Anda di halaman 1dari 10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Teori

Sebagai dasar pembentukan argumentasi untuk menjelaskan masalah

penelitian, berikut ini teori yang berkaitan dengan variabel penelitian.

2.1.1. Teori sinyal

Teori sinyal menekankan kepada pentingnya informasi yang diberikan

perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi yang

dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor

dalam pengambilan keputusan investasi (Jogiyanto, 2000:392). Pada waktu

informasi diumumkan, pelaku pasar terlebih dahulu menganalisis informasi

tersebut sebagai sinyal baik atau sinyal buruk. Jika informasi tersebut sebagai

sinyal baik bagi investor, maka harga saham akan mengalami kenaikan.

Berdasarkan teori ini, pergerakan harga saham akan dipengaruhi oleh

informasi yang didapatkan oleh investor. Informasi yang ada akan dianalisis dan

digunakan untuk mengetahui pergerakan harga saham. Informasi berupa kinerja

perusahaan setiap tahun yang diterbitkan oleh perusahaan melalui laporan

keuangan tahunan akan menentukan pengambilan keputusan investasi. Berbagai

informasi tersebut akan menentukan arah pergerakan harga saham di pasar modal

perusahaan.

2.1.2. Analisis kinerja perusahaan

Kinerja perusahaan dapat di nilai dengan melakukan analisa terhadap

laporan keuangan. Analisis laporan keuangan penting dilakukan untuk

10
11

mengetahui kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan (Sudana, 2015:23). Salah

satu teknik analisis laporan keuangan ialah analisis rasio keuangan. Analisis rasio

merupakan teknik analisis untuk mengetahui hubungan di antara pos tertentu

dalam neraca maupun laporan laba rugi. Menurut Hery (2015:142), terdapat lima

jenis rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja

perusahaan.

1. Rasio likuiditas, merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh

tempo. Rasio ini terdiri atas current ratio, quick ratio dan cash ratio.

2. Rasio solvabilitas, merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio ini terdiri dari

debt to asset ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, times

interest earned ratio dan operating income to liabilities ratio.

3. Rasio aktivitas, merupakan rasio yang digunakan untuk menilai efektivitas

dan intensitas aset perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Rasio ini

terdiri dari account receivable turn over, inventory turn over, working capital

turn over, fixed assets turn over dan total assets turn over.

4. Rasio profitabilitas, merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini terdiri dari return on assets,

return on equity, gross profit margin dan net profit margin.

5. Rasio penilaian pasar, merupakan rasio yang digunakan untuk mengestimasi

nilai instrinsik peruahaan (nilai saham). Rasio ini terdiri dari earning per

share, price earning ratio, dividen payout ratio dan price to book value ratio.
12

2.1.3. Harga saham

Harga saham adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari

modal awal investasi (Samsul, 2006:291). Menurut Tandelilin (2010:10), dalam

konteks manajemen investasi, return dibagi menjadi dua macam yaitu return

aktual dan return harapan. Return aktual merupakan tingkat return yang telah

diperoleh investor sedangkan return harapan merupakan tingkat return yang

diantisipasi investor di masa datang. Return aktual penting karena digunakan

sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return aktual dihitung

dengan menjumlahkan capital gain (loss) dan dividen (Tandelilin, 2010:102).

Komponen capital gain (loss) merupakan kenaikan atau penurunan harga saham.

Sedangkan kompenen dividen terdiri dari dividen interm yang dibayarkan selama

tahun berjalan dan dividen final yang dibagikan setelah tutup tahun buku.

