Anda di halaman 1dari 14

Nama : Adinda Wulan Dari

NIM : 1904107010023
Program Studi : Teknik Geofisika
Mata Kuliah : Petrologi

UTS PETROLOGI
Petrologi adalah ilmu yang membahas tentang batuan baik itu sifat fisik, asal
mula, struktur, tekstur, klasifikasi ataupun proses pembentukkan dari berbagai jenis
batuan-batuan. Batuan sendiri merupakan material yang membuat kerak bumi ataupun
litosfer, batuan terdiri dari mineral-mineral serta terbentuk di alam. Dengan kita belajar
tentang batuan, kita bisa tahu tentang sejarah dan sifat dari bumi. Dari batuan bisa
terekam proses-proses geologi yang terjadi pada masa pembentukan batuan tersebut,
yang bisa membuat kita menjadi tahu tentang umur dan sejarah di bumi kita.

A. Jenis-jenis batuan beku


Petrologi dibagi menjadi 3 bagian, bagian-bagian yang dimaksud adalah batuan
beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Batuan-batuan tersebut mempunyai proses
pembentukan, sifat fisik, dan komposisi yang berbeda-beda.
Jenis batuan pertama ialah Batuan beku, batuan beku adalah batuan yang
terbentuk dari proses pendinginan lelehan magma setelah itu mengeras ataupun
membeku. Proses itu bisa terjadi dibawah permukaan bumi dan diatas permukaan bumi.

Nama-nama batuan beku ada basalt, andesit, rhyolite dan lain sebagainya.
Jenis yang kedua ialah Batuan sedimen, batuan sedimen adalah batuan yang
terbentuk dari proses endapan sedimen yang mengalami proses geologi. Proses litifikasi
yang merubah sedimen menjadi batuan sedimen. Sedimen bisa terbentuk dari proses
pelapukan. Namun tidak hanya pelapukan, sedimen juga bisa melalui proses erosi.
Proses litifikasi lah yang mengubah sedimen-sedimen tersebut menjadi batuan sedimen.

Batuan sedimen biasanya terbentuk disungai, tepi pantai dan tempat-tempat


yang dihidupi oleh makhluk hidup dan batuan sedimen bisa membuahkan atau
menghasilkan sumber daya bagi manusia. Nama-nama btuan sedimen : batu pasir, batu
serpih, batu gamping, batu konglomerat, batu breksi, batu lempung dan lain sebagainya.

ini adalah salah satu contoh batuan sedimen, batuan ini terbentuk dari butiran-butiran
yang bersatu.
Untuk gambar kedua ini, ini adalah singkapan. Singkapan bisa terbentuk secara alami.
Fragmen-fragmen yang terpisah yang menyatu karena proses alami yang terjadi.

Jenis batuan terakhir ialah Batuan metamorf. batuan metamorf adalah batuan
yang terbentuk akibat proses tekanan ataupun perubahan temperatur. Batuan-batuan
beku ataupun batuan sedimen yang mengalami proses tekanan dan perubahan
temperatur juga bisa berubah menjadi bataun metamorf.

Pada gambar itu dijelaskan bahwa mineral-mineral acak yang kemudian


mengalami tekanan menjadi rapi dan tersusun secara teratur dan menjadi batuan
metamorf. Garis-garis sejajar yang terbentuk akibat tekanan itu dinamakan peten(p).
Pada gambar disebelahnya adalah salah satu contoh batuan metamorf, pada batuan
tersebut kita dapat melihat garis-garis atau peten-peten tersusun secara rapi dan teratur.

