Anda di halaman 1dari 27

BAB IV

SISTEM GERAK PADA MANUSIA

KOMPETENSI DASAR
3.5 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak dan
mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme gerak serta
gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem gerak manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi.

INDIKATOR
3.5.1 Menyebutkan berbagai macam tulang yang menyusun rangka manusia.
3.5.2 Menjelaskan proses penyembuhan pada patah tulang.
3.5.3 Menjelaskan proses penulangan/osifikasi.
3.5.4 Mengamati macam-macam bentuk sendi.
3.5.5 Membandingkan otot-otot yang digunakan saat terjadi gerak antagonis.
3.5.6 Menyebutkan kelainan-kelainan yang terjadi pada sistem gerak.
4.5.1 Mengaitkan struktur, fungsi, proses, dan kelainan atau penyakit yang dapat
terjadi pada sistem gerak pada manusia.
4.5.2 Menyebutkan teknologi-teknologi yang mungkin untuk membantu kelaianan
pada sistem gerak.

TUJUAN
1. Peserta didik mampu menjelaskan komponen organ penyusun sistem gerak dengan
benar.
2. Peserta didik mampu menjelaskan struktur dan fungsi tulang, otot, dan sendi melalui
diskusi dan studi literatur dengan benar dan jelas.
3. Peserta didik mampu menjelaskan mekanisme gerak otot pada manusia melalui
pengamatan video, diskusi, dan studi literatur dengan benar dan jelas.
4. Peserta didik mampu menjelaskan macam-macam gerak melalui pengamatan
gambar, studi literatur, dan simulasi dengan benar.
5. Peserta didik mampu menjelaskan kelainan dan gangguan pada sistem gerak melalui
diskusi dan studi literatur dengan jelas dan benar.
6. Peserta didik mampu menyajikan hasil analisis pemanfaatan teknologi untuk
mengatasi gangguan pada sistem gerak melalui studi literatur.

SISTEM GERAK PADA MANUSIA 94


MATERI POKOK

Sistem gerak adalah sistem organ pada manusia yang berperan dalam pergerakan tubuh. Organ
yang mendukung kerja sistem gerak adalah tulang dan otot.

A. TULANG/RANGKA MANUSIA
Tulang atau rangka pada manusia disebut sebagai alat gerak pasif dikarenakan
tulang hanya bisa bergerak apabila ada kontraksi otot. Rangka manusia disokong oleh
struktur seperti ligamen, tendon, otot, dan organ manusia yang lain. Rangka terdiri atas
jaringan tulang rawan dan tulang keras yang membentuk suatu rangkaian menurut aturan
tertentu.

Fungsi rangka:
1. Alat gerak pasif
2. Pemberi bentuk tubuh
3. Menopang/menyokong berat tubuh
4. Melindungi organ vital
5. Tempat melekatnya otot
6. Tempat pembentukan sel darah pada sumsum tulang (haemopoesis)
7. Tempat penyimpanan kalsium dan fosfor

Berdasarkan zat penyusunnya tulang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu tulang
rawan dan tulang keras.
1. Tulang rawan
Tulang rawan sering disebut juga kartilago. Penyusun tulang rawan adalah
sel-sel tulang rawan yang disebut kondrosit. Setiap kondrosit terletak di dalam
rongga kecil yang disebut lakuna. Lakuna ini dikelilingi oleh matriks tulang rawan
yang berupa serabut elastin, serabut fibrosa, dan serabut kolagen.

Gambar 5.1 Matriks tulang rawan

Matriks tulang rawan disintesis oleh kondrosit. Tulang rawan bersifat


lentur tetapi kuat. Tulang rawan tidak memiliki pembuluh darah, kecuali tulang
rawan pada persendian, sehingga makanan diperoleh dengan cara difusi.
Berdasarkan kandungan matriksnya tulang rawan dapat dibedakan menjadi 3 jenis,
yaitu:

SISTEM GERAK PADA MANUSIA 95


a. Tulang Rawan Hialin
Tulang rawan hialin bersifat halus, transparan, dan memiliki matriks yang
homogen. Tulang rawan hialin terdapat pada hidung, batang tenggorokan,
bronkus, dan persendian.
b. Tulang Rawan Elastik
Tulang rawan elastis bersifat lentur dan matriks memiliki serabut yang
bercabang-cabang. Tulang rawan elastik terdapat pada ujung hidung dan daun
telinga.
c. Tulang Rawan Fibrosa
Tulang rawan fibrosa bersifat kurang lentur dan matriks mengandung banyak
serabut-serabut kolagen. Tulang rawan fibrosa terdapat di antara ruas-ruas
tulang belakang dan tulang rawan pada lutut (tendon dan ligamentum).

2. Tulang keras
Tulang keras tersusun atas sel-sel tulang keras yang disebut osteosit.
Osteosit juga terletak di dalam lakuna. Osteosit dibentuk oleh sel-sel osteoblas.
Sekitar dua per tiga bagian matriks tulang keras terdiri atas berbagai mineral,
seperti kalsium fosfat, kalsium klorida, dan magnesium fosfat. Adapun sepertiga
bagian bagian matriks tulang keras tersusun atas serabut kolagen yang
menyebababkan sifat elastis dan mengurangi kerapuhan pada tulang.
Permukaan tulang keras dibungkus oleh membran yang disebut
periosteum. Periosteum berfungsi melindungi tulang keras dan menyediakan
tempat perlekatan bagi tendon dan ligamen. Periosteum mengandung banyak
pembuluh darah, pembuluh limfa, dan saraf. Pembuluh darah pada periosteum
menyediakan nutrisi oksigen dan mineral untuk menjaga agar tulang tetap sehat.

