluarga Balita (BKB). BKB Holistik Integratif dikembangkan
melalui upaya penggerakan kelompok BKB melalui Rintisan
kelompok BKB Dasar, Penguatan Kelompok BKB Paripurna,
dan Pengembangan Kelompok BKB Holistik Integratif.
2) Kriteria Sasaran
Kriteria sasaran adalah sebagai berikut:
a) Kelompok kegiatan BKB/BKB Holistik Integratif yang
aktif melakukan penyuluhan bulanan;
b) Kelompok BKB/BKB Holistik Integratif yang belum
memiliki BKB Kit atau yang sudah memiliki tetapi
dalam kondisi tidak lengkap, rusak dan tidak layak
pakai.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
Setiap Kelompok BKB/ BKB Holistik Integratif (BKB HI) wajib
mendapatkan minimal 1 (satu) set BKB Kit
4) Spesifikasi Umum
a) BKB Kit terdiri dari media penyuluhan BKB yang
berupa:
1. Alat Permainan Edukatif (APE) yang dibagi menjadi
kelompok umur sebagai berikut:
a). 0-1 tahun
Giring-giring/Bola Kerincing, Boneka Kain.
b). 1-2 tahun
Balok bantal: bangun dan cocokkan, Tabung
Bentuk dan Warna.
c). 2-3 tahun
Menara Bentuk 10 Pasak, Lotto Warna.
- 24 -

d). 3-4 tahun


Balok Ukur, Sarung Tangan Lempar Tangkap.
e). 4-5 tahun
Jaga Keseimbangan, Kotak Pola.
f). 5-6 tahun
Pasangkan Angka, Papan Pasak .
2. Kantong Wasiat BKB (untuk semua umur)
3. Media lembar balik untuk penyuluhan umur 0-6
tahun (6 macam)
4. Modul BKB HI 3 seri:
a). Seri 1 (Pertemuan 1 – 5)
b). Seri 2 (Pertemuan 6 – 9)
c). Seri 3 (Pertemuan 10 – 13)
5. USB “film animasi BKB HI”.
6. Tas Tote Bag.
7. Tas BKB Kit.
8. Tas APE.
9. Packaging/Kotak (Hardcase).
10. Kardus BKB Kit.
11. Papan Nama Kelompok BKB.
b) BKB Kit terdiri dari materi yang berupa:
1. Buku Menjadi Orang Tua Hebat dalam Mengasuh
Anak
2. Buku Pegangan Kader BKB dan Orangtua Tentang
Penananaman dan Penerapan Nilai Karakter Melalui
8 Fungsi Keluarga
3. Buku Peran Ayah Dalam Pengasuhan
4. Pengasuhan Anak Umur 0 – 6 Tahun bagi Orangtua
yang Bekerja
5. Kartu Kembang Anak (KKA)
6. Buku Pedoman Kartu Kembang Anak (KKA)
7. Buku Panduan Penggunaan Alat Permainan
Edukatif (APE)
8. Flashdisk Video Kelengkapan BKB.
- 25 -

c. BKL Kit
1) Pengertian
Merupakan sarana/alat bantu penyuluhan berupa materi
buku penyuluhan dan media partisipatif 7 (tujuh) dimensi
lansia tangguh yang dipergunakan kader dalam memberikan
penyuluhan kepada kelompok kegiatan (poktan) BKL untuk
meningkatkan pemahaman tentang pembinaan ketahanan
keluarga Lansia.
2) Kriteria sasaran
a) Kelompok kegiatan BKL yang aktif melakukan
penyuluhan secara berkala;
b) Kelompok BKL yang belum memiliki BKL Kit atau yang
sudah memiliki tetapi dalam kondisi tidak lengkap,
rusak dan tidak layak pakai.
3) Standar pemenuhan
Setiap Kelompok BKL yang aktif wajib memiliki minimal 1
(satu) BKL Kit.
4) Spesifikasi umum
Media yang terdiri dari media partisipatif 7 (tujuh) dimensi
dan materi lansia tangguh
d. GenRe Kit
Pengadaan GenRe Kit diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku remaja putra dan putri agar
mereka dapat berperilaku sehat, dapat mendewasakan usia
perkawinan, terhindar dari risiko Triad KRR (Pernikahan Dini,
Seks Pra Nikah, Napza), selanjutnya dapat menjadi contoh,
teladan dan sumber informasi bagi teman sebayanya serta
mempunyai perencanaan yang matang dalam penyiapan
kehidupan berkeluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera melalui kegiatan kelompok Pusat Informasi
dan Konseling (PIK) Remaja jalur pendidikan dan jalur
masyarakat.
1) Pengertian
GenRe Kit adalah merupakan sarana/media atau alat bantu
sosialisasi Program Generasi Berencana yang dipergunakan
oleh Pendidik Sebaya, Konselor Sebaya atau pengelola
program/kegiatan Kelompok PIK Remaja jalur pendidikan
- 26 -

dan jalur masyarakat, baik yang ada di Sekolah Umum,


Sekolah negeri/swasta pada tingkat SLTP atau yang
sederajat, SLTA atau yang sederajat, maupun yang ada pada
basis organisasi keagamaan dan masyarakat yang terdiri
dari dua bagian sarana/media, yaitu:
GenRe Kit, yang terdiri dari:
a). Ular Tangga GenRe;
b). Materi Monopoli GenRe;
c). Materi Celemek GenRe;
d). Materi Celemek GenRe Organ Reproduksi Laki-Laki;
e). Materi Celemek GenRe Organ Reproduksi Perempuan;
f). Lembar Balik GenRe;
g). Buku Panduan Penggunaan Materi GenRe Kit;
h). Tas GenRe Kit
i). Flash Disk
j). Laptop
k). Proyektor
2) Kriteria sasaran
a) Kelompok PIK Remaja Jalur Pendidikan, untuk
pemenuhan GenRe Kit jalur pendidikan SLTA atau yang
sederajat perlu berkoordinasi dengan dinas pendidikan
provinsi berupa pemberitahuan penyaluran GenRe Kit
dan SLTP jalur keagamaan berkoordinasi dengan
Kantor Wilayah Agama Kabupaten dan Kota
b) Kelompok PIK Remaja Jalur Masyarakat
3) Standar Pemenuhan kebutuhan
Setiap Kelompok PIK Remaja jalur pendidikan di tingkat
Sekolah Umum/Agama (SMA/SMK/Madrasyah Aliyah dan
SMP/SLTP/Madrasyah Tsanawiyah) dan jalur masyarakat
(Organisasi kepemudaan, keagamaan, komunitas)
mendapatkan hanya 1 (satu) GenRe Kit.

3. Pengadaan Media/Alat Pengolah Data


Pengadaan Sarana Pendataan merupakan sarana yang diperuntukkan
dalam pengolahan data rutin dan pelaporan pada Balai Penyuluhan
KB di tingkat kecamatan, Tempat penyimpanan (gudang) alat dan
kontrasepsi di kabupaten/kota, Rumah Data Kependudukan di
- 27 -

tingkat kab/kota (lokasi pada Percontohan Kampung KB Tingkat


Kabupaten/Kota), dan Bidang Pengolahan Data Program KKBPK pada
OPD KB untuk meningkatkan ketepatan, kecepatan dan cakupan data
dari kabupaten/kota ke pusat termasuk data online pelaporan Tempat
penyimpanan (gudang) Alat dan Kontrasepsi. Pengadaan Sarana
Pendataan meliputi :
a. Pengadaan Personal Computer (PC) dan Printer
1) Pengertian
a). Personal Computer (PC), adalah seperangkat komputer
yang digunakan oleh satu orang saja yang terdiri atas
Monitor, Central Processing Unit (CPU), dan Keyboard
yang disebut dengan desktop atau all in one lengkap
dan atau 1 (satu) unit mesin pencetak data / printer
serta perangkat akses internet berupa modem atau
access point.
b). Pencetak /Printer adalah perangkat yang menampilkan
data dalam bentuk cetakan, baik berupa teks maupun
gambar/grafik, di atas kertas. Tinta atau tinta bubuk
(toner) adalah alat pencetak sesungguhnya, karena ada
sesuatu yang disebut tinta atau tinta bubuk yang
digunakan untuk menulis/mencetak pada kertas.
c). Perangkat Akses Internet berupa modem (modulator-
demodulator) adalah sebuah alat yang digunakan untuk
menghubungkan komputer dengan internet melalui
telepon, line kabel, nirkabel dari penyedia jasa
telekomunikasi lainnya. perangkat akses internet atau
Access Point.
2) Kriteria Sasaran
a) Bidang Pengolahan Data KB pada Kantor OPD-KB;
b) Gudang alat dan obat kontrasepsi OPD-KB;
c) Balai Penyuluhan KB.
d) Rumah Data Kependudukan
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
Bidang pengolahan data KB pada Kantor OPD-KB maksimal
mendapatkan 2 (dua) set Personal Computer sedangkan Balai
Penyuluhan KB, gudang Alat/ Obat Kontrasepsi dan Rumah
- 28 -

Data Kependudukan memiliki maksimal 1 (satu) set Personal


Computer.
4) Spesifikasi Umum
a). Personal Computer (PC) :
Pada bagian sisi kanan CPU (Desktop PC) atau pada
pada bagian belakang layar monitor (all in one computer)
diberi label berlogo BKKBN, Nama Kabupaten/Kota dan
tulisan pengadaan DAK Tahun 20... (sesuai tahun
pengadaan) dengan spesifikasi umum sebagai berikut:
- Platform : Desktop PC atau all in one
computer
- Monitor : 15 inch – 20 inch
- Operating System : Lisensi Resmi Windows
- Tipe Prosesor : Minimal Intel Core i5
- Memory : Minimal 4 GB
- Hard Drive (HDD) : Minimal 500 GB
- Ports : USB 3.0/USB 2.0, VGA
In/Out, RJ45 Network
Connector
- Camera : Built in camera
- Network : Support Card Wireless / WIFI
- Garansi : Garansi distributor resmi
minimal 1 (satu) tahun
b). Printer
Pada bagian sisi kanan printer diberi label berlogo
BKKBN, nama Kabupaten/Kota dan tulisan pengadaan
DAK Tahun 20... (sesuai tahun pengadaan), dengan
spesifikasi umum sebagai berikut:
- Platform : Tipe Printer Laser Jet atau Ink
Jet
- Garansi : Garansi distributor resmi
minimal 1 (satu) tahun
c). Modem
Pada salah satu bagian sisi modem diberi label berlogo
BKKBN, Nama Kabupaten/Kota dan tulisan pengadaan
DAK Tahun 20.... (sesuai tahun pengadaan) dengan
spesifikasi umum sebagai berikut:
- 29 -

- Network (Jaringan) : GPRS/EDGE/3G/4G–


850/900/1800/1900 MHz
- Interface : USB atau wireless

b. Pengadaan Laptop
1) Pengertian
Laptop atau komputer jinjing adalah komputer yang
berukuran relatif kecil dan ringan, beratnya berkisar dari 1–
6 kg, tergantung pada ukuran, bahan, dan spesifikasi laptop
tersebut dan dapat dibawa oleh pengguna/users.
2) Kriteria Sasaran
Balai Penyuluhan KB Tingkat Kecamatan dan Bidang
Pengolahan Data KB pada OPD-KB
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
Balai Penyuluhan KB Tingkat Kecamatan dan Bidang
pengolahan data KB pada OPD-KB maksimal mendapatkan
1 (satu) unit.
4) Spesifikasi Umum
Pada bagian bawah laptop diberi label berlogo BKKBN, Nama
Kabupaten/Kota dan tulisan pengadaan DAK Tahun 20...
(sesuai tahun pengadaan) dengan spesifikasi sebagai
berikut:
- Tipe : Minimal Core i5
- Memory : Minimal 4 GB
- Harddisk : Minimal 500 GB
- Layar Monitor : 10 inch – 15 inch
- Garansi : Resmi Distributor Minimal 1 Tahun
c. Pengadaan Proyektor Liquid Crystal Display (LCD) dan Layar
Proyektor
Pengadaan sarana Proyektor LCD dan layar untuk Balai
Penyuluhan KB adalah sarana yang digunakan sebagai media
penyuluhan bagi petugas lapangan.
1) Pengertian
Proyektor LCD merupakan salah satu jenis proyektor yang
digunakan untuk menampilkan video, gambar, atau data
dari komputer pada sebuah layar atau sesuatu dengan
permukaan datar seperti tembok, dan sebagainya. Proyektor
- 30 -

jenis ini merupakan jenis yang lebih modern dan merupakan


teknologi yang dikembangkan dari jenis sebelumnya dengan
fungsi sama yaitu Overhead Projector (OHP) karena pada OHP
datanya masih berupa tulisan pada kertas bening.
2) Kriteria Sasaran
Balai Penyuluhan KB dengan kelengkapan instalasi listrik
atau genset.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
Setiap Balai Penyuluhan KB mendapatkan1 (satu) set
proyektor LCD
4) Spesifikasi Umum
- Platform : Proyektor
- Brightness : Minimal 3000 Lumens ANSI
- Interface : Mendukung VGA/HDMI, USB, Stereo
mini jack in/out.
- Garansi Resmi : Garansi Distributor Resmi Minimal
1 Tahun
- Resolusi : Minimal 1024 x 768 pixel
- Interface : Mendukung Port VGA, HDMI, USB
- Layar Proyektor: Manual Wall Screen/Tripod Screen

4. Pembangunan/alih Fungsi/Pengembangan Balai Penyuluhan KB


Tingkat Kecamatan.
Balai Penyuluhan KB dibangun sebagai pusat pengendali operasional
lini lapangan dan sarana pendukung tugas dan fungsi Ka. UPT
KB/Koordinator KB Kecamatan, PKB/PLKB dalam Program
Pembangunan Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga di Tingkat Kecamatan.
a. Pengertian;
Balai Penyuluhan adalah bangunan yang terletak di wilayah
kecamatan berfungsi sebagai tempat beraktivitas dalam
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, mengendalikan
dan pembinaan kepada petugas dan pengelola (PKB/PLKB,
PPKBD dan Sub PPKBD dan mitra kerja) dalam operasional
Program KKBPK Tingkat kecamatan.
- 31 -

b. Kriteria Sasaran;
1) Kecamatan yang telah memiliki Ka. UPT/Koordinator KB
Kecamatan;
2) Kecamatan yang belum memiliki kantor Ka.UPT/Koordinator
KB Kecamatan;
3) Kecamatan yang siap menyediakan sebidang tanah untuk
pembangunan Balai Penyuluhan KB dengan status tanah
jelas/Sertifikat Hak Pakai atau Hak Guna Bangunan sesuai
ketentuan masing-masing daerah dan tidak dalam sengketa
atau tidak dalam proses peradilan;
4) Pemilihan lokasi disarankan dibangun di dekat area kantor
kecamatan.
c. Standar Pemenuhan Kebutuhan
Setiap Kecamatan 1 (satu) Balai Penyuluhan KB dengan luas
bangunan minimal 1 Lantai = 50 m2.

5. Pengadaan Sarana Petugas Lapangan KB;


a. Pengadaan Sarana Kerja bagi PKB/PLKB (termasuk smartphone)
1) Pengertian
Sarana Kerja bagi Pengendali Petugas Lapangan
KB/PKB/PLKB adalah sarana penunjang kerja bagi
Penyuluh Keluarga Berencana dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya di bidang Penyuluhan, Penggerakan dan
Pelayanan Keluarga Berencana di setiap tingkatan dengan
tujuan meningkatnya kualitas dan kuantitas kegiatan
operasional Program KKBPK di lini lapangan.
2) Kriteria Sasaran
Sasaran penerima atau pengguna Sarana Kerja bagi
Pengendali Petugas Lapangan KB/PKB/PLKB dibagi menjadi
2 (dua), yaitu sasaran utama dan sasaran penunjang.
a). Sasaran utama :
(1) Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) adalah
Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional
Tertentu yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan, penggerakan, pelayanan, evaluasi
- 32 -

dan pengembangan Program Kependudukan,


Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga.
(2) Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Non
PNS adalah Seseorang yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang untuk melaksanakan kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
penyuluhan, penggerakan, pencatatan dan
pelaporan serta monitoring evaluasi Program
Kependudukan, Keluarga Berencana, dan
Pembangunan Keluarga di lini lapangan.
Dibeberapa wilayah penyebutan PLKB Non PNS
dengan istilah PLKB Kontrak, Tenaga Penggerak
Desa, PLKB Honorer, Tenaga Lapangan KB dan
lainnya.
b). Sasaran penunjang :
Kepala UPT. KB tingkat Kecamatan/Pengendali Petugas
Lapangan Keluarga Berencana adalah Pegawai Negeri
Sipil dengan jabatan struktural yang diangkat oleh
pejabat yang berwenang untuk melaksanakan tugas
mengendalikan, mengkoordinasikan, mengawasi dan
mengevaluasi pelaksanaan Program KKBPK di tingkat
Kecamatan.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
a). Prioritas diberikan kepada Penyuluh Keluarga
Berencana (PKB) dan/atau Petugas Lapangan Keluarga
Berencana (PLKB) Non PNS berupa 1 (satu) set Sarana
Kerja;
b). Apabila Sarana Kerja sudah terpenuhi kepada seluruh
Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan/atau Petugas
Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Non PNS, maka
Sarana Kerja dapat diberikan kepada Kepala UPT. KB
tingkat Kecamatan/Pengendali Petugas Lapangan
Keluarga Berencana sejumlah 1 (satu) set.
c). Pemenuhan kebutuhan Sarana Kerja dapat disesuaikan
dengan kondisi lapangan dimasing-masing daerah.
- 33 -

b. Smartphone (telepon pintar)


1) Pengertian
Smartphone (telepon pintar) yang memiliki kemampuan
seperti komputer yang berfungsi sebagai media player
portable, memiliki kamera, Global Positioning System (GPS),
koneksi internet melalui jaringan seluler dan atau nirkabel
(WiFi), transfer data melalui Bluetooth dan atau infrared.
Jenis smartphone dalam pengadaan ini yaitu Tablet yaitu
telepon yang mempunyai layar lebar seperti buku dapat
menampilkan tulisan, gambar maupun video terlihat lebih
jelas. Perangkat ini dilengkapi dengan mini keyboard dan
digunakan untuk aplikasi perkantoran dan dapat digunakan
juga untuk telepon.
2) Sasaran
Sasaran penerima atau pengguna telepon pintar dibagi
menjadi 2 (dua), yaitu sasaran utama dan sasaran
penunjang.
a). Sasaran utama:
(1) Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) adalah
Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional
Tertentu yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan, penggerakan, pelayanan, evaluasi
dan pengembangan Program Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga.
(2) Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Non
PNS adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang untuk melaksanakan kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
penyuluhan, penggerakan, pencatatan dan
pelaporan serta monitoring evaluasi Program
Kependudukan, Keluarga Berencana, dan
Pembangunan Keluarga di lini lapangan. Di
beberapa wilayah penyebutan PLKB Non PNS
dengan istilah PLKB Kontrak, Tenaga Penggerak
- 34 -

Desa, PLKB Honorer, Tenaga Lapangan KB dan


lainnya.
b). Sasaran penunjang:
Kepala UPT. KB tingkat Kecamatan/Pengendali Petugas
Lapangan Keluarga Berencana adalah Pegawai Negeri
Sipil dengan jabatan struktural yang diangkat oleh
pejabat yang berwenang untuk melaksanakan tugas
mengendalikan, mengkoordinasikan, mengawasi dan
mengevaluasi pelaksanaan Program KKBPK di tingkat
Kecamatan.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
a). Prioritas diberikan kepada Penyuluh Keluarga
Berencana (PKB) dan/atau Petugas Lapangan Keluarga
Berencana (PLKB) Non PNS berupa 1 (satu) unit telepon
pintar
b). Apabila telepon pintar sudah terpenuhi kepada seluruh
Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan/atau
Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Non PNS,
maka telepon pintar dapat diberikan kepada
Koordinator KB tingkat Kecamatan/Pengendali
Petugas Lapangan Keluarga Berencana sejumlah 1
(satu) unit
c). Pemenuhan kebutuhan telepon pintar merupakan
menu wajib untuk dipenuhi kepada sasaran prioritas;
d). Telepon pintar yang bersumber dari DAK Subbidang KB
wajib diserahkan kembali kepada OPD-KB jika
PKB/PLKB dan Koordinator KB dialihtugaskan ke
instansi lain dan/atau memasuki masa purnabakti.
4) Spesifikasi Umum :
- Prosessor : Minimal Quad Core
- Operating System : Android Minimal versi 7.0
(Nougat)
- Ukuran Layar : Minimal 8.0 inch
- RAM : Minimal 4 GB
- Internal Memory : 32 GB
- Network : Support SIM Card dan WIFI
- 35 -

- Garansi : Resmi Distributor minimal 1


Tahun

c. Pengadaan Sarana Kerja PPKBD dan Sub PPKBD


1) Pengertian
Sarana kerja PPKBD dan Sub PPKBD adalah sarana
penunjang kerja bagi PPKBD dan Sub PPKBD yang berperan
aktif melaksanakan dan mengelola Program KKBPK di
tingkat Desa/Kelurahan dan tingkat Dusun/RW dengan
tujuan meningkatnya kualitas dan kuantitas kegiatan
operasional Program KKBPK di lini lapangan.
2) Kriteria Sasaran
Sasaran sarana kerja PPKBD dan Sub PPKBD adalah :
a) PPKBD adalah seorang atau beberapa orang kader
dalam wadah organisasi yang secara sukarela berperan
aktif melaksanakan dan mengelola Program
Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga tingkat
desa/kelurahan yang ditetapkan/diangkat oleh kepala
desa/lurah melalui surat keputusan.
b) Sub PPKBD adalah seorang atau beberapa orang kader
dalam wadah organisasi yang secara sukarela berperan
aktif melaksanakan dan mengelola program
kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga tingkat
Dusun/RW yang ditetapkan/diangkat oleh kepala
desa/lurah melalui surat keputusan.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
a) Setiap PPKBD dan Sub PPKBD mendapatkan 1 (satu)
set sarana PPKBD dan Sub PPKBD, 1 buah Plang Papan
Nama PPKBD dan Sub PPKBD dan 1 buah Lembar Balik
Alat Konseling KB.
b) Pengadaan sarana kerja PPKBD dan Sub PPKBD dapat
disesuaikan dengan prioritas dan kondisi lapangan
setiap daerah.
- 36 -

d. Pengadaan kendaraan penyuluhan bagi petugas lapangan


(sepeda motor/perahu motor)
1) Pengertian
Pengadaan sepeda motor/perahu motor bagi Petugas KKBPK
di lini lapangan adalah unit sepeda motor roda 2 atau perahu
motor yang digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan
mobilitas dan daya jangkau dalam melaksanakan tugas
sebagai Petugas KKBPK di lini lapangan.
2) Kriteria Sasaran
Sasaran yang mendapatkan sepeda motor/perahu motor
adalah Petugas KKBPK di lini lapangan, yaitu :
a) Penyuluh KB;
Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) adalah Pegawai
Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Tertentu yang
diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara
penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melaksanakan kegiatan penyuluhan, penggerakan,
pelayanan, evaluasi dan pengembangan Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga.
b) Petugas Lapangan KB Non PNS;
Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Non PNS
adalah Seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang untuk melaksanakan kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan penyuluhan,
penggerakan, pencatatan dan pelaporan serta
monitoring evaluasi Program Kependudukan, Keluarga
Berencana, dan Pembangunan Keluarga di lini
lapangan. Dibeberapa wilayah penyebutan PLKB Non
PNS dengan istilah PLKB Kontrak, Tenaga Penggerak
Desa, PLKB Honorer, Tenaga Lapangan KB dan lainnya.
c) Kepala UPT. KB Tingkat Kecamatan/Pengendali Petugas
KB;
Kepala UPT. KB tingkat Kecamatan/Pengendali Petugas
Lapangan Keluarga Berencana adalah Pegawai Negeri
Sipil dengan jabatan struktural yang diangkat oleh
pejabat yang berwenang untuk melaksanakan tugas
- 37 -

mengendalikan, mengkoordinasikan, mengawasi dan


mengevaluasi pelaksanaan Program KKBPK di tingkat
Kecamatan.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
a) Prioritas diberikan kepada Penyuluh Keluarga
Berencana (PKB) dan/atau Petugas Lapangan Keluarga
Berencana (PLKB) Non PNS berupa 1 (satu) unit
Kendaraan bermotor roda dua.
b) Apabila Kendaraan bermotor roda dua sudah terpenuhi
kepada seluruh Penyuluh Keluarga Berencana (PKB)
dan/atau Petugas Lapangan Keluarga Berencana
(PLKB) Non PNS, maka Kendaraan bermotor roda dua
dapat diberikan kepada koordinator KB tingkat
Kecamatan/Pengendali Petugas Lapangan Keluarga
Berencana sejumlah 1 (satu) unit.
c) Petugas Program KKBPK Lini Lapangan yang pernah
mendapatkan kendaraan bermotor roda dua tetapi
kondisinya sudah tidak laik jalan (rusak berat) dan
tidak bisa diperbaiki dapat diberikan berupa 1 (satu)
unit Kendaraan bermotor roda dua.
d) Kendaraan bermotor roda dua yang bersumber dari
DAK Bidang KB harus diserahkan kembali kepada OPD-
KB, apabila PKB/PLKB dan Koordinator dialihtugaskan
ke instansi lain dan/atau memasuki masa
pensiun/wafat.
e) OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib menyediakan dana
operasional dan pemeliharaannya.

6. Pengadaan Sarana dan Prasarana Rumah Data Kependudukan di


Kampung KB percontohan
Rumah Dataku dibentuk sebagai pusat informasi kependudukan
tingkat mikro mulai dari mengidentifikasi, mengumpulkan,
memverifikasi, menganalisis data yang bersumber dari, oleh dan untuk
masyarakat sebagai basis untuk intervensi pembangunan di Kampung
KB dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
- 38 -

a. Papan Nama Rumah Data Kependudukan


1) Pengertian
Papan Nama Rumah Data Kependudukan adalah berupa
plang yang pemasangannya berada didepan Rumah Data
Kependudukan dengan dua kaki atau ditempel di dinding
depan dibuat sebagai identitas tempat kegiatan Rumah
Dataku
2) Kriteria Sasaran
a) Rumah Data Kependudukan di Kampung KB
percontohan yang telah ditetapkan oleh OPD KB
b) OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib menyediakan dana
operasional dan pemeliharaan untuk rumah data
kependudukan
c) Diserahterimakan kepada Ketua Pengurus Rumah Data
Kependudukan untuk digunakan dan dipelihara agar
bisa berfungsi sebagaimana mestinya, sebagai barang
inventaris Rumah Dataku.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
Setiap Rumah Data Kependudukan memiliki 1 (satu) Papan
Nama
b. Komputer/Personal Computer (PC) dan Printer
1) Pengertian
a) Personal Computer (PC), adalah seperangkat komputer
yang digunakan oleh satu orang saja yang terdiri atas
monitor, Central Processing Unit (CPU), dan keyboard
yang disebut dengan desktop atau all in one lengkap
dengan 1 (satu) unit mesin pencetak data / printer serta
alat koneksi internet berupa modem. Modem
(modulator-demodulator) adalah sebuah alat yang
digunakan untuk menghubungkan komputer dengan
internet melalui telepon, line kabel dan layanan dari
penyedia jasa telekomunikasi lainnya.
b) Printer adalah perangkat keras (hardware) dimana
perangkat itu akan bekerja apabila pengguna
menghubungkannya dengan perangkat komputer, yang
bisa digunakan untuk keperluan mencetak tulisan,
- 39 -

gambar, dan grafik ke dalam bentuk kertas atau


sejenisnya.
- Platform : tipe printer laser jet atau ink jet
- Garansi : Garansi distributor resmi minimal 1
tahun
2) Kriteria Sasaran
a) Rumah Data Kependudukan di Kampung KB
percontohan yang telah ditetapkan oleh OPD KB
b) OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib menyediakan dana
operasional dan pemeliharaan untuk rumah data
kependudukan
c) Diserahterimakan kepada Ketua Pengurus Rumah Data
Kependudukan untuk digunakan dan dipelihara agar
bisa berfungsi sebagaimana mestinya, sebagai barang
inventaris Rumah Data Kependudukan.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
Setiap Rumah Data Kependudukan mendapatkan 1 (satu)
set Personal Computer dan Printer.
c. Rak Buku
1) Pengertian
Rak buku adalah tempat untuk penyimpanan buku dan
pendokumentasian materi-materi data dan informasi
tentang Kependudukan atau Program KKBPK, baik berupa
buku, leaflet, arsip, dan lain-lain.
2) Kriteria Sasaran
a) Rumah Data Kependudukan di Kampung KB
percontohan yang telah ditetapkan oleh OPD KB
b) OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib menyediakan dana
operasional dan pemeliharaan untuk rumah data
kependudukan
c) Diserahterimakan kepada Ketua Pengurus Rumah Data
Kependudukan untuk digunakan dan dipelihara agar
bisa berfungsi sebagaimana mestinya, sebagai barang
inventaris Rumah Dataku.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
Setiap Rumah Dataku mendapatkan minimal 1 (satu) Rak
buku
- 40 -

d. Display data
1) Pengertian
Display Data adalah sarana untuk menyajikan data
kependudukan di Rumah Data Kependudukan, dimana
terdapat halaman depan untuk pemasangan Display Data,
atau dinding bagian luar yang bisa ditempel Display Data
sehingga data dan informasi kependudukan bisa dengan
mudah diakses oleh masyarakat
2) Kriteria Sasaran
a) Rumah Data Kependudukan di Kampung KB
percontohan yang telah ditetapkan oleh OPD KB
b) OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib menyediakan dana
operasional dan pemeliharaan untuk rumah data
kependudukan.
c) Diserahterimakan kepada Ketua Pengurus Rumah Data
Kependudukan untuk digunakan dan dipelihara agar
bisa berfungsi sebagaimana mestinya, sebagai barang
inventaris Rumah Dataku.
3) Standar Pemenuhan
Setiap rumah dataku memiliki minimal 3 (tiga) papan
display, terdiri dari
d) Data Potensi Dampak Kependudukan
e) Data Masalah Dampak Kependudukan
f) Data Intervensi dan Kemitraan Dampak Kependudukan
e. Leaflet Rumah Data Kependudukan
1) Pengertian
Leaflet adalah informasi pengelolaan yang berisi tentang tata
cara pengelolaan Rumah Data Kependudukan di Kampung
KB.
2) Kriteria Sasaran
a) Rumah Data Kependudukan di Kampung KB
percontohan yang telah ditetapkan oleh OPD KB.
b) OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib menyediakan dana
operasional dan pemeliharaan untuk rumah data
kependudukan.
c) Diserahterimakan kepada Ketua Pengurus Rumah Data
Kependudukan untuk digunakan dan dipelihara agar
- 41 -

bisa berfungsi sebagaimana mestinya, sebagai barang


inventaris Rumah Dataku.
3) Standar Pemenuhan
Setiap rumah dataku memiliki minimal 100 lembar

C. Penugasan Penurunan Stunting (Keluarga Berencana)


Pengadaan Bina Keluarga Balita (BKB) Kit Stunting diperuntukkan bagi
kelompok BKB yang berada di tingkat di desa/kelurahan yang merupakan
bagian dari 260 kabupaten/kota wilayah stunting guna meningkatkan
upaya pengasuhan di 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk
menurunkan prevalensi stunting.
1. Pengertian
BKB Kit Stunting merupakan sarana penyuluhan/alat bantu
penyuluhan yang berupa seperangkat alat permainan edukatif dan
seperangkat media yang berisi materi yang dipergunakan kader untuk
memberikan penyuluhan kepada keluarga yang mempunyai baduta
agar meningkatkan penerapan pengasuhan 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) untuk menurunkan prevalensi stunting.
2. Kriteria Sasaran
Penyediaan BKB Kit Stunting diberikan di lokus stunting tahun 2020,
yaitu di kelompok BKB yang terdapat di 260 kabupaten/kota yang
menjadi wilayah sasaran stunting.
3. Standar Pemenuhan Kebutuhan
Wilayah sasaran stunting yaitu desa/kelurahan yang merupakan
bagian dari 260 Kabupaten/Kota wilayah sasaran stunting.
Desa/kelurahan mendapatkan pendistribusian 1 (satu) paket BKB Kit
Stunting yang diserahkan kepada Kelompok BKB. Desa/kelurahan
yang memiliki Kelompok BKB lebih dari 1 (satu), penggunaan BKB Kit
dilakukan secara bergantian sesuai jadwal. Jadwal disusun dan
dikoordinasikan oleh Penyuluh KB, petugas lapangan KB, dan/atau
Kader BKB. Penyusunan jadwal memprioritaskan Kelompok BKB yang
memiliki jumlah keluarga dengan anak di bawah 2 (dua) tahun.
4. Spesifikasi Umum
a. BKB Kit terdiri dari media yang berupa:
1) Alat Permainan Edukatif untuk kelompok anak usia 0 – 2
tahun;
2) Kalender Pengasuhan 1000 HPK;
- 42 -

3) Ular Tangga Pengasuhan 1000 HPK;


4) Modul BKB EMAS (Eliminasi Masalah Anak Stunting);
5) Flashdisk Tutorial BKB EMAS;
6) Tas BKB Kit Stunting;
7) Kardus BKB Kit Stunting.
b. BKB Kit terdiri dari materi yang berupa Buku Saku "Pengasuhan
1000 Hari Pertama Kehidupan".
- 43 -

BAB IV
MEKANISME PERENCANAAN DAK SUBBIDANG KB

Untuk menjamin penyusunan perencanaan alokasi DAK Fisik Subbidang KB


dilakukan secara berjenjang sebagai berikut:
1. Organisasi Perangkat Daerah Keluarga Berencana Kabupaten/Kota
menyusun dan menyampaikan rancangan usulan kepada Perwakilan
BKKBN Provinsi cq. Tim Pengendali DAK selambat-lambatnya pada bulan
Februari dengan tembusan kepada Sekretaris Utama BKKBN cq. Biro
Perencanaan;
2. Perwakilan BKKBN Provinsi melakukan verifikasi terhadap rancangan
usulan sebagaimana dimaksud pada huruf (a) dan selanjutnya
melaksanakan rapat koordinasi teknis selambat-lambatnya pada bulan
Maret;
3. Organisasi Perangkat Daerah Keluarga Berencana Kabupaten/Kota
menyampaikan usulan yang telah dibahas dalam rapat koordinasi teknis
bersama dengan Perwakilan BKKBN Provinsi kepada Badan Perencanaan
dan Pembangunan Daerah setempat sesuai dengan jadwal yang ditetapkan;
4. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah menerima dan
menyampaikan usulan sebagaimana dimaksud pada huruf (c) kepada
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas sebagai
koordinator melalui aplikasi KRISNA DAK;
5. BKKBN cq. Tim Pengendali DAK melakukan verifikasi terhadap usulan dan
melakukan pembobotan nilai kepada kabupaten/kota yang akan menerima
DAK Fisik Subbidang KB berdasarkan kriteria yang ditetapkan, yaitu
capaian Total Fertility Rate (TFR), Modern Contraceptive Prevalence Rate
(mCPR), dan unmet need serta indikator teknis berada di kawasan timur
Indonesia, dan berdasarkan lokus stunting yang telah ditetapkan;
6. Hasil Penilaian disampaikan kepada Kementerian Keuangan untuk
perhitungan pagu alokasi Kabupten dan Kota penerima DAK.
- 44 -

BAB V
KRITERIA TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN

I. DANA ALOKASI KHUSUS FISIK REGULER


Dana Alokasi Khusus Fisik Reguler yang dialokasikan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk
membantu mendanai kegiatan khusus fisik dalam mendukung pelaksanaan
urusan pengendalian penduduk dan keluarga berencana. Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menetapkan petunjuk
operasional penggunaan Dana Alokasi Khusus Fisik Reguler secara lebih rinci
berdasarkan data dan spesifikasi teknis yang menjadi landasan dalam
pelaksanaan kegiatan.

A. SARANA PRASARANA KLINIK PELAYANAN KELUARGA BERENCANA


1. Obgyn Bed
Deskripsi:
SPESIFIKASI:
a. Spesifikasi Umum
• Dimensi luar : ± Panjang 170-180 cm x Lebar 60-70
cm x Tinggi 80-81 cm
• Dimensi dalam : ± Panjang 170-180 cm x Lebar 54-60
cm x Tinggi 80-81 cm
• Bahan pipa : Stainless Steel (SS) 304
• Kontruksi : Knock Down
• Mattras : Terbuat dari kayu multiplex : tebal 8-
10 mm dilapisi busa: 60-70 mm
dengan cover leather imitation warna
biru muda.
• Pengatur : Sistem gas spring atau manual,
Kemiringan dengan elevasi 0-80 derajat.
b. Spesifikasi Khusus
1) Bagian Kaki Utama:
• Bahan : Stainless Steel (SS) 304 (kotak) 20
mm x 40 mm, tebal ±1,5 mm.
• Pipa : Stainless Steel (SS) 304 (kotak) 20
penghubung mm x 40 mm, tebal ±1,5 mm.
- 45 -

Terdapat : - Tempat dudukan tiang infus


dan dudukan penyangga betis
yang dilengkapi baut pengunci.
- Pegangan tangan dari pipa SS
304, tebal ±1,5 mm.
- I.V stand terbuat dari pipa
stainless steel.
- Pada rangka kaki utama
sebelah kanan, bagian atas dari
dudukan terdapat stamping
marking/label yang langsung
dicetak pada holo stainless steel
dengan tulisan: obgyn bed tidak
diperjualbelikan.

2) Bagian Sandaran Badan:


• Bahan : Pipa Stainless Steel 304, tebal ± 1,5
mm.
- Panjang 700 – 750 mm.
- Lebar 500 - 550 mm.
• Alas matras : Multiplek tebal 8 – 10 mm dilapisi busa
tebal = 60 – 70 mm dengan cover
leather imitation warna biru muda.
• Pengatur : Sistem gas spring atau manual
sandaran dilengkapi tuas engkol untuk turun
naik.

3) Bagian Dudukan:
• Bahan : Pipa Stainless Steel/(SS) 304 (kotak),
20 x 20 mm (minimum), tebal 1,5 mm,
Panjang 400-480 mm, Lebar 500-550
mm.
• Alas matras : Terdapat 1/2 lingkaran pada pinggiran
matras pada bagian lebar bagian atas
dengan diameter 205 – 215 mm yang
bila disambungkan dengan sandaran
- 46 -

kaki akan membentuk lubang satu


lingkaran
Bahan multiplek tebal 8 – 10 mm
dilapisi busa 60 – 70 mm dengan cover
leather imitation warna biru muda.
• Di lengkapi : Baskom Stainless Steel dibawah
dudukan untuk penadah, diameter
200 – 230 mm.

4) Bagaian sandaran kaki


• Pengaturan : Dapat disesuaikan hingga posisi
Sandaran horizontal
kaki
(leg support)
• Bahan : Pipa Stainles Steel 304, tebal ± 1,5 mm,
panjang 400 – 500 mm, lebar 500-550
mm.
• Alas matras : Multipleks tebal 8 – 10 mm dilapisi
busa tebal 60 – 70 mm dengan cover
leather imitation (penutup kulit imitasi)
warna biru muda
• Pengunci : Pengunci tunjangan sandaran kaki
tunjangan dari plat Stainless steel 304 bergigi
minimal satu buah.

5) Bagian Tangga injakan kaki


• Bahan : Terbuat dari SPCC-SD tebal ± 1 mm
Stainless Steel.
• Bagian : terbuat dari Stainless Steel dilapisi
pinggir karpet palstik hitam.

• lantai : - lantai injakan kakinya dapat


injakan kaki disimpan dengan cara dilipat atau
didorong ke belakang.
- 47 -

- kaki injakan terbuat dari pipa


Stainless Steel 304, tebal ± 1,5
mm.

6) Aksesoris
• Penyangga : Terbuat dari plastik nilon/ABS,
betis dilapisi busa tebal ±8 - 10 mm dan
(knee support) kulit imitasi dengan penyangga dari
As Stainless Steel diameter 16 mm,
dapat diatur posisinya dengan
memutar baut pengunci.
• Terdapat : Kunci pas 17 inchi 2 buah.

c. Pengepakan
Pengepakan penandaan dan penyertaan dokumen dalam dan
diluar paket barang yang perlu dilakukan sebagai berikut:
1) Obgyn bed (meja/kursi Ginekologi) di-packing (dibungkus)
menggunakan plastik, dimasukkan ke dalam kardus
kemudian bagian luarnya dibungkus plastik kembali.
2) Setiap satu set obgyn bed harus dimasukkan ke dalam karton
type Tripple Wall dengan ukuran K275/M150 x 5/K275,
selanjutnya kursi/meja ginekologi yang sudah dikemas dalam
karton tersebut dimasukkan ke dalam peti kayu.
3) Setiap kemasan terdapat tulisan “Obgyn Bed” dan tulisan
untuk “Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga” Tahun Anggaran*.......dengan
tulisan biru.
4) Dalam setiap kemasan terdapat kunci pas 17” sebanyak 2 pcs
*Tahun berkenaan/berjalan.

2. IUD Kit
Kebutuhan IUD Kit terdiri dari:
a. Alat Kesehatan (Memiliki NIE):
Kebutuhan alat kesehatan IUD Kit yang memiliki Nomor Ijin Edar
(NIE) dari Kementerian Kesehatan RI dan harus disediakan dengan
rincian sebagai berikut:
- 48 -

JUMLAH
NO JENIS PERALATAN MINIMAL
PERALATAN
a. Bak instrumen tertutup yang dapat 1 (satu) buah
menyimpan seluruh alat pemasangan
dan pencabutan IUD (disesuaikan
dengan besar alat)
b. Speculum Vaginal Graves ukuran 1 (satu) buah
medium
c. Forcep Sponge Foster Straight (Klem 1 (satu) buah
Pemegang Kasa) panjang 250-270
mm/9-11"
d. Forcep Tenacullum Schroeder panjang 1 (satu) buah
25 – 27 cm/10"
e. Sonde Uterine Sims panjang 320-330 1 (satu) buah
mm/ 12.5–13"
f. Scissor Operating Mayor curved panjang 1 (satu) buah
17 cm/ 6-7”
g. IUD Removal Hook panjang 320 1 (satu) buah
mm/12.5"

b. Non Alat Kesehatan (Tidak dipersyaratkan NIE)


Kebutuhan non alat kesehatan yang harus disediakan:
JUMLAH
JENIS PERALATAN MINIMAL
PERALATAN
Mangkok Antiseptik: diameter atas 6 - 8 1 (satu) buah
cm atau Iodine Cup ukuran 0.06 – 0.07 L

c. Pengepakan
Pelabelan/penandaan kemasan IUD Kit mengikuti peraturan
perundang-undangan yang berlaku dari Kementerian Kesehatan RI
dan informasi tambahan dari BKKBN sebagai berikut:
1) Setiap jenis alat dan non alat kesehatan IUD Kit dibungkus
dengan plastik transparan.
2) Seluruh jenis alat dan non alat kesehatan IUD Kit dimasukkan
ke dalam karton (box) dengan ketebalan minimal 6 mm
dibungkus plastik transparant sehingga kedap air.
3) Pada setiap box harus terdapat tulisan “IUD Kit”, “Untuk
Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga, Tahun Anggaran ..........*” dengan
- 49 -

warna biru/hitam dan “Tidak diperjualbelikan” dengan warna


merah.
4) Pada setiap box harus tercantum nomor registrasi dan tahun
produksi dari IUD Kit/masing-masing alat kesehatan IUD Kit
dengan warna biru/hitam.
*Tahun berjalan/berkenaan

3. Implan Removal Kit


Kebutuhan Implan Removal Kit terdiri dari:
a. Alat Kesehatan (Memiliki NIE)
Kebutuhan Implan Removal Kit yang memiliki Nomor Ijin Edar
(NIE) dari Kementerian Kesehatan RI dengan rincian sebagai
berikut:
JUMLAH
NO JENIS PERALATAN MINIMAL
PERALATAN
a. Bak instrumen tertutup yang dapat 1 (satu) buah
menyimpan seluruh alat Implan
Removal.
b. Pinset anatomis ukuran 13-18 cm/ 1 (satu) buah
5-7”.
c. Gagang pisau (Scalpel Handle) 1 (satu) buah
ukuran 120-130 mm/ 5-6".
d. Forceps artery/hemostatic halsted, 1 (satu) buah
Mosquito curved ukuran 12.5 cm/5".
e. Forceps artery/hemostatic halsted, 1 (satu) buah
Mosquito straight ukuran 12.5 cm/5".

b. Non Alat Kesehatan (Tidak dipersyaratkan NIE)


JUMLAH
JENIS PERALATAN MINIMAL
PERALATAN
Mangkok Antiseptik: diameter atas 6 - 8 1 (satu) buah
cm atau Iodine Cup ukuran 0.06 – 0.07 L.

c. Pengepakan
Pelabelan/penandaan kemasan Implan Removal Kit mengikuti
peraturan perundang-undangan yang berlaku dari Kementerian
Kesehatan RI dan informasi tambahan dari BKKBN sebagai
berikut:
- 50 -

1) Setiap jenis alat dan non alat kesehatan Implan Removal Kit
dibungkus dengan plastik transparan.
2) Seluruh jenis alat dan non alat kesehatan Implan Removal Kit
dimasukkan ke dalam karton (box) dengan ketebalan karton
minimal 6 mm dibungkus plastik transparant sehingga kedap
air.
3) Pada setiap box harus terdapat tulisan “Implan Removal Kit”,
“Untuk Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga, Tahun Anggaran ..........*” dengan
warna biru/hitam dan “Tidak diperjualbelikan” dengan warna
merah.
4) Pada setiap box harus tercantum nomor registrasi dan tahun
produksi dari Implan Removal Kit/masing-masing alat
kesehatan Implan Removal Kit dengan warna biru/hitam.
*Tahun berjalan/berkenaan
4. Tempat Penyimpanan kit/alat dan obat kontrasepsi
Spesifikasi:

a. Dimensi : 90-105 (p) x 40-52 (l) x 150-190 (t) cm.

b. Konstruksi bodi : Plat stainless steel dengan tebal minimal


1 mm

c. Konstruksi Pintu : Bingkai Stainless dan akrilik transparan


minimal 5 mm dengan karet list H warna
hitam
d. Finishing : Polishing

e. Aksesoris : 2 - 4 rak kaca (tinggi disesuaikan)


dengan ketebalan kaca minimal 5 mm

f. Engsel Pintu : Terdapat minimal 3 buah engsel pintu


dari besi
g. Terdapat termometer pintu atas sebelah kanan
h. Terdapat pintu yang dapat dikunci
i. Pada bagian atas pintu ditulis “ Tempat Penyimpanan Alat dan
Obat Kontrasepsi ”, Sumber “DAK Sub Bidang KB Tahun
Anggaran…... ”
Dimasukan kedalam kardus dengan ukuran disesuaikan dan
bertuliskan “Tempat Penyimpanan Alat dan Obat Kontrasepsi”.
- 51 -

B. PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN/ALIH FUNGSI GUDANG ALAT DAN


OBAT KONTRASEPSI (ALOKON)
1. Spesifikasi Bangunan Gudang
a. Luas bangunan : minimal 6 m x 7 m = 42 m2
b. Luas tanah menyesuaikan luas bangunan.
c. Jenis bahan bangunan tidak mengikat disesuaikan dengan
ketersediaan material di daerah setempat.
d. Standar Ruangan harus tersedia minimal:
1) Ruang petugas administrasi Gudang
2) Ruangan ber-AC untuk tempat penyimpanan kontrasepsi
khusus Implan dan Suntikan (suhu 150 s.d 250C) :
a) Ukuran ruangan ber-AC harus mencukupi volume atau
jumlah alokon yang dikelola oleh Kabupaten/Kota
berdasarkan pola konsumsinya, dengan penambahan
persentase (misalnya sejumlah 20% penambahan
kapasitas) untuk cadangan peningkatan pertumbuhan
konsumsi
b) Selain untuk menyimpan barang, ukuran ruangan ber-AC
juga harus mencakup penambahan area untuk handling
(dengan kira-kira perbandingan penggunaan area 50%
untuk barang dan 50% handling)
3) Ruangan untuk penyimpanan alokon serta sarana penunjang
pelayanan kontrasepsi
a) Ukuran ruangan harus mencukupi volume atau jumlah
alokon yang dikelola oleh Kabupaten/Kota berdasarkan
pola konsumsinya, dengan penambahan persentase
(misalnya sejumlah 20% penambahan kapasitas) untuk
cadangan peningkatan pertumbuhan konsumsi.
b) Selain untuk menyimpan barang, ukuran ruangan ini juga
harus mencakup penambahan area untuk handling (dengan
kira-kira perbandingan penggunaan area 50% untuk
barang dan 50% handling) .
e. Termohygrometer (alat pengukur suhu/kelembaban) terutama di
gudang implan dan suntik: suhu berkisar antara 150 s.d 250C
dengan kelembaban relatif ruangan maksimal 60%
- 52 -

f. Harus disediakan biaya pemeliharaan dalam rangka pencegahan


kerusakan alat (pallet, rak, lemari) dan obat kontrasepsi
menggunakan:
1) Obat antirayap/ hama tikus;
2) Kapur barus/kamper;
g. Papan nama berbahan seng/kayu bertuliskan:
1) Logo BKKBN dan Logo Kabupaten/Kota
2) Gudang Alat dan Obat Kontrasepsi (Alokon)
3) Nama SKPD-KB Kabupaten dan Kota
4) Alamat
5) Slogan 2 ANAK CUKUP
6) DAK Bidang KB Tahun ....
h. Konstruksi pagar bisa menggunakan besi
hollow/batako/bata/beton bertulang. Tinggi pagar minimum 120
cm, tebal pagar minimum 15 cm (untuk batako, bata dan beton),
dibangun mengelilingi bangunan. Pintu gerbang lebar minimum
1,5 m berbahan besi.
i. Apabila luas tanah memadai dan diperlukan penjagaan demi
keamanan dapat dibuat pos jaga;
j. Persyaratan lingkungan :
a) Gudang Alokon sebaiknya berlokasi di area bebas dari banjir
serta akses ke gudang juga harus dapat dilalui kendaraan
bermotor roda 4 (empat).
b) Gudang Alokon sebaiknya dibangun di area yang terdapat
fasilitas air, listrik, telepon dan internet.