(P ¿ ¿ t−Pt −1)+ D t
Ri , t= ×100 % ¿
Pt −1

Keterangan:

Ri,t = return saham i pada periode t

Pt = harga saham pada periode t

Pt-1 = harga saham pada periode sebelumnya

Dt = dividen tunai interm dan dividen tunai final pada periode t

Fluktuasi harga saham di pasar modal terkait dengan perubahan yang

terjadi pada berbagai variabel makroekonomi. Secara teoritis ada beberapa

variabel atau indikator makroekonomi yang mempengaruhi pergerakan harga

saham seperti produk domestik bruto, tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar,

harga minyak, harga komoditas, siklus bisnis dan lainnya (Murhadi, 2009:19).
13

Menurut Tandelilin (2010:346), pengamatan terhadap perubahan beberapa

variabel atau indikator ekonomi makro, seperti PDB, inflasi, tingkat bunga

ataupun nilai tukar mata uang dipercaya bisa membantu investor dalam

meramalkan apa yang akan terjadi pada perubahan pasar modal.

Menurut Samsul (2006:335) terdapat banyak faktor yang mempengaruhi

return saham, baik yang bersifat makro maupun mikro ekonomi. Faktor makro

ada yang bersifat ekonomi maupun nonekonomi. Faktor makro ekonomi terinci

dalam beberapa variabel ekonomi, misalnya inflasi, suku bunga, kurs, valuta

asing, tingkat pertumbuhan ekonomi, harga bahan bakar minyak di pasar

internasional dan indeks saham regional. Faktor makro nonekonomi mencakup

peristiwa politik domestik, peristiwa sosial, peristiwa hukum dan peristiwa politik

internasional. Sementara itu, faktor mikro ekonomi terinci dalam beberapa

variabel, misalnya laba per saham, dividen per saham, nilai buku per saham, debt

equity ratio dan rasio keuangan lainnya.

2.1.4. Debt to equity ratio

Rasio hutang terhadap modal (debt to equity ratio) merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang terhadap modal (Hery,

2015:168). Rasio ini bagian dari rasio solvabilitas. Rasio ini berguna untuk

mengetahui besarnya perbandingan antara jumlah dana yang disediakan oleh

kreditor dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik perusahaan. Melalui rasio

ini akan di ketahui berapa bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan sebagai

jaminan utang. Perusahaan dengan rasio utang yang relatif tinggi memiliki

perkiraan pengembalian yang lebih tinggi ketika perekonomian normal, akan


14

tetapi akan mengalami risiko kerugian ketika perekonomian memasuki masa

resesi (Brigham dan Houston, 2010:142). Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi

antara total hutang dengan total ekuitas.

Total Utang
DER=
Total Ekuitas

2.1.5 Quick Ratio

Yaitu rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya. ( R. Agus Sartono, 2000 ) Quick

Ratio atau Acid Test Ratio hampir sama dengan current ratio hanya saja jumlah

persediaan (inventory) sebagai salah satu komponen dari aktiva lancar harus

dikeluarkan. Alasan yang melatarbelakangi hal tersebut adalah bahwa persediaan

adalah merupakan komponen aktiva lancar yang paling tidak likuid atau sulit

untuk diuangkan dengan segera tanpa menurunkan nilainya, sementara

dengan quick ratio dimaksudkan untuk membandingkan aktiva yang lebih

lancar (quick assets) dengan utang lancar. ( Lukman Syamsuddin, 2002 )

Rasio ini memberikan indikator yang lebih baik dalam melihat likuiditas

perusahaan dibandingkan dengan rasio lancar, karena penghilangan unsur

persediaan dan pembayaran dimuka serta aktiva yang kurang lancar dari

perhitungan rasio.16 Secara sistematis, Quick Ratio (QR) dapat dihitung dengan

rumus. ( Siti Amaroh, hlm. 35 )

2.1.6 Return On Investment (ROI)

Return On Investment (ROI) adalah kemampuan dari modal yang

diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. (

Bambang Riyanto, hlm. 336 ) Selain itu, return on investment juga didefinisikan
15

pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan

keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.