 Berdasarkan strukturnya, tulang keras dibedakan menjadi 2, yaitu:


a. Tulang kompak
Tulang kompak bersifat halus dan padat. Pada setiap batang
tulang kompak terdapat sistem havers. Di bagian tengah sistem havers
terdapat saluran havers yang berisi pembuluh darah dan saraf. Setiap
saluran havers dikelilingi oleh osteosit. Antara osteosit dihubungkan
oleh suatu saluran kecil yang disebut kanalikuli. Dibagian tengah tulang
kompak terdapat rongga berisi bahan seperti gel yang disebut sumsum.
Sumsum tulang dapat berupa sumsum merah yang membentuk eritrosit
dan leukosit, atau berupa sumsum kuning yang berisi sel-sel lemak
inaktif

b. Tulang spons
Tulang spons memiliki struktur berongga-rongga seperti sarang
lebah dengan bobot lebih ringan daripada tulang kompak, namun tetap
sangat kuat. Tulang spons tidak memiliki sistem havers, tetapi rongga-
rongga di dalamnya juga berisi sumsum.

SISTEM GERAK PADA MANUSIA 96


Berikut adalah gambar struktur tulang keras

Gambar 5.2 Struktur tulang keras

 Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:


a. Tulang Pipa
 Tulang ini memiliki bentuk memanjang dan tengahnya
berlubang. Pada ujung tulang pipa terdapat tulang spons
sedangkan pada lapisan tulang pipa terdapat tulang kompak,
tulang pipa juga dilapisi periosteum.
 Contohnya adalah tulang paha, tulang betis, tulang ruas jari, dan
tulang lengan.
 Tulang pipa berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah
merah.

b. Tulang Pipih
 Tulang ini memiliki bentuk pipih seperti pelat.
 Contohnya adalah adalah tulang belikat, tulang usus, tulang
panggul, tulang penyusun tengkorak, tulang rusuk, dan tulang
dada.
 Tulang pipih berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah
merah dan sel darah putih.

c. Tulang Pendek
 Tulang pendek memiliki bentuk pendek dan berisi sumsum
merah. Tulang ini bersifat ringan dan kuat. Meskipun tulang ini
pendek, tulang ini mampu menahan beban yang cukup berat.
 Contohnya adalah tulang pergelangan tangan, ruas tulang
belakang, tempurung lutut, telapak tangan, dan telapak kaki.
 Tulang Pendek berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah
merah dan sel darah putih.

SISTEM GERAK PADA MANUSIA 97


d. Tulang Tak Beraturan
 Tulang Tak Beraturan. Tulang jenis ini merupakan gabungan dari
berbagai bentuk tulang.
 Contohnya adalah tulang rahang pada wajah dan ruas-ruas
tulang belakang.

Gambar 5.3 Jenis-jenis tulang berdasarkan bentuknya

 Berdasarkan letaknya pada tubuh, rangka manusia dikelompokkan menjadi 2:


a. Rangka aksial (sumbu tubuh), meliputi tulang tengkorak, tulang rusuk,
tulang dada dan tulang belakang.
b. Rangka apendikular (sekitar sumbu tubuh), meliputi tulang-tulang
lengan, tulang telapak tangan, tungkai, telapak kaki, pinggul dan bahu.

Gambar 5.4 Sistem rangka manusia


SISTEM GERAK PADA MANUSIA 98
a. Rangka aksial/skeleton aksial
1) Tulang-tulang tengkorak
Tulang tengkorak berbentuk pipih, saling berhubungan, dan membentuk
rongga. Tulang-tulang ini mengelilingi dan melindungi otak . Tulang
tengkorak terdiri atas tulang tengkorak bagian kepala (tempurung
kepala) dan tulang tengkorak bagian muka (wajah) .
Tulang tengkorak bagian kepala (tempurung kepala) terdiri atas :
 tulang kepala belakang (1 buah)
 tulang ubun-ubun (2 buah)
 tulang dahi (1 buah)
 tulang baji (2 buah)
 tulang pelipis (2 buah)
 tulang tapis (2 buah)

Tulang tengkorak bagian muka (wajah) terdiri atas :


 tulang rahang atas (2 buah)
 tulang rahang bawah (2 buah)
 tulang langit-langit (2 buah)
 tulang hidung (2 buah)
 tulang pipi (2 buah)
 tulang mata (2 buah)
 tulang pangkal lidah (1 buah)

Gambar 5.5 Tulang-tulang penyusun tengkorak manusia

2) Ruas-ruas tulang belakang


Tulang belakang terdiri atas 33 buah ruas tulang yang dapat dibagi
menjadi beberapa bagian, yaitu:
 7 ruas vertebrae servical (tulang leher)
 12 ruas vertebrae torasik (tulang punggung)
 5 ruas vertebrae lumbaris (tulang pinggang)
 5 ruas sacrum (tulang kelangkang)
 4 ruas coccyx (tulang ekor)

SISTEM GERAK PADA MANUSIA 99


Gambar 5.6 Ruas-ruas tulang belakang

3) Tulang dada
Tulang dada (sternum) terdiri atas:
 hulu (manubrium)
 badan (korpus)
 taju pedang (procesus xiphoideus)

4) Tulang rusuk
Tulang rusuk (costae) melekat pada tulang dada. Tulang rusuk yang
terdiri atas 12 pasang yang terbagi menjadi:
 7 pasang tulang rusuk sejati (costae vera)
 3 pasang rusuk palsu (costae spuria)
 2 pasang rusuk melayang (costae fluctuantes)

Tulang rusuk beserta tulang dada dan tulang punggung membentuk


rongga dada yang di dalamnya terdapat organ penting, seperti paru-
paru dan jantung.