2. Spesifikasi Teknis Furniture dan Peralatan Lainnya


a. Kursi dan meja kerja disediakan sesuai dengan kebutuhan;
b. Lemari : minimal 1 buah.
c. Exhaust fan : (minimal 4 buah:) dipasang kanan, kiri
dan belakang dan plafon bangunan
(disesuaikan dengan kebutuhan.
d. Kipas angin : minimal 1 buah.
e. Rak Besi : disesuaikan dengan kebutuhan ruang
penyimpanan.
- 53 -

f. Air Conditioner (AC) : minimal 1 PK, 1 buah dipasang di ruang


penyimpanan Implan dan Suntik.
g. Thermohygrometer : minimal 1 buah; dengan kemampuan
pengukuran antara 10°C hingga 50°C dan
pengukuran maximum 70% kelembaban.
h. Vacum cleaner : minimal 1 buah.
(Optional)
i. Tempat sampah : minimal 1 buah.
besar
j. Alat pemadam : minimal 1 buah kapasitas 6 Kg, berisi Dry
kebakaran (Fire Chemical Powder.
Extinguisher)
k. Troli pengangkut : minimal 1 buah.
barang
l. Tangga alumunium : minimal 1 buah ukuran tinggi lebih dari
2m.
m. Pallet : disesuaikan dengan kebutuhan ruang
penyimpanan.

CONTOH
PAPAN NAMA GUDANG ALAT DAN OBAT KONTRASEPSI
(ALOKON)

120 cm

60 cm

DAK Sub Bida ng K B


T a hun 2 0 ..
- 54 -

C. PENGADAAN SARANA TRANSPORTASI PELAYANAN DAN PENYULUHAN


KB
1. Mobil Box Distribusi Alokon
Spesifikasi:
a. Kapasitas Mesin : Minimal 1.400 cc
b. Tempat duduk : 2 seat
c. Box : - Konstruksi Lantai : Baja
- Dilengkapi dengan AC (proteksi suhu
<25oC)
- Pada sisi kanan-kiri box terdapat
tulisan KENDARAAN DISTRIBUSI
ALOKON;
- Pada sisi belakang box terdapat tulisan
DAK Bidang KB Tahun 20.. (tahun
pengadaan);
- Dilengkapi dengan alat perekam
suhu.

2. Kendaraan Fungsional Jemput- Antar Peserta KB


Kendaraan Jemput-Antar Peserta KB:
a. Kendaraan Jemput-Antar Peserta KB (Mobil Micro Bus)
1) Jumlah seat : 10 - 15 seat
2) Kapasitas mesin : minimum 2.500 cc
3) Jumlah ban : 4 atau 6 buah
4) Pilihan single gardan atau double gardan disesuaikan dengan
kondisi daerah.
5) Dilengkapi AC
6) Desain striping tidak mengikat, warna dasar perpaduan biru
tua dan putih, bahan cat metalik.
7) Pada sisi kanan-kiri mobil terdapat tulisan KENDARAAN
JEMPUT-ANTAR PESERTA KB, NAMA SKPD-KB
KABUPATEN/KOTA, (Warna tulisan putih dengan ukuran
proporsional), menggunakan cat air brush metalik (sesuai
warna asli) dengan ukuran proporsional.
8) Pada kaca belakang mobil sebelah atas terdapat stiker “ AYO
IKUT KB” DUA ANAK CUKUP” (sesuai warna asli) dengan
ukuran proporsional dan tertulis DAK Sub Bidang KB Tahun
Anggaran... (tahun pengadaan). Logo BKKBN, Logo Kabupaten
dan Kota pada sisi belakang dengan cat metalik air brush.
- 55 -

9) Pada sisi depan mobil terdapat slogan “AYO IKUT KB” DUA
ANAK CUKUP” (sesuai warna asli) menggunakan cat metalik air
brush dengan ukuran proporsional. Pada bagian kaca atas
tertulis KENDARAAN JEMPUT-ANTAR PESERTA KB berbahan
stiker.
10) Pada bagian mobil di dekat pintu depan sisi kanan-kiri terdapat
logo BKKBN (sesuai warna asli), slogan “AYO IKUT KB” DUA
ANAK CUKUP” serta logo program KKB (warna biru) dengan
ukuran proporsional dengan cat metalik air brush.
b. Kendaraan Jemput-Antar Peserta KB (Speed Boat/kapal motor/
perahu motor)
1) Dimensi: disesuaikan dengan kebutuhan dan spesifikasi yang
tersedia di lapangan.
2) Kapasitas penumpang: maksimal 20 penumpang (Speed Boat),
maksimal 5-10 penumpang (kapal motor/perahu motor).
3) Bahan: disarankan menggunakan fiberglass yang tahan bocor.
4) Kekuatan Mesin: minimum 280 Hp (Speed Boat), minimum 100
Hp (kapal motor), minimum 25 Hp (perahu motor).
5) Aksesoris:
- peralatan labuh dan tambat: jangkar, tali jangkar, tali
tambat, bolder steel.
- Peralatan keselamatan: life jacket (jumlah disesuaikan
dengan penumpang dan awak kapal), perlengkapan
pertolongan pertama, alat pemadam api ringan dan
peralatan keselematan lainnya yang sesuai dengan
ketentuan keselamatan transportasi air.
- Peralatan navigasi: radio komunikasi VHF/FM marine,
lampu navigasi (jalan), magnetic/marine compass.
- Perlengkapan deck: dilengkapi dengan standard tool kit.
- Cat dan Desain Logo Samping: warna biru dipadukan
dengan warna putih (desain striping tidak mengikat,
memuat logo BKKBN, logo Kabupaten dan Kota, tulisan
KENDARAAN JEMPUT-ANTAR PESERTA KB, NAMA
SKPDP-KB, KABUPATEN DAN KOTA, slogan “AYO IKUT
KB” 2 ANAK CUKUP”).
- 56 -

3. Mobil Unit Pelayanan Keluarga Berencana (Muyan KB)


Spesifikasi Teknis dan Gambar
a. Spesifikasi Kendaraan :
1) Jenis Kendaraan : Bus
2) Mesin :
a) Type : Diesel 4 Stroke, Direct injection
b) Isi Silinder : 4.000 - 5.000 cc
c) Setir : Power steering
d) Suspensi : Depan - belakang
e) Rem : Rem tangan, rem kaki.
f) Kapasitas Tangki : 70-100 liter
Solar
3) Dimensi :
a) Tahun Chasis : Tahun Berjalan
b) Panjang : 5,5 s.d 7,0 m
c) Lebar Chasis : 0,75 s.d 0,80 m
dalam (rangka)
d) Lebar Chasis : 2,0 s.d 2,5 m
Luar
e) Tinggi : 1,5 s.d 1,6 m (diukur dari
permukaan aspal atau tanah
sampai dashboard)
(Catatan : Tinggi kendaraan disesuaikan dengan lebar
kendaraan, kecepatan yang dibutuhkan pada saat
mengemudi agar memperhatikan Jumlah Berat yang
Dibutuhkan (JBB) sesuai dengan keperluan untuk
menghindari kecelakaan di jalan raya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (Peraturan
Pemerintah No. 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan).
4) Roda :
a) Berjumlah 6 buah;
b) Dilengkapi 1 ban cadangan.
5) Accu : 24 V (2 buah @12 V 60 AH pada
rata-rata 20 jam)
6) Transmisi Type : 5 Kecepatan gigi maju dan 1 gigi
mundur
Catatan : Lantai mobil posisi di atas rangka landasan (chasis)
harus rata dan tidak terpotong oleh ban roda bagian atas
(bahan: lapis vinyl border alumunium)
- 57 -

b. Karoseri Khusus Untuk Mobil Unit Pelayanan KB (Muyan KB)


1) Dimensi Karoseri
a) Panjang : 6,0 s.d 7,5 m
b) Lebar : 2,5 s.d 2,8 m
c) Tinggi : 2,2 s.d 3,0 m
2) Terdiri atas 3 kabin
a) Kabin Ruang Kemudi:
• Ukuran yang diperlukan (panjang: 175 cm, lebar :
190 cm).
• Lantai sesuai dengan standar pabrikan/fabrikasi.
• Tempat duduk dengan reclining seat dan safety belt
2 buah untuk pengemudi dan petugas pelayanan.
• Dashboard menggunakan bahan sesuai dengan
standar pabrikan/fabrikasi yang dilengkapi dengan
laci tempat menyimpan peralatan.
• Pada dashboard terdapat radio komunikasi 1 set
berupa rig mobile yang terpasang pada dashboard
dilengkapi handy talky minimal 1 unit atau sesuai
kebutuhan.
• Lemari penggantung dengan hanger untuk
menyimpan pakaian petugas medis (tinggi : 150 s.d
160 cm, lebar : 80 s.d 85 cm, tebal : 30 s.d 40 cm)
berada di belakang kursi petugas medis.
• Lemari file (tinggi : 150 s.d 160 cm, lebar : 30 s.d 40
cm, tebal : 30 s.d 40 cm) diletakkan di belakang
pengemudi. Bagian tengah lemari file bisa dibuat
loker yang bisa digunakan untuk menyimpan
makanan dan minuman.
• Lampu kabin LED standar dengan sumber daya dari
mobil.
• Pada dashboard terdapat stop kontak / panel listrik
1 fase.
• Pada dashboard terdapat panel Sirine.
• Pada dashboard terdapat tombol-tombol ON/OFF
untuk lampu kabin ruang pendukung dan ruang
tindakan.
- 58 -

• Lampu downlight dilengkapi armature dan bola


lampu LED spiral putar minimal 1 buah, ukuran
daya minimal 5 watt dengan sumber daya dari
genset.
• Penutup kaca depan menggunakan pelindung kaca
tabir surya (silver sun shield) model roll untuk
memantulkan sinar ke luar kaca.
• Pintu kanan dan kiri model swing dilengkapi kaca.
• Kaca film depan 20%, samping kiri kanan 60%.
• (Catatan: antara kabin ruang kemudi dan ruang
pendukung dibatasi oleh penyekat berbahan
polimer termoplastik (bahan dasar dashboard) dan
disediakan lubang akses selebar minimum 60 cm
dengan ketinggian 180 cm dilengkapi pintu lipat
berbahan PVC dan rangka harus kuat untuk
menahan lemari serta beban AC Split).
b) Kabin Ruang Pendukung:
• Ukuran yang diperlukan (panjang: 180 cm, lebar:
190 cm).
• Lantai berbahan multiplek 18 mm dilapisi vinyl
dengan border aluminium.
• Alat Pemadam Kebakaran (APAR) ukuran 6 kg di
lantai dan palu pemecah kaca ditempatkan di
dinding kabin untuk keadaan darurat yang
terpasang pada penyekat antara ruang kemudi dan
ruang pendukung diikat secara kuat dengan
bracket.
• Mic public address terpasang di dinding dan
dilengkapi kabel spiral panjang 50 cm.
• Sterilisator pemanas dipasang dengan bracket di
samping dinding penyekat ruang kemudi dengan
ruang pendukung pada dinding sebelah kanan
mobil dengan sumber listrik dari genset. Sterilisator
pemanas dilindungi oleh penyekat berbahan
multiplex yang dilapis anti air pada bagian kanan
yang berbatasan dengan watersink dan juga bagian
- 59 -

atas sterilisator berbahan multiplex dilapis anti air


sekaligus berfungsi sebagai meja.
• Tempat cuci (watersink) ukuran kecil modifikasi
yang terpasang kuat pada dinding mobil sebelah
kanan di antara sterilisator pemanas dan ruang
ganti.
• Ukuran watersink panjang : 45 cm, lebar : 45 cm,
dan ketinggian pemasangan 100 cm, berbahan
stainless steel lengkap dengan kran air dengan 1
lubang cuci (ukuran 30 x 30 cm) dan pada bagian
bawah dilengkapi dengan lemari penyimpan
(cabinet) dengan 1 buah pintu. Lemari ini berisi 1
unit pompa air berdaya 125 watt dengan sumber
kelistrikan dari genset.
• Kaca cermin dipasang di atas watersink.
• Lampu downlight dilengkapi armature dan bola
lampu LED spiral putar minimal 1 buah, ukuran
daya minimal 5 watt dengan sumber daya dari
genset.
• Lampu kabin LED standar dengan sumber daya dari
mobil dengan tombol ON/OFF dari ruang kemudi.
• Ruang ganti pakaian pasien dilengkapi dengan
rolling curtain (korden) berbentuk ¼ lingkaran
dengan jari-jari 75 cm.
• AC Split ½ PK dipasang kuat di bagian atas penyekat
antara kabin ruang kemudi dengan ruangan
pendukung.
• Kaca film samping kiri 80% dan sebelah kanan tidak
berkaca.
• (Catatan : antara kabin ruang pendukung dan ruang
tindakan dibatasi oleh penyekat berbahan PVC jenis
lipat (folding) dilengkapi dengan rel dengan lebar 190
cm (selebar kendaraan) dengan tinggi sekitar 190 cm
(setinggi ruangan). Penyekat ini bisa dibuka sesuai
kebutuhan atau dibuka penuh saat kondisi darurat
atau saat memindahkan peralatan).
- 60 -

c) Kabin Ruang Tindakan dan Penyimpanan Alat:


• Ukuran yang diperlukan (panjang: 250 s.d 350 cm,
lebar : 190 cm, tinggi minimal 190 cm).
• Lantai berbahan multiplek 18 mm dilapisi vinyl
dengan border aluminium.
• Perlengkapan :
- 3 Kursi plastik tanpa sandaran untuk konseling
pra tindakan.
- Lampu LED dengan sumber daya dari genset
(220 V AC) berupa lampu downlight dilengkapi
armature dan bola lampu LED spiral putar
minimal 4 buah, ukuran daya minimal 10 watt.
- Lampu kabin LED standar dengan sumber daya
dari mobil dengan tombol ON/OFF dari ruang
kemudi.
- Kaca samping kiri dan kanan di pasang one way
(kaca film 100 %) dilengkapi tirai horisontal
(horisontal blind) sehingga tidak terlihat dari
luar.
- Meja tindakan ukuran dimensi luar P : 170 – 180
cm, L : 60 – 70 cm, T : 80 – 81 cm yang dapat
diatur naik turun, dapat dilipat dibagian kaki
dan dilengkapi dengan penyangga kaki (leg
support) dan penyangga lengan. Posisi kepala
pasien berada di dekat sekat kabin ruang
pendukung dan ruang tindakan. Jarak meja
tindakan dengan dinding kabin sebelah kanan
adalah 60 cm.
- Mayo table standard dapat digerakkan ke segala
arah secara horizontal berbahan stainless steel
dan memiliki pengait di dinding kendaraan
ketika sedang tidak digunakan.
- Lampu sorot (terpasang pada dinding kabin
sebelah kendaraan dilengkapi tangkai flexible
panjang minimal 100 cm dilengkapi dengan
engsel yang dapat bergerak bebas). Sumber daya
- 61 -

dari genset. Memiliki pengait/pengunci untuk


memegang lampu saat lampu sedang tidak
digunakan atau saat mobil berjalan.
- Lampu operasi (terpasang pada atap kendaraan
dilengkapi tangkai flexible panjang minimal 80
cm dilengkapi dengan engsel yang dapat
bergerak bebas). Sumber daya dari genset.
Dilengkapi pengait/pengunci untuk memegang
lampu saat sedang tidak digunakan atau saat
mobil berjalan.
- Meja lipat dengan bahan almunium dengan
engsel bawah (bukaan yang dilengkapi kait
penahan) yang dapat berfungsi sebagai meja
kerja.
- Lemari instrument, perlengkapan dan file
dipasang di dinding dalam bagian belakang di
atas bagasi bagian dalam. Lemari instrument ini
terkunci kuat untuk mencegah goncangan.
Tebal lemari file dan perlengkapan
menyesuaikan ketebalan lemari instrument.
- AC Split 1 PK dipasang kuat di dinding belakang
di atas lemari file dan lemari instrument.
- Dua buah tempat sampah dengan kapasitas @
20 sd 30 liter untuk limbah medis dan non medis
berbahan plastic dan terdapat handle di bawah
untuk diinjak saat membuka tutup. Masing-
masing diberikan pengikat agar tidak terguling.
3) Sarana Pelayanan KB dalam ruang tindakan
3 Set IUD Kit, tiap set terdiri dari :
a) IUD Kit
IUD Kit diperuntukan bagi tenaga kesehatan untuk
memasang dan mencabut alat kontrasepsi IUD/Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Alat Kesehatan dan
Non Alat Kesehatan.
- 62 -

Kebutuhan alat kesehatan IUD Kit yang memiliki Nomor


Izin Edar (NIE) dari Kementerian Kesehatan RI dan
harus disediakan dengan rincian sebagai berikut:
JUMLAH
No JENIS PERALATAN MINIMAL
PERALATAN
1. Bak instrumen tertutup yang 1 (satu) buah
dapat menyimpan seluruh alat
pemasangan dan pencabutan IUD
(disesuaikan dengan besar alat)
2. Speculum Vaginal Graves ukuran 1 (satu) buah
medium
3. Forcep Sponge Foster Straight 1 (satu) buah
(Klem Pemegang Kasa) panjang
250-270 mm/9-11”
4. Forcep Tenacullum Schroeder 1 (satu) buah
panjang 25– 27 cm/10”
5. Sonde Uterine Sims panjang 320- 1 (satu) buah
330 mm/12.5–13”
6. Scissor Operating Mayor curved 1 (satu) buah
panjang 17 cm/ 6-7”
7. IUD Removal Hook panjang 320 1 (satu) buah
mm/12.5”

Kebutuhan non alat (tidak dipersyaratkan NIE) yang harus


disediakan :
JUMLAH
No JENIS PERALATAN MINIMAL
PERALATAN
1. Mangkok antiseptik : 1 (satu) buah
diameter atas 6-8 cm atau iodine
cup ukuran 0.06-0.07 L

Pengepakan :
Pelabelan/penandaan kemasan IUD Kit mengikuti
peraturan perundang-undangan yang berlaku dari
Kementerian Kesehatan RI dan informasi tambahan dari
BKKBN sebagai berikut:
1. Setiap jenis alat dan non alat kesehatan IUD Kit
dibungkus dengan plastik transparan;
- 63 -

2. Seluruh jenis alat dan non alat kesehatan IUD Kit


dimasukkan ke dalam karton (box) dengan ketebalan
minimal 6 mm dibungkus plastik transparant sehingga
kedap air;
3. Pada setiap box harus terdapat tulisan “IUD KIT”, “DAK
SUB BIDANG KB TAHUN .....*” dengan warna
biru/hitam dan “Tidak diperjualbelikan” dengan warna
merah serta tercetak logo Institusi BKKBN.
4. Pada setiap box harus tercantum nomor registrasi dan
tahun produksi dari IUD Kit/masing-masing alat
kesehatan IUD Kit dengan warna biru/hitam.

b) Implant Removal Kit


Implan removal Kit diperuntukan bagi tenaga kesehatan
untuk mencabut/melepas obat kontrasepsi
implan/susuk KB/Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)
Alat Kesehatan dan Non Alat Kesehatan.
Kebutuhan alat kesehatan Implan Removal Kit yang
memiliki Nomor Izin Edar (NIE) dari Kementerian
Kesehatan RI daan harus disediakan dengan rincian
sebagai berikut:

JUMLAH
No JENIS PERALATAN MINIMAL
PERALATAN
1. Bak instrumen tertutup yang dapat 1 (satu) buah
menyimpan seluruh alat Implan
Removal
2. Pinset anatomis ukuran 13-18 cm/ 1 (satu) buah
5-7”
3. Gagang pisau (Scalpel Handle) 1 (satu) buah
ukuran 120-130 mm/ 5-6”
4. Forceps artery/hemostatic halsted, 1 (satu) buah
Mosquito curved ukuran 12.5
cm/5”
5. Forceps artery/hemostatic halsted, 1 (satu) buah
Mosquito straight ukuran 12.5
cm/5”
- 64 -

Kebutuhan non alat (tidak dipersyaratkan NIE) yangharus


disediakan:
JUMLAH
No JENIS PERALATAN MINIMAL
PERALATAN
1. Mangkok Antiseptik: diameter atas 6 1 (satu) buah
– 8 cm atau Iodine Cup ukuran 0.06
– 0.07 L

Pengepakan :
Pelabelan/penandaan kemasan IUD Kit mengikuti
peraturan perundang-undangan yang berlaku dari
Kementerian Kesehatan RI dan informasi tambahan dari
BKKBN sebagai berikut:
1. Setiap jenis alat dan non alat kesehatan IUD Kit
dibungkus dengan plastik transparan.
2. Seluruh jenis alat dan non alat kesehatan IUD Kit
dimasukkan ke dalam karton (box) dengan ketebalan
minimal 6 mm dibungkus plastik transparant sehingga
kedap air;
3. Pada setiap box harus terdapat tulisan “IUD KIT”, “DAK
SUB BIDANG KB TAHUN .....*” dengan warna
biru/hitam dan “Tidak diperjualbelikan” dengan warna
merah serta tercetak logo Institusi BKKBN.
4. Pada setiap box harus tercantum nomor registrasi dan
tahun produksi dari IUD Kit/masing-masing alat
kesehatan IUD Kit dengan warna biru/hitam.

c) Set Vasektomi Tanpa Pisau (VTP), tiap set terdiri dari


dari:
JUMLAH
No JENIS PERALATAN MINIMAL
PERALATAN
1. Vas deferen Ring Forcep/Klem 1 (satu) buah
Fiksasi dengan diameter internal 4-
5 mm dengan gold handle.
2. Klem sharp disecting forcep, panjang 1 (satu) buah
12-13 cm dengan gold handle.
- 65 -

3. Klem lurus sedang, panjang 13-14 1 (satu) buah


cm.
4. Gunting Jaringan bengkok ujung 1 (satu) buah
tajam, panjang 11-13 cm.
5. Gunting Benang lurus ujung satu 1 (satu) buah
tumpul dan ujung lainnya tajam,
panjang 13-15 cm.
6. Bak Instrumen tertutup yang dapat 1 (satu) buah
menyimpan seluruh alat set VTP.

Kebutuhan alat (tidak dipersyaratkan NIE) yang harus


disediakan :
JUMLAH
No JENIS PERALATAN MINIMAL
PERALATAN
1. Mangkok Antiseptik: diameter atas 6 1 (satu) buah
– 8 cm atau Iodine Cup ukuran 0.06
– 0.07 L

Pengepakan :
Pelabelan/penandaan kemasan set VTP mengikuti
peraturan perundang-undangan yang berlaku dari
Kementerian Kesehatan RI dan informasi tambahan dari
BKKBN sebagai berikut:
1. Setiap jenis alat dan non alat kesehatan set VTP
dibungkus dengan plastik transparan.
2. Seluruh jenis alat dan non alat set VTP dimasukkan
kedalam karton (box) dengan ketebalan karton minimal
6 mm.
3. Pada setiap box harus terdapat tulisan “Set Vasektomi
Tanpa Pisau”, Untuk Program Kependudukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga, BKKBN Tahun
anggaran.....*” dengan warna biru/hitam dan “Tidak
diperjualbelikan” dengan warna merah serta tercetak
logo Institusi BKKBN.
- 66 -

4. Pada setiap box harus tercantum nomor regitrasi dan


tahun produksi dari set VTP/masing-masing alat
kesehatan set VTP dengan warna biru/hitam.

d) Tensimeter, stetoskop, 2 unit oksigen tabung portable 1,5


m3 lengkap dengan regulator oksigen, 1 unit Ambubag.
(1) Bagian atas kendaraan:
• Plafon mobil dilengkapi dengan bahan peredam
panas.
• Pada atap mobil dilengkapi dengan lampu rotary
kuning bentuk oval panjang dan horn speaker
dilengkapi dengan bracket.
• Tersedia tenda elektrik built in model rol rangka
besi ukuran 4 x 3 m (yang dapat digulung
otomatis terpasang di dalam atap kendaraan
samping kiri atas di atas pintu) dilengkapi
pengait manual untuk antisipasi jika kerusakan
motor listrik.

(2) Bagian bawah kendaraan:


• Cagrak standard (manual sistem putar)
kapasitas 3 ton sebanyak 4 buah di setiap pojok
chassis.
(Catatan: diutamakan menggunakan sistem
hidrolik untuk memudahkan operasional di
lapangan)
• Tangki air (water tank) kapasitas ±200 liter
sebanyak 2 buah masing-masing terletak
dibawah landasan kendaraan sebelah kiri untuk
air kotor dari watersink dan sebelah kanan
untuk air bersih ke pompa air menuju
watersink. Keduanya terpasang kuat
menggunakan bracket. Tangki air kotor
dilengkapi lubang penguras dan tangki air
bersih dilengkapi lubang pengisi dan lubang
penguras yang mudah dijangkau.
- 67 -

• Pada bagian depan dan belakang kendaraan


disiapkan lubang yang terhubung langsung ke
chassis untuk memasukkan kabel slink baja
saat kondisi darurat.
(3) Bagasi belakang, berisi antara lain:
• Genset 5 KvA merk lokal terkenal type silent
dilengkapi dengan Automatic Voltage Regulator
disimpan dalam bagasi tengah kendaraan dan
dapat dikeluarkan menggunakan rel (sliding
style) dilengkapi dengan alat bantu berupa
penahan siku dan peredam getaran/karet
mounting. Posisi genset masih tetap terlindung
pintu bagasi ketika dalam posisi dikeluarkan.
• Outdoor AC 2 buah yang masing-masing
diletakkan di samping kanan dan kiri bagasi
dengan arah udara keluar menghadap ke
dinding samping bagasi. Dinding bagasi
samping dibuat pintu yang bisa dibuka saat AC
dioperasikan untuk memudahkan udara panas
keluar dari bagasi.
• Tangga lipat telescopic tambahan (bahan
alumunium dengan daya jangkau minimal 2 m).
• Selang air panjang minimal 20 m dan
jerigen/container kapasitas minimum 20 liter
sebanyak 3 buah.
• Kabel listrik gulung (3 x 2.5 mm panjang
minimum 50 m) yang sudah dilengkapi dengan
jack di masing-masing ujungnya. Kabel ini
berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dari
kantor terdekat ke muyan yang disambungkan
ke MCB terminal di bagian bagasi.
• MCB panel yang berfungsi untuk terminal listrik
dari genset atau dari listrik PLN yang bisa dipilih
menggunakan handle. MCB panel ini juga
berfungsi untuk panel distribusi ke peralatan di
dalam muyan (1 MCB untuk AC 1 PK, 1 MCB
- 68 -

untuk AC ½ PK dan 1 MCB untuk penerangan


dan pompa air).
• Lampu kabin LED pada plafon bagasi.
• Pompa ban elektrik
• Kabel slink baja untuk penarik mobil saat
darurat.
(4) Warna kendaraan:
• Warna kendaraan dan tulisan/logo pada mobil,
biru muda dengan desain khusus dilapisi cat
metalik.
• Pada sisi kanan dan kiri mobil bertuliskan
MOBIL UNIT PELAYANAN KB KELILING warna
tulisan putih serta penempelan sticker AYO
IKUT KB DUA ANAK CUKUP dan logo serta nama
Kantor/Dinas KB setempat sesuai dengan
warna asli dan ukuran yang proporsional.
• Pada kaca belakang mobil terdapat sticker AYO
IKUT KB DUA ANAK CUKUP sesuai dengan
warna asli dan ukuran yang proporsional serta
DAK BIDANG KB TAHUN ......
• Pada bagian depan mobil terdapat logo AYO
IKUT KB DUA ANAK CUKUP sesuai dengan
warna asli dan ukuran yang proporsional.
• Pada bagian pintu kiri dan kanan depan
terdapat logo BKKBN (sesuai dengan warna asli)
dengan ukuran proporsional.
• Semua desain dan sticker/logo harus disetujui
terlebih dahulu oleh Kantor/Dinas KB
setempat.
- 69 -

Ilustrasi Gambar hanya untuk memperjelas dan tidak mengikat


spesifikasi terhadap warna, bentuk maupun ukuran.
Mobil Unit Pelayanan KB (MUYAN)

Keterangan Tampak Depan Muyan :


Exterior :
No Keterangan
1. Wiper sesuai dengan standar karoseri
2. Lampu :
- Lampu depan Revolt
- Lampu kabut standar karoseri
- Lampu Sign R/L sesuai standar karoseri
- Lampu Belakang New Quattro
- 70 -

Keterangan tampak samping kiri MUYAN:


Exterior :
No Keterangan
3. Spion standar karoseri
4. Lampu Rotary kuning berbentuk oval panjang dan
dilengkapi dengan bracket
5. Horn speaker untuk pengeras suara (public address)
dilengkapi dengan bracket
6. Pintu samping kiri model swing dilengkapi kaca geser :
- Ruang Kabin R/L
- Ruang Periksa LH
7. Kaca :
- Kaca depan menggunakan kaca film 20%, dan
dilengkapi dengan Sun Shield.
- Kaca samping depan kiri kanan menggunakan kaca
film 60%
- Kaca samping ruang pendukung kiri kanan 80%.
- Kaca samping ruang tindakan kiri kanan
menggunakan kaca film 100%.
- Kaca belakang menggunakan kaca film 100%.
8. Rumah roll tenda menggunakan elektrik dan atau manual
9. Standing legs manual/jackstand (4 buah)
10. Bagasi accu unit
39. Tangki air kotor dari watersink kapasitas ± 200 liter
- 71 -

Keterangan tampak belakang MUYAN:


Exterior :
No Keterangan
11. Tenda pelayanan: Dimensi (mm) : P = 4000 x L = 3000
12. Lampu belakang standar karoseri
13. Kisi-kisi ruang genset
14. Dudukan plat nomor
- 72 -

Keterangan tampak samping kanan MUYAN:


Exterior :
No Keterangan
15. Pintu outdoor AC Split
16. Compartment BBM (tempat tangki BBM)
39. Tangki air bersih kapasitas ±200 liter ke pompa air
menuju watersink.

Keterangan tampak atas MUYAN:


Interior :
No Keterangan
17. Kursi pengemudi
18. Rak file dan loker tempat makanan dan minuman
19. Kaca cermin
20. Watersink
- 73 -

21. Penyekat berbahan multiplex berbentuk kotak dengan


lapisan anti air dengan bagian bawah untuk tempat
sterilisator.
22. Ruang ganti pakaian pasien, dilengkapi dengan rolling
curtain berbentuk 1/4 lingkaran dengan jari-jari 75 cm
23. Lampu sorot flexible
24. Meja mayo
25. Meja tindakan, ukuran dimensi luar P : 170 – 180 cm, L
: 60 – 70 cm, T : 80 – 81 cm
26. Lemari instrument dari alumunium dan rak file serta
perlengkapan
27. Outdoor AC split
28. AC split 1 PK untuk ruang tindakan dan AC split 1/2 PK
untuk ruang pendukung
29. Genset 5 KvA, dilengkapi MCB panel (1 MCB untuk AC 1
PK, 1 MCB untuk AC ½ PK dan 1 MCB untuk penerangan
dan pompa air) serta handle untuk memindah sumber
listrik genset atau dari PLN.
30. Sterilisator panas dan kering
31. Lampu tindakan untuk operasi
32. Lampu downlight dilengkapi dengan armateur dan bola
lampu LED spiral 4 buah (@ 5 watt untuk ruang kemudi
dan ruang pendukung sedangkan ruang tindakan 10
watt) dan ditempatkan di tengah plafon. Terdapat lampu
kabin LED berada di plafon.
33. APAR 6 kg dan palu darurat untuk pemecah kaca
34. Loker dan lemari pakaian pelayan kesehatan
35. Kursi petugas pelayanan
36. Partisi lipat (folding) berbahan PVC yang bisa dibuka
sesuai kebutuhan
37. Mic public address dengan tombol on/off dilengkapi
dengan kabel spiral
38. Meja lipat alumunium untuk menulis dokter/pelayan
kesehatan
39. Tangki air, tangki kanan untuk air bersih dan tangki kiri
untuk air kotor
40. Tempat sampah medis dan non medis kapasitas 20 sd 30
liter.

4. Mobil Unit Penerangan Keluarga Berencana (Mupen KB) dan


Instrumen/Peralatan di dalamnya.
a. Spesifikasi Mupen KKBPK (Design khusus)
Mobil Unit Penerangan (Mupen KKBPK) memiliki desain khusus
dan dilengkapi dengan :
1) DOHC 16 Valve
- 74 -

2) Common rail
3) Diesel Injection
4) Double Cabin
5) 4 WD
6) Air Bags
7) Seat Belts
8) Special design
9) Complete with audio
10) Speaker
11) Power window
12) Power door lock
13) Electric mirror
14) Cargo dex/cargo bed with Fiber Glass Canopy
15) Roof rack for screen
16) Logo BKKBN di bagian kap depan dan belakang mobil
17) Tulisan OPD-KB Kabupaten dan Kota
18) Logo Kabupaten dan Kota di bagian kanan dan kiri mobil
19) Warna mobil kombinasi warna biru BKKBN.

b. EC Equipment (Perlengkapan Multi Media) Peralatan yang harus


ada dalam MUPEN KKBPK :
1) Satu unit laptop, minimal core i5 atau setara, layar minimal
14 inci
2) Satu Unit Internet Connection
3) Satu unit LCD Portable Projector minimal 3000 lumens
4) Satu Unit DVD Player+DVD Karaoke
5) Satu unit Kamera DSLR (digital single lens reflex) with wifi 6D
kamera foto standard lens 18-105 inci, memory 32 GB, soft
case dan body kit (optional) dan memory 32 GB tambahan
(optional)
6) Kamera video
7) Satu unit LED TV, minimal 22 inci
8) Satu unit Audio Mixer
9) Satu set speaker dan stand (kanan kiri)
10) Satu unit fast fold screen minimal 150 inci (tipe: Fast Fold
Truss Deluxe)
11) Satu unit Light bar (warna Kuning) with speaker
- 75 -

12) Satu Unit Generator set minimal 2 KVA


13) Satu Unit Automatic Voltage Regulator 2 KVA
14) Satu Unit Public Address Sistem (PPA)
15) Satu Unit Rechargeable Emergency LED Light Bulb
16) Power Cable For Genset, ±100 m
17) Alumunium Folding Lader (tangga aluminium)
18) Installation and orientation (Instalasi dan pengenalan alat)
c. Tenda Mupen KB
a. Judul/Desain pesan : “Kalau Terencana, Semua Lebih
Mudah”
b. Ukuran : 3 x 3 meter
c. Jenis Rangka:
- Rangka Tiang : Pipa Besi hitam 1,25 inch
Utama
- Rangka Diagonal : 0,75 inch
- Tiang samping : Single Side 0,75 inch
d. Jenis bahan media : UNO terpaulin 410 gr
visual
e. Printing : HI Resolution Inkjet Printing Full
Colour
f. Kemasan : Tas Packing
(terdapat tulisan “Pengadaan DAK
Tahun 2020” di bagian salah satu
sisi tenda)
Catatan : Berat tenda diperkirakan 40 kg
- 76 -

D. PENGADAAN SARANA PENDATAAN


1. Desktop Personal Computer (Pc)/All In One
Spesifikasi:
a. Personal Computer/Desktop
Pada bagian sisi kanan CPU (Desktop PC) atau pada pada
bagian belakang layar monitor (all in one computer) diberi label
berlogo BKKBN, Nama Kabupaten/Kota dan tulisan pengadaan
- 77 -

DAK Tahun 20... (sesuai tahun pengadaan) dengan spesifikasi


umum sebagai berikut:
• Platform : Desktop PC atau all in one
• Monitor : 15 Inch – 20 inch
computer
• Operating System : Lisensi Resmi Windows
• Tipe Prosesor : Minimal Intel Core i5
• Memory : Minimal 4 GB
• Hard Drive (HDD) : Minimal 500 GB
• Ports : USB 3.0/USB 2.0, VGA In/Out,
RJ45 Network
• Camera : Built in camera
Connector
• Network : Support Card Wireless / WIFI
• Garansi : Garansi distributor resmi
minimal 1 tahun
• Printer
Pada bagian sisi kanan printer diberi label berlogo
BKKBN, nama Kabupaten/Kota dan tulisan pengadaan DAK
Tahun 20... (sesuai tahun pengadaan), dengan spesifikasi
umum sebagai berikut:
- Platform : Tipe Printer Laser Jet atau Ink Jet.
- Garansi : Garansi distributor resmi minimal 1.
tahun
• Modem
Pada salah satu bagian sisi modem diberi label berlogo
BKKBN, Nama Kabupaten/Kota dan tulisan pengadaan DAK
Tahun 20.... (sesuai tahun pengadaan) dengan spesifikasi
umum sebagai berikut:
Network (Jaringan) : GPRS/EDGE/3G/4G -
Interface : USB atau wireless
850/900/1800/1900 MHz
2. Laptop
Pada bagian bawah laptop diberi label berlogo BKKBN, Nama
Kabupaten/Kota dan tulisan pengadaan DAK Tahun 20... (sesuai
tahun pengadaan) dengan spesifikasi sebagai berikut:
1) Tipe : Minimal Core i5
2) Memory : Minimal 4 GB
3) Harddisk : Minimal 500 GB
4) Layar Monitor : 10 inch – 15 inch
5) Garansi : Resmi Distributor Minimal 1 Tahun
- 78 -

3. Pengadaan LCD Proyektor dan Layar Untuk Balai Penyuluhan KB


Spesifikasi:
• Platform : Proyektor
• Brightness : Minimal 3000 Lumens ANSI
• Interface : mendukung VGA/HDMI, USB, Stereo
mini jack in/out.
• Garansi Resmi : Garansi Distributor Resmi Minimal 1
• Resolusi : Tahun 1024 x 768 pixel
Minimal
• Interface : Mendukung Port VGA, HDMI, USB
• Layar Proyektor : Manual Wall Screen/Tripod Screen

E. PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN/ALIH FUNGSI BALAI PENYULUHAN


1. Spesifikasi Bangunan Gedung
a. Luas bangunan : minimal 5 m x 10 m (50 m2).
b. Standar ruangan, harus tersedia:
1) Ruang Pertemuan
2) Ruang Kerja
3) Toilet
4) Ruang perpustakaan (optional)
5) Ruang saji dan wastafel (optional)
c. Bahan bangunan berkualitas tinggi.
d. Identitas Balai Penyuluhan:
• Papan nama : Panjang : 120 cm; lebar: 60 cm
• Bahan dasar : alumunium/seng/kayu atau
(disesuaikan dengan ketersediaan
material), finishing cat duco semprot,
warna dasar putih atau bisa ditempel di
bagian depan balai penyuluhan (bagian
yang mudah terlihat oleh masyarakat)
• Warna huruf : 1) Balai Penyuluhan KB: Biru Tua;
2) Kecamatan: Biru Tua;
3) Jalan: Biru Tua
4) Kabupaten/Kota: Biru Tua
5) Provinsi: Biru Tua
6) No. Telp: Biru Tua (optional)
7) Logo BKKBN: sesuai logo asli
- 79 -

8) Logo Kabupaten/Kota: sesuai logo


asli
9) Slogan Ayo Ikut KB, 2 Anak Cukup :
sesuai logo asli
10) DAK Bidang KB Tahun ..... : Biru Tua

CONTOH
PAPAN NAMA BALAI PENYULUHAN KB

e. Pada atap bagian depan dan belakang terpasang slogan 2 Anak


Cukup (sesuai dengan warna asli berbahan cat genting)
CONTOH
SLOGAN PADA ATAP BAGIAN DEPAN DAN BELAKANG

f. Tersedia fasilitas jalan masuk bagi pengguna kursi roda (optional):


paving block, tanah, plesteran semen, beton (disesuaikan dengan
ketersediaan daerah) dicat warna putih (terang) tanpa anak tangga
dengan logo kursi roda dengan cara dicat warna hitam (ukuran
logo disesuaikan dengan lebar jalan) lebar minimum 1,5 m;
CONTOH
LOGO KURSI RODA PADA JALAN MASUK
- 80 -

g. Balai Penyuluhan KB yang dibangun di area dalam kantor camat


tidak dilengkapi dengan pagar, apabila dibangun di area luar
kantor camat dilengkapi pagar. Konstruksi pagar bisa
menggunakan besi hollow, batako, bata atau beton bertulang.
Tinggi pagar minimum 120 cm, tebal pagar minimum 15 cm (untuk
batako, bata dan beton), dibangun mengelilingi bangunan. Pintu
gerbang lebar minimum 1,5 m dengan menggunakan pintu sliding
(sliding door) berbahan besi.

2. Spesifikasi Umum
a. Luas bangunan yang direncanakan dapat menyesuaikan luas
tanah yang tersedia;
b. Apabila terdapat kendala ketersediaan luas tanah yang memadai
untuk luas bangunan 1 Lantai = 50 m2 maka diperbolehkan untuk
mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
1) Dapat dibangun 2 lantai dengan tetap memperhatikan fungsi
dan ukuran ruangan sesuai yang disyaratkan dalam spesifikasi
pada lampiran serta telah mendapatkan rekomendasi dari
pihak yang berkompeten setempat untuk mendirikan
bangunan 2 lantai;
2) Dapat melakukan renovasi pada bangunan yang sudah
mendapat persetujuan dari pemerintah daerah dengan cara
alih fungsi sebagai Balai Penyuluhan KB sesuai dengan
perundangan yang berlaku dan mendapatkan rekomendasi
dari pihak yang berkompeten untuk menambah lantai diatas
bangunan yang sudah ada;
c. Balai penyuluhan KB dilengkapi dengan instalasi air bersih dan air
kotor, serta instalasi listrik;
d. Balai Penyuluhan dibangun melalui DAK yang belum tersedia toilet
maka pendanaan DAK tahun berjalan dapat dialokasikan untuk
menambah toilet;
e. Alokasi pendanaan untuk penambahan pagar juga dapat
digunakan untuk melengkapi Balai Penyuluhan KB yang sudah
dibangun di luar kantor camat dan perlu pengamanan (dibangun
tanpa pemasangan pagar pada pengadaan DAK KB tahun
sebelumnya);
- 81 -

f. Bagi Balai Penyuluhan KB yang belum ada teralis jendela, dapat


dilengkapi dengan teralis jendela.
g. OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib menyediakan sarana dan
prasarana yang diperlukan dan biaya pemeliharaan selain yang
dibiayai melalui DAK Nonfisik.
3. Spesifikasi Teknis Furniture dan Kelengkapan Balai Penyuluhan KB:
a. Kursi dan Meja Rapat disediakan sesuai kebutuhan;
b. Kursi dan Meja Kerja disediakan sesuai kebutuhan;
c. Almari : minimal 1 buah
d. Exhaust fan : minimal 4 buah, dipasang kanan, kiri
dan belakang dan plafon bangunan.
e. Kipas angin/AC : minimal 2 buah dipasang di ruang rapat
dan ruang kerja, ketersediaan
disesuaikan dengan kondisi daerah.
f. Rak : minimal 1 buah
g. White board : minimal 1 buah
h. Meja rapat : minimal 2 buah
i. Tempat sampah : minimal 2 buah
j. Generator set : 5 – 10 kva, model tipe silent, electric
starter.
k. Pengadaan dan pemasangan mesin pompa air listrik dengan
spesifikasi yaitu daya 100 – 300 watt, voltage 220 – 240 volt.
F. SARANA KIE KIT DAN MEDIA LINI LAPANGAN
Pelaksanaan advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) program
KKBPK sesuai kearifan budaya lokal.

