Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

A. Surah Yasin (36):78-83

1. Menerjemahkan Ayat dengan Baik dan Benar

78. Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya;

ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah

hancur luluh?"

79. Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang

pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.

80. yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-

tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu."

81. Dan tidaklah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa

menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha

Pencipta lagi Maha Mengetahui.

82. Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah

berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.

2
83. Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu

dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.

2. Menjelaskan Tafsir Ayat

78.( ) “Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami”, yang

tidak pantas bagi siapapun untuk membuatnya, yaitu menganalogikan

kekuasaan sang Pencipta dengan kekuasaan makhluk, yaitu perkara yang tidak

mungkin bagi kekuasaan makhluk juga tidak mungkin bagi kekuasaan

Pencipta. Allah mengurai perumpamaan tersebut dengan perkataanNya, ( )

“ia berkata” maksudnya, orang (yang mengingkari) itu berkata,

( ) “siapakah yang dapat menghidupkan

tulang belulang, yang telah hancur luluh ?” maksudnya, apakah seseorang bisa

menghidupkannya? Ini adalah bentuk pertanyaan menyangkal. Maka artinya,

tidak akan ada seseorang pun yang dapat menghidupkannya setelah ia hancur

luluh dan binasa.

Inilah sisi keserupaan dan perumpamaannya. Yakni bahwa hal itu

merupakan perkara yang sangat tidak mungkin (mustahil) berdasarkan

kelaziman kemampuan manusia. Ucapan yang muncul dari manusia seperti ini

adalah merupakan ketidaksadaran darinya dan kelupaannya terhadap awal mula

penciptaannya. Kalau saja ia menyadari akan penciptaannya setelah

sebelumnya ia tidak pernah menjadi sesuatu apapun yang bisa disebut, lalu

kemudian ada secara kasat mata, tentu ia tidak akan memberikan perumpamaan

ini.

2
79. Kemudian Allah swt menjawab anggapan tidak mungkin tersebut dengan

jawaban yang sangat memuaskan, seraya berfirman (

“ katakanlah, Ia akan dihidupkan oleh Rabb yang menciptakannya kali yang

pertama”. Yang demikian itu, hanya dengan merenungkannya (saja) seseorang

pasti tahu dengan yakin, tanpa ada syubhat sedikitpun bahwa yang telah

menciptakannya pada kali yang pertama itu kuasa untuk mengulangi

penciptaannya untuk kali yang kedua, dan ini lebih mudah bagi kekuasaan-Nya

apabila direnungkan bagi orang yang mau merenungkan.

( ) “Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala

makhluk”. Ini juga dalil yang kedua yang bersumber dari sifat-sifat Allah swt,

yaitu bahwa ilmu Allah swt meliputi segala makhluk-Nya dalam seluruh

kondisinya sepanjang waktu dan apa yang masih tersisa; dan Dia mengetahui

yang ghaib dan yang nyata. Apabila seorang manusia telah mengakui ilmu

yang luar biasa ini, maka niscaya dia tahu bahwasanya Ia lebih agung dan lebih

tinggi dari hanya sekedar menghidupkan kembali orang-orang mati dari dalam

kubur.

80. Kemudian Allah mengemukakan dalil ketiga, seraya berfirman,

( )

“Yaitu Rabb yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-

tiba kamu nyalakan api dari kayu itu.” Apabila Dia mampu mengeluarkan

api yang kering dari pohon yang hijau yang masih sangat basah, padahal

sangat berlawanan dan sangat kontras, maka mengeluarkan kembali orang-

orang yang mati dari kuburnya juga adalah seperti itu.

2
81. Kemudian Allah menyebutkan dalil yang keempat, seraya berfirman

( ) “Tidakkah Rabb yang

menciptakan langit dan bumi” yang begitu luas dan besar ini

( ) “berkuasa menciptakan kembali jasad-

jasad mereka?” Maksudnya, Dia akan mengembalikan mereka dengan raga

mereka. ( ) “Benar” Dia kuasa melakukan itu! Sebab penciptaan langit

dan bumi itu lebih besar dari pada penciptaan manusia.