Gambar 5.7 Tulang rusuk dan tulang dada

SISTEM GERAK PADA MANUSIA 100


b. Rangka apendikuler/skeleton apendikuler
1) Anggota gerak atas
Tungkai atas terdiri atas:
 tulang selangka (clavikula)
 tulang belikat (scapula)
 tulang lengan atas (humerus)
 tulang hasta (ulna)
 tulang pengumpil (radius)
 tulang pergelangan tangan (karpal) 8 buah
 tulang telapak tangan (metakarpal) 5 buah
 tulang jari (falanges) 14 buah

2) Anggota gerak bawah


Tungkai bawah terdiri atas:
 tulang pinggul atau pelvic yang dibedakan menjadi:
 tulang usus (ilium)
 tulang kemaluan (pubis)
 tulang duduk (ischium)
 tulang paha (femur)
 tulang tempurung lutut (patella)
 tulang betis (fibula)
 tulang kering (tibia)
 tulang pergelangan kaki (tarsal)
 tulang telapak kaki (metatarsal)
 tulang jari kaki (falanges)
 tulang tumit (kalkanius)

B. Proses pembentukan tulang (Osifikasi)


Osifikasi adalah proses dimana sel-sel mesenkim dan kartilago diubah menjadi
tulang keras. Rangka manusia sudah mulai dibentuk pada akhir bulan ke-2 stadium embrio,
tetapi masih dalam bentuk tulang rawan (kartilago).
Osifikasi dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Osifikasi kondral yaitu pembentukan tulang dari tulang rawan. Terjadi pada tulang
pipa dan tulang pendek.
2. Osifikasi desmal yaitu pembentukan tulang dari membran jaringan mesenkim.
Terjadi pada tulang pipih.

Urutan proses pembentukan tulang (osifikasi) terjadi sebagai berikut:


1. Tulang rawan pada embrio mengandung banyak osteoblas, terutama pada bagian
tengah epifisis dan bagian tengah diafisis, serta pada jaringan ikat pembungkus
tulang rawan.
2. Osteosit terbentuk dari osteoblas, tersusun melingkar membentuk sistem Havers.
Di tengah sistem Havers terdapat saluran Havers yang banyak mengandung
pembuluh darah dan serabut saraf.

SISTEM GERAK PADA MANUSIA 101


3. Osteosit mensekresikan zat protein yang akan menjadi matriks tulang. Setelah
mendapat tambahan senyawa kalsium dan fosfat tulang akan mengeras.
4. Selama terjadi penulangan, bagian epifisis dan diafisis membentuk daerah antara
yang tidak mengalami pengerasan, disebut cakraepifisis. Bagian ini berupa tulang
rawan yang mengandung banyak osteoblas.
5. Bagian cakraepifisis terus mengalami penulangan. Penulangan bagian ini
menyebabkan tulang memanjang.
6. Di bagian tengah tulang pipa terdapat osteoklas yang merusak tulang bagian
tengah sehingga tulang menjadi berongga kemudian rongga tersebut terisi oleh
sumsum tulang.

Gambar 5.8 Proses osifikasi tulang pipa


C. Persendian
Sendi merupakan perantara antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya
sehingga tulang tersebut menyatu. Hubungan antartulang biasa disebut dengan artikulasi.
Untuk terjadinya artikulasi maka diperlukannya sendi.

1. Komponen Sendi
Komponen-komponen penunjang sendi dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Tulang rawan hialin yaitu jaringan tulang rawan yang menutupi kedua tujung
tulang yang membentuk persendian. Perlindungan ini penting digunakan untuk
menjaga benturan yang keras.
b. Cairan sinovial yaitu suatu cairan pelumas pada ujung – ujung tulang yang ada
pada bagian kapsul sendi.
c. Ligamen yaitu jaringan ikat yang berguna untuk mengikat bagian luar ujung
tulang yang membentuk persendian. Kemudian, mencegah berubahnya posisi
tulang atau dislokasi.
d. Kapsul sendi yaitu lapisan serabut yang berfungsi untuk melapisi sendi dan
menghubungkan dua tulang yang membentuk persendian. Pada bagian
persendian yang memiliki kapsul sendi terdapat rongga.
e. Bursa berupa kantong-kantong kecil berisi cairan sinovial yang berguna untuk
mengurangi gesekan

SISTEM GERAK PADA MANUSIA 102


Gambar 5.9 Bagian-bagian sendi

2. Macam-macam Persendian
Berdasarkan sifat geraknya, persendian dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sendi mati,
sendi kaku, dan sendi gerak.

a. Sendi Mati (Sinartrosis)


Sendi mati adalah hubungan antar tulang yang tidak dapat digerakkan.
Sinartrosis ada 2 macam:
1) Sinartrosis sinfibrosis, jika penghubungnya adalah jaringan ikat,
contohnya hubungan antar tulang tengkorak.
2) Sinartrosis sinkondrosis, jika penghubungnya tulang rawan, contohnya
hubungan antara tulang rusuk dengan tulang dada.

b. Sendi Kaku (Amfiartrosis)


Sendi kaku adalah hubungan antar tulang yang dapat digerakkan, tetapi
gerakannya terbatas. Jenis-jenis sendi amfiartrosis adalah:
1) Simfisis adalah tulang di hubungkan oleh jaringan tulang rawan serabut
yang berbentuk spt cakram. Contohnya: antar tulang pubis.
2) Sindesmosis adalah tulang yang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut
dan ligament. Contohnya: antara tibia (kering) dan fibula (betis).

c. Sendi Gerak (Diartrosis)


Sendi gerak adalah hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan tulang
secara bebas. Contoh sendi gerak yaitu:
1) Sendi Peluru adalah hubungan antar tulang yang memungkinkan gerak
ke segala arah. Contohnya persendian antara tulang paha dan tulang
gelang panggul, serta antara persendian pangkal lengan atas dan gelang
bahu.
2) Sendi Putar adalah hubungan antar tulang yang memungkinkan
gerakan tulang yang satu mengelilingi tulang lainnya sebagai poros.
Contohnya persendian tengkorak dan tulang atlas, serta persendian
tulang hasta dan tulang pengumpul.
3) Sendi luncur/geser adalah hubungan antar tulang yang ujung-ujung
tulangnya agak rata. Sendi luncur tidak mempunyai poros sehingga

SISTEM GERAK PADA MANUSIA 103


hanya dapat melakukan gerakan menggeser. Contohnya persendian
antar tulang pergelangan tangan dan tulang pergelangan kaki.
4) Sendi Pelana adalah antar tulang yang memungkinkan gerakan tulang
ke dua arah yang saling tegak lurus seperti gerakan orang naik kuda.
Contohnya persendian tulang tumit dan tulang kering.
5) Sendi Engsel adalah hubungan antar tulang yang memungkinkan
gerakan satu arah maju atau mundur. Contohnya persendian pada siku,
lutut, dan antar ruas jari tangan.
6) Sendi kondiloid adalah hubungan antar tulang yang ujung-ujung
tulangnya memungkinkan gerakan ke kanan dan ke kiri, ke depan dan
ke belakang. Salah satu ujung tulang pada jenis persendian ini
berbentuk oval dan masuk ke dalam ujung tulang lain. Contohnya
persendian antara tulang pergelangan tangan dan tulang pengumpil.