1. Phantom
Spesifikasi
a. Tempat Peraga Alat Dan Obat Kontrasepsi
1) Sampul luar
depan
- Ukuran : A4 (P 29,5 x L 21)
- Bahan : Plastik PVC (sheet/spon)
- Warna : Berwarna
- Cetak : Pad/Silk Screen/Airbrush/ Transfer
Hot/Offset
- Kancing : Magnet/Nok
- 82 -

2) Sampul luar depan terdapat tulisan :


- Bagian atas : Peraga Alat dan Obat Kontrasepsi
tertulis
- Terdapat : Logo BKKBN dan Logo Kabupaten &
logo institusi Kota
- Terdapat : Nama SKPD-KB Kabupaten & Kota
tulisan
- Sampul luar : Bagian bawah terdapat logo KKB
belakang dan tulisan www.bkkbn.go.id
Dalam keadaan terbuka, terdapat display:
3) Bagian dalam kiri dan kanan
- Ukuran : P. 28,5 cm x L. 20 cm x T. 2 cm
- Bahan : Plastik PP/PE/PS/PVC/Hi Impact
: Pad/Silk Screen/ Airbrush/
- Cetak
Transfer Hot/Offset
- Warna : Berwarna
- Sampul kiri : IUD (CU.T 380 A)
terdiri dari Susuk KB (1 dan 2 batang)
- Sisi kanan, : - Obat suntik KB 2 (dua) botol
terdiri dari untuk 1 & 3 bulan
- 2 (dua) jenis Pil KB:
- Pil kombinasi adalah pil yang
berisi dua macam hormon yaitu
astrogen dan progesteron,
digunakan untuk ibu yang
tidak hamil.
Kondom, dua jenis kondom, yaitu
biasa dan beraroma
Catatan : Diberi keterangan nama pada bagian atas
masing-masing item
- 83 -

ISI CONTOH/DUMMY ALAT DAN OBAT KONTRASEPSI


ADA 5 JENIS
1) IUD Copper T:
- Ukuran : Disesuaikan dengan ukuran aslinya
- Bahan : Plastik PP/PE/PS/PVC/Hi Impact
atau aslinya
- Warna : Sama dengan aslinya

2) KONDOM:
Didisplay 3 (tiga) buah kondom, 1(satu) kondom tidak
dengan kemasan, 2 (dua) kondom masih dalam
kemasan.
- Ukuran : Disesuaikan dengan ukuran aslinya
- Bahan : Plastik PP/PE/PS/PVC/Hi Impact
- Warna : atau Sama dengan aslinya

3) BOTOL SUNTIK KB:


Untuk 3 (tiga) bulan 1 botol/ampul dengan labeling
sesuai dengan aslinya
- Ukuran : Disesuaikan dengan ukuran aslinya
- Bahan : Plastik PP/PE/PS/PVC/Hi Impact
atau aslinya
- 84 -

- Warna : Sama dengan aslinya

4) PIL KB:
Untuk Ibu tidak menyusui didisplay 1 (satu) strip
- Ukuran : Disesuaikan dengan ukuran aslinya
- Bahan : Plastik PP/PE/PS/PVC/Hi Impact
atau aslinya
- Warna : Sama dengan aslinya

5) SUSUK KB:
2 (dua) batang
- Ukuran : Disesuaikan dengan ukuran aslinya
- Bahan : Plastik PP/PE/PS/PVC/Hi Impact
atau aslinya
- Warna : Sama dengan aslinya
FINISHING:
- Isi dalam terdapat alat kontrasepsi yang
ditempatkan pada cekungan sehingga tidak mudah
lepas tetapi dapat dicopot. Dalam cekungan
terdapat gambar yang dicetak berwarna sesuai jenis
alat kontrasepsi.
- Penampilan harus menarik dan rapi, kuat, kokoh
serta ringan.
- Tempat peraga bagian dalam sisi kiri – kanan dan
sampul luar depan – belakang harus dipress (tidak
boleh dilem).

b. Tempat Model Alat Peraga Reproduksi Pria


1) Sampul luar depan
- Ukuran : A4 (P 29,5 x L 21).
- Bahan : Plastik PVC (sheet/spon).
- Warna : Berwarna.
- Cetak : Pad/Silk Screen/ Airbrush/
Transfer Hot/Offset.
- Kancing : Magnet/Nok.
- Bagian atas : PERAGA ALAT REPRODUKSI
tertulis PRIA.
- Terdapat logo : Logo BKKBN dan Logo
institusi Kabupaten/Kota.
- Terdapat tulisan : Nama SKPD-KB Kabupaten/Kota.
- 85 -

2) Sampul luar : Bagian bawah terdapat logo KKB


belakang dan tulisan www.bkkbn.go.id
3) Bagian dalam kiri dan kanan:
- Ukuran : P. 28,5 cm x L. 20 cm x T. 5 cm
(t.1,5 cm sisi kiri, 3,5 cm sisi
kanan)
- Bahan : Plastik PP/PE/PS/PVC/Hi Impact
- Cetak : Pad/Silk Screen/Airbrush/
Transfer Hot/Offset (untuk
keterangan fungsi-fungsi organ)
- Warna : Berwarna
4) Penis Peraga Untuk Pemasangan Kondom:
- Ukuran Batang : T. 16 cm x Diameter 3,5 cm
- Ukuran Testis : Proporsional dg ukuran penis
- Bahan : Synthetic/Natural Rubber/Sillicon
- Warna : Berwarna

FINISHING:
- Sisi kiri dalam: isi model Alat Reproduksi Pria berbentuk
potongan samping (lateral) berupa 3 dimensi, berbentuk
dan berwarna seperti asli. Relief diberi
keterangan/penjelasan nama masing-masing organ
reproduksi pria.
- Sisi kanan dalam: berisi model Alat Reproduksi Pria
berbentuk potongan depan (frontal), terdapat cekungan ke
dalam untuk tempat penis peraga.
- Bentuk penis peraga harus dalam keadaan tegang
sehingga dapat dipergunakan untuk memeragakan
sebagai pemasangan kondom.
- Alat Peraga Reproduksi Pria dan Penis Peraga harus
menjadi satu kesatuan dalam satu tempat.
- Penampilan harus menarik dan rapi, kuat, kokoh serta
ringan.
- Tempat peraga bagian dalam sisi kiri – kanan dan sampul
luar depan – belakang harus dipress (tidak boleh di lem).
- 86 -

c. Tempat Model/Peraga Alat Reproduksi Wanita


1) Sampul luar depan :
- Ukuran : A4 (P 29,5 x L 21)
- Bahan : Plastik PVC (sheet/spon)
- Warna : Berwarna
: Pad/Silk Screen/Airbrush
- Cetak
/Transfer /Hot/Offset
- Kancing : Magnet/Nok
- Bagian atas : Peraga Alat Reproduksi Wanita
tertulis
: Logo BKKBN & Logo
- Terdapat logo
Kabupaten/Kota
- Terdapat tulisan : Nama SKPD-KB kabupaten/Kota
- 87 -

2) Sampul luar : Bagian bawah terdapat logo KKB


belakang dan tulisan www.bkkbn.go.id

3) Bagian dalam kiri dan kanan:


- Ukuran : P. 28,5 cm x L. 20 cm x T.4 cm (t.1,5
cm sisi kiri, 2,5 cm sisi kanan)
- Bahan : Plastik PP/PE/PS/PVC/Hi Impact
- Cetak : Pad/SilkScreen/Airbrush/
Transfer Hot/Offset
- Warna : Berwarna
FINISHING:

- Sisi kiri dalam: isi model Alat Reproduksi Wanita


berbentuk potongan samping (lateral) berupa relief 3
dimensi, berbentuk dan berwarna seperti asli. Relief diberi
keterangan/penjelasan nama masing-masing organ
reproduksi Wanita.
- Sisi kanan dalam: berisi model Alat Reproduksi Wanita
berbentuk potongan depan (frontal), berupa relief 3
dimensi, berbentuk dan berwarna seperti asli. Relief
diberi keterangan nama masing-masing bagian organ
reproduksi wanita dan disediakan lubang untuk
memeragakan pemasangan IUD.
- Penampilan harus menarik dan rapi, kuat, kokoh serta
ringan, dan warna harus full colour (berwarna).
- Tempat peraga bagian dalam sisi kiri – kanan dan sampul
luar depan – belakang harus dipress (tidak boleh dilem).
- 88 -

2. Pembuatan Video Animasi “3D”


Spesifikasi
• Cover Judul DVD : ORGAN REPRODUKSI MANUSIA
• Sub judul : - Alat Reproduksi Pria
- Alat Reproduksi Wanita
- Proses Pembuahan, Pertumbuhan
Janin dan Kelahiran
• Durasi : 10 menit
FINISHING:
- Dalam video animasi 3D harus diikuti /diisi narasi yang
menjelaskan proses terjadinya pembuahan, pertumbuhan janin
dan kelahiran serta penjelasan tentang alat reproduksi Pria dan
Wanita, dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti oleh masyarakat.
- Agar dibuat panduan penggunaan/ pemutaran DVD.
- Dalam peng-copy-an untuk setiap 1 (satu) DVD sebanyak 5 kali
@ 10 menit. Jadi masing-masing DVD berdurasi 50 menit.
- Tempat DVD harus dibuat cover berwarna dan diberi judul
3. FLIPCHART/LEMBAR BALIK
a. Flipchart 1
- Berjudul : SIKLUS HIDUP MANUSIA DAN
PERMASALAHAN KESEHATAN
REPRODUKSI
- Ukuran : A3 (42 x 29,7)
- Bahan/Isi : Transparant 170 mikron 4/0 (tidak
mudah sobek/rusak)
- Jumlah : 16 lembar
- 89 -

- Cover judul & : 4 lembar (bahan Art Karton 230 gram)


sub judul
Finishing :
- Kaki : Strawboard 30 laminating Linen Hitam
- Jilid : Spiral Kawat
- Cover Depan : Bagian atas terdapat logo KKB
Bagian bawah terdapat logo KKB dan
Logo Kabupaten & kota serta tulisan
nama SKPD-KB kabupaten & kota
Terdapat tulisan DAK sub bidang KB
tahun pengadaan

b. Flipchart 2
- Berjudul : PENCEGAHAN STUNTING MELALUI
PENGASUHAN 1001 HPK (Hari Pertama
Kehidupan)
- Ukuran : A3 (42 x 29,7)
- Bahan/Isi : Transparant 170 mikron 4/0 (tidak
mudah sobek/rusak)
- Jumlah : 16 lembar
- Cover judul & : 4 lembar (bahan Art Karton 230 gram)
sub judul

FINISHING:
- Kaki : Strawboard 30 laminating Linen Hitam
- Jilid : Spiral Kawat
- 90 -

c. Flipchart 3
- Berjudul : PENYIAPAN PERENCANAAN
KEHIDUPAN BERKELUARGA BAGI
REMAJA
- Ukuran : A3 (42 x 29,7)
- Bahan/Isi : Transparant 170 mikron 4/0 (tidak
mudah sobek/rusak)
- Jumlah : 16 lembar
- Cover judul : 4 lembar (bahan Art Karton 230 gram)
dan sub judul
FINISHING:
- Kaki : Strawboard 30 laminating Linen Hitam
- Jilid : Spiral Kawat
- Cover Depan : Bagian atas terdapat logo KKB
Bagian bawah terdapat logo KKB dan
Logo Kabupaten & kota serta tulisan
nama SKPD-KB kabupaten & kota
Terdapat tulisan DAK sub bidang KB
tahun pengadaan

d. Flipchart 4
- Berjudul : PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA
- Ukuran : A3 (42 x 29,7)
- Bahan/Isi : Transparant 170 mikron 4/0 (tidak
mudah sobek/rusak)
- Jumlah : 16 lembar
- Cover judul & : 4 lembar (bahan Art Karton 230 gram)
sub judul
Finishing :
- Kaki : Strawboard 30 laminating Linen Hitam
- 91 -

- Jilid : Spiral Kawat


- Cover Depan : Bagian atas terdapat logo KKB
Bagian bawah terdapat logo KKB dan
Logo Kabupaten & kota serta tulisan
nama SKPD-KB kabupaten & kota
Terdapat tulisan DAK sub bidang KB
tahun pengadaan

e. Flipchart 5
- Berjudul : 8 LANGKAH TINGKATKAN
PENGHASILAN KELUARGA MENUJU
EKONOMI KUAT DAN MANDIRI
- Ukuran : A3 (42 x 29,7)
- Bahan/Isi : Transparant 170 mikron 4/0 (tidak
mudah sobek/rusak)
- Jumlah : 16 lembar
- Cover judul & : 4 lembar (bahan Art Karton 230
sub judul

Finishing :
- Kaki : Strawboard 30 laminating Linen Hitam
- Jilid : Spiral Kawat
- Cover Depan : Bagian atas terdapat logo KKB
Bagian bawah terdapat logo KKB dan
Logo Kabupaten & kota serta tulisan
nama SKPD-KB kabupaten & kota
Terdapat tulisan DAK sub bidang KB
tahun pengadaan
- 92 -

f. Flipchart 6 :
- Berjudul : LANSIA TANGGUH Dengan 7 Dimensi
- Ukuran : A3 (42 x 29,7)
- Bahan/Isi : Transparant 170 mikron 4/0 (tidak
mudah sobek/rusak)
- Jumlah : 16 lembar
- Cover judul & : 4 lembar (bahan Art Karton 230 gram)
sub judul
Finishing :
- Kaki : Strawboard 30 laminating Linen Hitam
- Jilid : Spiral Kawat
- Cover Depan : Bagian atas terdapat logo KKB
Bagian bawah terdapat logo KKB dan
Logo Kabupaten & kota serta tulisan
nama SKPD-KB kabupaten & kota
Terdapat tulisan DAK sub bidang KB
tahun pengadaan

4. TAS ALAT PERAGA KIE


• Ukuran minimal : Dimensi 33 cm x 50 cm (bervariasi)
• Bahan : Pollyester 600 D dan 150 D
• Warna : Hitam
- 93 -

• Penampilan : - Harus kuat, tidak mudah sobek dan


anti/ tahan air (water resistant)
- Ada pembatas antara tempat
flipchart (lembar balik) dengan
phantom, alat peraga kontrasepsi
dan DVD
- Bagian dalam tas dilapisi bahan yang
tidak mudah sobek/rusak.
FINISHING : - Tarikan/handle rirtzleting dari metal
di emboss, gigi riztsleting dari nylon
dan variasi tali bahan yang kuat dan
tidak mudah putus.
- Terdapat tulisan KIE Kit Tahun
Anggaran... (tahun pengadaan)
(Bordir /berwarna Biru), Logo BKKBN
dan logo kabupaten dan kota serta
nama SKPD-KB (Bordir/Berwarna
Biru)
- Handle/pegangan tas terbuat dari
bahan rubber.

5. ALAT BANTU KONSELING BER-KB


Spesifikasi teknis :
• Ukuran : 34 x 24.5 cm
• Jumlah : 38 Halaman
halaman
• Bahan : Art Karton 260 gram
• Cetak : 4/4 Colour
• Tatakan : Penopang Board No.30 (sebelum dilipat),
Lapis Kain Linen
• Finishing : Laminating Glossy 2 muka, Spiral
warnaputih + plastic pembungkus
- 94 -

Cover Depan :

Cover Belakang :

6. BUKU 5 SERI PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA


a. Nama buku : 5 Rahasia Menjadi
Anggota UPPKS Sukses
- Ukuran : ± 14,5cm x 20,5cm
buku
- Jumlah : ±iii-xii, 1- 28 halaman
halaman
- Bahan isi : Artpaper 150 gram
- Cetak isi : 4/4 full colour
- Bahan : Artkarton 260 gram
cover
- Cetak cover : 4/4 full colour +
Laminating glossy
- Finishing : Jahit kawat punggung/
Stapless
b. Nama buku : Kiat-Kiat Kemandirian
Ekonomi Untuk Remaja
- Ukuran : : ± 14,5cm x 20,5cm
buku
- Jumlah : : ±iii-xii, 1- 38 halaman
halaman
- Bahan isi : Artpaper 150 gram
- Cetak isi : 4/4 full colour
- Bahan : Artkarton 260 gram
cover
- 95 -

- Cetak cover : 4/4 full colour +


Laminating glossy
- Finishing : Jahit kawat punggung/
Stapless

c. Nama buku : Rahasia Menjaga


Ketahanan Ekonomi
Keluarga
- Ukuran : ± 14,5cm x 20,5cm
buku
- Jumlah : ±iii-xii, 1- 28 halaman .
halaman
- Bahan isi : Artpaper 150 gram
- Cetak isi : 4/4 full colour
- Bahan : Artkarton 260 gram
cover
- Cetak cover : 4/4 full colour +
Laminating glossy
- Finishing : Jahit kawat punggung/
Stapless

d. Nama buku : Rahasia Menjadi Lansia


Produktif
- Ukuran : ± 14,5cm x 20,5cm
buku
- Jumlah : ±1- 41 halaman
halaman
- Bahan isi : Artpaper 150 gram
- Cetak isi : 4/4 full colour
- Bahan : Artkarton 260 gram
cover
- Cetak cover : 4/4 full colour +
Laminating glossy
- Finishing : Jahit kawat punggung/
Stapless
- 96 -

e. Nama buku : Mengenal Nilai Uang dan


Belajar Menabung
- Ukuran ± 14,5cm x 20,5cm
buku
- Jumlah ±iii-x, 1- 28 halaman
halaman
- Bahan isi Artpaper 150 gram
- Cetak isi 4/4 full colour
- Bahan Artkarton 260 gram
cover
7. MATERI PENYULUHAN BINA KELUARGA BALITA (BKB)
a. Buku Menjadi Orang Tua Hebat dalam Mengasuh Anak

Spesifikasi Buku Menjadi Orang Tua Hebat Dalam Mengasuh


Anak 3 (tiga) jilid
1) Ukuran buku : 21 cm x 15 cm
2) Jumlah halaman : - Buku 1 : 113 halaman
- Buku 2 : 293 halaman
- Buku 3 : 95 halaman
3) Bahan halaman : Art paper 150 gr
4) Cetak isi : 4/4 (full color)
5) Bahan cover : Art Carton 260 gram
6) Cetak cover : 4/0 full color, di sebelah bawah kiri
logo BKKBN, tengah nama OPDKB,
di sebelah kanan logo OPDKB
Tengah ada tulisan DAK Tahun
2020
7) Laminating : Dof
8) Penjilidan : Spiral kawat
Spesifikasi Box
1) Ukuran : 21 cm x 16 cm x 4,5 cm
- 97 -

2) Bahan : Carton Ivory 350 gram (bisa diganti


plastic mika)
3) Cetak : 4/0 full color + Bungkus Plastik
Spesifikasi USB
1) Isi USB : Terdiri dari 3 Buku Menjadi
Orangtua Hebat
2) Cetak Label USB : Printing Full color logo Orangtua
Hebat
3) Kapasitas USB : 4 GB
4) Box USB : 9 cm x 6 cm x 2 cm

b. Buku Pegangan Kader BKB dan Orangtua Tentang Penananaman


dan Penerapan Nilai Karakter Melalui 8 Fungsi Keluarga.
Spesifikasi Buku Pegangan Kader BKB dan Orangtua Tentang
Penananaman dan Penerapan Nilai Karakter Melalui 8 Fungsi
Keluarga
1) Ukuran buku : 14,8 cm x 21 cm
2) Jumlah halaman : 109 halaman
3) Bahan halaman : Mat paper 120 gr
4) Cetak isi : 4/4 (full color)
5) Bahan cover : Art Carton 260 gram
6) Cetak cover : 4/0 full color, di sebelah bawah kiri
logo BKKBN, tengah nama OPDKB, di
sebelah kanan logo OPDKB, tengah
ada tulisan DAK Tahun 2020
7) Laminating : Glossy
8) Penjilidan : Spiral kawat

c. Buku Peran Ayah Dalam Pengasuhan


Spesifikasi Buku Peran Ayah Dalam Pengasuhan

1) Ukuran buku : 14,8 cm x 21 cm


- 98 -

2) Jumlah halaman : ± 93 halaman


3) Bahan halaman : Mat paper 120 gram
4) Cetak isi : 4/4 (full color)
5) Bahan cover : Art Carton 260 gram
6) Cetak cover : 4/0 full color, di sebelah bawah kiri
logo BKKBN, tengah nama OPDKB, di
sebelah kanan logo OPDKB, tengah
dibawah nama OPDKB ada tulisan
DAK Tahun 2020
7) Laminating : Glossy
8) Penjilidan : Spiral kawat

d. Pengasuhan Anak Umur 0 – 6 Tahun bagi Orangtua yang Bekerja


Spesifikasi Pengasuhan Anak Umur 0 – 6 Tahun bagi Orangtua
yang Bekerja
1) Ukuran buku : 14,8 cm x 21 cm
2) Jumlah halaman : ± 73 halaman
3) Bahan halaman : Mat paper 120 gr
4) Cetak isi : 4/4 (full color)
5) Bahan cover : Art Carton 260 gram
6) Cetak cover : 4/0 full color, di sebelah bawah kiri
logo BKKBN, tengah nama OPDKB, di
sebelah kanan logo OPDKB, tengah
dibawah nama OPDKB ada tulisan
DAK Tahun 2020

7) Laminating : Glossy
- 99 -

8) Penjilidan : Spiral kawat

e. Kartu Kembang Anak (KKA)

Spesifikasi Kartu Kembang Anak


1) Bahan halaman : Art Carton
2) Gramatur : 260 gram
3) Ukuran : 44 cm x 25,5 cm
4) Cetak : 4/4 (full color)
5) Laminating : dof 2 muka + lipat 3. Sudut atas
berlogo BKKBN bawah logo OPDKB
sejajar dengan logo Orangtua Hebat.

Perhatian : Jumlah KKA dalam setiap 1 set BKB Kit Berjumlah


100 lembar

f. Buku Pedoman Kartu Kembang Anak (KKA)


Spesifikasi Buku Pedoman Kartu Kembang Anak (KKA)

1) Ukuran buku : 21 cm x 14,5cm


2) Jumlah halaman : 56 halaman
- 100 -

3) Bahan halaman : mid paper


4) Gramatur : 100 gram
5) Cetak isi : 4/4 (full color)
6) Cetak cover : 4/0 full color, di sebelah bawah kiri
logo BKKBN, tengah nama OPDKB, di
sebelah kanan logo OPDKB, tengah
dibawah nama OPDKB ada tulisan
DAK Tahun 2020
7) Bahan cover : art cartoon
8) Gramatur : 230 gram
9) Laminating : Dof
10) Penjilidan : Spiral kawat

g. Buku Panduan Penggunaan Alat Permainan Edukatif (APE)


Spesifikasi Buku Panduan Penggunaan Alat Permainan
Edukatif (APE)
1) Ukuran buku : 14,5 cm x 21 cm
2) Jumlah halaman : 164 halaman
3) Bahan halaman : mid paper
4) Gramatur : 100 gr
5) Cetak isi : 4/4 (full color)
6) Cetak cover : art cartoon
7) Bahan cover : 230 gram
8) Gramatur : 4/0 full color, di sebelah bawah kiri
logo BKKBN, tengah nama OPDKB, di
sebelah kanan logo OPDKB, tengah
dibawah nama OPDKB ada tulisan
DAK Tahun 2020
9) Laminating : Dof
10) Penjilidan : Spiral kawat
- 101 -

h. Flashdisk Video Kelengkapan BKB


Spesifikasi Buku Panduan Penggunaan Alat Permainan
Edukatif (APE)
1) Tipe : USB OTG 3.0
2) Kapasitas : 16 GB (locked)
3) Cover : Logo BKKBN di sisi depan dan Logo
OPDKB serta tulisan DAK Tahun 2020
Sisi Belakang logo Menjadi
Orangtua Hebat
4) Isi materi : - Mars BKB (Video)
- Tutorial Penggunaan APE
Spesifikasi Box
1) Ukuran : 9 cm x 6 cm x 2 cm
2) Bahan : Kotak berbahan kaleng dalam busa

i. Media penyuluhan BKB


Spesifikasi media penyuluhan BKB:
1) ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)
a) Jenis-jenis APE Untuk Kelompok Umur 0 – 1 Tahun
• Giring-giring/bola kerincing
- Bahan : Plastik
- Warna : Warna-warni
- Ukuran : Panjang pegangan ± 5 cm
- Packaging : pouch mika
Keterangan giring-giring:
Bagian atas berbahan plastik dan transparan, ada isi biji-
bijian di dalamnya.
- 102 -

Bagian pegangan berbahan seperti karet bertekstur sedikit


kasar tapi lembut, warna jelas dan cerah.
Ujung giring-giring yang berbentuk bola bisa dilepas

Keterangan bola kerincing:


Bola berwarna dasar, dengan gambar hewan

• Boneka Kain
- Bahan : Kain flanel, kain bulu 100% polyester
- Warna : Warna-warni
- Ukuran : Tinggi ± 30 cm
- Packaging : pouch mika
Keterangan:
Dibuat dari bahan yang tidak mudah luntur untuk mata,
mulut, tidak menggunakan bahan yang kecil-kecil,
mudah lepas, dapat tertelan oleh anak, sebaiknya untuk
mata, mulut, telinga, menggunakan aplikasi/sulaman.

Perhatian:
Boneka harus memiliki anggota badan yang lengkap
(mata, hidung, tangan, telinga, mulut dll) tidak meniru
atau mengambil contoh figur-figur boneka yang memiliki
nilai hak cipta. (gambar yang dicantumkan hanya
sebagai contoh dan tidak mengikat)

Catatan: gambar di atas Catatan: gambar kedua ini


sebagai contoh boneka di tengahnya ada lubang
kain manusia karena sehingga mudah
hampir memenuhi syarat digenggam bayi, ukuran
di samping (wajah & ±15 cm
postur tubuh bisa
- 103 -

disesuaikan dengan
karakter anak)

b) Jenis-jenis APE Untuk Kelompok Umur 1 – 2 Tahun


• Balok Bantal: bangun dan cocokkan
- Bahan : Kain katun
- Warna : Warna-warna dasar yang cerah,
tidak berbahaya, tidak berbau, tidak
menempel
- Ukuran : 16 cm x 10 cm x 4 cm
- Packaging : pouch mika

• Tabung Bentuk dan Warna


- Bahan : Kayu non-toxic
- Warna : warna dasar, tidak berbahaya, tidak
berbau, tidak menempel
- Ukuran : T = 15 cm d = 15 cm
- Packaging : pouch mika

c) Jenis-jenis APE Untuk Kelompok Umur 2 – 3 Tahun


• Menara bentuk 10 pasak
- Bahan : Kayu non-toxic
- Warna : Warna dasar
- Ukuran : - Segitiga
- Lingkaran
- Persegi
- Persegi panjang
- Packaging : Kantong Kain
- 104 -

• Lotto Warna
- Bahan : Alas kotak terbuat dari kayu lapis
setebal 3 mm, sisi kotak terbuat dari
kayu
- Warna : Warna dasar
- 3 buah warna Merah
- 3 buah warna kuning
- 3 buah warna putih
- 3 buah warna hitam
- 3 buah warna biru
- 3 buah warna coklat
- 3 buah warna ungu
- 3 buah warna Hijau
- 3 buah warna Jingga
- Ukuran : Alas à 21,5 cm x 21,5 cm
Sisi kotak
à 20 cm x 1,5 cm x 1 cm
27 Keping lotto warna berbentuk bujur
sangkar à @6 x 6 cm

Keterangan:
Untuk setiap kepingnya hanya sisi atas saja yang diberi
warna. Sedangkan sisi bawahnya berwarna kayu (natural)
setiap sisi dipinggul dan diamplas halus, tidak timbul
serat kayu tajam pada setiap permukaannya dan cat tidak
menempel.
d) Jenis-jenis APE Untuk Kelompok Umur 3 – 4 Tahun
• Balok Ukur
- Bahan : Dasar kotak terbuat dari kayu
lapis/MDF* tebal 3 mm
- Warna : Tempat dan potongan balok berwarna
kayu (natural)
- 105 -

- Ukuran : - Dasar kotak à 28 cm x 28 cm setiap


sisi dipinggul dan diamplas halus,
tidak timbul serat kayu tajam pada
setiap permukaannya
- Sisi kotak à terbuat dari kayu
berukuran 26,5 cm x 2 cm x 1,5 cm

• Sarung tangan lempar tangkap


- Bahan : Kain
- Warna : Warna dasar yang cerah
- Ukuran : - Sarung tangan 20 cm
- Bola diameter 4 cm
- Packaging : pouch mika

e) Jenis-jenis APE Untuk Kelompok Umur 4 – 5 Tahun


• Jaga Keseimbangan
- Bahan : Kayu non-toxic
- Ukuran & warna : P=30 cm, L = 6.5 cm, t= 13 cm
- Balok 1 t = 3 cm warna kuning
- Balok 2 t = 5 cm warna oranye
- Balok 3 t = 7 cm warna merah
- Balok 4 t = 9 cm warna biru
- Balok 5 t = 11 cm warna hijau
- Packaging : pouch mika
- 106 -

• Kotak Pola
- Bahan : Terbuat dari Kayu lapis/MDF
- Ukuran & warna : 13,5 cm x 48cm x 4,5 cm dibuat
bentuk kotak ada tutup kotak.
Karton bergambar (binatang,
tanda, angka) dilaminating glossy
setiap sisi dipinggul dan diamplas
halus, tidak timbul serat kayu
tajam pada setiap permukaannya
- Packaging : pouch mika

f) Jenis-jenis APE Untuk Kelompok Umur 5 – 6 Tahun


• Pasangkan Angka
- Bahan : Karton tebal
- Ukuran & warna : Warna-warna dasar
- Ukuran : 5,75 cm x 13,75 cm x 3 cm
- Packaging : Plastik

• Papan Pasak
- Bahan : Potongan Kayu lapis/MDF sebagai alas,
pasang pasak ditengahnya.
Bentuk alas segi empat, dilubangi Kira-
kira 25 lubang
- 107 -

- Warna : cat oven Warna-warni, tidak berbahaya,


tidak berbau, mudah dibersihkan tidak
menempel
- Ukuran : 21 cm x 21 cm x 3 cm
Potongan kayu bentuk bulat
panjang/pasak dengan diameter sesuai
lubang panjang 4 cm sebanyak kira-kira
25 buah setiap sisi dipinggul dan
diamplas halus, tidak timbul serat kayu
tajam pada setiap permukaannya
- Packaging : Pouch mika

2) KANTONG WASIAT BKB (untuk semua umur)


• Spesifikasi Kantong Wasiat BKB
- Bahan : Kain kanvas
laminasi
- Ukuran : 78,5 cm x 55 cm
- Berat : 400 gr
- Cetak : Full color 4/0
- Warna dasar : Biru muda
- Tempat kartu : Tempat kartu

• Spesifikasi kantong kartu (7 buah, 7


warna)
- Bahan : Kain kanvas
laminating
- Jumlah : 7 buah
- Ukuran : 18 cm x 12 cm
- Warna : - I. Pembukaan : merah
- II. Pengenalan topik: oranye
- III. Kegiatan inti: kuning
- IV. Kesimpulan: hijau
- 108 -

- V. Pengisian KKA: biru laut


- VI. Penyampaian Tugas Rumah; Pink
magenta
- VII. Penutup: Ungu
• Spesifikasi kotak kartu wasiat (15 kotak)
- Bahan : Carton Ivory
- Ukuran : ± 11,5 cm x ± 16,5 cm
- Berat : 350 gr
- Warna : Warna berbeda setiap pertemuan
- Tebal : Sesuai dengan jumlah kartu
a) Spesifikasi Kartu Wasiat bagian 1 Pembukaan: 92 lembar
- Bahan : Art Carton 230 gr
- Ukuran :± 9,5 cm x ± 15,5 cm
- Warna kartu : Merah
- Cetak : Laminating Dof

b) Spesifikasi Kartu Wasiat bagian 2 Pengenalan Topik: 32


lembar
- Bahan : Art Carton 230 gr
- Ukuran : 9,5 cm x 15,5 cm
- Warna kartu : Oranye
- Cetak : Laminating Dof

c) Spesifikasi Kartu Wasiat bagian 3 Kegiatan Inti Pertemuan


I – III: 52 lembar

- Bahan : Art Carton 230 gr


- Ukuran : 9,5 cm x 15,5 cm
- Cetak : Laminating Dof
- Warna kartu : Dominan putih dengan pinggiran
kartu disesuaikan dengan warna
kantong kartu
- 109 -

- Warna kotak : Hijau Muda


pertemuan I
- Warna kotak : Hijau Tua
pertemuan II
- Warna kotak : Kuning Tua
pertemuan III

d) Spesifikasi Kartu Wasiat bagian 3 Kegiatan Inti Pertemuan


IV – VII: 72 lembar

- Bahan : Art Carton 230 gr


- Ukuran : 9,5 cm x 15,5 cm
- Cetak : Laminating Dof
- Warna kartu : Dominan putih dengan pinggiran
kartu disesuaikan dengan warna
kantong kartu
- Warna kotak : Pink magenta
pertemuan IV
- Warna kotak : Biru muda
pertemuan V
- Warna kotak : Biru tua
pertemuan VI
- Warna kotak : Cream
pertemuan VII

e) Spesifikasi Kartu Wasiat bagian 3 Kegiatan Inti Pertemuan


VIII: 53 lembar
- Bahan : Art Carton 230 gram
- 110 -

- Ukuran : 9,5 cm x 15,5 cm


- Cetak : Laminating Dof
- Warna kartu : Dominan putih
dengan pinggiran
kartu disesuaikan
dengan warna
kantong kartu

- Warna kotak: Ungu muda


pertemuan VIII
f) Spesifikasi Kartu Wasiat bagian 3 Kegiatan Inti Pertemuan
IX: 46 lembar
- Bahan : Art Carton 230 gr
- Ukuran : 9,5 cm x 15,5 cm
- Cetak : Laminating Dof
- Warna kartu : Dominan putih
dengan pinggiran
kartu disesuaikan
dengan warna
kantong kartu
- Warna kotak : Biru benhur
pertemuan IX
g) Spesifikasi Kartu Wasiat bagian 3 Kegiatan Inti Pertemuan
X – XII: 65 lembar

- Bahan : Art Carton 230 gr


- Ukuran : 9,5 cm x 15,5 cm
- Cetak : Laminating Dof
- Warna kartu : Dominan putih dengan pinggiran
kartu disesuaikan dengan warna
kantong kartu
- 111 -

- Warna kotak : Hijau toska


pertemuan X
- Warna kotak : Merah muda
pertemuan XI
- Warna kotak : Ungu
pertemuan XII
- Warna kotak : Merah tua
pertemuan XIII

h) Spesifikasi Kartu Wasiat bagian 4 Kesimpulan: 20 lembar,


terdapat di dalam setiap sesi pertemuan
- Bahan : Art Carton 230
gr
- Ukuran : 9,5 cm x 15,5 cm
- Warna : Hijau
- Cetak : Laminating Dof

i) Spesifikasi Kartu Wasiat bagian 5 Pengisian KKA: 27


lembar, terdapat didalam setiap sesi pertemuan
- Bahan : Art Carton 230 gr
- Ukuran : 9,5 cm x 15,5 cm
- Warna : Biru laut
- Cetak : Laminating Dof

j) Spesifikasi Kartu Wasiat bagian 6 Penyampaian Tugas


Rumah: 18 lembar, terdapat didalam setiap sesi
pertemuan
- Bahan : Art Carton 230 gr
- Ukuran : 9,5 cm x 15,5 cm
- Warna : Pink magenta
- Cetak : Laminating Dof

k) Spesifikasi Kartu Wasiat bagian 7 Penutup: 27 lembar,


terdapat di dalam setiap sesi pertemuan
- Bahan : Art Carton 230 gr
- Ukuran : 9,5 cm x 15,5 cm
- 112 -

- Warna : Ungu
- Cetak : Laminating Dof

l) Spesifikasi Kartu Wasiat Diskusi Kelompok Fungsi


Keluarga: 8 lembar, terdapat didalam sesi pertemuan I
- Bahan : Art Carton 230 gr
- Ukuran : 9,5 cm x 15,5 cm
- Cetak : Laminating Dof

m) Spesifikasi Kartu Wasiat Diskusi Kelompok Tahapan


Perencanaan Hidup Berkeluarga: 6 lembar, terdapat
didalam pertemuan I
- Bahan : Art Carton 230 gr
- Ukuran : 9,5 cm x 15,5 cm
- Cetak : Laminating Dof

n) Spesifikasi Kartu Wasiat Pertemuan Awal: 24 lembar,


terdapat didalam pertemuan I
- Bahan : Art Carton 230 gr
- Ukuran : 9,5 cm x 15,5 cm
- Cetak : Laminating Dof
o) Kartu Wasiat Ilustrasi KKA
- Bahan : Art Carton 230 gr
- Ukuran : 9,5 cm x 15,5 cm
- Cetak : Laminating Dof
- 113 -

3) MEDIA LEMBAR BALIK UNTUK PENYULUHAN UMUR 0-6


TAHUN (6 macam)
Spesifikasi Lembar Balik untuk Penyuluhan Umur 0-6
Tahun (6 macam)

- Bahan : Art Carton 260 gram


- Cetak gambar : 4/4 full color vernis 2 muka,
laminating glossy
- Ukuran : 21 cm x 29,7 cm
- Finishing : Spiral kawat, penopang hard cover,
Bot 30 lapis kain linen warna hitam,
Laminating Doft warna sesuai asli
dicetak bagian depan dan belakang
Spesifikasi isi materi:
- Ukuran : 21 cm x 29,7 cm.
- Lembar : Art carton 260 gram.
simulasi
- Cetak gambar : 4/4 full color, laminating muka,
laminating glossy, sebelah kiri bawah
logo BKKBN, kanan logo OPDKB,
tengah dibawah nama OPDKB ada
tulisan DAK Tahun 2020.
- Finishing : Spiral kawat, penopang hard cover Bot
30 lapis kain linen warna hitam.
- Jumlah : 1. Lembar Balik Film 1 BKB HI Cerita 1
“Menjadi Orangtua Hebat = 24
halaman.
2. Lembar Balik Film 2 BKB HI Cerita 2
bagian 1 “Menjadi Contoh Bagi
Anak” = 20 halaman (10 lembar).
3. Lembar Balik Film 2 BKB HI Cerita 2
bagian 2 "Menjadi Contoh Bagi
Anak" = 16 halaman (8 lembar).
4. Lembar Balik Film 3 Pentingnya
1000 HPK = 32 halaman (16 lembar).
- 114 -

5. Lembar Balik Memahami Konsep


Diri = 8 halaman (4 lembar).
6. Lembar Balik Peran Orangtua = 18
halaman (9 lembar).
7. Lembar Balik Peran Ayah = 14
halaman (7 lembar).
8. Lembar Balik Stimulasi Tumbuh
Kembang Anak 0-1 tahun = 22
halaman (11 lembar).
9. Lembar Balik Stimulasi Tumbuh
Kembang Anak 1-2 tahun = 20
halaman (10 lembar).
10. Lembar Balik Stimulasi Tumbuh
Kembang Anak 2-3 tahun = 20
halaman (10 lembar).
11. Lembar Balik Stimulasi Tumbuh
Kembang Anak 3-4 tahun = 22
halaman (11 lembar).
12. Lembar Balik Stimulasi Tumbuh
Kembang Anak 4-5 tahun = 34
halaman (17 lembar).
13. Lembar Balik Stimulasi Tumbuh
Kembang Anak 5-6 tahun = 36
halaman (18 lembar).
14. Lembar Balik Kesehatan Reproduksi
= 16 halaman (8 lembar).
15. Lembar Balik Pengaruh Media = 16
halaman (8 lembar).
16. Lembar Balik Perlindungan Anak =
12 halaman (6 lembar).

4) MODUL BKB HI (3 seri)

Spesifikasi Modul BKB HI (3 seri)


- Ukuran buku : Masing-masing buku berukuran
30 cm x 22,5 cm
- Jumlah halaman : - Buku 1 : ± 120 halaman
- Buku 2 : ± 130 halaman
- 115 -

- Buku 3 : ± 130 halaman


- Bahan halaman : Art paper 150 gr
- Cetak isi : 4/4 (full color)
- Bahan cover : Art Carton 260 gram
- Cetak cover : 4/0 full color, Laminating dof, di
sebelah bawah kiri logo BKKBN
di tengah nama OPDKB di
sebelah bawah kanan Logo
OPDKB
- Bahan pembatas : Art Carton 260 gram (pembatas
untuk setiap pertemuan di dalam
setiap buku)
- Penjilidan : Spiral kawat

5) USB “FILM ANIMASI BKB HI”


Spesifikasi:

- Isi USB : Film Animasi BKB HI


- Cetak Label USB : Cerita 1 "Menjadi Orangtua
Hebat
- Bahan tempat CD : Plastik mica

6) TAS TOTE BAG


Spesifikasi:
- Bahan : Kain polyester D.1600
- Ukuran : Disesuaikan agar
semua material dapat
dimasukkan ke dalam
termasuk kantung
wasiat
- Model : Tote bag
- 116 -

7) TAS BKB KIT


Spesifikasi:

- Bahan : Kain Polyseter D.1600 (atau setara) , jahit


benang, Resliting
- Cetak : Tulisan bordir BKB KIT 2020 berwarna, logo
BKKBN di tengah atas dan Kanan logo
OPDKB, tengah bawah nama OPDKB
- Ukuran : 45 cm x 35 cm x 13 cm
- Kapasitas : 45 – 60 L

8) TAS APE
Spesifikasi:

- Bahan : Kain polyester D 1600 (atau setara),benang,


resliting
- Cetak : Tulisan Bordir APE BKB KIT 2020 berwarna
Sebelah tengah atas logo BKKBN, dibawah
tulisan APE BKB KIT, tulisan nama SKPD
Kab/Kota penerima
- Ukuran : 52 cm x 30 cm x 32 cm
- 117 -

9) PACKAGING/KOTAK (HARDCASE)
Spesifikasi:

- Bahan : Polyproylin (atau setara) tebal 5 mm


- Sistem : Inject (Press)
- Ukuran : lebar 35 cm – 40 cm, panjang 60 cm - 67 cm,
tinggi 38cm - 42 cm
- Cetak : dua sisi : logo BKKBN sisi lain "Dua Anak
Cukup" Embosed Terdapat roda empat buah
+ pegangan samping

10) KARDUS BKB KIT


Spesifikasi:

- Bahan : Kardus
- Cetak : 2 (dua) sisi Tulisan BKB KIT + Logo BKKBN
+ Nama OPDKB, Tahun 2020
- Ukuran : lebar 37 - 42 cm, panjang 65 - 70 cm, tinggi
42 - 46 cm

11) PAPAN NAMA KELOMPOK BKB


Spesifikasi:
- Ukuran : 40 cm x 30 cm
- Bahan : Akrilik Bening 2 mm
- 118 -

- Cat Dasar : Putih


- Warna : Hitam terdapat logo BKKBN dan Logo
Tulisan Orang Tua Hebat

8. PENGADAAN UNTUK BKL KIT


Spesifikasi:
a. Tas Ransel
- Nama Barang : Tas Ransel BKL Kit
- Model : Ransel dengan kombinasi 2 warna
dengan gagang dan Roda
- Warna : Hitam dan Hijau
- Ukuran : tinggi 50 cm, lebar 40 cm dan ketebalan
20 cm
- Bahan : Pollyester D1800
- Penampilan : - Harus kuat, tidak mudah sobek
dan anti/tahan air (water
resistant).
- Bagian dalam tas dilapisi bahan
yang tidak mudah sobek/rusak.
- Tarikan/handle risleting dari
metal emboss, gigi risleting dari
nylon dan variasi tali tambahan
yang kuat dan tidak mudah
putus.
- Finishing : Terdapat tulisan BKL Kit (bordir warna
hitam), Logo dan tulisan institusi
BKKBN dan OPD KB, Pengadaan DAK
Sub Bidang KB Tahun ...... (bordir
warna hitam).
- 119 -

b. Isi Tas Ransel


1) Media Partisipatif 7 Dimensi
a) Media Potongan Ganda Lansia Bertaqwa Dan
Bersyukur
(1) Nama Barang : Media Potongan Ganda
Lansia Bertaqwa Dan
Bersyukur.
- Bentuk : Puzzle Burung Merak
- Bahan : Kayu Triplek ditempel Stiker
Vinil Tebal 8 mm dilipat
seperti papan catur panjang
32 cm x 2, lebar 54 cm.
- Ukuran Bulu : Tebal 1,2 cm Lebar 4,4 cm x
Merak 1 – 13 tinggi 8,2 cm.

- Ukuran Bulu : Tebal 1,2 cm Lebar 5,5 cm x


Merak A – L tinggi 9 cm.

- Finishing : Cat Semprot Melamik


Superglossy Ditempel stiker
kromo.
*Keterangan : Bulu Merak 1 – 13 & A – L
bisa dicopot dan dipasang
kembali.