( ) “Dan Dia-lah Maha Pencipta lagi Maha

Mengetahui.” Sesungguhnya Allah swt Maha Pencipta semua makhluk,

dalam proses awalnya dan kemudiannya, yang kecil dan yang besarnya.

Semuanya adalah bekas (tanda) dari bekas-bekas penciptaan dan kekuasaan-

Nya, dan sesungguhnya tidak ada satupun makhluk yang sulit bagi-Nya

apabila Dia berkehendak menciptakannya. Jadi, menciptakan kembali orang-

orang yang sudah mati merupakan salah satu dari bentuk bekas ciptaan-Nya.

82. Maka dari itu Dia berfirman, ( ) “sesungguhnya

perintahNya apabila Dia menghendaki sesuatu.” ( ) adalah kata

nakirah dalam konteks syarat, maka maknanya mencakup segala sesuatu.

( ) “hanyalah berkata kepadanya ‘jadilah!’

maka terjadilah ia.” Maksudnya : Terjadi pada saat itu juga tanpa ada jeda

waktu atau penghalang.

83.( ) “Maka MahaSuci Allah yang di

TanganNya kekuasaan atas segala sesuatu.” Sebab sesungguhnya Allah

adalah Maha Raja lagi Maha Pemilik segala sesuatu, yang semua apa yang

2
tinggal di alam atas dan alam bawah adalah milikNya, hamba yang

ditundukkan lagi dikendalikan, Dia berbuat apa saja terhadap mereka

berdasarkan ketetapan-ketetapanNya yang bersifat kebijaksanaan dan hukum-

hukumNya yang bersifat syar’i serta yang bersifat jaza’i (balasan). Maka

penghidupan kembali orang-orang yang sudah mati untuk memberlakukan

hukum balasanNya terhadap mereka merupakan bagian dari kesempurnaan ke

Maha RajaanNya. Maka dari itu Allah berfirman ( )

“dan kepadaNya-lah kamu dikembalikan,” tidak bisa diragukan dan tidak

pula bisa dielakkan lagi karena sudah sangat banyak argumen-argumen yang

pasti (telak) dan dalil-dalil yang tegas yang membuktikan semua itu. Maka

Mahasuci Allah yang telah menjadikan petunjuk, penawar, dan cahaya di

dalam firmanNya.

Selesailah tafsir Surah Yasin.

Maka segala puji bagi Allah sebagaimana mestinya yang sesuai dengan

kebesaranNya, bagiNya segala sanjungan sebagaiaman pantas bagi

kesempurnaanNya, dan hanya bagiNya-lah kemuliaan sebagaimana tuntutan

keagungan dan kebesaranNya. Semoga shalawat dan salam Dia limpahkan

kepada nabi Muhammad saw.1

3. Kandungan Surah Yasin Ayat 78-83

78. Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya;

ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah

hancur luluh?"

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, Tafsir al-Karim ar-Rahman Fi Tafsir Kalam
1

al-Mannan (Cet.IV; Jakarta: Darul Haq, 2015), h. 95-98.

2
Kandungan:

Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa beberapa orang dari kalangan

kaum musyrik antara lain Ubay bin Khalaf dan Al`As bin Wail As Sahmy, datang

kepada Rasulullah, dan mereka membawa sepotong tulang yang sudah lapuk. Lalu

seorang di antara mereka berkata kepada Rasulullah dengan sikap menantang:

"Hai Muhammad, apakah engkau berpendapat bahwa Allah dapat menghidupkan

kembali tulang yang sudah lapuk ini? Maka Rasulullah saw menjawab: "Tentu,

Allah akan membangkitkanmu kembali, dan akan memasukkanmu ke dalam

neraka". Maka turunlah ayat ini yang menyebut bahwa orang musyrik yang

berkata kepada Rasulullah itu telah mengemukakan sesuatu yang menurut

pendapatnya merupakan sesuatu yang tidak akan dapat dijawab oleh Rasulullah,

karena tulang belulang yang telah lapuk itu tak mungkin lagi menjadi manusia

yang hidup dan utuh. Sebab itu ia mengemukakan pertanyaan: "Siapakah yang

dapat menghidupkan kembali tulang yang sudah lapuk ini?".