Gambar 5.10 Macam-macam sendi gerak


D. Otot
1. Struktur otot rangka

Gambar 5.11 Struktur otot rangka

SISTEM GERAK PADA MANUSIA 104


Serat otot atau sel otot rangka mempunyai bentuk silinder panjang dan nukleus
yang banyak di bagian tepi. Sel otot rangka tersusun atas banyak miofibril. Miofibril
tersusun atas banyak mikrofilamen.
Mikrofilamen tersusun atas filamen tipis dan filamen tebal, dengan masing-
masing karakteristik sebagai berikut:
a. Filamen tipis tersusun atas tiga protein yaitu aktin, tropomiosin dan troponin.
1) Aktin merupakan protein struktural utama penyusun filamen tipis yang
terdiri dari dua untai helix (spiral). Molekul aktin memiliki tempat aktif
untuk berikatan dengan jembatan silang miosin.
2) Tropomiosin merupakan protein berbentuk seperti benang yang
terletak di sepanjang untai heliks aktin dan menutupi tempat-tempat
aktif aktin yang berikatan dengan jembatan silang.
3) Troponin merupakan kompleks protein yang terdiri atas tiga protein
yaitu troponin I (mengikat aktin), troponin T (mengikat tropomiosin) dan
troponin C mengikat ion kalsium (Ca2+).

b. Filamen tebal terdiri dari benang-benang protein miosin.


Setiap filamen miosin membentuk sebuah kepala yang menonjol di
salah satu ujung. Satu susunan filamen miosin memiliki memiliki kepala-kepala
yang menonjol di berbagai tempat di kedua ujung. Kepala-kepala molekul
miosin membentuk jembatan silang. Setiap setiap jembatan silang memiliki
memiliki dua tempat penting yaitu tempat mengikat aktin dan temat enzim
ATPase miosin.

Gambar 5.12 Komponen penyusun filamen tebal dan filamen tipis

Secara rinci, struktur sel otot rangka dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Di dalam sebuah miofibril, filamen aktin dan miosin sejajar dan tersusun
berdampingan.
b. Filamen aktin dan miosin saling tumpang tindih tersusun menurut pola
tertentu sehingga menghasilkan pandangan garis-garis seran lintang.
c. Masing-masig satuan pola berulang yang disebut daerah sarkomer dan setiap
sarkomer dipisahkan oleh dua garis Z. Sarkomer merupakan unit fungsional
otot ragka karena mampu berkontraksi.
d. Garis Z merupakan tempat menempelnya filamen-filamen aktin.
e. Filamen-filamen miosin dengan kepalanya yang menonjol terletak diantara
filamen aktin, tidak menempel pada garis Z.

SISTEM GERAK PADA MANUSIA 105


f. Daerah terang disebut pita I (isotrop), hanya memiliki filamen tipis (filamen
aktin), daerah gelap disebut pita A (anisotrop) memiliki filamen tipis dan tebal
(miosin).
g. Pita I dibagi dua oleh garis Z dan pita A dibagi dua oleh zona H. Pada zona H
hanya terdapat filamen tebal (miosin).

Gambar 5.13 Zona terang gelap pada sel otot

2. Energi untuk kontraksi otot


Saat berkontraksi, otot membutuhkan energi yang dapat diperoleh dari:
a. ATP (adenosin trifosfat)
 ATP terurai menjadi ADP (adenosin difosfat) + Energi, selanjutnya
 ADP terurai menjadi AMP (adenosin monofosfat) + Energi

b. Kreatinfosfat.
 Kreatinfosfat terurai menjadi kreatin + fosfat + energi.

Pemecahan ATP dan Kreatinfosfat yang menghasilkan energi untuk kontraksi


otot berlangsung dalam keadaan anaerob, sehingga fase kontraksi disebut
dengan fase anaerob.

c. Glikogen
Energi yang membentuk ATP berasal dari penguraian gula otot atau glikogen
yang tidak larut. Glikogen dilarutkan menjadi laktasidogen (pembentuk asam
laktat) dan diubah menjadi glukosa (gula darah) + asam laktat. Glukosa akan
dioksidasi menghasilkan energi dan melepaskan CO2 dan H2O.
Secara singkat proses penguraian glikogen sebagai berikut:
Glikogen → Laktosidogen
Laktosidogen → Glukosa + Asam laktat
Glukosa + O2 → CO2 + H2O + Energi
Proses penguraian glikogen terjadi pada saat otot dalam keadaan relaksasi dan
diperlukan oksigen, sehingga disebut fase aerob.
Penimbunan asam laktat di dalam otot dapat mengakibatkan pegal dan linu
atau menyebabkan kelelahan otot, dan diperlukan oksigen untuk menguraikan
asam laktat tersebut.