(2) Nama Barang : Buku Petunjuk


Penggunaan Media
- 120 -

Potong Ganda Lansia


Bertaqwa Dan Bersyukur
- Ukuran Buku : 21 cm x 14,8 cm (A5)
- Jumlah Hal. Buku : 11 halaman
- Bahan Isi Buku : Art Paper 150 gram
- Cetak Isi Buku : Full Colour
- Bahan Cover Buku : Art Paper 260 gram
- Cetak Cover Buku : Full Colour
- Finishing Buku : Staples Setengah

(3) Nama Barang : Kantong Tempat Media


Ganda Lansia Bertaqwa
Dan Bersyukur
- Ukuran Kantong : 46,5 cm x 36 cm
- Bahan Kantong : Kain Pour 100 gram
- Warna : Hijau
- Cetak Kantong : Sablon Warna Putih
bertuliskan Media
Potongan Ganda LANSIA
BERTAQWA DAN
BERSYUKUR
- Finishing Kantong : Dijahit dengan penutup
Risleting
- Bahan Pegangan : Kain Pour 100 gram
Warna hijau
- 121 -

b) Media Poster Lipat Lansia Tanggap Dan Cerdas


(1) Nama Barang : Media Poster Lipat Lansia
Tanggap Dan Cerdas
- Ukuran : 84 cm x 60 cm
- Bahan Poster Lipat : Art Carton 310 gram
- Cetak : Full Colour
Terdiri dari 3 bagian : Kiri, Tengah dan Kanan.
Masing-masing 6 Gambar dan bagian Tengah Kartu
terbuat dari Duplex 350 gram yang atasnya ditempel
Stiker Chromo yang dilaminating, belakang diberi
perekat velcro kualitas nomor 1, panjang velcro 7,3 x
2,7 cm, dengan ukuran kartu :
- Kartu dengan pinggir warna Hijau Muda,
Ukuran : 24 cm x 4,5 cm
- Kartu dengan pinggir warna Biru Muda,
Ukuran: 24 cm x 6,5 cm
- Kartu dengan pinggir warna Biru Tua, Ukuran:
24 cm x 5,8 cm
- Kartu dengan pinggir warna Orange, Ukuran: 24
cm x 4,5 cm
- Kartu dengan pinggir warna Merah, Ukuran : 24
cm x 4,2 cm
- Kartu dengan pinggir warna Hijau Tua, Ukuran:
24 cm x 5,8 cm
- Kelengkapan : Balon warna 15 buah
(besar dan tebal)
- 122 -

(2) Nama Barang : Petunjuk Penggunaan


Media Poster Lipat Lansia
Tanggap Dan Cerdas
- Ukuran : 21 cm x 14,8 cm (A5)
- Jumlah Halaman : 8 halaman
- Bahan Isi Buku : Art paper 150 gram
- Cetak Isi Buku : Full Colour
- Bahan Cover Buku : Art Paper 260 gram
- Cetak Cover Buku : Full Colour
- Finishing Buku : Staples Setengah

(3) Nama Barang : Kantong Tempat Media


Poster Lipat Lansia
Tanggap Dan Cerdas
- Ukuran : 23 cm x 29,5 cm
- Bahan : Kain Pour 100 gram
- Warna : Hijau
- Cetak Kantong : Sablon Warna Putih
bertuliskan Media Poster
Lipat LANSIA TANGGAP
DAN CERDAS
- Finishing : Dijahit dengan penutup
Risleting
- Bahan Pegangan : Kain Pour 100 gram
Warna hijau
- 123 -

c) Media Beberan Tangga Lansia Sehat Dan Produktif


(1) Nama Barang : Media Beberan Tangga
Lansia Sehat Dan
Produktif
- Ukuran Beberan : 124 cm x 95 cm
- Bahan Beberan : Flexy Jerman
- Cetak Beberan : Full Colur

(2) Nama Barang : Boneka Kecil


- Bahan : Kayu
- Ukuran : Tinggi 11,5 cm, diameter
2,7 cm Alas segi empat
4,5 cm x 4,5 cm
- Warna : Kombinasi
- Jumlah Barang per : 4 buah
Media

(3) Nama Barang : Dadu


- 124 -

- Bahan : Kayu
- Ukuran : 3 cm x 3 cm
- Warna : Putih, Titik Dadu Biru
- Jumlah Barang per : 1 buah
Media

(4) Nama Barang : Buku Petunjuk


Penggunaan Media
Beberan Tangga Lansia
Sehat Dan Produktif
- Ukuran buku : 21 cm x 14,8 cm (A5)
- Jumlah halaman : 17 halaman
buku
- Bahan isi buku : Art paper 150 gram
- Cetak isi buku : Full colour
- Bahan cover buku : Art paper 260 gram

- Cetak Cover buku : Full colour


- Finishing buku : Staples tengah

(5) Nama Barang : Kantong Tempat Media


Beberan Tangga Lansia
Sehat dan Produktif
- 125 -

- Ukuran : 22,5 cm x 29,5 cm


- Bahan : Kain Pour 100 gram
- Warna : Hijau
- Cetak Kantong : Sablon Warna Putih
bertuliskan Media
BEBERAN TANGGA
LANSIA SEHAT DAN
PRODUKTIF
- Finishing : Dijahit dengan penutup
Risleting
- Bahan Pegangan : Kain Pour 100 gram
Warna hijau
d) Media Poster Seri Terbuka Lansia Mantap Dan Berdaya
(1) Nama Barang : Media Poster Seri
Terbuka Lansia Mantap
Dan Berdaya
- Ukuran : 31 cm x 22 cm
Laminating
- Bahan Poster : Art Carton 210 gram
- Finishing : Full Colour, Laminating
- Jumlah : 30 lembar

(2) Nama Barang : Map Poster Seri Terbuka


Lansia Mantap Dan
Berdaya
- Ukuran : 37,5 cm x 25 cm
- Bahan : Vinyl dan karton
- Warna Map : Biru
- Warna Judul huruf : Sablon Emas
- Jenis Barang : Dokumen Folder
- 126 -

- Isi Folder : 40 Folder Plastik


- Ukuran Folder : 33,5 cm x 23,2 cm
- Bahan Folder : Plastik Transparan
- Finishing : Dijahit dengan Penutup
Risleting

(3) Nama Barang : Buku Petunjuk


Penggunaan Media Poster
Seri Terbuka Lansia
Mantap dan Berdaya
- Ukuran : 21 cm x 14,8 cm (A5)
- Jumlah Halaman : 10 halaman
Buku
- Bahan isi buku : Art Paper 150 gram
- Cetak Isi Buku : Full Colour
- Bahan Cover Buku : Art Paper 260 gram
- Cetak Cover Buku : Full Colour
- Finishing Buku : Steples Setengah

(4) Nama Barang : Kantong Tempat Media


Poster
- Ukuran Kantong : 37,5 cm x 30 cm
- Bahan Kantong : Kain Poor 100 gram
- 127 -

- Warna : Hijau
- Cetak Kantong : Sablon Warna Putih
bertuliskan Media Poster
Seri Terbuka LANSIA
MANTAP DAN BERDAYA
- Finishing Kantong : Dijahit dengan Penutup
Risleting
- Bahan pegangan : Kain pour 100 gram
warna hijau

e) Apron Lansia Peduli Dan Aktif


(1) Nama Barang : Apron LANSIA PEDULI
DAN AKTIF
- Bahan Apron : Kain Okson
- Cetak Apron : Sablon Ruber anjang
- Ukuran Apron : 66 cm x Lebar 50,5 cm
- Lis Pinggir Apron : Pita 0,5 cm
- Warna Lis : Hitam
Ukuran Tali Apron
- Pita Kiri dan Kanan : Panjang 68 cm x Lebar
2,5 cm (pinggang) Kiri dan
Kanan Pita Hitam
Panjang 42 cm x Lebar
2,5 cm (leher)
- Ukuran kantong : Panjang 19 cm x Lebar
apron induk 9,8 cm

- Warna tali : Hitam


Ukuran Kantong Apron (anak kantong)
- Ukuran Kantong : Panjang 17,5 cm x 10 cm
Apron
- Ukuran Kartu : 15 cm x 8,5 cm
Apron
- 128 -

- Jumlah Kartu : 36 Kartu


- Bahan Kartu : Art Carton 310 gram
- Cetak Kartu : Full Colour

(2) Nama Barang : Buku Petunjuk


Penggunaan Media Apron
Lansia Peduli dan Aktif
- Ukuran Buku : 21 cm x 14,8 cm (A5)
- Jumlah Halaman : 12 halaman
Buku
- Bahan Isi Buku : Art Paper 150 gram
- Cetak Isi Buku : Full Colour
- Bahan Cover Buku : Art Paper 260 gram
- Cetak Cover Buku : Full Colour
- Finishing Buku : Staples tengah

(3) Nama Barang : Kantong Tempat Media


Apron Lansia Peduli dan
Aktif
- Ukuran Kantong : 29,5 cm x 24,5 cm
- Bahan Kantong : Kain Poor 100 gram
- Warna : Hijau
- Cetak Kantong : Sablon Warna Putih
bertuliskan Apron
- 129 -

LANSIA PEDULI DAN


AKTIF
- Finishing Buku : Dijahit dengan penutup
Risleting
- Bahan Pegangan : Kain Pour 100 gram
warna Hijau

f) Media Kartu Ajaib Lansia Handal dan Trampil


(1) Nama Barang : Papan Alas
- Ukuran Papan : 30 cm x 42,2 cm (dilipat),
60 cm x 42,2 (terbuka)
- Bahan Papan : Vinnyl dan Stiker
- Cetak Bagian : 4/4 Full Colour
Depan (Laminanting Glossy)
- Bagian Belakang : Cetak Gambar Kartun
- Bagian Dalam Atas : Cetak Gambar Logo
BkkbN
- Bagian Dalam : Cetak
Bawah Pertanyaan/Pernyataan
Cetak Jawaban
- Bahan Sambungan : Kain
Papan
- Finishing : Lipat 2 Simetris
- 130 -

(2) Nama Barang : Media Kartu Ajaib Lansia


Handal dan Trampil
- Ukuran : 8 cm x 7,7 cm
- Bahan Kartu : Art Karton 310 gram
- Cetak Kartu : Cetak Gambar dan
Tulisan
- Bagian Belakang : Cetak Gambar Kartun
- Bagian Atas : Cetak Jawaban
- Finishing : Full Colour, Laminating,
Double Lakban
- Jumlah kartu : 15 Kartu

(3) Nama Barang : Buku Petunjuk


Penggunaan Media Kartu
Ajaib Lansia Handal dan
Trampil
- Ukuran buku : 21 cm x 14,8 cm (A5)
- Jumlah halaman : 11 halaman
buku
- Baha nisi buku : Art paper 150 gram
- 131 -

- Cetak isi buku : Full colour


- Bahan cover buku : Art paper 260 gram
- Cetak cover buku : Full colour
- Finishing buku : Staples tengah

(4) Nama Barang : Kantong Tempat Media


Kartu Ajaib Lansia
Handal dan Trampil
- Ukuran : 32 cm x 41 cm
- Bahan Kantong : Kain Poor 100 gram
Warna Hijau
- Cetak Kantong : Sablon Warna
Putih bertuliskan Media
Kartu Ajaib LANSIA
HANDAL DAN TERAMPIL
- Finishing : Dijahit Dengan
Penutup
Risleting
- Bahan Pegangan : Kain Poor 100 gram
Warna
Hijau

(g) Media Beberan Lansia Ramah Dan Nyaman


1. Nama Barang : Media Beberan Lansia
Ramah Dan Nyaman
- 132 -

- Ukuran : 119 cm x 90 cm + Lis 5


cm
- Bahan : Fleksi jerman 150 gram
- Cetak : Full Colour

2. Nama Barang : Dadu


- Ukuran : Ukuran 3 cm x 3 cm
- Bahan : Kayu Bahan Jati Belanda
(Pinus)
- Warna : Hijau Muda Ditempel
stiker putih berisi Titik
Dadu Merah
- Jumlah : 1 buah
Barang

3. Nama Barang : Boneka Kecil


- Ukuran : Tinggi 11,5 cm, diameter
2,5 cm
Alas segi empat 4,5 cm x
4,5 cm
- Bahan : Kayu
- Warna : Biru, Merah, Kuning,
Hijau Muda
- Jumlah : 4 buah
Barang/Media
- 133 -

4. Nama Barang : Kantong Tempat Media


Beberan Lansia Ramah
Dan Nyaman
- Ukuran : 30 cm x 35 cm
- Bahan : Kain Poor 100 gram
Kantong Warna Hijau
- Cetak : Sablon Warna Putih
Kantong bertuliskan Media
Beberan LANSIA RAMAH
DAN NYAMAN
- Finishing : Dijahit Dengan
Penutup
Risleting
- Bahan : Kain Poor 100 gram
Pegangan Warna
Hijau

5. Nama Barang : Buku Petunjuk


Penggunaan Beberan
- Ukuran Buku : 21 cm x 14,8 cm (A5)
- Jumlah Halaman : 9 halaman
- Buku
- 134 -

- Bahan Isi Buku : Art Paper 150 gram


- Cetak Isi Buku : Full colour
- Bahan Cover : Art Paper 260 gram
Buku
- Cetak Cover Buku : Full Colour
- Finishing : Staples tengah

2) Materi Lansia Tangguh


a) Nama Barang : Buku Pegangan Kader
“Lansia Tangguh Dengan 7
Dimensi”
- Ukuran Buku : 21 cm x 15 cm
- Jumlah Halaman : 246 halaman
- Bahan Isi Buku : Art Paper 150 gram
- Cetak Isi Buku : Full colour
- Bahan Cover : Art Paper 260 gram
Buku
- Cetak Cover : Full Colour (laminatif doof)
Buku
- Finishing : Spiral Kawat

b) Nama Barang : Buku Pembangunan


Keluarga Lansia Tangguh
bagi Fasilitator yang berisi 13
judul
- Ukuran Buku : 14,5 cm x 21 cm
- Pembatas : plastik
halaman
- Ukuran pembatas : 15,5 cm x 21 cm
- Warna Pembatas : Berwarna
- 135 -

- Jumlah Halaman : 532 halaman


- Bahan Isi Buku : Midpaper 150 gram Full
- Cetak Isi Buku : Full colour
- Bahan cover : Art karton 260 gram kulit
buku imitasi
- Cetak cover buku : Huruf warna emas
- Finishing buku : Hardcover cetak hotprint,
bahan kulit imitasi, terdapat
ring

c) Nama Barang : Buku Pra Lansia


- Ukuran Buku : 16 x 22 cm
- Jumlah Halaman : 77 halaman
- Bahan Isi Buku : Art Paper 100 gram
- Cetak Isi Buku : Full colour
- Bahan Cover : Art Paper 260 gram
Buku
- Cetak Cover : Full Colour
Buku
- Finishing : Jilid lem

d) Nama Barang : Buku Pedoman Perawatan


Jangka Panjang/ PJP/ Long
term care/LTC
- Ukuran Buku : 18 x 25 cm
- Jumlah halaman : 112 halaman
- Bahan Isi Buku : Art paper 100 gram
- 136 -

- Bahan cover : Art paper 150 gram


buku
- Finishing buku : Jilid lem

e) Nama Barang : Flashdisk


1. Dual drive USB 3.0 dan micro USB
2. Tulisan pada sisi 1 : DAK Tahun … , Logo BKKBN,
Logo Kab Kota dan Nama OPD KB
3. Tulisan pada sisi 2 : Logo lansia tangguh
4. Kapasitas: minimal 32 GB
5. Materi:
- Video tutorial alat peraga BKL Kit
- Video tutorial pendampingan perawatan jangka
panjang
- Video pembangunan keluarga lansia tangguh
dengan 7 dimensi

9. GENERASI BERENCANA KIT (GENRE KIT)


Materi-Materi/Permainan Media GenRe Kit:
a. Materi-Materi/Permainan Media GenRe Kit:
1) Ular Tangga GenRe :
- 137 -

Judul Buku : Buku Kumpulan Bedah Kasus Remaja


Spesifikasi:
- Bahan Matras : Flexi antara 280 gram - 340
gram
- Ukuran Matras : 180 cm x 220 cm
- Cetak Matras : 4/0 Full Color
- Dadu : Panjang sisi 10-12 cm, 6 sisi,
Bahan Kain Bludru, Angka di
Sablon, Diisi Dacron
- Pion : 4 Buah, Bahan Plastik,Tinggi
20 cm + Tempel Stiker Logo
Salam GenRe + Tulisan DAK
tahun pengadaan ......
- Buku Pertanyaan : Bahan Art Karton 230 gram,
18 lembar, Uk. 10 cm x 15 cm
Cetak 4/4 Laminating Glossy
+ Tas Kantong
2) Monopoli GenRe :

Judul Buku : Buku Kumpulan Bedah Kasus Remaja


Spesifikasi :
- Bahan Matras : Flexi antara 280 gram - 340
gram
- Ukuran Matras : 200 cm x 200 cm
- Cetak Matras : 4/0 Full Color
- 138 -

- Dadu : Panjang sisi 10-12 cm, 6 sisi,


Bahan Kain Bludru, Angka di
Sablon, Diisi Dacron
- Pion : 4 buah, Bahan Plastik, Tinggi
20 cm + Tempel Stiker logo
Salam GenRe + Tulisan DAK
tahun pengadaan ....
- Buku Pertanyaan : Bahan Art Karton 230 gram,
26 lembar,Uk. 10 cm x 15 cm

Cetak 4/4 Laminating Glossy


- Kartu Permainan : Bahan Art Karton 310 gram,
terdiri dari 2 Warna 10 lembar
Hijau dan 10 lembar Orange,
Uk.10 cm x 28 cm
Cetak 4/4 Laminating Glossy
+ Tas Kantong
3) Celemek GenRe

Spesifikasi
- Bahan Celemek : Kain kanvas 600 gram
- Ukuran Celemek : 50 cm x 70 cm
- Cetak Celemek : 4/0 Full Color
- Tali : Tali Rami Uk. 150 cm + Tali
Leher Uk. 80 cm
- Kantong : 9 Buah Cetak 4/4 Full
Color,Jahit
- Kartu Pertanyaan : Bahan Art Karton 230 gram,
27 Lembar, Uk. 8 x 8 cm
Terdiri dari:
- Kartu PUP 9 Lembar;
- Kartu Komunikasi 9
Lembar; dan
- Kartu 8 Fungsi 9 Lembar.
- 139 -

Cetak 4/4 Full Color


Laminating Glossy

4) Celemek Organ Reproduksi Laki-Laki

Spesifikasi :
- Bahan Celemek : Kain Kanvas 600 gram
- Ukuran Celemek : 50 cm x 70 cm
- Cetak Celemek : 4/0 Full Color
- Tali Celemek : Tali Rami Uk. 150 cm + Tali
Leher Uk. 80 cm
- Kartu Potongan : 7 lembar Kartu Penjelasan
Organ Potongan Organ Reproduksi
Laki-laki Bahan Art Karton
230 gram, Uk. 9 x 13 cm
Cetak 4/4 Full Color
Laminating Glossy

5) Celemek Organ Reproduksi Perempuan

Spesifikasi :
- Bahan Celemek : Kain Kanvas 600 gram
- Ukuran Celemek : 50 cm x 70 cm
- Cetak Celemek : 4/0 Full Color
- 140 -

- Tali Celemek : Tali Rami Uk. 150 cm + Tali


Leher Uk. 80 cm
- Kartu Potongan : 7 lembar Kartu Penjelasan
Organ Potongan Organ Reproduksi
Perempuan Bahan Art
Karton 230 gram, Uk. 9 x 13
cm
Cetak 4/4 Full Color
Laminating Glossy
6) Lembar Balik GenRe

(gambar logo GenRe terbaru dengan isi pesan Katakan


tidak pada nikah dini, Seks pranikah dan Napza)
Spesifikasi :
- Bahan : Art Carton 230 gram
- Jumlah Hal : 28 halaman
- Ukuran : 33 x 21 cm
- Cetak : 4/4
- Tatakan : Bod No. 30 dilapis Kain Linen
- Finishing : Spiral Kawat

7) Buku Panduan Penggunaan KIE GenRe Kit

Spesifikasi :
- Bahan : Matt Paper 120 gram
- Ukuran : 21 x 15 cm
- Jumlah Halaman : 20 halaman
- Cetak : 4/4 Full color
- Cover : Art Carton 230 gram
- Cetak : 4/0 Full Color
- Finishing : Laminating Doff
- 141 -

8) Tas GenRe Kit

Spesifikasi:
- Bahan : Pollyester Ballistic
- Model : Tas ransel
- Ukuran : 50 cm x 35 cm x 18 cm
- Tulisan : Logo BKKBN, Logo
SalamGenre, Media KIE
GenRe KIT
Logo kabupaten/kota, Nama
SKPD-KB di Bordir + tulisan
DAK tahun pengadaan ......
9) Flash Disk

Spesifikasi :
- Dual drive USB 3.0 dan Micro USB
- Tulisan pada sisi 1 : DAK Tahun pengadaan... ,
Logo BKKBN, Logo Kab/Kota
dan Nama SKPD KB
- Tulisan pada sisi 2 : Generasi Berencana dan
Logo Salam GenRe
- Kapasitas : minimal 32 GB
- Materi : 1. Audio visual instruksional GenRe Kit.
2. Audio Visual GenRe tema Remaja
dengan judul:
- Begini Cara Pedekate Ke Ortu
- Terbuka Pasti Lebih Lega
- 142 -

- Nikah Jangan Cuma Modal


Cinta
- Tips Menjauhi Seks Bebas
- Tak Cukup Tekad dan Nekad,
Kembangkanlah Bakat
- Film Pendek Puppy Love Cinta
Anita
10) Laptop (menyesuaikan spesifikasi laptop)
11) Proyektor (menyesuaikan spesifikasi LCD Proyektor)

10. SARANA KERJA PETUGAS LAPANGAN KB


a. Sarana Kerja PKB/PLKB dan Koordinator Lapangan.
1) Tas ransel (ukuran ± L.25 cm x T.49 cm x P.31 cm)
Terbuat dari Polyester 600D – Nylon 1882 atau setara,
berkualitas baik dan bertuliskan “Dua Anak Cukup” berlogo
BKKBN, logo Kab/Kota dan nama SKPD-KB Kab/Kota
(bordir). Tahan air.
2) Rompi
Terbuat dari bahan drill atau sejenisnya, berkualitas baik
dan bertuliskan “Dua Anak Cukup” di bagian depan dada
sebelah kiri, logo Kab/Kota dan nama SKPD-KB Kab/Kota
(bordir) di bagian depan dada sebelah kanan, menggunakan
resleting depan. Ukuran disesuaikan data PPLKB dan
PKB/PLKB.
3) Topi
Warna biru tua, bertuliskan “Dua Anak Cukup” (bordir) serta
nama SKPD-KB Kab/Kota di bagian samping kiri dan kanan
topi dan di bagian depan topi berlogo BKKBN (bordir).
4) Buku Kerja PLKB
Ukuran ± 25 cm x 15 cm, tebal ± 125 lembar, dengan
menggunakan kertas HVS 80 gr cetak logo BKKBN + Dua
Anak Cukup pada bagian atas dan cover berwarna biru tua
dari bahan lux serta berlogo BKKBN dan nama SKPD-KB
Kab/Kota cetak hot print emas. Beberapa halaman memuat
tentang informasi program KKBPK.
5) Jas hujan
Terbuat dari bahan yang berkualitas baik, tahan air bertopi
dan bertuliskan “Dua Anak Cukup” di bagian dada kiri depan
sebelah atas dan berlogo BKKBN serta nama SKPD-KB
Kab/Kota (sablon).
6) Payung
Terbuat dari bahan parasut yang berkualitas baik, warna
putih dan biru tua, bertuliskan “Dua Anak Cukup” dan
berlogo BKKBN (sablon).
- 143 -

7) Sepatu kerja PKB/PLKB


Warna hitam, terbuat dari bahan kulit yang berkualitas baik,
dan jenis sepatu disesuaikan dengan kondisi wilayah.
8) Pakaian Seragam
Warna dan model disesuaikan dengan PDH (Pakaian Dinas
Harian) seragam daerah, memakai logo (bordir) BKKBN di
dada sebelah kiri atas dan bahan berkualitas baik.
9) Buku Visum
Ukuran ± 25 cm x 15 cm, tebal ± 125 lembar, dengan
menggunakan kertas HVS 80 gr cetak logo BKKBN + Dua
Anak Cukup pada bagian atas dan cover berwarna biru tua
dari bahan lux serta berlogo BKKBN dan nama OPD-KB
Kab/Kota cetak hot print emas. Beberapa halaman memuat
tentang informasi program KKBPK.
10) Smartphone
- Prosessor : Minimal Quad Core
- Operating System : Android Minimal versi 7.0
(Nougat)
- Ukuran Layar : Minimal 8.0 inch
- RAM : Minimal 4 GB
- Internal Memory : 32 GB
- Network : Support SIM Card dan WIFI
- Garansi : Resmi Distributor minimal 1
Tahun
b. Sarana Kerja PPKBD/Sub PPKBD
1) Tas Kerja
Bahan Polyester 600D - Nylon 1682 atau setara, Tahan air;
Bertuliskan 1) "Dua Anak Cukup" berlogo BKKBN 2) “ PPKBD
dan Sub PPKBD Kader Pelopor KB ”; Ukuran disesuaikan.
2) Rompi
Terbuat dari bahan drill atau sejenisnya, berkualitas baik
dan bertuliskan “Dua Anak Cukup” di bagian depan dada
sebelah kiri, logo Kabupaten/Kota dan nama SKPD-KB
Kab/Kota (bordir). Di bagian belakang/punggungbertuliskan
PPKBD dan Sub PPKBD Kader pelopor KB “ ukuran
disesuaikan data PPKBD dan Sub PPKBD.
3) Topi
Terbuat dari bahan drill, warna biru tua, logo+tulisan “Dua
Anak Cukup”, logo BKKBN dan tulisan “DAK Tahun...”. Logo
dan tulisan dibordir.
4) Buku Agenda PPKBD
Ukuran ± 25cm x 19cm, tebal ± 125 lembar, menggunakan
kertas HVS 80gr cetak logo BKKBN + Dua Anak Cukup pada
bagian atas dan; cover berwarna biru tua dari bahan lux
serta berlogo BKKBN cetak hot print emas, Beberapa
halaman memuat tentang informasi program KKBPK.
- 144 -

5) Payung
Terbuat dari bahan parasut berkualitas baik, warna putih
dan biru tua, bertuliskan "Dua Anak Cukup" dan berlogo
BKKBN (sablon).
6) Sepatu Kerja
Warna hitam, terbuat dari bahan kulit berkualitas baik.
Jenis sepatu dapat disesuaikan dengan kondisi wilayah.
7) Seragam Kerja
Bahan Celana panjang/rok :Terbuat dari bahan kain drill
berkualitas baik, warna menyesuaikan;
Bahan Baju : Terbuat dari bahan katun berkualitas baik,
motif batik daerah berlogo KKB dibordir.
8) Lembar Balik Alat Konseling KB
Ukuran: 34 x 24,5 cm; Bahan: Art Carton 260gr; Tatakan:
Penopang Board No.30 (sebelum dilipat), lapis Kain Linen;
Finishing: Laminating Glossy 2 muka, Spiral warna putih +
plastik pembungkus.
9) Plang Papan Nama PPKBD/Sub PPKBD
Ukuran 30 cm x 40 cm; Bahan Akrilik Bening 2 mm atau
bahan yang kokoh dan mudah didapat di daerah; warna
dasar putih; Bertuliskan nama PPKBD/Sub PPKBD; warna
tulisan hitam dengan logo BKKBN dan logo Kab/Kota serta
alamat lengkap; Dipasang di dinding rumah PPKBD/Sub
PPKBD bagian depan/luar.
10) Kalkulator
Ukuran 175 x 110 x 31 mm, 12 digit

c. Kendaraan penyuluhan bagi petugas lapangan (Sepeda Motor)


Spesifikasi
- Jenis /Tipe : Sepeda motor bebek atau jenis/tipe lain yang
dianggap lebih tepat dengan kondisi daerah
- Isi Silinder : 110 - 250 cc
- Tipe Mesin : 4 Langkah
- Warna : Biru
- Assesoris : a. Air brush tulisan berbunyi: “Ayo Ikut KB
Dua Anak Cukup“ dan airbrush logo KB
pada sisi kiri dan kanan serta box.
b. Box menjadi satu kesatuan dengan
sepeda motor dan berfungsi sebagai
tempat perlengkapan tugas
d. Kendaraan penyuluhan bagi petugas lapangan (Perahu Motor)
1) Dimensi: disesuaikan dengan kebutuhan dan spesifikasi yang
tersedia di lapangan.
2) Kapasitas penumpang: maksimal 6 penumpang
- 145 -

3) Bahan: disarankan menggunakan fiberglass yang tahan bocor.


4) Kekuatan Mesin: minimum 25 Hp (perahu motor).
5) Aksesoris:
- peralatan labuh dan tambat: jangkar, tali jangkar, tali
tambat, bolder steel.
- Peralatan keselamatan: life jacket (jumlah disesuaikan
dengan penumpang dan awak kapal), perlengkapan
pertolongan pertama, alat pemadam api ringan dan
peralatan keselematan lainnya yang sesuai dengan
ketentuan keselamatan transportasi air.
- Peralatan navigasi: radio komunikasi VHF/FM marine,
lampu navigasi (jalan), magnetic/marine compass.
- Perlengkapan deck: dilengkapi dengan standard tool kit.
- Cat dan Desain Logo Samping: warna biru dipadukan
dengan warna putih (desain striping tidak mengikat,
memuat logo BKKBN, logo Kabupaten dan Kota, tulisan
KENDARAAN JEMPUT-ANTAR PESERTA KB, NAMA
SKPDP-KB, KABUPATEN DAN KOTA, slogan “AYO IKUT
KB” 2 ANAK CUKUP”).

II. DANA ALOKASI KHUSUS FISIK PENUGASAN SUBBIDANG PENURUNAN


STUNTING (KB)
Dana Alokasi Khusus Fisik Penugasan subbidang Penurunan Stunting (KB) yang
dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara kepada daerah
lokasi khusus sasaran wilayah stunting yang telah ditetapkan dengan tujuan
untuk mendukung percepatan penurunan prevalensi stunting di wilayah sasaran
stunting.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menetapkan petunjuk
operasional penggunaan Dana Alokasi Khusus Fisik Penugasan secara lebih rinci
berdasarkan data dan spesifikasi teknis yang menjadi landasan dalam
pelaksanaan kegiatan.
PENYEDIAAN BKB KIT STUNTING
1. Buku Saku "Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan";
Spesifikasi:
1. Ukuran buku : ±10,5 x ± 14,7 cm
2. Isi buku : 35 halaman
3. Bahan : Art paper 150 gr
halaman
- 146 -

4. Cetak isi : 4/4 (full color)


5. Bahan cover : Art Carton 260
gram

6. Cetak cover : 4/0 full color, di bawah kiri logo BKKBN, tengah
nama OPD dan kanan Logo OPD di bawah nama
OPD tulisan Pengadaan DAK Tahun 2020
7. Laminating : Glossy
8. Penjilidan : Jahit kawat

2. Kalender Pengasuhan 1000 HPK;


Kalender Pengasuhan 1000 HPK terdiri dari 3 macam kalender, yaitu
Kalender Masa Kehamilan, Kalender usia 0 – 12 Bulan, dan Kalender usia 13
– 24 bulan.
- 147 -

Spesifikasi:
Setiap kalender memiliki spesifikasi sebagai berikut:
1. Ukuran Kalender : A3 (29,7 cm x 42 cm)
2. Material Kalender : Art Carton 190 gr
3. Finishing : Spiral + hanger spiral
4. Warna : Gradasi merah ke putih
5. Konten kalender : halaman cover dan halaman isi
terdiri dari (halaman konten informasi umum
dan halaman tabel bulanan)
6. Jumlah halaman isi : 11 lembar
Kalender Kehamilan
7. Jumlah halaman isi : 14 lembar
Kalender 0 -12 bulan
8. Jumlah halaman isi : 14 lembar
Kalender 13 -24 bulan
9. Peletakkan logo : Dibawah kiri logo BKKBN, tengah
nama OPD dan kanan Logo OPD di
bawah nama OPD tulisan Pengadaan
DAK Tahun 2020
3. Boneka Jari
Boneka jari dipergunakan sebagai alat peraga bercerita orangtua kepada
anak, sekaligus menstimulus kemampuan komunikasi dan kecerdasan.
Spesifikasi : Setiap boneka jari mempunyai spesifikasi sebagai
berikut :
1. Bahan : kain velboa grade A
2. Warna : warna warni
3. Ukuran : lebih kurang ± 2 cm setiap
boneka (ukuran jari)
4. Kemasan : plastik

4. Mainan Susun Kayu


- 148 -

Kegunaan: orangtua dapat mendampingi anak bermain untuk


memperkenalkan bentuk dan warna, melatih imajinasi anak dan motorik
halus ketika menyusun bentuk serta melatih motorik kasar ketika menarik
mainan
Spesifikasi : Setiap mainan susun kayu mempunyai spesifikasi
sebagai berikut :
1. Bahan : kayu non toxic
2. Warna : warna warni (warna dasar)
3. Ukuran : 30 cm x 40 cm, tebal 10 cm
4. Kemasan : kain pembungkus

5. Ular Tangga “Pengasuhan 1000 HPK”


Ular tangga besar yang terdiri dari
a. Pertemuan ular tangga;
b. Dadu;
c. Kartu informasi;
Dalam pertemuan ular tangga di setiap pertemuan, ada 6 Pertemuan
yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
Spesifikasi banner (alas permainan):
1) Ukuran banner (alas : 250 cm x 250 cm
permainan)
2) Material banner (alas : Flexy Standard 280 gr
permainan)
3) Warna (tiap pertemuan): 4/0 full color
- Pertemuan 1 : Kuning - Hijau
- Pertemuan 2 : Hijau - Hijau
- Pertemuan 3 : Kuning - Cokelat
- Pertemuan 4 : Pink – Ungu
- Pertemuan 5 : Biru - Biru
- Pertemuan 6 : Biru - Ungu
4) Konten yang terdapat di alas permainan adalah sebagai
- 149 -

berikut:
- Jumlah Kotak : 25 kotak
- Ukuran kotak : 40 cm per kotak
kecil

5) Letak Logo
- kiri atas : Logo BKKBN
- Kiri bawah : Logo Orangtua Hebat
- Tengah bawah : Nama OPD
- Kanan bawah : Logo OPD
- Tengah paling Pengadaan DAK Tahun 2020
bawah

Keterangan Gambar
Pertemuan 1:
- 150 -

Pertemuan 2:

Pertemuan 3:
- 151 -

Pertemuan 4:

Pertemuan 5:
- 152 -

Pertemuan 6:

Dadu ular tangga digunakan sebagai acuan berjalannya pion pada ular
tangga. Dadu ini berupa kubus dengan masing-masing sisi memiliki
keterangan jumlah dots yang berbeda, mulai dari 1 sampai 6 dots.
Spesifikasi Dadu sebagai berikut:

1) Ukuran : 15 cm x 15 cm x 15 cm
2) Material : Velboa / bludru
3) Warna : Kuning
4) Konten yang terdapat di dadu adalah sebagai berikut:
Dots yang menunjukkan jumlah angka pada bagian luar
dadu dan terdapat kerincingan (di dalam dadu)

Kartu Informasi merupakan media pelengkap ular tangga yang berisi


sejumlah instruksi berbeda untuk setiap pertemuan. Disebut sebagai
kartu informasi karena instruksi-instruksi yang ada didalamnya berisi
informasi yang dapat memperdalam pengetahuan dan pemahaman
peserta terhadap materi yang sudah diperoleh pada saat penyuluhan
- 153 -

berlangsung.
Spesifikasi Kartu Informasi sebagai berikut:
a. Spesifikasi Kotak Kartu Informasi:
1) Bahan : Carton Ivory 350 gr
2) Ukuran : ± 10,2 cm x ± 0,7 cm x ±15 cm
(potrait)
3) Warna kotak kartu (tiap pertemuan):
- Pertemuan 1 : Hijau Lumut
- Pertemuan 2 : Hijau Pakis
- Pertemuan 3 : Hijau Olive
- Pertemuan 4 : Pink Magenta
- Pertemuan 5 : Steel Blue
- Pertemuan 6 : Royal Blue
4. Tebal : Sesuai dengan jumlah kartu

b. Spesifikasi Kartu Informasi Pertemuan 1: Perencanaan


Hidup Berkeluarga
1. Bahan : Art Carton 210 gr
2. Ukuran : 15 cm x 10 cm (landscape)
3. Jumlah Lembar : 17 lembar terdiri dari
- Lembar bertuliskan “Ular
Tangga BKB EMAS” sejumlah 1
- Lembar bertuliskan
“Pertemuan 1 Perencanaan
- 154 -

Hidup Berkeluarga” sejumlah 1


- Lembar Instruksi sejumlah 15
4. Warna Kartu : - Ular Tangga BKB EMAS: full
Hijau Lumut
- Pertemuan 1 Perencanaan
Hidup Berkeluarga: full Hijau
Lumut
- Instruksi (1 kartu dibagi
menjadi 3 bagian) yaitu
• Pertanyaan : Hijau Lumut
• Jawaban : Pale Golden
rod
• Konsekuensi : putih

Keterangan Gambar
- 155 -
- 156 -
- 157 -
- 158 -
- 159 -

c. Kartu Informasi Pertemuan 2: Menjaga Kesehatan Fisik dan


Mental Ibu Hamil
1) Bahan : Art Carton 210 gr
2) Ukuran : 15 cm x 10 cm (landscape)
3) Jumlah Lembar : 22 lembar terdiri dari
- Lembar bertuliskan “Ular
Tangga BKB EMAS”
sejumlah 1
- Lembar bertuliskan
“Pertemuan 2 Menjaga
Kesehatan Fisik danMental
Ibu Hamil” sejumlah 1
- Lembar Instruksi sejumlah
20
4) Warna Kartu : - Ular Tangga BKB EMAS: full
- 160 -

Hijau Pakis
- Pertemuan 2 Menjaga
Kesehatan Fisik danMental
Ibu Hamil: full Hijau Pakis
- Instruksi (1 kartu dibagi
menjadi 3 bagian) yaitu
• Pertanyaan : Hijau
Pakis
• Jawaban : Pale
Golden rod
• Konsekuensi : putih

Keterangan Gambar
- 161 -
- 162 -
- 163 -
- 164 -
- 165 -
- 166 -
- 167 -

d. Kartu Informasi Pertemuan 3: Pembiasaan PHBS


1. Bahan : Art Carton 210 gr
2. Ukuran : 15 cm x 10 cm (landscape)
3. Jumlah Lembar : 18 lembar terdiri dari
- Lembar bertuliskan “Ular Tangga
BKB EMAS” sejumlah 1
- Lembar bertuliskan “Pertemuan 3
Pembiasaan PHBS” sejumlah 1
- Lembar Instruksi sejumlah 16
4. Warna Kartu : - Ular Tangga BKB EMAS: full Hijau
Olive
- Pertemuan 3 Pembiasaan PHBS: full
Hijau Olive
- Instruksi (1 kartu dibagi menjadi 3
bagian) yaitu
• Pertanyaan : Hijau Olive
• Jawaban : Pale Golden rod
• Konsekuensi : putih
- 168 -
- 169 -
- 170 -
- 171 -
- 172 -
- 173 -

e. Kartu Informasi Pertemuan 4: Praktek Stimulasi pada Periode


1000 HPK (Komunikasi, Sosial Emosional Fisik, Kecerdasan)
1) Bahan : Art Carton 210 gr
2) Ukuran : 15 cm x 10 cm (landscape)
3) Jumlah Lembar : 20 lembar terdiri dari
- Lembar bertuliskan “Ular
Tangga BKB EMAS”
sejumlah 1
- Lembar bertuliskan
“Pertemuan 4 Praktek
Simulasi pada Periode1000
HPK (Komunikasi, Sosial
Emosional Fisik,
Kecerdasan)” sejumlah 1
- Lembar Instruksi sejumlah
18
4) Warna Kartu : - Ular Tangga BKB EMAS: full
Pink Magenta
- Pertemuan 4 Praktek
Simulasi pada Periode 1000
HPK (Komunikasi, Sosial
Emosional Fisik,
Kecerdasan): full Pink
Magenta
- Instruksi (1 kartu dibagi
- 174 -

menjadi 3 bagian) yaitu


• Pertanyaan : full Pink
Magenta
• Jawaban : Pale
Golden rod
• Konsekuensi : putih

Keterangan Gambar
- 175 -
- 176 -
- 177 -
- 178 -
- 179 -
- 180 -

f. Kartu Informasi Pertemuan 5: Meningkatan Peran Ayah dan


Anggota Keluarga Lainnya
1) Bahan : Art Carton 210 gr
2) Ukuran : 15 cm x 10 cm (landscape)
3) Jumlah Lembar : 16 lembar terdiri dari
- Lembar bertuliskan “Ular
Tangga BKB EMAS” sejumlah
1
- Lembar bertuliskan
“Pertemuan 5 Meningkatan
Peran Ayah dan Anggota
Keluarga Lainnya” sejumlah 1
- Lembar Instruksi sejumlah 14
- 181 -

4) Warna Kartu : - Ular Tangga BKB EMAS: full


Steel Blue
- Pertemuan 5 Meningkatan
Peran Ayah dan Anggota
Keluarga Lainnya: full Steel
Blue
- Instruksi (1 kartu dibagi
menjadi 3 bagian) yaitu
• Pertanyaan : Steel Blue
• Jawaban : Pale Golden
rod
• Konsekuensi : putih
Keterangan Gambar
- 182 -
- 183 -
- 184 -
- 185 -
- 186 -

g. Kartu Informasi Pertemuan 6: Pengasuhan Tanggap


(Responsive)
1) Bahan : Art Carton 210 gr
2) Ukuran : 15 cm x 10 cm (landscape)
3) Jumlah Lembar : 22 lembar terdiri dari
- Lembar bertuliskan “Ular Tangga
BKB EMAS” sejumlah 1
- Lembar bertuliskan “Pertemuan
6 Pengasuhan Tanggap
(Responsive)” sejumlah 1
- Lembar Instruksi sejumlah 20
4) Warna Kartu : - Ular Tangga BKB EMAS: full
Royal Blue
- Pertemuan 6 Pengasuhan
Tanggap (Responsive): full Royal
Blue
- Instruksi (1 kartu dibagi menjadi
3 bagian) yaitu
• Pertanyaan : Royal Blue
• Jawaban : Pale Golden
rod
• Konsekuensi : putih
- 187 -

Keterangan Gambar
- 188 -
- 189 -
- 190 -
- 191 -
- 192 -
- 193 -
- 194 -

Spesifikasi :
Pada Cover bagian atas logo BKKBN bagian bawah logo OPD dibawah
tulisan DAK tahun 2020 dan di Laminating Glossy
- Bahan : Art Cartoon 260 gram
- cetak gambar : 4/2 full color vernis 2 muka
- Ukuran : 29,5 cm x 21 cm
- Finishing : Spiral kawat, penopang Hard cover
Bot 30 lapis kain linen warna hitam

6. Modul BKB EMAS (Eliminasi Masalah Anak Stunting)


Modul BKB EMAS merupakan acuan bagi kader BKB dalam
melaksanakan pertemuan kelompok dengan materi BKB EMAS. Modul
ini berisi tahapan-tahapan kegiatan yang akan memudahkan kader
dalam menyampaikan pengetahuan dan keterampilan kepada
orangtua dalam rangka mengoptimalkan tumbuh kembang anak di
periode 1000 HPK. Spesifikasi Modul BKB EMAS sebagai berikut:
a. Cover :
- Bahan : Art Carton 260 gram
- Cetak : 4/0 full color
- Laminasi : glossy
- Ukuran : A4
- Finishing : Spiral

b. Konten :
- Bahan : Art Paper 120 gram
- Cetak isi 4/4 full color
- Halaman : 80 halaman
- Laminasi : glossy
- Ukuran : A4
c. Pembatas :
- Bahan : Art Carton 260 gram
- Jumlah : 6 lembar
pembatas
- 195 -

7. Flashdisk Tutorial BKB EMAS


Flashdisk Tutorial BKB EMAS berisi tutorial penyampaian Modul BKB
EMAS 6 pertemuan dan film animasi pentingnya 1000 HPK untuk
digunakan sebagai panduan PKB/PLKB dan kader BKB dalam
penyuluhan Eliminasi Masalah Anak Stunting. Spesifikasi Flashdisk
Tutorial BKB EMAS sebagai berikut:
a. Isi Flashdisk : berisi tutorial penyampaian Modul
BKB EMAS 6 pertemuan dan film
animasi cerita “Pentingnya 1000
Hari Pertama Kehidupan”
b. Kapasitas : 64 GB
c. Cetak Label : “Tutorial BKB EMAS”
Flashdisk
d. Kemasan : Kotak berbahan seperti kaleng

8. TAS BKB KIT STUNTING


Tas untuk menyimpan dan membawa BKB Kit
- 196 -

Spesifikasi : Setiap tas BKB Kit Stunting mempunyai spesifikasi


sebagai berikut :
a. Bahan : kain polyester D.1680
b. Cetak : Logo BKKBN diatas, tulisan BKB kit
stunting nama OPDKB di bawah
c. Ukuran : Tinggi ± 57 cm, lebar ± 45 cm,
ketebalan ± 30 cm
d. Kapasitas ± 70 liter

9. KARDUS BKB KIT STUNTING


Kardus untuk menyimpan tas dan BKB Kit apabila tidak dipergunakan

Spesifikasi : Setiap Kardus BKB Kit Stunting mempunyai


spesifikasi sebagai berikut :
a. Bahan : Kardus single wall (3 lapis)
b. Cetak : 2 (dua) sisi Tulisan BKB KIT Stunting,
Logo BKKBN Nama OPDKB DAK Fisik
Penugasan Penurunan Stunting (KB)
c. Ukuran : Tinggi ± 65 – 70 cm
Lebar ± 50 – 55 cm
Ketebalan ± 35 – 40 cm
- 197 -

BAB VI
PELAPORAN

Dalam rangka memfasilitasi OPD-KB untuk melaksanakan DAK Fisik Sub


Bidang KB diperlukan pelaporan. Pelaporan DAK Fisik dilakukan secara
berjenjang dan berkala dari tahap pelaksanaan sampai dengan penyaluran
kepada sasaran dari masing-masing menu yang telah ditentukan. Pelaporan
DAK Fisik Sub Bidang KB dan Sub Bidang Penurunan Stunting KB dibagi ke
dalam dua mekanisme:
A. Mekanisme pelaporan lingkup pemerintah daerah
a. OPD-KB Kabupaten dan Kota menyampaikan laporan pelaksanaan
kegiatan dan laporan penyerapan dana dan capaian output kegiatan
DAK Fisik kepada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(BPKAD) menggunakan formulir pelaporan sesuai dengan format pada
Peraturan Presiden tentang Petunjuk Teknis DAK Fisik ditahun
berjalan paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah triwulan pelaporan
berakhir.
b. Hasil rekonsiliasi laporan pelaksanaan kegiatan dan laporan
penyerapan dana dan capaian output kegiatan DAK Fisik bersama
BPKAD sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas berupa dokumen
yang ditandatangani oleh BPKAD dan OPD-KB.
c. Kepala daerah menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan dan
laporan penyerapan dana dan capaian output kegiatan DAK Fisik
kepada Menteri Keuangan cq Direktur Jenderal Perimbangan
Keuangan, Kepala BKKBN, Menteri Perencanan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Dalam Negeri sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
B. Mekanisme pelaporan lingkup BKKBN
a. Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada huruf 1. b, OPD-
KB menginput laporan pada Sistem Pelaporan Perencanaan
Monitoring dan Evaluasi DAK Sub Bidang KB berbasis Sistem
Pelaporan Perencanaan Monitoring dan Evaluasi DAK sub bidang KB
(MORENA).
b. Perwakilan BKKBN Provinsi cq. Tim Pengendali DAK Perwakilan
BKKBN Provinsi melakukan verifikasi laporan yang telah dibuat oleh
OPD-KB sebagaimana pada huruf 2.a dalam Sistem Pelaporan
Perencanaan Monitoring dan Evaluasi DAK sub bidang KB (MORENA)
paling lambat 15 (lima belas) hari setelah triwulan pelaporan berakhir.
c. Jika pada batas waktu yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud
pada butir 2.b Perwakilan BKKBN Provinsi cq. Tim Pengendali DAK
Perwakilan BKKBN Provinsi belum melakukan verifikasi terhadap
- 198 -

laporan OPD Kabupaten/Kota, maka Tim Pengendali DAK cq. Biro


Keuangan dan Pengelolaan BMN mengingatkan kepada Perwakilan
BKKBN Provinsi cq. Tim Pengendali DAK Perwakilan BKKBN Provinsi
untuk segera memberikan verifikasi sebagaimana mestinya.
d. Tim pengendali DAK tingkat Pusat cq Biro Keuangan dan Pengelolaan
BMN melakukan analisa atas laporan yang diterima untuk dilaporkan
kepada Kepala BKKBN.
- 199 -

BAB VII
PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Dalam rangka memfasilitasi OPD-KB untuk melaksanakan DAK Fisik


Subbidang KB dan Sub Bidang Penurunan Stunting KB diperlukan pemantauan
dan evaluasi dengan rincian penjelasan sebagai berikut:
A. Pemantauan
Agar pengelolaan Dana Alokasi Khusus Subbidang KB di OPD-KB
Kabupaten dan Kota dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan perlu dilakukan pemantauan. Pemantauan dilakukan
secara berjenjang dari BKKBN ke Perwakilan BKKBN Provinsi dan OPD-KB
Kabupaten dan Kota serta dari Perwakilan BKKBN Provinsi ke OPD-KB
Kabupaten dan Kota.
Agar pemantauan dapat terselenggara dengan baik, dilaksanakan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Sekretaris Utama BKKBN (Tim Pengendali DAK Subbidang KB Pusat)
secara berkala melakukan pemantauan pelaksanaan Dana Alokasi
Khusus Bidang KB ke Provinsi dan Kabupaten dan Kota dan
melaporkan hasilnya kepada Kepala BKKBN;
2. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi cq. Tim Pengendali DAK Subbidang
KB Provinsi secara berkala melakukan pemantauan pelaksanaan DAK
Subbidang KB ke Kabupaten dan Kota dan melaporkan hasilnya
kepada Sekretaris Utama BKKBN (Tim Pengendali DAK Subbidang KB
Pusat);
3. Kepala OPD-KB cq. Tim Pengendali DAK Subbidang KB Kabupaten dan
Kota secara berkala melakukan pemantauan pelaksanaan DAK
Subbidang KB ke Kecamatan dan desa serta melaporkan hasilnya
kepada Sekretaris Daerah Kabupaten dan Kota.
Pelaksanaan pemantauan butir (1) dan (2) mengacu pada instrumen yang
disusun oleh BKKBN.
- 200 -

B. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untuk menilai atau mengukur sejauh mana
pelaksanaan pengelolaan DAK Subbidang KB telah dilakukan sesuai
dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Apabila ternyata dalam
pelaksanaan DAK Subbidang KB masih ditemui kekeliruan maka dapat
segera dilakukan perbaikan dengan disertai dukungan data yang akurat.
Agar pelaksaaan evaluasi dapat terselenggara dengan baik, dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Sekretaris Utama BKKBN (Tim Pengendali DAK Subbidang KB Pusat)
setiap 3 (tiga) bulan dan sewaktu-waktu apabila dibutuhkan
melakukan evaluasi pelaksanaan DAK Subbidang KB dan melaporkan
hasilnya kepada Kepala BKKBN;
2. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi cq. Tim Pengendali DAK Subbidang
KB Provinsi setiap 3 (tiga) bulan melakukan evaluasi pelaksanaan DAK
Subbidang KB dan melaporkan hasilnya kepada Sekretaris Utama
BKKBN (Tim Pelaporan, Pemantauan dan Evaluasi DAK Subbidang KB
Pusat);
3. Kepala OPD-KB cq. Tim Pengendali DAK Subbidang KB Kabupaten dan
Kota setiap 3 (tiga) bulan melakukan evaluasi pelaksanaan DAK
Subbidang KB dan melaporkan hasilnya kepada Sekretaris Daerah
Kabupaten dan Kota.
4. BKKBN cq. Tim Pengendali DAK Pusat melakukan evaluasi dan kajian
atas laporan pelaksanaan kegiatan dan laporan penyerapan dana dan
capaian output kegiatan DAK Fisik yang telah terverifikasi oleh
Perwakilan BKKBN Provinsi cq. Tim Pengendali DAK Perwakilan
BKKBN Provinsi.
- 201 -

BAB VIII
PENUTUP

Dana Alokasi Khusus Subbidang KB diarahkan untuk mendukung tercapainya


sasaran prioritas pembangunan Kependudukan, KB dan Pembangunan
Keluarga dalam upaya pencapaian target/sasaran yang telah ditetapkan di
dalam Rencana Strategis (Renstra) BKKBN 2020-2024. Oleh karena itu,
pedoman ini dibuat untuk dijadikan panduan oleh Pemerintahan Kabupaten
dan Kota agar dalam menggunakan Dana Alokasi Khusus Subbidang KB sesuai
pada tujuan dan sasaran srategis BKKBN yang diikuti dengan perumusan
indikator-indikator dalam pencapaian sasaran strategis, tentunya harus
bermuara pada upaya pencapaian target/sasaran Program KKBPK yang telah
ditetapkan di dalam RPJMN dan Renstra BKKBN TA 2020-2024.

KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN


DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,
TTD
HASTO WARDOYO

Salinan sesuai dengan aslinya


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Kepala Biro Hukum, Organisasi, dan Humas,

Komari, SH, MH
NIP. 19600920 198203 1 005
PERATURAN BADAN KEPENDUDUKAN
DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA
BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA TAHUN ANGGARAN 2020

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL


REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Badan Kependudukan dan


Keluarga Berencana Nasional Nomor 1 Tahun 2019
tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan
Operasional Keluarga Berencana masih belum dapat
menampung perkembangan Program Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga sehingga
perlu diganti;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal
5 ayat (15) Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2019
tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun Anggaran 2020, perlu menetapkan Peraturan
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan
Operasional Keluarga Berencana Tahun Anggaran 2020;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5080);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 145 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan
Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan
Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
322);
4. Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2019 tentang Rincian
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2020 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 220);
5. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Nomor 72/PER/B5/2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional Nomor 273/PER/B4/2014
tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor
72/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional;
6. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Nomor 82/PER/B5/2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Provinsi;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA
BERENCANA NASIONAL TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA
BERENCANA TAHUN ANGGARAN 2020.

Pasal 1
Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional
Keluarga Berencana Tahun Anggaran 2020 dimaksudkan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan bantuan operasional
keluarga berencana pemerintah daerah kabupaten/kota.

Pasal 2
Dana bantuan operasional keluarga berencana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1, terdiri atas:
a. biaya operasional bagi balai penyuluhan keluarga
berencana;
b. biaya operasional distribusi alat dan obat kontrasepsi dari
gudang organisasi perangkat daerah kabupaten/kota yang
menangani urusan pemerintahan bidang pengendalian
penduduk dan keluarga berencana;
c. biaya operasional integrasi program kependudukan,
keluarga berencana, dan pembangunan keluarga serta
program pembangunan lainnya di kampung keluarga
berencana;
d. operasional pembinaan program kependudukan, keluarga
berencana, dan pembangunan keluarga bagi masyarakat
oleh kader pembantu pembina keluarga berencana
desa/kelurahan dan sub pembantu pembina keluarga
berencana desa/kelurahan; dan
e. biaya dukungan komunikasi, informasi, dan edukasi serta
manajemen.

Pasal 3
Ketentuan teknis penggunaan dana bantuan operasional
keluarga berencana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini.

Pasal 4
Pada saat Peraturan Badan ini mulai berlaku, Peraturan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 1
Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Bantuan Operasional Keluarga Berencana (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 871) dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 5
Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Badan ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Desember 2019

KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN


DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,
TTD
HASTO WARDOYO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 31 Desember 2019

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
TTD
WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 NOMOR 1732

Salinan sesuai dengan aslinya


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Kepala Biro Hukum, Organisasi, dan Humas,

Komari, SH, MH
NIP. 19600920 198203 1 005
LAMPIRAN I
PERATURAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN
KELUARGA BERENCANA NASIONAL
NOMOR 11 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN
OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dasar hukum Dana Alokasi Khusus (DAK) yang utama adalah Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah, dimana dalam Undang-Undang tersebut
dinyatakan bahwa Dana Alokasi Khusus (DAK) dialokasikan kepada daerah
tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah.
Kemudian, berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, penduduk
merupakan titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan, sehingga harus
dilaksanakan secara terencana di segala bidang untuk menciptakan
perbandingan ideal antara perkembangan kependudukan dengan daya
dukung dan daya tampung lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi
sekarang tanpa harus mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi
mendatang. Dana Alokasi Khusus merupakan salah satu solusi untuk mengisi
gap (celah) dalam sinkronisasi penyelenggaraan pembangunan berkelanjutan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah, terutama dalam meningkatkan
dukungan, baik dukungan sarana dan prasarana (melalui DAK Fisik) maupun
dukungan operasional (DAK Non Fisik) yang terkait program/kegiatan prioritas
pembangunan nasional yang merupakan urusan Pemerintah Daerah.
Dasar hukum lain yang juga perlu diperhatikan adalah Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah yang menyatakan bahwa
urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (KB) merupakan
urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar dan
kewenangannya secara konkuren terbagi menjadi kewenangan pusat, provinsi,
kabupaten dan kota. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (KB)
yang dioperasionalkan dalam Program Kependudukan, Keluarga Berencana
dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) bertujuan untuk mewujudkan Keluarga
Berkualitas dan Pertumbuhan Penduduk yang Seimbang. Untuk mewujudkan
hal tersebut perlu didukungberbagai kegiatan prioritas, antara lain kegiatan-
kegiatan dalam upaya mengendalikan angka kelahiran dan menurunkan
angka kematian Ibu dan Anak, meningkatkan Angka Prevalensi Pemakaian
Kontrasepsi Modern (mCPR), menurunkan tingkat kebutuhan ber-KB yang
tidak terpenuhi (Unmet Need), serta upaya perwujudan Penduduk Tumbuh
seimbang (PTS) dan menghasilkan Bonus Demografi dan upaya pengendalian
penduduk untuk berkontribusi pada pembangunan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas dan berdaya saing.
Untuk memastikan berbagai kegiatan prioritas Program KKBPK dapat berjalan
dengan baik di seluruh tingkatan wilayah, dibutuhkan komitmen Pemerintah
Daerah (Kabupaten dan Kota) terhadap urusan Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana. Salah satu bentuk komitmen yang diharapkan adalah
tingkat kontribusi APBD yang dialokasikan untuk berbagai kegiatan
operasional yang mengacu pada kegiatan prioritas pembangunan nasional
(sesuai kewenangannya), serta alokasi dukungan sarana prasarana untuk
penyelenggaraan Program KKBPK. Apabila komitmen tersebut tidak optimal
maka akan berdampak pada sulitnya pencapaian target/sasaran Program
KKBPK yang sudah ditetapkan, baik di dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN), Rencana Strategis, Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) tahunan maupun dalam RPJMD dan RKPD Kabupaten dan Kota.
Untuk mengurangi ketimpangan alokasi anggaran program/kegiatan prioritas
pembangunan nasional, Pemerintah melalui anggaran Transfer Ke daerah dan
Dana Desa (TKDD) telah mengalokasikan DAK Fisik dan Nonfisik bagi
Kabupaten dan Kota. Hal ini diamanatkan dalam pasal 298 ayat (7) Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, bahwa belanja
DAK diprioritaskan untuk mendanai kegiatan fisik dan dapat digunakan untuk
kegiatan nonfisik. Dalam hal ini, BKKBN telah berkordinasi dengan
Kementerian Keuangan RI dan Kementerian PPN/Bappenas untuk dapat
membantu Pemerintah Daerah (Kabupaten dan Kota) dalam
menyelenggarakan urusan konkuren Pemerintah Daerah terkait Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana (KB) melalui Alokasi DAK Fisik dan Non
Fisik.
Tahun 2020 merupakan tahun yang sangat strategis bagi BKKBN sebagai
tahun pertama penyelenggaraan RPJMN 2020-2024 dan Renstra BKKBN
2020-2024, untuk itu diperlukan berbagai strategi operasional yang dapat
memberikan daya ungkit terhadap upaya pencapaian target dan sasaran
Program KKBPK. Berbagai kegiatan prioritas telah disusun melalui alokasi
APBN yang dapat dilaksanakan sampai dengan level Perwakilan BKKBN
Provinsi. Tetapi hal tersebut harus didukung dengan mekanisme
penganggaran lain yang dapat digunakan pada tataran operasional kegiatan
prioritas di tingkat lini lapangan (Kabupaten dan Kota, Kecamatan, serta
Desa/Kelurahan). BKKBN dengan persetujuan dari Kementerian Keuangan RI
dan Kementerian PPN/Bappenas mengalokasikan DAK Nonfisik dalam bentuk
Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) yang bersifat bantuan
untuk dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota
secara optimal dalam pelaksanaan kegiatan operasional Program KKBPK, serta
dapat disinergikan dengan berbagai kegiatan operasional lain yang
dialokasikan dari APBD dan dana transfer lainnya untuk mendukung
pencapaian target/sasaran Program KKBPK.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Secara umum Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB)
bertujuan untuk membantu Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota
dalam melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan guna memberikan
dukungan terhadap upaya pencapaian target/sasaran prioritas
pembangunan Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga (KKBPK).
2. Tujuan Khusus:
Secara khusus, BOKB bertujuan untuk memberikan dukungan dana
operasional kepada Kabupaten dan Kota dalam lingkup menu utama yang
telah ditetapkan, yaitu:
a. dukungan dana operasional kegiatan bagi Balai Penyuluhan KB
dalam upaya pencapaian tujuan Program Kependudukan, KB dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK) secara Nasional;
b. dukungan dana operasional pendistribusian alat dan obat
kontrasepsi dari Gudang OPD-KB Kabupaten dan Kota ke setiap
fasilitas kesehatan yang teregistrasi dalam sistem informasi
manajemen BKKBN dan/atau bekerjasama dengan BPJS Kesehatan;
c. menyediakan dana operasional untuk mendukung integrasi Program
KKBPK dan program pembangunan lainnya di Kampung Keluarga
Berencana;
d. dukungan operasional pembinaan Program KKBPK bagi masyarakat
oleh Kader Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD
dan sub PPKBD); dan
e. menyediakan dukungan dana operasional media KIE dan
manajemen BOKB.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) adalah:
1. Seluruh Balai Penyuluhan KB yang telah selesai dibangun sampai dengan
tahun berjalan dan telah dioperasionalkan (didukung dengan surat
keterangan Kepala OPD-KB Kabupaten dan Kota sesuai dengan
ketentuan yang berlaku), serta telah melaporkan secara online dalam
K/O/Balai Penyuluhan ke Direktorat Bina Lini Lapangan BKKBN Pusat.
2. Pendistribusian alat dan obat kontrasepsi dari gudang OPD-KB
Kabupaten dan Kota ke seluruh fasilitas kesehatan keluarga berencana
yang teregistrasi dalam sistem informasi manajemen BKKBN dan/atau
telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
3. Kampung KB yang telah dicanangkan dan telah mendapatkan
pengukuhan dari pemerintah daerah (didukung dengan SK struktur
organisasi Kampung KB).
4. Operasional pembinaan program Kependudukan, Keluarga Berencana
dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) oleh kader (PPKBD dan Sub PPKBD)
yang disesuaikan dengan detail rincian.
5. Dukungan media KIE dan manajemen BOKB, mencakup penyediaan
media cetak, elektronik dan luar ruang, terkait promosi Program KKBPK,
serta pembiayaan honorarium pengelola keuangan, dukungan kegiatan
koordinasi, pembinaan, monitoring dan evaluasi.

D. Batasan Pengertian
1. Organisasi Perangkat Daerah Keluarga Berencana Kabupaten dan Kota
yang selanjutnya disebut OPD-KB Kabupaten dan Kota adalah
Dinas/Badan Kabupaten dan Kota yang menyelenggarakan urusan
Pemerintah bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana.
2. Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana yang selanjutnya disebut
BOKB adalah DAK Nonfisik yang dialokasikan kepada daerah tertentu
untuk melaksanakan kegiatan yang disesuaikan dengan kewenangan
daerah dalam mendukung upaya pencapaian sasaran prioritas
pembangunan Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK). Jenis belanja BOKB adalah belanja
langsung berupa belanja barang dan jasa untuk kegiatan operasional.
3. Balai Penyuluhan Keluarga Berencana yang selanjutnya disebut Balai
Penyuluhan KB adalah bangunan yang dibangun dari anggaran DAK
Fisik dan/atau bangunan yang dibangun dari Dana APBD dan/atau
bangunan yang dialih fungsikan menjadi balai penyuluhan KB yang
diserahkan kepada OPD-KB dengan surat ketetapan Kepala Daerah dan
berfungsi sebagai tempat untuk merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi program KKBPK, serta untuk mengendalikan dan membina
petugas lapangan KB/pengelola (Penyuluh KB dan Petugas Lapangan KB,
Institusi Masyarakat Perdesaan/Perkotaan yang meliputi PPKBD dan Sub
PPKBD, dan mitra kerja) dalam melaksanakan Program KKBPK di tingkat
kecamatan.
4. Operasional Penyuluhan Keluarga Berencana adalah kegiatan-kegiatan
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang program KKBPK oleh
petugas lapangan (PKB/PLKB) dan/atau kader (PPKBD/Sub PPKBD)
dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku, keluarga
dan/atau masyarakat.
5. Operasional Pengolahan Data tingkat kecamatan adalah proses
pengolahan data rutin dan non-rutin setiap bulan atau berkala dengan
kegiatan utama berupa rekapitulasi data pengendalian lapangan (Dalap),
data pelayanan kontrasepsi (Pelkon), serta pemutakhiran data basis data
keluarga Indonesia (Pendataan Keluarga) dan data dasar program KKBPK
yang dilakukan pada sub menu penyiapan program KKBPK berbasis data
oleh kader (PPKBD/Sub PPKBD).
6. Akses internet adalah media yang digunakan pengguna untuk koneksi ke
internet. Terdapat dua metode akses internet yaitu akses internet
menggunakan kabel (wired) dan tanpa kabel (wireless).
7. Akses Internet Tanpa Kabel (Wireless) berupa Access Point atau Modem
(modulator-demodulator).
8. Modem adalah sebuah alat yang digunakan untuk menghubungkan
komputer dengan internet melalui telepon, line kabel, nirkabel dari
penyedia jasa telekomunikasi lainnya.
9. Access point adalah perangkat keras jaringan komputer yang berfungsi
untuk memancarkan sinyal nirkabel Internet dari perusahaan penyedia
layanan internet yang berfungsi sama dengan modem.
10. Staff meeting adalah pertemuan perencanaan dan evaluasi internal
petugas KB se-Kecamatan dan/atau Kepala UPTD/koordinator atau yang
setara dengan penyuluh KB yang dipimpin oleh Kepala UPTD atau
Koordinator dan merupakan wahana pembinaan koordinasi dan
pembahasan teknis pelaksanaan Program KKBPK di tingkat Kecamatan
dan dilakukan secara periodik di Balai Penyuluhan KB.
11. Rapat Teknis adalah pertemuan teknis evaluasi dan pelaksanaan
Program KKBPK yang dihadiri oleh kader (PPKBD/Sub PPKBD) yang
dilaksanakan secara periodik di Balai Penyuluhan KB dipimpin oleh
penyuluh KB (Petugas Lapangan KB) dan/atau Kepala UPTD/Koordinator
perwakilan atau setara.
12. Distribusi alat dan obat kontrasepsi adalah proses penyaluran alat dan
obat kontrasepsi dari gudang OPD-KB Kabupaten dan Kota ke seluruh
fasilitas kesehatan KB. Dalam hal OPD-KB Kabupaten dan Kota tidak
memiliki gudang alokon atau jika ada Peraturan Daerah tentang
penyaluran alokon melalui satu pintu yaitu gudang instalasi
farmasi/dinas kesehatan kabupaten dan kota, maka dapat dilakukan
dari gudang instalasi farmasi ke seluruh fasilitas kesehatan KB.
13. Fasilitas Kesehatan Keluarga Berencana yang selanjutnya disebut Faskes
KB adalah fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan kontrasepsi,
berlokasi dan terintegrasi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
dan di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL), dikelola
oleh pemerintah termasuk TNI, Polri maupun swasta dan lembaga
swadaya masyarakat serta telah teregistrasi dalam sistem informasi
manajemen BKKBN dan/atau bekerjasama dengan BPJS Kesehatan yang
ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala OPD-KB Kabupaten dan
Kota.
14. Kampung KB adalah satuan wilayah setingkat desa/kelurahan yang
setara dengan kriteria tertentu dimana terdapat keterpaduan program
pembangunan antara Program Kependudukan, KB dan Pembangunan
Keluarga dan pembangunan sektor terkait dalam upaya peningkatan
kualitas hidup keluarga dan masyarakat yang ditetapkan dengan surat
penetapan oleh pejabat yang berwenang.
15. Pertemuan Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB adalah pertemuan di
Kampung KB untuk membahas usulan, rencana, pelaksanaan,
monitoring-evaluasi, dan permasalahan yang timbul pada kegiatan
program KKBPK dan program pembangunan lainnya di Kampung KB,
yang dihadiri oleh Kepala OPD-KB Kabupaten dan Kota dan Organisasi
Perangkat Daerah lintas sektor, Camat, Kepala Desa/Lurah, PKB/PLKB,
Ketua PKK tingkat desa/kecamatan dan PPKBD/ Sub PPKBD dan
anggota kelompok kerja.
16. Pertemuan Forum Musyawarah Tingkat Desa Kampung KB adalah
pertemuan di Kampung KB yang membahas rencana teknis untuk
membangun kesepahaman dan penguatan dukungan kegiatan di
Kampung KB, yang dihadiri oleh Kepala OPD-KB Kabupaten dan Kota,
Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Desa (LPMD), tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat,
petugas lapangan instansi terkait dan kader kelompok kegiatan yang
dipimpin oleh ketua pokja kampung KB.
17. Mini Lokakarya Kampung KB adalah pertemuan di Kampung KB untuk
membahas perencanaan atau kesepakatan terkait program KKBPK
melalui pertemuan antara petugas KB tingkat kecamatan dengan
perangkat desa/dinas kesehatan atau mitra setempat dalam menggalang
kerjasama tim untuk penggerakan dan pelaksanaan program KKBPK di
kampung KB sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.
18. Pertemuan edukasi pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
adalah penyuluhan pada Kelompok BKB yang menyampaikan tentang
pencegahan dan penurunan masalah anak stunting yang menggunakan
alat bantu BKB Kit Emas (Eliminasi Masalah Anak Stunting). Alat bantu
(BKB Kit Emas) tersebut spesifikasinya terdapat dalam menu DAK Fisik
Penugasan Sub Bidang Penurunan Stunting yang meliputi: 1) Buku Saku
pengasuhan 1000 HPK; 2) Modul BKB Emas yang materinya terdiri dari
6 (enam) pertemuan; dan 3) Alat Permainan Edukatif (APE), dengan
sasaran pertemuan adalah ibu hamil dam orang tua yang memiliki anak
0-24 bulan.
19. Pertemuan refreshing materi pengasuhan 1000 HPK adalah pertemuan
untuk mengevaluasi pemahaman tentang materi pengasuhan 1000 HPK
melalui simulasi ular tangga dalam modul BKB Emas dan kalender
pengasuhan, dengan sasaran peserta pertemuan diantaranya ibu hamil,
orang tua yang memiliki anak usia 0-24 bulan di Kampung KB.
Pertemuan ini dipimpin oleh Penyuluh KB dan atau Petugas Lapangan
KB atau petugas lainnya yang berkompeten.
20. Kelompok Kegiatan yang selanjutnya disingkat Poktan adalah kelompok
masyarakat yang melaksanakan dan mengelola kegiatan Bina Keluarga
Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL),
pembinaan Usaha Ekonomi Keluarga melalui kelompok Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) dan Pusat
Informasi Konseling Remaja (PIK-R) dalam upaya mewujudkan ketahanan
keluarga.
21. Kampung KB Percontohan adalah kampung KB yang telah ditetapkan
oleh Kepala Dinas OPD-KB Kabupaten dan Kota sebagai percontohan bagi
kampung KB lainnya dalam hal pengelolaan dan pengoptimalan segala
potensi kampung KB.
22. Penyiapan program KKBPK berbasis data oleh kader adalah kegiatan yang
berhubungan dengan pencatatan dan pengumpulan data dasar program
KKBPK yang dilaksanakan di tingkat desa/kelurahan secara berkala oleh
PPKBD dan Sub PPKBD sebagaimana formulir yang telah dibakukan;
Selanjutnya, data tersebut akan diserahkan kepada PKB atau PLKB
setempat (jika ada) atau kepada petugas dari OPD-KB setempat (jika tidak
memiliki PKB atau PLKB) untuk dikompilasi di tingkat kabupaten dan
kota.
23. Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa/ Kelurahan (PPKBD)
adalah seorang atau beberapa orang kader dalam wadah organisasi yang
secara sukarela berperan aktif melaksanakan dan mengelola Program
Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga tingkat desa/kelurahan
yang ditetapkan/diangkat oleh Kepala Desa/Lurah.
24. Sub Pembantu Pembina KB Desa/Kelurahan (Sub PPKBD) adalah
seorang atau beberapa orang kader dalam wadah organisasi yang secara
sukarela berperan aktif melaksanakan dan mengelola program
Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga tingkat Dusun/RW yang
ditetapkan/diangkat oleh Kepala Desa/Lurah.
25. Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) KKBPK adalah
sarana/media/saluran untuk menyampaikan pesan dan gagasan, baik
secara langsung maupun tidak langsung kepada khalayak dalam rangka
mendukung pelaksanaan program KKBPK sesuai dengan kearifan lokal.
26. Dukungan manajemen adalah dukungan operasional untuk pembiayaan
pengelola keuangan BOKB, ATK, termasuk rapat-rapat atau pertemuan
dalam rangka pembinaan, monitoring dan evaluasi dalam lingkup
pengelolaan dana BOKB.
27. Honorarium Narasumber adalah honorarium yang diberikan kepada
Pejabat Negara/Pegawai Aparatur Sipil Negara/Anggota Polri/TNI dan
nonpegawai Aparatur Sipil Negara yang memberikan
informasi/pengetahuan dalam kegiatan rapat/pertemuan/
koordinasi/sosialisasi/bimbingan teknis/ kegiatan sejenis yang
dilaksanakan oleh OPD-KB.
28. Honorarium Fasilitator adalah honorarium yang diberikan kepada
Pejabat Negara/Pegawai Aparatur Sipil Negara/Anggota Polri/TNI dan
nonpegawai Aparatur Sipil Negara yang memimpin kegiatan penyuluhan
KB/staff meeting/rapat teknis/orientasi/forum musyawarah/lokakarya
mini/kegiatan berbasis kelompok kegiatan/kegiatan penanganan
stunting/orientasi kader/kegiatan sejenis yang dilaksanakan dalam
lingkup pendanaan BOKB.
29. Honorarium Satuan Pengamanan dan Pramusaji adalah honorarium yang
diberikan hanya kepada nonpegawai Aparatur Sipil Negara yang ditunjuk
untuk melakukan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai
satpam, dan pramusaji berdasarkan surat keputusan pejabat yang
berwenang/ kontrak kerja.
30. Satuan Biaya Pemeliharaan Sarana Kantor adalah Satuan biaya
pemeliharaan sarana kantor merupakan indeks satuan biaya yang
digunakan untuk perencanaan kebutuhan dalam rangka
mempertahankan barang inventaris kantor/dan atau Balai Penyuluhan
KB dan atau Gudang alokon (yang digunakan langsung oleh pegawai,
khususnya meja dan kursi), personal computer/notebook, printer, AC split,
dan genset serta pemeliharaan Balai Penyuluhan KB agar berada dalam
kondisi normal (beroperasi dengan baik). Untuk biaya pemeliharaan
genset tidak termasuk kebutuhan bahan bakar minyak.
31. Satuan Biaya Transpor Kegiatan Dalam Kabupaten/Kota Pergi Pulang
(PP) adalah satuan biaya transpor kegiatan dalam kabupaten/kota
merupakan satuan biaya untuk kebutuhan biaya transportasi Pejabat
Negara/Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNl/ nonpegawai
Aparatur Sipil Negara/pihak lain dalam melakukan kegiatan dalam batas
wilayah suatu kabupaten/kota PP yang berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan yang didanai BOKB. Untuk kegiatan dalam kabupaten/kota
yang memerlukan biaya melebihi satuan biaya yang ditetapkan (termasuk
moda transportasi udara dan/ atau air) dapat diberikan secara at cost.
BAB II
KEBIJAKAN DAN STRATEGI BOKB
15
A. Kebijakan
1. Pemerintah daerah Kabupaten dan Kota sesuai kewenangannya wajib
mengalokasikan anggaran untuk urusan Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana melalui alokasi APBD serta dapat didukung oleh
TKDD yang di dalamnya terdapat DAK Fisik dan BOKB.
2. Pengalokasian dana BOKB untuk operasional Balai Penyuluhan KB,
operasional distribusi alat dan obat kontrasepsi (alokon), operasional
penggerakan program KKBPK di Kampung KB, operasional pembinaan
program KB bagi masyarakat oleh kader, serta dukungan media KIE dan
manajemen BOKB disusun berdasarkan harga satuan yang tertuang
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.02/2019 tentang
Standar Biaya Masukan (SBM) Tahun Anggaran 2020, sedangkan untuk
harga satuan yang tidak ada dalam SBM maka telah dilakukan
perhitungan perkiraan harga oleh BKKBN berdasarkan harga rata-rata
nasional. Apabila terdapat perbedaan antara SBM Tahun Anggaran 2020
dengan standar biaya yang berlaku dalam ketentuan daerah di
Kabupaten dan Kota maka OPD-KB dapat melakukan penyesuaian pada
volume atau frekuensi kegiatan sesuai dengan harga satuan yang berlaku
di dalam ketentuan daerah, tetapi tidak dapat melakukan realokasi
anggaran antar menu.
3. OPD-KB Kabupaten dan Kota dalam melaksanakan dana BOKB agar
menerbitkan Petunjuk Pelaksanaan BOKB yang berpedoman pada
Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
tentang Petunjuk Teknis BOKB Tahun 2020 dan mengacu pada
ketentuan peraturan perundang-undangan terkait lainnya.
4. OPD-KB Kabupaten dan Kota penerima BOKB membuat Surat Ketetapan
Kepala Daerah tentang Pelaksanaan BOKB berdasarkan petunjuk teknis
BOKB.
5. OPD-KB Kabupaten dan Kota agar melakukan optimalisasi fungsi Balai
Penyuluhan KB sebagai pusat pengendali operasional program KKBPK di
lini lapangan serta dapat meningkatkan pendayagunaan PKB/PLKB
untuk melaksanakan kegiatan prioritas yang mendukung pencapaian
target/sasaran Program KKBPK, baik melalui alokasi BOKB atau APBD.
6. Alokasi anggaran dan kegiatan BOKB dilaksanakan dengan mengacu
pada petunjuk teknis penggunaan BOKB serta memperhatikan berbagai
ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Strategi
Atas dasar kebijakan tersebut, maka telah dirumuskan strategi sebagai
berikut:
1. Peningkatan sinergitas sumber pembiayaan Program KKBPK antara
alokasi APBD Kabupaten dan Kota dengan dana transfer BOKB.
2. Peningkatan kualitas penyusunan Rencana Kerja BOKB oleh OPD-KB
Kabupaten dan Kota dengan melibatkan petugas lapangan (PKB/PLKB,
PPKBD, SubPPKBD), Pengelola Balai Penyuluh, dan Pokja Kampung KB,
serta berkoordinasi dengan Perwakilan BKKBN Provinsi masing-masing.
3. Proses Pelaksanaan kegiatan BOKB oleh OPD-KB Kabupaten dan Kota
mengacu pada Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional tentang Petunjuk Teknis BOKB Tahun 2020 dan peraturan
perundang-undangan lain yang berlaku.
4. Penguatan sinergitas pelaksanaan tugas Tim Pengendali DAK Tingkat
Pusat dan Tingkat Provinsi serta Tingkat Kabupaten dan Kota sejak
perencanaan (termasuk data basis), pelaksanaan, pengendalian,
monitoring, evaluasi dan pelaporan BOKB serta penyampaian laporan
realisasi penyerapan anggaran dan laporan realisasi penggunaan BOKB
secara berkala kepada BKKBN melalui aplikasi MORENA.
5. Peningkatan pemahaman para pengelola dan Tim pengendali DAK tingkat
Kabupaten dan Kota atas petunjuk teknis penggunaan BOKB yang telah
ditetapkan, serta pemahaman atas berbagai ketentuan dan peraturan
perundang-undangan lain yang terkait dengan pengelolaan DAK Nonfisik
(BOKB).
6. Penguatan peran dan fungsi Balai Penyuluhan KB sebagai pusat
pengendali operasional program KKBPK di lini lapangan.
7. Peningkatan koordinasi OPD-KB dengan Badan/Dinas Keuangan Daerah
dan Badan Pengawas Daerah/Inspektur Wilayah Daerah di Kabupaten
dan Kota, meliputi alokasi, penyaluran, pelaksanaan, dan pelaporan.
8. Peran tim pengendali DAK tingkat provinsi untuk pelaksanaan BOKB
antara lain.
a. inventarisasi dan melakukan pembahasan teknis indikasi
kebutuhan/usulan Menu/Sub Menu Kegiatan dengan OPD-KB
untuk perencanaan BOKB (melibatkan OPD-KB Tk Provinsi serta
OPD yang menangani urusan Perencanaan Pembangunan Daerah
Tk. Provinsi dan Kab/Kota);
b. memberikan masukan/usulan Menu/Sub Menu Kegiatan (termasuk
definisi operasional/target/sasaran/output yang diharapkan) yang
sesuai dengan kondisi wilayah;
c. pendampingan kepada OPD-KB Kabupaten/Kota dalam
pemutahiran Data Basis Perencanaan BOKB;
d. melakukan verifikasi Data Basis Perencanaan DAK dari OPD-KB
Provinsi sebelum dikirimkan kepada Pengampu (UKE-2) Menu
Kegiatan;
e. koordinasi/fasilitasi konsultasi OPD-KB Kabupaten/Kota dalam
pelaksanaan BOKB dan memberikan alternative pemecahan
masalah dalam proses pengelolaan DAK;
f. koordinasi dan fasilitasi pelaporan/realisasi BOKB; dan
g. melakukan evaluasi dan monitoring berkala pelaksanaan BOKB
tahun sebelumnya dan inventarisasi permasalahan yang terjadi
pada pelaksanaan tahun berjalan.

PET

UNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
17
BAB III
PROSEDUR PELAKSANAN BOKB
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)
A. Penguatan Koordinasi Pelaksanaan
1. Bupati dan Walikota menetapkan pedoman pengendalian dan
pendistribusian kebutuhan alat dan obat kontrasepsi di daerah
Kabupaten dan Kota mengacu pada Undang-Undang No. 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah Lampiran 1 huruf N.
2. Kepala OPD-KB Kabupaten dan Kota menetapkan pengelola keuangan
BOKB dengan Surat Keputusan Kepala OPD-KB Kabupaten dan Kota.
3. Kepala OPD-KB Kabupaten dan Kota menetapkan Faskes KB penerima
alokon dengan Surat Keputusan Kepala OPD-KB Kabupaten dan Kota.
4. Kepala OPD-KB Kabupaten dan Kota menetapkan Balai Penyuluhan
KB (didukung dengan Surat Keputusan Kepala OPD-KB Kabupaten
dan Kota).
5. Kepala daerah kabupaten dan kota menetapkan suatu wilayah
setingkat desa/kelurahan sebagai kampung KB (didukung dengan
Surat Keputusan Kepala Daerah).
6. Kepala OPD-KB Kabupaten dan Kota menetapkan Petugas Pengolah
Data di Balai Penyuluhan KB, yaitu PKB atau PLKB, atau jika belum
ada Balai Penyuluhannya maka dapat ditunjuk staf OPD-KB untuk
bertanggung jawab di tingkat kecamatan.
7. OPD-KB Kabupaten dan Kota melakukan stock opname di Faskes KB
secara berkala paling sedikit dua kali dalam setahun, serta secara
rutin (triwulanan) melaksanakan evaluasi dan pemantauan terhadap
permintaan dan persediaan Alokon di Faskes KB.
8. Setiap Faskes KB mengajukan usulan kebutuhan alokon ke OPD-KB
Kabupaten dan Kota.
9. OPD-KB Kabupaten dan Kota menganalisis kelayakan usulan
kebutuhan alokon dan melakukan monitoring ketersediaan alat dan
obat kontrasepsi di setiap Faskes KB.
10. Dokumen bukti sebagaimana diatas, wajib disampaikan dan
mendapatkan verifikasi dari BKKBN sebagai pertimbangan
pengalokasian anggaran BOKB tahun berikutnya.
B. Mekanisme Pengelolaan dan Pertanggungjawaban (Keuangan) BOKB dalam
APBD.
Mekanisme pelaksanaan pengelolaan dan pertanggungjawaban anggaran
transfer ke daerah dalam BOKB oleh Pemerintah Daerah berpedoman pada
peraturan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan keuangan
daerah dan Pelaksanaan serta pertanggungjawaban Dana Transfer ke
Daerah dan Dana Desa.
BAB IV
PENGGUNAAN BOKB

BOKB adalah belanja langsung berupa belanja barang dan jasa untuk kegiatan
operasional yang sifatnya mendukung pelayanan publik, terdiri dari:
A. Biaya Operasional Bagi Balai Penyuluhan KB
Biaya Operasional Bagi Balai Penyuluhan KB dengan rincian menu dan urutan
prioritas kegiatan sebagai berikut:
1. Biaya operasional penyuluhan KB:
- Definisi:
Biaya operasional penyuluhan KB adalah biaya yang digunakan
untuk mendukung kegiatan penyuluhan KB dalam rangka
menghasilkan peserta KB baru dan atau peserta ganti cara ke
Metode kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) melalui pertemuan
penyuluhan secara berkelompok minimal 5 (lima) kali maupun
secara individu. Sedangkan selebihnya digunakan untuk sosialisasi
Program KKBPK secara umum.
- Lingkup pembiayaan:
Biaya operasional penyuluhan KB terdiri dari biaya transportasi dan
belanja makanan-minuman (konsumsi) untuk petugas penyuluhan
KB dan/atau masyarakat (calon akseptor), serta honor fasilitator
untuk petugas yang melakukan penyuluhan KB.
- Sasaran:
Calon akseptor yang akan menjadi peserta KB Baru yang dibuktikan
dengan kartu peserta KB baru yaitu kartu status peserta KB
(K/IV/KB/15) dan atau calon peserta ganti cara ke MKJP.
2. Biaya operasional pengolahan data:
- Definisi:
Biaya operasional pengolahan data adalah biaya untuk mendukung
kegiatan pencatatan dan pelaporan data rutin pengendalian
lapangan (dallap) dan pelayanan kontrasepsi (pelkon), kegiatan
pemutakhiran data basis keluarga Indonesia (PBDKI) dan data dasar
Program KKBPK di wilayah kerja Balai Penyuluhan KB dan
rekapitulasi data yang diterima dari kader (PPKBD dan Sub PPKBD)
oleh Petugas yang ditunjuk sebagai Pengolah Data di Balai
Penyuluhan.
- Lingkup Pembiayaan:
Biaya operasional pengolahan data terdiri dari belanja makanan-
minuman (konsumsi) untuk petugas pengolah data dan belanja
langganan jasa internet di Balai Penyuluhan KB.
- Sasaran:
Data rutin pengendalian lapangan (dallap), data pelayanan
kontrasepsi (pelkon), pemutakhiran data basis keluarga Indonesia
(PBDKI), dan data dasar Program KKPBK tingkat desa dan
kecamatan di wilayah kerja Balai Penyuluhan KB.
3. Biaya operasional staff meeting dan rapat teknis:
- Definisi:
Biaya operasional Staff meeting dan rapat teknis adalah biaya
pertemuan untuk mendukung penyusunan rencana kerja dan
evaluasi capaian program KKBPK pada periode tertentu, khususnya
capaian dari kegiatan penyuluhan KB berupa peningkatan kesertaan
ber-KB, pembinaan peserta KB, serta hasil dari sosialisasi program
KKBPK secara umum.
- Lingkup Pembiayaan:
Biaya operasional staff meeting dan rapat teknis terdiri dari belanja
makanan-minuman (konsumsi) untuk petugas dan biaya
transportasi dan honor fasilitator untuk petugas yang memimpin
pertemuan.
- Sasaran:
Pertemuan menghasilkan Rencana Kerja dan evaluasi capaian
program KKBPK pada periode tertentu.
4. Biaya Orientasi Tenaga Lini Lapangan
- Definisi:
Biaya operasional orientasi Tenaga Lini Lapangan adalah biaya
pertemuan yang dilakukan dalam rangka menyampaikan pilihan
materi sebagai berikut : 1) KIE dan Advokasi program KKBPK; 2)
pengelolaan data rutin; 3) pengelolaan keuangan dan manajemen
BOKB; 4) pembinaan peserta KB paska pelayanan kontrasepsi; 5)
pengelolaan data di Rumah Dataku di Kampung KB.

- Lingkup Pembiayaan:
Biaya operasional Orientasi Tenaga Lini Lapangan terdiri dari biaya
transportasi dan belanja makanan-minuman (konsumsi) untuk
peserta serta honor fasilitator untuk petugas yang memberikan
materi.
- Sasaran:
Tenaga Lini Lapangan, termasuk kader, terhadap materi yang
menjadi prioritas di Balai Penyuluhan KB.
5. Biaya Alat Tulis Kantor (ATK):
Adalah biaya yang dipergunakan sebagai dukungan kegiatan di Balai
Penyuluhan KB diantaranya digunakan untuk pembelian ATK,
penggandaan materi/formulir, penjilidan dan/atau fotokopi.
6. Biaya langganan daya dan jasa:
Biaya langganan daya dan jasa adalah biaya untuk membayar listrik
dan/atau telepon, air, serta internet yang dipergunakan di Balai
Penyuluhan KB.
7. Biaya Pemeliharaan, Pramusaji dan Pengamanan Balai Penyuluhan KB:
a. biaya pemeliharaan Balai Penyuluhan KB adalah biaya untuk
mendukung kondisi Balai Penyuluhan KB agar tetap layak
digunakan, diantaranya yaitu pemeliharaan gedung balai
penyuluhan KB dan biaya pemeliharaan sarana dan prasarana
perkantoran; dan
b. biaya Pramusaji dan Pengamanan Balai Penyuluhan
Biaya Pramusaji dan Pengamanan Balai Penyuluhan adalah biaya
untuk membayar honor Jasa Pramusaji dan Satuan Pengamanan
(Satpam) dalam menjaga kebersihan, kenyamanan dan keamanan
Balai Penyuluhan dari gangguan Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat.

B. Biaya Operasional Distribusi Alat dan Obat Kontrasepsi


Biaya Operasional Distribusi Alat dan Obat Kontrasepsi dapat digunakan
untuk:
1. Biaya Bahan Bakar Minyak
Biaya Bahan Bakar Minyak adalah biaya yang digunakan untuk
pembelian bahan bakar kendaraan untuk distribusi alat dan obat
kontrasepsi dari gudang alokon Kabupaten dan Kota ke fasilitas
kesehatan di wilayahnya serta dilampirkan bukti pembelian bahan bakar
yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Biaya Uang transpor
Biaya uang transportasi adalah biaya yang digunakan untuk operasional
petugas dalam rangka pendistribusian alat dan obat kontrasepsi dari
gudang alokon Kabupaten dan Kota ke fasilitas kesehatan di wilayahnya
serta dilampirkan bukti pembayaran yang dapat dipertanggungjawabkan;
3. Biaya makan dan minum (konsumsi).
Biaya konsumsi adalah biaya untuk pembelian makan dan minum
petugas dalam rangka mendukung pendistribusian alat dan obat
kontrasepsi dari gudang alokon Kabupaten dan Kota ke fasilitas
kesehatan di wilayahnya serta dilampirkan bukti yang dapat
dipertanggungjawabkan.
4. Biaya Pengepakan:
Biaya pengepakan adalah biaya untuk petugas pengepakan dalam rangka
mendukung pendistribusian alat dan obat kontrasepsi dari gudang
alokon Kabupaten dan Kota ke fasilitas kesehatan di wilayahnya serta
dilampirkan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.
5. Biaya jasa pengiriman/ekspedisi:
Biaya jasa pengiriman/ekspedisi adalah biaya untuk pengiriman alat dan
obat kontrasepsi dari gudang alokon Kabupaten dan Kota ke fasilitas
kesehatan di wilayahnya dengan menggunakan jasa ekspedisi atau jasa
lainnya serta dilampirkan bukti biaya pengiriman yang dapat
dipertanggungjawabkan.

C. Biaya Operasional Integrasi Program KKBPK


Biaya Operasional Integrasi Program KKBPK dan Program Pembangunan
Lainnya di Kampung KB dapat digunakan untuk:
1. Pertemuan Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB:
- Definisi:
Pertemuan Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB adalah pertemuan
Pokja kampung KB dengan tema prioritas yang mendukung capaian
program KKBPK pada periode tertentu, khususnya untuk
mendiskusikan masalah capaian dari kegiatan penyuluhan KB
sampai dengan terlayaninya pasangan usia subur (PUS) menjadi
peserta KB, capaian dalam program pembangunan keluarga, seperti
pembentukan kelompok-kelompok kegiatan, serta upaya penurunan
angka perkawinan usia anak.
- Lingkup Pembiayaan:
Biaya operasional pertemuan Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB
terdiri dari biaya transportasi dan belanja makanan-minuman
(konsumsi) untuk petugas dan peserta serta honor fasilitator untuk
petugas yang memimpin pertemuan tim Pokja.
- Sasaran:
Peningkatan capaian indikator kinerja program KKBPK di Kampung
KB.
2. Pertemuan forum musyawarah tingkat desa Kampung KB:
- Definisi:
Pertemuan Forum Musyawarah Tingkat Desa Kampung KB adalah
pertemuan antara tokoh masyarakat, Petugas Lapangan, Kepala
Desa dan Pokja Kampung KB yang membicarakan hal-hal terkait
upaya pencapaian program KKBPK pada periode tertentu.
- Lingkup Pembiayaan:
Biaya operasional pertemuan Forum Musyawarah Tingkat Desa
Kampung KB terdiri dari biaya transportasi dan belanja makanan-
minuman (konsumsi) untuk petugas dan peserta serta honor
fasilitator untuk petugas yang memimpin pertemuan forum
musyawarah tingkat desa.
- Sasaran:
Peningkatan partisipasi masyarakat di Kampung KB untuk
membantu mencapai indikator kinerja program KKBPK.
3. Lokakarya mini Program KKBPK tingkat desa dan kecamatan di Kampung
KB:
- Definisi:
Lokakarya mini Program KKBPK tingkat kecamatan/desa di
kampung KB adalah kegiatan pertemuan yang mengangkat tema
prioritas Pemberdayaan Masyarakat, dengan pilihan materi prioritas
nasional yang disesuaikan dengan kondisi/kebutuhan wilayah,
antara lain: 1) Pemberdayaan masyarakat dalam hal pemberdayaan
ekonomi keluarga, 2) Pemberdayaan masyarakat dalam mendukung
pencegahan stunting melalui pengasuhan 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK), 3) Pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan
kualitas SDM remaja dan pembangunan karakter (penyiapan
perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja), 4) Pemberdayaan
masyarakat dalam melaksanakan 7 (tujuh) Dimensi Lansia Tangguh.
- Lingkup Pembiayaan:
Biaya operasional lokakarya mini Program KKBPK tingkat
kecamatan/desa Kampung KB terdiri dari biaya transportasi dan
belanja makanan-minuman (konsumsi) untuk petugas dan peserta
serta honor fasilitator untuk petugas yang memimpin kegiatan
lokakarya mini.
- Sasaran:
Masyarakat desa di Kampung KB dan masyarakat di lingkup
kecamatan.
4. Operasional ketahanan keluarga berbasis kelompok kegiatan di Kampung
KB (fokus pro PN 2020)
- Definisi:
Operasional ketahanan keluarga berbasis Kelompok Kegiatan
(poktan) di Kampung KB adalah kegiatan di Kelompok-kelompok
Kegiatan dalam rangka capaian program pro PN 2020 di kampung
KB, yaitu 1) pencegahan stunting melalui pengasuhan 1000 HPK, 2)
peningkatan kualitas SDM remaja dan pembangunan karakter
(penyiapan perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja), dan 3)
Pelaksanaan 7 (tujuh) Dimensi Lansia Tangguh.
- Lingkup pembiayaan:
Biaya operasional ketahanan keluarga berbasis Kelompok Kegiatan
(poktan) di Kampung KB terdiri dari biaya transportasi dan belanja
makanan-minuman (konsumsi) untuk petugas dan peserta serta
honor fasilitator untuk yang memimpin pertemuan poktan.
- Sasaran:
Keluarga yang memiliki anak usia 0-24 bulan; 2) Remaja usia 10-24
tahun yang belum menikah; 3) Keluarga yang memiliki remaja usia
10-24 tahun yang belum menikah; 4) Keluarga yang memiliki lansia
dan lansia.

