Anda di halaman 1dari 6

MODUL 1

KURVA LAJU PENGERINGAN

I. TUJUAN

Untuk mengetahui proses perubahan kandungan air dalam granul akibat


perlakuan panas selama proses pengeringan .

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengeringan di definisikan sebagai penghilangan cairan dari bahan dengan


menggunakan panas dan dilakukan pemindahan cairan dari permukaan ke dalam fase
uap yang belum jenuh. Definisi ini berlaku untuk menghilangkan sedikit air dari
garam meja yang lembab atau untuk memperoleh garam dari air laut dengan
penguapan. Pengeringan dan penguapan dapat dibedakan hanya oleh jumlah relatif
cairan yang dihilangkan dari zat padat.

Pengeringan meliputi operasi pemindahan panas dan massa. Panas harus


dipindahkan kepada bahan yang akan dikeringkan untuk memasok panas laten yang
diperlakukan untuk penguapan dari lembab. Perpindahan massa dilibatkan dalam
dilusi air melalui bahan ke permukaan, dan dalam difusi dari uap resultan ke dalam
aliran udara yang lewat.

( Lachman, 1989)

Jika dengan cara pengepresan, sentrifuge, an usaha sejenis lainnya, air tidak
dapat dihilangkan secara mekanis, maka diperlukan cara pengeringan. Jika
pengeringan berlangsung pada tekanan uap dan suhu rendah, maka akan terjadi
pengeringan penguapan, senaliknya jika suhu dan tekanan uap mendekati titik didih
lembab disebut pengeringan pendidihan. Suplai dan perpindahan panas dappat
berlangsung secara konveksi (pengering konveksi), penyinaran (pengering sinar), atau
penghantaran (pengering kontak).

Untuk proses penyebaran panas berlaku prinsip dasar, bahwa secara alamiah
berlangsung dari suhu tinggi ke suhu yang rendah. Panas penyinaran yang melintasi
ruang kosong atau ruang yang berisi gas, berdasarkan gelombang elektromagnetik
dalam daerah 800 μm sampai 1 mm (Sinar infra merah). Panas penghantaran akan
terjadi jika panas berkembang di dalam suatu bodi padat. Istilah pengeringan diartikan
sebagai hilangnya air, kadang-kadang yang berasal juga dari bahan pelarut organik.
Udara berfungsi sebagai bahan pengering yang mampu menyerap air sampai
mencapai kondisi jenuhnya, jumlah serapan tersebut sangat tergantung dari
kelembapan udara relatif. Dengan meningkatnya suhu, kemampuan menyerap air dari
udara dan kecepatan penguapan sangat meningkat, maka pada proses pengeringan
umumnya dilakukan suplai panas. Tindakan itu juga mengkompensasikan dingin yang
terbentuk akibat penguapan.

( Voight,1971)

Granulasi.

Granulasi adalah proses pembesaran ukuran dimana partikel kecil bersama-


sama menjafi besar, berupa agregat permanen dimana partikel asal masih dapat
diidentifikasi.

Granulasi digunakan terutama untuk produksi tablet dan kapsul. Sebagai


produk antara digunakan granula dengan distribusi ukuran lebar. Granul dapat pula
digunakan sebagai bentuk sediaan.

( Agoes, 2001)

LACTOSUM = Laktosa =Saccharum Lactis

Laktosa mempunyai pemerian serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak
manis. Kelarutannya larut dalam 6 bagian air mendidih, sukar larut dalam etanol
(95%)P, praktis tidak larut dalam klorofom P dan didalam eter P.

( Anonim, 1979)

AMYLUM MANIHOT = Pati Singkong

Pati singkong adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot utilissima
Pohl (Familia Euphorbiaceae). Amylum Manihot mempunyai pemerian serbuk sangat
halus, putih. Mempunyai kelarutan praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam
etanol.