SISTEM GERAK PADA MANUSIA 106


3. Mekanisme kerja otot rangka
Mekanisme kontraksi otot disebut dengan sliding filament model, karena
berkaitan dengan gerakan meluncur dari filamen tebal dan tipis.
Otot akan berkontraksi jika mendapat rangsangan motorik dari otak. Antara otot
dan saraf otot akan membentuk sambungan yang disebut sinapsis neuromuskulus
dimana ujung saraf motorik melekat pada serabut otot. Jika rangsang sampai pada ujung
saraf motorik, maka ujung saraf motorik akan melepaskan neurotransmiter yang berupa
asetil kolin ke serabut otot melalui celah sinapsis. Asetilkolin menyebabkan retikulum
sarkoplasma melepaskan ion Ca2+ masuk kedalam sarkoplasma otot. Ion Ca2+ yang
dilepaskan di ikat oleh unit troponin C yang menyebabkan kompleks troponin-miosin
secara fisik bergeser kesamping, membuka tempat pengikatan jembatan silang aktin.
Dengan terbentuknya tempat pengikatan jembatan silang aktin menyebabkan
terbentuknya jembatan silang antara kepala miosin dan filamen aktin dan menyebabkan
serabut otot menjadi lebih pendek (zona Z dan H menjadi pendek dan juga sarkomer
menjadi lebih pendek) dan otot berkontraksi.

Langkah-langkah kontraksi otot dapat dijelaskan seperti pada gambar berikut:

Gambar 5.14 mekanisme kontraksi otot

Keterangan:
1. Kepala miosin akan mengikat ATP sebagai sumber energi untuk terjadinya
kontraksi.
2. Kepala miosin akan menghidrolisis ATP menjadi ADP dan fosfat anorganik dan
menggunakan energi yang timbul dari pemecahan ATP tersebut.
3. Setelah mendapat energi dari ATP, kepala miosin akan mengait (berikatan
dengan) aktin.
4. Terjadi pelepasan ADP dan fosfat anorganik yang menyebabkan kepala miosin
bergerak sehingga menggerakkan aktin.
5. Kepala miosin yang menangkap ATP baru akan menyebabkan kepala miosin
melapaskan diri dari aktin dan siklus akan berulang kembali.

SISTEM GERAK PADA MANUSIA 107


4. Cara kerja otot rangka
Berdasarkan cara kerjanya, otot dibedakan menjadi dua sebagai berikut:
a. Otot sinergis, yaitu otot yang saling mendukung.
Contoh: otot bisep dan otot lengan bawah (pronator) yang terdiri otot pronator
kuadratus dan otot pronator teres. Kedua otot ini sama-sama berkontraksi ke
satu arah sehingga lengan bawah dapat diigerakkan memutar.

Gambar 5.15 otot pronator kuadratus dan otot pronator teres

b. Otot antagonis, yaitu otot yang bekerja secara berlawanan.


Contoh: mekanisme kerja otot bisep dan trisep dapat membengkokkan dan
meluruskan siku.
Berikut ini adalah gerakan-gerakan yang dihasilkan otot-otot antagonis.
1) Fleksi yaitu kontraksi otot yang mengakibatkan gerakan menekuk, dan
ekstensi yang memungkinkan gerakan meluruskan. Misalnya, pada siku,
lutut, dan ruas-ruas jari.
2) Abduksi yaitu gerakan yang menjauhi tubuh, dan adduksi yang
mendekati tubuh. Misalnya, gerakan tangan sejajar bahu dan tangan ke
bawah.
3) Depresi yaitu gerakan menurunkan, dan elevasi yang merupakan
gerakan menaikkan atau mengangkat. Misalnya gerakan kepala
menunduk dan menengadah.
4) Pronasi yaitu gerakan menelungkup, dan supinasi yang merupakan
gerakan menengadah. Misalnya, telapak tangan.
5) Eversi yaitu gerakan memutar kaki ke arah luar tubuh, dan inversi yang
merupakan gerakan memutar kaki ke arah dalam tubuh.

SISTEM GERAK PADA MANUSIA 108


Berikut adalah contoh-contoh gerakan antagonis:

(a) (b)

(c) (d) (e)

Gambar 5.16 Gerak-gerak antagonis (a) fleksi dan ekstensi, (b) abduksi dan
adduksi, (c) elevasi dan depresi, (d) pronasi dan supinasi, (e)
eversi dan inversi

E. Gangguan pada Sistem Gerak


1. Gangguan pada Tulang
Ada beberapa macam gangguan pada tulang, antara lain:
a. Fraktura
Fraktura adalah patahnya tulang akibat benturan atau pukulan yang keras.
Fraktura dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain:
1) Fraktura sederhana/tertutup, yaitu patah tulang yang tidak mengenai
atau merusak otot di sekitarnya.
2) Fraktura kompleks/terbuka, yaitu patah tulang yang menyebabkan otot
atau kulit terluka karena tulang yang patah mencuat keluar dari kulit
sehingga tampak dari luar.
3) Fraktura Greenstick, yaitu patah tulang sebagian dan tidak sampai
memisahkan tulang menjadi dua bagian.
4) Fraktura comminuted, yaitu retaknya tulang menjadi beberapa bagian,
tetapi masih bertahan dalam otot dan bagian tersebut tampak mengalami
pembengkakan.

SISTEM GERAK PADA MANUSIA 109


Gambar 5.17 Jenis-jenis fraktura

b. Gangguan tulang belakang


1) Kifosis, merupakan suatu kondisi abnormal yang ditandai dengan
membulatnya punggung bagian atas (lebih dari 50% kelengkungannya).
Kifosis dapat terjadi pada semua umur, meskipun jarang terjadi pada bayi
yang baru lahir atau bawaan lahir.
2) Lordosis, disebut juga dengan sway back, seseorang yang menderita
lordosis lengkungan tulang punggungnya akan terlihat ke dalam secara
signifikan pada bagian bawah punggung. Lordosis membuat bagian
bokong cenderung lebih menonjol.
3) Skoliosis, seseorang yang tulang punggungnya akan terlihat berbentuk
huruf S atau C yang berlebihan jika dilihat dari samping. Para ahli medis
menyebutkan bahwa scoliosis cenderung menurun dalam keluarga,
meskipun penyakit, luka, infeksi atau cacat lahir juga bisa sebagai
penyebabnya.