B. Proses terbentuknya batuan


Proses-proses terbentuknya batuan-batuan tersebut dapat terulang atau daur.
Makanya dalam proses pembentukan batuan dapat dijelaskan dengan siklus batuan,
yang memiliki makna bahwa proses pembentukan batuan akan berulang seperti dari
batuan beku yang mengendap menjadi bataun sedimen, bataun sedimen yang
mengalami perubahan tekanan dan temperatur menjadi batuan metamorf, serta batuan
metamorf yang mengalami pelelehan menjadi magma dan magma mengalami
pendinginan kemudian menjadi batuan beku. Begitulah seterusnya. Biar lebih jelas,
akan dijelaskan melalui gambar siklus batuan yang dibawah ini,
Dari gambar dapat diartikan bahwa dari magma yang mengalami proses
pendingin dan mengeras akan menjadi batuan beku. Batuan beku yang mengalami
proses pengendapan, pelapukan serta erosi akan menjadi sedimen. Dan sedimen yang
mengalami proses litifikasi akan berubah menjadi batuan sedimen. Batuan sedimen
yang mengalami proses perubahan temperatur dan mengalami tekanan akan berubah
menjadi batuan metamorf.
Yang membedakan antara batuan beku dan metamorf adalah batuan beku
dibentuk karena adanya magma yang memeleh dan membeku, semua batuan kalau
sudah dekat dengan magma pasti akan meleleh dan akan bisa naik lagi ke atas
permukaan, membeku dan kembali menjadi batuan beku lagi. Sedangkan batuan
metamorf tidak ada proses batuan-batuan sebelum-sebelumnya meleleh, tapi dia dari
batuan jadi batuan. Karena ada tekanan dan suhu tadi.
Ketika batuan metamorf mengalami proses lelehan akan kembali menjadi
magma. Dan begitu seterusnya. Suatu batuan bisa menjadi batuan lain, proses inilah
yang dinamakan siklus batuan.

C. Mineral
Seperti pengertian batuan yang sudah disinggung diatas, batuan tersusun atas
mineral-meneral, mineraloid, ataupun campuran mineral dan mineraloid. Mineral adalah
senyawa kimiawi yang berbentuk padatan yang memiliki komposisi atau penyusun
unsur-unsur pembentuknya tetap, mempunyai struktur kristal yang khusus dan terbentuk
secara alami melewati proses anorganik. Mineral memiliki ciri bagamaina terbentuk dan
menampakkan kondisi saat terbentuk, baik itu suhu dan tekanan.
1. Sifat-sifat mineral
Mineral memiliki beberapa sifat yaitu, yang pertama Mineral dibentuk secara
tersendiri atau alami dan tidak bisa dibuat oleh manusia Mineral juga memiliki
bentuk yang padat atau solid tidak bentuk gas dan cari. Mineral sendiri terbentuk
secara organik, namun bisa juga terbentuk secara anorganik seperti contohnya
CaCO3.
Mineral punya penyusun kimia tertentu dan mineral harus punya struktur
kristalin (keteraturan). Jika mineral yang punya struktur kristalin ditembakkan dengan
sinar x-ray, mineral itu bakal mendifraksikan cahaya serta membuahkan pola
difraksi/keteraturan.
Stuktur kristalin ini bisa dilihat dengan mata telanjang bisa juga tidak, untuk
meyakinkan itu harus dilakukan eksperimen.

Mineral sendiri juga harus memiliki keteraturan dalam bentuk susunan


atom. Serta mineral punya jumlah mencapai 5000 jenis. Akan tetapi mineral penting
yang harus kita ketahui disebut RFM (mineral penyusun batuan) yang biasanya cuma
berjumlah 10 jenis.
Secara umum batuan dan mineral biasanya terbentuk bersamaan, tapi ada juga
yang tidak bersamaan. Seperti batuan beku yang terbuat diatas permukaan, mineralnya
membeku atau mendingin secara bersamaan. Namun, ketika dibawah permukaan,
mereka terbentuknya tidak secara bersamaan.
Untuk melihat suatu mineral punya suhu pendingin yang beda-beda kita bisa
lihat dari Bowen Reaction Series.
Untuk membedakan mineral-mineral dalam geologi, mineral memiliki ciri-ciri
dan sifat-sifat yang berbeda. Suatu objek bisa dikategorikan sebagai mineral harus
memiliki semua sifat atau ciri dari mineral. Jika ada satu sifat yang tidak ada, tidak bisa
dikategorikan sebagai mineral. Sifat yang pertama ialah Warna, namun kita tidak bisa
membedakannya hanya dengan warna.Yang membuat warna mineral beda-beda adalah
dikarenakan adanya unsur penyusun lain yang berbeda-beda.

Yang kedua ialah Cerat, dengan cerat kita bisa melihat kandungan apa yang
terdapat dalam mineral tersebut. Karena cerat adalah warna mineral dalam bentuk
bubuk. Cerat juga bisa dijadikan indikator untuk menentukan kandungan Fe. Semakin
hitam cerat maka kandungan Fe yang terdapat pada mineral tersebut makin tinggi.