( Lukman Syamsuddin, hlm. 63 ) Peningkatan laba yang diperoleh perusahaan

mempunyai efek yang positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam

pencapaian tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan yang akan direspon

secara positif oleh investor sehingga permintaan saham perusahaan dapat

meningkat dan dapat menaikkan harga saham perusahaan. ( Yuli Krsitiani,

2014 ) Semakin tinggi rasio ini, berarti semakin baik keadaan suatu perusahaan.

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian terkait faktor yang mempengaruhi return saham telah dilakukan

oleh beberapa peneliti, antara lain sebagai berikut:

Tabel 2.1 Hasil penelitian terdahulu

Metode
No Peneliti Hasil Penelitian
Penelitian
1 Herdt, Lukytawati Objek: indeks SMInfra18, BEI periode 1. DER dan PER tidak berpengaruh
& Bunasor (2017) 2013-2016 terhadap return saham
Alat: regresi data panel 2. inflasi, Nikkei225 dan STI index
berpengaruh positip terhadap
Jurnal Internasional V. Terikat: stock return
return saham
V. Bebas: CR, DER, PER, ROE, inflasi, 3. CR, ROE, kurs rupiah dan HSI
kurs rupiah, HSI, Nikkei225, STI index index berpengaruh negatif
terhadap return saham
2 Beslyder (2017) Objek: manufaktur, BEI 2015-2016 1. ROE tidak berpengaruh terhadap
Alat: regresi linier berganda return saham
Jurnal Nasional V. Terikat: stock price 2. PBV dan DER berpengaruh
positip terhadap return saham
V. Bebas: PBV, DER dan ROE
3 Djibran, Sri & Objek: sub sektor perkebunan, BEI 1. DER, exchange rate, inflasi, EPS
Hendro (2016) periode 2010-2015 dan ROE tidak berpengaruh
Alat: regresi data panel terhadap return saham
2. QR dan CPO berpengaruh positip
Jurnal Internasional V. Terikat: stock return
terhadap return saham
V. Bebas: QR, DER, ROE, PER, EPS, 3. PER berpengaruh negatif
inflasi, exchange rate, CPO terhadap return saham
4 Susiani (2016) Objek: sektor properti, BEI 2012-2014 1. ROE, PBV, inflasi, suku bunga
Alat: regresi linier berganda tidak berpengaruh terhadap
Jurnal Nasional V. Terikat: stock price return saham
2. DER dan EPS berpengaruh
V. Bebas: ROE, EPS, DER, PBV,
positip terhadap return saham
inflasi, suku bunga
sumber: Jurnal nasional dan internasional, data diolah
16

Berdasarkan tabel 2.1, penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang

berbeda-beda. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada

variabel penelitian yang digunakan, periode penelitian, objek penelitian, teknik

analisis data dan jenis data. Perbedaan yang ada merupakan rekomendasi dari

peneliti sebelumnya khususnya terkait penggunaan regresi linier berganda sebagai

teknik analisis data dan penggunaan jenis data panel berupa data tahunan untuk

menambah jumlah observasi data.

2.3. Hubungan antar Variabel

Berdasarkan tinjauan teori dan penelitian terdahulu maka hubungan antar

variabel yang terbentuk berupa:

2.3.1. Pengaruh DER terhadap harga saham

Menurut Brigham dan Houston (2010:142) perusahaan dengan rasio utang

yang relatif tinggi memiliki perkiraan pengembalian yang lebih tinggi ketika

perekonomian normal, akan tetapi akan mengalami risiko kerugian ketika

perekonomian memasuki masa resesi. Semakin tinggi nilai DER menunjukkan

komposisi hutang semakin besar dibandingkan dengan total modal sendiri.

Dengan demikian, semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar

(kreditor) sehingga tingkat risiko perusahaan semakin besar. Kondisi ini dapat

mengurangi minat investor untuk menanamkan modal kepada perusahaan karena

adanya peningkatan risiko yang diterima investor. Menurunnya minat investor

berdampak pada penurunan harga saham. Penurunan harga saham akan

menyebabkan return investasi yang diperoleh akan semakin rendah. Penelitian

yang dilakukan sebelumnya juga membuktikan adanya pengaruh negatif antara


17

DER terhadap return saham (Utami, Sri dan Tubagus 2015). Berdasarkan uraian

teori dan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang dibentuk pada penelitian ini

yaitu DER berpengaruh negatif terhadap return saham.