5. Operasional Pencegahan Stunting:


- Definisi:
Operasional Pencegahan Stunting di Kampung KB adalah kegiatan
yang dilakukan dalam rangka pencegahan stunting di kampung KB
melalui kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB).
- Lingkup pembiayaan:
Biaya operasional Pencegahan Stunting terdiri dari biaya
transportasi dan belanja makanan-minuman (konsumsi) untuk
petugas dan peserta serta honor fasilitator untuk petugas yang
memimpin pertemuan.
- Sasaran:
Meningkatnya peserta KB dari keluarga yang memiliki anak usia di
bawah 2 tahun dan menurunnya prevalensi stunting di Kampung
KB.
6. Operasional orientasi kader di Kampung KB Percontohan
- Definisi:
Operasional orientasi kader di Kampung KB Percontohan adalah
kegiatan orientasi yang dilakukan dalam rangka menyampaikan
pilihan materi sebagai berikut:
1) KIE dan Advokasi program KKBPK bagi kader.
2) Pengelolaan data keluarga di desa.
3) Pengelolaan keuangan dan manajemen BOKB.
4) Pembinaan peserta KB paska pelayanan kontrasepsi.
5) Pengelolaan data di rumah dataku di Kampung KB.
- Lingkup pembiayaan:
Biaya operasional orientasi kader di Kampung KB Percontohan
terdiri dari biaya transportasi dan belanja makanan-minuman
(konsumsi) untuk peserta serta honor fasilitator untuk petugas
Penyuluh KB atau Petugas Lapangan KB yang memberikan materi.
- Sasaran:
Kader (seperti: PPKBD dan atau Sub PPKBD) di Kampung KB.

D. Operasional Pembinaan Program KKBPK Bagi Masyarakat Oleh Kader (PPKBD


dan Sub PPKBD):
1. Biaya persiapan Program KKBPK berbasis data oleh kader
- Definisi:
Persiapan Program KKBPK berbasis data oleh kader adalah kegiatan
kompilasi/penghimpunan data oleh kader (PPKBD dan Sub PPKBD)
secara berkala 3 bulanan berupa pemetaan data dasar program
KKBPK di tingkat desa/kelurahan yang akan dipergunakan oleh
kader dalam memudahkan penentuan sasaran kerja di desa. Data
tersebut juga sebagai laporan hasil kegiatan kader kepada
PKB/PLKB, yang selanjutnya diteruskan ke bidang yang menangani
data di OPD-KB Kabupaten dan Kota untuk dipadukan dengan
Sistem Informasi Keluarga (SIGA) dan pembuatan Geospasial
Information System (GIS) Desa. Kompilasi/penghimpunan data oleh
kader mengacu pada formulir yang telah ditetapkan sebagaimana
terlampir dalam Juknis BOKB ini.
- Lingkup pembiayaan:
Biaya persiapan Program KKBPK berbasis data oleh kader terdiri dari
honor yang diberikan kepada Kader PPKBD dan Sub PPKBD, dapat
dilakukan secara berkala 3 bulanan dan disesuaikan dengan jumlah
kader (PPKBD atau Sub PPKBD) di masing-masing desa/kelurahan.
- Sasaran:
Tersedianya data dasar program KKBPK di tingkat desa/kelurahan
yang dimiliki dan dapat digunakan oleh kader (PPKBD dan Sub
PPKBD).
2. Biaya pelaksanaan KIE oleh Kader
- Definisi:
Pelaksanaan KIE oleh Kader adalah kegiatan penyuluhan Program
KKBPK di desa/kelurahan bagi masyarakat setempat oleh kader
(PPKBD dan Sub PPKBD).
- Lingkup pembiayaan:
Biaya pelaksanaan KIE oleh Kader berupa honor yang sifatnya
dukungan dan diberikan kepada Kader (PPKBD dan Sub PPKBD) dan
disesuaikan dengan jumlah kader (PPKBD atau Sub PPKBD) di
masing-masing desa/kelurahan.
- Sasaran:
Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat di
desa/kelurahan tentang Program KKBPK di wilayah binaan kader
(PPKBD dan Sub PPKBD).
E. Biaya Dukungan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dan Manajemen:
1. Dukungan Media KIE:
- Definisi:
Dukungan media KIE adalah pengembangan berbagai media cetak
(poster, factsheet, umbul-umbul, leaflet, stiker, spanduk, standing
banner) dan media elektronik untuk membantu kegiatan KIE atau
penyuluhan dengan pesan inti program KKBPK yang disesuaikan
dengan kearifan budaya lokal. Spesifikasi media cetak terlampir.
- Lingkup Pembiayaan:
Biaya Dukungan Media KIE berupa biaya untuk penyediaan
dan/atau pengadaan dan/atau perbanyakan media cetak dan media
elektronik untuk membantu pelaksanaan KIE atau penyuluhan
program KKBPK.
- Sasaran:
Tersedianya media cetak dan media elektronik untuk pelaksanaan
KIE atau penyuluhan program KKBPK.
2. Dukungan Manajemen:
Dukungan manajemen adalah dukungan terhadap pengelolaan dana
BOKB yang didalamnya mencakup:
a. honorarium pengelola keuangan BOKB di OPD-KB Kabupaten dan
Kota;
b. dukungan administrasi, seperti ATK, penggandaan materi, dan/atau
penjilidan;
c. rapat-rapat/pertemuan koordinasi, sosialisasi dan perencanaan bagi
Pengelola Program KKBPK di Kabupaten dan Kota, serta monitoring
dan evaluasi dari Kecamatan ke Kabupaten dan Kota dan/atau
sebaliknya; dan
d. pembinaan administrasi pengelolaan program dan anggaran oleh
OPD-KB Kabupaten dan Kota di Balai Penyuluhan KB dan Kampung
KB serta Kader kelompok kegiatan.
- Definisi:
Biaya pembinaan administrasi pengelolaan program dan
anggaran oleh OPD-KB Kabupaten dan Kota adalah biaya untuk
pertemuan dalam rangka pembinaan di Balai Penyuluhan KB,
Kampung KB, dan Poktan.
- Lingkup pembiayaan:
Biaya pembinaan administrasi pengelolaan program dan
anggaran oleh OPD-KB Kabupaten dan Kota berupa perjalanan
dinas dalam kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh
pejabat/staf dari OPD-KB.
- Sasaran:
Meningkatnya kualitas pengelolaan program dan anggaran
BOKB di Kecamatan dan Desa oleh OPD-KB Kabupaten dan
Kota
BAB V
PELAPORAN

Pemerintah Daerah menyampaikan laporan realisasi dana BOKB kepada


Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK)
dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Laporan
terdiri atas:
a. laporan realisasi penyerapan dana; dan
b. laporan realisasi penggunaan dana.

1. Mekanisme Penyampaian Laporan


Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud disertai dengan rekapitulasi
SP2D penyaluran Dana BOKB, disampaikan dalam bentuk dokumen fisik
(hardcopy) dan/ atau dokumen elektronik (softcopy) melalui aplikasi
disampaikan kepada Kementerian Keuangan sebagai syarat penyaluran.
OPDKB menyampaikan Laporan ke Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional melalui Sistem Pelaporan Perencanaan Monitoring dan
Evaluasi DAK sub bidang KB (MORENA) secara triwulan, dengan mekanisme
sebagai berikut:
a. Kepala daerah menyampaikan laporan realisasi penyerapan dan realisasi
penggunaan dana BOKB serta rekapitulasi SP2D kepada Menteri
Keuangan cq Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan dan Kepala
BKKBN sesuai mekanisme pelaporan dalam Peraturan Menteri Keuangan
(PMK) Nomor 48/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Alokasi
Khusus Nonfisik;
b. OPD-KB Kabupaten dan Kota menyampaikan laporan realisasi
penyerapan dan realisasi penggunaan BOKB kepada BKKBN melalui
Sistem Pelaporan Perencanaan Monitoring dan Evaluasi DAK sub bidang
KB (MORENA) berdasarkan hasil rekonsiliasi dengan Kepala
Biro/Badan/Dinas Pengelola Keuangan Daerah paling lambat 10
(sepuluh) hari setelah triwulan pelaporan berakhir;
c. Tim pengendali DAK perwakilan BKKBN Provinsi melakukan validasi dan
verifikasi atas laporan realisasi pada butir 2 (dua) paling lambat 5 (lima)
hari setelah laporan diterima;
d. Tim pengendali DAK tingkat Pusat c.q Biro Keuangan dan Pengelolaan
BMN melakukan analisa atas laporan yang diterima untuk dilaporkan
kepada Kepala BKKBN.

2. Formulir Penyusunan Laporan


Formulir penyampaian laporan, disesuaikan dengan Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) Nomor 48/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Alokasi
Khusus Nonfisik serta formulir pelaporan BOKB pada Sistem Pelaporan
Perencanaan Monitoring dan Evaluasi DAK sub bidang KB (MORENA).
Formulir laporan realisasi penyerapan dana diisi dan ditandatangani oleh
Kepala Biro/Badan/Dinas pengelola keuangan Daerah, sedangkan laporan
realisasi penggunaan dana diisi dan ditandatangani oleh Kepala OPDKB.
Petunjuk Pengisian
1 Diisi nama kabupaten/kota.
2 Diisi tahun anggaran.
3 Diisi tahap berkenaan.
4 Diisi oleh Kepala Biro/Badan/Dinas Pengelola Keuangan.
Diisi sesuai dengan jumlah sisa dana BOKB di RKUD yang
5 belum digunakan pada tahun anggaran sebelumnya.
Diisi sesuai dengan jumlah transfer Dana BOKB dari Rekening
6 Kas Negara ke Rekening Kas Umum Daerah pada tahap I.
Diisi sesuai dengan jumlah transfer Dana BOKB dari Rekening
7 Kas Negara ke Rekening Kas Umum Daerah pada tahap II.
Diisi sesuai dengan jumlah keseluruhan Dana BOKB yang
disalurkan dari Rekening Kas Negara ke RKUD sampai dengan
8 tahap akhir laporan.
Diisi sesuai dengan jumlah keseluruhan Dana BOKB yang
9 terdapat Rekening Kas Umum Daerah.
10 Diisi jumlah penyaluran BOKB tahap I.
Jumlah ini harus sama dengan jumlah yang tercantum pada
Daftar SP2D yang diterbitkan untuk penyaluran BOKB Tahun
Anggaran berkenaan pada tahap I.
11 Diisi jumlah penyaluran BOKB tahap II.
Jumlah ini harus sama dengan jumlah yang tercantum pada
Daftar SP2D yang diterbitkan untuk penyaluran BOKB Tahun
Anggaran berkenaan pada tahap II.
Diisi jumlah kumulatif penyaluran BOKB melalui SP2D
12 Kabupaten/Kota s.d. tahap akhir laporan.
Diisi dengan jumlah dana BOKB yang tidak terpakai dan
13 dikembalikan ke RKUD.
Diisi jumlah kumulatif penyaluran BOKB s.d. tahap
berkenaan dikurangi dengan jumlah dana BOKB yang tidak
14 terpakai dan yang dikembalikan ke RKUD.
Diisi jumlah kumulatif realisasi penyaluran BOKB setelah
dikurangi Pengembalian ke RKUD dibagi denganjumlah
penerimaan dari RKUN s.d. tahap I atau II di tam bah dengan
15 Sisa BOKB di RKUD Tahun sebelumnya.
16 Diisi jumlah sisa Dana BOKB tahap I dan/ atau tahap II.
17 Diisi tempat dibuatnya laporan.
18 Diisi tanggal dibuatnya laporan.
19 Diisi nama jabatan.
20 Diisi tanda tangan asli dan stempel basah.
21 Diisi nama lengkap dan NIP penandatangan laporan
Petunjuk Pengisian
BAB VI
PEMANTAUAN DAN EVALUASl

Pemantauan dan evaluasi penggunaan dana BOKB dilakukan secara berjenjang


dari BKKBN ke OPD-KB Kabupaten dan Kota oleh tim pengendali DAK tingkat
Pusat dan Provinsi.
A. Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Dana BOKB dimaksudkan untuk
memastikan:
1. Kesesuaian antara usulan kegiatan dan rencana kerja yang telah disusun
melalui Sistem Pelaporan Perencanaan Monitoring dan Evaluasi DAK sub
bidang KB (MORENA).
2. Kesesuaian waktu pelaksanaan, lokasi dan sasaran dengan perencanaan.
Memastikan pemanfaatan dana BOKB sesuai dengan tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan dalam Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOKB.
3. Memberikan masukan untuk penyempurnaan kebijakan penggunaan
dana BOKB dari aspek: perencanaan, pengalokasian anggaran, dan
pemanfaatan dana BOKB ke depan.
4. Hasil evaluasi menjadi dasar pertimbangan alokasi tahun berikutnya.
B. Tata cara dan waktu pemantauan dan evaluasi penggunaan dana BOKB,
sebagai berikut:
1. Reviu Laporan Reviu laporan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menelaah data dan informasi berdasarkan laporan realisasi penyerapan
dan penggunaan dana BOKB semesteran dari OPD-KB Kabupaten dan
Kota. Review laporan dilakukan setelah laporan semesteran diterima dari
OPD-KB Kabupaten dan Kota.
2. Kunjungan Lapangan Kunjungan lapangan merupakan kegiatan
pemantauan yang dilakukan secara langsung dan bertujuan untuk
mengetahui informasi yang lebih rinci berkaitan dengan perkembangan
penggunaan dana BOKB di OPD-KB Kabupaten dan Kota. Kunjungan
lapangan dilaksanakan secara berkala dan terpadu, untuk
mengidentifikasikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam
pelaksanaannya di lapangan.
3. Forum koordinasi Forum koordinasi bertujuan untuk menindaklanjuti
hasil review laporan dan/atau kunjungan lapangan. Forum koordinasi
dilaksanakan secara berkala oleh tim pengendali DAK tingkat pusat dan
tim pengendali DAK tingkat provinsi, serta dapat mengikutsertakan
pemangku kepentingan apabila terdapat permasalahan yang bersifat
khusus.
C. Mekanisme Pemantauan BOKB
Dalam melakukan pemantauan perlu melakukan mekanisme:
1. Tim Pengendalian DAK Sub Bidang KB tingkat Pusat secara berkala
melakukan pemantauan pelaksanaan BOKB ke Provinsi dan Kabupaten
dan Kota dan melaporkan hasilnya kepada Kepala BKKBN.
2. Tim Pengendali DAK Sub Bidang KB Provinsi secara berkala melakukan
pemantauan pelaksanaan BOKB ke Kabupaten dan Kota dan melaporkan
hasilnya kepada Tim Pengendalian DAK sub bidang KB Pusat.
3. Tim Pengendali DAK Sub Bidang KB Kabupaten dan secara berkala
melakukan pemantauan pelaksanaan BOKB ke kecamatan dan desa
serta melaporkan hasilnya kepada Sekretaris Daerah Kabupaten dan
Kota.
D. Evaluasi BOKB
Evaluasi secara umum merupakan proses identifikasi atau mengumpulkan
informasi mengenai kinerja untuk mengukur/menilai apakah kinerja kegiatan
yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan atau tujuan yang ingin
dicapai. Hasil evaluasi (informasi yang didapat dari proses evaluasi) BOKB
dapat dipergunakan sebagai kajian dalam upaya peningkatan kinerja
dikemudian hari serta dapat dipergunakan sebagai acuan dalam
mengembangkan alternatif strategi kegiatan/penyelenggaraan BOKB kedepan.
Evaluasi BOKB dilakukan dalam 2 (dua) lingkup utama, yaitu lingkup
perencanaan dan lingkup pelaksanaan, yang dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Lingkup Perencanaan;
Evaluasi dari sisi perencanaan kegiatan (menu dan sub menu) yang akan
dilaksanakan di Tk, Kabupaten dan Kota. Hal ini meliputi:
a. kesesuaian kegiatan (menu dan sub menu) yang direncanakan
dengan Program/Kegiatan Prioritas Nasional dan kesesuaian
kegiatan dari sisi kewenangan Pemerintah Daerah;
b. tingkat pemahaman pengelola BOKB Kabupaten dan Kota terhadap
kegiatan yang direncanakan dan perencanaan jadwal pelaksanakan
kegiatan oleh pengelola BOKB;
c. kesesuaian Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) BOKB yang disusun oleh
Kabupaten dan Kota dengan Juknis BOKB; dan
d. Peran Tim pengendali DAK dan Badan/Dinas Keuangan Daerah
dalam proses perencanaan BOKB di Daerah.
2. Lingkup Pelaksanaan;
Evaluasi dari sisi pelaksanaan BOKB di Kabupaten dan Kota yang akan
dilaksanakan meliputi:
a. kesesuaian pelaksanaan kegiatan (menu dan sub menu) oleh
pengelola BOKB di Kabupaten dan Kota dengan kegiatan yang diatur
dalam Juknis dan Juklak BOKB;
b. evaluasi atas realisasi pelaksanaan kegiatan dengan jadwal rencana
kerja yang disusun dalam Juklak BOKB Kabupaten dan Kota;
c. kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan pelaporan BOKB,
terutama terkait dengan ketepatan dan kelengkapan pelaporan baik
melalui Aplikasi Morena maupun Aplikasi ALADIN; dan
d. evaluasi terhadap koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan
kegiatan BOKB oleh OPD-KB Kabupaten dan Kota, termasuk
koordinasi antara OPD-KB dengan Bappeda, Inspektorat Daerah,
dan Dinas/OPD terkait lainnya di tingkat Kabupaten dan Kota.
BAB VII
PENUTUP

Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana merupakan urusan


pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar dan
kewenangannya secara konkuren terbagi menjadi kewenangan pusat, provinsi,
kabupaten dan kota, tetapi untuk membantu penyelenggaraan Urusan
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana tersebut di tingkat Kabupaten
dan Kota, maka dialokasikan DAK Nonfisik dalam bentuk Bantuan Operasional
Keluarga Berencana (BOKB) yang dapat digunakan pada tataran operasional
kegiatan prioritas di tingkat lini lapangan (Kabupaten dan Kota, Kecamatan,
serta Desa/Kelurahan). BOKB bersifat bantuan dan diharapkan dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk upaya pencapaian target/sasaran Program
KKBPK yang telah ditetapkan di dalam RPJMN dan Renstra BKKBN TA 2020-
2024, serta untuk membantu pelaksanaan kegiatan operasional Program KKBPK
yang dapat disinergikan dengan berbagai kegiatan operasional lain yang
dialokasikan dari APBD dan dana transfer lainnya sesuai dengan
kewenangannya.
Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana
(BOKB) ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan (menu dan sub
menu) yang dialokasikan, diantaranya; pembiayaan operasional Balai
Penyuluhan KB di kecamatan, pendistribusian alat dan obat kontrasepsi ke
seluruh Faskes KB, operasional integrasi program KKBPK di Kampung KB,
Operasional pembinaan Program KB bagi masyarakat oleh kader (PPKBD dan
Sub PPKBD) dan dukungan media KIE dan manajemen. Selanjutnya dalam
penerapannya setiap daerah yang menerima Bantuan Operasional KB wajib
mengacu dan menindaklanjuti Petunjuk Teknis ini dengan menerbitkan
Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala OPD-
KB Kabupaten dan Kota.
Dalam pelaksanaannya dukungan dana BOKB agar disinergikan dengan
pendanaan yang bersumber dari APBD dan sumber dana lainnya yang sah
sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Apabila
dikemudian hari terjadi perubahan kebijakan yang berkaitan dengan dana
BOKB maka akan dilakukan penyesuaian dan penyempurnaan pada
penyusunan pedoman penggunaan dana BOKB selanjutnya.
Spesifikasi Teknis Media KIE

Definisi Kegiatan Media KIE (media cetak) :


Biaya dukungan media KIE adalah biaya untuk pemenuhan media cetak (poster,
factsheet, umbul-umbul, leaflet, stiker, spanduk, standing banner) dengan
materi pesan inti program KKBPK yang disesuaikan dengan kearifan budaya
lokal.

Poster
Ukuran 60cm x 70cm
Pembagian berdasarkan tinggi Poster. 1/3 bagian untuk tagline, logo BKKBN
dan akun media sosial. 2/3 bagian lagi untuk visual dan headline.

MATERI KIE SESUAI KEARIFAN LOKAL

RUANG UNTUK

TAMBAHAN MATERI KIE

(BILA DIPERLUKAN)
Fact Sheet
Ukuran A4

MATERI KIE SESUAI


KEARIFAN LOKAL

MATERI KIE SESUAI


KEARIFAN LOKAL
Umbul-Umbul
Ukuran 90cm x 500cm
Pembagian berdasarkan tinggi Umbul-Umbul. 1/4 bagian untuk tagline, logo
BKKBN dan akun media sosial. 3/4 bagian lagi untuk visual dan headline.

MATERI KIE
SESUAI
KEARIFAN
LOKAL
Leaflet / Brosur
Ukuran A4 Lipat 3
Pembagian berdasarkan tinggi Brosur. 1/4 bagian untuk tagline, logo BKKBN
dan akun media sosial. 3/4 bagian lagi untuk visual dan headline.

MATERI KIE SESUAI KEARIFAN


LOKAL
Spanduk
Ukuran 500cm x 90cm
Ukuran 500cm x 90cm Pembagian berdasarkan panjang spanduk. 1/3 bagian
untuk tagline, logo BKKBN dan akun media sosial. 2/3 bagian lagi untuk visual
dan headline.

MATERI KIE SESUAI


KEARIFAN LOKAL
Standing Banner
Ukuran 150cm x 200cm

MATERI KIE SESUAI KEARIFAN LOKAL

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal …
R/I/PUS/BOKB/19

REGISTER PEMBINAAN PUS DAN PESERTA KB BAGI SELURUH KELUARGA

Kode Wilayah
1. NAMA KADER : …………………………………… Propinsi : ..................

2. NAMA PKB/PLKB YANG BERTANGGUNGJAWAB : …………………………………… Kab/Kota : ..................

3. TAHUN : …………………………………… Kecamatan : ..................

Desa/Kelurahan : ..................

Dusun/RW : ....

RT : ....

PASANGAN USIA SUBUR HASIL PEMBINAAN PUS DAN KESERTAAN BER-KB MENURUT TEMPAT PELAYANAN DAN STATUS PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

SUAMI ISTERI TRIWULAN I (MARET) TRIWULAN II (JUNI) TRIWULAN III (SEPTEMBER) TRIWULAN IV (DESEMBER)

NO PESERTA Peserta JKN Peserta JKN Peserta JKN Peserta JKN


UMUR ANAK JAMINAN KESERTAAN
UMUR ISTERI JUMLAH ANAK
TERKECIL KESEHATAN BER-KB
NIK NAMA NIK NAMA NASIONAL
PBI Bukan PBI PBI Bukan PBI PBI Bukan PBI PBI Bukan PBI

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

1. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS)


2. Jumlah Peserta KB Aktif
a. IUD (I) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
b. MOW (MOW) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
c. MOP (MOP) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
d. KONDOM (K) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
e. IMPLAN (IP) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
f. SUNTIK (S) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
g. PIL (P) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
3. Jumlah Pasangan Usia Subur bukan Peserta KB
a. Hamil (H)
b. Ingin Anak Segera (IAS)
c. Ingin Anak Ditunda (IAT)
d. Tidak Ingin Anak Lagi (TIAL)

PARAF KETUA PPKBD/SUBPPKBD

PARAF PKB/PLKB
R/I/PUS/BOKB/19

REGISTER PEMBINAAN PUS DAN PESERTA KB BAGI SELURUH KELUARGA

Kode Wilayah
1. NAMA KADER : …………………………………… Propinsi : ..................

2. NAMA PKB/PLKB YANG BERTANGGUNGJAWAB : …………………………………… Kab/Kota : ..................

3. TAHUN : …………………………………… Kecamatan : ..................

Desa/Kelurahan : ..................

Dusun/RW : ....

RT : ....

HASIL PEMBINAAN PUS DAN KESERTAAN BER-KB MENURUT TEMPAT PELAYANAN DAN STATUS PESERTA
PASANGAN USIA SUBUR
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

TRIWULAN III
SUAMI ISTERI TRIWULAN I (MARET) TRIWULAN II (JUNI) TRIWULAN IV (DESEMBER)
(SEPTEMBER)

NO PESERTA Peserta JKN Peserta JKN Peserta JKN Peserta JKN


UMUR JUMLAH UMUR ANAK JAMINAN KESERTAAN
ISTERI ANAK TERKECIL KESEHATAN BER-KB
NIK NAMA NIK NAMA NASIONAL
PBI Bukan PBI PBI Bukan PBI PBI Bukan PBI PBI Bukan PBI

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

1 123xxxxxxxx Irce Cenrana 123xxxxxxxxxx Anton Taning 39 2 5 x TIAL _ _ _ _ _ _ _ _

2 123xxxxxxxx Erni 123xxxxxxxxxx Rocky Koesbin 49 3 7 x P _ _ _ _ _ _ _ _

3 123xxxxxxxx Ellyana 123xxxxxxxxxx Ardi Koesbin 31 2 4 Bukan PBI _ _ _ _

4 123xxxxxxxx Yanti 123xxxxxxxxxx Kurnia 46 3 8 PBI S IP _ IP _ IP _ IP _

5 123xxxxxxxx Murniati 123xxxxxxxxxx Irwan K 23 1 2 PBI IAS H _ H _ H _ H _

6 123xxxxxxxx Lusian Chananta 123xxxxxxxxxx Tjong Tjeng Jep 41 3 6 PBI P P _ P _ P _ P _

7 123xxxxxxxx Dharmawati 123xxxxxxxxxx Muh. Indra 37 2 2 PBI S S _ S _ S _ S _

8 123xxxxxxxx Hj. Seniwati 123xxxxxxxxxx Drs. H Hatta PR 44 3 8 Bukan PBI _ _ _ _

9 123xxxxxxxx Tjiang Fui Tjie 123xxxxxxxxxx Ming Cung (Rusli) 46 3 8 Bukan PBI _ _ _ _

10 123xxxxxxxx St. Alang 123xxxxxxxxxx Irwan 40 3 7 PBI P S _ S _ S _ S _

11 123xxxxxxxx Siah 123xxxxxxxxxx Siong 40 3 6 PBI IP IP _ IP _ IP _ IP _

12 123xxxxxxxx Ulfah 123xxxxxxxxxx Syamsul Bahri 38 2 7 x _ _ _ _ _ _ _ _

13 123xxxxxxxx Warsih 123xxxxxxxxxx Wardi 34 3 5 Bukan PBI _ _ _ _

14 123xxxxxxxx Minahukas 123xxxxxxxxxx Baharuddin S 40 3 9 x _ _ _ _ _ _ _ _

15 123xxxxxxxx Rosnawati 123xxxxxxxxxx Kamaruddin S 29 3 3 Bukan PBI _ _ _ _

16 123xxxxxxxx Indriana 123xxxxxxxxxx Aras 28 2 5 Bukan PBI _ _ _ _

17 123xxxxxxxx Rukiyah 123xxxxxxxxxx Muh. Ridwan 38 2 6 PBI IAT IAT _ IAT _ IAT _ IAT _

18 123xxxxxxxx Uzye Herawati 123xxxxxxxxxx Nasaruddin 31 3 5 x IAT _ _ _ _ _ _ _ _

19 123xxxxxxxx Zaenab 123xxxxxxxxxx Syaripuddin 40 2 6 PBI IAS IAS _ IAS _ IAS _ IAS _

20 123xxxxxxxx Sabina 123xxxxxxxxxx Hasrul Halman 42 3 7 PBI TIAL TIAL _ TIAL _ TIAL _ TIAL _

21 123xxxxxxxx Naiman 123xxxxxxxxxx Sunarjo 25 3 3 x _ _ _ _ _ _ _ _

22 123xxxxxxxx Unda 123xxxxxxxxxx Nuramin 29 2 4 x _ _ _ _ _ _ _ _

23 123xxxxxxxx Suria 123xxxxxxxxxx Najamuddin 33 2 5 x _ _ _ _ _ _ _ _

24 123xxxxxxxx Jasita 123xxxxxxxxxx Sensus Arip 44 2 8 x _ _ _ _ _ _ _ _

1. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS)


2. Jumlah Peserta KB Aktif
a. IUD (I) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
b. MOW (MOW) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
c. MOP (MOP) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
d. KONDOM (K) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
e. IMPLAN (IP) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
f. SUNTIK (S) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
g. PIL (P) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
3. Jumlah Pasangan Usia Subur bukan Peserta KB
a. Hamil (H)
b. Ingin Anak Segera (IAS)
c. Ingin Anak Ditunda (IAT)
d. Tidak Ingin Anak Lagi (TIAL)

PARAF KETUA PPKBD/SUBPPKBD

PARAF PKB/PLKB
Keterangan Cara Pengisian Formulir : R/I/PUS/BOKB/19

A. Data Kader
1 Nama Kader : Diisi dengan nama kader PPKBD/SubPPKBD dengan huruf cetak
2 Nama PKB/PLKB : Diisi dengan nama PKB/PLKB dengan huruf cetak
3 Tahun : Diisi dengan tahun saat mengisi R/I/PUS/DAK/19
4 Provinsi : Diisi nama Provinsi dengan huruf cetak dan untuk kode Provinsi diisi oleh PKB/PLKB
sesuai dengan kode Kemendagri

5 Kabupaten/Kota : Diisi nama Kabupaten/Kota dengan huruf cetak dan untuk kode Kabupaten/Kota diisi oleh
PKB/PLKB sesuai dengan kode Kemendagri

6 Kecamatan : Diisi nama Kecamatan dengan huruf cetak dan untuk kode Kecamatan diisi oleh
PKB/PLKB sesuai dengan kode Kemendagri

7 Desa/Kelurahan : Diisi nama Desa/Kelurahan dengan huruf cetak dan untuk kode Desa/Kelurahan diisi oleh
PKB/PLKB sesuai dengan kode Kemendagri

8 RW/Dusun : Diisi dengan RW/Dusun tempat pembinaan PUS dan Peserta KB


9 RT : Diisi dengan RT tempat pembinaan PUS dan Peserta KB

B. Data Tabel
1 Nomor Kolom 1 : Diisi dengan angka yang menunjukkan nomor urut PUS yang ada di wilayah Kelompok KB
yang bersangkutan, dimulai dengan nomor urut 1 sampai dengan jumlah terakhir, baik
yang menjadi peserta KB maupun yang bukan Peserta KB

2 NIK dan Nama Suami Kolom 2 : Diisi dengan NIK dan Nama suami dari istri yang bersangkutan
3 NIK dan Nama Istri Kolom 3 : Diisi dengan NIK dan nama istri yang bersangkutan
4 Umur Istri Kolom 4 : Diisi dengan angka yang menunjukkan umur istri yang bersangkutan.
5 Jumlah Anak Kolom 5 : Diisi dengan angka yang menunjukkan jumlah anak yang bersangkutan

6 Umur Anak Terkecil Kolom 6 : Diisi dengan angka yang menunjukkan umur anak terkecil dari yang bersangkutan

7 Peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kolom 7 : Diisi dengan tulisan PBI apabila PUS yang bersangkutan merupakan peserta Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) dan Penerima Bantuan Iuran (PBI), diisi dengan tulisan Bukan
PBI apabila PUS yang bersangkutan merupakan peserta Jaminan Kesehatan nasional
(JKN) dan Bukan Penerima Bantuan Iuran (PBI) serta diisi dengan tanda silang (X) apabila
PUS yang bersangkutan bukan peserta Jaminan Kesehatan nasional (JKN)

8 Kesertaan Ber-KB Kolom 8 : Diisi dengan status kesertaan ber-KB, jika PUS yang bersangkutan peserta KB diisi kode
metode kontrasepsi sesuai dengan metode kontrasepsi yang digunakan oleh PUS
bersangkutan (IUD = I, MOW= OW, MOP= OP, Kondom= K, Implan= IP, Suntik= S, Pil=P)
dan sesuai kode tempat pelayanannya ( jika tempat pelayanan di swasta kode metode
kontrasepsinya dilingkari dan jika di pemerintah kode metode kontrasepsinya tidak
dilingkari ). Bagi PUS yang tidak ber-KB diisi dengan kode sesuai dengan kondisinya
(Hamil=H, Ingin Anak Segera=IAS, Ingin Anak Ditunda=IAT, Tidak Ingin Anak Lagi=TIAL)
pada kolom seluruh tahapan keluarga. Diisi tanda silang (x) apabila PUS yang
bersangkutan bukan peserta Jaminan Kesehatan nasional (JKN)

9 Hasil Pembinaan Kesertaan Ber KB Kolom 9-16 Diisi dengan kode metode kontrasepsi sesuai dengan metode kontrasepsi yang digunakan
oleh PUS bersangkutan (IUD = I, MOW= OW, MOP= OP, Kondom= K, Implan= IP,
Suntik= S, Pil=P), Bagi PUS yang tidak ber-KB diisi dengan kode sesuai dengan
kondisinya (Hamil=H, Ingin Anak Segera=IAS, Ingin Anak Ditunda=IAT, Tidak Ingin Anak
Lagi=TIAL). Pada kolom peserta Jaminan Kesehatan Nasional.
Apabila PUS yang bersangkutan merupakan peserta Jaminan Kesehatan Nasional, maka
kode metode kontrasepsi diisi juga pada kolom sesuai dengan status penerima bantuan
iuran atau bukan penerima bantuan iuran.
10 Baris Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Kolom 9-16 : Diisi dengan angka yang menunjukkan jumlah Pasangan Usia Subur yang ada di wilayah
binaan Kelompok KB

11 Baris Jumlah Peserta KB Aktif Kolom 9-16 : Diisi dengan angka jumlah Peserta KB Aktif di wilayah binaan Kelompok KB

12 Baris Jumlah Peserta KB Aktif (IUD, Pemerintah Kolom 9-16 : Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah peserta KB Aktif IUD, MOW, MOP, Kondom,
Mow, MOP, Kondom, Implant, Suntik Implant, Suntik, dan Pil melalui jalur pelayanan Pemerintah
dan Pil)
Swasta Kolom 9-16 : Diisi dengan angka yang menujukan jumlah peserta KB Aktif IUD, MOW, MOP, Kondom,
Implant, Suntik, dan Pil melalui jalur pelayanan Swasta
Total Kolom 9-16 : Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah total peserta KB Aktif IUD, MOW, MOP,
Kondom, Implant, Suntik dan Pil
13 Baris Jumlah Pasangan Usia Subur Hamil Kolom 9-16 : Diisi dengan yang menunjukan angka jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Hamil
(PUS) bukan Peserta KB
Ingin Anak Segera (IAS) Kolom 9-16 : Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Ingin Anak
Segera (IAS)
Ingin Anak Ditunda (IAT) Kolom 9-16 : Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Ingin Anak
Ditunda (IAT)
Tidak Ingin Anak Lagi (TIAL) Kolom 9-16 : Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Tidak Ingin
Anak Lagi (TIAL)
14 Paraf Ketua PPKBD/SUB PPKBD Kolom 9-16 : Diisi dengan paraf ketua PPKBD/SUB PPKBD setelah selesai mengisi formulir ini setiap
bulan
15 Paraf PKB/PLKB Kolom 9-16 : Diisi dengan paraf Ketua PKB/PLKB diwilayah yang bersangkutan setelah selesai
memindahkan data setiap bulan
HARGA SATUAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NON FISIK
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA (BOKB)
TAHUN ANGGARAN 2020

TOTAL OPERASIONAL
OPERASIONAL OPERASIONAL OPERASIONAL OPERASIONAL
OPERASIONAL PEMBINAAN DUKUNGAN DUKUNGAN
NO NAMA PROVINSI BALAI DISTRIBUSI PENGGERAKAN DI PENANGANAN
PENGGERAKAN PROGRAM OLEH MEDIA KIE MANAJEMEN
PENYULUHAN KB ALOKON KAMPUNG KB STUNTING
DI KAMPUNG KB KADER

1 ACEH 110,909,000 2,460,000 88,588,000 22,147,000 110,735,000 6,000,000 5,050,000 104,280,000

2 SUMATERA UTARA 110,543,000 2,428,000 86,876,000 21,719,000 108,595,000 6,000,000 5,050,000 103,800,000

3 RIAU 107,440,000 2,372,000 83,880,000 20,970,000 104,850,000 6,000,000 5,050,000 102,960,000

4 KEPULAUAN RIAU 108,819,000 2,380,000 84,308,000 21,077,000 105,385,000 6,000,000 5,050,000 103,080,000
5 JAMBI 107,648,000 2,388,000 84,736,000 21,184,000 105,920,000 6,000,000 5,050,000 103,200,000

6 SUMATERA BARAT 107,056,000 2,404,000 85,592,000 21,398,000 106,990,000 6,000,000 5,050,000 103,440,000

7 SUMATERA SELATAN 108,964,000 2,420,000 86,448,000 21,612,000 108,060,000 6,000,000 5,050,000 103,680,000

8 LAMPUNG 106,090,000 2,372,000 83,880,000 20,970,000 104,850,000 6,000,000 5,050,000 102,960,000

9 BENGKULU 107,256,000 2,404,000 85,592,000 21,398,000 106,990,000 6,000,000 5,050,000 103,440,000

10 BANGKA BELITUNG 106,140,000 2,372,000 83,880,000 20,970,000 104,850,000 6,000,000 5,050,000 102,960,000
11 BANTEN 111,846,000 2,484,000 89,872,000 22,468,000 112,340,000 6,000,000 5,050,000 104,640,000

12 JAWA BARAT 106,335,000 2,412,000 86,020,000 21,505,000 107,525,000 6,000,000 5,050,000 103,560,000

13 JAWA TENGAH 103,432,000 2,356,000 83,024,000 20,756,000 103,780,000 6,000,000 5,050,000 102,720,000

14 DI YOGYAKARTA 102,674,000 2,340,000 82,168,000 20,542,000 102,710,000 6,000,000 5,050,000 102,480,000

15 JAWA TIMUR 109,356,000 2,404,000 85,592,000 21,398,000 106,990,000 6,000,000 5,050,000 103,440,000

16 BALI 109,772,000 2,436,000 87,304,000 21,826,000 109,130,000 6,000,000 5,050,000 103,920,000


17 NUSA TENGGARA BARAT 108,969,000 2,380,000 84,308,000 21,077,000 105,385,000 6,000,000 5,050,000 103,080,000

18 NUSA TENGGARA TIMUR 106,169,000 2,380,000 84,308,000 21,077,000 105,385,000 6,000,000 5,050,000 103,080,000

19 KALIMANTAN BARAT 107,656,000 2,404,000 85,592,000 21,398,000 106,990,000 6,000,000 5,050,000 103,440,000

20 KALIMANTAN TENGAH 107,090,000 2,372,000 83,880,000 20,970,000 104,850,000 6,000,000 5,050,000 102,960,000

21 KALIMANTAN SELATAN 108,635,000 2,412,000 86,020,000 21,505,000 107,525,000 6,000,000 5,050,000 103,560,000

22 KALIMANTAN TIMUR 110,477,000 2,396,000 85,164,000 21,291,000 106,455,000 6,000,000 5,050,000 103,320,000

23 KALIMANTAN UTARA 110,477,000 2,396,000 85,164,000 21,291,000 106,455,000 6,000,000 5,050,000 103,320,000
24 SULAWESI UTARA 111,125,000 2,492,000 90,300,000 22,575,000 112,875,000 6,000,000 5,050,000 104,760,000

25 GORONTALO 107,756,000 2,404,000 85,592,000 21,398,000 106,990,000 6,000,000 5,050,000 103,440,000

26 SULAWESI BARAT 116,793,000 2,428,000 86,876,000 21,719,000 108,595,000 6,000,000 5,050,000 103,800,000

27 SULAWESI SELATAN 111,872,000 2,436,000 87,304,000 21,826,000 109,130,000 6,000,000 5,050,000 103,920,000

28 SULAWESI TENGAH 108,119,000 2,380,000 84,308,000 21,077,000 105,385,000 6,000,000 5,050,000 103,080,000

29 SULAWESI TENGGARA 107,298,000 2,388,000 84,736,000 21,184,000 105,920,000 6,000,000 5,050,000 103,200,000
30 MALUKU 118,791,000 2,524,000 92,012,000 23,003,000 115,015,000 6,000,000 5,050,000 107,640,000

31 MALUKU UTARA 118,107,000 2,556,000 93,724,000 23,431,000 117,155,000 6,000,000 5,050,000 108,120,000

32 PAPUA 123,170,000 2,532,000 92,440,000 23,110,000 115,550,000 6,000,000 5,050,000 107,760,000

33 PAPUA BARAT 133,528,000 2,548,000 93,296,000 23,324,000 116,620,000 6,000,000 5,050,000 108,000,000
ALOKASI PAGU DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NON FISIK
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA (BOKB)
TAHUN ANGGARAN 2020
BIAYA OPERASIONAL PENGGERAKAN
BIAYA DUKUNGAN MEDIA KIE DAN MANAJEMEN
BIAYA DI KAMPUNG KB
OPERASIONAL
OPERASIONAL BIAYA OPERASIONAL BIAYA GRAND TOTAL
NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA OPERASIOAN PEMBINAAN
BALAI DISTRIBUSI ALOKON OPERASIONAL BOKB
PENCEGAHAN TOTAL PROGRAM MEDIA KIE MANAJEMEN TOTAL
PENYULUHAN KB PENGGERAKAN
STUNTING OLEH KADER
DI KAMPUNG KB
1 2 3 4 5 6 7=(5+6) 8 9 10 11=(9+10) 12=(3+4+7+8+10)

1 Provinsi Aceh

2 Kab. Aceh Barat 1.330.908.000 105.780.000 1.328.820.000 - 1.328.820.000 1.932.000.000 60.600.000 104.280.000 164.880.000 4.862.388.000

3 Kab. Aceh Besar 2.218.180.000 100.860.000 2.546.905.000 - 2.546.905.000 3.624.000.000 116.150.000 104.280.000 220.430.000 8.710.375.000

4 Kab. Aceh Selatan 1.996.362.000 71.340.000 1.993.230.000 - 1.993.230.000 1.560.000.000 90.900.000 104.280.000 195.180.000 5.816.112.000
5 Kab. Aceh Singkil 1.219.999.000 29.520.000 1.218.085.000 - 1.218.085.000 696.000.000 55.550.000 104.280.000 159.830.000 3.323.434.000

6 Kab. Aceh Tengah 1.552.726.000 95.940.000 1.240.232.000 221.470.000 1.461.702.000 1.770.000.000 70.700.000 104.280.000 174.980.000 5.055.348.000

7 Kab. Aceh Tenggara 1.109.090.000 135.300.000 1.417.408.000 221.470.000 1.638.878.000 2.310.000.000 80.800.000 104.280.000 185.080.000 5.378.348.000

8 Kab. Aceh Timur 2.661.816.000 81.180.000 2.126.112.000 221.470.000 2.347.582.000 3.078.000.000 121.200.000 104.280.000 225.480.000 8.394.058.000

9 Kab. Aceh Utara 2.994.543.000 127.920.000 2.989.845.000 - 2.989.845.000 5.112.000.000 136.350.000 104.280.000 240.630.000 11.464.938.000

10 Kab. Bireuen 1.885.453.000 66.420.000 1.505.996.000 221.470.000 1.727.466.000 3.654.000.000 85.850.000 104.280.000 190.130.000 7.523.469.000

11 Kab. Pidie 2.218.180.000 86.100.000 2.037.524.000 221.470.000 2.258.994.000 4.380.000.000 116.150.000 104.280.000 220.430.000 9.163.704.000

12 Kab. Simeulue 1.109.090.000 34.440.000 885.880.000 221.470.000 1.107.350.000 828.000.000 50.500.000 104.280.000 154.780.000 3.233.660.000

13 Kota Banda Aceh 554.545.000 73.800.000 996.615.000 - 996.615.000 540.000.000 45.450.000 104.280.000 149.730.000 2.314.690.000

14 Kota Sabang 221.818.000 27.060.000 221.470.000 - 221.470.000 108.000.000 10.100.000 104.280.000 114.380.000 692.728.000

15 Kota Langsa 554.545.000 31.980.000 553.675.000 - 553.675.000 396.000.000 25.250.000 104.280.000 129.530.000 1.665.730.000

16 Kota Lhokseumawe 443.636.000 71.340.000 442.940.000 - 442.940.000 408.000.000 20.200.000 104.280.000 124.480.000 1.490.396.000

17 Kab. Gayo Lues 1.109.090.000 41.820.000 974.468.000 221.470.000 1.195.938.000 816.000.000 55.550.000 104.280.000 159.830.000 3.322.678.000

18 Kab. Aceh Barat Daya 998.181.000 31.980.000 996.615.000 - 996.615.000 912.000.000 45.450.000 104.280.000 149.730.000 3.088.506.000

19 Kab. Aceh Jaya 998.181.000 46.740.000 996.615.000 - 996.615.000 1.032.000.000 45.450.000 104.280.000 149.730.000 3.223.266.000

20 Kab. Nagan Raya 1.109.090.000 44.280.000 885.880.000 221.470.000 1.107.350.000 1.332.000.000 50.500.000 104.280.000 154.780.000 3.747.500.000

21 Kab. Aceh Tamiang 1.330.908.000 59.040.000 1.328.820.000 - 1.328.820.000 1.278.000.000 60.600.000 104.280.000 164.880.000 4.161.648.000

22 Kab. Bener Meriah 1.109.090.000 46.740.000 885.880.000 221.470.000 1.107.350.000 1.392.000.000 50.500.000 104.280.000 154.780.000 3.809.960.000

23 Kab. Pidie Jaya 887.272.000 39.360.000 885.880.000 - 885.880.000 1.332.000.000 40.400.000 104.280.000 144.680.000 3.289.192.000

24 Kota Subulussalam 554.545.000 19.680.000 442.940.000 221.470.000 664.410.000 492.000.000 25.250.000 104.280.000 129.530.000 1.860.165.000

25 Provinsi Sumatera Utara -

26 Kab. Asahan 2.763.575.000 99.548.000 2.714.875.000 - 2.714.875.000 1.224.000.000 126.250.000 103.800.000 230.050.000 7.032.048.000

27 Kab. Dairi 1.547.602.000 48.560.000 1.303.140.000 217.190.000 1.520.330.000 1.014.000.000 75.750.000 103.800.000 179.550.000 4.310.042.000

28 Kab. Deli Serdang 2.431.946.000 184.528.000 1.911.272.000 217.190.000 2.128.462.000 2.364.000.000 111.100.000 103.800.000 214.900.000 7.323.836.000

29 Kab. Karo 1.437.059.000 109.260.000 1.846.115.000 - 1.846.115.000 1.614.000.000 85.850.000 103.800.000 189.650.000 5.196.084.000

30 Kab. Labuhanbatu 994.887.000 58.272.000 977.355.000 - 977.355.000 588.000.000 45.450.000 103.800.000 149.250.000 2.767.764.000

31 Kab. Langkat 2.542.489.000 104.404.000 1.998.148.000 217.190.000 2.215.338.000 1.662.000.000 116.150.000 103.800.000 219.950.000 6.744.181.000

32 Kab. Mandailing Natal 2.542.489.000 77.696.000 1.998.148.000 217.190.000 2.215.338.000 2.424.000.000 116.150.000 103.800.000 219.950.000 7.479.473.000

33 Kab. Nias 1.105.430.000 41.276.000 868.760.000 217.190.000 1.085.950.000 1.020.000.000 50.500.000 103.800.000 154.300.000 3.406.956.000

34 Kab. Simalungun 3.426.833.000 121.400.000 2.780.032.000 217.190.000 2.997.222.000 2.478.000.000 161.600.000 103.800.000 265.400.000 9.288.855.000

35 Kab. Tapanuli Selatan 1.658.145.000 75.268.000 1.520.330.000 - 1.520.330.000 1.488.000.000 70.700.000 103.800.000 174.500.000 4.916.243.000

36 Kab. Tapanuli Tengah 2.100.317.000 92.264.000 1.737.520.000 217.190.000 1.954.710.000 1.290.000.000 101.000.000 103.800.000 204.800.000 5.642.091.000