Mereka berpendapat demikian adalah karena mereka telah melupakan asal

kejadian mereka masing-masing. Allah telah menciptakan mereka dari setetes air

mani, sehingga mereka lahir berwujud manusia yang hidup dan utuh. Jika

seandainya mereka mengingat dan menyadari hal ini, pastilah mereka yakin,

bahwa Allah juga kuasa menghidupkannya kembali sesudah mati, walaupun

tulang belulang mereka sudah remuk. Bagi manusia sendiri, mengulang suatu

perbuatan lebih mudah daripada melakukannya pertama kali. Akan tetapi bagi

Allah menciptakan sesuatu pertama kali sama saja mudahnya dengan

mengulanginya.

2
79. Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang

pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.

2
Kandungan:

Maka pada akhir ayat ini Allah menyuruh Nabi Muhammad untuk menjawab

pertanyaan orang tersebut di atas, dengan menegaskan bahwa yang akan

menghidupkan tulang-tulang lapuk itu kembali menjadi manusia yang hidup dan

utuh adalah Allah yang dahulu telah menciptakannya pada kali yang pertama, dari

tidak ada menjadi ada, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

80. yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-

tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu."

Kandungan:
Pada ayat ini disebutkan bahwa Allah juga memerintahkan Rasul Nya untuk

menjelaskan kepada orang-orang musyrik tersebut bahwa yang akan

menghidupkan kembali tulang-tulang lapuk tersebut adalah Allah yang telah

menciptakan untuk mereka api yang menyala dari kayu yang semula merupakan

pohon yang basah dan hijau tetapi kemudian kayu itu menjadi kering sehingga

dapat menyalakan api. Percontohan ini merupakan hal yang cukup jelas bagi

mereka yang sehari-hari menggunakan kayu api. Mereka mengira, bahwa tulang-

tulang yang sudah lapuk itu telah menjadi dingin dart kering tidak dapat lagi

menerima kehidupan. Dan kehidupan ini memerlukan adanya panas. Padahal

sehari-hari mereka menyaksikan bahwa kayu yang sudah lapuk dan dingin dapat

menimbulkan panas dan menghidupkan api. Bahkan kayu yang masih basah dan

berdaun ada juga yang dapat menyalakan api. Dengan demikian tepatlah Allah

memberikan contoh, bahkan bukan hanya kayu yang kering saja dapat

menyalakan api tetapi kayu yang masih hijau dan basahpun dapat juga dijadikan

2
kayu api. Sebaliknya, tulang-tulang yang dapat menerima kehidupan bukan hanya

tulang-tulang yang segar, tetapi tulang yang sedan lapukpun dapat pula menerima

kehidupan dengan kekuasaan Allah swt.

81. Dan tidaklah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa

menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha

Pencipta lagi Maha Mengetahui.

Kandungan:
Dalam ayat ini Allah mengemukakan pertanyaan kepada orang-orang yang tidak

mempercayai hari berbangkit itu : jika mereka percaya bahwa Allah kuasa

menciptakan langit dart bumi ini mengapa Allah tidak Kuasa pula menciptakan

sesuatu yang serupa dengan itu? Jawabnya: Pasti Allah Kuasa menciptakannya,

karena Dia Maha Pencipta, lagi Maha Mengetahui.

82. Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah

berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.

Kandungan:
Pada ayat ini Allah menerangkan betapa mudah bagi Nya menciptakan sesuatu.

Apabila Ia menghendaki untuk menciptakan sesuatu makhluk, cukuplah Allah

berfirman: "Jadilah", maka dengan serta merta terwujudlah makhluk itu.

Mengingat kekuasaan Nya yang demikian besar, maka adanya hari berbangkit itu,

di mana manusia dihidupkan Nya kembali sesudah terjadinya kehancuran di Hari

Kiamat, bukanlah suatu hal yang mustahil, dan tidak patut diingkari.

83. Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu

dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.

Kandungan:

2
Orang-orang yang beriman pasti berkata bahwa Allah Maha Suci. Di tangan

Nyalah kekuasaan penuh atas segala sesuatu di alam ini. Dialah yang

menciptakannya, Dia pula yang mengatur dan memeliharanya. Dan kepada-Nya

jualah semua makhluk dikembalikan.

Pengakuan dan keyakinan semacam ini pasti timbul apabila manusia

menggunakan pikiran sehatnya untuk memperhatikan isi alam ini semuanya yang

menjadi bukti bagi kekuasaan Allah swt.

4. QS Yasin 78-83 Kaitannya dengan Pendidikan

Tidaklah manusia memperhatikan, bahwa Allah menjadikan manusia dari air

(mani laki-laki) yang kotor, kemudian ia berani membantah Allah, bila ia telah

berakal, sehingga ia lupa akan kejadiannya yang mula-mula. Lalu siapakah yang

dapatkan menghidupkan tulang-belulang yang telah rusak atau binasa.

Muhammad berkata : Allah lah yang menjadikan dia pada mula-mula sebelum ada

manusia seseorang juga diatas dunia ini. Dia yang menjadikan api dari kayu yang

hijau (basah), sehingga dapat kamu menyalakan api dengan kayu yang basah itu.

Kayu seperti ini ada kita lihat di negeri kerinci (Sungai Penuh) Sumatera Tengah.

B. Surah Al-Hadid (57):20

1. Menerjemahkan Ayat dengan Baik dan Benar

2
20. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan

dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu

serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan

yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu

menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.

Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta

keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang

menipu.

2. Menjelaskan Tafsir Ayat

20. Allah swt mengabarkan hakikat dunia dan seluruh isinya, dan Allah swt

menjelaskan kesudahan dunia dan kesudahan manusia yang menghuninya,

bahwa dunia adalah ( ) “Permainan dan suatu yang

melalaikan.” Raga manusia bermain-main dengan dunia dan hati mereka

lalai. Hal ini terjadi dan berlaku bagi mereka yang mencintai dunia. Anda

melihat mereka menghabiskan sebagian besar usia mereka dengan kelalaian

hati serta lalai untuk mengingat Allah swt serta lalai akan janji dan ancaman

yang ada dihadapan mereka. Anda juga melihat mereka menjadikan agama

sebagai permainan dan kelalaian. Lain halnya dengan orang-orang yang sadar

dan bekerja untuk akhirat. Hati mereka penuh dengan dzikir, ma’rifah dan

mahabbah. Mereka gunakan sebagian besar waktu mereka untuk amalan-

amalan yang mendekatkan mereka kepada Allah swt sehingga tidak sempat

melakukan perbuatan-perbuatan yang kurang bermanfaat.

2
Firman Allah swt ( ) “Perhiasan” maksudnya, berhias dalam

pakaian, makanan, minuman, kendaraan, rumah, istana, penampilan, dan lainnya,

( ) “dan bermegah-megah antara kamu,” maksudnya,

masing-masing orang yang memiliki tiap-tiap perhiasan dunia saling membangga-

banggakan diri terhadap yang lain dan selalu berusaha untuk menjadi yang

terdepan di bidangnya dan yang kondisinya ternama, ( )

“serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak,” maksudnya,

masing-masing ingin menjadi yang terbanyak dari segi harta dan anak dari yang

lain. Ini terjadi pada mereka yang gila dunia dan merasa tenang terhadap dunia.