Selanjutnya ada Kekerasan, dengan uji kekerasan kita bisa melihat seberapa
keras mineral-mineral. Seperti intan yang mempunyai kekerasan paling tinggi
diggunakan sebagai mata pemboran. Semakin keras mineral akan semakin sulit untuk
dipecahkan atau dihancurkan. Skala mohs merupakan skala yang relatif. Uji kekerasan
tidak hanya dengan skala mohs, bisa juga dengan skala absolut. Skala absolut malah
lebih akurat daripada skala mohs. Maka jika kita ingin mengetahui kekerasan
sesungguhnya suatu mineral lebih dianjurkan dengan skala absolut.

Dari gambar-gambar diatas dapat dijelaskan bahwa gypsum dan kalsit bisa
dihancurkan dengan kuku. Apatite dan fluorite dapat dihancurkan dengan koin. Ortoklas
dan kuarsa dapat dihancurkan dengan gelas kaca. Sedangkan sisanya yang paling tinggi
kekerasannya dapat dihancurkan dengan pisau seperti diamond. Kursa adalah jenis
mineral yang lebih keras daripada kaca.

Setelah itu ada Belahan, belahan adalah bidang-bidang halus atau kecil yang
permukaan datar dan memiliki pasangan yang dimana mineral mudah terbelah. Namun
tidak semua mineral mempunyai bidang belahan. Akan tetapi jika bidangnya tidak datar
atau smoth itu bukan belahan. Seperti bidang kuarsa yang tidak datar, maka kuarsa tidak
mempunyai belahan.

Untuk sifat mineral yang kelima itu ada Fracture (Patahan), fracture yang
dimaksud disini adalah belahan yang tidak teratur, yang membuat bidang atau bagian
yang tidak datar serta tidak smooth. Untuk fracture sendiri mempunyai beberapa macam
yang diantara ada konkoidal (pecahan halus seperti gelombang pada permukaan
ataupun mirip dengan gelas). Uneven (pecahan kasar yang permukaan gak rapi atau gak
teratur). Fibrous (pecahan mineral yang teksturnya kayak serat). Hackly (pecahan
kasar tidak teratur dan ujung-ujungnya runcing). Yang terakhir ada splintery (pecahan
yang seperti kayu).

Selanjutnya ada Rasa, rasa juga salah sifat agar kita bisa membedakan antara
mineral satu dengan mineral lainnya. Seperti mineral halit yang memiliki rasa yang
asin.
Setelah itu ada Bau, bau juga merupakan salah satu indikator pembeda anatara
mineral satu dengan mineral lainnya. Sulfur (S), FeS2, dan ZnS mempunyai bau sulfur.
Sifat mineral selanjutnya ada Kilap (luster), kilap juga merupakan indikator
untuk membedakan mineral. Kilap ini ada respon mineral ketika dipantulkan atau
terkena cahaya.

Untuk indikator pembeda mineral selanjutnya ada reaksi HCl, untuk indikator
ini adalah gimana reaksi mineral ketika diberikan tetesan HCl atau elemen kimia
tertentu. Ada beberapa mineral yang ketika diberikan tetesan HCl akan bereaksi dan
mengeluarkan gas serta gelembung-gelembung kecil. Mineral yang bereaksi ketika
diberikan HCl contohnya mineral kalsit.
Indikator selanjutnya ada Magnetisme, indikator ini adalah gimana reaksi
mineral terhadap magnet. Ada beberapa mineral yang ketika didekatkan dengan magnet
akan menempel.

Jika ada objek atau benda yang mirip dengan mineral tapi tidak mempunyai
semua sifat mineral yang sudah dijelaskan diatas, maka objek atau benda itu tidak bisa
dikategorikan sebagai mineral. Objek tersebut bisa dikatakan sebagai Mineraloid.
Suatu objek dikategorikan sebagai mineraloid jika objek tersebut tidak memiliki
keseluruhan sifat mineral. Seperti misalnya objek yang tidak punya struktur dalam atau
amorf itu tidak dapat dikatakan mineral, walaupun kriteria lainnya ada atau terpenuhi.