37 Kab. Tapanuli Utara 1.215.973.000 60.700.000 1.628.925.000 - 1.628.925.000 1.512.000.000 75.750.000 103.800.000 179.550.000 4.597.148.000

38 Kab. Toba Samosir 1.768.688.000 65.556.000 1.737.520.000 - 1.737.520.000 1.464.000.000 80.800.000 103.800.000 184.600.000 5.220.364.000

39 Kota Binjai 552.715.000 89.836.000 542.975.000 - 542.975.000 222.000.000 25.250.000 103.800.000 129.050.000 1.536.576.000

40 Kota Medan 442.172.000 291.360.000 1.824.396.000 217.190.000 2.041.586.000 906.000.000 106.050.000 103.800.000 209.850.000 3.890.968.000

41 Kota Pematang Siantar 884.344.000 70.412.000 868.760.000 - 868.760.000 318.000.000 40.400.000 103.800.000 144.200.000 2.285.716.000

42 Kota Sibolga 442.172.000 70.412.000 434.380.000 - 434.380.000 102.000.000 20.200.000 103.800.000 124.000.000 1.172.964.000

43 Kota Tanjung Balai 663.258.000 55.844.000 651.570.000 - 651.570.000 186.000.000 30.300.000 103.800.000 134.100.000 1.690.772.000

44 Kota Tebing Tinggi 552.715.000 48.560.000 542.975.000 - 542.975.000 210.000.000 25.250.000 103.800.000 129.050.000 1.483.300.000

45 Kota Padang Sidempuan 663.258.000 58.272.000 651.570.000 - 651.570.000 474.000.000 30.300.000 103.800.000 134.100.000 1.981.200.000

46 Kab. Pakpak Bharat 773.801.000 21.852.000 695.008.000 217.190.000 912.198.000 312.000.000 40.400.000 103.800.000 144.200.000 2.164.051.000

47 Kab. Nias Selatan 2.100.317.000 123.828.000 3.040.660.000 217.190.000 3.257.850.000 2.766.000.000 176.750.000 103.800.000 280.550.000 8.528.545.000

48 Kab. Humbang Hasundutan 663.258.000 48.560.000 1.085.950.000 - 1.085.950.000 924.000.000 50.500.000 103.800.000 154.300.000 2.876.068.000

49 Kab. Serdang Bedagai 1.879.231.000 80.124.000 1.846.115.000 - 1.846.115.000 1.458.000.000 85.850.000 103.800.000 189.650.000 5.453.120.000

50 Kab. Samosir 994.887.000 63.128.000 977.355.000 - 977.355.000 804.000.000 45.450.000 103.800.000 149.250.000 2.988.620.000

51 Kab. Batu Bara 884.344.000 58.272.000 760.165.000 - 760.165.000 906.000.000 35.350.000 103.800.000 139.150.000 2.747.931.000

52 Kab. Padang Lawas 1.215.973.000 67.984.000 1.042.512.000 217.190.000 1.259.702.000 1.824.000.000 60.600.000 103.800.000 164.400.000 4.532.059.000

53 Kab. Padang Lawas Utara 1.326.516.000 53.416.000 1.042.512.000 217.190.000 1.259.702.000 2.328.000.000 60.600.000 103.800.000 164.400.000 5.132.034.000

54 Kab. Labuhanbatu Selatan 442.172.000 63.128.000 542.975.000 - 542.975.000 324.000.000 25.250.000 103.800.000 129.050.000 1.501.325.000

55 Kab. Labuhanbatu Utara 884.344.000 55.844.000 868.760.000 - 868.760.000 540.000.000 40.400.000 103.800.000 144.200.000 2.493.148.000

56 Kab. Nias Utara 884.344.000 26.708.000 955.636.000 217.190.000 1.172.826.000 678.000.000 55.550.000 103.800.000 159.350.000 2.921.228.000

57 Kab. Nias Barat 884.344.000 24.280.000 695.008.000 217.190.000 912.198.000 630.000.000 40.400.000 103.800.000 144.200.000 2.595.022.000

58 Kota Gunungsitoli 663.258.000 60.700.000 521.256.000 217.190.000 738.446.000 606.000.000 30.300.000 103.800.000 134.100.000 2.202.504.000
BIAYA OPERASIONAL PENGGERAKAN
BIAYA DUKUNGAN MEDIA KIE DAN MANAJEMEN
BIAYA DI KAMPUNG KB
OPERASIONAL
OPERASIONAL BIAYA OPERASIONAL BIAYA GRAND TOTAL
NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA OPERASIOAN PEMBINAAN
BALAI DISTRIBUSI ALOKON OPERASIONAL BOKB
PENCEGAHAN TOTAL PROGRAM MEDIA KIE MANAJEMEN TOTAL
PENYULUHAN KB PENGGERAKAN
STUNTING OLEH KADER
DI KAMPUNG KB

59 Provinsi Sumatera Barat -

60 Kab. Limapuluh Kota 1.391.728.000 57.696.000 1.112.696.000 213.980.000 1.326.676.000 474.000.000 65.650.000 103.440.000 169.090.000 3.419.190.000

61 Kab. Agam 1.712.896.000 60.100.000 1.711.840.000 - 1.711.840.000 492.000.000 80.800.000 103.440.000 184.240.000 4.161.076.000

62 Kab. Kepulauan Mentawai 1.070.560.000 24.040.000 1.069.900.000 - 1.069.900.000 258.000.000 50.500.000 103.440.000 153.940.000 2.576.440.000

63 Kab. Padang Pariaman - 105.776.000 1.818.830.000 - 1.818.830.000 618.000.000 85.850.000 103.440.000 189.290.000 2.731.896.000

64 Kab. Pasaman 1.284.672.000 50.484.000 1.027.104.000 213.980.000 1.241.084.000 222.000.000 60.600.000 103.440.000 164.040.000 2.962.280.000

65 Kab. Pesisir Selatan 1.605.840.000 60.100.000 1.604.850.000 - 1.604.850.000 1.092.000.000 75.750.000 103.440.000 179.190.000 4.541.980.000

66 Kab. Sijunjung 856.448.000 31.252.000 855.920.000 - 855.920.000 366.000.000 40.400.000 103.440.000 143.840.000 2.253.460.000

67 Kab. Solok 1.498.784.000 137.028.000 1.198.288.000 213.980.000 1.412.268.000 444.000.000 70.700.000 103.440.000 174.140.000 3.666.220.000

68 Kab. Tanah Datar 1.498.784.000 72.120.000 1.497.860.000 - 1.497.860.000 450.000.000 70.700.000 103.440.000 174.140.000 3.692.904.000

69 Kota Bukit Tinggi 321.168.000 26.444.000 320.970.000 - 320.970.000 144.000.000 15.150.000 103.440.000 118.590.000 931.172.000

70 Kota Padang Panjang 214.112.000 16.828.000 213.980.000 - 213.980.000 96.000.000 10.100.000 103.440.000 113.540.000 654.460.000

71 Kota Padang 535.280.000 117.796.000 1.176.890.000 - 1.176.890.000 624.000.000 55.550.000 103.440.000 158.990.000 2.612.956.000

72 Kota Payakumbuh 535.280.000 96.160.000 534.950.000 - 534.950.000 282.000.000 25.250.000 103.440.000 128.690.000 1.577.080.000

73 Kota Sawahlunto 428.224.000 16.828.000 427.960.000 - 427.960.000 222.000.000 20.200.000 103.440.000 123.640.000 1.218.652.000

74 Kota Solok 214.112.000 16.828.000 213.980.000 - 213.980.000 78.000.000 10.100.000 103.440.000 113.540.000 636.460.000

75 Kota Pariaman 321.168.000 50.484.000 427.960.000 - 427.960.000 426.000.000 20.200.000 103.440.000 123.640.000 1.349.252.000

76 Kab. Pasaman Barat 1.177.616.000 60.100.000 941.512.000 213.980.000 1.155.492.000 114.000.000 55.550.000 103.440.000 158.990.000 2.666.198.000

77 Kab. Dharmasraya 1.177.616.000 45.676.000 1.176.890.000 - 1.176.890.000 312.000.000 55.550.000 103.440.000 158.990.000 2.871.172.000

78 Kab. Solok Selatan 749.392.000 33.656.000 748.930.000 - 748.930.000 234.000.000 35.350.000 103.440.000 138.790.000 1.904.768.000

79 Provinsi Riau -

80 Kab. Bengkalis 429.760.000 47.440.000 1.153.350.000 - 1.153.350.000 930.000.000 55.550.000 102.960.000 158.510.000 2.719.060.000

81 Kab. Indragiri Hilir 1.504.160.000 85.392.000 2.097.000.000 - 2.097.000.000 1.416.000.000 101.000.000 102.960.000 203.960.000 5.306.512.000

82 Kab. Indragiri Hulu 644.640.000 144.692.000 1.467.900.000 - 1.467.900.000 1.164.000.000 70.700.000 102.960.000 173.660.000 3.594.892.000

83 Kab. Kampar 2.256.240.000 251.432.000 1.761.480.000 209.700.000 1.971.180.000 1.500.000.000 106.050.000 102.960.000 209.010.000 6.187.862.000

84 Kab. Kuantan Singingi 537.200.000 75.904.000 1.572.750.000 - 1.572.750.000 1.374.000.000 75.750.000 102.960.000 178.710.000 3.738.564.000

85 Kab. Pelalawan 966.960.000 78.276.000 1.006.560.000 209.700.000 1.216.260.000 708.000.000 60.600.000 102.960.000 163.560.000 3.133.056.000

86 Kab. Rokan Hilir 107.440.000 59.300.000 1.258.200.000 209.700.000 1.467.900.000 1.104.000.000 75.750.000 102.960.000 178.710.000 2.917.350.000

87 Kab. Rokan Hulu 752.080.000 66.416.000 1.342.080.000 209.700.000 1.551.780.000 870.000.000 80.800.000 102.960.000 183.760.000 3.424.036.000

88 Kab. Siak 644.640.000 45.068.000 1.467.900.000 - 1.467.900.000 786.000.000 70.700.000 102.960.000 173.660.000 3.117.268.000

89 Kota Dumai 537.200.000 47.440.000 733.950.000 - 733.950.000 198.000.000 35.350.000 102.960.000 138.310.000 1.654.900.000

90 Kota Pekanbaru 429.760.000 206.364.000 1.258.200.000 - 1.258.200.000 498.000.000 60.600.000 102.960.000 163.560.000 2.555.884.000

91 Kab. Kepulauan Meranti 537.200.000 26.092.000 754.920.000 209.700.000 964.620.000 606.000.000 45.450.000 102.960.000 148.410.000 2.282.322.000

92 Provinsi Jambi -

93 Kab. Batanghari 861.184.000 52.536.000 847.360.000 - 847.360.000 744.000.000 40.400.000 103.200.000 143.600.000 2.648.680.000

94 Kab. Bungo 1.830.016.000 74.028.000 1.800.640.000 - 1.800.640.000 918.000.000 85.850.000 103.200.000 189.050.000 4.811.734.000

95 Kab. Kerinci 1.722.368.000 85.968.000 1.355.776.000 211.840.000 1.567.616.000 1.722.000.000 80.800.000 103.200.000 184.000.000 5.281.952.000

96 Kab. Merangin 2.583.552.000 69.252.000 2.033.664.000 211.840.000 2.245.504.000 1.290.000.000 121.200.000 103.200.000 224.400.000 6.412.708.000

97 Kab. Muaro Jambi 1.184.128.000 59.700.000 1.165.120.000 - 1.165.120.000 930.000.000 55.550.000 103.200.000 158.750.000 3.497.698.000

98 Kab. Sarolangun 1.076.480.000 62.088.000 1.059.200.000 - 1.059.200.000 948.000.000 50.500.000 103.200.000 153.700.000 3.299.468.000

99 Kab. Tanjung Jabung Barat 1.399.424.000 66.864.000 1.101.568.000 211.840.000 1.313.408.000 804.000.000 65.650.000 103.200.000 168.850.000 3.752.546.000

100 Kab. Tanjung Jabung Timur 1.184.128.000 42.984.000 932.096.000 211.840.000 1.143.936.000 558.000.000 55.550.000 103.200.000 158.750.000 3.087.798.000

101 Kab. Tebo 1.291.776.000 66.864.000 1.271.040.000 - 1.271.040.000 672.000.000 60.600.000 103.200.000 163.800.000 3.465.480.000

102 Kota Jambi 1.184.128.000 102.684.000 1.165.120.000 - 1.165.120.000 372.000.000 55.550.000 103.200.000 158.750.000 2.982.682.000

103 Kota Sungai Penuh 861.184.000 42.984.000 847.360.000 - 847.360.000 414.000.000 40.400.000 103.200.000 143.600.000 2.309.128.000
BIAYA OPERASIONAL PENGGERAKAN
DUKUNGAN MEDIA KIE DAN MANAJEMEN
DI KAMPUNG KB BIAYA
BIAYA
OPERASIONAL
OPERASIONAL BIAYA OPERASIONAL GRAND TOTAL
NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA BIAYA PEMBINAAN
BALAI DISTRIBUSI ALOKON OPERASIOAN BOKB
OPERASIONAL PROGRAM
PENYULUHAN KB PENCEGAHAN TOTAL MEDIA KIE MANAJEMEN TOTAL
PENGGERAKAN OLEH KADER
STUNTING
DI KAMPUNG KB

104 Provinsi Sumatera Selatan -

105 Kab. Lahat 1.743.424.000 99.220.000 2.074.752.000 216.120.000 2.290.872.000 2.268.000.000 121.200.000 103.680.000 224.880.000 6.626.396.000

106 Kab. Musi Banyuasin 1.089.640.000 82.280.000 1.512.840.000 - 1.512.840.000 1.440.000.000 70.700.000 103.680.000 174.380.000 4.299.140.000

107 Kab. Musi Rawas 1.525.496.000 65.340.000 1.512.840.000 - 1.512.840.000 1.194.000.000 70.700.000 103.680.000 174.380.000 4.472.056.000

108 Kab. Muara Enim 1.089.640.000 84.700.000 1.728.960.000 216.120.000 1.945.080.000 1.530.000.000 101.000.000 103.680.000 204.680.000 4.854.100.000

109 Kab. Ogan Komering Ilir 1.961.352.000 82.280.000 1.556.064.000 216.120.000 1.772.184.000 1.962.000.000 90.900.000 103.680.000 194.580.000 5.972.396.000

110 Kab. Ogan Komering Ulu - 55.660.000 1.404.780.000 - 1.404.780.000 942.000.000 65.650.000 103.680.000 169.330.000 2.571.770.000

111 Kota Palembang 871.712.000 479.160.000 1.556.064.000 216.120.000 1.772.184.000 642.000.000 90.900.000 103.680.000 194.580.000 3.959.636.000

112 Kota Prabumulih 653.784.000 84.700.000 648.360.000 - 648.360.000 222.000.000 30.300.000 103.680.000 133.980.000 1.742.824.000

113 Kota Pagar Alam 544.820.000 33.880.000 540.300.000 - 540.300.000 210.000.000 25.250.000 103.680.000 128.930.000 1.457.930.000

114 Kota Lubuk Linggau 871.712.000 43.560.000 864.480.000 - 864.480.000 432.000.000 40.400.000 103.680.000 144.080.000 2.355.832.000

115 Kab. Banyuasin 2.070.316.000 242.000.000 1.642.512.000 216.120.000 1.858.632.000 1.824.000.000 95.950.000 103.680.000 199.630.000 6.194.578.000

116 Kab. Ogan Ilir 1.743.424.000 62.920.000 1.383.168.000 216.120.000 1.599.288.000 1.446.000.000 80.800.000 103.680.000 184.480.000 5.036.112.000

117 Kab. Ogan Komering Ulu Timur 2.179.280.000 62.920.000 2.161.200.000 - 2.161.200.000 1.872.000.000 101.000.000 103.680.000 204.680.000 6.480.080.000

118 Kab. Ogan Komering Ulu Selatan 1.852.388.000 60.500.000 2.053.140.000 - 2.053.140.000 1.554.000.000 95.950.000 103.680.000 199.630.000 5.719.658.000

119 Kab. Empat Lawang 1.089.640.000 38.720.000 1.080.600.000 - 1.080.600.000 936.000.000 50.500.000 103.680.000 154.180.000 3.299.140.000

120 Kab. Penukal Abab Lematang Ilir 544.820.000 33.880.000 540.300.000 - 540.300.000 426.000.000 25.250.000 103.680.000 128.930.000 1.673.930.000

121 Kab. Musi Rawas Utara 544.820.000 21.780.000 756.420.000 - 756.420.000 534.000.000 35.350.000 103.680.000 139.030.000 1.996.050.000

122 Provinsi Bengkulu -

123 Kab. Bengkulu Selatan 1.179.816.000 40.868.000 941.512.000 213.980.000 1.155.492.000 948.000.000 55.550.000 103.440.000 158.990.000 3.483.166.000

124 Kab. Bengkulu Utara 2.037.864.000 55.292.000 1.626.248.000 213.980.000 1.840.228.000 1.320.000.000 95.950.000 103.440.000 199.390.000 5.452.774.000

125 Kab. Rejang Lebong 1.608.840.000 60.100.000 1.604.850.000 - 1.604.850.000 936.000.000 75.750.000 103.440.000 179.190.000 4.388.980.000

126 Kota Bengkulu 965.304.000 81.736.000 962.910.000 - 962.910.000 402.000.000 45.450.000 103.440.000 148.890.000 2.560.840.000

127 Kab. Kaur 1.608.840.000 52.888.000 1.283.880.000 213.980.000 1.497.860.000 1.170.000.000 75.750.000 103.440.000 179.190.000 4.508.778.000

128 Kab. Seluma 1.501.584.000 57.696.000 1.198.288.000 213.980.000 1.412.268.000 1.212.000.000 70.700.000 103.440.000 174.140.000 4.357.688.000

129 Kab. Mukomuko 1.608.840.000 43.272.000 1.604.850.000 - 1.604.850.000 906.000.000 75.750.000 103.440.000 179.190.000 4.342.152.000

130 Kab. Lebong 1.287.072.000 33.656.000 1.283.880.000 - 1.283.880.000 624.000.000 60.600.000 103.440.000 164.040.000 3.392.648.000

131 Kab. Kepahiang 858.048.000 45.676.000 855.920.000 - 855.920.000 702.000.000 40.400.000 103.440.000 143.840.000 2.605.484.000

132 Kab. Bengkulu Tengah 1.072.560.000 52.888.000 1.069.900.000 - 1.069.900.000 858.000.000 50.500.000 103.440.000 153.940.000 3.207.288.000

133 Provinsi Lampung -

134 Kab. Lampung Barat 1.591.350.000 47.440.000 1.572.750.000 - 1.572.750.000 816.000.000 75.750.000 102.960.000 178.710.000 4.206.250.000

135 Kab. Lampung Selatan 1.803.530.000 92.508.000 1.425.960.000 209.700.000 1.635.660.000 1.560.000.000 85.850.000 102.960.000 188.810.000 5.280.508.000

136 Kab. Lampung Tengah 1.166.990.000 192.132.000 2.348.640.000 209.700.000 2.558.340.000 1.866.000.000 141.400.000 102.960.000 244.360.000 6.027.822.000

137 Kab. Lampung Timur 1.591.350.000 83.020.000 2.013.120.000 209.700.000 2.222.820.000 1.584.000.000 121.200.000 102.960.000 224.160.000 5.705.350.000

138 Kab. Lampung Utara 2.440.070.000 92.508.000 1.929.240.000 209.700.000 2.138.940.000 1.482.000.000 116.150.000 102.960.000 219.110.000 6.372.628.000

139 Kab. Mesuji 954.810.000 30.836.000 733.950.000 - 733.950.000 630.000.000 35.350.000 102.960.000 138.310.000 2.487.906.000

140 Kab. Pesawaran 1.166.990.000 45.068.000 922.680.000 209.700.000 1.132.380.000 864.000.000 55.550.000 102.960.000 158.510.000 3.366.948.000

141 Kab. Pesisir Barat 742.630.000 26.092.000 1.153.350.000 - 1.153.350.000 708.000.000 55.550.000 102.960.000 158.510.000 2.788.582.000

142 Kab. Pringsewu 954.810.000 54.556.000 943.650.000 - 943.650.000 786.000.000 45.450.000 102.960.000 148.410.000 2.887.426.000

143 Kab. Tanggamus 2.121.800.000 59.300.000 1.677.600.000 209.700.000 1.887.300.000 1.812.000.000 101.000.000 102.960.000 203.960.000 6.084.360.000

144 Kab. Tulang Bawang 1.591.350.000 66.416.000 1.572.750.000 - 1.572.750.000 906.000.000 75.750.000 102.960.000 178.710.000 4.315.226.000

145 Kab. Tulang Bawang Barat 954.810.000 37.952.000 943.650.000 - 943.650.000 576.000.000 45.450.000 102.960.000 148.410.000 2.660.822.000

146 Kab. Way Kanan 1.485.260.000 52.184.000 1.467.900.000 - 1.467.900.000 1.362.000.000 70.700.000 102.960.000 173.660.000 4.541.004.000

147 Kota Bandar Lampung 848.720.000 125.716.000 2.097.000.000 - 2.097.000.000 756.000.000 101.000.000 102.960.000 203.960.000 4.031.396.000

148 Kota Metro 530.450.000 49.812.000 524.250.000 - 524.250.000 132.000.000 25.250.000 102.960.000 128.210.000 1.364.722.000
BIAYA OPERASIONAL PENGGERAKAN
DUKUNGAN MEDIA KIE DAN MANAJEMEN
DI KAMPUNG KB BIAYA
BIAYA
OPERASIONAL
OPERASIONAL BIAYA OPERASIONAL BIAYA GRAND TOTAL
NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA OPERASIOAN PEMBINAAN
BALAI DISTRIBUSI ALOKON OPERASIONAL BOKB
PENCEGAHAN TOTAL PROGRAM MEDIA KIE MANAJEMEN TOTAL
PENYULUHAN KB PENGGERAKAN
STUNTING OLEH KADER
DI KAMPUNG KB

149 Provinsi Jawa Barat -

150 Kab. Bandung 3.296.385.000 523.404.000 2.666.620.000 215.050.000 2.881.670.000 1.680.000.000 156.550.000 103.560.000 260.110.000 8.641.569.000

151 Kab. Bandung Barat 1.701.360.000 185.724.000 1.376.320.000 215.050.000 1.591.370.000 990.000.000 80.800.000 103.560.000 184.360.000 4.652.814.000

152 Kab. Bekasi 1.063.350.000 284.616.000 1.978.460.000 215.050.000 2.193.510.000 1.122.000.000 116.150.000 103.560.000 219.710.000 4.883.186.000

153 Kab. Bogor 1.063.350.000 308.736.000 3.440.800.000 215.050.000 3.655.850.000 2.610.000.000 202.000.000 103.560.000 305.560.000 7.943.496.000

154 Kab. Ciamis 2.871.045.000 178.488.000 2.322.540.000 215.050.000 2.537.590.000 1.590.000.000 136.350.000 103.560.000 239.910.000 7.417.033.000

155 Kab. Cianjur 3.402.720.000 185.724.000 2.752.640.000 215.050.000 2.967.690.000 2.160.000.000 161.600.000 103.560.000 265.160.000 8.981.294.000

156 Kab. Cirebon 850.680.000 241.200.000 3.440.800.000 215.050.000 3.655.850.000 2.544.000.000 202.000.000 103.560.000 305.560.000 7.597.290.000

157 Kab. Garut 4.466.070.000 383.508.000 3.612.840.000 215.050.000 3.827.890.000 2.652.000.000 212.100.000 103.560.000 315.660.000 11.645.128.000

158 Kab. Indramayu 3.296.385.000 209.844.000 2.666.620.000 215.050.000 2.881.670.000 1.902.000.000 156.550.000 103.560.000 260.110.000 8.550.009.000

159 Kab. Karawang 3.190.050.000 214.668.000 2.580.600.000 215.050.000 2.795.650.000 1.854.000.000 151.500.000 103.560.000 255.060.000 8.309.428.000

160 Kab. Kuningan 1.807.695.000 250.848.000 2.752.640.000 215.050.000 2.967.690.000 2.256.000.000 161.600.000 103.560.000 265.160.000 7.547.393.000

161 Kab. Majalengka 2.764.710.000 125.424.000 2.236.520.000 215.050.000 2.451.570.000 2.058.000.000 131.300.000 103.560.000 234.860.000 7.634.564.000

162 Kab. Pangandaran 1.063.350.000 67.536.000 1.075.250.000 - 1.075.250.000 558.000.000 50.500.000 103.560.000 154.060.000 2.918.196.000

163 Kab. Purwakarta 319.005.000 267.732.000 1.462.340.000 215.050.000 1.677.390.000 1.152.000.000 85.850.000 103.560.000 189.410.000 3.605.537.000

164 Kab. Subang 2.871.045.000 106.128.000 2.580.600.000 215.050.000 2.795.650.000 1.518.000.000 151.500.000 103.560.000 255.060.000 7.545.883.000

165 Kab. Sukabumi 4.997.745.000 183.312.000 4.042.940.000 215.050.000 4.257.990.000 2.316.000.000 237.350.000 103.560.000 340.910.000 12.095.957.000

166 Kab. Sumedang 2.764.710.000 103.716.000 2.236.520.000 215.050.000 2.451.570.000 1.662.000.000 131.300.000 103.560.000 234.860.000 7.216.856.000

167 Kab. Tasikmalaya 638.010.000 183.312.000 3.354.780.000 215.050.000 3.569.830.000 2.106.000.000 196.950.000 103.560.000 300.510.000 6.797.662.000

168 Kota Bandung - 342.504.000 2.580.600.000 215.050.000 2.795.650.000 906.000.000 151.500.000 103.560.000 255.060.000 4.299.214.000

169 Kota Banjar 425.340.000 57.888.000 430.100.000 - 430.100.000 150.000.000 20.200.000 103.560.000 123.760.000 1.187.088.000

170 Kota Bekasi 1.276.020.000 441.396.000 1.032.240.000 215.050.000 1.247.290.000 336.000.000 60.600.000 103.560.000 164.160.000 3.464.866.000

171 Kota Bogor 106.335.000 127.836.000 645.150.000 - 645.150.000 408.000.000 30.300.000 103.560.000 133.860.000 1.421.181.000

172 Kota Cimahi 106.335.000 98.892.000 322.575.000 - 322.575.000 90.000.000 15.150.000 103.560.000 118.710.000 736.512.000

173 Kota Cirebon 531.675.000 96.480.000 537.625.000 - 537.625.000 132.000.000 25.250.000 103.560.000 128.810.000 1.426.590.000

174 Kota Depok 744.345.000 407.628.000 946.220.000 215.050.000 1.161.270.000 378.000.000 55.550.000 103.560.000 159.110.000 2.850.353.000

175 Kota Sukabumi 744.345.000 212.256.000 752.675.000 - 752.675.000 198.000.000 35.350.000 103.560.000 138.910.000 2.046.186.000

176 Kota Tasikmalaya 1.063.350.000 89.244.000 1.075.250.000 - 1.075.250.000 414.000.000 50.500.000 103.560.000 154.060.000 2.795.904.000

177 Provinsi Jawa Tengah -

178 Kab. Banjarnegara 2.068.640.000 101.308.000 2.075.600.000 - 2.075.600.000 1.668.000.000 101.000.000 102.720.000 203.720.000 6.117.268.000

179 Kab. Banyumas 2.792.664.000 226.176.000 2.241.648.000 207.560.000 2.449.208.000 1.986.000.000 136.350.000 102.720.000 239.070.000 7.693.118.000

180 Kab. Batang 1.551.480.000 70.680.000 1.556.700.000 - 1.556.700.000 1.488.000.000 75.750.000 102.720.000 178.470.000 4.845.330.000

181 Kab. Blora 1.654.912.000 101.308.000 1.328.384.000 207.560.000 1.535.944.000 1.770.000.000 80.800.000 102.720.000 183.520.000 5.245.684.000

182 Kab. Boyolali 1.861.776.000 134.292.000 1.971.820.000 - 1.971.820.000 1.602.000.000 95.950.000 102.720.000 198.670.000 5.768.558.000

183 Kab. Brebes 1.758.344.000 113.088.000 1.411.408.000 207.560.000 1.618.968.000 1.782.000.000 85.850.000 102.720.000 188.570.000 5.460.970.000

184 Kab. Cilacap 2.482.368.000 124.868.000 1.992.576.000 207.560.000 2.200.136.000 1.704.000.000 121.200.000 102.720.000 223.920.000 6.735.292.000

185 Kab. Demak 1.241.184.000 143.716.000 1.162.336.000 207.560.000 1.369.896.000 1.494.000.000 70.700.000 102.720.000 173.420.000 4.422.216.000

186 Kab. Grobogan 1.965.208.000 207.328.000 1.577.456.000 207.560.000 1.785.016.000 1.680.000.000 95.950.000 102.720.000 198.670.000 5.836.222.000

187 Kab. Jepara 1.654.912.000 98.952.000 1.328.384.000 207.560.000 1.535.944.000 1.170.000.000 80.800.000 102.720.000 183.520.000 4.643.328.000

188 Kab. Karanganyar 1.758.344.000 82.460.000 1.764.260.000 - 1.764.260.000 1.062.000.000 85.850.000 102.720.000 188.570.000 4.855.634.000

189 Kab. Kebumen 2.689.232.000 134.292.000 2.158.624.000 207.560.000 2.366.184.000 2.760.000.000 131.300.000 102.720.000 234.020.000 8.183.728.000

190 Kab. Kendal 1.861.776.000 120.156.000 2.075.600.000 - 2.075.600.000 1.716.000.000 101.000.000 102.720.000 203.720.000 5.977.252.000

191 Kab. Klaten 1.965.208.000 193.192.000 2.158.624.000 207.560.000 2.366.184.000 2.406.000.000 131.300.000 102.720.000 234.020.000 7.164.604.000

192 Kab. Kudus 517.160.000 131.936.000 934.020.000 - 934.020.000 792.000.000 45.450.000 102.720.000 148.170.000 2.523.286.000

193 Kab. Magelang 1.861.776.000 110.732.000 1.743.504.000 207.560.000 1.951.064.000 2.232.000.000 106.050.000 102.720.000 208.770.000 6.364.342.000

194 Kab. Pati 2.172.072.000 98.952.000 1.743.504.000 207.560.000 1.951.064.000 2.436.000.000 106.050.000 102.720.000 208.770.000 6.866.858.000

195 Kab. Pekalongan 1.965.208.000 80.104.000 1.577.456.000 207.560.000 1.785.016.000 1.710.000.000 95.950.000 102.720.000 198.670.000 5.738.998.000

196 Kab. Pemalang 1.448.048.000 124.868.000 1.162.336.000 207.560.000 1.369.896.000 1.332.000.000 70.700.000 102.720.000 173.420.000 4.448.232.000

197 Kab. Purbalingga 1.861.776.000 98.952.000 1.494.432.000 207.560.000 1.701.992.000 1.434.000.000 90.900.000 102.720.000 193.620.000 5.290.340.000

198 Kab. Purworejo 1.654.912.000 129.580.000 1.660.480.000 - 1.660.480.000 2.964.000.000 80.800.000 102.720.000 183.520.000 6.592.492.000

199 Kab. Rembang 1.448.048.000 63.612.000 1.452.920.000 - 1.452.920.000 1.764.000.000 70.700.000 102.720.000 173.420.000 4.902.000.000

200 Kab. Semarang 1.965.208.000 122.512.000 1.971.820.000 - 1.971.820.000 1.410.000.000 95.950.000 102.720.000 198.670.000 5.668.210.000

201 Kab. Sragen 2.068.640.000 169.632.000 1.660.480.000 207.560.000 1.868.040.000 1.248.000.000 101.000.000 102.720.000 203.720.000 5.558.032.000

202 Kab. Sukoharjo 1.241.184.000 89.528.000 1.245.360.000 - 1.245.360.000 1.002.000.000 60.600.000 102.720.000 163.320.000 3.741.392.000

203 Kab. Tegal 1.758.344.000 153.140.000 1.868.040.000 - 1.868.040.000 1.722.000.000 90.900.000 102.720.000 193.620.000 5.695.144.000

204 Kab. Temanggung 1.654.912.000 75.392.000 2.075.600.000 - 2.075.600.000 1.734.000.000 101.000.000 102.720.000 203.720.000 5.743.624.000

205 Kab. Wonogiri 2.585.800.000 108.376.000 2.594.500.000 - 2.594.500.000 1.764.000.000 126.250.000 102.720.000 228.970.000 7.281.646.000

206 Kab. Wonosobo 1.551.480.000 80.104.000 1.245.360.000 207.560.000 1.452.920.000 1.590.000.000 75.750.000 102.720.000 178.470.000 4.852.974.000

207 Kota Magelang 206.864.000 68.324.000 311.340.000 - 311.340.000 102.000.000 15.150.000 102.720.000 117.870.000 806.398.000

208 Kota Pekalongan 413.728.000 129.580.000 415.120.000 - 415.120.000 162.000.000 20.200.000 102.720.000 122.920.000 1.243.348.000

209 Kota Salatiga 413.728.000 68.324.000 415.120.000 - 415.120.000 138.000.000 20.200.000 102.720.000 122.920.000 1.158.092.000

210 Kota Semarang 1.654.912.000 157.852.000 1.660.480.000 - 1.660.480.000 1.062.000.000 80.800.000 102.720.000 183.520.000 4.718.764.000

211 Kota Surakarta 517.160.000 87.172.000 518.900.000 - 518.900.000 306.000.000 25.250.000 102.720.000 127.970.000 1.557.202.000

212 Kota Tegal 413.728.000 87.172.000 415.120.000 - 415.120.000 162.000.000 20.200.000 102.720.000 122.920.000 1.200.940.000
BIAYA OPERASIONAL PENGGERAKAN
DUKUNGAN MEDIA KIE DAN MANAJEMEN
DI KAMPUNG KB BIAYA
BIAYA
OPERASIONAL
OPERASIONAL BIAYA OPERASIONAL BIAYA GRAND TOTAL
NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA OPERASIOAN PEMBINAAN
BALAI DISTRIBUSI ALOKON OPERASIONAL BOKB
PENCEGAHAN TOTAL PROGRAM MEDIA KIE MANAJEMEN TOTAL
PENYULUHAN KB PENGGERAKAN
STUNTING OLEH KADER
DI KAMPUNG KB

213 Provinsi DI Yogyakarta -

214 Kab. Bantul 1.745.458.000 173.160.000 1.396.856.000 205.420.000 1.602.276.000 450.000.000 85.850.000 102.480.000 188.330.000 4.159.224.000

215 Kab. Gunung Kidul 1.848.132.000 114.660.000 1.479.024.000 205.420.000 1.684.444.000 864.000.000 90.900.000 102.480.000 193.380.000 4.704.616.000

216 Kab. Kulon Progo 1.232.088.000 74.880.000 986.016.000 205.420.000 1.191.436.000 528.000.000 60.600.000 102.480.000 163.080.000 3.189.484.000

217 Kab. Sleman 1.540.110.000 219.960.000 1.746.070.000 - 1.746.070.000 516.000.000 85.850.000 102.480.000 188.330.000 4.210.470.000

218 Kota Yogyakarta 205.348.000 1.437.940.000 - 1.437.940.000 270.000.000 70.700.000 102.480.000 173.180.000 2.086.468.000

219 Provinsi Jawa Timur -

220 Kab. Bangkalan 1.968.408.000 69.716.000 1.540.656.000 213.980.000 1.754.636.000 1.686.000.000 90.900.000 103.440.000 194.340.000 5.673.100.000

221 Kab. Banyuwangi 2.187.120.000 163.472.000 2.674.750.000 - 2.674.750.000 1.302.000.000 126.250.000 103.440.000 229.690.000 6.557.032.000

222 Kab. Blitar 2.077.764.000 117.796.000 2.353.780.000 - 2.353.780.000 1.488.000.000 111.100.000 103.440.000 214.540.000 6.251.880.000

223 Kab. Bojonegoro 2.843.256.000 156.260.000 2.995.720.000 - 2.995.720.000 2.580.000.000 141.400.000 103.440.000 244.840.000 8.820.076.000

224 Kab. Bondowoso 2.515.188.000 76.928.000 1.968.616.000 213.980.000 2.182.596.000 1.314.000.000 116.150.000 103.440.000 219.590.000 6.308.302.000

225 Kab. Gresik 1.859.052.000 120.200.000 1.925.820.000 - 1.925.820.000 2.136.000.000 90.900.000 103.440.000 194.340.000 6.235.412.000

226 Kab. Jember 3.171.324.000 245.208.000 2.653.352.000 213.980.000 2.867.332.000 1.488.000.000 156.550.000 103.440.000 259.990.000 8.031.854.000

227 Kab. Jombang 874.848.000 173.088.000 2.246.790.000 - 2.246.790.000 1.836.000.000 106.050.000 103.440.000 209.490.000 5.340.216.000

228 Kab. Kediri 2.515.188.000 213.956.000 2.225.392.000 213.980.000 2.439.372.000 2.064.000.000 131.300.000 103.440.000 234.740.000 7.467.256.000

229 Kab. Lamongan 2.952.612.000 141.836.000 2.310.984.000 213.980.000 2.524.964.000 2.844.000.000 136.350.000 103.440.000 239.790.000 8.703.202.000

230 Kab. Lumajang 2.077.764.000 98.564.000 2.246.790.000 - 2.246.790.000 1.230.000.000 106.050.000 103.440.000 209.490.000 5.862.608.000

231 Kab. Madiun 1.640.340.000 67.312.000 1.604.850.000 - 1.604.850.000 1.236.000.000 75.750.000 103.440.000 179.190.000 4.727.692.000

232 Kab. Magetan 1.968.408.000 91.352.000 1.925.820.000 - 1.925.820.000 1.410.000.000 90.900.000 103.440.000 194.340.000 5.589.920.000

233 Kab. Malang 3.280.680.000 230.784.000 2.824.536.000 213.980.000 3.038.516.000 2.340.000.000 166.650.000 103.440.000 270.090.000 9.160.070.000

234 Kab. Mojokerto 1.968.408.000 100.968.000 1.925.820.000 - 1.925.820.000 1.824.000.000 90.900.000 103.440.000 194.340.000 6.013.536.000

235 Kab. Nganjuk 1.968.408.000 86.544.000 1.711.840.000 213.980.000 1.925.820.000 1.704.000.000 101.000.000 103.440.000 204.440.000 5.889.212.000

236 Kab. Ngawi 2.077.764.000 76.928.000 1.626.248.000 213.980.000 1.840.228.000 1.302.000.000 95.950.000 103.440.000 199.390.000 5.496.310.000

237 Kab. Pacitan 1.312.272.000 69.716.000 1.283.880.000 - 1.283.880.000 1.026.000.000 60.600.000 103.440.000 164.040.000 3.855.908.000

238 Kab. Pamekasan 1.421.628.000 86.544.000 1.112.696.000 213.980.000 1.326.676.000 1.134.000.000 65.650.000 103.440.000 169.090.000 4.137.938.000

239 Kab. Pasuruan 2.296.476.000 115.392.000 2.054.208.000 213.980.000 2.268.188.000 2.190.000.000 121.200.000 103.440.000 224.640.000 7.094.696.000

240 Kab. Ponorogo 2.296.476.000 110.584.000 2.246.790.000 - 2.246.790.000 1.842.000.000 106.050.000 103.440.000 209.490.000 6.705.340.000

241 Kab. Probolinggo 2.624.544.000 134.624.000 2.054.208.000 213.980.000 2.268.188.000 1.980.000.000 121.200.000 103.440.000 224.640.000 7.231.996.000

242 Kab. Sampang 1.530.984.000 52.888.000 1.198.288.000 213.980.000 1.412.268.000 1.116.000.000 70.700.000 103.440.000 174.140.000 4.286.280.000

243 Kab. Sidoarjo - 177.896.000 1.540.656.000 213.980.000 1.754.636.000 2.118.000.000 90.900.000 103.440.000 194.340.000 4.244.872.000

244 Kab. Situbondo 1.859.052.000 108.180.000 1.818.830.000 - 1.818.830.000 816.000.000 85.850.000 103.440.000 189.290.000 4.791.352.000

245 Kab. Sumenep 2.952.612.000 156.260.000 2.310.984.000 213.980.000 2.524.964.000 2.004.000.000 136.350.000 103.440.000 239.790.000 7.877.626.000

246 Kab. Trenggalek 1.421.628.000 64.908.000 1.198.288.000 213.980.000 1.412.268.000 942.000.000 70.700.000 103.440.000 174.140.000 4.014.944.000

247 Kab. Tuban 2.187.120.000 98.564.000 2.139.800.000 - 2.139.800.000 1.968.000.000 101.000.000 103.440.000 204.440.000 6.597.924.000

248 Kab. Tulungagung 2.077.764.000 151.452.000 2.032.810.000 - 2.032.810.000 1.626.000.000 95.950.000 103.440.000 199.390.000 6.087.416.000

249 Kota Blitar 328.068.000 60.100.000 320.970.000 - 320.970.000 126.000.000 15.150.000 103.440.000 118.590.000 953.728.000

250 Kota Kediri 328.068.000 50.484.000 320.970.000 - 320.970.000 276.000.000 15.150.000 103.440.000 118.590.000 1.094.112.000

251 Kota Madiun 328.068.000 84.140.000 320.970.000 - 320.970.000 162.000.000 15.150.000 103.440.000 118.590.000 1.013.768.000

252 Kota Malang 546.780.000 139.432.000 534.950.000 - 534.950.000 342.000.000 25.250.000 103.440.000 128.690.000 1.691.852.000

253 Kota Mojokerto 218.712.000 33.656.000 320.970.000 - 320.970.000 108.000.000 15.150.000 103.440.000 118.590.000 799.928.000

254 Kota Pasuruan 437.424.000 38.464.000 427.960.000 - 427.960.000 204.000.000 20.200.000 103.440.000 123.640.000 1.231.488.000

255 Kota Probolinggo 546.780.000 112.988.000 534.950.000 - 534.950.000 174.000.000 25.250.000 103.440.000 128.690.000 1.497.408.000

256 Kota Surabaya - 2.653.352.000 213.980.000 2.867.332.000 924.000.000 156.550.000 103.440.000 259.990.000 4.051.322.000

257 Kota Batu 328.068.000 69.716.000 320.970.000 - 320.970.000 144.000.000 15.150.000 103.440.000 118.590.000 981.344.000

258 Provinsi Kalimantan Barat -

259 Kab. Bengkayang 1.830.152.000 52.888.000 1.818.830.000 - 1.818.830.000 744.000.000 85.850.000 103.440.000 189.290.000 4.635.160.000

260 Kab. Landak 1.399.528.000 45.676.000 1.390.870.000 - 1.390.870.000 936.000.000 65.650.000 103.440.000 169.090.000 3.941.164.000

261 Kab. Kapuas Hulu 1.830.152.000 64.908.000 1.968.616.000 213.980.000 2.182.596.000 1.692.000.000 116.150.000 103.440.000 219.590.000 5.989.246.000

262 Kab. Ketapang 2.153.120.000 81.736.000 1.711.840.000 213.980.000 1.925.820.000 1.572.000.000 101.000.000 103.440.000 204.440.000 5.937.116.000

263 Kab. Mempawah - 57.696.000 962.910.000 - 962.910.000 402.000.000 45.450.000 103.440.000 148.890.000 1.571.496.000

264 Kab. Sambas 2.045.464.000 129.816.000 1.626.248.000 213.980.000 1.840.228.000 1.158.000.000 95.950.000 103.440.000 199.390.000 5.372.898.000

265 Kab. Sanggau 1.614.840.000 72.120.000 1.604.850.000 - 1.604.850.000 1.014.000.000 75.750.000 103.440.000 179.190.000 4.485.000.000

266 Kab. Sintang 1.507.184.000 60.100.000 1.198.288.000 213.980.000 1.412.268.000 2.436.000.000 70.700.000 103.440.000 174.140.000 5.589.692.000

267 Kota Pontianak - 228.380.000 641.940.000 - 641.940.000 174.000.000 30.300.000 103.440.000 133.740.000 1.178.060.000

268 Kota Singkawang 538.280.000 100.968.000 534.950.000 - 534.950.000 156.000.000 25.250.000 103.440.000 128.690.000 1.458.888.000

269 Kab. Sekadau 753.592.000 31.252.000 748.930.000 - 748.930.000 522.000.000 35.350.000 103.440.000 138.790.000 2.194.564.000

270 Kab. Melawi - 28.848.000 941.512.000 213.980.000 1.155.492.000 1.014.000.000 55.550.000 103.440.000 158.990.000 2.357.330.000

271 Kab. Kayong Utara 645.936.000 21.636.000 641.940.000 - 641.940.000 258.000.000 30.300.000 103.440.000 133.740.000 1.701.252.000

272 Kab. Kubu Raya 968.904.000 129.816.000 962.910.000 - 962.910.000 702.000.000 45.450.000 103.440.000 148.890.000 2.912.520.000
BIAYA OPERASIONAL PENGGERAKAN
DUKUNGAN MEDIA KIE DAN MANAJEMEN
DI KAMPUNG KB BIAYA
BIAYA
OPERASIONAL
OPERASIONAL BIAYA OPERASIONAL GRAND TOTAL
NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA BIAYA PEMBINAAN
BALAI DISTRIBUSI ALOKON OPERASIOAN BOKB
OPERASIONAL PROGRAM
PENYULUHAN KB PENCEGAHAN TOTAL MEDIA KIE MANAJEMEN TOTAL
PENGGERAKAN OLEH KADER
STUNTING
DI KAMPUNG KB

273 Provinsi Kalimantan Tengah -

274 Kab. Barito Selatan 321.270.000 35.580.000 503.280.000 209.700.000 712.980.000 558.000.000 30.300.000 102.960.000 133.260.000 1.761.090.000

275 Kab. Barito Utara - 78.276.000 943.650.000 - 943.650.000 618.000.000 45.450.000 102.960.000 148.410.000 1.788.336.000

276 Kab. Kapuas - 59.300.000 1.425.960.000 209.700.000 1.635.660.000 1.386.000.000 85.850.000 102.960.000 188.810.000 3.269.770.000

277 Kab. Kotawaringin Barat 642.540.000 123.344.000 629.100.000 - 629.100.000 564.000.000 30.300.000 102.960.000 133.260.000 2.092.244.000

278 Kab. Kotawaringin Timur - 135.204.000 1.425.960.000 209.700.000 1.635.660.000 1.110.000.000 85.850.000 102.960.000 188.810.000 3.069.674.000

279 Kota Palangkaraya - 194.504.000 524.250.000 - 524.250.000 180.000.000 25.250.000 102.960.000 128.210.000 1.026.964.000

280 Kab. Katingan 1.392.170.000 40.324.000 1.363.050.000 - 1.363.050.000 966.000.000 65.650.000 102.960.000 168.610.000 3.930.154.000

281 Kab. Seruyan 1.070.900.000 59.300.000 1.048.500.000 - 1.048.500.000 600.000.000 50.500.000 102.960.000 153.460.000 2.932.160.000

282 Kab. Sukamara - 16.604.000 524.250.000 - 524.250.000 192.000.000 25.250.000 102.960.000 128.210.000 861.064.000

283 Kab. Lamandau 856.720.000 33.208.000 838.800.000 - 838.800.000 528.000.000 40.400.000 102.960.000 143.360.000 2.400.088.000

