Anda di halaman 1dari 1

ISO/IEC 31010:2009 adalah standar dalam melakukan 

risk assessment berdasarkan klausul 5


pada ISO 31000:2009.  Terdapat beragam risk assessment yang bisa dipakai oleh organisasi
untuk bisa mencapai tujuan bisnisnya.  Tujuan bisnis pun beragam, mulai dari strategis hingga
operasional, proses dan proyek, dan lain-lain.  Segala aktivitas ini harus ditangani sebaik
mungkin dengan manajemen risiko yang baik

“Risk assessment” menurut pengertian ISO Guide 73:2009 adalah mencakup semua proses dari
“risk identification”, “risk analysis”, dan “risk evaluation.” Penjelasan dari tiga proses ini adalah
sebagai berikut:

 Risk identification: Proses mencari, menemukan, dan menjabarkan risiko.


 Risk analysis: Proses untuk memahami sifat risiko dan menentukan level risiko.
 Risk evaluation: Proses perbandingan antara hasil dari risk analysis dengan risk criteria
untuk menentukan jika risiko serta tingkat risikonya tersebut dapat diterima atau
ditoleransi.

Pemilihan teknik yang tepat untuk melakukan risk assessment sangat dibutuhkan. Metodenya
bermacam-macam, mulai dari yang simpel hingga kompleks. Pemilihan risk assessment yang
tepat secara umum harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:

 Harus sesuai dengan situasi dan konteks organisasi yang akan menerapkan risk
assessment,
 harus memberikan hasil dalam bentuk yang meningkatkan pemahaman tentang sifat
risiko,
 harus mampu digunakan dengan cara yang dapat dilacak, berulang, dan dapat
diverifikasi.

Setelah memiliki batasan, tujuan, dan keinginan untuk melakukan risk assessment, maka teknik
yang dipilih berdasarkan faktor-faktor berikut:

 Membandingkan berbagai tujuan dari setiap teknik risk assesment untuk mendapatkan
risk assessment yang memiliki kecocokan dengan konteks organisasi.
 Karena risk assessment dibutuhkan untuk membuat keputusan, maka risk assessment
yang dipilih lebih baik yang bersifat lebih umum.
 Tipe dan variasi risiko yang ada dianalisa.
 Potensi tingkat konsekuensi dapat dilihat jelas.
 Level para ahli, sumber daya manusia, dan sumber daya lainnya dicocokkan dengan
teknik risk assessment yang hendak dipakai.
 Ketersediaan informasi dan data yang cukup.
 Kebutuhan untuk memodifikasi atau memperbaharui risk assessment.
 Memenuhi persyaratan peraturan dan kontrak yang berlaku di organisasi.

Anda mungkin juga menyukai