Gambar 5.18 Jenis-jenis kelainan tulang belakang

c. Layuh semu terjadi apabila seorang bayi dalam kandungan terinfeksi oleh
kuman sifilis sehingga tulang menjadi layuh (lemas) dan menyebabkan rusaknya
cakra epifisis.

SISTEM GERAK PADA MANUSIA 110


d. Nekrosa merupakan penyakit matinya sel tulang, biasanya disebabkan oleh
rusaknya periosteum (selaput pembungkus tulang) sehingga tulang tidak
tumbuh.
e. Rakitis merupakan penyakit yang berhubungan dengan pertumbuhan tulang
yang tidak wajar pada anak, biasanya karena kekurangan vitamin D. Rakitis pada
wanita akan menyebabkan pelvis kecil sehingga menyulitkan saat melahirkan
secara normal.
f. Mikrosefalia merupakan kelainan yang ditandai dengan kepala kecil yang
abnormal biasanya disertai retardasi mental.

2. Gangguan pada Sendi


Gangguan pada persendian meliputi:
a. Dislokasi, yaitu pergeseran sendi dari kedudukan semula karena sobek atau
tertariknya ligamen atau karena fraktur kompleks.
b. Terkilir/keseleo, tertariknya ligamen (pada pergelangan kaki dan tangan atau
persendian lainnya) akibat gerakan yang keras dan tiba – tiba sehingga
menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan, tetapi tidak terjadi pergeseran
sendi.
c. Ankilosis, merupakan gangguan yang ditandai dengan menyatunya sendi
sehingga tidak dapat digerakkan.
d. Artritis, merupakan peradangan pada sendi yang dibedakan menjadi:
1) Osteoartritis, yaitu kerusakan pada sendi karena tulang rawan menipis
atau mengalami degenerasi.
2) Gout artritis, yaitu terjadi penimbunan asam urat pada sendi yang
mengakibatkan pembengkakan sendi, disebut juga artritis reumatoid.
3) Artritis Reumatoid, yaitu penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak
diketahui penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam
membran sinovial yang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan
deformitas.

(a) (b) (c)


Gambar 5.19 (a) Gout artritis, (b) Osteoartritis, (c) Artritis reumathoid

3. Gangguan pada Otot


Gangguan yang terjadi pada otot, antara lain:
a. Atrofi otot, merupakan penurunan fungsi otot karena mengecil atau kehilangan
kemampuan berkontraksi, misalnya karena terserang penyakit poliomielitis.

SISTEM GERAK PADA MANUSIA 111


b. Hipertrofi otot, merupakan pembesaran otot karena latihan, misalnya pada
atlet binaraga.
c. Distrofi otot, merupakan kelainan genetik yang menyebabkan otot mengalami
penurunan fungsi.
d. Tetanus, merupakan penyakit kejang otot yang disebabkan oleh bakteri
Clostridium tetani.
e. Miastenia grafis, merupakan penyakit karena penurunan imunitas atau
gangguan pada kelenjar tiroid yang menyebabkan otot berangsur- angsur
melemah dan pada akhirnya menjadi lumpuh.
f. Kaku (stiff) leher, yaitu kakunya otot trapesius leher karena kesalahan gerak.
g. Kram, merupakan kejang otot akibat berkontraksi terus menerus.

F. Teknologi untuk mengatasi kelainan pada sistem gerak


Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, para ilmuwan telah berhasil
mengembangkan teknologi guna mengatasi kelainan pada sistem gerak.

1. Teknologi pada penyembuhan gangguan fisik tulang


a. Vertebroplasti
Vertebroplasti adalah teknik perbaikan patah tulang pada bagian tulang
belakang dengan cara memasukkan semen tulang melalui jarum suntik khusus.
Pemberian semen tulang di maksudkan untuk menyangga dan memberi
kekuatan pada tulang dari dalam. Dalam hal ini semen akan mengeras setelah
15 menit kemudian dan keesokan harinya pasien sudah dapat berjalan.

Gambar 5.20 Teknik Vertebroplasti

b. Veselplasti
Veselplasti adalah teknik bedah endolaparoskopik terbaru. Teknik ini
merupakan hasil perkembangan dari teknik Vertebroplasti. Di sebut veselplasti
karena teknik ini menggunakan balon sebagai pengganti pembuluh darah
buatan. Kemudian balon tersebut diisi dengan bahan tulang yang memiliki
sistem hidrolik sehingga pasien dapat tegak seperti sediakala.
Pada teknik ini, pasien tidak perlu menjalani pembedahan. Untuk
perbaikan tulang tersebut, pasien hanya memerlukan sayatan kecil untuk
memasukkan alat pengisi bahan tulang.

SISTEM GERAK PADA MANUSIA 112


Gambar 5.21 Teknik Veselplasti

c. Sekrup berbahan tulang


Patah tulang dapat juga di sembuhkan dengan menggunakan sekrup
dari bahan tulang. Sepotong tulang seukuran biji kacang tanah diambil dari
pasien kemudian memprosesnya menjadi sekrup berdiameter 1 hingga 5
milimeter.
Pada teknik ini, sekrup tulang berfungsi menghubungkan bagian-bagian
tulang yang akhirnya tumbuh menjadi tulang.