D. Batuan Beku
Seperti yang sudah dibahas diatas, batuan beku adalah bataun yang terbentuk
akibat proses pendinginan magma atau magma yang membeku. Batuan beku ada yang
terbentuk atau yang mengalami proses kristalisasi diatas permukaan bumi disebut
dengan Batuan Beku Ekstrusif. Sedangkan batuan beku yang terbentuk dibawah
permukaan bumi atau yang mengalami proses kristalisasi dibawah permukaan bumi
disebut sebagai Batuan beku Intrusif.
Magma yang mengalami proses pendinginan kemudian menjadi batuan beku
akan menghasilkan ukuran kristal yang berbeda-beda. Jika batuan beku mengalami
proses kristalisasi dibawah permukaan bumi (Intrusif) akan menghasilkan ukuran
yang besar seperti granit, diorite serta gabro. Sedangkan batuan beku yang
mengalami proses kristalisasi diatas permukaan bumi (Ekstrusif) akan
menghasilkan ukuran kristal yang kecil seperti riolit, andesit serta basalt.

Tabel diatas adalah tabel yang dapat memudahkan untuk mengklasifikasikan


batuan beku. Pada tabel dijelaskan bahwa semakin kekanan warna batuan akan semakin
cerah, sedangkan semakin ke kiri warna batuan akan semakin gelap. Dari warna batuan
kita dapat simpulkan bahwa batuan yang berwarna gelap adalah batuan Mafic. Dan
batuan yang berwarna cerah disebut Felsic. Nah, diantara Mafic dan Felsic
terdapat Intermadiate. Batuan yang berwarna gelap memiliki banyak kandungan Fe.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa warna bisa berbeda karena materi atau
mineral-mineral penyusunnya berbeda-beda.
Untuk tabel diatas adalah pengelompokkan batuan yang mineral penyusun atau
komposisinya yang serupa. Seperti granit dan rhyolite, gabro dan basalt, diorite dan
andesit, serta peridotit dan komasit. Granit dan rhyolite memiliki unsur penyusun dan
komposisi yang mirip. Begitupun seterusnya.

Seperti pada gambar tersebut, granit, diorite dan gabro memiliki komposisi dan
penyusun yang mirip. Dan rhyolite, andesit dan basalt juga memiliki komposisi dan
penyusun yang mirip juga.

Untuk tabel yang ini, ini adalah nama-nama mineral penting atau bisa disebut
sebagai RFM (Rock Foarming Mineral)/ mineral penyusun batuan. Mineral bisa sampai
dengan 5000 jenis, namun yang perlu kita ingat hanya mineral yang ada pada tabel
diatas. Nah untuk membedakan amphibole dan biotite sendiri kita bisa melihat dari
belahan yang bentuk oleh mineral tersebut. Oleh sebab itu lah, sifat dan ciri-ciri yang
jelaskan diatas sangat penting karena dengan sifat dan ciri tersebut kita dapat
membedakan mineral satu dengan mineral lainnya.
Selanjutnya ada Deret Reaksi Bowen, deret reksi bowen adalah deret yang
memperlihatkan klasifikasi batuan beku yang didasarkan pada tingkat asam dan basa
serta suhu. Batuan yang dibentuk pada suhu ( -750 tersebut dikategorikan sebagai
batuan asam yang berwarna cerah (Felsic). Sedangkan pada suhu paling tinggi, (1200 )
batuan itu dikategorikan sebagai batuan basa dan berwarna gelap (Mafic). Untuk Olivin
sendiri berwarna hijau disebabkan karena kandungan mineral yang terdapat dalam
olivine banyak berada didalam mantel.
Pada reaksi bowen, kuarsa terkahir dibentuk. Sedimen banyak memiliki
kandungan kuarsa karena kuarsa punya sifat yang konsisten.

