BELAJAR
OLEH :
2F
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada allah SWT atas berkat dan
rahmatnyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang
berjudul “ pengaruh gangguan kesehatan mental pada proses belajar “ tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk
mempelajari cara pembuatan karya tulis ilmiah pada matakuliah bahasa indonesia.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari dosen pengampu
khususnya dan dari pembaca umumnya demi perbaikan propasal karya tulis
ilmiah di masa yang akan datang.
Jakarta, 18 Mei
2020
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN SAMPUL......................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian..................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian................................................................... 3
A. Kajian Teori.............................................................................. 4
C. Keranga Berfikir........................................................................ 11
A. Metode Penelitian...................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar belakang
1
Hal terbaik untuk mempertahankan mental yang sehat bukanlah suatu hal
yang istimewa, kecuali pembiasaan diri. Besar harapan apabila hal-hal berikut:
berpikir positif, menyadari siapa diri kita
dan setiap perilaku adalah pilihan sadar kita berdasar informasi yang
didapat, menyadari tujuan hidup kita akan selalu terarah pada kenyamanan, dan
mencoba untuk bertumbuh seiring dengan kedewasaan, menyadari bahwa
seringkali ada hal-hal yang tidak menyenangkan yang harus kita lalui terlebih
dahulu sebelum mendapatkan kenyamanan yang kita harapkan, maka kita akan
mengurangi peluang untuk mengalami gangguan mental. Mengapa hanya
berkurang? bahwa perlu kita sadari juga bahwa gangguan mental dan
permasalahan terkait masih dapat terjadi pada diri kita akibat ketidakseimbangan
kimia tubuh atau gangguan pada sistem saraf pusat kita.
Ada banyak cara untuk menjaga kesehatan mental yang positif seperti
cukup tidur, mempelajari keterampilan untuk menghadapinya, aktif secara fisik,
berhubungan dengan orang lain dan banyak lagi. Beberapa orang mungkin juga
memerlukan bantuan profesional.
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
D. Manfaat Penelitian
2. Dapat menjalin hubungan baik dengan orang lain, melakukan kegiatan aktif
secara fisik dan dapat mengontrol diri.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
4
memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya serta memiliki kebahagiaan dalam
hidupnya (Pieper&Uden, 2006).
5
d) memiliki sikap proaktif dan mampu memanfaatkan berbagai sumber daya
dalam upaya penanganan kesehatan mental masyarakat.
a) Gangguan Kecemasan.
b) Gangguan Suasana Hati.
c) Gangguan Psikotik.
d) Gangguan Makan.
e) Gangguan Kontrol Impuls dan Kecanduan.
f) Gangguan Obsesif-Kompulsif.
g) Gangguan Stres Pasca-Trauma.
h) Gangguan Kepribadian.
Proses Belajar
1. Pengertian Proses Belajar
belajar adalah suatu proses perubahan kepribadian seseorang dimana
perubahaan tersebut dalam bentuk peningkatan kualitas perilaku, seperti
peningkatan pengetahuan, keterampilan, daya pikir, pemahaman, sikap, dan
berbagai kemampuan lainnya.
Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan
serangkaian kegiatan, misalnya membaca, menulis dan sebagainya serta belajar itu
akan lebih baik jika si subjek mengalami dan melakukannya (Sardiman, 2007).
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang. Perubahan hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai
bentuk seperti penambahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,
kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu-
individu yang belajar (Sudjana, 2013).
Menurut Vygotsky, belajar dapat membangkitkan berbagai proses mental
tersimpan yang hanya bisa dioperasikan manakala seseorang berinteraksi dengan
6
orang dewasa atau berkolaborasi dengan sesama teman. Pengembangan
kemampuan yang diperoleh melalui proses belajar sendiri (tanpa bantuan orang
lain) pada saat melakukan pemecahan masalah disebut sebagai actual
development, sedangkan perkembangan yang terjadi sebagai akibat adanya
interaksi dengan guru atau siswa lain yang mempunyai kemampuan lebih tinggi
disebut potential development. Zone of proximal development selanjutnya
diartikan sebagai jarak antara actual development dan potential development.
Selanjutnya menjelaskan bahwa proses belajar terjadi pada dua tahap: tahap
pertama terjadi pada saat berkolaborasi dengan orang lain, dan tahap berikutnya
dilakukan secara individual yang di dalamnya terjadi proses internalisasi. Selama
proses interaksi terjadi baik antara guru-siswa maupun antar siswa, kemampuan
berikut ini perlu dikembangkan: saling menghargai, menguji kebenaran
pernyataan fihak lain, bernegosiasi, dan saling mengadopsi pendapat yang
berkembang (VYGOTSKY, 2019).