( Anonim,1995)
III. ALAT DAN BAHAN
 Alat :
1. Piring petri 6 pasang
2. Almari pengering
3. Ayakan no.12
4. Timbangan analitik
5. Baskom
6. Corong pengukur sifat alir
7. Bekker glass 100 mL
 Bahan :
1. Laktosa 100 gram
2. Amilum manihot 100 gram
3. Mucilago amilum (7,5%) q.s
IV. CARA KERJA SKEMATIS
Ditimbang piring petri kosong (wadah dan tutupnya).

Ditimbang laktosa dan amilum manihot masing-masing seberat 100 gram.

Dimasukkan ke dalam baskom dan campur sampai homogen(5menit)

Dibuat mucilago amilum 7,5% sebanyak 100 mL

Ditambahkan ,ucilago a,ilu, 7,5% pada campuran (2) sedikit demi sedikit.

Dicampur homogen sampai terbentuk massa granul

Diayak dengan ayakan no.12 mesh

Dicatat volume mucilago amilum yang digunakkan.

Ditimbang granul basah 25 gram, sebanyak 6 kali dan dimasukkan maing-masing ke


dalam piring petri (setiap piring petri mengandung 25 gram granul )
Dimasukkan 6 piring petri ke dalam almari pengering, dibuka tutupnya, dan
dikeringkan pada suhu 600C.

Setelah waktu tertentu, dikeluarkan sebuah piring petri dari almari pengering dalam
keadaan tertutup, didinginkan dan ditimbang. Waktu pengringan : 230, 60, 90, 120,
150, 180 menit , sehari, dan 3 hari.

Dibiarkan satu piring petri dalam almari pengering dan dilanjutkan pengeringan
sampai 3 hari.

Ditimbang berat granul setelah pengeringan selama 3 hari (bobot konstan )

Dicatat sebagai berat granul.

Analisis cara kerja


Pertama kali yang harus dilakukan yaitu menimbang piring petri kosong
( wadah dan tutup) , kemudian membuat mucilago amilum 7,5% dengan cara
menimbang amilum sebanyak 7,5 gram kemudian dilarutkan dalam 100 mL air panas.
Amilum memiliki sifat yang tidak mudah larut dalam air dingin, untuk menghindari
ketidaklarutan amilum tersebut, maka amilum yang dilarutkan dalam air panas sedikit
demi sedikit sampai terbentuk mucilago berwarna putih susu. Langkah selanjutnya
yaitu menimbang laktosa dan amilum manihot masing-masing 100 gram. Kemudian
laktosa dan amilum manihot dicampur dalam baskom ad homogen. Lalu ditambah
mucilago amilum sedikit demi sedikit sampai terbentuk massa granul yang baik.
Mucilago amilum berfungsi untuk merekatkan partikel serbuk sehingga dapat
membentuk massa granul. Mucilago yang ditambahkan yaitu sebanyak 50 mL.
Setelah ditambah mucilago amilum, massa granul basah diayak dengan ayakan no.12.
lalu granul basah ditimbang 25 gram sebanyak 6 kali dan dimasukan ke dalam piring
petri. Kemudian 6 piring petri yangberisi granul basah tersebut dimasukkan ke dalam
almari pengering dalam suhu 600C. Setelah 30 menit , diambil satu piring petri dan
ditimbang kembali (beserta tutupnya) untuk mengetahui selisih berat granul yang
basah dan berat granul yang sudah dikerigkan dan diuji waktu kecepatan alir dalam
corong pengukur sifat alir. Dilakukan hal yang sama pada piring petri yang berada di
almari pengering di menit ke 60, 90, 120, 150, 180, 1 hari, dan 3 hari
V. K
VI. L
VII. L
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1979,Farmakope Indonesia,edisi III, Departemen Kesehatan RI:
Jakarta
Anonim, 1995,Farmakope Indonesia,edisi V, Departemen Kesehatan RI:
Jakarta
Agoes, Goeswin, 2001, Pengembangan Sediaan Farmasi,ITB: Bandung
Lachman, Leon, dkk, 1989, Teori dan Praktik Farmasi Industri, UI Press:
Jakarta
Voight, R,1971, Buku Pelajaran Tekhnologi Farmasi , UGM Press :
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai