Anda di halaman 1dari 3

Tujuan

         Untuk mengetahui apa saja alat-alat yang ada di dalam laboratorium biomol
         Untuk mengetahui fungsi dari alat-alat di laboratorium biomol
         Untuk mengetahui bagian-bagian dari alat-alat laboratorium biomol
         Untuk mengetahui bagaimana menggunakan alat-alat laboratorium secara benar.
         Untuk mengetahui prinsip kerja dari alat – alat laboratorium biomol

Dasar Teori
Biologi molekuler merupakan cabang ilmu biologi yang mengkaji kehidupan secara skala
molekuler. Pengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum kita melakukan praktikum atau
penelitian. Alat-alat laboratorium mempunyai cara dan prinsip kerja yang berbeda. Selain itu kita
juga dapat meminimalisir resiko kesalahan kerja pada saat melakukan praktikum biologi
molekuler. Setiap pengguna harus mengikuti hal-hal tersebut agar dalam menggunakan alat-alat
laboratorium tidak terjadi kerusakan alat ataupun hal-hal yang berbahaya. DNA
merupakan  rantai – rantai nukleutida yang secara kimia hampir tidak saling berbeda, sedangkan
sebaliknya protein dari campuran 20 macam amino yang sangat berlainan, masing – masing
dengan sifat kimianya yang khas. Keragaman inilah yang memungkinkan sifat kimia yang serba
canggih dimiliki oleh setiap protein, dan ini diduga dapat menjelaskan mengapa evolusi telah
memilih protein daripada molekul RNA sebagai katalisator yang terbesar reaksinya di dalam sel
(Khopkar, 1990).
Selain mengenal nama alat-alat tersebut kita juga harus mengenal fungsi alat-alat tersebut.
Kebanyakan para praktikan belum mengetahui benar apa fungsi dari alat-alat yang ada di
laboratorium, walaupun mereka telah mengenal bentuk dan nama-nama alat tersebut. Dalam
penggunaan alat dan dalam membaca skala, jika terjadi kesalahan maka akan mempengaruhi
keberhasilan yang akan kita dalam praktikum kita. Selain itu juga dapat berrpengaruh terhadap
keselamatan praktikan (Ginting, 2010).
Sehingga dengan praktikum pengenalan alat-alat biologi molekuler mahasiswa diharapkan
mampu untuk mengtahui alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum biologi molekuler,
mengetahui fungsi, bagian-bagian, mengetahui prinsip kerja dan cara menggunakan alat-alat
biologi molekuler.
Hasil/Pembahasan
1. Biosafety Cabinet (BSC)
Prinsip Kerja : Prinsip kerja BSC (Biological Safety Cabinet) yaitu menciptakan aliran
masuk udara untuk melindungi operator yang sedang menangani sampel biologis yang
berisiko dengan membuang udara keluar melalui HEPA (High Efficiency Particular Air)
filter.
Fungsi : BSC adalah merupakan alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena
BSC mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril.
Tujuan dari penggunaan BSC terutama dalam laboratorium mikrobiologi yaitu untuk
melindungi operator dari mikroorganisme.
2. PCR thermal Cycler
Fungsi :. Dengan alat ini memungkinkan sejumlah kecil sekuens DNA tertentu
disalin(berkali-kali) untuk diperbanyak(sehingga dapat dianalisa), atau dimodifikasi
secara tertentu.Sebagai contoh, PCR dapat digunakan untuk menambahkan situs enzim
restriksi, atau untuk memutasikan (mengubah) basa tertentu pada DNA. PCR juga dapat
digunakan untuk mendeteksi keberadaan sekuens DNA tertentu dalam sampel.

Prinsip kerja: Inti dari prinsip kerja PCR adalah perulangan siklus atau cycle untuk
melipat gandakan DNA. Pada prosesnya ada 3 tahapan yang perlu anda ketahui, yakni :

1. Denaturation / denaturasi (95°C): Pada proses denaturasi, panas


mempengaruhi strand DNA akan terpisah menjadi DNA beruntai tunggal (single-
stranded).
2. Annealing / penempelan (55-65°C): Pada tahap penempelan ini, suhu annealing primer
akan menempel dan berikatan pada daerah komplementer pada sekuen single-stranded
DNA.
3. Extension / elongasi (72°C): Pada suhu ini Taq polymerase melakukan pemanjangan
membentuk strand DNA baru.

3. gel electrophoresis apparatus


Fungsi: untuk mengetahui ukuran dan bentuk suatu partikel baik DNA, RNA dan protein.
Selain itu, elektroforesis juga digunakan untuk fraksionasi yang dapat digunakan untuk
mengisolasi masing masing komponen dari campurannya, mempelajari fitogenetika,
kekerabatan dan mempelajari penyakit yang diturunkan. (hanya Dipakai untuk pcr
konvensional)
Prinsip kerja : berdasarkan pergerakan partikel-partikel bermuatan negatif (anion), dalam
hal tersebut DNA, yang bergerak menuju kutub positif (anoda), sedangkan partikel-
partikel bermuatan positif (kation) akan bergerak menuju kutub negatif (anoda).

4. DNA Genetic Analizer


Fungsi : sistem otomatis yang mampu mengurutkan DNA atau menganalisis fragmen
untuk berbagai aplikasi dan Untuk mengidentifikasi urutan basa.dari mikrroganisme yang
kita uji
Prinsip kerja : elektroforesis secara otomatis dengan kapiler dari sekuen DNA yang telah
di label dengan ddNTPs dan divisualisasikan dalam kromatogram oleh computer.
5. Gel documentation System
Funsi : Untuk mendokumentasikan hasil elektroforesis dan juga digunakan untuk
mendeteksi pita-pita DNA hasil running elektroforesis menggunakan UV transiluminator

Prinsip kerja :
Memvisualisasi gel dengan menggunakan UV transluminator dan didokumentasikan
menggunakan computer yang terhubung dengan alat atau dengan menggunakan kamera.

6. DNA counter
Fungsi : alat spektometer yang bisa membaca secara Kuantitatif jumlah dna atau kualitas
dna yang dihasilkan dari suatu isolasi
Prinsip : Dengan sampel 2 mikro liter diteteskan ke dalam spektofotometer tsb kemudian dia
bisa membaca brp jumlah dna nya atau apakah dna nya murni atau kontaminasi

Cheesbrough, Monica. 2005. District Laboratory Practice in Tropical Countries, ed.vol.2. Cambridge:


Cambridge University Press, halaman 120-140

Ginting, R. (2010). Perancangan Produk. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta

Klug, W. S. & M. R. Cummings. 1994. Concepts of genetics. 4th ed. Prentice Hall, Englewood cliffs

Lodish et al. 1995. Molecular Cell Biology. Scientific American Books. New York
Martin, R. 1996. Gel electrophoresis: nucleid acids. Bios scientific Publisher, Oxford

Stansfield, W.D., Colome, J.S., Cano, R.J. 2006. Scaum’s easy outline Biologi Molekuler
dan Sel.   Jakarta: Erlangga. Hal: 82-86

Anda mungkin juga menyukai