Lain halnya orang yang mengetahui dunia dan hakikatnya. Mereka menjadikan

dunia sebagai tempat berlalu, bukan dijadikan sebagai tempat tinggal. Mereka

selalu berlomba-lomba dan menyaingi segala hal yang bisa mendekatkan diri

kepada Allah swt dengan menggunakan berbagai media yang bisa mengantarkan

menuju surga, tempat kemuliaan Allah swt, ketika melihat orang yang

menyainginya dengan memperbanyak harta dan anak, dihadapinya dengan

memperbanyak amalan-amalan shalih.

Selanjutnya Allah swt membuat perumpamaan bagi dunia yaitu seperti air

hujan yang turun ke bumi dan berbaur dengan tumbuh-tumbuhan yang dimakan

oleh manusia dan juga hewan, hingga ketika bumi menampakkan keindahannya,

tumbuh-tumbuhan itupun membuat orang-orang kafir heran, tetapi lalai dari

memperhatikannya, pandangan dan perhatian mereka hanya tertuju pada dunia.

Kemudian datanglah sesuatu yang menghancurkan tanaman tersebut atas perintah

dari Allah swt hingga tanaman itupun rusak, mengering dan kembali pada kondisi

2
semula, seolah-olah sama sekali tidak pernah menghijau dan tidak pernah dilihat

menarik. Seperti itu juga dunia, pada saat menyinari para penggilanya, apapun

yang diinginkan selalu terpenuhi, apapun yang dikehendaki pasti menemukan

pintunya yang terbuka, disaat seperti itu, tiba-tiba takdirnya datang dan

melenyapkan semua yang ada di tangannya, melenyapkan semua kekuasaan yang

dimiliki dan menghilangkan semua itu darinya. Ia pun meninggalkan dunia

dengan tangan hampa. Tidak berbekal apapun selain sehelai kain kafan. Amat

celakalah orang yang menjadikan dunia sebagai tujuan dari angan-angannya serta

tujuan dari segala usaha dan pekerjaannya.

Lain halnya dengan amalan-amalan akhirat yang berguna dan disimpan

untuk para pemiliknya yang akan selalu menemani hamba selamanya. Karena itu

Allah swt berfirman, ( )

“Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta

keridhaanNya.” Maksudnya, hanya ada dua kemungkinan di akhirat : Siksaan

pedih di Neraka Jahannam dengan belenggu, rantai dan kengeriannya bagi orang

yang menjadikan dunia sebagai tujuan dan puncak keinginannya sehingga berlaku

sembrono dengan berbagai kemaksiatan, mendustakan ayat-ayat Allah swt dan

mengkufuri semua nikmat Allah swt atau ampunan dari semua kesalahan dari

Allah swt, penghapusan dari berbagai hukuman dan keridhaan Allah yang berhak

diperoleh oleh orang yang berhak mendapatkannya, berada di tempat keridhaan

bagi orang yang mengetahui hakikat dunia dan mengerahkan segenap usahanya

untuk kepentingan akhirat. Karena itulah Allah swt berfirman

( ) “Dan kehidupan dunia ini tidak lain

2
hanyalah kesenangan yang menipu.” Maksudnya, tidak lain hanyalah kesenangan

yang dinikmati dan dipakai untuk berbagai keperluan yang tidak akan menipu dan

membuat tenang kecuali orang yang lemah akalnya, yaitu mereka yang tertipu

oleh dunia terhadap Allah swt.2

3. Kandungan Surah Al-Hadid Ayat 20

Dalam Surah al-hadid ayat ke-20 dari surat ini Allah menerangkan

bentuk kehidupan dunia dalam tingkatannya sejak kecil berupa main-main

kemudian berubah menjadi hiburan, lalu perhiasan, kecantikan dan

ketampanan, berbangga-bangga, kemudian berbanyak-banyak harta dan anak

buah, jika telah mencapai usia cukup tua. Tidak berbeda dengan air hujan

yang di atas ladang atau kebun dan menumbuhkan berbagai tumbuhan yang

sangat menakjubkan orang-orang yang memperhatikannya, terutama orang-

orang kafir yang tidak mengenal akhirat, mereka sangat kagum melihat hasil

yang didapat dari kebun dan ladang itu, tapi kemudian tiba saatnya kebun itu

mulai layu, daun-daunnya menjadi kuning, lalu berguguran menjadi sampah.