Gambar 5.22 Sekrup berbahan tulang

2. Teknologi penyembuhan kanker tulang


a. Kemoterapi: biasanya menggunakan obat-obatan yang sangat kuat untuk
mencoba membunuh sel kanker. Sayangnya, beberapa sel-sel normal juga mati
dalam prosesnya. Obat dirancang untuk membunuh atau tumbuh dengan cepat
membagi sel. Efek samping termasuk mual dan muntah, kehilangan rambut,
infeksi, dan kelelahan.
b. Radioterapi: Radioterapi berarti pengobatan kanker dengan menggunakan
sinar radioaktif. Sinar X, elektron, dan sinar y (gamma), terbanyak digunakan
dalam pengobatan kanker disamping partikel lain.
c. Limb salvage, teknik terapi baru ini telah dikembangkan di hampir semua pusat
penyembuhan kanker di seluruh dunia. Tujuan operasi adalah untuk
menghilangkan tumor lokal pada tulang yang terkena.
Menurut Prof. Errol, operasi ini dibagi menjadi dua:
1) Limb salvage yaitu tulang yang terkena tumor ganas disambung dengan
bekas kaki pasien lain yang baru saja meninggal dunia atau tulang yang
terkena tumor pada stadium dini dimatikan dulu dengan radiasi
kemudian dipasang lagi.
2) Limb ablation yaitu tulang yang terkena tumor ganas di amputasi.
(Errol, 2005: 29).

SISTEM GERAK PADA MANUSIA 113


3. Teknologi penggantian sendi
Dapat dilakukan dengan cara metode pembedahan untuk mengganti sendi
yang rusak dengan logam. Boggol sendi diganti dengan logam campuran (misalnya
campuran titanium) dan cawan sendi dengan mangkuk plietilena yang kerapatannya
tinggi. Kemudian kedua sisi direkatkan dengan senyawa metal metakrital berpori
yang memungkinkan fisiologi tulang tetap normal.

4. Transplantsi sumsum
Sumsum merah ditransplantasikan dari satu orang ke orang yang lain. Dalam
hal ini diperlukan teknik khusus untuk memindahkan sumsum dari donor yang sehat
dan menyuntikkannya ke resipien tanpa merusaknya, karena sumsum sangat lunak.

SISTEM GERAK PADA MANUSIA 114


EVALUASI
SISTEM GERAK
I. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar.

1. Seorang siswa mengamati preparat awetan jaringan hewan menggunakan mikroskop. Dia
melihat adanya warna matrik yang keruh kekuning-kuningan. Setelah mengidentifikasi jenis
jaringan tersebut, ternyata jaringan yang diamati banyak ditemukan pada epiglotis, daun
telinga, dan bronkiolus. Berdasarkan penjelasan, jaringan yang diamati siswa tersebut
adalah ….
A. Jaringan kartilago hialin
B. Jaringan kartilago fibrosa
C. Jaringan kartilago elastik
D. Jaringan silindris selapis
E. Jaringan epitel pipih

2. Sel penyusun jaringan tulang keras dan tulang rawan secara berurutan adalah ….
A. Osteon dan kartilago
B. Lacuna dan kanalikuli
C. Osteosit dan kartilago
D. Kondrosit dan osteosit
E. Osteosit dan kondrosit

3. Perhatikan nama-nama tulang berikut:


1) Cranium
2) Sternum
3) Humerus
4) Radius
5) Klavikula
6) Kolumna Vertebra
Tulang-tulang yang menyusun rangka aksial manusia adalah …
A. 1) – 2) – 3)
B. 1) – 2) – 6)
C. 2) – 3) – 4)
D. 2) – 4) – 5)
E. 3) – 5) – 6)

4. Struktur otot rangka bagian ujungnya mengecil, mengeras, dan liat disebut tendon. Tendon
yang melekat pada tulang yang mengalami gerak atau berubah kedudukan selama otot
melakukan kontraksi disebut …
A. fasikulus
B. ventrikel
C. ligamen
D. insersi
E. origo
SISTEM GERAK PADA MANUSIA 115
5. Perhatikan gambar struktur tulang berikut!
Bagian tulang yang bernomor 1, 2, dan 3 secara berturut-turut
adalah …
A. lamella, lakuna, matriks
B. lakuna, kanalikuli, matriks
C. saluran havers, lamella, lakuna
D. saluran havers, lakuna, kanalikuli
E. matriks, lamella, saluran havers

6. Perhatikan sifat-sifat tulang rawan berikut ini:


1) bersifat lentur
2) matriksnya gelap dan keruh
3) mengandung serabut kolagen kasar dan tidak teratur
4) terdapat pada tendon dan ligamen
5) terdapat pada sendi gerak dan ujung tulang hidung
Dari sifat-sifat tulang rawan tersebut, yang merupakan karakteristik dari tulang rawan
fibrosa adalah …
A. 1) dan 3)
B. 2) dan 4)
C. 2) dan 5)
D. 3) dan 4)
E. 3) dan 5)

7. Perhatikan tahap-tahap proses osifikasi tulang keras berikut:


1) Matriks akan mengalami kalsifikasi fosfor dan kalsium
2) Didaerah rongga sumsum tulang dihancurkan oleh osteoklas
3) Sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi yang banyak mengandung pembuluh
darah.
4) Osteoblas akan membentuk osteosit yang melingkari pembuluh darah dan saraf
5) Pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah, dan membentuk
osteoblas
Urutan tahap proses osifikasi yang benar adalah …
A. 2) – 1) – 3) – 5) – 4)
B. 2) – 3) – 4) – 5) – 1)
C. 3) – 5) – 1) – 2) – 4)
D. 3) – 5) – 4) – 1) – 2)
E. 5) – 3) – 2) – 1) – 4)

8. Persendian yang terdapat pada sendi antar tulang belakang dan pada tulang kemaluan
adalah ...
A. Sutura
B. Simfisis
C. Diartrosis
D. Sinkondrosis
E. Sindesmosis

SISTEM GERAK PADA MANUSIA 116


9. Perhatikan gambar persendian di bawah ini!

Persendian yang dibentuk oleh dua tulang seperti pada


gambar diatas disebut sendi …
A. putar
B. peluru
C. pelana
D. engsel
E. kondiloid

10. Tulang kemaluan (pubis) kiri dan kanan dihubungkan oleh jaringan tulang rawan sehingga
membentuk persendian. Pada ibu hamil, ligamen sendi ini mengendur dan melebarkan
panggul untuk menciptakan ruang bagi kepala bayi saat dilahirkan. Karena gerakannya yang
terbatas, hubungan tulang kemaluan kanan dan kiri ini disebut sendi …
A. diartrosis
B. sinartrosis
C. sinfibrosis
D. sinkondrosis
E. amfiartrosis