284 Kab. Gunung Mas 856.720.000 42.696.000 1.006.560.000 209.700.000 1.216.260.000 762.000.000 60.600.000 102.960.000 163.560.000 3.041.236.000

285 Kab. Pulang Pisau 749.630.000 30.836.000 838.800.000 - 838.800.000 594.000.000 40.400.000 102.960.000 143.360.000 2.356.626.000

286 Kab. Murung Raya - 45.068.000 1.048.500.000 - 1.048.500.000 750.000.000 50.500.000 102.960.000 153.460.000 1.997.028.000

287 Kab. Barito Timur 1.070.900.000 26.092.000 838.800.000 209.700.000 1.048.500.000 618.000.000 50.500.000 102.960.000 153.460.000 2.916.952.000

288 Provinsi Kalimantan Selatan -

289 Kab. Banjar 1.412.255.000 69.948.000 2.150.500.000 - 2.150.500.000 1.740.000.000 101.000.000 103.560.000 204.560.000 5.577.263.000

290 Kab. Barito Kuala 1.303.620.000 60.300.000 1.827.925.000 - 1.827.925.000 1.206.000.000 85.850.000 103.560.000 189.410.000 4.587.255.000

291 Kab. Hulu Sungai Selatan 1.194.985.000 69.948.000 1.182.775.000 - 1.182.775.000 888.000.000 55.550.000 103.560.000 159.110.000 3.494.818.000

292 Kab. Hulu Sungai Tengah 1.194.985.000 77.184.000 1.182.775.000 - 1.182.775.000 1.014.000.000 55.550.000 103.560.000 159.110.000 3.628.054.000

293 Kab. Hulu Sungai Utara 1.086.350.000 57.888.000 860.200.000 215.050.000 1.075.250.000 1.314.000.000 50.500.000 103.560.000 154.060.000 3.687.548.000

294 Kab. Kotabaru 1.194.985.000 91.656.000 2.258.025.000 - 2.258.025.000 1.212.000.000 106.050.000 103.560.000 209.610.000 4.966.276.000

295 Kab. Tabalong 108.635.000 48.240.000 1.032.240.000 215.050.000 1.247.290.000 786.000.000 60.600.000 103.560.000 164.160.000 2.354.325.000

296 Kab. Tanah Laut 1.194.985.000 57.888.000 1.182.775.000 - 1.182.775.000 810.000.000 55.550.000 103.560.000 159.110.000 3.404.758.000

297 Kab. Tapin 977.715.000 36.180.000 1.032.240.000 215.050.000 1.247.290.000 810.000.000 60.600.000 103.560.000 164.160.000 3.235.345.000

298 Kota Banjarbaru 325.905.000 45.828.000 537.625.000 - 537.625.000 120.000.000 25.250.000 103.560.000 128.810.000 1.158.168.000

299 Kota Banjarmasin 543.175.000 123.012.000 537.625.000 - 537.625.000 312.000.000 25.250.000 103.560.000 128.810.000 1.644.622.000

300 Kab. Balangan 108.635.000 38.592.000 860.200.000 - 860.200.000 942.000.000 40.400.000 103.560.000 143.960.000 2.093.387.000

301 Kab. Tanah Bumbu 869.080.000 53.064.000 860.200.000 215.050.000 1.075.250.000 894.000.000 50.500.000 103.560.000 154.060.000 3.045.454.000

302 Provinsi Kalimantan Timur -

303 Kab. Berau 110.477.000 52.712.000 1.383.915.000 - 1.383.915.000 660.000.000 65.650.000 103.320.000 168.970.000 2.376.074.000

304 Kab. Kutai Kartanegara 1.215.247.000 93.444.000 1.532.952.000 212.910.000 1.745.862.000 1.422.000.000 90.900.000 103.320.000 194.220.000 4.670.773.000

305 Kab. Kutai Barat 662.862.000 50.316.000 1.362.624.000 212.910.000 1.575.534.000 1.164.000.000 80.800.000 103.320.000 184.120.000 3.636.832.000

306 Kab. Kutai Timur - 88.652.000 1.532.952.000 212.910.000 1.745.862.000 846.000.000 90.900.000 103.320.000 194.220.000 2.874.734.000

307 Kab. Paser - 67.088.000 1.064.550.000 - 1.064.550.000 864.000.000 50.500.000 103.320.000 153.820.000 2.149.458.000

308 Kota Balikpapan 110.477.000 155.740.000 638.730.000 - 638.730.000 204.000.000 30.300.000 103.320.000 133.620.000 1.242.567.000

309 Kota Bontang 331.431.000 100.632.000 319.365.000 - 319.365.000 90.000.000 15.150.000 103.320.000 118.470.000 959.898.000

310 Kota Samarinda 331.431.000 138.968.000 1.064.550.000 - 1.064.550.000 354.000.000 50.500.000 103.320.000 153.820.000 2.042.769.000

311 Kab. Penajam Paser Utara 110.477.000 43.128.000 340.656.000 212.910.000 553.566.000 324.000.000 20.200.000 103.320.000 123.520.000 1.154.691.000

312 Kab. Mahakam Ulu - 16.772.000 532.275.000 - 532.275.000 300.000.000 25.250.000 103.320.000 128.570.000 977.617.000

313 Provinsi Sulawesi Utara -

314 Kab. Bolaang Mongondow 1.222.375.000 47.348.000 1.354.500.000 225.750.000 1.580.250.000 1.212.000.000 75.750.000 104.760.000 180.510.000 4.242.483.000

315 Kab. Minahasa 1.889.125.000 166.964.000 2.821.875.000 - 2.821.875.000 1.620.000.000 126.250.000 104.760.000 231.010.000 6.728.974.000

316 Kab. Sangihe 1.666.875.000 47.348.000 1.693.125.000 - 1.693.125.000 1.002.000.000 75.750.000 104.760.000 180.510.000 4.589.858.000

317 Kota Bitung 889.000.000 94.696.000 903.000.000 - 903.000.000 414.000.000 40.400.000 104.760.000 145.160.000 2.445.856.000

318 Kota Manado 1.222.375.000 99.680.000 1.241.625.000 - 1.241.625.000 522.000.000 55.550.000 104.760.000 160.310.000 3.245.990.000

319 Kab. Kepulauan Talaud 1.778.000.000 49.840.000 2.144.625.000 - 2.144.625.000 918.000.000 95.950.000 104.760.000 200.710.000 5.091.175.000

320 Kab. Minahasa Selatan 1.889.125.000 122.108.000 1.918.875.000 - 1.918.875.000 1.062.000.000 85.850.000 104.760.000 190.610.000 5.182.718.000

321 Kota Tomohon 555.625.000 59.808.000 564.375.000 - 564.375.000 264.000.000 25.250.000 104.760.000 130.010.000 1.573.818.000

322 Kab. Minahasa Utara 1.111.250.000 104.664.000 903.000.000 225.750.000 1.128.750.000 786.000.000 50.500.000 104.760.000 155.260.000 3.285.924.000

323 Kab. Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 666.750.000 37.380.000 1.128.750.000 - 1.128.750.000 558.000.000 50.500.000 104.760.000 155.260.000 2.546.140.000

324 Kota Kotamobagu 444.500.000 49.840.000 451.500.000 - 451.500.000 198.000.000 20.200.000 104.760.000 124.960.000 1.268.800.000

325 Kab. Bolaang Mongondow Utara 1.444.625.000 27.412.000 541.800.000 225.750.000 767.550.000 642.000.000 30.300.000 104.760.000 135.060.000 3.016.647.000

326 Kab. Minahasa Tenggara 1.333.500.000 79.744.000 1.354.500.000 - 1.354.500.000 864.000.000 60.600.000 104.760.000 165.360.000 3.797.104.000

327 Kab. Bolaang Mongondow Timur - 19.936.000 790.125.000 - 790.125.000 486.000.000 35.350.000 104.760.000 140.110.000 1.436.171.000

328 Kab. Bolaang Mongondow Selatan 777.875.000 22.428.000 632.100.000 225.750.000 857.850.000 486.000.000 35.350.000 104.760.000 140.110.000 2.284.263.000

329 Provinsi Sulawesi Tengah -

330 Kab. Banggai 2.378.618.000 69.020.000 1.939.084.000 210.770.000 2.149.854.000 2.022.000.000 116.150.000 103.080.000 219.230.000 6.838.722.000

331 Kab. Banggai Kepulauan 1.297.428.000 35.700.000 1.264.620.000 - 1.264.620.000 864.000.000 60.600.000 103.080.000 163.680.000 3.625.428.000

332 Kab. Banggai Laut 756.833.000 26.180.000 737.695.000 - 737.695.000 396.000.000 35.350.000 103.080.000 138.430.000 2.055.138.000

333 Kab. Buol 1.189.309.000 33.320.000 1.159.235.000 - 1.159.235.000 690.000.000 55.550.000 103.080.000 158.630.000 3.230.494.000

334 Kab. Donggala 1.729.904.000 49.980.000 1.686.160.000 - 1.686.160.000 1.002.000.000 80.800.000 103.080.000 183.880.000 4.651.924.000

335 Kab. Morowali 973.071.000 26.180.000 758.772.000 210.770.000 969.542.000 798.000.000 45.450.000 103.080.000 148.530.000 2.915.323.000

336 Kab. Morowali Utara 1.081.190.000 38.080.000 1.053.850.000 - 1.053.850.000 750.000.000 50.500.000 103.080.000 153.580.000 3.076.700.000

337 Kab. Parigi Moutong 2.486.737.000 66.640.000 1.939.084.000 210.770.000 2.149.854.000 1.698.000.000 116.150.000 103.080.000 219.230.000 6.620.461.000

338 Kab. Poso 2.054.261.000 64.260.000 2.002.315.000 - 2.002.315.000 1.020.000.000 95.950.000 103.080.000 199.030.000 5.339.866.000

339 Kab. Sigi 1.621.785.000 49.980.000 1.264.620.000 210.770.000 1.475.390.000 1.056.000.000 75.750.000 103.080.000 178.830.000 4.381.985.000

340 Kab. Tojo Una Una 1.297.428.000 40.460.000 1.264.620.000 - 1.264.620.000 876.000.000 60.600.000 103.080.000 163.680.000 3.642.188.000

341 Kab. Tolitoli 1.081.190.000 42.840.000 1.053.850.000 - 1.053.850.000 654.000.000 50.500.000 103.080.000 153.580.000 2.985.460.000

342 Kota Palu 864.952.000 85.680.000 843.080.000 - 843.080.000 276.000.000 40.400.000 103.080.000 143.480.000 2.213.192.000
BIAYA OPERASIONAL PENGGERAKAN
DUKUNGAN MEDIA KIE DAN MANAJEMEN
DI KAMPUNG KB BIAYA
BIAYA
OPERASIONAL
OPERASIONAL BIAYA OPERASIONAL GRAND TOTAL
NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA BIAYA PEMBINAAN
BALAI DISTRIBUSI ALOKON OPERASIOAN BOKB
OPERASIONAL PROGRAM
PENYULUHAN KB PENCEGAHAN TOTAL MEDIA KIE MANAJEMEN TOTAL
PENGGERAKAN OLEH KADER
STUNTING
DI KAMPUNG KB

343 Provinsi Sulawesi Selatan -

344 Kab. Bantaeng 894,976,000 41,412,000 873,040,000 - 873,040,000 402,000,000 40,400,000 103,920,000 144,320,000 2,355,748,000

345 Kab. Barru 783,104,000 34,104,000 763,910,000 - 763,910,000 330,000,000 35,350,000 103,920,000 139,270,000 2,050,388,000

346 Kab. Bone 3,020,544,000 114,492,000 2,357,208,000 218,260,000 2,575,468,000 2,232,000,000 136,350,000 103,920,000 240,270,000 8,182,774,000

347 Kab. Bulukumba - 51,156,000 1,091,300,000 - 1,091,300,000 816,000,000 50,500,000 103,920,000 154,420,000 2,112,876,000

348 Kab. Enrekang - 46,284,000 1,047,648,000 218,260,000 1,265,908,000 774,000,000 60,600,000 103,920,000 164,520,000 2,250,712,000

349 Kab. Gowa 2,013,696,000 75,516,000 1,571,472,000 218,260,000 1,789,732,000 1,002,000,000 90,900,000 103,920,000 194,820,000 5,075,764,000

350 Kab. Jeneponto 1,230,592,000 48,720,000 960,344,000 218,260,000 1,178,604,000 678,000,000 55,550,000 103,920,000 159,470,000 3,295,386,000

351 Kab. Luwu - 63,336,000 2,400,860,000 - 2,400,860,000 1,362,000,000 111,100,000 103,920,000 215,020,000 4,041,216,000

352 Kab. Luwu Utara 1,342,464,000 36,540,000 1,309,560,000 - 1,309,560,000 1,038,000,000 60,600,000 103,920,000 164,520,000 3,891,084,000

353 Kab. Maros - 60,900,000 1,527,820,000 - 1,527,820,000 618,000,000 70,700,000 103,920,000 174,620,000 2,381,340,000

354 Kab. Pangkajene Kepulauan 1,118,720,000 65,772,000 1,134,952,000 218,260,000 1,353,212,000 618,000,000 65,650,000 103,920,000 169,570,000 3,325,274,000

355 Kota Palopo 447,488,000 48,720,000 982,170,000 - 982,170,000 288,000,000 45,450,000 103,920,000 149,370,000 1,915,748,000

356 Kab. Luwu Timur 1,342,464,000 51,156,000 1,200,430,000 - 1,200,430,000 762,000,000 55,550,000 103,920,000 159,470,000 3,515,520,000

357 Kab. Pinrang 1,342,464,000 65,772,000 1,047,648,000 218,260,000 1,265,908,000 648,000,000 60,600,000 103,920,000 164,520,000 3,486,664,000

358 Kab. Sinjai 894,976,000 58,464,000 785,736,000 218,260,000 1,003,996,000 480,000,000 45,450,000 103,920,000 149,370,000 2,586,806,000

359 Kab. Kepulauan Selayar 1,230,592,000 36,540,000 960,344,000 218,260,000 1,178,604,000 528,000,000 55,550,000 103,920,000 159,470,000 3,133,206,000

360 Kab. Sidenreng Rappang 1,230,592,000 41,412,000 1,200,430,000 - 1,200,430,000 636,000,000 55,550,000 103,920,000 159,470,000 3,267,904,000

361 Kab. Soppeng 894,976,000 51,156,000 873,040,000 - 873,040,000 420,000,000 40,400,000 103,920,000 144,320,000 2,383,492,000

362 Kab. Takalar 1,006,848,000 48,720,000 785,736,000 218,260,000 1,003,996,000 600,000,000 45,450,000 103,920,000 149,370,000 2,808,934,000

363 Kab. Tana Toraja 2,125,568,000 63,336,000 1,658,776,000 218,260,000 1,877,036,000 954,000,000 95,950,000 103,920,000 199,870,000 5,219,810,000

364 Kab. Wajo 1,566,208,000 70,644,000 1,527,820,000 - 1,527,820,000 1,140,000,000 70,700,000 103,920,000 174,620,000 4,479,292,000

365 Kota Parepare 447,488,000 53,592,000 436,520,000 - 436,520,000 132,000,000 20,200,000 103,920,000 124,120,000 1,193,720,000

366 Kota Makassar - 255,780,000 1,636,950,000 - 1,636,950,000 918,000,000 75,750,000 103,920,000 179,670,000 2,990,400,000

367 Kab. Toraja Utara - 70,644,000 1,833,384,000 218,260,000 2,051,644,000 906,000,000 106,050,000 103,920,000 209,970,000 3,238,258,000

368 Provinsi Sulawesi Tenggara -

369 Kab. Bombana 1,287,576,000 54,924,000 2,330,240,000 - 2,330,240,000 858,000,000 111,100,000 103,200,000 214,300,000 4,745,040,000

370 Kab. Buton 751,086,000 62,088,000 593,152,000 211,840,000 804,992,000 570,000,000 35,350,000 103,200,000 138,550,000 2,326,716,000

371 Kab. Buton Selatan 751,086,000 16,716,000 593,152,000 211,840,000 804,992,000 420,000,000 35,350,000 103,200,000 138,550,000 2,131,344,000

372 Kab. Buton Tengah 751,086,000 33,432,000 741,440,000 - 741,440,000 462,000,000 35,350,000 103,200,000 138,550,000 2,126,508,000

373 Kab. Buton Utara 643,788,000 26,268,000 635,520,000 - 635,520,000 540,000,000 30,300,000 103,200,000 133,500,000 1,979,076,000

374 Kab. Kolaka 1,287,576,000 78,804,000 1,016,832,000 211,840,000 1,228,672,000 810,000,000 60,600,000 103,200,000 163,800,000 3,568,852,000

375 Kab. Kolaka Timur 858,384,000 47,760,000 1,016,832,000 211,840,000 1,228,672,000 798,000,000 60,600,000 103,200,000 163,800,000 3,096,616,000

376 Kab. Kolaka Utara 1,609,470,000 50,148,000 1,588,800,000 - 1,588,800,000 798,000,000 75,750,000 103,200,000 178,950,000 4,225,368,000

377 Kab. Konawe 2,682,450,000 140,892,000 2,859,840,000 - 2,859,840,000 2,124,000,000 136,350,000 103,200,000 239,550,000 8,046,732,000

378 Kab. Konawe Kepulauan 751,086,000 33,432,000 741,440,000 - 741,440,000 576,000,000 35,350,000 103,200,000 138,550,000 2,240,508,000

379 Kab. Konawe Selatan 2,682,450,000 95,520,000 2,648,000,000 - 2,648,000,000 2,106,000,000 126,250,000 103,200,000 229,450,000 7,761,420,000

380 Kab. Konawe Utara 751,086,000 42,984,000 1,376,960,000 - 1,376,960,000 1,020,000,000 65,650,000 103,200,000 168,850,000 3,359,880,000

381 Kab. Muna 2,360,556,000 112,236,000 1,864,192,000 211,840,000 2,076,032,000 906,000,000 111,100,000 103,200,000 214,300,000 5,669,124,000

382 Kab. Muna Barat 858,384,000 50,148,000 1,165,120,000 - 1,165,120,000 516,000,000 55,550,000 103,200,000 158,750,000 2,748,402,000

383 Kab. Wakatobi 858,384,000 52,536,000 677,888,000 211,840,000 889,728,000 606,000,000 40,400,000 103,200,000 143,600,000 2,550,248,000

384 Kota Bau-bau 858,384,000 47,760,000 847,360,000 - 847,360,000 258,000,000 40,400,000 103,200,000 143,600,000 2,155,104,000

385 Kota Kendari 1,180,278,000 138,504,000 1,059,200,000 - 1,059,200,000 384,000,000 50,500,000 103,200,000 153,700,000 2,915,682,000

386 Provinsi Bali -

387 Kab. Badung - 151,032,000 654,780,000 - 654,780,000 372,000,000 30,300,000 103,920,000 134,220,000 1,312,032,000

388 Kab. Bangli 219,544,000 46,284,000 349,216,000 218,260,000 567,476,000 432,000,000 20,200,000 103,920,000 124,120,000 1,389,424,000

389 Kab. Buleleng 987,948,000 116,928,000 785,736,000 218,260,000 1,003,996,000 888,000,000 45,450,000 103,920,000 149,370,000 3,146,242,000

390 Kab. Gianyar 768,404,000 148,596,000 611,128,000 218,260,000 829,388,000 420,000,000 35,350,000 103,920,000 139,270,000 2,305,658,000

391 Kab. Jembrana 548,860,000 82,824,000 545,650,000 - 545,650,000 306,000,000 25,250,000 103,920,000 129,170,000 1,612,504,000

392 Kab. Karangasem 878,176,000 56,028,000 873,040,000 - 873,040,000 468,000,000 40,400,000 103,920,000 144,320,000 2,419,564,000

393 Kab. Klungkung 219,544,000 65,772,000 436,520,000 - 436,520,000 354,000,000 20,200,000 103,920,000 124,120,000 1,199,956,000

394 Kab. Tabanan 1,097,720,000 92,568,000 1,091,300,000 - 1,091,300,000 798,000,000 50,500,000 103,920,000 154,420,000 3,234,008,000

395 Kota Denpasar - 172,956,000 436,520,000 - 436,520,000 258,000,000 20,200,000 103,920,000 124,120,000 991,596,000

396 Provinsi Nusa Tenggara Barat -

397 Kab. Bima 1,961,442,000 214,200,000 1,686,160,000 210,770,000 1,896,930,000 1,146,000,000 90,900,000 103,080,000 193,980,000 5,412,552,000

398 Kab. Dompu 871,752,000 154,700,000 674,464,000 210,770,000 885,234,000 486,000,000 40,400,000 103,080,000 143,480,000 2,541,166,000

399 Kab. Lombok Barat 1,089,690,000 347,480,000 843,080,000 210,770,000 1,053,850,000 732,000,000 50,500,000 103,080,000 153,580,000 3,376,600,000

400 Kab. Lombok Tengah 1,307,628,000 442,680,000 1,011,696,000 210,770,000 1,222,466,000 834,000,000 60,600,000 103,080,000 163,680,000 3,970,454,000

401 Kab. Lombok Timur 2,179,380,000 654,500,000 1,686,160,000 210,770,000 1,896,930,000 1,524,000,000 101,000,000 103,080,000 204,080,000 6,458,890,000

402 Kab. Sumbawa 2,615,256,000 390,320,000 2,023,392,000 210,770,000 2,234,162,000 990,000,000 121,200,000 103,080,000 224,280,000 6,454,018,000

403 Kota Mataram 653,814,000 178,500,000 632,310,000 - 632,310,000 300,000,000 30,300,000 103,080,000 133,380,000 1,898,004,000

404 Kota Bima 544,845,000 152,320,000 632,310,000 632,310,000 228,000,000 25,250,000 103,080,000 128,330,000 1,685,805,000

405 Kab. Sumbawa Barat 871,752,000 202,300,000 674,464,000 210,770,000 885,234,000 384,000,000 40,400,000 103,080,000 143,480,000 2,486,766,000

406 Kab. Lombok Utara 544,845,000 218,960,000 421,540,000 210,770,000 632,310,000 198,000,000 25,250,000 103,080,000 128,330,000 1,722,445,000
BIAYA OPERASIONAL PENGGERAKAN
DUKUNGAN MEDIA KIE DAN MANAJEMEN
DI KAMPUNG KB BIAYA
BIAYA
OPERASIONAL
OPERASIONAL BIAYA OPERASIONAL BIAYA GRAND TOTAL
NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA OPERASIOAN PEMBINAAN
BALAI DISTRIBUSI ALOKON OPERASIONAL BOKB
PENCEGAHAN TOTAL PROGRAM MEDIA KIE MANAJEMEN TOTAL
PENYULUHAN KB PENGGERAKAN
STUNTING OLEH KADER
DI KAMPUNG KB

407 Provinsi Nusa Tenggara Timur -

408 Kab. Alor 1.804.873.000 114.240.000 1.433.236.000 210.770.000 1.644.006.000 1.050.000.000 85.850.000 103.080.000 188.930.000 4.802.049.000

409 Kab. Belu 1.274.028.000 45.220.000 1.011.696.000 210.770.000 1.222.466.000 486.000.000 60.600.000 103.080.000 163.680.000 3.191.394.000

410 Kab. Ende 2.229.549.000 211.820.000 1.770.468.000 210.770.000 1.981.238.000 1.668.000.000 106.050.000 103.080.000 209.130.000 6.299.737.000

411 Kab. Flores Timur 1.380.197.000 52.360.000 1.601.852.000 210.770.000 1.812.622.000 1.500.000.000 95.950.000 103.080.000 199.030.000 4.944.209.000

412 Kab. Kupang 2.017.211.000 69.020.000 2.023.392.000 210.770.000 2.234.162.000 1.062.000.000 121.200.000 103.080.000 224.280.000 5.606.673.000

413 Kab. Lembata 955.521.000 23.800.000 758.772.000 210.770.000 969.542.000 906.000.000 45.450.000 103.080.000 148.530.000 3.003.393.000

414 Kab. Malaka 424.676.000 47.600.000 1.011.696.000 210.770.000 1.222.466.000 762.000.000 60.600.000 103.080.000 163.680.000 2.620.422.000

415 Kab. Manggarai 1.274.028.000 54.740.000 1.011.696.000 210.770.000 1.222.466.000 1.026.000.000 60.600.000 103.080.000 163.680.000 3.740.914.000

416 Kab. Manggarai Barat 1.061.690.000 52.360.000 1.011.696.000 210.770.000 1.222.466.000 1.014.000.000 60.600.000 103.080.000 163.680.000 3.514.196.000

417 Kab. Manggarai Timur 955.521.000 69.020.000 758.772.000 210.770.000 969.542.000 1.056.000.000 45.450.000 103.080.000 148.530.000 3.198.613.000

418 Kab. Nagekeo 743.183.000 16.660.000 590.156.000 210.770.000 800.926.000 678.000.000 35.350.000 103.080.000 138.430.000 2.377.199.000

419 Kab. Ngada 1.274.028.000 42.840.000 1.011.696.000 210.770.000 1.222.466.000 906.000.000 60.600.000 103.080.000 163.680.000 3.609.014.000

420 Kab. Rote Ndao 1.061.690.000 38.080.000 843.080.000 210.770.000 1.053.850.000 714.000.000 50.500.000 103.080.000 153.580.000 3.021.200.000

421 Kab. Sabu Raijua 637.014.000 16.660.000 505.848.000 210.770.000 716.618.000 378.000.000 30.300.000 103.080.000 133.380.000 1.881.672.000

422 Kab. Sikka 1.061.690.000 90.440.000 1.770.468.000 210.770.000 1.981.238.000 960.000.000 106.050.000 103.080.000 209.130.000 4.302.498.000

423 Kab. Sumba Barat 637.014.000 28.560.000 505.848.000 210.770.000 716.618.000 444.000.000 30.300.000 103.080.000 133.380.000 1.959.572.000

424 Kab. Sumba Barat Daya 1.167.859.000 40.460.000 927.388.000 210.770.000 1.138.158.000 1.050.000.000 55.550.000 103.080.000 158.630.000 3.555.107.000

425 Kab. Sumba Tengah 424.676.000 23.800.000 421.540.000 210.770.000 632.310.000 390.000.000 25.250.000 103.080.000 128.330.000 1.599.116.000

426 Kab. Sumba Timur 2.866.563.000 73.780.000 1.854.776.000 210.770.000 2.065.546.000 936.000.000 111.100.000 103.080.000 214.180.000 6.156.069.000

427 Kab. Timor Tengah Selatan 2.654.225.000 107.100.000 2.697.856.000 210.770.000 2.908.626.000 1.668.000.000 161.600.000 103.080.000 264.680.000 7.602.631.000

428 Kab. Timor Tengah Utara 2.548.056.000 64.260.000 2.023.392.000 210.770.000 2.234.162.000 1.158.000.000 121.200.000 103.080.000 224.280.000 6.228.758.000

429 Kota Kupang 637.014.000 130.900.000 632.310.000 - 632.310.000 306.000.000 30.300.000 103.080.000 133.380.000 1.839.604.000

430 Provinsi Maluku -

431 Kab. Buru 1.187.910.000 35.336.000 1.150.150.000 - 1.150.150.000 492.000.000 50.500.000 107.640.000 158.140.000 3.023.536.000

432 Kab. Buru Selatan 712.746.000 10.096.000 690.090.000 - 690.090.000 474.000.000 30.300.000 107.640.000 137.940.000 2.024.872.000

433 Kab. Kepulauan Aru 593.955.000 78.244.000 920.120.000 230.030.000 1.150.150.000 714.000.000 50.500.000 107.640.000 158.140.000 2.694.489.000

434 Kab. Maluku Barat Daya 593.955.000 17.668.000 1.564.204.000 230.030.000 1.794.234.000 708.000.000 85.850.000 107.640.000 193.490.000 3.307.347.000

435 Kab. Maluku Tengah 1.900.656.000 111.056.000 1.656.216.000 230.030.000 1.886.246.000 1.152.000.000 90.900.000 107.640.000 198.540.000 5.248.498.000

436 Kab. Maluku Tenggara 1.306.701.000 45.432.000 1.012.132.000 230.030.000 1.242.162.000 1.146.000.000 55.550.000 107.640.000 163.190.000 3.903.485.000

437 Kab. Maluku Tenggara Barat 1.187.910.000 42.908.000 1.150.150.000 - 1.150.150.000 492.000.000 50.500.000 107.640.000 158.140.000 3.031.108.000

438 Kab. Seram Bagian Barat 1.306.701.000 55.528.000 1.012.132.000 230.030.000 1.242.162.000 552.000.000 55.550.000 107.640.000 163.190.000 3.319.581.000

439 Kab. Seram Bagian Timur 1.544.283.000 32.812.000 1.380.180.000 230.030.000 1.610.210.000 1.188.000.000 75.750.000 107.640.000 183.390.000 4.558.695.000

440 Kota Ambon 593.955.000 254.924.000 575.075.000 - 575.075.000 300.000.000 91.039.000 107.640.000 198.679.000 1.922.633.000

441 Kota Tual 593.955.000 30.288.000 575.075.000 - 575.075.000 180.000.000 25.250.000 107.640.000 132.890.000 1.512.208.000

442 Provinsi Papua -

443 Kab. Asmat 123.170.000 22.788.000 1.756.360.000 231.100.000 1.987.460.000 1.326.000.000 95.950.000 107.760.000 203.710.000 3.663.128.000

444 Kab. Biak Numfor 2.093.890.000 116.472.000 1.756.360.000 231.100.000 1.987.460.000 1.608.000.000 95.950.000 107.760.000 203.710.000 6.009.532.000

445 Kab. Boven Digoel 1.724.380.000 58.236.000 1.848.800.000 231.100.000 2.079.900.000 672.000.000 101.000.000 107.760.000 208.760.000 4.743.276.000

446 Kab. Deiyai 615.850.000 7.596.000 462.200.000 231.100.000 693.300.000 402.000.000 25.250.000 107.760.000 133.010.000 1.851.756.000

447 Kab. Dogiyai 492.680.000 25.320.000 924.400.000 231.100.000 1.155.500.000 474.000.000 50.500.000 107.760.000 158.260.000 2.305.760.000

448 Kab. Intan Jaya 739.020.000 10.128.000 739.520.000 231.100.000 970.620.000 582.000.000 40.400.000 107.760.000 148.160.000 2.449.928.000

449 Kab. Jayapura 492.680.000 32.916.000 1.756.360.000 231.100.000 1.987.460.000 864.000.000 95.950.000 107.760.000 203.710.000 3.580.766.000

450 Kab. Jayawijaya 739.020.000 81.024.000 3.697.600.000 231.100.000 3.928.700.000 1.992.000.000 202.000.000 107.760.000 309.760.000 7.050.504.000

451 Kab. Keerom 615.850.000 35.448.000 1.016.840.000 231.100.000 1.247.940.000 546.000.000 121.339.000 107.760.000 229.099.000 2.674.337.000

452 Kab. Kepulauan Yapen 1.231.700.000 65.832.000 1.479.040.000 231.100.000 1.710.140.000 990.000.000 80.800.000 107.760.000 188.560.000 4.186.232.000

453 Kab. Lanny Jaya 1.478.040.000 2.532.000 3.605.160.000 231.100.000 3.836.260.000 2.130.000.000 196.950.000 107.760.000 304.710.000 7.751.542.000

454 Kab. Mamberamo Raya 123.170.000 7.596.000 739.520.000 231.100.000 970.620.000 360.000.000 40.400.000 107.760.000 148.160.000 1.609.546.000

455 Kab. Mamberamo Tengah 369.510.000 2.532.000 462.200.000 231.100.000 693.300.000 354.000.000 25.250.000 107.760.000 133.010.000 1.552.352.000

456 Kab. Mappi 1.231.700.000 30.384.000 1.386.600.000 231.100.000 1.617.700.000 984.000.000 75.750.000 107.760.000 183.510.000 4.047.294.000

457 Kab. Merauke 739.020.000 43.044.000 1.848.800.000 231.100.000 2.079.900.000 1.140.000.000 101.000.000 107.760.000 208.760.000 4.210.724.000

458 Kab. Mimika 369.510.000 73.428.000 1.663.920.000 231.100.000 1.895.020.000 912.000.000 90.900.000 107.760.000 198.660.000 3.448.618.000

459 Kab. Nabire 985.360.000 58.236.000 1.386.600.000 231.100.000 1.617.700.000 486.000.000 75.750.000 107.760.000 183.510.000 3.330.806.000

460 Kab. Nduga 492.680.000 10.128.000 2.958.080.000 231.100.000 3.189.180.000 1.488.000.000 161.600.000 107.760.000 269.360.000 5.449.348.000

461 Kab. Paniai 2.463.400.000 15.192.000 2.126.120.000 231.100.000 2.357.220.000 1.326.000.000 116.150.000 107.760.000 223.910.000 6.385.722.000

462 Kab. Pegunungan Bintang 246.340.000 12.660.000 3.142.960.000 231.100.000 3.374.060.000 1.662.000.000 171.700.000 107.760.000 279.460.000 5.574.520.000

463 Kab. Puncak 739.020.000 20.256.000 2.311.000.000 231.100.000 2.542.100.000 1.236.000.000 126.250.000 107.760.000 234.010.000 4.771.386.000

464 Kab. Puncak Jaya 1.231.700.000 22.788.000 2.403.440.000 231.100.000 2.634.540.000 1.830.000.000 131.300.000 107.760.000 239.060.000 5.958.088.000

465 Kab. Sarmi 985.360.000 15.192.000 924.400.000 231.100.000 1.155.500.000 564.000.000 50.500.000 107.760.000 158.260.000 2.878.312.000

466 Kab. Supiori 739.020.000 17.724.000 462.200.000 231.100.000 693.300.000 228.000.000 25.250.000 107.760.000 133.010.000 1.811.054.000

467 Kab. Tolikara 1.231.700.000 7.596.000 4.252.240.000 231.100.000 4.483.340.000 3.270.000.000 232.300.000 107.760.000 340.060.000 9.332.696.000

468 Kab. Waropen 615.850.000 58.236.000 1.016.840.000 231.100.000 1.247.940.000 600.000.000 55.550.000 107.760.000 163.310.000 2.685.336.000

469 Kab. Yahukimo 2.217.060.000 32.916.000 4.714.440.000 231.100.000 4.945.540.000 3.066.000.000 257.550.000 107.760.000 365.310.000 10.626.826.000

470 Kab. Yalimo 862.190.000 5.064.000 462.200.000 231.100.000 693.300.000 1.800.000.000 25.250.000 107.760.000 133.010.000 3.493.564.000

471 Kota Jayapura 615.850.000 65.832.000 462.200.000 231.100.000 693.300.000 234.000.000 25.250.000 107.760.000 133.010.000 1.741.992.000

472 Provinsi Maluku Utara -

473 Kab. Halmahera Barat 1.299.177.000 48.564.000 937.240.000 - 937.240.000 1.014.000.000 40.400.000 108.120.000 148.520.000 3.447.501.000

474 Kab. Halmahera Selatan 2.834.568.000 97.128.000 2.811.720.000 234.310.000 3.046.030.000 1.494.000.000 151.500.000 108.120.000 259.620.000 7.731.346.000

475 Kab. Halmahera Tengah 1.181.070.000 33.228.000 937.240.000 234.310.000 1.171.550.000 366.000.000 50.500.000 108.120.000 158.620.000 2.910.468.000

476 Kab. Halmahera Timur 1.181.070.000 43.452.000 937.240.000 234.310.000 1.171.550.000 612.000.000 50.500.000 108.120.000 158.620.000 3.166.692.000

477 Kab. Halmahera Utara 1.181.070.000 99.684.000 1.991.635.000 - 1.991.635.000 1.176.000.000 85.850.000 108.120.000 193.970.000 4.642.359.000

478 Kab. Kepulauan Sula 1.417.284.000 33.228.000 1.124.688.000 234.310.000 1.358.998.000 468.000.000 60.600.000 108.120.000 168.720.000 3.446.230.000

479 Kab. Pulau Morotai 590.535.000 28.116.000 585.775.000 - 585.775.000 528.000.000 25.250.000 108.120.000 133.370.000 1.865.796.000

480 Kab. Pulau Taliabu 708.642.000 10.224.000 937.240.000 - 937.240.000 426.000.000 40.400.000 108.120.000 148.520.000 2.230.626.000

481 Kota Ternate 944.856.000 58.788.000 820.085.000 - 820.085.000 462.000.000 35.350.000 108.120.000 143.470.000 2.429.199.000

482 Kota Tidore Kepulauan 944.856.000 53.676.000 937.240.000 - 937.240.000 534.000.000 40.400.000 108.120.000 148.520.000 2.618.292.000
BIAYA OPERASIONAL PENGGERAKAN
BIAYA DUKUNGAN MEDIA KIE DAN MANAJEMEN
BIAYA DI KAMPUNG KB
OPERASIONAL
OPERASIONAL BIAYA OPERASIONAL BIAYA GRAND TOTAL
NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA OPERASIOAN PEMBINAAN
BALAI DISTRIBUSI ALOKON OPERASIONAL BOKB
PENCEGAHAN TOTAL PROGRAM MEDIA KIE MANAJEMEN TOTAL
PENYULUHAN KB PENGGERAKAN
STUNTING OLEH KADER
DI KAMPUNG KB

483 Provinsi Banten -

484 Kab. Lebak 3.243.534.000 119.232.000 2.516.416.000 224.680.000 2.741.096.000 2.070.000.000 141.400.000 104.640.000 246.040.000 8.419.902.000

485 Kab. Pandeglang 3.914.610.000 89.424.000 3.145.520.000 224.680.000 3.370.200.000 2.034.000.000 176.750.000 104.640.000 281.390.000 9.689.624.000

486 Kab. Serang 2.348.766.000 114.264.000 2.606.288.000 224.680.000 2.830.968.000 1.956.000.000 146.450.000 104.640.000 251.090.000 7.501.088.000

487 Kab. Tangerang 1.565.844.000 231.012.000 2.606.288.000 224.680.000 2.830.968.000 1.644.000.000 146.450.000 104.640.000 251.090.000 6.522.914.000

488 Kota Cilegon 223.692.000 62.100.000 898.720.000 - 898.720.000 258.000.000 40.400.000 104.640.000 145.040.000 1.587.552.000

489 Kota Serang 671.076.000 84.456.000 674.040.000 - 674.040.000 396.000.000 30.300.000 104.640.000 134.940.000 1.960.512.000
490 Kota Tangerang - - - - - - - - - -

491 Kota Tangerang Selatan - 355.212.000 786.380.000 - 786.380.000 324.000.000 35.350.000 104.640.000 139.990.000 1.605.582.000

492 Provinsi Bangka Belitung -


Kab. Bangka
493 849.120.000 40.324.000 671.040.000 209.700.000 880.740.000 486.000.000 40.400.000 102.960.000 143.360.000 2.399.544.000
Kab. Bangka Barat
494 636.840.000 21.348.000 503.280.000 209.700.000 712.980.000 384.000.000 30.300.000 102.960.000 133.260.000 1.888.428.000
Kab. Bangka Selatan
495 849.120.000 26.092.000 671.040.000 209.700.000 880.740.000 318.000.000 40.400.000 102.960.000 143.360.000 2.217.312.000
Kab. Bangka Tengah
496 636.840.000 23.720.000 629.100.000 - 629.100.000 378.000.000 30.300.000 102.960.000 133.260.000 1.800.920.000
Kab. Belitung
497 - 33.208.000 524.250.000 - 524.250.000 294.000.000 25.250.000 102.960.000 128.210.000 979.668.000
Kab. Belitung Timur
498 742.980.000 23.720.000 733.950.000 - 733.950.000 234.000.000 35.350.000 102.960.000 138.310.000 1.872.960.000
Kota Pangkal Pinang
499 424.560.000 42.696.000 733.950.000 - 733.950.000 252.000.000 35.350.000 102.960.000 138.310.000 1.591.516.000

500 Provinsi Gorontalo -

501 Kab. Boalemo 754.292.000 40.868.000 599.144.000 213.980.000 813.124.000 492.000.000 35.350.000 103.440.000 138.790.000 2.239.074.000

502 Kab. Bone Bolango 1.939.608.000 93.756.000 1.540.656.000 213.980.000 1.754.636.000 990.000.000 90.900.000 103.440.000 194.340.000 4.972.340.000

503 Kab. Gorontalo 2.047.364.000 69.716.000 1.626.248.000 213.980.000 1.840.228.000 1.230.000.000 95.950.000 103.440.000 199.390.000 5.386.698.000

504 Kab. Gorontalo Utara 1.185.316.000 52.888.000 1.176.890.000 - 1.176.890.000 738.000.000 55.550.000 103.440.000 158.990.000 3.312.084.000

505 Kab. Pohuwato 1.400.828.000 40.868.000 1.112.696.000 213.980.000 1.326.676.000 624.000.000 65.650.000 103.440.000 169.090.000 3.561.462.000

506 Kota Gorontalo 969.804.000 55.292.000 962.910.000 - 962.910.000 300.000.000 45.450.000 103.440.000 148.890.000 2.436.896.000

507 Provinsi Kepulauan Riau -

508 Kab. Bintan 326.457.000 38.080.000 1.053.850.000 - 1.053.850.000 306.000.000 50.500.000 103.080.000 153.580.000 1.877.967.000

509 Kab. Karimun 217.638.000 35.700.000 1.011.696.000 210.770.000 1.222.466.000 426.000.000 60.600.000 103.080.000 163.680.000 2.065.484.000

510 Kab. Kepulauan Anambas 761.733.000 23.800.000 737.695.000 - 737.695.000 324.000.000 35.350.000 103.080.000 138.430.000 1.985.658.000

511 Kab. Lingga - 30.940.000 843.080.000 210.770.000 1.053.850.000 492.000.000 50.500.000 103.080.000 153.580.000 1.730.370.000

512 Kab. Natuna 652.914.000 42.840.000 1.264.620.000 210.770.000 1.475.390.000 456.000.000 75.750.000 103.080.000 178.830.000 2.805.974.000

513 Kota Batam 1.305.828.000 199.920.000 1.264.620.000 - 1.264.620.000 384.000.000 60.600.000 103.080.000 163.680.000 3.318.048.000

514 Kota Tanjung Pinang 108.819.000 23.800.000 421.540.000 - 421.540.000 108.000.000 20.200.000 103.080.000 123.280.000 785.439.000

515 Provinsi Papua Barat -

516 Kab. Fak Fak 1.335.280.000 38.220.000 1.586.032.000 233.240.000 1.819.272.000 894.000.000 85.850.000 108.000.000 193.850.000 4.280.622.000

517 Kab. Kaimana 267.056.000 17.836.000 653.072.000 233.240.000 886.312.000 516.000.000 35.350.000 108.000.000 143.350.000 1.830.554.000

518 Kab. Manokwari 1.068.224.000 127.400.000 839.664.000 233.240.000 1.072.904.000 1.038.000.000 45.450.000 108.000.000 153.450.000 3.459.978.000

519 Kab. Manokwari Selatan 133.528.000 20.384.000 559.776.000 233.240.000 793.016.000 342.000.000 30.300.000 108.000.000 138.300.000 1.427.228.000

520 Kab. Maybrat 267.056.000 20.384.000 2.239.104.000 233.240.000 2.472.344.000 1.560.000.000 121.200.000 108.000.000 229.200.000 4.548.984.000

521 Kab. Pegunungan Arfak - 17.836.000 932.960.000 233.240.000 1.166.200.000 996.000.000 50.500.000 108.000.000 158.500.000 2.338.536.000

522 Kab. Raja Ampat 1.602.336.000 71.344.000 2.239.104.000 233.240.000 2.472.344.000 726.000.000 121.200.000 108.000.000 229.200.000 5.101.224.000

523 Kab. Sorong 1.468.808.000 89.180.000 2.798.880.000 233.240.000 3.032.120.000 1.512.000.000 151.500.000 108.000.000 259.500.000 6.361.608.000

524 Kab. Sorong Selatan 1.068.224.000 48.412.000 1.399.440.000 233.240.000 1.632.680.000 738.000.000 75.750.000 108.000.000 183.750.000 3.671.066.000

525 Kab. Tambrauw 1.735.864.000 28.028.000 2.705.584.000 233.240.000 2.938.824.000 1.296.000.000 146.450.000 108.000.000 254.450.000 6.253.166.000

526 Kab. Teluk Bintuni 801.168.000 20.384.000 2.239.104.000 233.240.000 2.472.344.000 702.000.000 121.200.000 108.000.000 229.200.000 4.225.096.000

527 Kab. Teluk Wondama 1.468.808.000 2.548.000 1.212.848.000 233.240.000 1.446.088.000 456.000.000 65.650.000 108.000.000 173.650.000 3.547.094.000

528 Kota Sorong 1.068.224.000 94.276.000 932.960.000 233.240.000 1.166.200.000 246.000.000 50.500.000 108.000.000 158.500.000 2.733.200.000

529 Provinsi Sulawesi Barat -

530 Kab. Majene 934.344.000 31.564.000 695.008.000 217.190.000 912.198.000 492.000.000 40.400.000 103.800.000 144.200.000 2.514.306.000

531 Kab. Mamasa 1.751.895.000 46.132.000 1.476.892.000 217.190.000 1.694.082.000 1.086.000.000 85.850.000 103.800.000 189.650.000 4.767.759.000

532 Kab. Mamuju 1.167.930.000 82.552.000 955.636.000 217.190.000 1.172.826.000 606.000.000 55.550.000 103.800.000 159.350.000 3.188.658.000

533 Kab. Mamuju Tengah 583.965.000 29.136.000 434.380.000 217.190.000 651.570.000 324.000.000 25.250.000 103.800.000 129.050.000 1.717.721.000

534 Kab. Pasangkayu 1.401.516.000 60.700.000 1.303.140.000 - 1.303.140.000 378.000.000 60.600.000 103.800.000 164.400.000 3.307.756.000

535 Kab. Polewali Mandar 1.751.895.000 67.984.000 1.390.016.000 217.190.000 1.607.206.000 1.002.000.000 80.800.000 103.800.000 184.600.000 4.613.685.000

536 Provinsi Kalimantan Utara -

537 Kab. Bulungan - 31.148.000 851.640.000 212.910.000 1.064.550.000 486.000.000 50.500.000 103.320.000 153.820.000 1.735.518.000

538 Kab. Malinau 110.477.000 28.752.000 1.277.460.000 212.910.000 1.490.370.000 654.000.000 75.750.000 103.320.000 179.070.000 2.462.669.000

539 Kab. Nunukan 552.385.000 40.732.000 1.618.116.000 212.910.000 1.831.026.000 1.440.000.000 95.950.000 103.320.000 199.270.000 4.063.413.000

540 Kota Tarakan - 33.544.000 425.820.000 - 425.820.000 120.000.000 20.200.000 103.320.000 123.520.000 702.884.000

541 Kab. Tana Tidung 110.477.000 14.376.000 532.275.000 - 532.275.000 192.000.000 25.250.000 103.320.000 128.570.000 977.698.000
TOTAL NASIONAL 603.820.540.000 43.404.876.000 676.710.851.000 56.104.570.000 732.815.421.000 498.390.000.000 36.208.778.000 52.727.640.000 88.936.418.000 1.967.367.255.000

KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN


DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,
TTD
HASTO WARDOYO

Salinan sesuai dengan aslinya


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Kepala Biro Hukum, Organisasi, dan Humas,

Komari, SH, MH
NIP. 19600920 198203 1 005

Anda mungkin juga menyukai