2.3.2. Pengaruh Quick Ratio terhadap return saham

Quick Ratio (QR) digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan

aktiva yang paling likuid yaitu kas, surat berharga dan piutang. Rasio ini

merupakan perimbangan antara jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan dengan

jumlah hutang lancar. Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan Quick

Ratio atau rasio cepat, karena persediaan merupakan komponen atau unsur aktiva

lancar yang paling kecil tingkat likuiditasnya. ( Siti Amaroh, hlm. 35 )

Rasio ini memberikan indikator yang lebih baik dalam melihat likuiditas

perusahaan dibandingkan dengan rasio lancar, karena penghilangan unsur

persediaan dan pembayaran dimuka serta aktiva yang kurang lancar dari

perhitungan rasio. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik kondisi

perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Aulia Mandasari

(2014) yang menyatakan bahwa Quick Ratio (QR) berpengaruh terhadap harga

saham.

2.3.3. Pengaruh Return On Investment (ROI) terhadap harga saham

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan secara

keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan

aktiva yang tersedia didalam perusahaan. Return On Investment (ROI) merupakan


18

rasio harga saham untuk mengukur seberapa jauh perusahaan semakin

berkembang.

Peningkatan laba yang diperoleh perusahaan mempunyai efek yang positif

terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam pencapaian tujuan untuk

memaksimalkan nilai perusahaan yang akan direspon secara positif oleh investor

sehingga permintaan saham perusahaan dapat meningkat dan dapat menaikkan

harga saham perusahaan. Semakin harga saham menunjukkan indeks yang lebih

tinggi, maka semakin banyak laba yang diperoleh yang dibagikan kepada

pemegang saham. Begitu pula, semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik

kondisi suatu perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Yuli Kristiani (2014) dan Yoga Pratama Putra, Moch. Dzulkirom AR dan Sri

Mangesti Rahayu (2014) yang menyatakan bahwa Return On Investment (ROI)

berpengaruh terhadap harga saham.

2.3.4 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Quick Ratio (QR) dan Return

On Investment (ROI) Terhadap Harga Saham

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi harga saham, baik yang

bersifat makro maupun mikro ekonomi (Samsul, 2006:335). faktor mikro

ekonomi tercermin dari kinerja perusahaan. Terdapat lima jenis rasio keuangan

yang digunakan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan yaitu

rasio likuiditas, solvabiltas, aktivitas, profitabilitas dan penilaian pasar (Hery,

2015:142). Penelitian terdahulu juga membuktikan adanya pengaruh antara

kinerja perusahaan terhadap harga saham (Herdt, Lukytawati & Bunasor, 2017;

Djibran, Sri & Hendro, 2016; Susiani, 2016; Bararoh, 2015; Utami, Sri &
19

Tubagus, 2015). Berdasarkan uraian teori dan penelitian terdahulu, maka hipotesis

yang dibentuk pada penelitian ini yaitu debt to equity ratio, quick ratio dan

Return On Investment (ROI) berpengaruh secara simultan terhadap harga saham.

2.4. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan teori dan penelitian terdahulu maka dalam penelitian

ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: debt to equity ratio berpengaruh terhadap Harga saham

H2: quick ratio berpengaruh terhadap Harga saham

H3: return on investment berpengaruh terhadap Harga saham

H4: debt to equity ratio, quick ratio dan Return On Investment berpengaruh secara

simultan terhadap harga saham

2.5. Model Penelitian

Berdasarkan tinjauan teori dan penelitian terdahulu, maka model penelitian

yang terbentuk sebagai berikut.

Gambar 2.1. Model penelitian

Anda mungkin juga menyukai