11. Seorang penari lilin akan membawa lilin yang menyala pada piring yang dipegang pada
setiap telapak tangan mereka, kemudian memainkan piring dengan cara menelungkupkan
telapak tangan dan membuka telapak tangan. Gerak antagonis yang terjadi secara
berurutan adalah …
A. abduksi >< adduksi
B. pronasi >< supinasi
C. depresi >< elevasi
D. fleksi >< ekstensi
E. inversi >< eversi

12. Proses kontraksi otot memerlukan energi yang akan digunakan dalam pergerakan kepala
myosin terhadap aktin sehingga ada mekanisme "sliding filament". Energi ini dihasilkan
melalui proses kimia dengan persamaan …
A. ATP → ADP + P + energi
B. ATP → AMP + P + energi
C. ADP → AMP + P + energi
D. glukosa + O2 → CO2 + H2O + energi
E. glukosa + fosfat → CO2 + H2O + energi

SISTEM GERAK PADA MANUSIA 117


13. Perhatikan gambar sarkomer berikut!

Apabila otot berelaksasi, proses yang terjadi pada


sarkomer adalah …
A. zona H dan pita I memendek
B. zona H dan pita I memanjang
C. zona H memanjang dan pita I memendek
D. pita A memanjang dan pita I memendek
E. pita A memendek dan pita I memanjang

14. Pernyataan berikut yang benar tentang nama tulang, jenis tulang, jumlah dan fungsinya
adalah ...
Nama Tulang Jenis Tulang Jumlah Fungsi
A Cranium Pendek 1 buah Melindungi otak
B Sternum Pipih 3 buah Melindungi jantung
C Vertebrae Pendek 33 buah Penyangga tubuh
D Costae Panjang 7 pasang Melindungi paru-paru
E Humerus Panjang 2 pasang Anggota gerak

15. Adanya persendian memungkinkan munculnya gerak yang sangat bervariasi dan dapat
dikontrol. Macam persendian dari hubungan antar tulang dibawah ini yang benar adalah …
.
Sendi Peluru Sendi Pelana Sendi Engsel
A Tulang pengumpil dengan Siku dan lutut Ibu jari dengan telapak
pergelangan tangan tangan
B Tulang lengan atas dengan Ibu jari dengan telapak Siku dan lutut
gelang bahu tangan
C Ibu jari dengan telapak Siku dan lutut Antar ruas jari tangan
tangan
D Tulang kering dengan Ibu jari dan telapak Siku dan lutut
tulang betis tangan
E Tulang paha dengan Antar ruas tulang Telapak tangan dan jari
gelang panggul belakang

16. Serabut miofibril otot lurik berwarna gelap (anisotrop) dan terang (isotrop) secara teratur.
Filamen tipis pada zona terang tersusun dari komponen-komponen berikut, kecuali ...
A. Aktin
B. Miosin
C. Troponin
D. Tropomiosin
E. Protein regulator

SISTEM GERAK PADA MANUSIA 118


17. Perhatikan gambar gerakan berikut!

Pernyataan yang benar tentang gerakan X dan Y pada gambar di atas adalah ...
A. X disebut gerak fleksi, yaitu otot bisep kontraksi dan trisep relaksasi
B. X disebut gerak fleksi, yaitu otot bisep relaksasi dan trisep kontraksi
C. X disebut gerak ekstensi, yaitu otot bisep relaksasi dan trisep kontraksi
D. Y disebut gerak fleksi, yaitu otot bisep kontraksi dan trisep relaksasi
E. Y disebut gerak ekstensi, yaitu otot bisep kontraksi dan trisep relaksasi

18. Perhatikan gambar berikut!


Kecelakaan yang mengakibatkan gangguan pada
tulang seperti pada gambar di atas disebut ...
A. Fisura
B. Fraktura
C. Terkilir
D. Dislokasi
E. Osteoartritis

19. Kekurangan hormon kelamin dan asupan kalsium dapat mengakibatkan tulang menjadi
rapuh, keropos, dan mudah patah. Gangguan fisiologis ini disebut …
A. fraktura
B. nekrosis
C. ankilosis
D. osteoporosis
E. osteoarthritis

20. Seorang siswa yang sedang mengikuti kegiatan olah raga renang mengalami kram/kejang
otot bagian kaki, karena tidak melakukan pemanasan dahulu sebelum berenang. Kram atau
kejang otot dapat terjadi karena …
A. tulang retak, otot lelah, dan suhu panas
B. otot keras, kaya asam laktat, dan suhu dingin
C. infeksi sendi, kurang energi, dan suhu panas
D. infeksi tulang, cukup energi, dan suhu dingin
E. otot dan tulang melekat, cukup energi, dan suhu dingin

SISTEM GERAK PADA MANUSIA 119


II. Uraian
Jawablah pertanyaan-pertnyaan berikut dengan jelas dan benar.

1. Buatlah tabel perbedaan antara tulang rawan hialin, fibrosa dan elastik, serta jelaskan
perbedaan masing-masing!

2. Perhatikan gambar rangka gerak bawah manusia berikut!

a. Sebutkan nama-nama tulang A, B, dan C!


b. Sebutkan jenis persendian X dan Y!
c. Sebutkan jenis gerak antagonis M dan N

3. Jelaskan peranan ion kalsium dalam proses kontraksi otot rangka dan jelaskan
mekanisme kontraksinya!

4. Mengapa sebelum olah raga kita harus melakukan pemanasan terlebih dahulu dan
setelah olah raga harus melakukan pendinginan? Jelaskan!

5. Sebutkan 5 jenis gangguan pada sistem gerak dan jelaskan teknologi terbaru yang dapat
diterapkan untuk mengatasi masalah gangguan tersebut!

SISTEM GERAK PADA MANUSIA 120

Anda mungkin juga menyukai