Nah seperti yang sudah dijelaskan diatas tadi, bahwa batuan beku terbentuk dari
proses pendinginaan dan pembekuan magma. Yang dimaksud dengan magma adalah
lelehan bahan batuan yang sangat panas yang terbentuk dibawah kerak bumi. Magma
sendiri adalah campuran antara padat, cair dan gas. Magma sendiri memiliki unsur
utama, diantaranya adalah Si, O2, Al, Ca, Na, K, Fe, dan Mg.
Tipe umum magma ada 3, untuk yang pertama itu dia mengandung 50 SiO ,
yang kedua itu mengandung 60% SiO2, dan untuk yang ketiga mengandung 70% SiO2.
Dan masing-masing itu ada basaltic, andesitic, sam riolitik. Untuk magma basaltic
sendiri keluar sekitar 80% yang keluar dari gunung api. Untuk andesitic dan riolitik
hanya 10%.
Untuk gunung api di Hawaii itu adalah magma basaltic, untuk yang di Yellow
Stone National Park itu riolitik dan untuk andesitic itu di Krakatau.
Distribusi gunung api berbeda-beda itu ada hubungannya sama tektonik
lempeng. Apa itu tektonik lempeng? Tektonik lempeng itu adalah cabang utama dari
tektonik yang memiliki hubungan dengan proses-proses litosfir bergerak diatas
astenosfer. Litosfir bergerak secara horizontal. Lempeng tektonik jyga memiliki makna
tersusun oleh litosfer dan bagian atas mantel luar.
Untuk penyebab lempeng tektonik bergerak itu karena adanya arus
konveksi yang dihasilkan di mantel akibat terjadinya reaksi nuklir.
Lempeng bumi itu adalah bagian litosfer yang lapisan paling luar berbentuk
padat dan keras yang tersusun berbagai batuan, terletak diatas lapisan mantel bumi yang
berbentuk cairan atau fluida yang kental.
Untuk lempeng litosfir sendiri berarti bahwa lempeng-lempeng yang merupakan
bagian luar bumi atau litosfir. Lempeng-lempeng yang merupakan bagian luar itu
adalah lempeng benua dan lempeng samudera. Untuk dilempeng benua itu granit dan
bersifat asam. Sedangkan untuk lempeng samudera itu basalt dan bersifat basa.
Batas lempeng ada 3 yaitu divergen, konvergen dan transform. Untuk divergen
adalah batas dimana lempeng-lempeng bergerak saling menjauh dan menyebabkan
material dari bawah naik ke atas dan membuat lantai samudera baru.
Konvergen adalah batas dimana lempeng-lempeng saling mendekati atau
bertemu dan menyebabkan lempeng satu kebawah atau menyusup. Sedangkan untuk
transform adalah batas dimana lempeng bergerak saling bergesekkan atau
bersinggungan tanpa merusak litosfer.
Untuk sifat kerak samudera dan kerak samudera sendiir memiliki perbedaan
baik dari umur, densitas, ketinggian, komposisi maupun ketebalan. untuk kerak
samudera sendiri umumnya berwarna gelap karena banyak mengandung Fe, MgO,
dan CaO. Sedangkan untuk kerak benua umumnya berwarna terang karena banyak
mengandung K2O, Na2O, dan SiO2.
Untuk densitasnya kerak benua lebih rendah sedangkan kerak samudera
densitasnya lebih tinggi. Sedangkan untuk ketebalannya kerak samudera lebih
tipis, sekitar 5-7 km ketebalannya. Untuk kerak benua memiliki ketebalan yang lebih
tebal dari pada kerak samudera, sekitar 30km ketebalan. ketinggian kerak samudera
sendiri permukaan rendah, dan sebagian besar terendam dibawah permukaan laut.
Untuk ketinggian kerak benua permukaan tinggi dan muncul diatas permukaan laut.
Umur kerak benua dan kerak samudera juga berbeda, kerak benua berumur
sekitar 4000 Ma, sedangkan kerak samudera berumur 180 Ma.

Anda mungkin juga menyukai

  • SURVEI LAPANGAN
    SURVEI LAPANGAN
    Dokumen14 halaman
    SURVEI LAPANGAN
    Waljinah Waljinah
    Belum ada peringkat
  • GNSS Survey
    GNSS Survey
    Dokumen24 halaman
    GNSS Survey
    Waljinah Waljinah
    Belum ada peringkat
  • CCCC
    CCCC
    Dokumen9 halaman
    CCCC
    Waljinah Waljinah
    Belum ada peringkat
  • BBBBBB
    BBBBBB
    Dokumen2 halaman
    BBBBBB
    Waljinah Waljinah
    Belum ada peringkat
  • Tugas Teks Editorial PDF
    Tugas Teks Editorial PDF
    Dokumen1 halaman
    Tugas Teks Editorial PDF
    Waljinah Waljinah
    Belum ada peringkat
  • SEJARAHNOVEL
    SEJARAHNOVEL
    Dokumen2 halaman
    SEJARAHNOVEL
    Waljinah Waljinah
    Belum ada peringkat