7
Dalam hal ini, keterampilan jasmani adalah kemampuan individu dalam
penampilan dan gerakan yang dapat diamati. Keterampilan ini berhubungan
dengan hal teknis atau pengulangan.
c. Membentuk Sikap
Kegiatan belajar juga dapat membentuk sikap seseorang. Dalam hal ini,
pembentukan sikap mental peserta didik akan sangat berhubungan dengan
penanaman nilai-nilai sehingga menumbuhkan kesadaran di dalam dirinya
8
5. Belajar kebiasaan, yaitu proses pembentukan atau perbaikan
kebiasaan ke arah yang lebih baik agar individu memiliki sikap dan
kebiasaan yang lebih positif sesuai dengan kebutuhan (kontekstual).
9
B. Penelitian Relevan
10
belajar, dengan desain penelitian cross sectional yaitu melakukan
pendekatan terhadap responden dengan cara observasi dan
pengumpulan data pada waktu yang sama, sedangkan penelitian ini
menggunakan studi dokumen sekunder.
C. Kerangka Berpikir
PENGARUH GANGGAUN
KESEHATAN MENTAL PADA
Metode penelitian :
dengan metode
Kajian teori : Fokus Penelitian : mengetahui tentang
kualitatif
pengaruh gangguan kesehatan mental
Pengertian, tujuan
dari pengaruh
gangguan
Rumusan Masalah :
kesehatan mental.
Sumber data :
1. apakah pengaruh gangguan
jurnal-jurnal
kesehatan mental pada proses tentang pengaruh
belajar ? kesehatan mental
pada proses belajar
2. apakah yang melatar belakangi
adanya gangguan kesehatan
mental ?
3. Bagaimana ruang lingkup kesehatan
mental ?
Penelitian Relevan
Manfaat Penelitian :
1. Menjadikan kemampuan
Tujuan Penelitian : seseorang dalam
a) memahami makna sehat mental dan faktor-faktor menyesuiakan diri dengan
yang mempengaruhinya 12 Kesehatan Mental. diri sendiri, orang lain,
b) memahami pendekatan-pendekatan yang masyarakat atau
digunakan dalam penanganan kesehatan mental. lingkungannya.
c) memiliki kemampuan dasar dalam usaha
peningkatan dan pencegahan kesehatan mental
masyarakat. 11
Kesimpulan :
meningkatkan kesehatan
mental dan mengurangi
timbulnya gangguan mental.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Untuk memperoleh data dan informasi yang akurat dalam penulisan
laporan pengaruh gangguan kesehatan mental pada proses belajar terhadap
kesehatan ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yang
bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya dengan
cara pengumpulan data yang sedalam-dalamnyapula, yang menunjukan
pentingnya kedalaman dan detail data yang teliti.
Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif Penelitian kualitatif
merupakan suatu strategi inquiri yang menekankan pencarian makna,
pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol maupun deskripsi tentang
suatu fenomena; fokus dan multimetoda, bersifat alami dan holistik;
mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara, serta disajikan secara
naratif. Dari sisi lain dan secara sederhana dapat dikatakan bahwa tujuan
penelitian kualitatif adalah untuk menemukan jawaban terhadap suatu
fenomena atau pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah secara sistematis
dengan menggunakan pendekatan kualitatif (Yusuf, 2013: 334).
B. Tempat dan Waktu Penilitian
Tempat Penelitian : Dirumah
Waktu : 8 – 15 Juni 2021
C. Sumber data
12
Data yang digunakan oleh penulis dalam penulisan laporan Pengaruh
Gangguan Kesehatan Mental Pada Proses Belajar terhadap kesehatan ini adalah
data primer. Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui
kuesioner atau juga data hasil wawancara peneliti dengan narasumber. Data yang
diperoleh dari data primer harus diolah lagi. Sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data.
B e r d a s a r k a
13
(1) mencatat semua temuan fenomena di lapangan baik melalui pengamatan,
wawancara dan dokumentasi;
1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus
selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung. Antisipasi akan
adanya reduksi data sudah tampak waktu penelitiannya memutuskan (seringkal
tanpa disadari sepenuhnya) kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan
penelitian, dan pendekatan pengumpulan data mana yang dipilihnya. Selama
pengumpulan data berlangsung, terjadilan tahapan reduksi selanjutnya (membuat
ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugusgugus, membuat partisi,
membuat memo). Reduksi data/transformasi ini berlanjut terus sesudah penelian
lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun.
2. Penyajian Data
Miles & Huberman membatasi suatu penyajian sebagai sekumpulan
informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Mereka meyakini bahwa penyajian-penyajian yang lebih
14
baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang
meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan.
3. Menarik Kesimpulan
Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah sebagian dari
satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga
diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat
pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia
menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin
menjadi begitu seksama dan menghabiskan tenaga dengan peninjauan kembali
serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan
intersubjektif atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu
temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang
muncul dari data yang lain harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan
kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya. Kesimpulan akhir tidak hanya
terjadi pada waktu proses pengumpulan data saja, akan tetapi perlu diverifikasi
agar benar-benar dapat dipertanggung jawabkan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Osofsky, H. J. (1996). Psychiatry behind the walls: Mental health services in jails
and prisons. In Bulletin of the Menninger Clinic.
WHO. (2001). World Health Report 2001, Mental Health New hope. World
Health.
16
17