Itulah contoh dunia, bagaimanapun indahnya akhirnya habis, rusak, dan

binasa. Sedangkan di akhirat ada siksa yang berat, keras, di samping ada

pengampunan dan ridha Allah.

Sedang kehidupan dunia hanyalah bekal kesenangan sementara

bagaikan menipu bagi orang yang menyangka akan dapat hidup kekal

selamanya.

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, Tafsir al-Karim ar-Rahman Fi Tafsir Kalam
2

al-Mannan (Cet.V; Jakarta: Darul Haq, 2015), h. 172-174.

2
Allah berfirman dengan nada menghina dan merendahkan perkara

kehidupan dunia, “Bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah

permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan, dan bermegah-megahan

tentang banyaknya harta dan anak”. Hal-hal seperti inilah yang dilakukan di

dunia oleh penghuninya. Hal ini seperti firman-Nya, “Dijadikan indah pada

manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan, yaitu: wanita-wanita,

anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang

ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-

lah tempat kembali yang baik.” (Q.S. An-Nisa: 14)

Kemudian Dia mengumpamakan kehidupan dunia dengan kenikmatan

yang akan sirna. Allah berfirman, “seperti hujan” yaitu hujan yang datang

setelah manusia berputus asa. Hal ini seperti firmannya, “Dan dia-lah yang

menurunkan hujan setelah mereka putus asa.” (Q.S. Asy-Syura: 28).

Allah berfirman: “Yang tanaman-tanamannya mengagumkan para

petani.” Sebagaimana tanaman-tanaman itu membuat para petani terkagum-

kagum, demikian pula kehidupan dunia telah membuat orang-orang kafir

terkagum-kagum, karena mereka itu adalah makhluk paling rakus dan paling

cenderung kepada kehidupan dunia. “Kemudian tanaman itu menjadi kering,

dan kamu lihat warnanya kuning, kemudian menjadi hancur.” Demikian pula

halnya dengan kehidupan dunia. Pertama muda belia, lalu menginjak dewasa,

kemudian menjadi lemah tak berdaya. Mengingat perumpamaan ini yaitu

dunia ibarat tanaman yang mulanya hijau lalu menguning kemudian hancur,

2
menunjukkan akan terhenti dan sirnanya kehidupan dunia tanpa diragukan

lagi. Dan hari akhirat pasti akan datang, tak mungkin dipungkiri lagi.

Allah memerintahkan untuk mewaspadai kehidupan dunia dan

mendorong untuk bergaul dengan kebaikan yang ada padanya. Firman Allah:

“Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta

keridhaan-Nya dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang

menipu.” Yaitu tidak ada lagi di akhirat kecuali siksa yang keras atau

ampunan dan keridhaan Allah. Adapun kehidupan dunia akan menipu siapa

saja yang bersandar kepadanya sebelum dia berkeyakinan tidak ada lagi

kehidupan selain kehidupan dunia dan di belakangnya tidak ada saat dimana

ia akan dikembalikan padahal kehidupan dunia itu pada hakikatnya adalah

hina dan sedikit bila dibandingkan dengan kehidupan di akhirat.

4. QS Al-Hadid Kaitanya Dengan Pendidikan

Dalam ayat ini Allah melukiskan, bahwa dunia ini adalah rendah dan hina,

diperbandingkan dengan akhirat yang mulia dan hebat. Dunia tempat bersenda

gurau, bermain-main, berhias, bermegah-megah dan berlomba banyak harta dan

banyak anak-anak. Sedang diakhirat ada kalanya masuk surga kesenangan dan

kebahagiaan yang abadi atau masuk neraka yang abadi.

Anda mungkin juga menyukai